KAPSLEMAT
Dosen Pengampu :
Dr. Mariani . M.Pd
Disusun Oleh:
2021
i
CRITICAL BOOK REPORT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelajaran kalkulus ini merupakan salah satu bidang mata pelajaran IPA yang
mempelajari tentang kalkulus integral. Tujuan pembelajaran kalkulus ini adalah agar peserta
didik dapat menguasai konsep-konsep, serta dapat memahami konsep-konsep kalkulus yang
pada akhirnya dapat menyelesaikan masalah yang ada didalamnya. Pelajaran kalkulus sering
dianggap membosankan, sulit serta abstrak. Sehingga banyak peserta didik yang kurang
tertarik untuk mempelajarinya. Dengan pola pikir yang demikian, peserta didik akan sulit
menerima pelajaran yang diajarkan. Untuk menghilangkan pola pikir tersebut peran guru
sangat penting terutama dalam melakukan variatif model pembelajarandan referensi yang
menarik bagi peserta didiksaat pembelajaran berlangsung.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Integral
konsep turunan. Pemahaman tentang konsep turunan ini dapat kalian gunakan untuk memahami konsep integral. Untuk itu,
coba tentukan turunan fungsi berikut. Perhatikan bahwa fungsi ini memiliki bentuk umum 𝑓 𝑥 =2𝑥3. Setiap fungsi ini
memiliki turunan
Menentukan fungsi 𝑓(𝑥) dari 𝑓 ′ 𝑥 , berarti menentukan antiturunan dari 𝑓′(𝑥) . Sehingga, integral merupakan
antiturunan (antidiferensial) atau operasi invers terhadap diferensial. Jika 𝑓(𝑥) adalah fungsi umum yang
bersifat𝑓′ 𝑥 =𝑓 𝑥 , maka 𝑓(𝑥) merupakan antiturunan atau integral dari 𝐹′ 𝑥 = 𝑓(𝑥).
Pengintegralan fungsi 𝑓(𝑥) yang ditulis sebagai ∫𝑓 𝑥 𝑑𝑥 disebut integral tak tentu dari
𝑓 𝑥 𝑑𝑥=𝑓 𝑥 + 𝑐
Keterangan:
𝑓 𝑥 = fungsi integran
𝑐 =konstanta pengintegralan
Ada dua jenis integral tak tentu yang akan kamu pelajari pada bagian ini yaitu integral tak tentu dari fungsi
aljabar dan integral tak tentu
dari fungsi trigonometri. Agar kamu memahaminya dengan baik, perhatikan uraian berikut.
Rumus Dasar Integral Tak Tentu dan Fungsi Aljabar Sekarang, perhatikan turunan fungsi-fungsi berikut.
2
𝑔1 𝑥 =𝑥, didapat 𝑔1′ 𝑥 =1
2𝑥+ 𝑐2
Dari uraian ini, tampak bahwa jika 𝑔′ 𝑥 = 𝑥𝑛, maka 𝑔 𝑥 = 1𝑛+1𝑥𝑛+1+ 𝑐 atau dapat
𝑓′ 𝑥 =4𝑥 . Ini berarti, antiturunan dari 𝑓′ 𝑥 =4𝑥 adalah 𝑓 𝑥 =2𝑥2+ 𝑐 atau dituliskan ∫𝑓′ 𝑥 𝑑𝑥= 2𝑥2+ 𝑐. Uraian ini
menggambarkan hubungan berikut.
Jika 𝑓 ′ 𝑥 = 𝑥𝑛 , maka 𝑓 𝑥 = 1𝑛+1𝑥𝑛+1+ 𝑐 , 𝑛≠−1 dengan 𝑐 suatu konstanta. Misalnya 𝑘 konstanta real sembarang, 𝑓
𝑥 dan 𝑔 𝑥 merupakan fungsi yang dapat diintegralkan, maka akan berlaku:
a) ∫𝑑𝑥=𝑥+𝑐
b) ∫𝑘 𝑓( 𝑥 )𝑑𝑥=𝑘 ∫𝑓( 𝑥) 𝑑𝑥
3
c) ∫[ 𝑓 𝑥 ± 𝑔 𝑥 𝑑𝑥] = ∫𝑓( 𝑥) 𝑑𝑥±𝑔( 𝑥) 𝑑𝑥
d) ∫𝑎𝑥𝑛𝑑𝑥= 𝑎/𝑥+1 + 𝑥𝑛 1+ 𝑐
Untuk lebih memahami integral tak tentu fungsi aljabar, marilah kita simak contoh-contoh berikut.
Contoh:
b) ∫ X 3/2 dx
c) ∫2 𝑓(𝑥) = 𝑎0 +𝑑𝑥
d) ∫ 6𝑥2+2𝑥−3𝑑𝑥
Jawab:
a) ∫x3d𝑥=1/3+1𝑥3+1+𝑐=14𝑥4+𝑐
b) ∫𝑥32𝑑𝑥= 132+1𝑥32+1+𝑐=25𝑥52+𝑐
4
Berdasarkan tabel Tersebut, rumus dasar pengintegralan trigonometri adalah sebagai
berikut.
∫cos𝑥 𝑑𝑥=sin𝑥+𝐶 ∫sin𝑥 𝑑𝑥 = −cos𝑥+𝐶
∫𝑠𝑒𝑐2𝑑𝑥=tan𝑥+𝐶
∫𝑐𝑠𝑐2𝑥 𝑑𝑥=−cot𝑥+𝐶
∫ tan𝑥.sec𝑥 𝑑 =sec𝑥+𝐶
Berdasarkan rumus integral dari fungsi trigonometri diatas, maka rumus-rumus tersebut dapat
diperluas menjadi :
5
c. ∫𝑠𝑒𝑐2( 𝑎𝑥+𝑏) 𝑑𝑥= 1/𝑎 tan( 𝑎𝑥+𝑏) +𝐶
Contoh 1.2
1. ∫(2sin𝑥+3)𝑑𝑥
2. ∫𝑠𝑒𝑐2 2𝑥−1 𝑑𝑥
3. ∫𝑠𝑖𝑛 2 𝑥 𝑑𝑥
4. ∫(sin𝑥+cos𝑥)2 𝑑𝑥
5. ∫sin4𝑥.cos2𝑥 𝑑𝑥
6. ∫sec𝑥.tan𝑥 𝑑𝑥
7. ∫2sin3𝑥𝑑𝑥
Penyelesaian :
4. ∫(sin𝑥+cos𝑥)2𝑑𝑥 =∫(𝑠𝑖𝑛2𝑥+2sin𝑥.cos𝑥+𝑐𝑜𝑠2𝑥)
=∫(1+2sin𝑥.cos𝑥 𝑑𝑥
=∫(1+sin2𝑥) 𝑑𝑥
=−23𝑐𝑜𝑠3𝑥+𝐶
6
1. Penerapan Integral Tak Tentu
Integral tak tentu dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan di
bawah ini :
1. Untuk menentukan suatu fungsi jika turunan dari fungsinya diberikan.
2. Untuk menentukan posisi, kecepatan, dan percepatan suatu benda pada waktu tertentu.
Misalnya s menyatakan posisi benda, kecepatan benda dinyatakan dengan v, dan percepatan
benda dinyatakan dengan
a. Hubungan anatara s, v, dan a adalah sebagai berikut.
Agar lebih memahami aplikasi integral tak tentu, perhatikan contoh soal berikut ini!
Jawab :
𝑓′( 𝑥) =6𝑥2−10𝑥+3
𝑓( 𝑥 )= ∫(6𝑥−10𝑥+3 )𝑑𝑥
=2𝑥2−5𝑥2+3𝑥+𝐶
7
𝑓( −1) =2
2=2(−1)3−5 −1 2+3 −1 +𝐶
2=−2−5−3+C
𝐶=12
Jadi, 𝑓(𝑥)=2𝑥3−5𝑥2+3𝑥+12
2. Sebuah benda bergerak pada garis lurus dengan percepatan a yang memenuhi persamaan
𝑎=2𝑡−1, 𝑎 dalam 𝑚/𝑠2 dan t dalam detik. Jika kecepatan awal benda 𝑣=5 𝑚/𝑠 dan posisi benda saat 𝑡=6 adalah
𝑠=92 𝑚, maka tentukan persamaan posisi benda tersebut saat t detik! Jawab :
𝑎=2𝑡−1
𝑣= 𝑎 𝑑𝑡
𝑣= 2𝑡−1 𝑑𝑡
=𝑡2−𝑡+𝐶
Kecepatan awal benda 5 𝑚𝑠−2, artinya saat t = 0 nilai v = 5 𝑣𝑡=0=5 02−0+𝐶=5 𝐶=5
Sehingga,
𝑣=𝑡2−𝑡+5
𝑠= 𝑣 𝑑𝑡
= 𝑡2−𝑡+5 𝑑𝑡
84+𝑑=92
𝑑=8
𝑠=1/3𝑡3−1/2𝑡2+5𝑡+8
C. Integral Tertentu
8
Jika fungsi 𝑦=𝑓 𝑥kontinu pada interval 𝑎≤𝑥≤𝑏, maka:
dengan 𝐹 𝑥 adalah anti turunan dari 𝑓 𝑥 dalam 𝑎≤𝑥≤𝑏. Bentuk integral di atas disebut integral tertentu dengan
𝑎 sebagai batas bawah dan 𝑏 sebagai batas atas. Definisi integral di atas dikenal sebagai Teorema Dasar
Kalkulus.
