Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH GEOMETRI EUCLID DAN NON EUCLID

“MODEL GEOMETRI HILBERT DAN MODEL BIRKHOFF”


Dosen Pengampu :
Nurul Afni Sinaga, M.Pd

KELOMPOK : 5 (LIMA)
KELAS : PSPM F 2019
NAMA KELOMPOK :
1. DEBORA SRI OCTAVIA BR SEMBIRING (4193311033)

2. NAOMI CAMELIA (4193311019)

3. DESY TRIA ENJELINA (4193311078)

4. YUSRIKHA MUNTHE (4193311077)

5. BADRUL ILMI MUBARAK (4193311079)


6. TAMBOK DONIWAHYU NOVALDY (4193311027)
7. AHLUN NAJA HARAHAP (4193311087)
8. RAJA MANIK GINTING (4181111031)

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
2
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab
telah memberikan rahmat dan kasihNya serta kesehatan kepada kami, sehingga kami mampu
menyelesaikan tugas makalah ini. Terimakasih juga kepada dosen pengampu yang telah
membimbing dan mengajari pada mata kuliah ini. Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu
mata kuliah yaitu “GEOMETRI EUCLID DAN NONEUCLID”.

Tugas makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua. Kami menyadari bahwa dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan, untuk itu kami mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman
kami masih terbatas. Karena itu kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang
sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini. Kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi kami khususnya. Atas perhatiannya kami
mengucapkan terimakasih.

Medan, April 2022

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... ii
BAB I ..................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................................ 1
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 2
D. Manfaat ....................................................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 3
A. Model Geometri Hilbert ............................................................................................................... 3
B. Model Birkhoff ............................................................................................................................ 8
BAB III ................................................................................................................................................. 14
PENUTUP ............................................................................................................................................ 14
A. Kesimpulan................................................................................................................................14
B. Saran .........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Studi tentang geometri diawali dengan dua konsep dasar, yaitu pengertian tentang titik
dangaris. pengertian tersebut kemudian dihubungkan dengan kumpulan aksioma.
Aksiomaadalah pernyataan dari sifat yang sangat diperlukan untuk dipelajari tetapi tidak
dibuktikan. Selanjutnya ada yang disebut sebagai model geometri. Model geometri
ditentukan dengan himpunan elemen-elemen yang disebut titik dan kumpulan himpunan
bagian dari himpunan ini yang disebut garis (Millman& Parker, 1991).Sejak dimulainya era
geometri non-Euclides, yang telah dimulai oleh GirolomoSaccheri (1667-1733), para
matematikawan semakin tertarik untuk membuktikan kecacatan dalam geometri Euclides. Di
antaranya adalah matematikawan Rusia NicolaiLobachevsky (1792-1856) dan
matematikawan Hungaria JanosBolyai (1802-1860) yang menemukan geometri hiperbolik.
Kemudian pada pada tahun 1868, Beltrami membuktikan konsistensi geometri hiperbolik
tersebut. (Byer, 2010).
Seorang matematikawan Jerman, David Hilbert (1862-1943) merupakan salah satu
matematikawan yang terkini yang tertarik dalam bidang geometri. Tujuan Hilbert adalah
memperluas sistem aksioma Euclides kepada sesuatu yang telah lengkap dan menunjukkan
logika formal yang digunakan Euclides. Sistem geometri Hilbert merupakan geometri
Euclides yang dibangun berdasarkan kerja Moritz Pasch. Kemudian pada tahun 1932,
seorang matematikawan Amerika, George D. Birkhoff (1884-1944) mempublikasikan
aksioma Euclides dengan suatu perbedaan yang penting dengan Euclides dan Hilbert.
Aksioma Birkhoff sendiri hanya terdiri dari 4 pernyataan dan dapat membuktikan postulat
kesejajaran Euclides sebagai teorema dan dapat dibuktikan. Definisi pada sistem Birkhoff ini
yaitu titik, garis, jarak, dan sudut, dengan konsep keantaraan dibuktikan berdasarkan konsep
dasar jarak. Konsep jarak yang digunakan Birkhoff ini yang kemudian dikenal sebagai
pendekatan metrik. (Byer,2010).

