Anda di halaman 1dari 14

MODEL BIRKHOFF

NAMA MAHASISWA : DIANA NOVITA


DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. EDI SURYA.
MATA KULIAH : GEOMETRI EUCLID

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
APRIL, 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan RahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah sebagai salah satu tugas
rutin yang harus dipenuhi dalam mata kuliah Program Pembelajaran Matematika. Penulis
berterima kasih kepada Bapak/Ibu dosen yang bersangkutan yang sudah memberikan
bimbingannya.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu
penulis memohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan juga mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini . Akhir kata penulis
ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi
pembaca.

Medan,April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................3

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................................4

1.1 Rumusan Masalah..........................................................................................4


1.2 Tujuan.............................................................................................................4
1.3 Manfaat ..........................................................................................................5

BAB II. PEMBAHASAN...............................................................................................6

BAB III.PENUTUP .......................................................................................................7

1.1 Kesimpulan .....................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................14


BAB I. PENDAHULUAN

Studi tentang geometri diawali dengan dua konsep dasar, yaitu pengertian tentang titik
dan garis. pengertian tersebut kemudian dihubungkan dengan kumpulan aksioma. Aksioma
adalah pernyataan dari sifat yang sangat diperlukan untuk dipelajari tetapi tidak dibuktikan.
Selanjutnya ada yang disebut sebagai model geometri. Model geometri ditentukan dengan
himpunan elemen-elemen yang disebut titik dan kumpulan himpunan bagian dari
himpunan ini yang disebut garis (Millman & Parker, 1991). Sejak dimulainya era geometri
non-Euclides, yang telah dimulai oleh Girolomo Saccheri (1667-1733), para
matematikawan semakin tertarik untuk membuktikan kecacatan dalam geometri Euclides.
Di antaranya adalah matematikawan Rusia Nicolai Lobachevsky (1792-1856) dan
matematikawan Hungaria Janos Bolyai (1802-1860) yang menemukan geometri
hiperbolik. Kemudian pada pada tahun 1868, Beltrami membuktikan konsistensi geometri
hiperbolik tersebut. (Byer, 2010).

Seorang matematikawan Jerman, David Hilbert (1862-1943) merupakan salah satu


matematikawan yang terkini yang tertarik dalam bidang geometri. Tujuan Hilbert adalah
memperluas sistem aksioma Euclides kepada sesuatu yang telah lengkap dan menunjukkan
logika formal yang digunakan Euclides. Sistem geometri Hilbert merupakan geometri
Euclides yang dibangun berdasarkan kerja Moritz Pasch. Kemudian pada tahun 1932,
seorang matematikawan Amerika, George D. Birkhoff (1884-1944) mempublikasikan
aksioma Euclides dengan suatu perbedaan yang penting dengan Euclides dan Hilbert.
Aksioma Birkhoff sendiri hanya terdiri dari 4 pernyataan dan dapat membuktikan postulat
kesejajaran Euclides sebagai teorema dan dapat dibuktikan. Definisi pada sistem Birkhoff
ini yaitu titik, garis, jarak, dan sudut, dengan konsep keantaraan dibuktikan berdasarkan
konsep dasar jarak. Konsep jarak yang digunakan Birkhoff ini yang kemudian dikenal
sebagai pendekatan metrik. (Byer,2010).

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana sejarah singkat tokoh George David Birkhoff?
2. Apa sajakah yang termasuk ketentuan dari Model Birkhoff?
3. Apa sajakah yang definisi yang ada pada Model Birkhoff?
4. Apa sajakah postulat yang terdapat pada Model Birkhoff?
1.2 Tujuan

Berdasarkan latar belakang tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejarah singkat tokoh George David Birkhoff


2. Untuk mengetahui apa sajakah yang termasuk ketentuan dari Model Birkhoff
3. Untuk mengetahui definisi-definisi yang ada pada Model Birkhoff
4. Untuk mengetahui postulat yang terdapat pada Model Birkhoff
1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu penulis dapat mengetahui apa itu model
birkhoff di bidang geometri euclid.
BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Birkhoff