Misalnya 𝑓 (𝑥) dan 𝑔( 𝑥) merupakan fungsi-fungsi kontinu dalam interval tertutup[ 𝑎,𝑏 , ] maka integral tertentu
memenuhi sifat-sifat umum sebagai berikut.
1. ∫aa 𝑥 𝑑𝑥=0
4.∫a 𝑓 𝑥 𝑑𝑥=−∫𝑓 𝑥 𝑑x
Untuk memahami integral tertentu lebih lanjut, marilah kita simak contoh-contoh berikut.
Contoh :
1. Hitunglah hasil integral berikut! a.3 ∫0 6𝑥2𝑑x
9
Jawab : 6𝑥2𝑑𝑥30=6 𝑥2𝑑𝑥= 6.13𝑥3 0330=6 13.33 − 13.03 =6 9−0 =54
2𝑥 − 5 𝑑𝑥 = 18
𝓀1
𝑥2 − 5𝑥 1
𝓀 = 18
𝓀2−5𝓀−1−5=18
𝓀2−5𝓀+4−18=0
𝓀2−5𝓀−14=0
(𝓀 − 7) 𝓀 + 2 = 0
D. Teknik-Teknik Pengintegralan
Sering kita jumpai fungsi-fungsi yang akan diintegralkan tidak sesuai dengan rumus
dasar integral dan tidak sedikit fungsi tersebut diberikan dalam bentuk yang sangat rumit.
Pada subbab ini kita akan membahas dua teknik pengintegralan untuk menyelesaikan integral
dengan fungsi seperti itu, yaitu integral subtitusi dan integral parsial.
1. Integral Substitusi
a) Bentuk Subtitusi-1
Tidak semua bentuk pengintegralan bisa dikerjakan dengan
menggunakan rumus ∫ 𝑎𝑥𝑛 𝑑𝑥=𝑛+1𝑥𝑛+1 + 𝑐.Banyak bentuk-bentuk yang kelihatannya rumit, sehingga tidak bisa
diselesaikan dengan rumus di atas. Karena itu dibutuhkan suatu cara lain untuk menyelesaikannya.Pada
bagian ini akan dibahas teknik integrasi yang
disebut metode substitusi. Konsep dasar dari metode ini adalah dengan mengubah integral
yang kompleks menjadi bentuk yang lebih sederhana. Bentuk umum integral substitusi adalah
sebagai berikut.
Contoh soal.
10
1. ∫(5𝑥 − 2)3 𝑑𝑥
2. ∫ 𝑥2 − 1 (𝑥 + 3)5𝑑𝑥
3. x x dx 2 4 2 ( 3) Jawab :
1. ∫(5𝑥 − 2) 3 𝑑x
Misal: 𝑢 = 5𝑥 − 2
𝑑𝑢 = 5 𝑑𝑥 → 𝑑𝑥 =1/ 5 du
Sehingga
5𝑥 − 2 3 𝑑𝑥 = 𝑢3
. ∫ 𝑥2 − 1 (𝑥 + 3)5𝑑𝑥
Misal 𝑢 = 𝑥 + 3 → 𝑑𝑥 = 𝑑𝑢
𝑥=𝑢−3
= 𝑢2 − 6𝑢 + 8 𝑢5 𝑑𝑥
11
= 𝑢7 − 6𝑢6 + 8𝑢5 𝑑𝑥
𝑎2−𝑥2 𝑥=𝑎sin𝜃
𝑎2−𝑥2=𝑎cos𝜃
𝑎2+𝑥2 𝑥=𝑎tan𝜃
𝑎2+𝑥2=𝑎sec𝜃
𝑥2−𝑎2 𝑥=𝑎sec𝜃
𝑥2−𝑎2=𝑎 𝑡𝑎𝑛 𝜃
Untuk lebih memahami teknik integral substitusi trigonometri, perhatikan contoh berikut. 1 4−𝑥2 𝑑𝑥20
Batas Integral
.
Misalnya, 𝑦=𝑢∙𝑣 dengan 𝑦, 𝑢, dan 𝑣 fungsi dari 𝑥, maka 𝑑𝑦𝑑𝑥=𝑢′∙𝑣+𝑢.𝑣′
Jadi, dari uraian di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa rumus integral parsial adalah sebagai berikut. 𝑢
𝑑𝑣=𝑢𝑣− 𝑣 𝑑𝑢
Contoh soal:
1. ∫𝑥2cos𝑥 𝑑𝑥
Jawab:
1. ∫𝑥2cos𝑥 𝑑𝑥
𝑥+sin𝑥)+𝑐 =𝑥2sin𝑥+2𝑥cos𝑥−sin𝑥+𝑐
E. Beberapa Penggunaan Integral Tertentu
1. Luas Daerah antara Kurva dan Sumbu X
12
Misalkan S adalah daerah yang dibatasi oleh kurva
𝑦=𝑓𝑥, sumbu X, garis 𝑥=𝑎, dan garis 𝑥=𝑏 Dengan 𝑓(𝑥)≥0 pada 𝑎,𝑏 maka luas daerah S dapat ditentukan dengan
rumus :
Apabila 𝑓(𝑥)≤0 atau daerahnya di bawah sumbu X, maka Gambar 1. Daerah antara kurva sumbu x
𝑆= 𝑓 𝑥 𝑑𝑥𝑏𝑎
𝑆=− 𝑓 𝑥 𝑑𝑥𝑏𝑎
𝑦2 = 𝑔(𝑥), garis 𝑥 = 𝑎, dan garis 𝑥 = 𝑏 seperto pada gambar di samping maka luas daerah 𝑆 = 𝐿𝑇𝑈𝑅𝑆 − 𝐿𝑇𝑈𝑄𝑃 .
13
Luas daerah S dapat ditentukan
dengan cara sebagai berikut.
𝑆 = 𝐿𝑇𝑈𝑅𝑆 − 𝐿𝑇𝑈𝑄𝑃
=𝑓𝑥𝑑𝑥−𝑔 𝑥𝑑𝑥
= 𝑓 𝑥 − 𝑔 𝑥 𝑑𝑥
𝐿=𝑓𝑥−𝑔𝑥
L x x x dx x x dx satuan luas.
Volume benda putar dari daerah antara dua kurva kurva yang
diputar360∘ terhadap sumbu Volume benda putar dari daerah
Contoh Soal :
1. Hitunglah volume benda putar yang terjadi, jika yang daerah dibatasi kurva y = x + 1, x = 0 , x = 2,
dan sumbu x diputar mengelilingi sumbu x sejauh 360o Penyelesaian :
1y=x+1 (= 3/26
satuan volume
2. Hitungvolumebendaputaryangterjadijikadaerahyangdibatasiy=(x-2)2, sumbu y , y = 0
dan y = 3 diputar mengelilingi sumbu y sejauh 360o. Penyelesaian:
dimana (x - 2)2 = y menjadi x = y +2
( y 2) dy ( y 4 y 4)dy 9/3 y
= (x - 2)20 2
3. Tentukan volume benda putar, jika daerah yang dibatasi oleh grafik f
(x) = 4 – x2, sumbu–x, dan sumbu–y diputar 360o terhadap :
a. Sumbu–x
b. Sumbu–y
14
Jawab :
a. Volumenya adalah
V = π (4 − x2)2dx = π 16 − 82 + x4 dx
= 𝜋 16𝑥 −
= π 16 . 2 −
8
15
Jadi, volume benda putar yang terjadi jika daerah R diputar mengelilingi satuan volume.
b. Untuk menentukan volume benda putar yang terjadi jika daerah R diputar mengelilingi
sumbu-y, nyatakan persamaan kurva y = f (x) = 4 – x2 menjadi persamaan x2 dalam variabel y.
y = 4 – x2 x 4 y 2
Volume benda putar tersebut adalah
𝑉 = 𝜋 4 − 𝑦 𝑑𝑦
4
=𝜋4𝑦−1/2 4 . 4 −12
. 42 − 0
= 𝜋(16 − 8) = 8 𝜋
Jadi, volume benda putar yang terjadi jika daerah R diputar mengelilingi sumbu-y adalah 8
𝜋 satuan volume.
𝑓 𝑥 𝑑𝑥=𝐹 𝑥 +𝐶
Integral dalam kehidupan sehari-hari sangatlah luas cangkupannya seperti digunakan di bidang
teknologi,fisika,ekonomi,matematika,teknik dan bidang-bidang lain. Adapun uraiannya sebagai berikut :
A. Bidang Teknologi
Integral sering digunakan untuk memecahkan persoalan yang berhubungan dengan volume, panjang kurva,
memperkirakan populasi, keluaran kardiak, usaha, gaya dan surplus konsumen.
B. Bidang Ekonomi
Penerapan integral dalam bidang ekonomi yaitu:
Untuk menentukan persamaan-persamaan dalam perilaku ekonomi.
Untuk mencari fungsi konsumsi dari fungsi konsumsi marginal.
C. Bidang Matematika
Penerapan integral dalam bidang matematika yaitu:
Untuk menentukan luas suatu bidang.
Untuk menentukan volume benda putar dan menentukan panjang busur.
D. Bidang Fisika
Penerapan integral dalam bidang fisika yaitu:
Untuk menganalisis rangkaian listrik arus AC.
Untuk menganalisis medan magnet pada kumparan.
Untuk menganalisis gaya-gaya pada struktur pelengkung.