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja aksioma dari model Hilbert

1
2. Apa saja ketentuan dari model Birkhoff
3. Apa hubungan antara model geometri Hilbert dan Birkhoff

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui aksioma yang terdapat pada Model Hilbert
2. Untuk mengetahui postulat yang terdapat pada Model Birkhoff
3. Untuk mengetahui apa sajakah yang termasuk ketentuan dari Model Birkhoff

D. Manfaat
1. Dapat mengetahui apa itu model geometri Hilbert di bidang geometri euclid
2. Dapat mengetahui apa itu model geometri Birkhoff di bidang geometri euclid.
3. Dapat mengetahui hubungan model geometri Hilbert dan Birkhoff

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. MODEL GEOMETRI HILBERT


Seorang matematikawan berbangsaaan Jerman, David Hilbert pada tahun 1899 menerbitkan
buku “Grundlagen der Geometrie” yang dalam terjemahan bahasa Inggrisnya berjudul
“Foundations of Geometry”. Dalam buku ini, Hilbert menawarkan suatu modernisasi Geometri
Euclid dengan menggunakan “titik, garis, bidang, pada (untuk menyatakan insidensi titik pada
garis), diantara (untuk menyatakan relasi tiga titik berlainan) dan kekongruenan” sebagai
pengertian pangkal dan menggunakan 5 aksioma (Aksioma Insidensi, Aksioma Urutan, Aksioma
Kekongruenan, Aksioma Kesejajaran dan Aksioma Kekontinuan) untuk membangun sistem
geometri bidang Euclid. Khusus untuk aksioma kesejajaran, Hilbert menggunakan aksioma
kesejajaran Playfair. Sistem ini selanjutnya dikenal sebagai geometri bidang Euclid versi Hilbert.
Versi Hilbert ini tetap konsisten mendukung hasil karyanya Euclid. Hilbert mampu membedakan
antara garis dan segmen garis (sesuatu yang Euclid abaikan) dengan menggunakan definisi
berikut :

Definisi. Ruas garis AB. Himpunan semua titik yang antara A dan B. Titik A dan B disebut titik
akhir dari ruas garis tersebut.

Hilbert mempartisi aksioma ke dalam lima kelompok, aksioma insidensi, aksioma urutan,
aksioma kekongruenan, aksioma kesejajaran (postulat Playfair), dan aksioma kekontinuan.

Kelompok I : Aksioma Koneksi

 Aksioma Koneksi 1.Melalui sembarang dua titik berlainan A,B , selalu ada garis m
 Aksioma Koneksi 2.Melalui sembarang dua titik berlainan A,B, tidak ada lebih dari satu
garis
m
 Aksioma Koneksi 3.Pada setiap garis, sedikitnya ada dua titik berlainan. Sedikitnya ada tiga
titik berlainan yang tidak berada pada satu garis.
 Aksioma Koneksi 4.Melalui tiga titik sembarang yang tak segaris, hanya ada satu bidang.

Keempat aksioma ini dapat dibandingkan dengan postulat Euclid mengenai aksioma
insidensi: "Untuk menarik garis dari suatu titik ke titik lainnya." Euclid tentu berpikiran sama
seperti Hilbert, tetapi gagal untuk melakukannya. Hilbert tidak hanya mendalilkan adanya garis
antara dua titik yang berbeda tetapi juga mendalilkan keunikan garis tersebut (Euclid juga
berasumsi sama, tapi gagal melakukannya). Sejak kumpulan aksioma Hilbert dimaksudkan untuk
memberikan dasar untuk geometri Euclid primitif, diharapkan bahwa semua ide intuitif kita
tentang geometri bidang datar berlaku dalam sistem aksiomatiknya. Sebagai contoh, misalkan l
dan m adalah garis. Apakah mungkin bahwa l dan m berpotongan di lebih dari satu titik? Karena
Anda rasa "garis" istilah yang dianggap berarti "garis lurus" maka sebagian besar dari kita akan

3
menjawab, "Tidak, garis tidak boleh berpotongan di lebih dari satu titik". Namun, tidak ada
sebuah aksioma yang secara nyata melarang hal ini terjadi. Kita berharap, di kemudian hari,
bahwa pemikiran ini dapat dimasukkan sebagai teorema. Dari pemikiran tesebut, pertimbangkan
hal berikut :

Teorema. 2.1.1. Dua garis yang berbeda tidak dapat berpotongan di lebih dari satu titik.

