KALKUKU
KELOMPOK 5
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI
i
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum W.W.
Segala puji bagi Allah Swt., Tuhan Seluruh Alam yang telah memberikan
kami kesempatan dan segala nikmat-Nya dalam menyelesaikan makalah tugas
mata kuliah Kalkulus Lanjut yang berjudul “Aturan Rantai” ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu,
segala bentuk kritik dan saran akan kami terima guna kemajuan dan kebaikan
ringkasan materi ini.
Kelompok 5
i
i
DAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR.........................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................4
B. Rumus Masalah..........................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................5
A. Aturan rantai...............................................................................................5
a. Aturan ranati untuk fungsi dua variabel................................................6
b. Aturan rantai untuk fungsi tiga variabel................................................8
B. Turunan fungsi implisit..............................................................................9
a. Aturan dasar turunan.............................................................................10
b. Turunan Fungsi Trigonometri...............................................................12
c. Turunan Fungsi Emplisit.......................................................................14
d. Turunan Fungsi Majemuk.....................................................................15
C. Penggunaan Turunan.................................................................................15
a. Nilai Maksimum dan Minimum...........................................................15
BAB 3 PENUTUP................................................................................................18
a. Kesimpulan........................................................................................................18
b. Saran..........................................................................................................18
i
i
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Turunan merupakan salah satu dasar atau fondasi dalam analisis sehingga penguasaan
terhadap berbagai konsep dan prinsip turunan fungsi dapat membantu dalam memecahkan
suatu permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Suatu fungsi dapat dianalisis berdasarkan
ide naik atau turun, keoptimalan, dan titik beloknya dengan menggunakan konsep turunan.
Pada bagian berikut, kita akan mencoba mengamati berbagai permasalahan nyata dan
mempelajari beberapa kasus dan contoh untuk menemukan konsep turunan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai laju perubahan. Laju perubahan erat
kaitannya dengan kecepatan. Pada pembahasan berikut, penulis terfokus pada subbab turunan
fungsi.ATURAN RANTAI
2. Rumusan Masalah
3. TUJUAN
BAB II PEMBAHASA
5
A. ATURAN RANTAI
Misal 𝐹(𝑥) = (2𝑥 + 1)5 , amati bahwa F berupa fungsi komposisi. Untuk menghitung
𝐹′(𝑥) yang berupa turunan dari 𝐹(𝑥), ada beberapa aturan yang harus dipahami, antara lain
aturan penjumlahan, aturan kali, dan aturan rantai. Aturan rantai adalah aturan untuk mencari
turunan fungsi komposisi.
Aturan rantai untuk fungsi-fungsi komposit satu variabel ialah sebagai berikut.
Jika 𝑦 = 𝑓(𝑥(𝑡)) dengan 𝑓 dan 𝑥 merupakan fungsi yang terdefinisi dan dapat
diturunkan, maka dalam notasi Leibniz dapat ditulis:
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑥
𝑑𝑡 = 𝑑𝑥 ∙ 𝑑𝑡
Contoh:
1. Jika 𝑦 = (2𝑥 2 − 4𝑥 + 1)60, carilah 𝐷𝑥 𝑦! (𝐷𝑥 𝑦 adalah diferensial dari 𝑦 atau 𝐹′(𝑥)
dari 𝐹(𝑥)
Penyelesaian :
Kita pikirkan 𝑦 sebagai pangkat ke- 60 suatu fungsi 𝑥, yakni 𝑦 = 𝑢60 dan 𝑢 = 2𝑥2 −
4𝑥 + 1
fungsi sebelah luar f(x) = 𝑢60 dan fungsi sebelah dalam adalah 𝑢 = 𝑔(𝑥) = 2𝑥2 − 4
+1
𝐷𝑥𝑦 = 𝐷𝑥𝑓(𝑔(𝑥))
= 𝑓(𝑢)𝑔(𝑢)
= (60𝑢59)(4𝑥 − 4)
6
= 60(2𝑥2 − 4𝑥 + 1)59(4𝑥 − 4)
Menurut Varberg, dkk. (2007: 265) ada dua versi aturan rantai untuk fungsi dua
variabel.
Versi Pertama jika 𝑧 = 𝑓(𝑥, 𝑦) dengan 𝑥 dan 𝑦 adalah fungsi 𝑡, maka masuk akal untuk
menanyakan𝑑𝑧, dan seharusnya ada rumus untuknya.