17
BAB III
PENUTUP
A. KELEBIHAN
BUKU I BUKU II
Cover: gambar dari buku utama ini sesuai dengan Cover : gambar dari buku pembanding sesuai
judul dan pembahasan buku, yaitu dari warna nya dengan judul yaitu perkembangan peserta didik
menarik pembaca buat membacanya,selain itu desain dan gambarnya beberapa anak dan warna nya
gambarnya menarik dan bagus pun menarik buat si pembaca
Daftar isi: dari buku utama daftar isi nya menarik Daftar isi : dari buku pembanding daftar isinya
lengkap dan juga ada rangkuman dan dari daftar isi menarik dan juga meningkatkan minat pembaca.
yang lengkap kita jugak bias memahami konsepnya
sebelum kita kerangkumannya.
Isi buku: dari isi buku utama isinya lengkap dan Isi buku: isi buku pada pembanding lengkap
mudah dipahami serta ada rangkuman didalamnya jadi serta bnyak pembahan yang dibahas. Serta
bisa membuat minat pembaca jadi besar buat dibuku pembanding mudah menjawab soal
membaca.Serta di buku utama banyak terdapat rumus karena ada rumus yang singkat
yang mudah dipahami dan contoh soal sehingga
pembaca mudah dalam menjawab soal
18
B. KELEMAHAN
BUKU I BUKU II
Pada buku utama kelemahannya adalah tidak ada Pada buku pembanding kelemahannya adalah
glosariumnya dan tidak ada indeks pada buku itu dan di tidak ada glosariumnya ,dan di buku ini juga
buku itu banyak menjelaskan pengertian,serta di buku hanya banyak pengertian saja tidak ada contoh
utama ini ada beberapa cara untuk mengerjakan soal dan soal soal yang ingin dibahas pembaca jadi
tetapi begitu singkat. kelemahahan utama pada buku ini tidak ada
contoh disetiap paragraf atau judul baru
C. KESIMPULAN
Setelah saya melakukan critical book report terhadap kedua buku ini, saya menyimpulkan
buku ini layak dibaca sebagai pedoman ilmu tentang INTEGRAL sehingga menambah
wawasan bagi mahasiswaa atau pembaca.
D. SARAN
Setelah saya melakukan critical book report terhadap kedua buku ini, saya menyarankan
perlunya revisi pada penjelasannya serta perbaikan pada penulisan yang tidak baku, serta
buku tersebut harus menuliskan rumus rumus yang mudah dipahami oleh si pembaca dalam
menyelesaikan soal-soal.
19
DAFTAR PUSTAKA
Download dokumen Integral Terentu Murti Astuti. Diakses pada 9 Oktober 2014
ii
CRITICAL JOURNAL REVIEW
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Critical journal review adalah hasil kritik tentang suatu topik materi pada sebuah jurnal
atau pun artikel. Penulisan critical journal ini pada dasarnya adalah untuk mereview jurnal
“Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Permasalahan Integral Tak Tentu” dan
“Peningkatan Pemahaman Konsep Integral Tak Tentu Melalui Pembelajaran Kooperatif
Berbantuan Media Pembelajaran Power Point Interaktif Beranimasi“.Setiap jurnal yang
dibuat oleh penulis tertentu pastilah mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Baik buruknya suatu jurnal dapat kita ketahui jika kita melakukan review terhadap jurnal
tersebut. Suatu jurnal dengan kelebihan yang lebih dominan dibandingkan dengan
kekurangannya artinya jurnal ini sudah layak untuk dipakai dan dijadikan sumber referensi
bagi khalayak ramai serta diberi akreditasi nasional bahkan internasional.
1.2 Tujuan
a. Menilai kekurangan dan kelebihan kedua jurnal
b. Memenuhi tugas Critical Journal Review mata kuliah Kapslemat
1.3 Manfaat
Agar dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari jurnal, dan dapat menambah
wawasan mengenai integral tak tentu. Serta diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
semua pihak, khususnya kepada Mahasiswa/Mahasiswi jurusan Matematika untuk
menambah pengetahuan dan wawasan mereka tentang integral tak tentu
1
BAB II
IDENTITAS JURNAL
Judul Jurnal : Peningkatan Pemahaman Konsep Integral Tak Tentu Melalui Pembelajaran
Kooperatif Berbantuan Media Pembelajaran Power Point Interaktif Beranimasi
Nama Jurnal : -
Nomor ISSN : -
2
BAB III
3
Sebagaimana didefinisikan, tes uraian adalah kebebasan menjawab pertanyaan yang
ditujukan kepada seseorang, yang menuntutnya agar memberikan jawaban sendiri, relatif
bebas, bagaimana mendekati masalahnya, informasi apa yang akan digunakan, bagaimana
mengorganisasi jawabannya, dan berapa besar tekanan yang diberikan kepada setiap aspek
jawaban (Nitko, 1996). Sehinggahal tersebut sangat membantu guru untuk mengetahui sejauh
mana pengetahuan siswa terhadap soal yang diberikan dengan pengetahuan dan wawasan
yang siswa miliki. Pada dasarnya setiap siswa memiliki pemahaman yang berbeda-beda
sehingga menghasilkan hasil tes yang berbeda. Ketidakpahaman siswa tentang materi yang
telah diajarkan menjadi sebab utama terjadinya kesalahan-kesalahan yang tidak diinginkan.
Dari pengujian beberapa soal, dapat dilihat bagian mana ketidakpahaman siswa terhadap
integral tak tentu dengan menggunakan metode subsitusi ataupun apakah benar struktur
penyelesaiannya dan sebagainya.
Menurut Watson dalam Sunardi (1995) kategori kesalahan-kesalahan yang sering
terjadi pada siswa, yaitu:
a) Data tidak tepat (inappropriate data/id) Dalam kasus ini siswa berusaha
mengoperasikan pada level yang tepat pada suatu masalah, tapi memilih sebuah
informasi yang tidak tepat seperti salah memasukkan data dalam variabel. Contoh
kasus dalam topik integral tak tentu mengenai data tidak tepat yaitu siswa biasanya
salah memasukkan (mensubstitusi) data dalam variabel dikarenakan siswa kurang
teliti dan terburu-buru dalam menjawab soal.
b) Prosedur tidak tepat (inappropriate procedure/ip) Dalam kasus ini siswa berusaha
mengoperasikan masalah pada level yang tepat, tetapi prosedur yang digunakan tidak
tepat. Contohnya adalah kurang tepat dalam menggunakan rumus, tidak sesuai
dengan kaidah yang berlaku dalam matematika.
c) Data hilang (omitted data/od) Dalam kasus ini adanya data yang hilang pada jawaban
siswa. Sehingga penyelesaian menjadi tidak benar, namun masih berusaha
mengoperasikan pada level yang tepat. Data hilang umumnya terjadi dikarenakan
siswa kurang teliti dalam menjawab soal, sehingga adanya data yang hilang serta
urutan penyelesaian yang tidak sinkron dengan proses yang lainnya.
d) Kesimpulan hilang (omitted conclusion/oc) Dalam kasus ini siswa mengoperasikan
pada level yang tepat namun gagal dalam menyimpulkan. Hal ini karena, kurangnya
pemahaman siswa terhadap pertanyaan yang ada dalam soal dan tidak tuntasnya
proses penyelesaian soal. Contoh pada penyelesaian soal tes integral tak tentu, sering
ditemukan siswa yang pada awalnya memisalkan suatu fungsi dengan u setelah
4
diintegralkan siswa tidak mengubah kembali permisalan tadi dengan fungsi awalnya,
sehingga tidak ditemukan hasil akhir yang diharapkan.
e) Konflik level respon (response level conflict/rlc) Dalam kasus ini siswa menunjukkan
satu kompetisi operasi pada level tertentu kemudian menurunkan ke operasi yang
lebih rendah, biasanya untuk kesimpulan. Sebagai contoh seorang siswa yang masih
belum memahami soal pada topik integral tak tentu sepenuhnya, karena masih ragu
dalam teknik penyelesaian sehingga untuk mendapatkan nilai yang benar, siswa
melakukan dua cara penyelesaian dengan hasil yang berbeda.
f) Manipulasi tidak langsung (undirected manipulation/um) Dalam kasus ini siswa
membuat alasan yang diperoleh dengan menggunakan alasan yang sederhana dan
reasoning yang tidak logis atau acak. Contohnya sebuah penyelesaian harus
memperhatikan aturan-aturan, permisalan dan sebagainya, tetapi penyelesaian yang
siswa gunakan justru tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.
g) Masalah hierarki keterampilan (skills hierarchy problem/shp) Dalam kasus ini, siswa
kurang teliti dalam melakukan keterampilan menghitung, salah operasi dan lain-lain.
Penyebab kesalahan yang pada umumnya dilakukan oleh siswa yaitu tidak teliti dan
terburu-buru dalam mengerjakan soal sehingga berdampak pada kesalahan siswa
yaitu eror kalkulasi atau salah menghitung sehingga menghasilkan hasil akhir yang
salah.
h) Selain dari tujuh kategori di atas Kasus kesalahan-kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal yang tidak termasuk pada ketujuh kategori di atas
dikelompokkan dalam kategori ini. Studi ini memuat analisa kesalahan yang
mungkin muncul ketika siswa memberikan jawaban tertulis dalam mengerjakan tes
pada topic Integral tak tentu dengan Metode Subtitusi. Tujuan dilakukannya analisis
kesalahan siswa ini adalah:
1. Untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang sering terjadi pada siswa dalam
menyelesaikan soal tentang topik integral tak tentu.