Bukti. Akan dibuktikan secara langsung dan dengan menggunakan kontradiksi. Misalkan dua
garis yang berbeda l dan m berpotongan di dua titik yang berbeda, A dan B. Dalam hipotesis ini,
A dan B adalah titik-titik yang berbeda yang dikandung oleh dua garis yang berbeda, kontradiksi
dengan aksioma insidensi 2. Akibatnya, asumsi bahwa l dan m berpotongan di lebih dari satu
titik tidak berlaku, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasangan dari garis yang berbeda tidak
berpotongan di lebih dari satu titik.

Kelompok II: Aksioma Urutan

• Aksioma Urutan 1. Jika B adalah titik antara A dan C (dinotasikan dengan A-B-C ), lalu A,B
dan C adalah titik yang berbeda pada garis yang sama dan C-B-A .
• Aksioma Urutan 2. Untuk setiap dua titik berbeda A dan C, ada setidaknya satu titik B pada
garis  AC sehingga A-C-B.
• Aksioma Urutan 3. Jika , dan adalah tiga titik pada garis yang sama, maka ada tepat satu titik
di antara dua titik lainnya.
• Aksioma Urutan 4. Untuk setiap garis l dan untuk setiap titik A, B, dan C yang tidak berada
pada garis l:
i) Jika titik dan berada pada sisi yang sama dari garis dan titik dan juga berada pada sisi
yang sama dari garis , maka titik dan berada pada sisi yang sama dari garis .

i) Jika titik A dan B berada pada sisi yang berlawana dari garis l dan titik B dan C
berada pada sisi yang berlawanan dari garis l, maka titik A dan C berada pada sisi
yang sama dari garis l.

4
Secara intuitif, teorema ini berkata jika sebuah garis masuk ke segitiga dari satu sisi, maka
akan keluar dari sisi yang lainnya.

Bukti.

1) Andaikan titik C berada pada garis l atau tidak sama sekali; jika titik C berada pada garis l,
pertahankan teorema tersebut.
2) Titik A dan B tidak berada pada garis l, dan segmen AB memotong garis l.
3) Karena, titik A dan B berada pada sisi yang berlawanan garis l.
4) Dari langkah 1 diasumsikan bahwa titik C tidak berada pada garis l, dimana jika dilihat dari
titik C akan terdapat dua sisi yang sama yaitu sisi A dan B.
5) Jika titik C berada pada sisi yang sama dari garis l disebut A, lalu titik C berada pada sisi
yang berlawanan dari titik B, yang berarti garis l memotong BC dan tidak memotong AC;
sama halnya jika titik C berada pada sisi yang sama dari garis l dan disebut B, lalu l
memotong AC dan tidak memotong BC.
6) Teorema Pasch terbukti.

Kelompok III: Aksioma Kongruensi

Aksioma Kongruensi 1. Jika A dan B titik yang berbeda yang berada pada garis a, dan jika Aˊ
adalah sebuah titik lainnya yang bisa berada pada garis yang sama atau berada pada garis lain aˊ,
akan ada kemungkinan untuk menemukan titik Bˊ yang berada pada garis aˊ melalui Aˊ
sehingga

Aksioma Kongruensi 2. Jika A’B’ dan A’’B’’ kongruen pada AB yang sama, dan A’B’ komgruen
terhadap A’’B’’, atau secara sederhana , jika dua segemen kongruen terhadap segmen yang
ketiga, maka ketiga segmen tersebut saling kongruen.

6
Pada saat Hilbert mempresentasikan karyanya dalam geometri Euclid, Felix Klein telah
menetapkan bahwa postulat kesejajaran independen terhadap postulat lainnya. Dalam rangka
untuk membantu menyelesaikan aksioma-aksiomanya, Hilbert perlu untuk memilih beberapa
bentuk dari postulat kesejajaran. Hilbert memilih bentuk Postulat Playfair (meskipun dalam
bukunya Grundlagen der Geometrie ia menyebutnya sebagai aksioma Euclid) sebagai aksioma
kesejajarannya (Aksioma Kesejajaran 1), yang akan dinyatakan selanjutnya.

Kelompok IV: Aksioma Kesejajaran

Aksioma Kesejajaran 1. Misalkan adalah sebuah garis dan adalah titik yang tidak berada pada
garis . Maka paling banyak ada satu garis pada bidang, yang melewati titik dan tidak memotong
garis sehingga garis sejajar terhadap garis .

