Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENDAHULUAN TRANSFORMASI

DOSEN PENGAMPU:
Dr, Nyoman Sridana, M.Si
Ni Made Intan Kertiyani, S.Pd., M.Pd
DI SUSUN OLEH:
Amalia Kartika (E1R020005)
Amelia Apriani (E1R020006)
Anisah (E1R020010)
Ira Irwana (E1R018037)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “Pendahuluan
Transformnasi”. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita yaitu
Nabi Muhamad SAW, yang telah membawa kita pada alam yang penuh dengan cahaya ilmu
pengetahuan ini.
Walaupun banyak kekurangan, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Geometri Transformasi dan juga untuk
menambah wawasan kami tentang materi pembelajaran.
Tugas ini dapat diselesaikan karena ada dukungan yang sangat besar dari beberapa
pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang telah
memberikan dukungan kepada kami dan juga memberikan bimbingan kepada kami.
Dan kami sebagai penulis juga mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila pada
makalah yang kami susun terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu, kami
mengaharapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik inovatif yang dapat menjadi
pelajaran bagi kami kedepan. Harapan kami, semoga makalah ini bermanfa’at bagi kami dan
juga bagi para pembaca.

Mataram, Agustus 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. .1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 2
A. Geometri Euclid dan non Euclid .......................................................................... 2
B. Pengertian Fungsi.................................................................................................. 8
C. Jenis-jenis Fungsi .................................................................................................. 9
D. Transformasi sebagai Fungsi ............................................................................... 8
CONTOH SOAL .......................................................................................................... 11
RANGKUMAN ............................................................................................................ 15
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 16
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 16
B. Saran ................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 17
LAMPIRAN .................................................................................................................. 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Geometri berasal dari kata latin “Geometrein” yaitu geo yang artinya tanah
dan metrein yang artinya pengukuran. Geometri dapat diartikan sebagai Ilmu Ukur.
Geometri didefinisikan juga sebagai cabang Matematika yang mempelajari titik, garis,
bidang dan benda-benda ruang serta sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya dan
hubungannya satu sama lain. Geometri adalah ilmu mengenai bangun, bentuk, dan
ukuran benda-benda. Geometri merupakan bagian dari pokok bahasan yang ada dalam
pembelajaran matematika.

Sebelum mempelajari geometri transformasi, perlu terlebih dahulu memahami


tentang pemetaan pada himpunan bilangan real. Terdapat dua macam pemetaan, yakni
relasi dan fungsi. Relasi adalah memasangkan satu atau lebih anggota himpunan
dengan satu atau lebih anggota himpunan yang lain. Sedangkan fungsi adalah
memasangkan setiap anggota suatu himpunan tepat dengan satu anggota himpunan
yang lain.

Geometri transformasi merupakan pemetaan satu-satu dengan menggunakan


himpunan titik-titik sebagai masukan/input dan returning points sebagai luaran/output.
Himpunan-himpunan input tersebut dinamakan sebagai obyek/benda dan
output/luaran yang bersesuaian dinamakan sebagai image/bayangan. Geometri
transformasi dapat juga disebut geometri gerak. Dalam pengaplikasiannya,
Transformasi Geometri digunakan sebagai contoh seseorang yang berada di escalator.
Ketika seseorang berada di escalator, yang berubah adalah tempat atau posisi orang
tersebut tidak berputar, tidak bertambah tinggi, tidak memendek atau tidak berubah
bentuk, namun escalator yang membawa orang tersebut berpindah dari atas kebawah
atau dari bawah keatas.

Perkembangan geometri transformasi di awali oleh seorang matematikawan


berkebangsaan Jerman yang bernama Felix Klein (1849 – 1925). Klein berjasa dalam
mereformasi pembelajaran geometri. Ia menciptakan teori awal dari transformasi
geometri yang melepaskan identitas geometri sebagai bidang yang selalu
berhubungan dengan teori-teori Euclid.