𝑑𝑡
Penyelesaian:
7
𝑑𝑧 𝜕𝑧 𝑑𝑥 𝜕𝑧 𝑑𝑦
= +
𝑑𝑡 𝜕𝑥 𝑑𝑡 𝜕𝑦 𝑑𝑡
= 4𝑥3𝑦 (2) + 𝑥4(3𝑡2)
= 8𝑥3𝑦 + 𝑥4(3𝑡2)
= 8(2𝑡)3(𝑡3) + (2𝑡)4 3(𝑡3)2
= 8(8𝑡3)𝑡3 + 16𝑡4 (3𝑡6)
= 64𝑡6 + 48𝑡10
Penyelesaian:
𝑑𝑤 𝜕𝑤 𝑑𝑥 𝜕𝑤 𝑑𝑦
𝑑𝑡 = +
𝜕𝑥 𝑑𝑡 𝜕𝑦 𝑑𝑡
= (2𝑥𝑦3)(3𝑡2) + (3𝑥2𝑦2)(2𝑡)
= 6𝑥𝑦3𝑡2 + 6𝑥2𝑦2𝑡
= 6𝑡3(𝑡2)3𝑡2 + 6(𝑡3)2(𝑡2)2𝑡
= 6𝑡11 + 6𝑡11
= 12𝑡11
Versi Kedua Misalkan bahwa 𝑧 = 𝑓(𝑥, 𝑦) dengan 𝑥 = 𝑥(𝑠, 𝑡) dan 𝑦 = 𝑦(𝑠, 𝑡). Maka masuk akal
untuk menanyakan 𝜕𝑧/𝜕𝑠 dan 𝜕𝑧/𝜕𝑡
1. 𝜕𝑧 = 𝜕𝑧 𝜕𝑥 + 𝜕𝑧 𝜕𝑦 2. 𝜕𝑧 = 𝜕𝑧 𝜕𝑥 + 𝜕𝑧 𝜕𝑦
𝜕𝑠𝜕𝑥 𝜕𝑠𝜕𝑦 𝜕𝑠 𝜕𝑡𝜕𝑥 𝜕𝑡𝜕𝑦 𝜕𝑡
Contoh:
1. Jika 𝑧 = 3𝑥2 − 𝑦2 dengan 𝑥 = 2𝑠 + 7𝑡 dan 𝑦 = 5𝑠𝑡. Carilah 𝜕𝑧/𝜕𝑡, dan nyatakan dalam
bentuk s dan t!
Penyelesaian:
𝜕𝑧 𝜕𝑧 𝜕𝑥 𝜕𝑧 𝜕𝑦
𝜕𝑡 = 𝜕𝑥 𝜕𝑡+ 𝜕𝑦 𝜕𝑡
8
= (6𝑥)(7) + (−2𝑦)(5𝑠)
= 42(2𝑠 + 7𝑡) − 10𝑠𝑡(5𝑠)
= 84𝑠 + 294𝑡 − 50𝑠2𝑡
𝜕𝑧 𝜕𝑧
2. Tentukan dan
𝜕𝑠 jika 𝑧 = 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑥𝑒 𝑦 dengan 𝑥 = 2𝑠 − 𝑡 dan 𝑦 = 2𝑠 + 𝑡!
𝜕𝑡
Penyelesaian:
𝜕𝑧 𝜕𝑧 𝜕𝑥 𝜕𝑧 𝜕𝑦
a) 𝜕𝑠= 𝜕𝑥 +
𝜕𝑠 𝜕𝑦 𝜕𝑠
= 𝑒𝑦(2) + 𝑥𝑒𝑦(2)
= 2𝑒𝑦(1 + 𝑥)
= 2𝑒2𝑠+𝑡(2𝑠 − 𝑡 + 1)
𝜕𝑧 𝜕𝑧 𝜕𝑥 𝜕𝑧 𝜕𝑦
b) 𝜕𝑡= 𝜕𝑥 +
𝜕𝑡 𝜕𝑦 𝜕𝑡
= 𝑒𝑦(−1) + 𝑥𝑒𝑦(1)
= 𝑒𝑦(𝑥 − 1)
= 𝑒2𝑠+𝑡(2𝑠 − 𝑡 − 1)
Contoh:
1. Jika 𝑤 = 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 + 𝑥𝑦, dengan 𝑥 = 𝑠𝑡, 𝑦 = 𝑠 − 𝑡, dan 𝑧 = 𝑠 + 2𝑡, carilah 𝜕𝑤 !
