Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SEJARAH MATEMATIKA

“ELEMENT EUCLID”

OLEH
KELOMPOK 1
1. Heriansyah 16406040
2. Novia Widi Astuti 1640604041
3. Sania Letek Ola 16406040
4. Winda Desi 16406040
5. Muhaiminah Sa’adahHelvy Effendi 16406040

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah Sejarah Matematika yang kami beri judul
"Elemen Euclid".

Adapun makalah ilmiah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar
proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah Sejarah Matematika
ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil


manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca. Selain
itu, kritik dan saran dari Anda kami tunggu untuk perbaikan makalah ini
nantinya.

Tarakan,Mei 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Sampul/Cover .............................................................................. i


Kata Pengantar ............................................................................................ ii
Daftar Isi...................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................
C. Tujuan .............................................................................................
BAB II Pembahasan
A. Biografi Euclid
B. Penemuan Euclid
C. Manfaat Elemen Euclid dalam Pendidikan Matematika
BAB III Penutup
A. Kesimpulan .....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada asal mula lahirnya geometri, berawal dari upaya untuk mencari solusi
terhadap masalah-masalah kongkret dalam kehidupan manusia. Berawal dari
keinginan untuk membuat bangunan yang megah dan indah, mempermudah
pengukuran, mengakuratkan perhitungan, dan menyelesaikan masalah
keruangan lainnya.
Geometri adalah struktur matematika yang membicarakan unsur dan relasi
yang ada antara unsur tersebut. Titik, garis, bidang, dan ruang merupakan benda
abstrak yang menjadi unsur dasar geometri. Berdasarkan unsur-unsur inilah,
didefinisikan pengertian-pengertian baru atau berdasar pada pengertian-
pengertian baru sebelumnya. Dalam geometri didapat juga sifat-sifat pokok,
yaitu sifat-sifat pertama yang tidak berdasarkan sifat-sifat yang mendahuluinya
yaitu aksioma dan posulat. Aksioma adalah suatu pernyataan yang
kebenarannya diterima tanpa melalui pembuktian.berdasarkan sifat pokok
tersebut dapat diturunkan sifat-sifat yang disebut dengan dalil. Dalil tersebut
dapat juga dibentuk berdasarkan dalil sebelumnya.
Dalil merupakan sebuah pernyataan yang kebenarannya dapat diterima
melalui serangkaian pembuktian. Simbol atau lambang merupakan alat bantu
yang mengandung suatu pengertian. Suatu lambang tertentu digunakan untuk
menyatakan hal tertentu sedangkan suatu hal tertentu dapat juga disimbolkan
dengan bermacam- macam lambang. Seperti titik dilambangkan dengan huruf
kapital misalnya A, B, C dan seterusnya, garis dilambangkan dengan huruf kecil
(misalnya garis k, l).
Euclid dengan buku Elemen-nya adalah hasil karya klasik matematika dari
jaman purbakala yang paling terkenal, dan juga menjadi buku teks matematika
tertua yang selalu digunakan dunia. Sedikit yang bisa diketahui tentang Euclid,
kecuali fakta bahwa dia hidup di Alexandria sekitar tahun 300 SM. Pokok
persoalan utama dari karyanya adalah geometri, perbandingan dan teori
bilangan. Telah diperlihatkan bahwa bukti geometrik dengan cara
menggambarkan kesimpulan melalui diagram untuk saat ini dianggap tidak
memuaskan. Bukti tersebut tidak memenuhi standar sekarang.
Di lain pihak, Euclid, yang merupakan ahli logika ternama, bergantung
sepenuhnya pada pembuktian menggunakan gambar. Postulat sejajar Euclid,
yakni berupa satu kalimat penting dalam sejarah kontroversi intelektual, dapat
dinyatakan sebagai berikut : Jika dua garis dibagi oleh garis transversal
sedemikian sehingga jumlah dua sudut interiornya (sudut dalam) pada sisi
transversal adalah kurang dari 180o, garis tersebut akan bertemu pada sisi
transversal tersebut.
Sejarah pentingnya postulat sejajar tersebut didasarkan pada peran
pentingnya dalam teori Euclid. Oleh karena itu, pertama dimulai dengan
mensketsa teori geometri bidang Euclid. Agar menjadi bukti, penting dilakukan
pemeriksaan terhadap struktur teori ini. Perlakuan yang dilakukan tidak
mengikuti detailnya perkembangan Euclid, tetapi menekankan pada ide
dasarnya dengan menggunakan istilah yang lebih modern dan juga perlakuan
yang cukup sesuai dengan hasil kerjanya yang sekarang, sehingga banyak
dipakai di berbagai buku ajar.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa itu Geometri Euclid ?
2. Bagaimana pengaruh Geometri Euclid di dalam matematika ?
3. Apa manfaat Geometri Euclid didalam matematika matematika ?