2. Untuk membantu guru agar mengetahui pemahaman siswa pada topik integral
tak tentu.
3. Untuk mengevaluasi sejauh mana pemahaman siswa terhadap topik integral
tak tentu yang telah diajarkan guru.
4. Sebagai tolak ukur penulis dalam menerapkan model dan metode
pembelajaran yang tepat sebagai calon guru matematika agar tidak terjadinya
hal-hal yang tidak diinginkan dalam pembelajaran.
5
Persentase jumlah kesalahan siswa yang terjadi pada setiap soal menggunakan rumus :
P= × 100%
Keterangan :
P = Persentase masing-masing jenis kesalahan siswa
n = Jumlah kesalahan pada setiap jenis kesalahan
N = Jumlah seluruh kesalahan pada semua butir soal.
Hasil persentase tiap jenis kesalahan siswa yang diperoleh dari hasil analisis adalah :
Hasil analisis data menunjukkan persentase pada kesalahan masalah hierarki keterampilan
sebesar 9,72%. Kesalahan ini banyak terjadi pada soal nomor 6 dan nomor 7.
Pada soal nomor 6 kesalahan hierarki keterampilan sebesar 20%. Contoh kesalahan
siswa pada nomor ini adalah adanya eror kalkulasi yang dilakukan siswa pada operasi
pembagian yaitu yang seharusnya hasilnya adalah 3 tetapi siswa menuliskan 3z.Sedangkan
pada soal nomor 7 sebesar 13,63%. Kesalahan yang dilakukan siswa pada soal nomor 7
adalah kurang teliti dan salah dalam melakukan pengoperasian dalam menghitung.
Persentase kesalahan prosedur tidak tepat sebesar 20,83%. Kesalahan ini sering terjadi
pada soal nomor 3 dan nomor 7. Pada soal nomor 3 kesalahan prosedur tidak tepat sebesar
15%. Contoh kesalahan dapat dilihat pada lembar kerja siswa sebagai berikut:
Kesalahan siswa yang salah dalam menggunakan konsep turunan trigonometri.
Dimana seharusnya hasil turunan dari adalah. Sedangkan pada soal nomor 7kesalahan
prosedur tidak tepat sebesar 36,36%.
Contoh kesalahan yang dilakukan siswa pada soal nomor ini adalah siswa mencoba
mengkalikan dengan 2 agar menghasilkan , dimana proses perkalian yang dilakukan
tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Persentase kesalahan manipulasi tidak langsung sebesar 15,28%. Kesalahan ini sering
terjadi pada soal nomor 3 dan nomor 4. Pada soal nomor 3 sebesar 33,33%. Sedangkan pada
soal nomor 4 sebesar 19,04%. Contoh kesalahan siswa pada nomor 4 dapat dilihat pada
gambar berikut:
Persentase kesalahan konflik level respon sebesar 0,69%. Kesalahan ini merupakan
kesalahan paling sedikit yang dilakukan siswa. Kesalahan konflik level respon ini hanya
terjadi pada soal nomor 1 sebesar 3,70%.
Berdasarkan gambar 2 diatas, terlihat siswa memangkatkan √ dengan padahal
sesuai aturan yang berlaku penulisan yang benar .
Persentase kesalahan data tidak tepat sebesar 25%. Kesalahan ini sering terjadi pada soal
nomor 4 dan nomor 5. Pada soal nomor 4 kesalahan data tidak tepat sebesar 38,09%.
6
Contoh kesalahan siswa pada nomor ini adalah adanya salah penulisan data yang
ditulis siswa. Siswa mengganti angka 4 yang ada pada soal menjadi angka 6 dan penulisan
setelah pengintegralan. Sedangkan pada soal nomor 5, kesalahan data tidak tepat sebesar
35%.
Kesalahan yang dilakukan siswa pada soal nomor ini adalah kurangnya data yang
dimasukkan dari pengoperasian sebelumnya. Persentase kesalahan data hilang sebesar
18,75%. Kesalahan ini sering terjadi pada soal nomor 5 sebesar 33,33%.
Kesalahan siswa pada kategori ini adalah adanya data yang hilang pada saat
menginputkan data, sehingga membuat siswa bingung untuk melanjutkan proses penyelesaian
tersebut. Contohnya adalah pada soal tertera namun siswa membuat permisalan padahal
seharusnya ikut disertakan pada permisalan tersebut.
Persentase kesalahan kesimpulan hilang sebesar 9,72%. Kesalahan ini sering terjadi
pada soal nomor 1 sebesar 14,81% dan 8 sebesar 25%. Contoh kesalahan kesimpulan hilang
yang dilakukan siswa dapat dilihat pada gambar berikut:
Kesalahan siswa pada soal nomor ini adalah siswa kurang memahami maksud dari
soal sehingga penyelesaian soal menjadi tidak maksimal.
Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa persentase dominan kesalahan
yang dilakukan siswa pada soal tentang topik integral tak tentu adalah data tidak tepat (K4)
yaitu sebesar 25 %.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari data yang diperoleh dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. PERSENTASE DOMINAN KESALAHAN DARI SETIAP JENIS KESALAHAN
PADA SETIAP NOMOR SOAL SEBAGAI BERIKUT:
a) Dominan kesalahan pada soal nomor 1 adalah prosedur tidak tepat (K2) sebesar 29,62%.
b) Dominan kesalahan pada soal nomor 2 adalah data hilang (K5) sebesar 33,33%.
c) Dominan kesalahan pada soal nomor 3 adalah prosedur tidak tepat (K2) dan manipulasi
tidak langsung (K3) sebesar 33,33%.
d) Dominan kesalahan pada soal nomor 4 adalah data tidak tepat (K4) sebesar 38,09%.
e) Dominan kesalahan pada soal nomor 5 adalah data tidak tepat (K4) sebesar 35%.
f) Dominan kesalahan pada soal nomor 6 adalah data tidak tepat (K4) sebesar 30%.
g) Dominan kesalahan pada soal nomor 7 adalah prosedur tidak tepat (K2) sebesar 36,36%.
7
h) Dominan kesalahan pada soal nomor 8 adalah prosedur tidak tepat (K2), data tidak tepat
(K4), data hilang (K5), dan kesimpulan hilang (K6) sebesar 25%.
2. PERSENTASE KESALAHAN DARI SETIAP JENIS KESALAHAN DARI
SELURUH BUTIR SOAL SEBAGAI BERIKUT:
a) Masalah hierarki keterampilan (K1) sebesar 9,72%.
b) Prosedur tidak tepat (K2) sebesar 20,83%.
c) Manipulasi tidak langsung (K3) sebesar 15,28%.
d) Data tidak tepat (K4) sebesar 25%
e) Data hilang (K5)sebesar 18,75%.
f) Kesimpulan hilang (K6) sebesar 9,72%.
g) Konflik level respon (K7) sebesar 0,69%.
h) selain dari ketujuh kesalahan diatas sebesar 0%.
3. JENIS KESALAHAN YANG PALING DOMINAN KESALAHAN SISWA
SECARA KESELURUHAN DARI 8 SOAL TES ADALAH DATA TIDAK TEPAT (K4),
YAITU SEBESAR 25 %.
8
menggunakan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
kemampuan penalaran matematis siswa.
Menurut Piaget dalam Slameto (2003), salah satu faktor yang mempengaruhi
perkembangan proses belajar pada anak adalah equilibration, yaitu proses dari
kemasakan, pengalaman dan interaksi sosial bersama-sama untuk membangun
dan memperbaiki struktur mental. Salah satu teori belajar yang lain adalah
belajar dengan jalan mengamati dan meniru (Observational Learning and
Imitation)(Slameto, 2003). Mengamati dan meniru berarti ada obyek yang
diamati dan yang ditiru.
Dalam penanaman konsep integral tak tentu, guru harus memperhatikan
bahwa kondisi siswa mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya dalam menerima konsep ini, ada siswa yang mempunyai
daya serap cepat dan ada pula siswa yang mempunyai daya serap lama.
Menurut Djamarah & Zain (2002), adanya perbedaan daya serap anak didik,
memerlukan strategi pengajaran yang tepat.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep integral tak
tentu melalui pembelajaran kooperatif berbantuan media pembelajaran power
point pada siswa kelas XI MIPA 5 SMA Negeri 1 Rembang tahun pelajaran
2015/2016. Manfaat penelitian ini bagi siswa adalah siswa memperoleh
pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan, memperoleh
pengalaman belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, memupuk
rasa kerjasama dan tanggung jawab serta percaya diri, memudahkan dalam
memahami konsep. Sedangkan manfaat penelitian ini bagi guru adalah
menjadikan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran dan memotivasi
diri untuk mengadakan inovasi pembelajaran.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI MIPA 5 SMA Negeri 1 Rembang tahun
pelajaran 2015/2016. Jumlah siswa sebanyak 32 siswa yang terdiri dari 18
siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Waktu penelitian ini dilaksanakan
pada tanggal 2 sampai dengan 20 Mei 2016. Jenis penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus
dalam 2 pertemuan. Setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
9
Siklus 1 dilaksanakan dalam 4 jam pelajaran @ 45 menit dalam 2 pertemuan
dengan materi integral tak tentu dari fungsi aljabar. Siklus 2 dilaksanakan
dalam 4 jam pelajaran @ 45 menit dalam 2 pertemuan dengan materi integral
tak tentu dari fungsi trigonometri. Variabel yang diungkap dalam penelitian ini
ada dua, yaitu pemahaman konsep integral tak tentu dan pembelajaran
kooperatif berbantuan media pembelajaran power point interaktif beranimasi.
Sumber data adalah siswa kelas XI MIPA 5 SMA Negeri 1 Rembang tahun
pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 32 siswa. Jenis data dalam penelitian ini
adalah data kualitatif dan data kuantitatif.
Teknik pengambilan data berupa teknik tes dan non tes. Teknik tes digunakan
untuk mendapatkan skor pemahaman siswa tentang konsep integral tak tentu
yang dihasilkan oleh siswa pada siklus 1 dan siklus 2.
10
Hasil belajar Siklus 1 Siklus 2
Nilai terendah 15 45
Nilai tertinggi 100 100
Rata-rata kelas 67,41 73,66
Siswa yang remidi 50% 34,75%
Ketuntasan belajar 50% 65,25%
Dari Tabel 1 di atas tampak bahwa dari hasil belajar siklus 2 mengalami
peningkatan. Materi pada siklus 2 lebih rumit dibanding pada siklus 1. Pada
siklus 2 harus menghafal rumus-rumus trigonometri.Untuk keberhasilan secara
klasikal belum tercapai karena ketuntasan belajar di bawah 70%. Pada
pengamatan siklus 1, keberanian bertanya dan berpendapat masih rendah.
Sedangkan pada pengamatan siklus 2, keberanian bertanya dan berpendapat
naik di atas 70%. Ada 2 siswa mengalami penurunan aktivitas. Hal ini perlu
pendekatan atau melihat pendapatnya. Dengan demikian ada keberhasilan
penerapan belajar kooperatif berbantuan media pembelajaran power point
interaktif beranimasi.
Berdasarkan hasil pendapat siswa, maka pembelajaran kooperatif berbantuan
media pembelajaran power point interaktif beranimasi pada materi integral tak
tentu sangat disukai siswa, siswa yang berkemampuan kurang dapat bertanya
pada kelompoknya tanpa rasa malu dan dapat menerima materi serta dapat
memupuk kekompakkan antar siswa. Namun demikian ada juga siswa yang
tidak suka karena memerlukan waktu yang lama dan ada siswa yang
menggantungkan atau siswa tersebut merasa terganggu oleh temannya dengan
pertanyaan. Hal ini dialami oleh siswa yang berkemampuan lebih. Dengan
demikian pembelajaran ini sangat cocok untuk siswa yang berkemampuan
kurang. Untuk siswa yang berkemampuan lebih tidak masalah karena secara
kognitifnya tetap baik dan kalau pembelajaran ini sering dilakukan akan dapat
mengubah sifat egoisnya menjadi sifat ingin membantu temannya yang tidak
bisa walaupun harus mengorbankan waktu.
11
Berdasarkan pernyataan di atas, ini berarti indikator keberhasilan dalam
penelitian tercapai. Dengan demikian hipotesis tindakan tercapai yaitu melalui
pembelajaran kooperatif berbantuan media pembelajaran power point
interaktif beranimasi pada materi integral tak tentu dapat meningkatkan
pemahaman konsep pada siswa kelas XI MIPA 5 SMA Negeri 1 Rembang
tahun pelajaran 2015/2016.
12
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Jurnal Utama
Kelebihan Jurnal
Dalam hasil dan pembahasan jurnal ini terdapat tabel analisis kesalahan siswa dalam
menjawab soal, sehingga memudahkan pembaca menganalisa hasil dari penelitian
yang dilakukan.
Dalam jurnal ini juga terdapat tabel yang menunjukkan hasil dari penelitian, yang
memudahkan pembaca untuk memahami isi dari jurnal ini..
Terdapat contoh lembar jawaban siswa yang mengalami berbagai masalah misalnya
miskonsepsi/prosedur tidak tepat. Sehingga pembaca juga dapat melihat dan
menganalisa kesalahan yang dilakukan siswa tersebut.
Kekurangan Jurnal
Kelebihan Jurnal
Kekurangan Jurnal
13
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil kritikan dapat disimpulkan bahwa Jurnal ini sudah masuk dalam kategori
jurnal yang baik . Jurnal ini layak untuk dipelajari dan memang penyampaian nya baik.
Namun setiap hal pasti ada kelebihan dan kekurangannya, begitu juga dengan jurnal ini.
Walau jurnal ini layak dipelajari, namun bukan berarti tidak ada kekurangan.
B. SARAN
Saran saya adalah penulis diharapkan dapat mengembangkan jurnal ini menjadi lebih
baik sehingga lebih menarik minat pembaca. Kekurangan yang telah disampaikan kiranya
dapat diminimalisir sehingga jurnal ini menjadi lebih baik.
14
REFERENSI
Nurhikmah,Siti dan Febrian. 2016. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan
Permasalahan Integral Tak Tentu. Jurnal Pemikiran dan Penelitian
Pendidikan. 14(2) : 218-237. ISSN:2503-4510.
15
MINIRISET
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kalkulus memiliki dua cabang utama, kalkulus diferensial dan kalkulus integral yang saling
berhubungan melalui teorema dasar kalkulus. Pelajaran kalkulus adalah pintu gerbang
menuju pelajaran matematika lainnya yang lebih tinggi, yang khusus
mempelajari fungsi dan limit, yang secara umum dinamakan analisis matematika.
Karena kalkulus ini mempunyai dua cabang utama, tapi disini penulis ingin membahas
tentang kalkulus integralnya. Seperti yang kita ketahui bahwa kalkulus integral juga memiliki
banyak aplikasi, baik dalam kehidupan sehari-hari, dalam dunia pendidikan ataupun dalam
dunia kesehatan.Namun disini penulis akan membahas tentang aplikasi kalkulus integral
dalam dunia pendidikan khusus tentang integral tertentu. Integral tertentu Diberikan suatu
fungsi ƒ bervariabel real x dan interval antara [a, b] pada garis real.secara informal
didefinisikan sebagai luas wilayah pada bidang xy yang dibatasi oleh kurva grafik ƒ, sumbu-
x, dan garis vertikal x = a dan x = b. Pada notasi integral di atas:
a adalah batas bawah dan b adalah batas atas yang menentukan domain pengintegralan,
ƒadalah integran yang akan dievaluasi terhadap xpada interval [a,b], dan dxadalah variabel
pengintegralan.
Seiring dengan semakin banyaknya subinterval dan semakin sempitnya lebar subinterval
yang diambil, luas keseluruhan batangan akan semakin mendekati luas daerah di bawah
kurva. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan nya riset mengenai seberapa jauh
pemahaman mahasiswa dalam menyelesaikan soal mengenai integral, penting untuk
diketahui seberapa besar kesalahan-kesalahan yang ditimbulkan dalam menyelesaikan soal
kalkulus integral.
16
1.2 Rumusan Masalah
1. Kesulitan-kesulitan apa saja yang dialami mahasiswa FMIPA UNIMED dalam
menyelesaikan soal-soal kalkulus pada materi integral tentu?
2. Dimana letak kesalahan mahasiswa FMIPA UNIMED dalam menyelesaikan soal-
soal kalkulus pada materi integral tentu?
3. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan siswa merasa kesulitan dalam
menyelesaikan soal kalkulus pada materi integral tentu?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan apa saja yang dialami mahasiswa FMIPA
UNIMED dalam menyelesaikan soal-soal kalkulus pada materi integral tentu?
2. Untuk mengetahui letak kesalahan mahasiswa FMIPA UNIMED dalam
menyelesaikan soal-soal kalkulus pada materi integral tentu?
3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan siswa merasa
kesulitan dalam menyelesaikan soal kalkulus pada materi integral tentu?
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Integral
Integral yang biasa disebut juga “hitung integral” atau “kalkulus integral” dapat
digunakan untuk mencari luas suatu daerah. Dalam kalkulus integral dapat diartikan
sebagai operasi invers dari turunan disebut juga anti turunan atau anti diferensial.
Integral dilambangkan oleh “ʃ” yang merupakan lambang untuk menyatakan kembali
F(x) dari F’(x).
Suatu fungsi F disebut anti turunan dari suatu fungsi f pada selang I, jika untuk
setiap nilai x di dalam I, berlaku F’(x) = f(fx).
Berdasarkan pengertian bahwa integral adalah invers dari operasi pendiferensialan, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut.
Apabila terdapat fungsi F(x) yang dapat di diferensialkan pada interval I, sedemikian
( )
sehingga = 𝐹 (𝑥) = 𝑓(𝑥), maka anti turunan dari f(x adalah F(x) + C
B. Jenis-Jenis Integral
1. Integral Tak Tentu
Antipendiferensialan adalah operasi untuk mendapatkan himpunan semua
antiturunan dari suatu fungsi yang diberikan. Secara umum, integral tak tentu dari f(x)
didefinisikan sebagai berikut.