J. Sitorus (1990 : 59)

Dari lima postulat yang diajukan Euclid, karena begitu kompleksnya postulat ke-5,
banyak matematikawan yang menganggap bahwa postulat itu merupakan akibat dari empat
postulat sebelumnya. Dengan lain kata, postulat ke-5 Euclid itu dependen. Mereka mencoba
membuktikan kebenaran dugaan tersebut. Tetapi, semua usaha yang dilakukan gagal.
Akhirnya, John Playfair (1748 – 1819) seorang matematikawan Skotlandia justru
menemukan sifat yang ekuivalen dengan postulat tersebut. Postulat itu dikenal dengan nama
postulat kesejajaran Playfair yang menyatakan, “ untuk setiap garis l dan setiap titik P
yang tidak berada pada l ada tepat satu garis m yang memuat P dan sejajar dengan l ”.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh beberapa matematikawan dalam usaha


menunjukkan dependennya postulat ke-5 Euclid ternyata melahirkan bidang-bidang baru
dalam geometri, diantaranya Geometri Afin oleh Leonhard Euler (1707 – 1793), Geometri
Absolut (Netral) oleh Euler (1707 – 1793), Poincare (1854 – 1912), George Cantor (1845 –
1918), Geometri Proyektif oleh Arthur Cayley (1821 – 1895), Poncelet (1788 – 1876), von
Staudt (1798 – 1867), serta Geometri Transformasi oleh Felix Klein (1849 – 1925).

Menurut Wallace dan West (!992 : 34), ada tiga kelemahan utama yang ditemukan pada
hasil karyanya Euclid, yakni :
1. Euclid gagal untuk mengenali istilah tertentu yang dibutuhkan yang harus tetap
dibiarkan sebagai istilah yang tidak didefinisika (pengertian pangkal).
2. Menggunakan sesuatu yang sulit dipahami dalam membuktikan suatu teorema, tetapi
postulat yang terkait belum ditetapkan sebelumnya.
3. percaya pada diagram atau gambar untuk mengarahkan logika dalam mengkonstruksi
suatu bukti.
Oleh karenanya, beberapa ahli berusaha untuk menyempurnakan kelemahan- kelemahan di
atas dengan harapan dapat dirumuskan suatu sistem geometri khususnya geometri bidang
yang memenuhi standar sistem aksiomatis.

Seorang matematikawan bangsa Jerman, David Hilbert pada tahun 1899 menerbitkan buku “
Grundlagen der Geometrie “ yang dalam terjemahan bahasa Inggrisnya berjudul “
Foundations of Geometry ”. Dalam buku ini, Hilbert menawarkan suatu modernisasi
Geometri Euclid dengan menggunakan “ titik, garis, bidang, pada (untuk menyatakan
insidensi titik pada garis), diantara (untuk menyatakan relasi tiga titik berlainan) dan
kekongruenan “

Sebagai pengertian pangkal dan menggunakan 5 aksioma (Aksioma Insidensi,


Aksioma Urutan, Aksioma Kekongruenan, Aksioma Kesejajaran dan Aksioma Kekontinuan)
untuk membangun sistem geometri bidang Euclid. Khusus untuk aksioma kesejajaran,
Hilbert menggunakan aksioma kesejajaran Playfair. Sistem ini selanjutnya dikenal sebagai
geometri bidang Euclid versi Hilbert. Versi Hilbert ini tetap konsisten mendukung hasil
karyanya Euclid.
Pada tahun 1932, seorang matematikawan Amerika yakni G. D Birkhoff lewat
tulisannya yang berjudul “ A Set of Postulates for Plane Geometry (Based on Scale and
Protractor) “ yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Mathematics, mengajukan versi lain
dalam membangun geometri bidang Euclid. Birkhoff menggunakan “ titik, garis, jarak dan
sudut “ sebagai pengertian pangkalnya dan menggunakan 4 buah postulat. Sistem ini
selanjutnya dikenal sebagai geometri bidang Euclid versi Birkhoff dan seperti versi Hilbert,
versi ini juga tetap konsisten mendukung hasil karyanya Euclid.