1.3 TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui apa itu Geometri Euclid.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Geometri Euclid didalam
matematika.
3. Untuk mengetahui manfaat Geometri Euclid didalam matematika
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Euclid

Euclide adalah nama dari Arabisasi dari kata


Εὐκλείδης Yunani, yang berarti "kemuliaan baik."
Euclide adalah tokoh ilmu ukur dari Yunani. Dia juga
penyusun buku pelajaran yang terbesar sepanjang
abad. Euclide dikenal juga sebagai Euclid atau Euclid
of Alexandria. Euclid ini adalah salah satu murid dari
akademi Plato di Athena. Selain kemasyhurannya,
hampir tidak ada keterangan terperinci mengenai kehidupan Euclid yang bisa
diketahui. Dia pernah aktif sebagai guru di Iskandaria, Mesir, pada sekitar 300 SM,
tetapi kapan dia lahir dan meinggal benar-benar tidak jelas. Bahkan, sulit diketahui
di benua dan di kota mana dia dilahirkan. Yang jelas ia hidup pada zaman
Ptolemaeus l (305-285SM.), raja Mesir bekas jenderal kesayangan Alexander
Agung. Ptolemaeus l membuat kota Alexandria jadi ibu kota. Jadi pusat
perdagangan dan pusat ilmu pengetahuan. Ptolemaeus l juga membuat
perpustakaan yang terbesar di dunia pada zaman itu. Perpustakaan itu menyimpan
700.000 gulung naskah kuno.
Euclide adalah orang pertama di dunia yang mendirikan sekolah matematika
di Alexandria. Menurut Proclus pada suatu hari Ptolemaeus l ingin sekali belajar
geometri dari Euclide. Ia mengundang Euclide ke istananya dan mulai
mendengarkan pelajaran geometri dari Euclide. Tapi kemudian Ptolemaeus merasa
bahwa geometri terlalu sulit dan terlalu lama untuk dimengerti. Maka ia minta agar
pelajaran dipercepat. Euclide menjawab, “Bagi raja pun tak ada jalan pintas ke
geometri!”. Mekipun demikian, di bidang geometri Euclid memberikanwarisan
penting bagi dunia. Maka tak mengherankan jika Euclid disebut “ bapak” geometri.
Namun dalam tulisan-tulisan orang-orang Arab bahwa Euclid bin Naqrat bin
Znarjos, lahir di Btabrh, kebangsaan Yunani. Begitu hebatnya Euclid menyusun
bukunya sehingga dari bentuknya saja sudah mampu menyisihkan semua buku teks
yang pernah dibuat orang sebelumnya. Buku ini aslinya ditulis dalam bahasa
Yunani, kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Terbitan pertama
muncul pada 1482, sekitar 30 tahun sebelum penemuan mesin cetak oleh Johann
Gutenberg. Sejak penemuan mesin cetak, buku itu diterbitkan dalam ribuan edisi
dengan beragam corak.
Buku The Elements jauh lebih berpengaruh ketimbang semua risalah
Aristoteles tentang logika. Buku ini adalah contoh komplit perihal struktur
dedukatif dan buah pikir yang menakjubkan dari semua hasil kreasi otak manusia.
Pada umumnya orang- orang Eropa tidak beranggapan bahwa geometri ala Euclid
hanyalah sebuah sistem abstrak. Mereka justru sangat yakin bahwa gagasan Euclid
benar-benar merupakan kenyataan yang sesungguhnya.
Pengaruh Euclid terhadap Isaac Newtown juga sangat kentara. The Principia
karya Newton mirip dengan The Elements. Selain itu, berbagai ilmuwan juga
mencoba menyamakan diri dengan Euclid. Caranya dengan memperlihatkan
bagaimana semua kesimpulan mereka secara logis berasal dari asumsi asli. Itulah
yang antara lain dilakukan oleh ahli-ahli matematika seperti Bertrand Russel,
Alfred North Whitehead, dan filosof Spinoza. Kini para ahli matematika telah
mamaklumi bahwa geometri Euclid bukan satu-satunya sistem geometri yang
menjadi pegangan pokok. Mereka maklum bahwa selama 150 tahun terakhir
banyak orang yang merumuskan geometri bukan ala Euclid.