Kelompok V: Aksioma Kekontinuan

Aksioma Kekontinuan 1. Axioma Archimedes. Jika AB dan CD adalah segmen garis, maka ada
sejumlah n sehingga dapat dibuat salinan CD sebanyak n yang disusun secara berdekatan dari
titik A sepanjang sinar AB yang akan melampaui batas titik B.

Gagasan di balik Aksioma Kekontinuan 1 cukup mudah, meskipun pernyataan itu sendiri
membingungkan pada awalnya. Inti dari postulat itu adalah bahwa panjang dapat diukur dengan
satuan ukuran yang sebarang. Selama abad kesembilan belas sejumlah matematikawan
mempelajari geometri yang melibatkan ruang yang tak terbatas tetapi terbatas. Jarak dalam

7
geometri ini dan lainnya diukur dengan cara yang jauh berbeda daripada bidang Euclid. Yang
menjadi agenda Hilbert adalah terlibat dalam membuat korespondensi satusatu antara titik-titik
pada setiap garis dan bilangan real. Hal ini akan memungkinkan dia untuk menyatakan sistem
geometri menjadi konsisten sebagai lapangan bilangan real. Hilbert tidak ragu bahwa konsistensi
bilangan real dapat ditetapkan. Ini menjadi sebuah filosofi serta menjadi masalah matematika
selama masa itu, yang sayangnya, tidak diselesaikan untuk oleh Hilbert dan matematikawan
lainnya. Geometri Hilbert memiliki pengaruh yang kuat dalam melengkapi kelemahan dalam
karya Euclid. Itu adalah contoh klasik dari metode aksiomatik modern, dan karena itu muncul
pada sekitar awal abad, contoh tersebut membantu mengatur untuk banyak pemikiran pada abad
kedua puluh matematika.

B. MODEL BIRKHOFF
a. Sejarah Birkhoff

George Birkhoff merupakan matematikawan Amerika yang lahir di Overisel Township,


Michigan pada tanggal 21 Maret 1884. Ia menjalani pendidikan di Institut Lewis, Chicago
( 1896-1902 ) dan di Universitas Chicago selama setahun. Setelah itu ia belajar di Universitas
Harvard pada tahun 1903-1905 dan memperoleh gelar A.B dan A.M. Kemudian pada tahun 1907
memperoleh gelar Ph.D dari Universitas Harvard. Pada tahun 1907-1909 Birkhoff mulai
mengajar di Universitas Wisconsin. Kemudian pada tahun 1909-1923 mengajar di Universitas
Princeton. Dan pada tahun 1912-1944 ia mengajar di Universitas Harvard. Birkkhoff meninggal
pada tanggal 12 November 1944.
Birkhoff merupakan salah satu matematikawan terpenting pada jamannya, dan selama
waktunya beliau juga seorang matematikawan Amerika yang unggul. Pada tahun 1923, ia
dianugerahi The inaugurah Bocher memorial Prize oleh Organisasi Matematika Amerika untuk
kertas Birkhoff (1917) yang berisi tentang proses pemendekan kurva Birkhoff. Ia juga terpilih

8
menjadi anggota National Academy of Sciences, the American Philosophical Society, the
American Academy of Arts and Sciences, the Academie des Sciences di Paris, the Pontifical
Academy of Sciences, dan the London and Edinburgh Mathematical Societies.
Birkhoff juga menjabat sebagai wakil presiden American Society Mathematical pada tahun
1919. Kemudian menjabat sebagai Presiden American Mathematical Society pada tahun 1925-
1926. Dan sebagai Editor dari Transactions of the American Mathematical Society pada tahun
1920-1924. Pada tahun 1912, ia berusaha memecahkan empat masalah warna, Birkhoff
memperkenalkan polinomial kromatik. Meskipun garis serangan ini tidak berhasil dibuktikan,
polinomial menjadi objek studi yang penting dalam teori graf aljabar.
Pada tahun 1913, ia membuktikan "Teorema Geometrik Terakhir," contoh khususnya adalah
masalah three-body, dimana hasil dari kasus tersebut membuatnya terkenal di dunia. Pada tahun
1927, ia menerbitkan Sistem Dinamis miliknya. Dia menulis nya berdasarkan fondasi relativitas
dan mekanika kuantum, penerbitan (dengan R. E. Langer) monografi Relativitas dan Fisika
Modern pada tahun 1923. Pada tahun 1923, Birkhoff juga membuktikan bahwa geometri
Schwarzschild adalah solusi bola simetris yang unik dari persamaan medan Einstein.
Konsekuensinya adalah bahwa lubang hitam tidak hanya sekedar keingintahuan matematika, tapi
dapat hasil dari setiap bintang bola memiliki massa yang cukup.
Hasil yang paling tahan lama Birkhoff telah 1.931 penemuan apa yang sekarang disebut
teorema ergodic. Menggabungkan wawasan dari fisika pada hipotesis ergodic dengan mengukur
teori, teorema ini diselesaikan, setidaknya pada prinsipnya, masalah mendasar mekanika statistik.
Teorema ergodic juga memiliki dampak untuk dinamika, teori probabilitas, teori grup, dan
analisis fungsional. Dia juga bekerja di nomor teori, masalah Riemann-Hilbert, dan empat warna
masalah. Dia mengusulkan axiomatization Euclidean geometri yang berbeda dari Hilbert (lihat
aksioma Birkhoff); pekerjaan ini memuncak dalam teks Basic Geometry (1941).
Pada tahun 1932, seorang matematikawan Amerika yakni G. D Birkhoff lewat tulisannya
yang berjudul “ A Set of Postulates for Plane Geometry (Based on Scale and Protractor) “ yang
diterbitkan dalam jurnal Annals of Mathematics, mengajukan versi lain dalam membangun
geometri bidang Euclid. Birkhoff menggunakan “ titik, garis, jarak dan sudut “ sebagai
pengertian pangkalnya dan menggunakan 4 buah postulat. Sistem ini selanjutnya dikenal sebagai
geometri bidang Euclid versi Birkhoff dan seperti versi Hilbert, versi ini juga tetap konsisten
mendukung hasil karyanya Euclid.

9
Dalam tahun-tahun berikutnya, Birkhoff menerbitkan dua karya penasaran. Nya 1933
Aesthetic Measure mengusulkan teori matematika estetika. Saat menulis buku ini, ia
menghabiskan satu tahun belajar seni, musik dan puisi dari berbagai budaya di seluruh dunia.
1938 Listrik sebagai Fluid gabungan gagasan tentang filsafat dan ilmu pengetahuan. 1943 teori
gravitasi juga membingungkan, karena Birkhoff tahu (tapi tidak keberatan) yang teorinya
memungkinkan sebagai sumber hanya materi yang merupakan cairan yang sempurna di mana
kecepatan suara harus sama dengan kecepatan cahaya.
Pada tahun 1912, ia berusaha memecahkan empat masalah warna, Birkhoff memperkenalkan
polinomial kromatik. Meskipun garis serangan ini tidak berhasil dibuktikan, polinomial menjadi
objek studi yang penting dalam teori graf aljabar.
Pada tahun 1913, ia membuktikan "Teorema Geometrik Terakhir," contoh khususnya
adalah masalah three-body, dimana hasil dari kasus tersebut membuatnya terkenal di dunia. Pada
tahun 1927, ia menerbitkan Sistem Dinamis miliknya. Dia menulis nya berdasarkan fondasi
relativitas dan mekanika kuantum, penerbitan (dengan R. E. Langer) monografi Relativitas dan
Fisika Modern pada tahun 1923. Pada tahun 1923, Birkhoff juga membuktikan bahwa geometri
Schwarzschild adalah solusi bola simetris yang unik dari persamaan medan Einstein.
Konsekuensinya adalah bahwa lubang hitam tidak hanya sekedar keingintahuan matematika, tapi
dapat hasil dari setiap bintang bola memiliki massa yang cukup.
Hasil yang paling tahan lama Birkhoff telah 1.931 penemuan apa yang sekarang disebut
teorema ergodic. Menggabungkan wawasan dari fisika pada hipotesis ergodic dengan mengukur
teori, teorema ini diselesaikan, setidaknya pada prinsipnya, masalah mendasar mekanika statistik.
Teorema ergodic juga memiliki dampak untuk dinamika, teori probabilitas, teori grup, dan
analisis fungsional. Dia juga bekerja di nomor teori, masalah Riemann-Hilbert, dan empat warna
masalah. Dia mengusulkan axiomatization Euclidean geometri yang berbeda dari Hilbert (lihat
aksioma Birkhoff); pekerjaan ini memuncak dalam teks Basic Geometry (1941).
Pada awal tahun 1960, SchoolMathematicsStudy Group (SMSG) yang ada di Amerika
menghasilkan versi lain geometri bidang Euclid dengan menyertakan 8 kelompok aksioma dan
menggunakan “ titik, garis dan bidang “ sebagai pengertian pangkalnya. Sistem aksioma yang
digunakan oleh kelompok ini sudah mempertimbangkan aspek-aspek pedagogik dengan
mengkombinasikanhasil karya Hilbertdan Birkhoff .