Pada tahun 1912, ia berusaha memecahkan empat masalah warna, Birkhoff


memperkenalkan polinomial kromatik. Meskipun garis serangan ini tidak berhasil
dibuktikan, polinomial menjadi objek studi yang penting dalam teori graf aljabar.
Pada tahun 1913, ia membuktikan "Teorema Geometrik Terakhir," contoh
khususnya adalah masalah three-body, dimana hasil dari kasus tersebut membuatnya
terkenal di dunia. Pada tahun 1927, ia menerbitkan Sistem Dinamis miliknya. Dia menulis
nya berdasarkan fondasi relativitas dan mekanika kuantum, penerbitan (dengan R. E.
Langer) monografi Relativitas dan Fisika Modern pada tahun 1923. Pada tahun 1923,
Birkhoff juga membuktikan bahwa geometri Schwarzschild adalah solusi bola simetris
yang unik dari persamaan medan Einstein. Konsekuensinya adalah bahwa lubang hitam
tidak hanya sekedar keingintahuan matematika, tapi dapat hasil dari setiap bintang bola
memiliki massa yang cukup.
Hasil yang paling tahan lama Birkhoff telah 1.931 penemuan apa yang sekarang
disebut teorema ergodic. Menggabungkan wawasan dari fisika pada hipotesis ergodic
dengan mengukur teori, teorema ini diselesaikan, setidaknya pada prinsipnya, masalah
mendasar mekanika statistik. Teorema ergodic juga memiliki dampak untuk dinamika,
teori probabilitas, teori grup, dan analisis fungsional. Dia juga bekerja di nomor teori,
masalah Riemann-Hilbert, dan empat warna masalah. Dia mengusulkan axiomatization
Euclidean geometri yang berbeda dari Hilbert (lihat aksioma Birkhoff); pekerjaan ini
memuncak dalam teks Basic Geometry (1941).
Pada awal tahun 1960, School Mathematics Study Group (SMSG) yang ada di
Amerika menghasilkan versi lain geometri bidang Euclid dengan menyertakan 8 kelompok
aksioma dan menggunakan “ titik, garis dan bidang “ sebagai pengertian pangkalnya. Sistem
aksioma yang digunakan oleh kelompok ini sudah mempertimbangkan aspek-aspek
pedagogik dengan mengkombinasikan hasil karya Hilbert dan Birkhoff .
Dalam tahun-tahun berikutnya, Birkhoff menerbitkan dua karya penasaran. Nya
1933 Aesthetic Measure mengusulkan teori matematika estetika. Saat menulis buku ini, ia
menghabiskan satu tahun belajar seni, musik dan puisi dari berbagai budaya di seluruh
dunia. 1938 Listrik sebagai Fluid gabungan gagasan tentang filsafat dan ilmu pengetahuan.
1943 teori gravitasi juga membingungkan, karena Birkhoff tahu (tapi tidak keberatan) yang
teorinya memungkinkan sebagai sumber hanya materi yang merupakan cairan yang
sempurna di mana kecepatan suara harus sama dengan kecepatan cahaya.
Dari uraian di atas terkait dengan sejarah perkembangan geometri Euclid mulai dari sistem
aksioma yang ditawarkan oleh Euclid sampai dengan sistem aksioma yang ditawarkan oleh
SMSG dapat dirangkum bahwa :
1. Buku Elemen Euclid. Merupakan buku geometri pertama yang ditulis, tulisan ini
mendefinisikan disiplin ilmu yang dikenal dengan nama geometri untuk lebih dari
2000 tahun.
2. Buku Grundlagen der Geometrie karya Hilbert (1899) merupakan modernisasi dari
geometri Euclid yang mendukung hasil kerjanya Euclid dan menggunakan kumpulan
aksioma yang bisa diterima menurut standard saat ini