B. Penemuan Euclid
Euclid banyak menulis buku sebagai hasil karyanya. Salah satu karya Euclid
yang terkenal adalah bukunya yang berjudul "Stoicheia" atau The elements (unsur)
tentang geometri (ilmu ukur) yang jadi buku pelajaran yang di pakai di sekolah
menengah di seluruh dunia selama 20 abad lebih. Buku itu terdiri dari 13 jilid,
sebagai berikut:
1. Buku I : Pondasi Geometri Bidang Teorema dari Buku I dapat dikelompokkan
ke dalam empat bagian sebagai berikut: a. (I.1-26) Teorema mendasar dan
konstruksi dasar dalam geometri bidang seperti teorema kongruensi untuk
segitiga atau pembelahan sudut, di teorema ini tidak menggunakan garis
sejajar. b. (I.27-32) Teorema garis sejajar, termasuk teorema bahwa jumlah
sudut interior segitiga sama dengan dua sudut yang tepat (1,32) b. (I.33-45)
Teorema jajar genjang; transformasi dan perbandingan daerah jajaran genjang
dan segitiga. c. (I.46-48) Teorema Phytagoras.
2. Buku II : Geometri dari peregi Panjang Sebagian besar teorema dalam buku
II menjelaskan materi aljabar tentang variasi pada tema identitas binomial
(suku dua): ( a + b )2 = a2 + 2ab + b2
3. Buku III : Geometri dari Persegi Panjang Dalam buku ini terdapat dalil-dalil
mengenai lingkaran, tali busur, garis singgung dan pengukur sudut.
4. Buku IV : Poligon ( Segibanyak) beraturan Dalam buku IV, kita akan
menggunakan istilah umum "poligon beraturan" (atau n-gon) Euclid
panggilan dalam kasus-kasus tertentu yang “Poligon sama sisi dan sudut
sama. Ada empat masalah yang dibahas, yaitu:
a. Cara menuliskan bujur sangkar
b. Menentukan batas lingkaran
c. Menuliskan lingkaran
d. Menentukan batas bujur sangkar Masalah-masalah ini diselesaikan untuk:
1) segitiga secara umum (IV. 2-5) 2) persegi (segiempat beraturan) (IV.
6-9) 3) segilima beraturan (IV. 10-14); 4) segienam beraturan (IV. 15); 5)
segilimabelas beraturan (IV.16)
5. Buku V Buku V adalah buku yang paling abstrak dan independen dalam
Elements dari buku-buku sebelumnya. buku ini mempelajari “besaran” yang
menurut Aristoteles meliputi angka, garis, muatan, dan waktu. Berbagai
sumber menunjukkan bahwa Eudoxus (sekitar 400-350) merupakan penulis
teori dalam buku V. a:b=c:da:c=b:d
6. Buku VI Buku ini berisi tentang bentuk kesamaan yang disajikan dengan
sempurna dan homogen. Penggunaan fakta/keterangan penting seperti pada
persamaan kuadrat yang diaplikasikan untuk menghitung luas. Dan metode
ini digunakan untuk menentukan luas dari jajaran genjang sehingga diketahui
bahwa sudut yang salilng berhadapan memiliki besar yang sama. Serta
dibahas juga mengenai teori- teori tentang proporsi-proporsi dalam geometri.
7. Buku VII - IX Buku ini membahas tentang teori bilangan yang berisi tentang
landasan fakta sederhana dari teori bilangan phytagoras yang sekarang
disebut Algoritma Euclid. Yang dapat diketahui dengan pembagian silang
untuk menentukan FPB ( faktor persekutuan terbesar) dan KPK (kelipatan
persekutuan terkecil). Dalam hal ini juga ditambahkan bukti mengenai
keunikan faktorisasi prima menjadi faktor prima, perhitungan pangkat dan
akar, penjumlahan deret geometri terhingga dan bukti teori eksistensi pada
bilangan prima yang tak terhingga. Selanjutnya telah dijelaskan pada teorema
phytagoras mengenai bilangan ganjil dan bilangan genap. Dalam buku ke IX
ditemukan dalil mengenai pembentukan bilangan genap sempurna, seperti 6
= 1+2+3 = jumlah faktor-faktornya. Jika Sn = 2n-1 adalah bilangan prima
maka 2n-1.Sn adalah bilangan sempurna.
8. Buku X Buku ini berdasarkan pada studi sebelumnya pada Theaetetus, studi
nya dimulai dengan penelitian yang lama, Sulit sekali untuk dapat melihat
secara keseluruhan karena bentuk yang tidak praktis dan tujuan akhir yang
berupa jenis bilangan irrasional.
9. Buku XI Buku ini berisi tentang beberapa data yang melibatkan prinsip
dualitas yang mengacu pada garis lurus dan bidang. Selanjutnya teorema yang
paling penting pada trigonometri dan yang terakhir teorema permukaan yang
sejajar.
10. Buku XII Buku ini berisi tentang perhitungan volume, dilanjutkan dengan
membandingkan lingkaran dengan kuadrat diameternya sedangkan bola
dengan pangkat tiga dengan diameternya.Kemudian hubungan antara tabung
dengan garis tegak pada kerucut, yang semuanya dibuktikan dalam teori
Eudoxian. Namun yang terpenting adalah keberhasilan Euclid dalam
menentukan volume piramid.
11. Buku XIII Buku ini berdasarkan studi dari Eudoxus yang mengupas fakta
mengenai penyelesaian bentuk-bentuk umum pada bangun ruang.

