PENDAHULUAN TRANSFORMASI
DOSEN PENGAMPU:
Dr, Nyoman Sridana, M.Si
Ni Made Intan Kertiyani, S.Pd., M.Pd
DI SUSUN OLEH:
Amalia Kartika (E1R020005)
Amelia Apriani (E1R020006)
Anisah (E1R020010)
Ira Irwana (E1R018037)
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. .1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 2
A. Geometri Euclid dan non Euclid .......................................................................... 2
B. Pengertian Fungsi.................................................................................................. 8
C. Jenis-jenis Fungsi .................................................................................................. 9
D. Transformasi sebagai Fungsi ............................................................................... 8
CONTOH SOAL .......................................................................................................... 11
RANGKUMAN ............................................................................................................ 15
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 16
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 16
B. Saran ................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 17
LAMPIRAN .................................................................................................................. 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Geometri berasal dari kata latin “Geometrein” yaitu geo yang artinya tanah
dan metrein yang artinya pengukuran. Geometri dapat diartikan sebagai Ilmu Ukur.
Geometri didefinisikan juga sebagai cabang Matematika yang mempelajari titik, garis,
bidang dan benda-benda ruang serta sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya dan
hubungannya satu sama lain. Geometri adalah ilmu mengenai bangun, bentuk, dan
ukuran benda-benda. Geometri merupakan bagian dari pokok bahasan yang ada dalam
pembelajaran matematika.
B. RumusanMasalah
1. Apa yang dimaksud dengan geometri Euclid dan non euclid?
2. Apa yang dimaksud dengan fungsi?
3. Apa saja jenis-jenis dari fungsi?
4. Bagaimana transformasi sebagai fungsi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu geometri euclid dan non euclid
2. Untuk mengetahui definisi fungsi
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dari fungsi
4. Untuk mengetahui bagaimana transformasi sebagai fungsi
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
berarti bahwa suatu ruas garis dapat diperpanjang secara kontinu menjadi garis
lurus.
3
jumlah sudut dalam sepihak kurang dari 1800 , maka kedua garis itu
berpotongan pada pihak yang jumlah sudut dalam sepihaknya kurang dari
1800 ’’.
Oleh John Playfair (1795), postulat tersebut di atas dimodifikasi
sebagai berikut. Melalui sebuah titik di luar sebuah garis yang diketahui,
hanya dapat dibuat sebuah garis yang sejajar dengan garis yang
diketahui.
Titik P di luar garis m. Hanya ada 1 garis n, yang melalui P dan sejajar m.
Aksioma pengganti postulat ke-5 Euclides tersebut dikenal sebagai
“Aksioma Playfair”. Aksioma Playfair ekuivalen dengan Postulat ke-5
Euclides.
3) Terdapat dalil dalam Geometri Euclid yang berbunyi: Melalui suatu ruas
garis dapat dilukis suatu segitiga samasisi.
Perhatikan bukti dari Euclides berikut.
Misalkan AB adalah ruas garis yang diketahui. Harus dilukis segitiga
sama sisi dengan AB sebagai salah satu sisinya.
Lukisan:
Dengan A sebagai titik pusat dan AB sebagai jari-jari maka dapat dilukis
lingkaran BCD. (postulat 3). Demikian pula dengan B sebagai titik pusat
dan BA sebagai jari-jari, dapat dilukis lingkaran ACE (postulat 3).
Dari titik C, yaitu titik potong kedua lingkaran itu, dapat ditarik garis AC
dan BC.
Bukti:
AC = AB
AC = BC = AB
BC = AB
Maka ∆ ABC sama sisi
terlukis.
4
3. Pengganti postulat kesejajaran Euclides.
Pada buku-buku teks sekarang, postulat kesejajaran Euclides biasanya
diganti dengan pernyataan: “Hanya ada satu garis yang sejajar dengan garis
yang diketahui yang melalui sebuah titik di luar garis yang diketahui”.
Pernyataan tersebut disebut Postulat Playfair. Postulat Playfair membahas
tentang kesejajaran garis dan postulat kesejajaran Euclides tentang garis-garis
yang berpotongan.