𝜕𝑡
Penyelesaian:
𝑑𝑤 𝜕𝑤 𝑑𝑥 𝜕𝑤 𝑑𝑦 𝜕𝑤 𝑑𝑧
𝑑𝑡= 𝜕𝑥 𝑑𝑡 + 𝜕𝑦+
𝑑𝑡 𝜕𝑧 𝑑𝑡
9
= (2𝑠𝑡 + 𝑠 − 𝑡)(𝑠) + (2𝑠 − 2𝑡 + 𝑠𝑡)(−1) + (2𝑠 + 4𝑡)2
= 2𝑠2𝑡 + 𝑠2 − 2𝑠𝑡 + 2𝑠 + 10𝑡
Misal 𝑧 = 𝐹(𝑥, 𝑦) dan 𝑦 = 𝑔(𝑥), maka 𝑧 = 𝐹(𝑥, 𝑔(𝑥)) menyatakan fungsi satu variabel,
sehingga berdasarkan aturan rantai diperoleh:
𝜕𝑧 𝜕𝐹 𝜕𝑥 𝜕𝐹 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝐹 𝜕𝐹 𝜕𝑦 ……………(∗)
𝜕𝑥= 𝜕𝑥 𝜕𝑥 + 𝜕𝑦↔
𝜕𝑥 = 𝜕𝑥+ 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑥
Jika 𝑧 = 0 maka 𝐹(𝑥, 𝑦) = 0 mendefinisikan secara implisit sebagai fungsi 𝑥 dan (∗) menjadi
𝜕𝐹
0= 𝜕𝑥
𝜕𝐹
− 𝜕𝑥
𝜕𝐹 𝜕𝑦
+ 𝜕𝑦 𝜕𝑥 ↔
𝜕𝑦
= 𝜕𝐹 asalkan 𝜕𝐹 ≠ 0
𝜕𝑥 𝜕𝑦
𝜕𝑦
Contoh:
1. Jika 𝑥 2𝑦 + 𝑦 2 − 𝑥 3 = 0, tentukan 𝑑𝑦 dengan menggunakan metode pendiferensialan
𝑑𝑥
implisit?
Penyelesaian:
Turunan dari y terhadap dengan menggunakan pendiferensialan implicit sebagai
berikut. Kedua ruas (kiri dan kanan) diturunkan terhadap x.
𝑑 (𝑥2𝑦 + 𝑦2 − 𝑥3) = 𝑑
(0)
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑦 𝑑𝑦
2𝑥𝑦 + 𝑥2 + 2𝑦 − 3𝑥2 = 0
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑦
(𝑥2 + 2𝑦) − 3𝑥2 + 2𝑥𝑦 = 0
𝑑𝑥
Sehingga diperoleh
𝑑𝑦
= 3𝑥2 − 2𝑥𝑦
𝑑𝑥
𝑥2 + 2𝑦
Contoh soal:
𝑓 = (3𝑥 2 − 5) ≫ 𝑓 ′ = 6𝑥
𝑔 = (2𝑥4 − 𝑥) ≫ 𝑔′ = 8𝑥3 − 1
1
1
= 12𝑥5 − 6𝑥2 + 24𝑥5 − 3𝑥2 − 40𝑥3 + 5
= 36𝑥5 − 40𝑥3 − 9𝑥2 + 5
(3𝑥−5)
4) Tentukan 𝑔′ dari 𝑔 =
(𝑥 2+7)
′ ′ ′
Jawab: 𝑓 𝑓 (𝑥)𝑔(𝑥)− 𝑓(𝑥)𝑔 (𝑥)
(𝑔) (𝑥) = (𝑔(𝑥)) 2
𝑓 = (3𝑥 − 5) ≫ 𝑓 ′ = 3
𝑔 = (𝑥2 + 7) ≫ 𝑔′ = 2𝑥
3𝑥2+21−6𝑥2+10𝑥
= 𝑥4+14𝑥2+49
−3𝑥2+10𝑥+21
= 𝑥4+14𝑥2+49
𝑦 ′ = 𝑛. 𝑢 𝑛−1 . 𝑢′
𝑦 ′ = 60. (2𝑥 2 − 4𝑥 + 1)59(4𝑥 − 4)
𝑑𝑦 √1−𝑥 − √1+𝑥
6) Tentukan dari 𝑦 =
𝑑𝑥 √1−𝑥 + √1+𝑥
1