B. RumusanMasalah
1. Apa yang dimaksud dengan geometri Euclid dan non euclid?
2. Apa yang dimaksud dengan fungsi?
3. Apa saja jenis-jenis dari fungsi?
4. Bagaimana transformasi sebagai fungsi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu geometri euclid dan non euclid
2. Untuk mengetahui definisi fungsi
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dari fungsi
4. Untuk mengetahui bagaimana transformasi sebagai fungsi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Geometri Euclid dan non Euclid


Geometri Euclid
1. Sejarah geometri Euclid
Geometri Euclid (geometri Parabolik) adalah geometri yang pertama kali
muncul yang dibuat oleh seorang matematikawan Yunani bernama
Euclid. Euclides dari Aleksandria ini hidup kira-kira 300 tahun sebelum Masehi.
Ia menulis buku-bukunya sebanyak 13 buah dengan mengumpulkan materinya
dari beberapa sumber dan dari tokoh sebelumnya. Jadi, Euclides dapat
dipandang sebagai penyusun dan penulis buku yang luar biasa. Bukunya disebut
“The Elements” atau “Euclid’s Elements” yang dapat diterjemahkan sebagai
“Unsur-unsur Euclides”. Buku-bukunya itu adalah sebagai berikut.
• Enam (6) bukunya yang pertama membahas segitiga, segiempat,
lingkaran, segi banyak, perbandingan, dan kesebangunan.
• Empat (4) buah buku berikutnya, membahas tentang ilmu bilangan.
• Satu (1) buku memperkenalkan Geometri Ruang yang berhubungan
dengan enam bukunya yang pertama.
• Satu (1) buah buku membicarakan tentang limas, kerucut, dan tabung.
• Satu (1) buah bukunya yang terakhir membahas tentang kelima bidang
banyak beraturan dan memberikan konstruksi dari benda-benda
“Platonic” atau benda-benda “Cosmic”.
Dalam bukunya yang pertama, Euclides memulai dengan 23 definisi, 5 postulat,
5 aksioma, dan 48 dalil. Menurut Euclides, postulat dan aksioma adalah
pernyataan benar tanpa bukti. Postulat berlaku khusus (mirip lemma dalam
suatu teorema), sedangkan aksioma berlaku umum.
Berikut ini adalah lima asumsi dasar yang disebut aksioma atau postulat Euclid.
I. Aksioma 2.1 Postulat Pertama Euclid (Greenberg, 1994: 14)
Untuk setiap titik A dan titik B yang berbeda terdapat tunggal garis 𝑙 yang
melalui titik A dan titik B
Postulat pertama Euclid menyatakan bahwa untuk sebarang dua titik
menentukan suatu garis tunggal. Garis tunggal yang melalui titik 𝐴 dan titik 𝐵
disimbolkan dengan ⃡𝐴𝐵 atau 𝑙
II. Aksioma 2.2 Postulat Kedua Euclid (Greenberg, 1994: 15)
Untuk setiap ruas garis 𝐴𝐵⃡ dan setiap ruas garis 𝐶𝐷
⃡ terdapat sebuat titik
sehingga titik B dintara A dan E dan ruas garis ⃡𝐶𝐷 kongruen dengan ruas
garis ⃡BE.

⃡ yang kongruen dengan ruas garis CD


Menunjukkan ruas garis BE ⃡ dan ruas
⃡ merupakan perpanjangan ruas garis ⃡AB . Postulat Kedua Euclid
garis BE

2
berarti bahwa suatu ruas garis dapat diperpanjang secara kontinu menjadi garis
lurus.

III. Aksioma 2.3 Postulat Ketiga Euclid (Greenberg, 1994: 15)


Untuk setiap titik 𝑂 dan setiap titik 𝐴 yang berbeda dengan titik 𝑂 terdapat
sebuah lingkaran dengan pusat 𝑂 dan jari-jari 𝑂𝐴

IV. Aksioma 2.4 Postulat Keempat Euclid (Greenberg, 1994: 18)


Setiap sudut siku-siku adalah kongruen satu sama lain. Postulat Keempat
Euclid menyatakan bahwa untuk setiap sudut siku-siku memiliki besar yang
sama.

V. Aksioma 2.5 Postulat Kelima Euclid (Greenberg, 1994: 19)


Untuk setiap garis 𝑙 dan setiap titik 𝑝 tidak pada garis 𝑙 terdapat tepat satu
garis 𝑚 melalui 𝑝 yang sejajar dengan garis 𝑙.