5
𝑢 (∠ 𝐶𝐴𝐵) < 𝑢 (⦞ 𝐽𝐴𝐵)
< 90°- α
Untuk jumlah ketiga sudut dalam segitiga ABC diperoleh :
𝑢(∠ 𝐴𝐵𝐶) + 𝑢 (∠ 𝐵𝐶𝐴) + 𝑢 (∠ 𝐶𝐴𝐵)
< 90° + α + (90°- α)
< 180°
Terbukti bahwa jumlah ukuran sudut dalam segitiga pada Geometri Lobachevsky
adalah kurang dari 180°.
6
Dalil 2.3.1
Dalam sebarang segitiga ABC dengan sudut C =90o, sudut A besarnya
kurang dari, sama dengan atau lebih besar dari 90o tergantung dari segmen
BC kurang dari, sama dengan atau lebih besar dari jarak polar [3].
Bukti :
Diketahui : segitiga ABC dengan ∠C = 900
a. Ditunjukkan ∠A < 900 , bila jarak B ke C < dari jarak polar.
Teorema2.3.1
Jumlah besar sudut-sudut dalam segitiga lebih besar dari 180°.
Bukti:
Pada gambar 7, terlihat bahwa ∠A = 90°,∠C = 90° dan ∠B pastilah
positif. Sehingga jumlah sudut segitiga ABC adalah lebih besar dari
180°. Teorema ini mengakibatkan pada Geometri Riemann jumlah
ukuran sudut dalam suatu segiempat adalah lebih besar dari 180°.
7
B. Pengerian Fungsi
Sebelum mempelajari geometri transformasi, kita perlu memahami tentang
pemetaan pada himpunan bilangan real. Terdapat dua macam pemetaan yakni relasi
dan fungsi. Relasi adalah memasangkan satu atau lebih anggota himpunan dengan
satu atau lebih anggota himpunan yang lain. Sedangkan fungsi adalah memasangkan
setiap anggota suatu himpunan tepat dengan satu anggota himpunan yang lain. Fungsi
sering juga disebut dengan istilah pemetaan, padanan, ataupun mapping.
Untuk lebih memahami perbedaan antara relasi dan fungsi, perhatikan contoh berikut:
Gambar (1) di atas merupakan contoh relasi tapi bukan fungsi, karena setiap
anggota pada himpunan A memiliki lebih dari satu anggota di himpunan B
Gambar (2) di atas merupakan contoh relasi tapi bukan fungsi, karena salah satu
anggota pada himpunan A tidak memiliki anggota di himpunan B
Gambar (3) di atas merupakan contoh fungsi, karena setiap anggota pada
himpunan A memiliki tepat satu anggota di himpunan B.
Definisi
Suatu fungsi 𝑓 dari himpunan A ke himpunan B
adalah suatu relasi yang memasangkan setiap
elemen dari A secara tunggal, dengan elemen
pada B.
1. Injektif (satu-satu) .
8
Fungsi f: A → B disebut fungsi satu-satu atau fungsi injektif jika dan hanya
jika untuk sebarang a1,a2 ∈ 𝐴 dengan a1≠ a2 berlaku 𝑓(a1)≠ 𝑓 (a2 ). Dengan kata
lain, bila a1 = a2 maka 𝑓 (a1)= 𝑓 (a2 ).
2. Surjektif (onto)
Fungsi : A → B disebut fungsi kepada atau fungsi onto atau fungsi surjektif jika
dan hanya jika untuk sebarang 𝑏 ∈ 𝐵 terdapat paling tidak satu 𝑎 ∈ 𝐴 sehingga
berlaku 𝑓(a) = b. Dengan kata lain, suatu kodomain fungsi surjektif sama dengan
kisarannya (range).
3. Fungsi bijektif
Fungsi : A → B disebut disebut fungsi bijektif jika dan hanya jika untuk
sebarang 𝑏 ∈ 𝐵 terdapat tepat satu 𝑎 ∈ 𝐴 sehingga 𝑓(a) = b, dan tidak ada
anggota A yang tidak terpetakan dalam B. Dengan kata lain, fungsi bijektif adalah
fungsi injektif sekaligus surjektif.