Apa yang penting tentang Euclid's Elemen adalah paradigma yang


ditetapkannya untuk cara bahwa matematika harus dipelajari dan dicatat. Dia mulai
dengan beberapa definisi dari terminologi dan ide untuk geometri, dan kemudian ia
mencatat lima postulat penting (atau aksioma) dari geometri. Sebuah versi dari
postulat ini adalah sebagai berikut:
a. P1 Menghubungkan setiap pasangan titik berbeda akan melewati sebuah
garis.
b. P2 Untuk setiap segmen AB dan setiap segment CD terdapat sebuah titik E
yang unik (pada baris yang ditentukan oleh A dan B) sehingga B terletak
diantara A dan B dan segmen CD kongruen ke BE (gambar a). c. P3 Untuk
setiap titik C dan setiap titik A yang berbeda dari C, terdapat sebuah lingkaran
dengan pusat C dan jari-jari CA (gambar b). d. P4 Semua sudut siku-siku
adalah kongruen. Ini adalah empat standar aksioma yang memberikan
konsepsi kita tentang Euclidean geometri. Aksioma kelima, topik studi
intensif selama dua ribu tahun, adalah paralel yang disebut postulat (dalam
formulasi Playfair 's): e. P5 Untuk setiap garis l dan setiap titik P yang tidak
terletak pada l terdapat sebuah garis unik m melalui P sehingga m sejajar
dengan l (gambar c).