2. Kelemahan Geometri Euclid


Menurut Beberapa Ahli
1) Euclides berusaha untuk mendefinisikan semuanya dalam geometri,
sampai titik dan garis.
Kita tinjau sedikit tentan g definisi yang dikemukakan Euclides dalam
bukunya yang pertama.

Definisi 1: Titik adalah sesuatu yang tidak mempunyai bagian.


Definisi 2: Garis ialah panjang tanpa lebar.

Permasalahannya, apakah tidak perlu untuk mendefinisikan tentang


“bagian” dan juga tentang “lebar”? Para ahli berpendapat, tampaknya
memang harus ada pengertian-pengertian pangkal (undefined terms).

2) Postulat kelima dari Euclides yang terkenal dengan nama Postulat


Kesejajaran, terlalu panjang sehingga dianggap membingungkan oleh para
matematikawan.
Postulat 5 Euclides berbunyi: “Jika dua garis dipotong oleh sebuah
garis lain (disebut dengan garis transversal) sedemikian hingga membuat

3
jumlah sudut dalam sepihak kurang dari 1800 , maka kedua garis itu
berpotongan pada pihak yang jumlah sudut dalam sepihaknya kurang dari
1800 ’’.
Oleh John Playfair (1795), postulat tersebut di atas dimodifikasi
sebagai berikut. Melalui sebuah titik di luar sebuah garis yang diketahui,
hanya dapat dibuat sebuah garis yang sejajar dengan garis yang
diketahui.

Titik P di luar garis m. Hanya ada 1 garis n, yang melalui P dan sejajar m.
Aksioma pengganti postulat ke-5 Euclides tersebut dikenal sebagai
“Aksioma Playfair”. Aksioma Playfair ekuivalen dengan Postulat ke-5
Euclides.
3) Terdapat dalil dalam Geometri Euclid yang berbunyi: Melalui suatu ruas
garis dapat dilukis suatu segitiga samasisi.
Perhatikan bukti dari Euclides berikut.
Misalkan AB adalah ruas garis yang diketahui. Harus dilukis segitiga
sama sisi dengan AB sebagai salah satu sisinya.
Lukisan:
Dengan A sebagai titik pusat dan AB sebagai jari-jari maka dapat dilukis
lingkaran BCD. (postulat 3). Demikian pula dengan B sebagai titik pusat
dan BA sebagai jari-jari, dapat dilukis lingkaran ACE (postulat 3).
Dari titik C, yaitu titik potong kedua lingkaran itu, dapat ditarik garis AC
dan BC.

Bukti:

Karena titik A adalah titik pusat lingkaran


BCD maka AC = AB (Def 15). Demikian
juga, karena titik B adalah titik pusat
lingkaran ACE maka BC = BA (Def. 15).

AC = AB
AC = BC = AB
BC = AB
Maka ∆ ABC sama sisi
terlukis.

Kelemahan dalil ini adalah, Euclides menganggap begitu saja bahwa


kedua lingkaran itu berpotongan, tanpa menggunakan atau mendasarkan
pada suatu postulat. Matematikawan berpendapat bahwa untuk
mendapatkan titik potong ini masih diperlukan pertolongan prinsip
kekontinuan.

4
3. Pengganti postulat kesejajaran Euclides.
Pada buku-buku teks sekarang, postulat kesejajaran Euclides biasanya
diganti dengan pernyataan: “Hanya ada satu garis yang sejajar dengan garis
yang diketahui yang melalui sebuah titik di luar garis yang diketahui”.
Pernyataan tersebut disebut Postulat Playfair. Postulat Playfair membahas
tentang kesejajaran garis dan postulat kesejajaran Euclides tentang garis-garis
yang berpotongan.