2
Jawab:
√1−𝑥 − √1+𝑥
𝑦=
√1−𝑥 + √1+𝑥
√1−𝑥 − √1+𝑥
= √1−𝑥 − √1+𝑥
. √1−𝑥 − √1+𝑥
√1−𝑥 + √1+𝑥
(1−𝑥)−2√1+𝑥 √1−𝑥+(1+𝑥)
= (1−𝑥)− (1+𝑥)
2−2√1−𝑥2
=
−2𝑥
−1+ √1−𝑥2
=
𝑥
1 2 −1 2)21].1
2 (−2𝑥 )𝑥—[−1+(1−𝑥
𝑑𝑦 (1−𝑥 )
𝑑𝑥 = 2
𝑥2
2 2 −1 2 1
−𝑥 (1−𝑥 ) 2+1−(1−𝑥 )2
= 𝑥2
1
−𝑥2+ (1−𝑥2)2−(1−𝑥2)
= 𝑥2(1−𝑥 2)2
1
−1+√1−𝑥2
=
𝑥2√1−𝑥2
1
3
1
12. 𝑓 (𝑥 ) = 𝑎𝑟𝑐 sin 𝑥 → 𝑓 ′(𝑥) =
√1−𝑥2
−1
13. 𝑓 (𝑥 ) = 𝑎𝑟𝑐 cos 𝑥 → 𝑓 ′ (𝑥 ) =
√1−𝑥2
1
14. 𝑓 (𝑥 ) = 𝑎𝑟𝑐 tan 𝑥 → 𝑓 ′ (𝑥 ) =
1+𝑥2
−1
15. 𝑓 (𝑥 ) = 𝑎𝑟𝑐 𝑐𝑡𝑔 𝑥 → 𝑓 ′ (𝑥 ) =
1+𝑥2
Contoh soal:
𝑓 ′ (𝑥) = 𝑓 ′ . 𝑔 + 𝑔 ′ . 𝑓
= (3). sin(2𝑥 + 1) + 2 cos(2𝑥 + 1) . (3𝑥 − 2)
= 3 sin(2𝑥 + 1) + (6𝑥 − 4)cos (2𝑥 + 1)
1
4
𝜋
4) Jika 𝑓(𝑥) = 𝑠𝑖𝑛 2 (2𝑥 + ), maka nilai dari 𝑓 ′ (0) adalah…
6
Jawab:
𝜋 2
𝑓(𝑥) = 𝑠𝑖𝑛2 (2𝑥 + ) = (𝑠𝑖𝑛 (2𝑥 + 𝜋 ))
6 6
𝜋 𝜋
𝑢 = 𝑠𝑖𝑛 (2𝑥 + ) → 𝑢′ = 2 cos (2𝑥 + )
6 6
𝑓 ′ (𝑥) = 𝑛. 𝑢 𝑛−1 . 𝑢 ′
= 2. 𝑠𝑖𝑛 (2𝑥 + 𝜋
) . 2 cos (2𝑥 + 𝜋
6 6)
𝑓 ′ (0)
= 4𝑠𝑖𝑛 (2.0 + 𝜋
) . 𝑐𝑜𝑠 (2.0 + 𝜋
6 6)
𝜋 𝜋
= 4. 𝑠𝑖𝑛 ( ) . cos ( )
6 6
= 4. 1 . 1
√3
22
𝑓 ′(0) = √3
3𝑥 + 3𝑦
𝑦 ′ = − 3𝑥 + 2𝑦
1
5
(3,4). Jawab:
1
6
P (3,4)
𝑑𝑦
𝑚 = 𝑓 ′ (𝑥)|𝑝 = | 𝑝
𝑑𝑥
𝑑𝑦
𝑥2 + 𝑦2 = 16 → 2𝑥 + 2𝑦 = 0
𝑑𝑥
𝑑𝑦 −𝑥
2𝑦 = −2𝑥 →
𝑑𝑥 𝑦
𝑑𝑦
𝑚 = | 𝑝(3,4)
𝑑𝑥
−𝑥 −3
= | (3,4) =
𝑦 4
𝑑 (𝑝 𝑢) 𝑑𝑢
1. 𝑑𝑥 = 𝑝. 𝑑𝑥
𝑑 (𝑢±𝑣) 𝑑𝑢 𝑑𝑣
2. 𝑑𝑥 = 𝑑𝑥± 𝑑𝑥
𝑑 (𝑢 . 𝑣 ) 𝑑𝑣 𝑑𝑢
3. 𝑑𝑥 = 𝑢 . + 𝑑𝑥 𝑣 . 𝑑𝑥
𝑢 𝑑𝑢 𝑑
𝑑
(𝑣 ) 𝑣. −𝑢
𝑑𝑥 𝑑𝑥
4. 𝑑𝑥 = 𝑣2
C. Penggunaan Turunan
a. Nilai Maksimum dan Minimum
Misalkan 𝑓: 𝐷 → 𝑅 dan 𝑐 𝜀 𝐷. Nilai 𝑓(𝑐) disebut nilai maksimum apabila 𝑓(𝑐) ≥ 𝑓(𝑥)
untuk setiap 𝑥 𝜀 𝐷. Nilai 𝑓(𝑐) disebut nilai minimum apabila 𝑓(𝑐) ≤ 𝑓(𝑥) untuk setiap
𝑥 𝜀 𝐷. Nilai maksimum atau minimum disebut nilai ekstrim.