ʃ f(x)dx = F(x) + C
Keterangan :
C = konstanta integrasi
f(x) = fungsi integran, fungsi yang akan dicari anti turunannya
F(x) = fungsi hasil integral
18
1) ʃ dx = x + c
2) ʃ a dx = ax + c
3) ʃ axn dx = xn+1 + C, C ≠ 1
4) ʃ a f(x) dx = a ʃ f(x) dx
5) ʃ [ f(x) ± g(x) ] dx = ʃ f(x) dx ± g(x) dx
Contoh :
o ʃ 2x dx
ʃ 2x dx = x1+1 + c
o ʃ (4x + 6 ) dx
ʃ (4x + 6 ) dx = ʃ 4x dx + ʃ 6x dx
2x2 + 6x + C
Contoh :
o ʃ (3 sin x) dx
ʃ (3 sin x) dx = - 3 cos x + c
o ʃ (x + tan x) dx
ʃ (x + tan x) dx = x2 + ln ǀsec xǀ + c
2. Integral Tertentu
Integral tertentu adalah integral yang memiliki batas. Jika f suatu fungsi yang
didefinsikan pad selang tutup (a,b) maka integral tentu (integral Riemann) dari f dari a
19
sampai b dinyatakan oleh :
Jika limit itu ada, dengan f(x) disebut integran, a disebut batas bawah, b disebut batas
1) ʃ f (x) dx =0
2) ʃ f (x) dx = - ʃ f (x) dx
3) ʃ k dx = k (b - a)
4) ʃ k f(x) dx = k ʃ f (x) dx
Contoh :
Tentukan integral dari ʃ 6x2 (2x3 - 4)2 dx
20
Misal u = 2x3 – 4 → du = 6x2 dx
dx =
= u2 du = u5 = (2x3 - 4)5 + c
Cara Parsial
Cara parsial digunakan apabila bentuk suatu integral tidak dapat diselesaikan
dengan menggunakan rumus-rumus dasar integral dan dengan cara subtitusi.
Menghitung integral parsial didefinisikan sebagai berikut.
ʃ u dv = uv - ʃ v du
Contoh :
Tentukanlah ʃ x√2 + 𝑥 𝑑𝑥
Misal u = x → du = dx
dv = √2 + 𝑥 → v = ʃ √2 + 𝑥 dx
= ʃ (2 + x)1/2 d(2 + x)
= (2 + x)3/2 + c
= x (2 + x) - ʃ (2 + x) d(2 + x)
= x (2 + x) - • (2 + x)5/2 + c
= x (2 + x) 3/2 - (2 + x)5/2 + c
21
Jika diketahui fungsi demand dan supply suatu barang, operasi hitung integral dapat dipakai
untuk menghitung surplus konsumen dan surplus produsen pada saat market equilibriumatau
pada tingkat harga tertentu.
.Surplus Konsumen
Konsumen yang mampu atau bersedia membeli barang lebih tinggi (mahal) dari harga
equilibrium P0 akan memperoleh kelebihan (surplus) untuk tiap unit barang yang dibeli
dengan harga P0. Pada saat equilibrium, jumlah total pengeluaran (total expenditure)
konsumen = P0.X0 yang dalam gambar ini adalah luas empat persegi panjang 0ABC,
sedangkan konsumen yang tadinya bersedia membeli barang ini lebih tinggi dari harga
P0 akan menyediakan uang yang banyaknya = luas daerah yang dibatasi kurva demand yang
sumbu tegak P, sumbu mendatar X, dan garis ordinat x = x0 (yakni = luas daerah 0ABF).
Karena itu, besarnya surplus konsumen yakni selisih antara jumlah uang yang disediakan
dikurangi dengan jumlah pengeluaran nyata konsumen sehingga surplus konsumen dapat
dinyatakan sebagai berikut:
Jika dari fungsi demand p = f(x) maka hasil dari 0ʃaf(x).dx adalah jumlah uang yang
disediakan.
Surplus Produsen
Surplus produsen adalah selisih antara hasil penjualan barang dengan jumlah
penerimaan yang direncanakan produsen dalam penjualan sejumlah barang. Pada saat harga
terjadi price equilibrium P0 maka penjual barang yang bersedia menjual barang ini dibawah
harga po akan memperoleh kelebihan harga jual untuk tiap unit barang yang terjual yakni
selisih antara po dengan harga kurang dari po.
Sedangkan, pada saat equilibrium, penjual barang ini akan menerima hasil penjualan
barang sejumlah P0 . X0 yang dalam gambar adalah luas empat persegi panjang 0ABC,
sedangkan sebenarnya penjual barang ini bersedia menerima sejumlah uang yang banyaknya
= luas daerah yang dibatasi kurva supply dengan sumbu P, sumbu X dan garis
ordinat x = xo (yakni luas daerah 0ABE), maka penjual barang ini akan memperoleh
surplus produsen (penjual) sebanyak berikut ini:
TEKNOLOGI
- Penggunaan laju tetesan minyak dari tangki untuk menentukan jumlah kebocoran
selama selang waktu tertentu.
22
- Penggunaan kecepatan pesawat ulang alik Endeavour untuk menentukan
ketinggian maksimum yang dicapai pada waktu tertentu.
- Memecahkan persoaalan yang berkaitan dengan volume, paanjang kurva, perkiraan
populasi, keluaran kardiak, gaya pada bendungan, usaha, surplus konsumen.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
24
BAB IV
A. Jumlah Mahasiswa yang Menjawab Benar, Salah, dan yang Tidak Menjawab
Soal.
Berikut jumlah mahasiswa yang mampu menjawab soal dengan benar, salah dan yang
tidak menjawab soal, baik dari soal kategori mudah hingga kategori sulit :
1. ∫ (𝑥 − 𝑥 + 4) dx
Untuk soal yang pertama dengan kategori mudah dijawab oleh ke-10 mahasiswa. Tetapi
jumlah mahasiswa yang mampu menjawab dengan benar adalah 6 orang dan 4 orang
menjawab salah.
Untuk soal kedua dengan kategori sedang dijawab oleh 8 mahasiswa dengan 4
mahasiswa mampu menjawab benar, 4 mahasiswa menjawab salah dan 2 mahasiswa lainnya
tidak menjawab/mengosongkan jawaban.
25
𝑥 ,𝑥 ≤ 0
3. Jika f(x)
𝑥 ,𝑥 > 0
∫ 𝑓(𝑥) dx ...?
Untuk soal ketiga dengan kategori sedang dijawab oleh 8 mahasiswa dengan 2 mahasiswa
mampu menjawab benar, 6 mahasiswa menjawab salah dan 2 mahasiswa lainnya tidak
menjawab/mengosongkan jawaban.
26
Untuk nomor 3, cara penyelesaiannya sudah benar tetapi ada kesalahan mahasiswa
yang digolongkan karena kesilapan dalam perhitungan saja sehingga hasil akhir yang
diperoleh salah.
Untuk nomor 5, kesalahan mahasiswa A digolongkan karena tidak memahami konsep
yakni konsep Notasi Sigma dan tidak mengenal sifat-sifat Notasi Sigma.
27
Gambar 4.2. Lembar Jawaban Mahasiswa B
Mahasiswa C
Mahasiswa C hanya mampu menjawab 1 soal yang benar yakni nomor 1, diselesaikan
dengan baik sehingga memperoleh hasil akhir yang benar. Sedangkan pada nomor 3
dan 4 dijawab salah. Selain itu, nomor 2 dan nomor 5 dikosongkan/tidak dijawab.
Kesalahan pada nomor 3 dan 4 sebagai berikut :
Untuk nomor 3, jika dilihat dari cara penyelesaian yang dikerjakan mahasiswa C
dapat diketahui bahwa mahasiswa C tidak menguasai konsep Integral tentu. Cara
penyelesaiannya sangat tidak sesuai, mahasiswa C tidak mengintegralkan fungsi yang
disediakan, ia langsung menstubtitusi nilai x kedalam fungsi f(x) yang belum
diintegralkan. Kesalahan ini sangat fatal sehingga hasil akhir sudah pasti salah.
Untuk nomor 4, mahasiswa C diketahui bahwa sama sekali tidak mengetahui cara
penyelesaian yang baik dalam pokok bahasan luas daerah. Ia seperti ahnya
menuliskan apa saja secara sembrautan dan tidak nyambung, sehingga cara
penyelesaian mahasiswa C sangat bertolak belakang dengan yang sesungguhnya.
Sedangkan nomor 2 dan 5 tidak diisi sama sekali. Mahasiswa C yang berjurusan
matematika dapat digolongkan sebagai mahasiswa yang kurang menguasai konsep
integral kalkulus, notasi sigma dan luas daerah.
28
Gambar 4.3. Lembar Jawaban Mahasiswa C
Mahasiswa D
Mahasiswa D hanya mampu menjawab 1 soal yang benar yakni nomor 2, diselesaikan
dengan baik sehingga memperoleh hasil akhir yang benar. Sedangkan pada nomor
1,3, dan 4 dijawab salah dan nomor 5 tidak dijawab/dikosongkan. Kesalahan pada
nomor 1, 3, dan 4 sebagai berikut :
Untuk nomor 1, cara penyelesaiannya sudah benar tetapi ada kesalahan mahasiswa
yang digolongkan karena ada kesilapan dalam perhitungan saja sehingga hasil akhir
yang diperoleh salah.