2. Geomeri non Euclid


Nicolai Ivanovitch Lobachevsky (1793 – 1856) adalah seorang professor
matematika yang mengajar di Universitas Kazan. Lobachevsky bersama dengan
Gauss dan Bolyai merupakan tokoh-tokoh yang mengenalkan Geometri Non Euclid.
Untuk menghormatinya, maka geometri yang dikenalkannya disebut dengan
Geometri Lobachevsky atau Geometri Hiperbolik. Selain Lobachevsky, ada tokoh
lain yang menemukan Geometri Non Euclid yang berbeda dengan Lobachevsky,
yakni Riemann dan geometri temuan Riemann disebut juga dengan Geometri
Eliptik.
1). Geometri Lobachevsky (Geometri Hiperbolik)
Geometri Lobachevsky berbeda dengan Geometri Euclid hanya pada postulat
kesejajarannya. Postulat kesejajaran Lobachevsky berbunyi “jika sebuah titik
terletak tidak pada suatu garis, maka terdapat paling sedikit dua garis yang dapat
ditarik melalui titik itu serta sejajar dengan garis tadi” [5].
Berdasarkan postulat tersebut, ditentukan bahwa jumlah ukuran sudut dalam
suatu segitiga kurang dari 1800.
Teorema 2.2.1
Berlaku pada segitiga dengan jumlah derajat sudut kurang dari 180°.
Bukti:
Misal titik A terletak tidak pada garis x , maka dapat ditarik garis y yang melalui A
dan sejajar garis x .Misalkan garis x melaui titik B dan C dengan AB tegak lurus
garis x.

Gambar 5. Segitiga dengan jumlah sudut kurang dari 1800


Maka berdasarkan postulat kesejajaran Lobachevsky dapat ditarik satu garis lain
yang sejajar dengan garis x dan melalui titik A yaitu garis z. Dengan ini akan
dibuktikan bahwa besar ukuran sudut dalam segitiga ABC kurang dari 180°.
𝑢 (∠ 𝐴𝐵𝐶) = 90°
𝑢 (∠ 𝐵𝐶𝐴) < α

5
𝑢 (∠ 𝐶𝐴𝐵) < 𝑢 (⦞ 𝐽𝐴𝐵)
< 90°- α
Untuk jumlah ketiga sudut dalam segitiga ABC diperoleh :
𝑢(∠ 𝐴𝐵𝐶) + 𝑢 (∠ 𝐵𝐶𝐴) + 𝑢 (∠ 𝐶𝐴𝐵)
< 90° + α + (90°- α)
< 180°
Terbukti bahwa jumlah ukuran sudut dalam segitiga pada Geometri Lobachevsky
adalah kurang dari 180°.

2). Geometri Riemann (Geometri Eliptik)


Seperti halya Geometri Lobachevsky, Geometri Riemann berbeda dengan
Geometri Euclid hanya pada postulat kesejajarannya. Postulat kesejajaran Riemann
berbunyi “tidak ada garisgaris yang sejajar dengan garis lain” [2]. Dengan kata
lain, dalam Geometri Riemann tidak ada garis yang sejajar, melainkan selalu tegak
lurus dengan garis lain. Pada Geometri Riemann terdapat dua macam
pengkhususan, yaitu geometri “single elliptic” dan geometri “double elliptic”.
• Geometri Single Elliptic
Sebarang dua garis yang berpotongan tepat pada satu titik, tetapi tidak ada
garis yang memisahkan bidang tersebut.

Gambar 6. Model Geometri Single Elliptic

• Geometri Double Elliptic


Dua garis berpotongan tepat pada dua titik, dan setiap garis memisahkan
bidang.

Gambar 7. Model Geometri Double Elliptic

6
Dalil 2.3.1
Dalam sebarang segitiga ABC dengan sudut C =90o, sudut A besarnya
kurang dari, sama dengan atau lebih besar dari 90o tergantung dari segmen
BC kurang dari, sama dengan atau lebih besar dari jarak polar [3].
Bukti :
Diketahui : segitiga ABC dengan ∠C = 900
a. Ditunjukkan ∠A < 900 , bila jarak B ke C < dari jarak polar.

Gambar 8. Ilustrasi dalil 2.3.1


dengan ∠A < 900
b. Ditunjukkan ∠A = 900 , bila jarak B ke C = dari jarak polar.

Gambar 9. Ilustrasi dalil 2.3.1


dengan ∠A = 900

c. Ditunjukkan ∠A > 900 , bila jarak B ke C > dari jarak polar.

Gambar 8. Ilustrasi dalil 2.3.1


dengan ∠A > 900

Teorema2.3.1
Jumlah besar sudut-sudut dalam segitiga lebih besar dari 180°.

Bukti:
Pada gambar 7, terlihat bahwa ∠A = 90°,∠C = 90° dan ∠B pastilah
positif. Sehingga jumlah sudut segitiga ABC adalah lebih besar dari
180°. Teorema ini mengakibatkan pada Geometri Riemann jumlah
ukuran sudut dalam suatu segiempat adalah lebih besar dari 180°.