10
Dalam tahun-tahun berikutnya, Birkhoff menerbitkan dua karya penasaran. Nya 1933
Aesthetic Measure mengusulkan teori matematika estetika. Saat menulis buku ini, ia
menghabiskan satu tahun belajar seni, musik dan puisi dari berbagai budaya di seluruh dunia.
1938 Listrik sebagai Fluid gabungan gagasan tentang filsafat dan ilmu pengetahuan. 1943 teori
gravitasi juga membingungkan, karena Birkhoff tahu (tapi tidak keberatan) yang teorinya
memungkinkan sebagai sumber hanya materi yang merupakan cairan yang sempurna di mana
kecepatan suara harus sama dengan kecepatan cahaya.
a. Ketentuan
Ketentuan yang Berlaku
• Titik
• Garis- sebuah himpunan titik-titik
• Jarak-jarak antara dua titik yaitu titik A dan B adalah bilangan real positif d(A,B)
sedemikian bahwa d(A,B) = d(B,A)
• Sudut-sudut. sebuah sudut dibentuk oleh tiga titik terurut A, O, B (A≠O, B≠O:  AOB
sedemikian bahwa m ( AOB) adalah bilangan real (mod 2π).
b. Definisi
1) Antara

Jika A,B dan C titik yang berbeda, katakana bahwa B berada diantara titik A dan titik C
(A*B*C) jika dan hanya jika d(A,B) + d(B,C) = d(A,C) .

2) Segment Garis

Titik A dan titik C sama dengan titik B diantara titik A dan titik C terbentuk segment garis
AC.

3) Garis Tengah; Titik Akhir

Garis tengah m' dengan titik akhir O didefenisikan oleh dua titik O, A berada digaris m (A≠O)
sebagai himpunan semua titik A' dari m sedemikian bahwa O bukan diantara A dan A'.

4) Paralel

Jika dua garis berbeda tidak mempunyai titik-titik yang sama dikatakan parallel. Sebuah garis
selalu dianggap paralel dengan dirinya sendiri.

11
5) Sudut Lurus (180º); Sudut Siku-Siku (90 º); Tegak Lurus

Dua garis tengah yaitu m dan n melewati O disebut membentuk sebuah sudut lurus jika m
( mOn) = π . Dua garis tengah m,n melewati O disebut membentuk sebuah sudut siku-siku
jika m ( mOn) = ±π/2, dalam hal ini kita katakan bahwa m adalah tegak lurus ke n.

6) Segitiga; Simpul; Segitiga Merosot

Jika A, B, C adalah tiga titik yang berbeda tiga segmen AB, BC, CA dikatakan membentuk
segitiga dengan sisi AB, BC, CA dan simpul A, B, C. Jika A, B, C kolinear maka segitiga ABC
dikatakan merosot.

7) Similar (sama); Kongruen

Ada dua bentuk geometri similar jika ada a korespodensi satu-satu antara titik titik dua
bentuk sedemikian bahwa semua koresponding adalah proporsi dan sudut koresponding
memiliki ukuran sama rata (pengecualian, mungkin, untuk tanda mereka). Ada dua bentuk
geometri kongruen jika sama dengan konstan proporsional (sebanding), k=1.

c. Postulat
Postulat I : Postulat Garis Ukur

Himpunan titik {A, B, …} dari setiap garis dapat dimasukkan kedalam korespondensi 1:1
dengan bilangan real x sedemikian hingga |x b−x a|=d (A , B) untuk semua titik A dan B.