9
Dimana: x : prapeta dari y oleh f
y : peta dari x oleh f
Daerah asal (domain) fungsi tersebut adalah V dan daerah nilainya (range)
juga V. Fungsi yang demikian dinamakan fungsi pada f. Suatu transformasi bidang V
(bidang Euclid) adalah fungsi bijektif dengan daerah asal(domain) di V dan daerah
hasil(kodomain) di V juga. Suatu fungsi yang bijektif adalah sebuah fungsi yang
bersifat:
1. Surjektif (onto)
2. Injektif (satu-satu)
Contoh 1
Diketahui fungsi T didefisinikan sebagai berikut:
i. T(A)=A
ii. 𝑃 ≠ 𝐴 ,T(P)=Q , Sehingga Q titik tengah AP
iii. 𝐸 ≠ 𝐴 , T(E)=F, Sehingga F titik tengah AE
Tentukan apakah fungsi T merupakan transformasi?
Pembahasan
Untuk menentukan apakah fungsi T transformasi atau bukan, ditentukan
terlebih dahulu syarat-syarat transformasi yaitu surjektif dan injektif.
➢ Apakah Surjektif ?
𝐴≠𝑃≠𝐸 𝑇(𝐴) ≠ 𝑇(𝑃) ≠ 𝑇(𝐸)
bidang V bidang V
➢ Apakah injektif→
Domain 𝐴 → 𝑇(𝐴) 𝑇(𝐴) ≠ 𝑇(𝑃)
Domain 𝐴 → 𝑇(𝑃) = 𝑄 𝑇(𝐴) ≠ 𝑇(𝐸)
Domain 𝐴 → 𝑇(𝐸) = 𝐹 𝑇(𝐴) ≠ 𝑇(𝑃) ≠ 𝑇(𝐸)
10
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Diketahui sebuah fungsi 𝑔: sumbu 𝑥 pada bidang 𝑣 yang didefinisikan
sebagai berikut: Apabila P(𝑥, 0 ) maka g(P) = (𝑥, 𝑥 2 )
a) Tentukan peta dari titik K(2,0) oleh 𝑔?
b) Apakah L(13, 169) merupakan daerah hasil 𝑔?
c) Gambarkan daerah nilai 𝑔
Penyelesaian
a) K=(3,0), g(A)=(2,4)
b) Jelas L ∈ V , dan L mempunyai prapeta yaitu p(13, 169) pada sumbu x
jadi L ∈ anggota nilai g
c) Ambil titik A ∈ V, maka A (a,b) dengan b=a
Jelas terdapat A(a,0) sehingga g(A)=A
Jadi g surjektif
b) Ambil P’(0,y)
Andaikan terdapat P(x,y)
Sehingga T(P)=p’
Kasus x ≥0
Maka T(P)=(x+1,y)=0
x+1=0
x=-1<0
Kontradiksi dengan pernyataan 𝑥 ≥ 0
Kasus 𝑥 < 0
Maka T(P)=(x+1,y)=(0,y)
x-1=0
11
x=1>0
kontradiksi dengan pernyataan x<0
jadi, tidak terdapat P(x,y) sehingga T(P)=p’ dengan kata lain T tidak
surjektif karena T tidak surjektif, maka T bukan tranformasi.
3. Diketahui tiga titik A,R,S yang berlainan dan tidak segaris. Ada padanan T
yang didefinisikan sebagai berikut: T(𝐴)=A,T(P)=P’ sehingga P titik tengah
𝐴𝑃.
a) Lukislah R’=T(R )!
b) Lukislah Z sehingga T(Z)=S
c) Apakah T suatu transformasi?
Penyelesaian
jawaban a) dan b)
Oleh karena T(P) ∈ 𝐴𝑃 dan T(Q) ∈ 𝐴𝑄 maka dalam hal ini 𝐴𝑃 dan
𝐴𝑄 memiliki dua titik sekutu yaitu A dan T(P)=T(Q). ini berarti
bahwa garis 𝐴𝑃 dan 𝐴𝑄 berimpit, sehingga mengakibatkan 𝑄 ∈ 𝐴𝑃.
Dengan kata lain P,Q,A segaris .
Ini suatu kontradiksa dengan pernyataan P,Q,A tidak segaris
Pengandaian di tinggalkan, sehingga T(P) ≠ T(Q)
Dengan kata lain T injektif
12
Karena T surjektif dan T injektif maka T tranformasi.