7
B. Pengerian Fungsi
Sebelum mempelajari geometri transformasi, kita perlu memahami tentang
pemetaan pada himpunan bilangan real. Terdapat dua macam pemetaan yakni relasi
dan fungsi. Relasi adalah memasangkan satu atau lebih anggota himpunan dengan
satu atau lebih anggota himpunan yang lain. Sedangkan fungsi adalah memasangkan
setiap anggota suatu himpunan tepat dengan satu anggota himpunan yang lain. Fungsi
sering juga disebut dengan istilah pemetaan, padanan, ataupun mapping.

Untuk lebih memahami perbedaan antara relasi dan fungsi, perhatikan contoh berikut:

Gambar (1) di atas merupakan contoh relasi tapi bukan fungsi, karena setiap
anggota pada himpunan A memiliki lebih dari satu anggota di himpunan B
Gambar (2) di atas merupakan contoh relasi tapi bukan fungsi, karena salah satu
anggota pada himpunan A tidak memiliki anggota di himpunan B
Gambar (3) di atas merupakan contoh fungsi, karena setiap anggota pada
himpunan A memiliki tepat satu anggota di himpunan B.

Definisi
Suatu fungsi 𝑓 dari himpunan A ke himpunan B
adalah suatu relasi yang memasangkan setiap
elemen dari A secara tunggal, dengan elemen
pada B.

Untuk mendefinisikan fungsi dapat digunakan notasi sebagai berikut :


𝑓: 𝐴 → 𝐵
Apabila 𝑓 memetakan/memadankan suatu elemen 𝑎 ∈ 𝐴 ke suatu 𝑏 ∈ 𝐴 maka
dapat dikatakan bahwa 𝑏 adalah peta/bayangan/image dari 𝑎 oleh 𝑓 dan peta ini
dinyatakan dengan notasi 𝑓(𝑥), atau dapat ditulis dengan 𝑓: 𝑎 → 𝑓(𝑎)
Untuk setiap 𝑎 disebut dengan prapeta/obyek/benda dari 𝑓(𝑎). Himpunan A
dinamakan daerah asal (domain) dari fungsi 𝑓, sedangkan himpunan B disebut dengan
daerah kawan (kodomain) sedangkan himpunan dari semua peta di B dinamakan
daerah hasil (range) dari fungsi 𝑓 tersebut.
C. Jenis-JenisFungsi

1. Injektif (satu-satu) .

8
Fungsi f: A → B disebut fungsi satu-satu atau fungsi injektif jika dan hanya
jika untuk sebarang a1,a2 ∈ 𝐴 dengan a1≠ a2 berlaku 𝑓(a1)≠ 𝑓 (a2 ). Dengan kata
lain, bila a1 = a2 maka 𝑓 (a1)= 𝑓 (a2 ).

Gambar fungsi injektif

2. Surjektif (onto)
Fungsi : A → B disebut fungsi kepada atau fungsi onto atau fungsi surjektif jika
dan hanya jika untuk sebarang 𝑏 ∈ 𝐵 terdapat paling tidak satu 𝑎 ∈ 𝐴 sehingga
berlaku 𝑓(a) = b. Dengan kata lain, suatu kodomain fungsi surjektif sama dengan
kisarannya (range).

3. Fungsi bijektif
Fungsi : A → B disebut disebut fungsi bijektif jika dan hanya jika untuk
sebarang 𝑏 ∈ 𝐵 terdapat tepat satu 𝑎 ∈ 𝐴 sehingga 𝑓(a) = b, dan tidak ada
anggota A yang tidak terpetakan dalam B. Dengan kata lain, fungsi bijektif adalah
fungsi injektif sekaligus surjektif.