Postulat II : Postulat Titik-Garis

Ada satu dan hanya satu garis, l, mengandung dua titik yang berbeda P dan Q

Postulat III : Postulat Ukuran Sudut

Himpunan garis {l,m,n,….} melalui titik O dapat dimasukkan kedalam korespondensi 1:1
dengan bilangan real a(mod 2 π ) sehingga jika A dan B adalah titik (selain O) dari ldan m,
masing-masing perbedaan am−a l(mod 2 π ) dari angka yang berhubungan dengan garis ldan
m adalah  AOB . Selain itu, jika titik B pada m bervariasi terus menerus dalam garis r
tidak mengandung titik O, jumlah am bervariasi terus menerus juga.

Postulat IV : Postulat Kesamaan

12
Jika dua segitiga ABC dan A 'B'C' dan beberapa konstanta k>0,

d (A ' , B' )=k d (A , B ) , d (A' ,C ' )=k d (A , C ) dan  B' A' C' =±  BAC , maka
d ( B ' , C' ) =k d (B , C ), C' B' A ' =±  CBA dan A' C' B' =± ACB .

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hilbert mempartisi aksioma ke dalam lima kelompok, aksioma insidensi, aksioma urutan,
aksioma kekongruenan, aksioma kesejajaran (postulat Playfair), dan aksioma
kekontinuan.adapun postulat yang terdapat pada model Birkhoff yaitu:
• Postulat I : Postulat Garis Ukur
Himpunan titik {A, B, …} dari setiap garis dapat dimasukkan kedalam korespondensi 1:1
dengan bilangan real x sedemikian hingga |x b−x a|=d (A , B) untuk semua titik A dan B.
• Postulat II : Postulat Titik-Garis
Ada satu dan hanya satu garis, l, mengandung dua titik yang berbeda P dan Q
• Postulat III : Postulat Ukuran Sudut
Himpunan garis {l,m,n,….} melalui titik O dapat dimasukkan kedalam korespondensi 1:1
dengan bilangan real a(mod 2 π ) sehingga jika A dan B adalah titik (selain O) dari ldan m,
masing-masing perbedaan am−a l(mod 2 π ) dari angka yang berhubungan dengan garis ldan
m adalah  AOB . Selain itu, jika titik B pada m bervariasi terus menerus dalam garis r tidak
mengandung titik O, jumlah am bervariasi terus menerus juga.
• Postulat IV : Postulat Kesamaan
Jika dua segitiga ABC dan A ' B ' C ' dan beberapa konstanta k>0,
d (A ' , B' )=k d (A , B ) , d (A' ,C ' )=k d (A , C ) dan  B' A' C' =±  BAC , maka
d ( B ' , C' ) =k d (B , C ), C' B' A ' =±  CBA dan A' C' B' =± ACB .
Dan adapun ketentuan dari model birkhoff yaitu:
• Titik
• Garis- sebuah himpunan titik-titik
• Jarak-jarak antara dua titik yaitu titik A dan B adalah bilangan real positif d(A,B) sedemikian
bahwa d(A,B) = d(B,A)
• Sudut-sudut. sebuah sudut dibentuk oleh tiga titik terurut A, O, B (A≠O, B≠O:  AOB
sedemikian bahwa m ( AOB) adalah bilangan real (mod 2π).

B. Saran
Adapun saran yang dapat dikemukakan yaitu bagi si pembaca dapat menelaah lebih jauh lagi
tentang Model Hilbert dan Model Birkhoff agar diketahui pengetahuan mendalam tentang teori
tersebut dan dapat menerapkannya di kehidupan sehari-hari.

14
DAFTAR PUSTAKA

Byer, O. Lazebnik,F.,& Smeltzer,D.L. (2010). Methods for Euclidean Geometry. USA:


Mathematical Association of America,Inc.
Devlin, K. (2003). Sets, Functions, & Logic: an Introduction to Abstract Mathematics. Edisi
ketiga. Boca Raton: Chapman & Hall.
Fauzi, Kms Muhammad Amin. 2017. Mengenal Geometri Euclid dan Non Euclid Lebih Dekat.
Medan: UnimedPress
Fitting, M.A. (1996). Introduction to Geometry. New York: The McGraw-Hill.
Giaquinta, M. & Giuseppe Medica. (2003). Mathematical Analysis: Function of One Variable.
Boston: Birkhauser.

15

Anda mungkin juga menyukai