3. Karya Birkhoff yang berjudul “A set of Postulates for Plane Geometry (Based on
Scale and Protractor)” merupakan hasil karya yang kedua untuk memodernisasi
geometri Euclid yang berusaha menempatkan geometri Euclid pada suatu basis
fundamental yang kokoh dengan menggunakan suatu pendekatan yang berbeda
berdasarkan pengukuran.
4. Geometri versi SMSG merupakan hasil karya dimana postulatnya disusun dengan
mempertimbangkan aspek pedagogik yang mengkombinasikan hal-hal penting dari
hasil karyanya Hilbert dan Birkhoff dengan cara menyediakan pengembangan
geometri Euclid secara efisien dan lebih mudah untuk dipahami.
Geometri Euclid yang berkembang saat ini sebenarnya menyangkut geometri datar dan
geometri ruang. Materi Geometri Euclid khususnya pada bidang yang disajikan pada buku
ini akan mengacu kepada sistem aksioma versi Hilbert dan versi SMSG karena masing-
masing memiliki kelemahan dan keunggulannya tersendiri. Melalui penggunaan kombinasi
sistem aksioma ini diharapkan materi yang tersaji dalam buku ini akan lebih mudah dipahami
pembaca.
Geometri Euclid versi Hilbert tersusun atas 5 sistem aksioma dengan menggunakan
titik dan garis sebagai pengertian pangkal. Aksioma-aksioma yang ada dapat
dikelompokkan menjadi lima kelompok aksioma, yakni :
1. Aksioma Insidensi
2. Aksioma Urutan
3. Aksioma Kekongruenan
4. Aksioma Kekontinuan
5. Aksioma Kesejajaran
Aksioma Insidensi versi Hilbert menyatakan :
a. Melalui sembarang dua titik berlainan A, B, selalu ada garis m
b. Melalui sembarang dua titik berlainan A, B tidak ada lebih dari satu garis m
c. Pada setiap garis, sedikitnya ada dua titik berlainan. Sedikitnya ada tiga titik berlainan
yang tidak berada pada satu garis
d. Melalui tiga titik sembarang yang tak segaris, hanya ada satu bidang

2.2 Ketentuan
Ketentuan yang Berlaku
 Titik
 Garis- sebuah himpunan titik-titik
 Jarak- jarak antara dua titik yaitu titik A dan B adalah bilangan real positif d(A,B)
sedemikian bahwa d(A,B) = d(B,A)
 Sudut-sudut. sebuah sudut dibentuk oleh tiga titik terurut A, O, B (A≠O, B≠O: ∠AOB
sedemikian bahwa m (∠AOB) adalah bilangan real (mod 2π)

2.3 Definisi

2.3.1 Antara
Jika A,B dan C titik yang berbeda, katakana bahwa B berada diantara titik A dan titik
C (A*B*C) jika dan hanya jika d(A,B) + d(B,C) = d(A,C) .

2.3.2 Segment Garis

Titik A dan titik C sama dengan titik B diantara titik A dan titik C terbentuk segment
garis AC.

2.3.3 Garis Tengah; Titik Akhir


Garis tengah m' dengan titik akhir O didefenisikan oleh dua titik O, A berada digaris m
(A≠O) sebagai himpunan semua titik A' dari m sedemikian bahwa O bukan diantara A dan
A' .
2.3.4 Paralel
Jika dua garis berbeda tidak mempunyai titik-titik yang sama dikatakan parallel.
Sebuah garis selalu dianggap paralel dengan dirinya sendiri.

2.3.5 Sudut Lurus (180º); Sudut Siku-Siku (90 º); Tegak Lurus
Dua garis tengah yaitu m dan n melewati O disebut membentuk sebuah sudut lurus
jika m (∠mOn) = π . Dua garis tengah m,n melewati O disebut membentuk sebuah sudut
siku-siku jika m (∠mOn) = ±π/2, dalam hal ini kita katakan bahwa m adalah tegak lurus ke
n.
2.3.6 Segitiga; Simpul; Segitiga Merosot
Jika A, B, C adalah tiga titik yang berbeda tiga segmen AB, BC, CA dikatakan
membentuk segitiga dengan sisi AB, BC, CA dan simpul A, B, C. Jika A, B, C kolinear
maka segitiga ABC dikatakan merosot.