Untuk nomor 3, mahasiswa D sebetulnya mengerti cara penyelesaiannya tetapi terjadi
kesilapan dalam perhitungan saja yang menyebabkan kesalahan terjadi.
untuk nomor 4, mahasiswa D kurang menguasai konsep Luas Daerah dikarenakan
cara penyelesaiannya yang hanya mengintegralkan secara integral biasa tetapi tidak
mencari titik potong dan titik puncak kurva juga tidak ada terdapat grafik dan
terjadinya kesalahan dikarenakan oleh tidak adanya gambar kurva yang membantu
dalam penyelesaian soal nomor 4. Sedangkan untuk nomor 5, mahasiswa D tidak
mengisi lembar jawabannya karena tidak menguasai konsep Notasi Sigma.
29
Gambar 4.4. Lembar Jawaban Mahasiswa D
Mahasiswa E
Mahasiswa E hanya mampu menjawab 1 soal dengan benar yakni soal nomor 1
berkategori mudah. Nomor 2 dan 4 salah dan nomor lainnya yakni 3 dan 5 tidak
dijawab. Kesalahan pada nomor 2 dan 4 sebagai berikut :
Untuk nomor 2, cara penyelesaiannya hanya setengah jalan saja dan tidak memiliki
hasil akhir. Tetapi sebetulnya mahasiswa E memahami konsep yang digunakan hanya
saja perhitungan yang kurang.
Untuk nomor 4, mahasiswa E melukiskan kurva tetapi tidak menuliskan cara
penyelesaian titik puncak dan lain sebagainya untuk menggambarkan kurva. Tetapi
cara penyelesaian sudah benar hanya saja perhitungan yang kurang teliti
menyebabkan adanya kesalahan dalam penyelesaiannya.
30
Mahasiswa F
Mahasiswa Fhanya mampu menjawab 1 soal dengan benar yakni soal nomor 1
berkategori mudah. Nomor 2,3,4 dan 5 salah. Kesalahan pada nomor 2,3,4, dan 5
sebagai berikut :
Untuk nomor 2, cara penyelesaiannya hanya setengah jalan saja dan tidak memiliki
hasil akhir. Tetapi sebetulnya mahasiswa E memahami konsep yang digunakan hanya
saja perhitungan yang kurang.
Untuk nomor 3, cara penyelesaian sudah benar dan mahasiswa F sudah memahami
konsep integral tentu hanya saja kurangnya ketelitian membuat kesalahan perhitungan
terjadi dalam soal.
Untuk nomor 4, cara penyelesaian yang dituliskan sudah benar tetapi tidak ada
gambar kurva yang membantu penyelesaian. Kesalahan terjadi karena kesalahan
perhitungan yang disebabkan kurangnya ketelitian dalam menghitung penjumlahan
atau pengurangan.
Untuk nomor 5, cara penyelesaian sudah baik dan mahasiswa telah mengenal sifat
Notasi Sigma hanya saja pada hasil akhir mahasiswa tidak mengetahui sifat yang
digunakan untuk melanjutkan penyelesaian sehingga hasil akhir yang diperoleh salah.
(Gambar Lihat Lampiran)
Mahasiswa G
Mahasiswa G mampu menjawab 2 soal benar yakni nomor 2 dan 4 (lihat Lampiran).
Terjadi kesalahan pada 3 nomor yakni 1,3,dan 5. Kesalahan pada nomor 1,3, dan 5
sebagai berikut :
Untuk nomor 1, mahasiswa G tidak teliti dan salah dalam mengerjakan perhitungan
dalam soal sehingga hasil akhir juga salah.
Untuk nomor 3, cara penyelesaian sudah benar dan mahasiswa G mengerti konsep
yang digunakan tetapi terjadi kesilapan perhitungan dalam soal yang menyebabkan
hasil akhir yang salah.
Untuk nomor 5, mahasiswa kurang memahami konsep Notasi Sigma dan kurang
mengetahui sifat-sifat notasi sigma sehingga tidak dapat menyelesaikan soal. Tetapi
mahasiswa G berusaha mengerjakan meskipun salah.
Gambar dapat dilihat di Lampiran.
31
Mahasiswa H
Mahasiswa H mampu menjawab 2 soal dengan benar yakni 1 dan 3. Dan nomor 2
serta 4 salah, 5 tidak dijawab/dikosongkan. Kesalahan pada nomor 2 dan 4 sebagai
berikut :
Untuk nomor 2, cara penyelesaian sudah dimengerti tetapi hasil perhitungan yang
salah menyebabkan hasil akhir yang salah
Untuk nomor 4, sebenarnya belum selesai dikerjakan atau mungkin mahasiswa tidak
dapat melanjutkan dikarenakan tidak menguasai konsep Luas Daerah. Sehingga
nomor 4 ternilai salah. Sedangkan nomor 5 tidak diisi atau tidak dikerjakan karena
tidak memahami konsep Notasi Sigma.
Mahasiswa I
Mahasiswa I tidak dapat menjawab soal dengan benar. Pada nomor 1 dan 4 salah dan
nomor 2,3, dan 5 dikosongkan. Kesalahan pada nomor 2 dan 4 sebagai berikut:
Untuk nomor 1, kesalahan terjadi karena perhitungan yang salah. Sehingga hasil akhir
juga salah.
Untuk nomor 4, cara penyelesaian sudah benar tetapi tidak ada gabar kurva yang
dilukiskan dan karena perhitungan yang salah juga mengakibatkan hasil akhir yang
salah.
Soal nomor 2,3, dan 5 tidak dijawab dan dikosongkan karena tidak mengerti dan
kurang menguasai konsep. Hal ini sangat fatal karena banyak pokok bahasan yang
mahasiswa I tidak pahami.
32
Mahasiswa J
Mahasiswa J mampu menjawab 2 soal yang benar yakni nomor 1 dan 2 yang
berkategori mudah. Sedangkan nomor 3,4, dan 5 salah. Kesalahan pada nomor 3,4,
dan 5 yakni :
Untuk nomor 3, mahasiswa J memahami konsep dan cara penyelesaian tetapi
kesalahan terjadi karena perhitungan yang kurang teliti
Untuk nomor 4, mahasiswa menggambar garis cartesius tetapi tidak menggambarkan
letak kurva dan tidak menyelesaikan soal dengan baik sehingga tidak ada hasil akhir
yang diperoleh.
Untuk nomor 5, mahasiswa kurang menguasai konsep beserta prinsip/sifat Notasi
sigma tetapi mahasiswa J berusaha mendapatkan hasil meskipun cara penyelesaiannya
yang salah sehingga hasil yang diperoleh juga dinilai salah.
Dari hasil analisis yang dilakukan dari ke-10 mahasiswa, disimpulkan bahwa soal
berkategori sulit yakni nomor 4 dan 5 adalah jenis soal yang paling banyak tidak dapat
diselesaikan oleh mahasiswa. Bahkan hanya 1 mahasiswa yang mampu menjawab dengan
benar di nomor 4, dan tidak ada yang dapat menjawab dengan benar di soal nomor 5.
Dari hasil penelitian dan analisis diatas juga dapat diketahui bahwa kurangnya
pemahaman mahasiswa Fakultas MIPA dalam materi integral Tentu, Luas Daerah, dan
Notasi Sigma. Faktor yang menyebabkan hal ini terjadi dimungkinkan karena banyaknya
tugas yang harus dikerjakan mahasiswa sehingga tidak adanya waktu untuk belajar dan
membahas soal-soal latihan pada latihan-latihan buku kalkulus integral.
33
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Kesulitan yang dialami mahasiswa FMIPA UNIMED dalam meyelesaikan soal – soal
materi integral tentu, terdapat 5 soal dengan kategori yang berbeda beda. Kesulitan
yang dihadapi mahasiswa kebanyaan pada soal nomor 4 dan 5, itu dikarenakan
kurangnya pemahanam mereka dalam materi luas daerah dan notasi sigma
1.Letak kesalahan mahasiswa FMIPA UNIMED dalam menyelesaikan soal – soal
materi integral tentu adalah kekeliruan.tidak memahami konsep integral tentu,
Kekeliruan dalam menghitung luas daerah dan volume benda putar dengan
mengunakan integral tentu.kekeliruan dalam penjumlahan, pengurangan dan
pemaktoran.
2.Faktor – faktor yang menyebabkan kesulitan dalam menyelesaikan soal materi
integral tentu adalah: (1) kurangnya pemahaman materi tentang integral tentu,
pemahaman teoema yang kurang. (2) kurang berlatih membahas soal – soal (3) tidak
teliti dalam mengerjakan soal dan pemfaktoran, sehingga hasil akhirnya menjadi
salah.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian ini, kami berharap agar pemahanan tetang materi integral tentu
khususnya pada materi luas daerah dan nitasi sigma agar di tingkatkan kembali, lebih
teliti dalam mengerjakan soal, dan kiranya lebih banyak berlatih mengerjakan soal –
soal.