Contoh:
Misalkan 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 , 𝑥 𝜖 [−1,2]. Nilai maksimumnya adalah 4[= 𝑓(2)], sedangkan nilai
minimumnya adalah 0 [= 𝑓(0)]. Perhatikan grafiknya.
1
7
y
4
x
-1 0 2
Misalkan daerah asal 𝑓 adalah selang I yang memuat titik c. Jika 𝑓(𝑐) adalah nilai
ekstrim, maka c haruslah merupakan titik kritis, yakni c merupakan:
Contoh soal:
1
8
2) Tentukan nilai maksimum dan minimum dari 𝑔(𝑥) = 𝑥 2 + 6𝑥 + 5 pada interv
al (-4,0)
Jawab:
𝑔(𝑥) = 𝑥2 + 6𝑥 + 5
𝑔′ (𝑥) = 2𝑥 + 6 → 𝑔 ′ (𝑥) = 0
2𝑥 + 6 = 0 ≫ (𝑑𝑖𝑘𝑎𝑙𝑖 1)
2
𝑥 + 3 = 0 → 𝑥 = −3
Jadi nilai ekstrimnya dari 𝑔(𝑥) adalah -4, -3, 0
𝑔(𝑥) = 𝑥2 + 6𝑥 + 5
𝑔(−4) = (−4)2 + 6. (−4) + 5
= 16 + (−24) + 5 = −3
𝑔(−3) = (−3)2 + 6. (−3) + 5
= 9 + (−18) + 5 = −4
𝑔(0) = (0)2 + 6. (0) + 5
=0+5 =5
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 5 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑔(0)
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ − 4 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑔(−3)
3) Carilah nilai maksimum dan minimum dari 𝑓(𝑥) = −3𝑥 + 6𝑥 pada (-1,3).
Jawab:
𝑓(𝑥) = −3𝑥3 + 6𝑥2
𝑓 ′ (𝑥) = −9𝑥 2 + 12𝑥
𝑓(𝑥) = 0 = −3𝑥(3𝑥 − 4)
4
𝑥 = 0, 𝑥 =
3
4
Titik kritisnya adalah −1, 0, , 3
3
𝑓(𝑥) = −3𝑥3 + 6𝑥2
𝑓(−1) = −3. (−1)3 + 6. (−1)2
= 3 + 6 = 9 → 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑓(0) = −3. (0)3 + 6. (0)2 = 0
4 4 3 4 2 64
𝑓 ( ) = −3. ( ) + 6. ( ) = −
3 3 3 9
𝑓(3) = −3. (3)3 + 6. (3) 2
1
9
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari hasil makalah ini, dapat kita simpulkan bahwa:
Turunan fungsi (diferensial) adalah fungsi lain dari suatu fungsi sebelumnya, misalnya
fungsi f menjadi f' yang mempunyai nilai tidak beraturan. Turunan pertama fungsi f di x = a
𝑓 (𝑥+ℎ)−𝑓(𝑥)
ditulis f’(a) didefinisikan dengan: f’(x) = lim . Turunan tidak hanya bisa
ℎ→0 ℎ
diperoleh dengan menggunakan cara limit, tetapi bisa juga diperoleh dengan
menggunakan beberapa rumus seperti aljabar dan trigonometri.
b. Saran
Semoga makalah yang kami susun dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat
memberikan pengetahuan tentang apa –apa saja turunan (difrensial) itu. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang
membangun sangatlah dibutuhkan penyusun, mengingat masih banyak kekurangan dari
karya ini.
DAFTAR PUSTAKA
Varberg, Dale, dkk. 2007. Kalkulus Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
2
0