Semua postulat membawa apa yang disebut dengan pembuktian diri (self-
evidence). Postulat kelima dibuktikan oleh Euclid tanpa memberikan cara
pembuktian. Upaya pertama untuk membuktikan postulat kesejajaran ini dilakukan
oleh Girolamo Saccheri, pendeta Jesuit berkebangsaan Italia, yang mendukung
Euclid dengan menerbitkan buku berjudul Euclides ab omni naevo vindicatus
(“Euclid bebas dari semua kesalahan”) pada tahun 1733. Buku tersebut tidak dapat
menuntaskan kesalahan Euclid. Matematikawan terkemuka Jerman, Gauss,
pertama kali menemukan kesalahan postulat kelima tapi malu untuk
mempublikasikannya sehingga kehormatan diberikan kepada dua matematikawan
lain yang mengungkapkannya dengan cara penemuan Gauss. Janos Bolyai dari
Hongaria dan Nicolai Lobachevsky secara terpisah mampu membuktikan cacat
postulat kelima Euclid dengan cara berbeda pula.
Penemuan kesalahan ini membuat berkembangnya geometri model baru.
Dirintis oleh Beltrami dari Italia, disusul Cayley dari Inggris, Poincare dari Perancis
dan Felix Klein dari Jerman. Terakhir, dirombak, diubah dan dilakukan penyesesuai
kecil terhadap postulat-postulat Euclid oleh [Bernhard] Riemann dari Jerman
sehingga muncul bentuk-bentuk baru: hiperbola, parabola, ellips yang merupakan
jawaban bahwa alam semesta bukanlah pengikut aliran Euclid. Setelah banyak
ditemukan cacat pada doktrin Euclid, banyak pengikutnya mulai “menyerang”
Euclid dengan menyebut dia terlalu arogan dan memaksakan suatu pembuktian
yang dibuatnya selalu benar, misalnya: salah satu sisi segitiga tidak akan lebih
panjang daripada jumlah kedua sisi lainnya. Matematikawan modern mengkritik
Euclid dari sudut pandang lain, yaitu: Euclid tidak cermat dalam melakukan
pembuktian. Terdapat beberapa kesalahan dan ide-ide yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Yang paling mencolok adalah postulat kelima yang juga
lazim disebut dengan postulat kesejajaran.
Para matematikawan berikutnya tidak dapat menerima pernyataan-
pernyataan (postulat) yang tidak dapat dibuktikan itu. Kemudian, muncul geometri
non-Euclidian yang menggantikan postulat-postulat itu dengan pernyataan yang
dapat diterima umum. Setelah 700 tahun, Theon dari Alexandria membuat
perbaikan dari karya Euclide itu.Karya Theon inilah yang diterjemahkan ke dalam
berbagai bahasa. Pada tahun 1220, sarjana inggris yaitu Adelard membuat
terjemahan dalam bahasa latin dari terjemahan bahasa arab buku itu. Cetakan
pertama dari buku Elemen Euclide itu dalam bahasa latin dibuat di Venesia pada
tahun 1482 oleh Campanus. Terjemahan pertama dari bahasa Yunani ke dalam
bahasa latin dibuat oleh Commadino pada tahun 1572. Terjemahan lengkap ke
dalam bahasa Inggris dilakukan oleh Bringsley pada tahun 1570.
Selain buku yang berjudul “The elements”, Euclid juga mengarang buku-
buku lain sebagai berikut:
1. The Data, berhubungan dengan sifat dan implikasi dalam masalah geometris;
dan terkait dengan jilid ke-4 buku The Elements
2. On Divisions of Figures, menyangkut pembagian bidang geometris menjadi
dua atau lebih bagian yang sama atau dengan rasio tertentu.
3. Catoptrics, menyangkut teori matematika cermin, yaitu bentuk gambar pada
cermin cekung.
4. Phaenomena, sebuah risalah astronomi bola.
5. Optik adalah perspektif awal yang masih bertahan Yunani.Yaitu Euclid
mengikuti tradisi Platonis dimana Vision atau pandangan tersebut disebabkan
oleh sinar diskrit yang berasal dari mata. Hal-hal yang dilihat di bawah sudut
yang lebih besar tampak lebih besar, di bawah sudut yang lebih rendah
tampak lebih kecil, sementara yang di bawah sudut yang sama adalah sama.
Karya – karya lain yang dipercaya merupakan karya dari Euclid tetapi telah
hilang adalah sebagai berikut :
4. Conics adalah sebuah karya tentang kerucut yang kemudian diperluas oleh
Apollonius dari Perga. Kemungkinan bahwa empat buku pertama karya
Apollonius berasal dari Euclid.
5. Porisms membahas mengenai kerucut,
6. Pseudaria, atau Kitab Fallacies, adalah teks dasar tentang kesalahan dalam
penalaran.