Misalkan T(p)=5
T(5)=5 → untuk p=A
T(4)=5 → untuk p ≠ A
13
→ relasi T merupakan sebuah
fungsi
14
RANGKUMAN
➢ Relasi adalah memasangkan satu atau lebih anggota himpunan dengan satu atau lebih
anggota himpunan yang lain.
➢ Fungsi adalah memasangkan setiap anggota suatu himpunan tepat dengan satu
anggota himpunan yang lain.
➢ Jenis-JenisFungsi: fungsi injektif, fungsi surjektif, fungsi bijektif
➢ Transformasi adalah suatu fungsi pada bidang V adalah suatu padanan yang
mengaitkan setiap anggota V dengan satu anggota V
➢ Fungsi yang bijektif adalah sebuah fungsi yang bersifat:
1. Surjektif (onto)
2. Injektif (satu-satu)
➢ Sejarah perkembangan geometri Euclid: Euclides dari Aleksandria hidup kira-kira
300 tahun sebelum Masehi. Ia menulis buku-bukunya sebanyak 13 buah dengan
mengumpulkan materinya dari beberapa sumber dan dari tokoh sebelumnya. Bukunya
disebut “The Elements” atau “Euclid’s Elements” yang dapat diterjemahkan sebagai
“Unsur-unsur Euclides”.
➢ Kelemahan Geometri Euclid
o Euclides berusaha untuk mendefinisikan semuanya dalam geometri, sampai
titik dan garis.
o Postulat kelima dari Euclides yang terkenal dengan nama Postulat Kesejajaran,
terlalu panjang sehingga dianggap membingungkan oleh para matematikawan.
o Postulat Kesejajaran dalam Geometri Euclid: Selama 2000 tahun, ahli
matematika tidak puas dengan postulat kesejajaran dan membuat banyak
percobaan untuk menyimpulkannya sebagai teorema yang diperoleh dari
postulat Euclides yang lain yang tampaknya lebih sederhana.
➢ Geomeri non Euclid
1. Geometri Lobachevsky (Geometri Hiperbolik)
Geometri Lobachevsky berbeda dengan Geometri Euclid hanya pada
postulat kesejajarannya. Postulat kesejajaran Lobachevsky berbunyi “jika
sebuah titik terletak tidak pada suatu garis, maka terdapat paling sedikit
dua garis yang dapat ditarik melalui titik itu serta sejajar dengan garis
tadi”
2. Geometri Riemann (Geometri Eliptik)
Geometri Riemann berbeda dengan Geometri Euclid hanya pada postulat
kesejajarannya. Postulat kesejajaran Riemann berbunyi “tidak ada
garisgaris yang sejajar dengan garis lain”
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Transformasi geometri adalah proses mengubah setiap titik koordinat menjadi
titik koordinat lain pada bidang tertentu. Transformasi tidak hanya terhadap titik
tetapi bisa juga dilakukan pada kumpulan titik yang membentuk bidang/bangun
tertentu.
Pemetaan pada bangun geometri disebut sebagai transformasi geometri. Suatu
fungsi pada bidang V adalah suatu padanan yang mengaitkan setiap anggota V
dengan satu anggota V. Suatu transformasi bidang V (bidang Euclid) adalah fungsi
bijektif dengan daerah asal (domain) di V dan daerah hasil(kodomain) di V juga.
B. Saran
Setelah adanya makalah ini (pendahuluan transformasi) penulis harapkan
dapat memberi bermanfaat bagi pembaca dan terutama bagi pelajar yang
membutuhkan ilmu ini.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
LAMPIRAN SLIDE PPT
1. Geometri Euclid dan non Euclid
A. Sejarah Geometri Euclid
B. Kelemahan Geometri Euclid
2. Geometri non Euclid
A. Geometri Lobachevsky (Geometri Hiperbolik)
B. Geometri Riemann (Geometri Eliptik)
3. Pengertian fungsi dan jenis-jenisnya
A. Definisi
B. Jenis-jenis fungsi
4. Transformasi sebagai fungsi
5. Pembhasan Soal
18
19