2.3.7 Similar (sama); Kongruen

Ada dua bentuk geometri similar jika ada a korespodensi satu-satu antara titik titik dua
bentuk sedemikian bahwa semua koresponding adalah proporsi dan sudut koresponding
memiliki ukuran sama rata (pengecualian, mungkin, untuk tanda mereka). Ada dua bentuk
geometri kongruen jika sama dengan konstan proporsional (sebanding), k=1.

2.4 Postulat
2.4.1 Postulat I : Postulat Garis Ukur
Himpunan titik {A, B, …} dari setiap garis dapat dimasukkan kedalam korespondensi 1:1
dengan bilangan real x sedemikian hingga |x b−x a|=d ( A , B) untuk semua titik A dan B.

2.4.2 Postulat II : Postulat Titik-Garis


Ada satu dan hanya satu garis, l, mengandung dua titik yang berbeda P dan Q

2.4.3 Postulat III : Postulat Ukuran Sudut


Himpunan garis { l,m,n,….} melalui titik O dapat dimasukkan kedalam korespondensi 1:1
dengan bilangan real a (mod 2 π ) sehingga jika A dan B adalah titik (selain O) dari l dan m,
masing-masing perbedaan a m−a l (mod 2 π ) dari angka yang berhubungan dengan garis l
dan m adalah ∠ AOB. Selain itu, jika titik B pada m bervariasi terus menerus dalam garis r
tidak mengandung titik O, jumlah a m bervariasi terus menerus juga.

2.4.4 Postulat IV : Postulat Kesamaan


Jika dua segitiga ABC dan A ' B' C ' dan beberapa konstanta k>0,

d ( A' , B' )=k d ( A , B ) , d ( A ' , C' ) =k d ( A ,C ) dan ∠ B ' A ' C ' =± ∠ BAC , maka
d ( B' , C ' ) =k d ( B , C ) ,∠ C ' B' A' =±∠ CBA dan ∠ A' C' B' =± ∠ ACB .
BAB III. PENUTUP

1.2 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan pada makalah ini ialah:
1. George Birkhoff lahir di Overisel Township, Michigan 21 Maret 1884. Ia telah
memperoleh banyak penghargaan diantaranya The inaugurah Bocher memorial
Prize oleh Organisasi Matematika Amerikapada tahun 1923. Ia juga menjabat
sebagai Presiden American Mathematical Society pada tahun 1925-1926. Selain itu
tahun 1913, ia membuktikan "Teorema Geometrik Terakhir," contoh khususnya
adalah masalah three-body, dimana hasil dari kasus tersebut membuatnya terkenal
di dunia.
2. Ketentuan dari Model Birkhoff antara lain:
 Titik
 Baris
 Jarak-jarak antara dua titik yaitu titik A dan B adalah bilangan real positif
d(A,B) sedemikian bahwa d(A,B) = d(B,A)
 Sudut-sudut
3. Terdapat 7 definisi yang ada pada Model Birkhoff diantaranya definisi antara, jalur
segemen, setengah-garis: titik akhir, parallel, sudut lurus:tegak lurus, segitiga
simpul:merosot segitiga, kongruen
4. Terdapat 4 postulat pada Model Birkhoff diantaranya postulat ukur garis, postulat
titik-garis, postulat ukur sudut, postulat dari kesamaan.
DAFTAR PUSTAKA

Byer,O. Lazebnik,F.,& Smeltzer,D.L. (2010). Methods for Euclidean Geometry. USA:


Mathematical Association of America,Inc.

Devlin,K. (2003). Sets, Functions, & Logic: an Introduction to Abstract Mathematics.


Edisi ketiga. Boca Raton: Chapman & Hall.

Fitting,M.A. (1996). Introduction to Geometry. New York: The McGraw-Hill.

Fauzi, Kms Muhammad Amin. 2016. Mengenal Geometri Euclid dan Non Euclid Lebih
Dekat. Medan: Unimed Press
Giaquinta,M. & Giuseppe Medica. (2003). Mathematical Analysis: Function of One
Variable. Boston: Birkhauser.

Anda mungkin juga menyukai