Kita tahu dari laporan orang lain, misalnya laporan Proclus, ahli filsafat
Yunani, yang menulis tentang Euclide kira-kira 700 tahun sesudah Euclid
meninggal. Selain mencetuskan pemikiran-pemikiran mengenai permasalahan
geometri, Euclid juga mempelajari bilangan prima, mencari untuk menentukan
bilangan mana yang masuk kategori prima atau bukan. Euclid tidak pernah dapat
menentukan bilangan prima, tetapi dia mampu memberikan jawaban tentang
bilangan prima: bilangan prima itu tidak terhingga. Anak SD sekarang sudah
terbiasa dengan bilangan prima. Dari angka 2 sampai dengan 50 terdapat 15
bilangan prima (2, 3, 5, 7, 11, 13, `7, `9, 23, 29, 31, 37, 41, 43, 47) ; dari 50 sampai
dengan 100 hanya 10 bilangan prima. Euclid membuat pernyataan: jika bilangan
prima terbesar adalah n, maka pasti ada bilangan > n, di mana dapat dicari dengan
menggunakan 1 x 2 x 3 dan seterusnya sampai n, kemudian ditambah 1 untuk
mendapatkan hasilnya. Simbol matematika untuk mengekspresikan adalah n! + 1
(n faktorial ditambah 1).
C. Pengaruh Penemuan Euclid di dalam Matematika

Tidak banyak orang yang beruntung memperoleh kemasyhuran yang


abadi seperti Euclid, ahli ilmu ukur Yunani yang besar. Meskipun semasa
hidupnya tokoh-tokoh seperti Napoleon, Martin Luther, Alexander yang
Agung, jauh lebih terkenal ketimbang Euclid tetapi dalam jangka panjang
ketenarannya mungkin mengungguli semua mereka yang disebut itu.
Format yang dibuat Euclid membantu terjadi standarisasi matematika
Yunani. Subyek-subyek yang dibahas oleh Euclid mencakup bentuk-
bentuk, Theorema Pythagoras, persamaan dalam aljabar, lingkaran,
tangen, geometri ruang, teori proporsi, bilangan prima, bilangan
sempurna, integer positif, bilangan irrasional, gambar tri-matra (tiga
dimensi).

Euclid meninggalkan warisan yang berguna bagi pengembangan


matematika. Kompilasi hasil-hasil karya matematikawan sebelumnya
lewat buku Elements, menunjukkan “benang merah” bahwa
pengembangan matematika tidak lepas dari peran pemikir Yunani. Kritik
terhadap Euclid justru memicu munculnya non-Euclidian yang
melengkapi bahasan Euclid. Bentuk parabola, hiperbola dan elips mulai
mendapatkan perhatian dari para matematikawan. Arti penting buku The
Elements tidaklah terletak pada pernyataan rumus-rumus pribadi yang
dilontarkannya.

Hampir semua teori yang terdapat dalam buku itu sudah pernah ditulis
orang sebelumnya, dan juga sudah dapat dibuktikan kebenarannya.
Sumbangan Euclid terletak pada cara pengaturan dari bahan-bahan dan
permasalahan serta formulasinya secara menyeluruh dalam perencanaan
penyusunan buku. Di sini tersangkut, yang paling utama, pemilihan dalil-
dalil serta perhitungan-perhitungannya, misalnya tentang kemungkinan
menarik garis lurus diantara dua titik. Sesudah itu dengan cermat dan
hati-hati dia mengatur dalil sehingga mudah difahami oleh orang-orang
sesudahnya.

Bilamana perlu, dia menyediakan petunjuk cara pemecahan hal-hal yang


belum terpecahkan dan mengembangkan percobaan-percobaan terhadap
permasalahan yang terlewatkan. Perlu dicatat bahwa buku The Elements
selain terutama merupakan pengembangan dari bidang geometri yang
ketat, juga di samping itu mengandung bagian-bagian soal aljabar yang
luas berikut teori penjumlahan. Adalah adil jika kita mengatakan bahwa
buku Euclid merupakan faktor penting bagi pertumbuhan ilmu
pengetahuan modern. Ilmu pengetahuan bukanlah sekedar kumpulan dari
pengamatan-pengamatan yang cermat dan bukan pula sekedar
generalisasi yang tajam serta bijak.