34
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, Achmad. 2012. Manfaat Integral dalam Kehidupan Sehari-hari. Diakses pada
tanggal 2 Januari 2013
35
REKAYASA IDE
BAB I
MASALAH
1.3 Tujuan
Mengetahui kelemahan dari kedua metode
Mengetahui kelebihan dari kedua metode tersebut
Mengetahui metode yang baru dapat ditujukan untuk semua jenis soal
36
BAB II
∫ 𝑥 𝑠𝑖𝑛 𝑥 𝑑𝑥
Penyelesian:
Misalkan: u = 𝑥 →du = 3𝑥
∫ 𝑥 𝑠𝑖𝑛 𝑥 𝑑𝑥 = ∫ 𝑢 𝑑𝑣 = uv - ∫ 𝑣 𝑑𝑢
= -𝑥 cos 𝑥 + ∫ 3𝑥 cos 𝑥 𝑑𝑥
Misalkan: u = 3𝑥 →du = 6𝑥 𝑑𝑥
dan untuk mendapatkan nilai dari integral tentu perlu dilakukan pengintegrasian
∫ 6𝑥 sin 𝑥 𝑑𝑥
Misalkan: u = 6x →du = 6 𝑑𝑥
37
∫ 𝑥 𝑠𝑖𝑛 𝑥 𝑑𝑥 = -𝑥 cos 𝑥 + ∫ 3𝑥 cos 𝑥 𝑑𝑥
Pada metode pengintegralan dalam mendapatkan integral tentu ini cara cukup terlatih
bagi para pemula dalam pengintegralan karena sering sekali dibuat mengitegralkan
tergantung besar pangkat yang ada semakin tinggi pangkat pada salah satu variabel maka
akan sering pula dilakukan proses integral dan caranya cukup sistematis sehingga kita dilatih
untuk melakukan pengintegralan dengan cara yang benar diawal karena apabila pada awal
sedikit kesalahan akan menghasilkan angka perbedaan yang cukup jauh antara yang benar
dan salah
Pada metode pengintegralan dalam menentukan integral tentu caranya cukup panjang
sehingga untuk terjadinya kesalahan sangat tinggi dan juga metode ini sangat tidak cocok
digunakan dalam mengerjakan soal pilihan ganda karena pada metode ini proses integral an
dilakukan secara berulang tergantung tingginya pangkat pada variabel x karena semakin
tinggi pangkat variabel x maka semakin banyak juga prose pengintegralan dan pemahaman
terhadap metode cukup sulit karena dilakukan proses pemisalan secara berulang sampai
variabel yang diintegralkan berjumlah 1
38
BAB III
IDE BARU /IDE KREATIF
3.1 Metode yang Baru
Diturunkan Diitegralkan
𝑥 Sin x
3𝑥 (+) -Cos x
6x (-) -Sin x
6 (+) Cos x
0 (-) Sin x
Pertama, buat dua kolom untuk kolom yang pertama utuk variabel yang akan
diturunkan dan untuk kolom yang kedua untuk variabel yang diintegralkan
Tentukan variabel yang akan diintegralkan dan variabel yang akan diturunkan
Varibel yang diintegralkan adalah fungsi yang tidak mengandung fungsi trigonometri
Variabel yang diturunkan adalah fungsi variabel yang berpangkat
Untuk variabel yang berpangkat diturunkan sampai bernilai nol
Untuk fungsi trigonometri diintegralkan sampai variabel yang diturunkan bernilai nol
Berilah tanda (+) atau (-) untuk tanda yang pertama diberikan tanda positif (+) pada
deretan turunan pertama dan pengintegralan pertama dan kemudian beri tanda(-)
begitu juga selanjutnya sampai antiintegral mencapai nilai nol
Kemudian tarik garis panah dari variabel berpangkat ke pengintegralan pertama
fungsi trigonometri begitu juga selanjutnya hingga variabel berpangkat mencapi nilai
konstanta ditarik garis panah ke pengintegralan terakhir
Garis panah menunjukkan perkalian dan perhatikan setiap tanda yang telah dibuat tadi
karena hal itu akan berpengaruh terhadap pengoperasian angka-angka
Kemudian dikalikan sesuai tanda panah dan mengoperasikannya sesuai dengan
tandanya
Selanjutnya masukkan nilai fungsi variabel pada fungsi
Kemudian lakukan penjumlahan pada hasil pensubsitusian nilai x pada integral fungsi
39
3.4 Kelebihan Metode yang Baru
: Metode yang saya sarankan ini metode yang cukup singkat karena tidak seperti metode yang
sudah ada sebelumnya proses pengintegralannya cukup lama karena pengintegralannya hanya
sebagian –sebagian saja sehingga harus dilakukan pengintegralan secara berulang sampai
pengintegralannya tidak mengandung variabel x dan hanya fungsi trigonometri. Untuk jenis
soal pilihan ganda kurang cocok digunakan karena menyita banyak waktu dan jalannya juga
yang begitu rumit
40
DAFTAR PUSTAKA
41
PROJEK
PEMBAHASAN
TUJUAN
Tujuan pembuatan materi ini untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Kapslemat serta
membagikan ilmu tentang materi tersebut kepada pembaca.
PENDAHULUAN
Seperti yang sudah di jelaskan dalam pembuatan Project ini, penulis telah menemukan
sebuah karya tulis yang berjudul “TURUNAN, INTEGRAL, PERSAMAAN DIFERENSIAL
DAN TRANSFORMASI LAPLACE DALAM PENERAPANNYA DI BIDANG TEKNIK
ELEKTRO”. Yang disusun oleh Deny Budi Hertanto, M.Kom dalam bentuk diktat
perkuliahan.
MATERI
A. Definisi Dasar
FUNGSI
Secara mudah, fungsi dapat dipandang sebagai “aturan” yang menghubungkan input
dan output. Input yang diberikan akan dilewatkan ke sebuah blok fungsi, dan
menghasilkan output sesuai dengan karakteristik blok fungsi. Hal ini dapat
diilustrasikan sebagai berikut :
Sebuah fungsi “pengali input dua kali” akan menghasilkan nilai output dua kali dari
nilai input. fungsi tersebut apabila dituliskan secara matematis adalah sebagai berikut:
Input suatu fungsi disebut sebagai argumen. Pada fungsi f (x) 2x , yang menjadi argumen
adalah x. Jika x diganti dengan nilai 3, maka : f (3) 2.3 6, dengan nilai argument adalah
3. Sebuah fungsi dapat digambarkan secara grafik dengan memakai kordinat kartesius. Fungsi
f (x) 2x dapat digambarkan dengan menguji nilai f (x) untuk beberapa nilai x sebagai
berikut.
42
Variabel
Pada fungsi y f (x) 2x , x dan y dapat memiliki kemungkinan sejumlah nilai
tertentu, sehingga x dan y dinamakan sebagai variabel. x adalah variabel independent
(variable bebas) dan y adalah variabel dependent (variabel tak-bebas), mengingat nilai y
ditentukan oleh nilai variabel x.
pada contoh b dan c terlihat bahwa pada persamaan differensial, variabel dependent-
nya adalah variabel dalam bentuk turunannya.
Contoh I.2
Carilah turunan dari fungsi y berikut ini :
43
INTEGRAL
44
Persamaan Diferensial Biasa
Persamaan Diferensial/PD adalah persamaan yang di dalamnya berisi turunan
(derivative atau differential) satu atau lebih variabel. Persamaan diferensial orde 1 dengan y
sebagai variabel independent dan x sebagai variabel dependent ditulis secara matematis
Persamaan diferensial muncul ketika terjadi perubahan pada suatu besaran, yang
biasanya dinyatakan dalam suatu fungsi matematis. Contoh (1), (2), (3) dan (4 ) merupakan
persamaan diferensial yang secara matematis diekspresikan tanpa mengetahui latar belakang
pembentukan/terjadinya persamaan diferensial tersebut.
45
Contoh lain pembentukan persamaan diferensial adalah pada rangkaian listrik yang terdiri dari
komponen RC sebagaimana diperlihatkan dalam gambar berikut :
Orde persamaan diferensial adalah orde tertinggi dari turunan yang ada di dalam
persamaan diferensial tersebut.
46
Persamaan Diferensial Biasa
Persamaan diferensial yang hanya melibatkan satu variabel independent disebut sebagai
persamaan diferensial biasa. Sehingga contoh (1), (2), dan (4) di muka merupakan contoh
persamaan diferensial biasa, sedangkan contoh (3) bukan merupakan persamaan diferensial
biasa. Selanjutnya, (3) merupakan persamaan diferensial parsial (partial differential
equation,PDE).
Persamaan diferensial parsial adalah persamaan diferensial yang melibatkan dua atau
lebih variabel independent. Contoh : persamaan diferensial parsial orde 1 dengan 2 variabel
independent : x1 dan x2 ditulis dalam bentuk :
dan bukan
47
Aplikasi Persamaan Diferensial Dalam Bidang Teknik Elektro
48
49
50
KESIMPULAN
Kalkulus digunakan di setiap cabang sains fisik, sains komputer, statistik, teknik, ekonomi,
bisnis, kedokteran, kependudukan, dan di bidang-bidang lainnya. Setiap konsep di mekanika
klasik saling berhubungan melalui kalkulus. Massa dari sebuah benda dengan massa jenis
yang tidak diketahui, momen inersia dari suatu objek, dan total energi dari sebuah objek
dapat ditentukan dengan menggunakan kalkulus.
Dalam subdisiplin listrik dan magnetisme, kalkulus dapat digunakan untuk mencari total
aliran (fluks) dari sebuah medan elektromagnetik . Contoh historis lainnya adalah
penggunaan kalkulus di hukum gerak Newton, dinyatakan sebagai laju perubahan yang
merujuk pada turunan: Laju perubahan momentum dari sebuah benda adalah sama dengan
resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut dengan arah yang sama.
Bahkan rumus umum dari hukum kedua Newton: Gaya = Massa × Percepatan, menggunakan
perumusan kalkulus diferensial karena percepatan bisa dinyatakan sebagai turunan dari
kecepatan. Teori elektromagnetik Maxwell dan teori relativitas Einstein juga dirumuskan
menggunakan kalkulus diferensial.
51