D. Transformasi sebagai Fungsi


Transformasi merupakan bagian dari fungsi, oleh sebab itu pemahaman
mengenai fungsi menjadi hal yang penting. Pemetaan pada bangun geometri disebut
sebagai transformasi geometri. Jadi, transformasi adalah suatu fungsi pada bidang V
adalah suatu padanan yang mengaitkan setiap anggota V dengan satu anggota V
(Rawuh, 1993).
Jika f adalah fungsi dari V ke V yang mengaitkan setiap 𝑥 ∈ 𝑉 dengan 𝑦 ∈ 𝑉
maka ditulis:
𝑦 = 𝑓(𝑥)

9
Dimana: x : prapeta dari y oleh f
y : peta dari x oleh f

Daerah asal (domain) fungsi tersebut adalah V dan daerah nilainya (range)
juga V. Fungsi yang demikian dinamakan fungsi pada f. Suatu transformasi bidang V
(bidang Euclid) adalah fungsi bijektif dengan daerah asal(domain) di V dan daerah
hasil(kodomain) di V juga. Suatu fungsi yang bijektif adalah sebuah fungsi yang
bersifat:
1. Surjektif (onto)
2. Injektif (satu-satu)
Contoh 1
Diketahui fungsi T didefisinikan sebagai berikut:
i. T(A)=A
ii. 𝑃 ≠ 𝐴 ,T(P)=Q , Sehingga Q titik tengah AP
iii. 𝐸 ≠ 𝐴 , T(E)=F, Sehingga F titik tengah AE
Tentukan apakah fungsi T merupakan transformasi?
Pembahasan
Untuk menentukan apakah fungsi T transformasi atau bukan, ditentukan
terlebih dahulu syarat-syarat transformasi yaitu surjektif dan injektif.
➢ Apakah Surjektif ?
𝐴≠𝑃≠𝐸 𝑇(𝐴) ≠ 𝑇(𝑃) ≠ 𝑇(𝐸)
bidang V bidang V

Sehingga fungsi T surjektif

➢ Apakah injektif→
Domain 𝐴 → 𝑇(𝐴) 𝑇(𝐴) ≠ 𝑇(𝑃)
Domain 𝐴 → 𝑇(𝑃) = 𝑄 𝑇(𝐴) ≠ 𝑇(𝐸)
Domain 𝐴 → 𝑇(𝐸) = 𝐹 𝑇(𝐴) ≠ 𝑇(𝑃) ≠ 𝑇(𝐸)

Sehingga fungsi T injektif


Dapat disimpulkan bahwa fungsi T adalah transformasi

10
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Diketahui sebuah fungsi 𝑔: sumbu 𝑥 pada bidang 𝑣 yang didefinisikan
sebagai berikut: Apabila P(𝑥, 0 ) maka g(P) = (𝑥, 𝑥 2 )
a) Tentukan peta dari titik K(2,0) oleh 𝑔?
b) Apakah L(13, 169) merupakan daerah hasil 𝑔?
c) Gambarkan daerah nilai 𝑔
Penyelesaian
a) K=(3,0), g(A)=(2,4)
b) Jelas L ∈ V , dan L mempunyai prapeta yaitu p(13, 169) pada sumbu x
jadi L ∈ anggota nilai g
c) Ambil titik A ∈ V, maka A (a,b) dengan b=a
Jelas terdapat A(a,0) sehingga g(A)=A
Jadi g surjektif

2. T ∶ 𝑉 → 𝑉, didefinisikan sebagai berikut: Apabila P(x,y) maka


i. T(P) = (x + 1, y), untuk x ≥ 0
ii. T(P) = (x - 1, y), untuk x < 0
a) Tentukan apakah T injektif?
b) Apakah T suatu transformasi?
Penyelesaian
a) Ambil P(x1,y1) dan Q(x2,y2) sehingga P ≠ Q
Akan dibuktikan T (P) ≠ T (Q)
Karena P ≠ Q maka x1 ≠ x2 atau y1 ≠ y2
➢ Untuk x ≥ 0
T(P) = (x1+1, y1)
T(Q) = (x2+1, y2)
Jelas x1 ≠ x2 ⇒ x1 +1 ≠ x2 +1 atau y1 ≠ y2
Sehingga T (P) ≠ T (Q)
➢ Untuk x < 0
T(P) = (x1-1, y1)
T(Q) = (x2-1, y2)
Jelas 𝑥1 ≠ 𝑥2 ⇒ 𝑥1 − 1 ≠ 𝑥2 − 1 atau 𝑦1 ≠ 𝑦2
Sehingga T (P) ≠ T (Q)

b) Ambil P’(0,y)
Andaikan terdapat P(x,y)
Sehingga T(P)=p’
Kasus x ≥0
Maka T(P)=(x+1,y)=0
x+1=0
x=-1<0
Kontradiksi dengan pernyataan 𝑥 ≥ 0
Kasus 𝑥 < 0
Maka T(P)=(x+1,y)=(0,y)
x-1=0

11
x=1>0
kontradiksi dengan pernyataan x<0

jadi, tidak terdapat P(x,y) sehingga T(P)=p’ dengan kata lain T tidak
surjektif karena T tidak surjektif, maka T bukan tranformasi.

3. Diketahui tiga titik A,R,S yang berlainan dan tidak segaris. Ada padanan T
yang didefinisikan sebagai berikut: T(𝐴)=A,T(P)=P’ sehingga P titik tengah
𝐴𝑃.
a) Lukislah R’=T(R )!
b) Lukislah Z sehingga T(Z)=S
c) Apakah T suatu transformasi?
Penyelesaian
jawaban a) dan b)

c) →Akan diselidi apakah T surjektif


T surjektif jika ∀𝑌 ∈ 𝑉 terdapat prapeta x sehingga Y=T(x)
Jika 𝑌 = 𝐴 maka prapetanya adalah A sendiri sebab T(A)=A

Apabila y ≠ A maka terdapat x tunggal dengan 𝑋 ∈ 𝐴𝑌 sehingga


A𝑋 = A𝑌

Jadi X adalah titik tengah 𝐴𝑌. Artinya Y =T(X)


Jadi ∀𝑌 ∈ 𝑉 terdapat prapeta x sehingga y=T(x)
Artinya T surjektif

→Akan diselidi T injektif


Ambil titik P ≠ A,Q ≠ A dan P ≠ Q ,P Q A tidak segaris
Andaikan T(P) = T(Q)

Oleh karena T(P) ∈ 𝐴𝑃 dan T(Q) ∈ 𝐴𝑄 maka dalam hal ini 𝐴𝑃 dan
𝐴𝑄 memiliki dua titik sekutu yaitu A dan T(P)=T(Q). ini berarti
bahwa garis 𝐴𝑃 dan 𝐴𝑄 berimpit, sehingga mengakibatkan 𝑄 ∈ 𝐴𝑃.
Dengan kata lain P,Q,A segaris .
Ini suatu kontradiksa dengan pernyataan P,Q,A tidak segaris
Pengandaian di tinggalkan, sehingga T(P) ≠ T(Q)
Dengan kata lain T injektif

12
Karena T surjektif dan T injektif maka T tranformasi.

4. Diketahui f :v →v, jika P(x y), maka f(P)= (|x|,|y|)


a) Tentukan f(A) Jika A=(-3,6)!
b) Tentukan semua prapeta dari titik B(4,2 )!
c) Apakah bentuk daerah nilai f?
d) Apakah f suatu transformasi?
Penyelesaian
a) f(A) =(3,6)
b) Prapeta dari B(4,2) adalah (4,2),(4,-2),(-4,2),(-4,-2)
c) Daerah nilai f adalah himpunan semua titik-titik di Kuadran I
d) Ambil A1 =(4,2) ∈V, A2 =(4,-2) ∈V
Jelas A1 ≠ A2
Selanjutnya F(A1)=(4,2) dan f(A2)=(4,2)
Diperoleh fakta f(A1)=f(A2)
Jadi terdapat A1 ≠ A2 dan F(A1)=f(A2)
Artinya f tidak injektif
Karena f tidak injektif maka f bukan transformasi

5. Misalkan V bidang euclides dan A sebuah titik tertentu pada V. Ditetapkan


relasi T sebagai berikut : T (P) = A, P = A, P A. Apakah relasi T merupakan
fungsi?
Penyelesaian
T(p)=A → Jika p ≠ A maka hanya ada sebuah garis ys melalui 2 titik yaitu
titik
P=A Yaitu titik p dan A(p,A)
P≠A

Misalkan T(p)=5
T(5)=5 → untuk p=A
T(4)=5 → untuk p ≠ A

13
→ relasi T merupakan sebuah
fungsi

14
RANGKUMAN
➢ Relasi adalah memasangkan satu atau lebih anggota himpunan dengan satu atau lebih
anggota himpunan yang lain.
➢ Fungsi adalah memasangkan setiap anggota suatu himpunan tepat dengan satu
anggota himpunan yang lain.
➢ Jenis-JenisFungsi: fungsi injektif, fungsi surjektif, fungsi bijektif
➢ Transformasi adalah suatu fungsi pada bidang V adalah suatu padanan yang
mengaitkan setiap anggota V dengan satu anggota V
➢ Fungsi yang bijektif adalah sebuah fungsi yang bersifat:
1. Surjektif (onto)
2. Injektif (satu-satu)
➢ Sejarah perkembangan geometri Euclid: Euclides dari Aleksandria hidup kira-kira
300 tahun sebelum Masehi. Ia menulis buku-bukunya sebanyak 13 buah dengan
mengumpulkan materinya dari beberapa sumber dan dari tokoh sebelumnya. Bukunya
disebut “The Elements” atau “Euclid’s Elements” yang dapat diterjemahkan sebagai
“Unsur-unsur Euclides”.
➢ Kelemahan Geometri Euclid
o Euclides berusaha untuk mendefinisikan semuanya dalam geometri, sampai
titik dan garis.
o Postulat kelima dari Euclides yang terkenal dengan nama Postulat Kesejajaran,
terlalu panjang sehingga dianggap membingungkan oleh para matematikawan.
o Postulat Kesejajaran dalam Geometri Euclid: Selama 2000 tahun, ahli
matematika tidak puas dengan postulat kesejajaran dan membuat banyak
percobaan untuk menyimpulkannya sebagai teorema yang diperoleh dari
postulat Euclides yang lain yang tampaknya lebih sederhana.
➢ Geomeri non Euclid
1. Geometri Lobachevsky (Geometri Hiperbolik)
Geometri Lobachevsky berbeda dengan Geometri Euclid hanya pada
postulat kesejajarannya. Postulat kesejajaran Lobachevsky berbunyi “jika
sebuah titik terletak tidak pada suatu garis, maka terdapat paling sedikit
dua garis yang dapat ditarik melalui titik itu serta sejajar dengan garis
tadi”
2. Geometri Riemann (Geometri Eliptik)
Geometri Riemann berbeda dengan Geometri Euclid hanya pada postulat
kesejajarannya. Postulat kesejajaran Riemann berbunyi “tidak ada
garisgaris yang sejajar dengan garis lain”

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Transformasi geometri adalah proses mengubah setiap titik koordinat menjadi
titik koordinat lain pada bidang tertentu. Transformasi tidak hanya terhadap titik
tetapi bisa juga dilakukan pada kumpulan titik yang membentuk bidang/bangun
tertentu.
Pemetaan pada bangun geometri disebut sebagai transformasi geometri. Suatu
fungsi pada bidang V adalah suatu padanan yang mengaitkan setiap anggota V
dengan satu anggota V. Suatu transformasi bidang V (bidang Euclid) adalah fungsi
bijektif dengan daerah asal (domain) di V dan daerah hasil(kodomain) di V juga.
B. Saran
Setelah adanya makalah ini (pendahuluan transformasi) penulis harapkan
dapat memberi bermanfaat bagi pembaca dan terutama bagi pelajar yang
membutuhkan ilmu ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, M. D. (2017). Tangkas Geometri Transformasi. Jakarta: Universitas


Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.
Drs. Amin Suyitno, M. (2017). GEOMETRI NON EUCLID. Semarang: KEMENTERIAN
RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI.
Sari, A. N. (2012). PERBANDINGAN SEGIEMPAT LAMBERT– Jurnal Seminar Hasil
Penelitian Sains, Edukasi, dan Teknologi Informasi. Lampung: Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung.

17
LAMPIRAN SLIDE PPT
1. Geometri Euclid dan non Euclid
A. Sejarah Geometri Euclid
B. Kelemahan Geometri Euclid
2. Geometri non Euclid
A. Geometri Lobachevsky (Geometri Hiperbolik)
B. Geometri Riemann (Geometri Eliptik)
3. Pengertian fungsi dan jenis-jenisnya
A. Definisi
B. Jenis-jenis fungsi
4. Transformasi sebagai fungsi
5. Pembhasan Soal

18
19

Anda mungkin juga menyukai