Hasil besar yang direnggut ilmu pengetahuan modern berasal dari


kombinasi antara kerja penyelidikan empiris dan percobaan-percobaan di
satu pihak, dengan analisa hati-hati dan kesimpulan yang punya dasar
kuat di lain pihak.

Kita masih bertanya-tanya apa sebab ilmu pengetahuan muncul di Eropa


dan bukan di Cina, tetapi rasanya aman jika kita menganggap bahwa hal
itu bukanlah semata-mata lantaran soal kebetulan. Memanglah, peranan
yang digerakkan oleh orang-orang brilian seperti Newton, Galileo dan
Copernicus mempunyai makna yang teramat penting. Tetapi, tentu ada
sebab-musababnya mengapa orang-orang ini muncul di Eropa. Mungkin
sekali faktor historis yang paling menonjol apa sebab mempengaruhi
Eropa dalam segi ilmu pengetahuan adalah rasionalisme Yunani,
bersamaan dengan pengetahuan matematika yang diwariskan oleh Yunani
kepada Eropa. Patut kiranya dicatat bahwa Cina meskipun berabad-abad
lamanya teknologinya jauh lebih maju ketimbang Eropa tak pernah
memiliki struktur matematika teoritis seperti halnya yang dipunyai Eropa.
Tak ada seorang matematikus Cina pun yang punya hubungan dengan
Euclid. Orang-orang Cina menguasai pengetahuan yang bagus tentang
ilmu geometri praktis, tetapi pengetahuan geometri mereka tak pernah
dirumuskan dalam suatu skema yang mengandung kesimpulan.

Bagi orang-orang Eropa, anggapan bahwa ada beberapa dasar prinsip-


prinsip fisika yang dari padanya semuanya berasal, tampaknya hal yang
wajar karena mereka punya contoh Euclid yang berada di belakang
mereka. Pada umumnya orang Eropa tidak beranggapan geometrinya
Euclid hanyalah sebuah sistem abstrak, melainkan mereka yakin benar
bahwa gagasan Euclid dan dengan sendirinya teorinya-- memang benar-
benar merupakan kenyataan yang sesungguhnya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan


bahwa:
1. Euclid adalah tokoh ilmu ukur dari Yunani. Dia juga merupakan guru di
Iskandaria, Mesir, pada sekitar 300 SM. Seorang matematikawan yang
sangat berpengaruh bagi perkembangan matematika dan pemikiran
matematikawan lainnya seperti Isaac Newtown.
2. Karya Euclid yang dikenal antara lain adalah: The Data, The Elements,
On Divisions of Figures, Catoptrics, Phaenomena, dan Optik. Karya –
karya lain yang dipercaya merupakan karya dari Euclid tetapi telah hilang
adalah : Conics , Porisms membahas mengenai kerucut, Pseudaria, atau
Kitab Fallacies, adalah teks dasar tentang kesalahan dalam penalaran.
Adapun kontribusi atau sumbangsih Euclid terhadap matematika
diantaranya terletak pada cara pengaturan dari bahan- bahan dan
permasalahan serta formulasinya secara menyeluruh dalam perencanaan
penyusunan buku yang mencakup bentuk-bentuk, Theorema Pythagoras,
persamaan dalam aljabar, lingkaran, tangen, geometri ruang, teori
proporsi, bilangan prima, bilangan sempurna, bilangan bulat positif,
bilangan irrasional, gambar tri-matra (tiga dimensi), petunjuk pemecahan
masalah, pemilihan dalil-dalil serta perhitungan-perhitungannya. Format
yang dibuat Euclid membantu terjadi standarisasi matematika Yunani.
Subjek-subjek yang dibahas Euclid mencakup Theorema Pythagoras,
Persamaan dalam aljabar, Lingkaran, Tangen, Geometri Ruang, Teori
Proporsi, Bilangan Prima, Bilangan Sempurna, Integer Positif, Bilangan
Irrasional, Gambar Tri-matra (tiga dimensi), Diagram, Sistem Koordinat,
Vektor, dan Transformasi.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai