Anda di halaman 1dari 34

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan Rahmat
dan Karunia-Nya,. Saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Sejarah Geometri Non
Euclid dan Euclid” ini. Makalah ini digunakan sebagai salah satu tugas ujian akhir semester.
Saya juga menyadari bahwa dalam pembuatan tugas ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari isi materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya telah berupaya dengan
segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga tugas ini dapat selesai dengan tepat
waktu. Oleh karena itu, saya dengan kerendahan hati akan menerima masukan dan usul yang
bermanfaat untuk penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, saya berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca sekalian.
DAFTAR ISI

SEJARAH GEOMETRI NON-EUCLID DAN EUCLID


A. PENDAHULUAN .........................................................................
- LATAR BELAKANG ..............................................................................
B. PEMBAHASAN .........................................................................................
- DEFENISI GEOMETRI NON-EUCLID .................................................
- PERKEMBANGAN GEOMETRI NON-EUCLID .................................
1. Matematikawan Arab ...................................................................
2. Matematikawan Eropa ..................................................................
3. Skema Perkembangan Geometri Non-Euclid ...............................
4. Dasar Geometri Non-Euclid .........................................................
5. Kelahiran Geometri Non-Euclid ..................................................
- GEOMETRI NON-EUCLID ...................................................................
1. Geometri Hiperbolik ....................................................................
- GEOMETRI EUCLID .............................................................................
1. Struktur Geometri Euclid .............................................................
2. Pengganti Postulat Sejajar Euclid ................................................
3. Ekivalensi Postulat Euclid Dan Playfair ......................................
- PERAN POSTULAT SEJAJAR EUCLID ...............................................
- TOKOH-TOKOH DALAM PERKEMBANGAN EUCLID GEOMETRI ..
1. Bukti Proclus Tentang Postulat Sejajar Euclid ............................
2. Percobaan Saccheri Untuk Mempertahankan Postulat Euclid ....
C. KESIMPULAN ..........................................................................................
D. SARAN ......................................................................................................

BAB I
SEJARAH GEOMETRI NON EUCLID DAN EUCLID

A. PENDAHULUAN
LatarBelakang
Geometri yang pertama-tama muncul sebagai suatu sistem deduktif adalah Geometri dari
Euclides. Kira-kira tahun 330 SM, Euclides menulis buku sebanyak 13 buah. Dalam bukunya
yang pertama Euclid menjelaskan mengenai definisi, postulat, aksioma dan dalil (Moeharti,
1986: 1.9). Salah satu cabang dari Matematika adalah Geometri. Geometri berasal dari bahasa
Yunani yaitu geo yang artinya bumi dan metro yang artinya mengukur. Geometri adalah cabang
Matematika yang pertama kali diperkenalkan oleh Thales (624-547 SM) yang berkenaan
dengan relasi ruang. Dari pengalaman, atau intuisi, kita mencirikan ruang dengan kualitas
fundamental tertentu, yang disebut aksioma dalam geometri. Aksioma demikian tidak berlaku
terhadap pembuktian, tetapi dapat digunakan bersama dengan definisi matematika untuk titik,
garis lurus, kurva, permukaan dan ruang untuk menggambarkan kesimpulan logis.
Namun Geomerti Euclid ini memiliki kelemahan, salah satu kelemahanya ada pada postulat
kelima dari Euclid 2 yang terkenal dengan Postulat. Euclid dengan buku Elemen-nya adalah
hasil karya klasik matematika dari jaman purbakala yang paling terkenal, dan juga menjadi
buku teks matematika tertua yang selalu digunakan dunia.Geometri adalah struktur matematika
yang membicarakan unsur dan relasi yang ada antara unsur tersebut. Titik, garis, bidang, dan
ruang merupakan benda abstrak yang menjadi unsur dasar geometri. Berdasarkan unsur-unsur
inilah, didefinisikan pengertian-pengertian baru atau berdasar pada pengertian-pengertian baru
sebelumnya.Dalam geometri didapat juga sifat-sifat pokok, yaitu sifat-sifat pertama yang tidak
berdasarkan sifat-sifat yang mendahuluinya yaitu aksioma dan posulat. Aksioma adalah suatu
pernyataan yang kebenarannya diterima tanpa melalui pembuktian.berdasarkan sifat pokok
tersebut dapat diturunkan sifat-sifat yang disebut dengan dalil. Dalil tersebut dapat juga
dibentuk berdasarkan dalil sebelumnya. Dalil merupakan sebuah pernyataan yang
kebenarannya dapat diterima melalui serangkaian pembuktian.
B. PEMBAHASAN
1. Definisi Geometri Non Euclid
Non-Euclidean geometri adalah salah satu dari dua geometri tertentu yang, longgar berbicara,
diperoleh dengan meniadakan Euclidean paralel postulat , yaitu hiperbolik dan geometri eliptik .
Ini adalah satu istilah yang, untuk alasan sejarah, memiliki arti dalam matematika yang jauh
lebih sempit dari yang terlihat untuk memiliki dalam bahasa Inggris umum. Ada banyak sekali
geometri yang tidak geometri Euclidean , tetapi hanya dua yang disebut sebagai non-Euclidean
geometri.
ParallelatauPostulatKesejajaranyangterlalupanjang sehinggamerisaukanpara
matematikawan. Postulat sejajar Euclid, yakni berupa satu kalimat penting dalam sejarah
kontroversi intelektual, dapat dinyatakan sebagai berikut : Jika dua garis dibagi oleh garis
transversal sedemikian sehingga jumlah dua sudut interiornya (sudut dalam) pada sisi transversal

adalah kurang dari 180 ° , garis tersebut akan bertemu pada sisi transversal tersebut Sehingga

beberapa matematikawanmenganggapbahwa postulat


kelimaEuclidbukanpostulatdandapatdibuktikandengankeempatpostulatyang
lain.Usahauntukmembuktikanpostulat kelima iniberlangsung sejakEuclidmasih
hidupsampaikira-kiratahun1820.Tokohyang berusahamembuktikaniniantaralain
ProclusdariAleksandria(410-485)GirolamoSaccheridariItalia(1607-1733), KarlFriedrich Gauss
dari Jerman(1777-1855),Wolfgang (Farkas)Bolyai dari Hongaria (1775-
1856),dananaknyaYanosBolyai(1802- 18060) danjugaNicolai IvanovitehLobachevsky(1793–
1856) (Moeharti, 1986: 1.13).
Menurut Moeharti (1986: 1.12), postulatkesejajaran kelima Euclid
adalahsebagaiberikut:“ Jika suatugaris lurusmemotong duagarislurus danmembuat
sudut-sudut dalam sepihak kurangdariduasudut siku-
siku,keduagarisitujikadiperpanjangtakterbatas,
akanbertemudipihaktempatkeduasudutdalam sepihakkurangdarisudut siku-siku”
Gambar1.Ilustrasi Postulat ke Lima

Padagambar1gariscmemotonggarisadangarisbyangmengakibatkan
sudut1dansudut2kurang dari180°,garisadangarisbakanbepotonganpadapihak
sudutyangkurangdari 180°,yangpadagambaradalah perpanjanganyang kekanan.
Postulatkelima inimasihsukar diterima dandipahamimaka beberapa matematikawan
berusahauntukmembuktikan danmenggantikannyadengan postulat yang
ekuivalen.Salahsatupostulatyang paling terkenaldansederhanaadalah Aksioma Playfairoleh
JohnPlayfair (Prenowitz, 1965:25) yang bunyinya:“Hanyaadasatugarissejajar (parallel)
pada garis yang melalui titik bukanpada garis tersebut”
Matematikawanlain,yaituProclusyangmenuliskomentardariTheElementsyang
menyebutkanusahapembuktianuntukmenyimpulkandaripostulatkelima. Proclus kemudian
memberikan bukti sendiri, dan memberikan postulat yang
ekuivalendenganpostulatkesejajaran“Jikasuatugarislurusmemotongsalahsatu dari duagaris
parallel iajugaakan memotongyang lain, dangaris-garis lurusyang
paralleldengansuatugarislurusyang sama,adalahparallelsatusamalain”. Sedangkan
JohnWallis menggantikanpostulatkesejajaranEucliddenganpostulat Wallis.John
WallismenyerahmencobamembuktikandalilparaleldalamGeometri
Netral.Sebaliknya,iamengusulkan sebuahpostulatbaru,yang iamerasalebihmasuk akal
daripadapostulat kelima Euclid (Prenowitz, 1965:28).
GeometriNonEuclidtimbulkarenapara matematikawanberusaha untuk
membuktikanpostulatkelima dariEuclides. SehinggaGeometriNon Euclidmasih
berdasarkanempatpostulatpertamadariEuclidesdanhanya berbeda pada4postulat
kelimanya.AdaduamacamGeometriNonEuclidyang pertamaadalahditemukan
hampirbersamaanoleh3tokohberlainandanmasing-masing bekerjasendiri-sendiri. Tokoh-
tokohtersebutadalahKarlFriedrichGauss dari Jerman,Yonos Bolyaidari
Hongaria,danNicolaiIvanovitchLobachevsky dariRusia,Geometriinidisebut
GeometriHiperbolikatauGeometriLobachevsky.GeometriNon Euclidyangkedua
adalahGeometri yang diketemukanoleh G.F.B. BernhardRiemann dari Jerman, Geometri
ini disebut GeometriEliptik atau Geometri Riemann (Moeharti, 1986: 1.20)
.2. Perkembangan Geometri Non Euclid
Matematikawan Arab
Bangsa Arab mengembangkan keilmuan Geometri yang bersumber dari India dan Yunani
di bidang matematika. Mereka dikenal sangat luar biasa dalam mengungkap permasalahan
matematika terutama yang berkaitan dengan Trigonometri dan juga beberapa masalah yang tak
terpecahkan dalam hal teori kesejajaran. Salah satunya, yang cukup populer adalah Omar
Khayyam (Nishapur – sekarang Iran, 1048 – 1131). Omar Khayyam mencoba untuk
membuktikan postulat kesejajaran Euclid dengan hanya memanfaatkan postulat yang pertama
dari empat postulat lainnya yang dikemukakan oleh Euclid. Di mana, dengan menggunakan
postulat-postulat tersebut ia memberikan kejelasan mengenai teorema kesejajaran Euclid
berdasarkan pada birectangular quadrilateral.
Satu tokoh matematikawan Arab lainnya yang juga berkontribusi terhadap perkembangan
keilmuan bidang Geometry adalah Nasîr Eddîn (1201-1274). Salah satu hipotesisnya yang
berkenaan dengan Postulat Ke-5 Euclid adalah ‘if two straight lines r and s are the one
perpendicular and the other oblique to the segment AB, the perpendiculars drawn from s upon r
are less than AB on the side on which s makes an acute angle with AB, and greater on the side
on which s makes an obtuse angle with AB’. Hipotesisnya ini, menuntunnya untuk
menyimpulkan bahwa jumlah sudut dari suatu segitiga adalah sama dengan dua kali sudut siku.
Dan segitiga siku-siku merupakan setengah bagian dari suatu segiempat yang ‘dipotong’
mengikuti diagonalnya.
Matematikawan Eropa
Beberapa matematikawan Eropa kemudian juga mencoba membuktikan kebenaran
Postulat Ke-5 Euclid, yang beberapa diantaranya adalah:
1. John Wallis (1616-1703), seorang profesor dari Oxford University.
Ia membuat pembuktian terhadap Postulat Ke-5 Euclid dengan berdasarkan pada aksioma ‘to
every figure there exists a similiar figure of arbitrary magnitude’.

2. C. S. Clavio (1573 - 1612)


Ia mencoba untuk memunculkan model pembuktian baru terhadap hipotesis Euclid dengan
berlandaskan pada teorema ‘the line equidistant from a straight line is straight line’. Dalam
banyak hal, ternyata apa yang dihasilkannya memiliki kemiripan dengan karya Nasîr Eddîn.
3. Jonh Playfair (1748-1819)

Postulat Playfair. Untuk suatu garis l dan setiap titik P yang tidak terletak pada garis

l , terdapat suatu garis m yang melewati P dan sejajar dengan l . Dengan

postulatnya, Playfair mencoba untuk mengkonstruksi postulat kesejajaran yang dikemukakan


oleh Euclid agar lebih mudah dipahami.
4. Adrien Marie Legendre (1752-1833)
Ia tidak sepenuhnya mengakui kebenaran hipotesis Saccheri, terutama yang berkenaan dengan
sudut tumpul (obtuse angle). Ia membuktikan bahwa ‘jumlah sudut dari suatu segitiga adalah
kurang dari atau sama dengan dua kali sudut siku’. Pada teorema ke-2nya, Legendre
mengungkapkan bahwa ‘jika jumlah sudut pada suatu segitiga kurang dari atau sama dengan
dua kali sudut siku dalam suatu segitiga maka ianya juga akan berlaku sama pada segitiga-
segitiga lainnya’

Playfair dan Legendre mengemukakan suatu pernyataan yang equivalen dengan Postulat
Ke-5 Euclid, yaitu :
‘Jumlah sudut-sudut pada suatu segitiga adalah sama dengan dua kali sudut siku’
(Adrien Marie Legendre, 1752-1833)
Aksioma Kesejajaran : ‘melalui suatu titik yang tidak berada pada suatu garis yang diberikan,
hanya akan terdapat satu garis sejajar’
(Jonh Playfair, 1748-1819)
Para matematikawan Eropa tersebut menggunakan pernyataan yang equivalen dengan
postulat ke-5 Euclid dalam pembuktian teori-teori geometri mereka, walaupun kemudian
diketahui bahwasannya ternyata pembuktian mereka adalah mengandung suatu kontradiksi
tertentu.
Selain Playfair dan Legendre, kami belum menemukan referensi yang secara spesifik
mengungkap karya dari John Wallis serta C. S. Clavio yang secara spesifik terkait dengan
perkembangan keilmuan geometri

Skema Perkembangan Geometri Non Euclid

Saccheri (1667-1773)

Lambert (1728-1777)
Schweibart (1780-1859)
Taurinus (1794-1874)

Gauss (1777-1855)

W Bolyai (1775-1856)
M Barlels (1769-1836)
Riemann (1826-1866)

J Bolyai (1802-1860)
Lobatchevsky (1793-1856)

Geometri Hiperbolic Geometri Elliptic

Beltrami (1835-1900)Riemann (1826-1866)

Klein (1849-1925)

Dasar Geometri Non Euclid


Girolamo Saccheri (San Remo, 1667-1733). Ia adalah seorang profesor di Pavia
University. Ia-lah yang mempublikasikan keberadaan Euclides ab Omni Naevo Vindicatus dan
kemudian mencoba untuk membuktikan Postulat Ke-5 Euclid. Saccheri menggunakan Absurd
Method dalam pengkonstruksian Postulat Ke-5 Euclid. Hasil temuannya kemudian menjadi dasar

P bagi perkembangan Geometri Non-Euclid.

Gambar 3. Saccheri Quadrilateral

Definition. Saccheri Quadrilateral adalah suatu segi empat PRQS di mana ∠ PRS dan

∠ QSR merupakan sudut siku-siku dengan PR=QS . Segmen (ruas garis) RS disebut

sebagai alas dan PQ puncak.

Dari gambar Quadrilateral bentukan Saccheri, paling tidak ia melihat terdapat tiga kemungkinan
yang akan terjadi :

 Sudut-sudut puncak ( ∠ RPQ dan ∠SQP ) pada quadrilateral tersebutbesarnya

lebih dari sudut siku


 Sudut-sudut puncak ( ∠ RPQ dan ∠SQP ) pada quadrilateral tersebut besarnya

sama dengan sudut siku


 Sudut-sudut puncak ( ∠ RPQ dan ∠SQP ) pada quadrilateral tersebut besarnya

kurang dari sudut siku


Walaupun sebenarnya beberapa ide dasar Saccheri telah terlebih dahulu diajukan oleh seorang
Ahli Matematika Persia pada abad ke-11, yaitu Omar Khayyam dalam buku Omar Khayyam’s
Discussion of Difficulties in Euclid, tetap saja Saccheri dianggap sebagai peletak pondasi awal
perkembangan geometri non Euclid.

Kelahiran Geometri Non Euclid


Selama sekian abad lamanya, para ahli matematika pada akhir abad 18 hingga awal abad
19, beberapa dari para matematikawan mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Tapi apa yang
kemudian mereka hasilkan ternyata tidak cukup memuaskan. Namun beberapa diantaranya
ternyata berhasil membuat kemajuan, mereka adalah :
Ferdinand Karl Schweikart (1780-1859). Ia yang kemudian membagi keilmuan Geometri
ke dalam dua kutub yaitu Geometri euclid dan Geometri yang menolak kebenaran Postulat Ke-5
Euclid (atau Geometri Non-Euclid). Franz Adolf Taurinus (1728-1779). Ia adalah sepupu dari
Schweikart, yang secara otomatis juga berperan sebagai rekan kerja Schweikart. Johann
Heinrich Lambert (1728-1779). Ia yang mengajukan konsep Geometri pada bola nyata dan
radius tak berhingga dari sebuah bola.
Para ahli matematika dunia sadar bahwa Postulat Ke-5 Euclid tidak dapat dibuktikan
dengan menggunakan aksioma-aksioma yang terdapat pada Geometri Euclid. Terdapat banyak
fakta yang mengindikasikan penolakan ini. pada waktu yang hampir bersamaan, tiga orang
matematikawan ternyata berhasil menemukan solusi dari perdebatan panjang mengenai
keberadaan Postulat Ke-5 Euclid. Mereka adalah :
 Karl Friedrich Gauss di Jerman (Brunswick 1777 – Gotinga 1855)
 Nicolai Ivanovitsch Lobatchevski di Rusia (Novgororod, sekarang Gorki, 1792-1856)
 János Bolyai di Hungaria (Kolozxvar, sekarang Napoca Rumania, 1802-1860)

3. Geometri NonEuclid
1. Geometri Hiperbolik
PadakajianGeometriHiperbolikiniobjek-objekkajianyayangberupatitik,garis,bidang
dansegmentidaksamadengantitik,garis,bidang dansegmenpada Geometri Parabolik.
PadaGeometri Hiperbolik Ini bidangdirepresentasikan oleh sebuah lingkaran O
(Prenowitz,1965: 91).

Berikut ini adalah tabel representasi untuk Geometri Hiperbolik.


Tabel 1. Representasi GeometriHiperbolik
Geometri Hiperbolik Representasi GeometriEuclid
Titik Titik:Titik dalam lingkaran
Garis Penghubungterbukalingkaran
Bidang Bagian dalamlingkaran
Segmen Segmen: Segmen penghubungduatitik

PostulatkesejajaranHiperbolik (Prenowitz, 1965: 54)


Untuksuatutitikdansuatugarisyangtidakmelaluititiktersebutterdapatduagaris yangmelalui
titik tersebutyangsejajardengangaris pertama.
1. Jumlah besar sudut suatu segitiga di dalamGeometri Hiperbolik
Teorema 2.1(Teoremasudut luar) (Prenowitz,1965: 22)
Sudut luar segitiga akan lebih besar daripada sudut interior (dalam) yang tidak
bersisian dengan sudut tersebut.

Gambar4. Sudut luar segitiga

Bukti :
Misalkan ��� adalah sembarang segitiga, dan misalkan D merupakan
perpanjangan dari �� melalui C. Pertama akan ditunjukkan bahwa �∠��� lebih besar
dari �∠�. Misalkan E merupakan titik tengah , dan misalkan �� merupakan
perpanjangan garis yang melalui E hingga F, maka ��� =��� ,��� =��� dan
�∠���=�∠��� (sudut bertolak belakang sama besar). Jadi Δ���≅Δ��� (�.��.�),
dan �∠��� = �∠��� (bagian segitiga kongruen sama besar). Karena
�∠���>�∠��� (keseluruhan sudut selalu lebih besar dari bagiannya), sehingga dapat
disimpulkan �∠���>�∠��� = �∠ A.
Untuk menunjukkan bahwa �∠���>�∠�, perpanjang �� melalui C hingga H,
yang membentuk �∠���>�∠�, dengan menggunakan prosedur bagian pertama
pembuktian: misalkan M merupakan titik tengah , perpanjang �� melalui M, dan lain-
lain. Untuk melengkapi bukti, perhatikan bahwa ∠��� dan ∠��� merupakan sudut
bertolak belakang sehingga sudut tersebut sama besar.
Lemma 2.1(Prenowitz, 1965: 57)
Jumlahbesarduasudutsuatusegitigaadalahkurangdariatausamadengansudut luarnya.

Gambar5. Jumlah besar dua sudut suatu segitiga


Bukti:
Menurut Teorema Sudut Eksterior m∠ACD > m∠ABC dan m∠ACD >m∠BAC.
Berikutnya, perhatikan bahwa
m ∠ ACD + m ∠ ACB = 180º
m ∠ ACD = 180º - m ∠ ACB
180º - m ∠ ACB > m ∠ ABC dan 180º - m ∠ ACB > m ∠ BAC
180º > m ∠ ACB + m ∠ ABC dan 180º > m ∠ ACB + m ∠ BAC
Dengan cara yang analog, dapat diperoleh m ∠ BAC + m ∠ ABC < 180º.

Lemma 2.2 (Prenowitz, 1965: 58)


Terdapat garis l, sebuah titik P yang tidak berada digaris l, dan titik Q berada
digaris l. Misal diberikan garis . sebagai sisinya, maka ada suatu titik R di l, pada sisi
�� yang diberikan, sedemikian sehingga ∠PRQ lebih kecil atau kurang dari sudut
yang telah ditentukan, seperti yang terdapat pada gambar dibawah ini.

Gambar 6. Sudut terkecil pada segitiga

Bukti:
Misal ά yaitu sudut yang ditentukan (berapapun ukuran sudutnya), perhatikan
pada gambar di atas yang terdapat titik R pada garis l, yang terbentuk dari sisi PQ,
sedemikian sehingga ∠PRQ <ά. Pertama dibuat langkah-langkah untuk mendapatkan
barisan sudut.
∠P�1�1∠P�2�2….
Setiap sudut yang ditentukan tidak lebih besar dari setengahnya yaitu dari hasil yang
telah didapat.

Gambar 7. Sudut-sudut terkecil pada segitiga


Misal R1 adalah titik pada garis l pada sisi PQ sehingga QR1 = PQ (gambar 23),
maka ΔPQR1 sama kaki, dan ∠QP�1 = ∠PR1Q = b1
Misal b adalah sudut luar ΔPQR1 pada Q, berdasar lemma 1
b1 + b1 = 2b1 ≤ b
sehingga b1 ≤ ½ b ……………………(1)
Sekarang dibentuk sudut baru dengan langkah yang sama. Perpanjangan QR 1
melalui R1 dan R2 sehingga R1R2 = PR1. Digambar PR2, kemudian ΔP�1R2 sama kaki
dan
∠�1P�2 = ∠PR2R1 = ∠PR2Q = b2.
Dengan lemma 1 b2 + b2 = 2b2 ≤ b1
Sehingga b2 ≤ ½ b1
Dengan persamaan (1) didapat
b1 ≤ ½2 b.
dengan mengulangi proses pembagian dua n, sehingga didapat titik R ndi L, pda sisi
PQ, sehingga bn = ∠PRnQ ≤ ½n b.
Hasilnya nilai n sangat besar ½n b < ά. kemudian ∠PRnQ ≤ ά. Sehingga teorema yang
berlaku adalah R =Rn.
Dari kedua lemma yang disampaikan sebelumnya dapat diturunkan teorema berikut
ini.
Teorema 2.2 (Prenowitz, 1965: 59)
Pada segitiga jumlah besar sudut-sudutnya kurang dari 180°.
Gambar 8. Segitiga dengan jumlah sudutnya kurang dari 180°

Bukti:
Buat garis l dan itik P tidak pada l. Digambar garis m melalui P sejajar l, dengan
cara biasa. �� tegaklurus terhadap l pada Q dan m tegaklurus terhadap �� pada P.
Menurut postulat kesejajaran Hiperbolik, ada garis selain m melewati P sejajar l.
Misal garis tersebut adalah n, sehingga sudut yang dibentuk oleh garis n dan ��
besarnya harus kurang dari 90°. Y titik pada garis m, dan X titik pada garis n, terdapat ά =
∠XPY, maka ∠QPX = 90° - ά.
Dengan menggunakan Lemma 2.2 buat titik R pada l, sedemikian sehingga ∠PRQ < ά.
terbentuk ΔPQR.
m∠PQR = 90°
m∠QRP < ά
m∠RPQ < m∠XPQ = 90° - ά
Dijumlahkan diperoleh
m∠PQR + m∠QRP + m∠RPQ < 90° + ά + 90° - ά = 180°
Jadi Δ PQR memiliki jumlah sudut kurang dari 180°.

Segiempat pada Geometri Hiperbolik


Dari teorema 2.2 di atas mengakibatkan adanya dua corollary untuk segiempat sebagai
berikut.
Corollary 2.2 (Prenowitz, 1965: 61)
Jumlah besar sudut-sudut dari segiempat kurang dari 360°.
Bukti:
Gambar 9. Segiempat yang jumlah besar sudutnya kurang dari 360°
Segiempat ABCD pada gambar 25 diatas, jika dibuat garis yang menghubungkan
titik B dan D maka akan terbentuk dua segitiga, segitiga I dan segitiga II, berdasar
teorema 2.2 bahwa jumlah besar sudut dari segitiga kurang dari 180°, maka segiempat
tersebut jumlah besar sudut-sudutnya kurang dari 360°.

B.3.2 Geometri Eliptik


Geometri Eliptik berbeda dengan Geometri Euclid hanya pada postulat
kesejajarannya saja, Postulat kesejajaran dari Riemann adalah sebagai berikut (Moeharti,
1986: 5.17):“Tidak ada garis-garis sejajar dengan garis lain”
Berdasarkan pada Postulat diatas, pada Geometri Eliptik ini dua garis selalu
berpotongan dan tidak ada dua garis sejajar. Pada Geometri Eliptik terdapat dua macam
pengkhususan yang pertama Geometri “single elliptic” dan yang kedua Geometri “double
elliptic”.
Kata Eliptik didasarkan atas klasifikasi Geometri Proyektif, karena tidak ada dua
garis yang dapat dibuat sejajar garis tersebut. Untuk dapat memudahkan dalil-dalil
berikut, maka sebagai model dari Geometri “double elliptic” ialah bola dan untuk
Geometri “single elliptic” adalah setengah bola.

Model Geometri Eliptik tunggal (Moeharti, 1986: 5.19)


Sebarang dua garis yang berpotongan tepat pada satu titik, tetapi tidak ada garis yang
memisahkan bidang tersebut.

Gambar 10. Model Geometri Eliptik tunggal

Model Geometri Eliptik ganda (Moeharti, 1986: 5.19)


Dua garis berpotongan tepat pada dua titik, dan setiap garis memisahkan bidang.
Gambar 11. Model Geometri Eliptik ganda

Tabel 2. Representai bola Euclid


Geometri EliptikGanda Representasi Euclid
Titik Titik padabola
Garis Lingkaran besar bola
Bidang Bola
Segmen Busur darisuatu lingkaranbola
Jarak antaraduatitik Panjangbusur terpendek darilingkaran besar yangmelalui
keduatitik itu.

Sudutyangdibentuk olehduagaris Sudut padabolayangdibentuk oleh dua lingkaran besar.

Dalam Geometri Eliptik melalui satu titik pada suatu garis hanya dapat dilukis
satu garis yang tegak lurus garis tersebut. Untuk setiap garis l ada kutup K sedemikian
sehingga semua garis melalui K tegak lurus pada l (gambarnya seperti semua meridian
melalui kutub tegak lurus melalui ekuator atau katulistiwa). Sifat kutub misalnya l suatu
garis, maka ada suatu titik K, yang disebut kutub dari l sedemikian sehigga :
1. Setiap segmen yang menghubungkan K dengan suatu titik l tegaklurus pada l.
2. K berjarak sama dari setiap titik pada l.
Jarak K sampai sebarang titik pada l disebut jarak polar. Jarak polar suatu kutub sampai
garisnya adalah konstan, demikian juga panjang suatu garis adalah konstan.

Berikut ini adalah dalil-dalil yang berlaku pada Geometri Elliptik ini:
Dalil 3.1 (Moeharti, 1986: 5.20)
Dua garis yang tegak lurus pada suatu garis bertemu pada suatu titik ujungnya.
Dalil 3.2 (Moeharti, 1986: 5.20)
Semua garis tegak lurus pada suatu garis berpotongan pada titik yang disebut kutub dari
garis itu dan sebaliknya setiap garis melalui kutub suatu garis tegak lurus pada garis itu.

Bukti Dalil 3.2


Pada dalil 3.1 dua garis yang tegaklurus pada suatu garis bertemu pada satu titik sudah
terbukti, titik itulah yang disebut titik kutub, disini akan berlaku untuk setiap garis yang
tegak lurus pada garis l, begitu sebaliknya jika pada titik C ditarik garis yang tegak lurus
terhadap garis l maka semua garis akan tegaklurus ke l.

Sudut-sudut segitiga dalam Geometri Eliptik


Pembahasan sudut-sudut segitiga pada Geometri Eliptik ini berlaku beberapa dalil
sebagai berikut :
Dalil 3.3 (Moeharti, 1986: 5.20)
Dalam sebarang ΔABC dengan ∠C = 90°, sudut A kurang dari, sama dengan atau lebih
besar dari 90°, tergantung dari segmen �� kurang dari, sama dengan atau lebih besar dari
jarak polar q.
Keabsahan dalil 3.3 diatas dapat ditunjukan dengan ilustrasi dibawah ini
Diketahui : segitiga ABC dengan ∠C = 90 °
a. Ditunjukkan ∠A < 90°, bila ��< dari jarak polar

Gambar 12. A < 90°, karena ��< jarak polar

b. Ditunjukkan ∠A = 90°, bila �� = dari jarak polar

Gambar 13. ∠A = 90°, karena BC= jarak polar


c. Ditunjukkan ∠A > 90°, bila BC> dari jarak polar

Gambar 14. ∠A > 90°, karena BC> jarak polar


Untuk jumlah besar sudut-sudut segitiga dalam Geometri Eliptik ini berlaku dalil 3.4
berikut ini,

Dalil 3.4 (Moeharti, 1986: 5.20)


Jumlah besar sudut-sudut segitiga lebih besar dari 180°. Dalil 3.4 diatas dapat ditunjukan
dengan menggunakan gambar 13, dan gambar 14:
Pada gambar 13: ∠A = 90°,∠C = 90°, ∠B positif
Sehingga m∠A + m∠B + m∠C = > 180°
Pada gambar 14: ∠C = 90°,∠A tumpul
Sehingga m∠A + m∠B + m∠C > 180°.

1. Segiempat pada Geometri Eliptik


Segiempat pada Geometri Eliptik ini yang dibahas adalah berikut ini
Dalil 3.5 (Moeharti, 1986: 5.21)
Jumlah besar sudut-sudut segiempat lebih besar dari 360°.
Bukti Dalil 3.5

Gambar 15. Ilustrasi Jumlah Besar sudut-sudut Segiempat Lebih Besar dari 360°.
Segiempat ABCD pada gambar 15 diatas, jika dibuat garis yang menghubungkan
titik B dan D maka akan terbentuk dua segitiga, segitiga I dan segitiga II, berdasar dalil
3.4 bahwa jumlah besar sudut dari segitiga lebih dari 180°, maka segiempat tersebut
jumlah besar sudutnya lebih dari 360°.

4. GEOMETRI EUCLID

Tidak banyak orang yang beruntung memperoleh kemasyhuran yang abadi seperti Euclid, ahli ilmu
ukur Yunani yang besar. Meskipun semasa hidupnya tokoh-tokoh seperti Napoleon, Martin Luther,
Alexander yang Agung, jauh lebih terkenal ketimbang Euclid tetapi dalam jangka panjang
ketenarannya mungkin mengungguli semua mereka yang disebut itu. Selain kemasyhurannya, hampir
tak ada keterangan terperinci mengenai kehidupan Euclid yang bisa diketahui. Misalnya, kita tahu dia
pernah aktif sebagai guru di Alexandria, Mesir, di sekitar tahun 300 SM, tetapi kapan dia lahir dan
kapan dia wafat betul-betul gelap. Bahkan, kita tidak tahu di benua apa dan dikota apa dia dilahirkan.
Meski dia menulis beberapa buku dan diantaranya masih ada yang tertinggal, kedudukannya dalam
sejarah terutama terletak pada bukunya yang hebat mengenai ilmu ukur yang bernama The Elements.
Kebanyakan teorema yang disajikan dalam buku The Elements tidak ditemukan sendiri oleh Euclid,
tetapi merupakan hasil karya matematikawan Yunani awal seperti Pythagoras (dan para pengikutnya),
Hippocrates dari Chios, Theaetetus dari Athena, dan Eudoxus dari Cnidos.

Akan tetapi, secara umum Euclid dihargai karena telah menyusun teorema-teorema ini secara logis,
agar dapat ditunjukkan (tak dapat disangkal, tidak selalu dengan bukti teliti seperti yang dituntut
matematika modern) bahwa cukup mengikuti lima aksioma sederhana.

Arti penting buku The Elements tidaklah terletak pada pernyataan rumus-rumus pribadi yang
dilontarkannya. Hampir semua teori yang terdapat dalam buku itu sudah pernah ditulis orang
sebelumnya, dan juga sudah dapat dibuktikan kebenarannya. Sumbangan Euclid terletak pada cara
pengaturan dari bahan-bahan dan permasalahan serta formulasinya secara menyeluruh dalam
perencanaan penyusunan buku. Di sini tersangkut, yang paling utama, pemilihan dalil-dalil serta
perhitungan-perhitungannya, misalnya tentang kemungkinan menarik garis lurus diantara dua titik.

Buku The Elements sudah merupakan buku pegangan baku lebih dari 2000 tahun dan tak syak lagi
merupakan buku yang paling sukses yang pernah disusun manusia.Aslinya ditulis dalam bahasa
Yunani, kemudian buku The Elements itu diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Terbitan pertama
muncul tahun 1482, sekitar 30 tahun sebelum penemuan mesin cetak oleh Gutenberg. Sejak
penemuan mesin itu dicetak dan diterbitkanlah dalam beribu-ribu edisi yang beragam corak.

1. STRUKTUR GEOMETRI EUCLID

Asumsi atau postulat yang ada untuk geometri bidang Euclid adalah :

1. Sesuatu akan sama dengan sesuatu atau sesuatu yang sama akan sama satu sama lainnya.

2. Jika kesamaan ditambahkan dengan kesamaan, maka jumlahnya akan sama.

3. Jika kesamaan dikurangi dari kesamaan, selisihnya akan sama.

4. Keseluruhan akan lebih besar daripada bagiannya.

5. Bangun geometrik dapat dipindahkan tanpa mengubah ukuran atau bentuknya.

6. Setiap sudut memiliki bisektor.


7. Setiap segmen memiliki titik tengah.

8. Dua titik hanya berada pada satu satunya garis.

9. Sebarang segmen dapat diperluas oleh suatu segmen yang sama dengan segmen yang diberikan.

10. Lingkaran dapat digambarkan dengan sebarang titik pusat dan radius yang diketahui.

11. Semua sudut siku – siku sama besar.

Dari postulat – postulat di atas dapat dideduksi sejumlah teorema dasar. Diantaranya adalah :

1. Sudut bertolak belakang sama besar.

2. Sifat kongruensi segitiga ( SAS, ASA, SSS )

3. Teorema kesamaan sudut dasar segitiga sama kaki dan konversinya

4. Eksistensi garis yang tegak lurus pada garis pada titik dari garis tersebut

5. Eksistensi garis yang tegak lurus pada garis yang melalui titik eksternal

6. Pembuktian suatu sudut yang sama dengan sudut dengan titik sudut dan sisi yang telah diberikan
sebelumnya.

7. Pembentukan segitiga yang kongruen dengan segitiga dengan sisi yang sama pada sisi segitiga
yang diketahui.

Sekarang akan dibuktikan teorema sudut eksterior, sebagai cara menuju perkembangan lebih lanjut.

Teorema 1. Teorema sudut eksterior. Sudut eksterior segitiga akan lebih besar daripada sudut interior
terpencil manapun.
Bukti. Misal ABC adalah segitiga sebarang dan misalkan D merupakan perpanjangan dari BCC
melalui C. Pertama akan ditunjukkan bahwa sudut eksterior ∠ACD lebih besar dari ∠A. misalkan E
merupakan titik tengah AC, dan misalkan BE merupakan perluasan panjangnya melalui E hingga F.
Maka AE = EC =BE = EF dan ∠AEB = ∠CEF ( sudut bertolak belakang sama besar ). Jadi Δ AEB =
Δ CEF ( SAS ), dan ∠BAE = ∠FCE ( akibat segitiga kongruen ). Karena ∠ACD >∠FCE
( keseluruhan sudut selalu lebih besar dari bagiannya ), maka disimpulkan bahwa ∠ACD >∠BAE =
∠A.

Untuk menunjukkan bahwa ∠ACD >∠B, perluas ��C melalui C hingga H, yang membentuk ∠BCH.
Kemudian tunjukkan bahwa ∠BCH >∠B, dengan menggunakan prosedur bagian pertama
pembuktian: misalkan M merupakan titik tengah BCC, perluas panjang AMCmelalui M, dan lain-lain.
Untuk melengkapi bukti, perhatikan bahwa ∠BCH dan ∠ACD merupakan sudut bertolak belakang
sehingga sudut tersebut sama besar.

Pernyataan ∠ACD >∠FCE bergantung pada diagramnya. Sekarang mudah melakukan pembuktian
beberapa hasil yang cukup penting.

Teorema 2. Jika dua garis dibagi oleh garis transversal sehingga membentuk pasangan sudut interior
dalam berseberangan, maka garis tersebut sejajar.

Bukti. Ingat kembali bahwa dua garis dalam bidang yang sama dikatakan sejajar jika garis
tersebut tidak bertemu (berpotongan). Misalkan garis transversal membagi dua garis l, m pada
titik A, B sehingga membentuk pasangan sudut interior dalam berseberangan, ∠1 dan ∠2, yang
sama besar, dan misalkan garis l dan garis m tidak sejajar. Maka garis l dan garis m akan bertemu
di titik C yang membentuk ΔABC. C terletak pada satu sisi AB atau pada sisi yang lainnya.
Untuk kasus lainnya, sudut eksterior Δ ABC sama dengan sudut interior terpencil. (misalkan, jika
C pada sisi AB yang sama sebagai ∠2 maka sudut eksterior ∠1 sama dengan sudut interior
terpencil ∠2 ). Hal ini kontradiksi dengan teorema sebelumnya. Oleh karena itu garis l dan garis
m sejajar.

Akibat 1. Dua garis tegak lurus terhadap garis yang sama pasti sejajar.

Sebagai akibat langsung akibat 1 adalah

Akibat 2. Hanya ada satu garis yang tegak lurus terhadap garis melalui titik eksternal.

Akibat 3. (Eksistensi garis sejajar). Jika titik P tidak berada pada garis l, maka akan ada
setidaknya satu garis yang melalui P yang sejajar dengan l.

Bukti. Dari P hilangkan garis tegak lurus pada garis l yang memiliki kaki di Q, dan di P buat
garis m yang tegak lurus terhadap PQ. Maka garis m sejajar dengan garis l menurut akibat 1.

Teorema 3. Jumlah dua sudut segitiga kurang dari 180 °

Bukti. Misalkan ΔABC merupakan sebarang segitiga. Akan ditunjukkan bahwa ∠A + ∠B < 180
° . Perluas CB melalui B hingga ke D. maka ∠ABD merupakan sudut eksterior ΔABC.

Dengan menggunakan teorema 1, ∠ABD >∠A, tetapi ∠ABD = 180 ° - ∠B.dengan


mensubstitusikan untuk ∠ABD pada relasi pertama, maka : 180 ° - ∠B >∠A, atau 180 °

>∠A + ∠B. Jadi, ∠A + ∠B < 180 ° , dan teorema tersebut terbukti.

2. Pengganti Postulat Sejajar Euclid

Postulat sejajar Euclid biasanya digantikan oleh pernyataan berikut ini :

Hanya ada satu garis sejajar pada garis yang melalui titik bukan pada garis tersebut.

Pernyatan ini disebut dengan postulat Playfair. Postulat ini bisa dihubungkan dengan postulat
sejajar Euclid karena sebenarnya dua pernyataan ini tidak sama. Pernyataan sebelumnya
merupakan pernyataan tentang garis sejajar, dan pernyataan kedua mengenai garis bertemu.
Bahkan kedua pernyataan tersebut memainkan peran yang sama dalam perkembangan logis
geometri. Dikatakan pernyataan ini ekivalen secara logis. Hal ini berarti bahwa jika pernyataan
pertama dianggap sebagai postulat (bersama dengan semua postulat Euclid kecuali postulat
sejajar), kemudian pernyataan kedua dapat dideduksi sebagai teorema; dan konversinya, jika
pernyataan kedua dianggap sebagai postulat (bersama dengan semua postulat Euclid kecuali
postulat sejajar), maka pernyataan pertamadapat dideduksi sebagai teorema. Jadi secara logis,
tidak penting dua pernyataan mana yang akan diasumsikan sebagai postulat dan yang mana yang
akan dideduksi sebagai suatu teorema.

3. Ekivalensi Postulat Euclid dan Playfair

Akan dibuktikan ekivalensi postulat Euclid dan postulat Playfair.

Pertama, dengan mengasumsikan postulat sejajar Euclid, maka akan dideduksi postulat Playfair.

Diketahui garis l dan titik P tidak pada l (gambar 2.5), maka akan ditunjukkan bahwa hanya ada
satu garis melalui P yang tidak pada l. diketahui bahwa ada garis melalui P yang sejajar dengan l,
dan diketahui juga bagaimana cara menggambarnya (akibat 3,teorema 2). Dari P, dihilangkan
garis tegak lurus pada l dengan kaki Q dan pada P garis tegak m yang tegak lurus pada ��� .
Maka garis m sejajar garis l.

Kemudian misalkan garis n sebarang garis melalui P yang berbeda dengan garis m. maka akan
ditunjukkan bahwa garis n bertemu dengan garis l. Misalkan ∠1, ∠2 menunjukkan sudut
dimana garis n bertemu dengan ��� . Maka ∠1 bukan merupakan sudut siku-siku untuk
sebaliknya garis n dan garis m berimpit, berlawanan dengan asumsi. Jadi ∠1 atau ∠2 adalah
sudut lancip, misalnya ∠1 yang merupakan sudut lancip.

Ringkasannya, garis l dan garis n dibagi oleh garis transversal sehingga membentuk sudut lancip
∠1 dan sudut siku – siku, yang merupakan sudut interior pada sisi yang sama dari garis

transversal tersebut. Karena jumlah sudut tersebut kurang dari 180 ° , postulat sejajar Euclid

dapat diaplikasikan dan disimpulkan bahwa garis n bertemu dengan garis l.

Jadi garis m hanya satu – satunya garisyang melalui P yang sejajar dengan garis l dan
dideduksikan bahwa postulat Playfair dari postulat sejajar Euclid.

Sekarang dengan mengasumsikan postulat Playfair, akan dideduksi postulat sejajar Euclid.
Gambar 2.6

Misalkan garis m dibagi oleh garis transversal dititik Q, P yang membentuk ∠1 dan ∠2,
pasangan sudut interior pada satu sisi garis transversal yang memiliki jumlah sudut kurang dari

180 ° ( gambar 2.6 ), adalah :

(1) ∠1 + ∠2 < 180 °

Misalkan ∠3 menunjukkan tambahan ∠1 yang terletak pada sisi berlawanan ��� dari ∠1 dan
∠2 ( gambar 2.6 ), maka :

(2) ∠1 + ∠3 = 180 °

Dari hubungan (1), (2) maka :


(3) ∠2 <∠3
Pada titik P, bentuk ∠QPR yang sama dengan dan yang interior dalam berseberangan
dengan ∠3. Maka ∠2 <∠PQR, sehingga ��� berbeda dari garis m. menurut teorema 2,
��� sejajar dengan l. Karenanya menurut postulat Playfair, m tidak sejajar dengan l. Oleh
karena itu, garis m dan l bertemu. Seandainya garis-garis tersebut bertemu di sisi
berlawanan dari ���dari ∠1 dan ∠2, katakanlah di titik E maka ∠2 merupakan sudut
eksterior ΔPQE, karenanya ∠2 > ∠3 , berlawanan dengan (3). Akibatnya, pengandaian
tadi salah, jadi garis m dan l bertemu pada sisi garis transversal ��� yang memuat ∠1 dan
∠2.Jadi postulat sejajar Euclid mengikuti postulat Playfair dan akibatnya dua postulat
tersebut menjadi ekivalen.

5. PERAN POSTULAT SEJAJAR EUCLID

Dengan mengasumsikan postulat sejajar Euclid berikut ini merupakan beberapa hasil penting
yang dapat dibenarkan :
1. Jika dua garis sejajar dibagi oleh garis transversal, sebarang pasangan sudut interior dalam
berseberangan yang terbentuk akan sama besar.

2. Jumlah sudut sebarang segitiga adalah 180°.

3. Sisi bertolak belakang dari jajaran genjang adalah sama besar.

4. Garis sejajar selalu berjarak sama.

5. Eksistensi segi empat dan bujur sangkar.

6. Teori luas menggunakan unit persegi.

7. Teori segitiga yang sama, yang termasuk eksistensi bangun dengan ukuran sebarang yang
sama dengan bangun yang diketahui.

Postulat sejajar Euclid merupakan sumber untuk banyak hasil yang sangat penting. Tanpa
postulat tersebut (atau ekivalennya), kita tidak akan memiliki teori luas yang sudah lama dikenal,
teori kesamaan, dan teori Pythagoras yang terkenal itu.
Cara dimana Euclid mengatur teoremanya mengimplikasikan bahwa sesungguhnya Euclid tidak
sepenuhnya puas dengan postulat sejajarnya. Euclid manyatakan hal tersebut di awal karjanya tetapi
pernyataan itu tidak dipakainya sampai akhirnya dia tidak dapat malakukan kemajuan tanpa postulat
tersebut. Agaknya, Euclid memiliki intuisi bahwa postulat sejajar tersebut tidak memiliki kualitas
intuitif ataupun sederhana dari postulat lainnya. Rasa yang demikian dilakukan oleh para ahli geometri
dalam selama 20 abad. Para ahli mencoba mendeduksi postulat sejajar dari postulat lainnya, atau
menggantikan postulat tersebut dengan postulat yang nampaknya lebih pasti.

6. TOKOH-TOKOH DALAM PERKEMBANGAN EUCLID GEOMETRY

1. Bukti Proclus tentang Postulat Sejajar Euclid

Prolus (410-485) memberikan “bukti” tentang postulat sejajar Euclid yang kita ringkas sebagai
berikut :
Kita asumsikan postulat Euclid bukan sebagai postulat sejajar. Misalkan P merupakan titik tidak berada
pada garis l (gambar 2.7). kita bentuk garis m melalui P sejajar dengan garis l dengan cara yang biasa
digunakan. Misalkan PQ⃡ tegak lurus dengan l di Q, dan misalkan m tegak lurus dengan PQ⃡ di P.
Sekarang, anggaplah ada garis lain n melalui P yang yang sejajar dengan l, maka n membentuk sudut
lancip dengan garis PQ, yang terletak katakanlah pada sisi kanan PQ⃡ . Bagian dari n di sebelah kanan
titik P seluruhnya termuat dalam daerah yang dibatasi oleh garis l, m dan PQ⃡ .

Sekarang dimisalkan X adalah sebarang titik di m yang letaknya di sebelah kanan titik P, misalkan XYC
tegak lurus dengan l di Y dan misalkan garis XYC tersebut bertemu dengan garis n di Z. Maka XYC >XZC.
Misalkan X mundur di garis m, maka XZC meningkat secara tidak menentu, karena XZC setidaknya sama
besarnya dengan segmen dari X yang tegak lurus dengan n. Jadi XYC juga meningkat secara tidak
menentu. Tetapi jarak antara dua garis sejajar harus terbatas. Oleh karena itu, akan menjadi kontradiksi
dan pengandaian salah. Jadi, m hanya merupakan satu-satunya garis yang melalui P yang sejajar
dengan garis l. Karenanya, postulat Playfair berlaku, dan juga ekivalen dengan postulat sejajar Euclid.

Argumen Prolus tersebut mencakup 3 asumsi :

a. jika dua garis saling berpotongan, jarak pada suatu garis dari satu titik ke garis lainnya akan
meningkat secara tak menentu, karena titik tersebut mundur (menyusut) tak berujung.

b. segmen terpendek yang menghubungkan titik eksternal pada suatu garis merupakan segmen
yang tegak lurus.
c. jarak antara dua garis sejajar adalah terbatas.

(a) dan (b) dapat dibenarkan tanpa bantuan postulat sejajar Euclid. Jadi inti persoalan
pembuktian adalah asumsi (c). Proclus mengasumsikan (c) sebagai postulat tambahan. Mari kita
sebut sebagai postulat asumsi Proclus tersembunyi. Kemudian bisa dinyatakan: postulat Proclus
ekivalen dengan postulat sejajar Proclus. Postulat sejajar Euclid mengimplikasikan bahwa jarak
antara garis sejajar selalu konstan, dan terbatas. Konversinya, melalui argumen Proclus dapat
dinyatakan bahwa postulat Proclus mengimplikasikan postulat sejajar Euclid. Jadi, Proclus
menggantikan postulat sejajar dengan postulat yang ekivalen, dan bukan menetapkan validitas
postulat sejajar tersebut
.
2. Percobaan Saccheri untuk Mempertahankan Postulat Euclid

Girolamo Saccheri (1667-1733) melakukan studi yang mendalam tentang geometri dalam buku
yang berjudul Euclides Vindicatus, yang diterbitkan di tahun saat kematiannya. Beliau
melakukan pendekatan terhadap permasalahan pembuktian postulat sejajar Euclid dengan cara
baru yang radikal. Prosedurnya ekivalen dengan mengasumsikan bahwa postulat sejajar Euclid
salah, dan menemukan kontradiksi dengan penalaran logis. Hal ini akan mensahkan postulat
sejajar dengan menggunakan prinsip metode tak langsung.
Maksud Saccheri adalah studi segi empat yang memiliki sisi yang sama panjang dan tegak lurus
dengan sisi ketiga. Tanpa mengasumsikan sebarang postulat sejajar, beliau melakukan studi mendalam
tentang segi empat tersebut yang sekarang disebut dengan segi empat Saccheri. Misalkan ABCD
merupakan segi empat Saccheri dengan AD = BC dan sudut siku-siku di A, B (gambar 2.10).

Saccheri membuktikan bahwa ∠C = ∠D dan kemudian mempertimbangkan tiga kemungkinan


yang berhubungan dengan sudut C dan D :
1. hipotesis tentang sudut siku-siku (∠C = ∠D = 90°)

2. hipotesis tentang sudut tumpul (∠C = ∠D > 90°)

3. hipotesis tentang sudut lancip (∠C = ∠D < 90°)


Jika postulat sejajar Euclid diasumsikan, maka hipotesis sudut siku-siku akan terjadi (karena
postulat sejajar mengimplikasikan bahwa jumlah sudut sebarang segi empat adalah 360°).
Argumen dasar Saccheri sebagai berikut:
Tunjukkan bahwa hipotesis sudut tumpul dan hipotesis sudut lancip keduanya membawa
keadaan kontradiksi. Hal ini akan membentuk hipotesis sudut siku-siku yang ekivalen dengan
postulat sejajar Euclid.

Saccheri membuktikan menggunakan sederetan teorema yang memiliki alasan yang tepat, bahwa
hipotesis sudut tumpul akan menghasilkan kontradiksi.
Beliau mempertimbangkan implikasi hipotesis sudut lancip. Di antaranya ada sejumlah teorema yang
tidak umum, dua di antaranya kita nyatakan sebagai berikut:

 Jumlah sudut sebarang segitiga kurang dari 180°.

 Jika l dan m merupakan dua garis dalam bidang, maka salah satu dari sifat di bawah ini
di penuhi:

a. l dan m berpotongan, dalam kasus di mana dua garis tersebut divergen dari titik perpotongan.

b. l dan m tidak berpotongan tetapi memiliki garis tegak lurus yang sama di mana dua garis
tersebut divergen dalam kedua arah dari garis tegak lurus yang sama tersebut.
c. l dan m tidak brpotongan dan tidak memiliki garis tegak lurus yang sama, di mana dua garis
tersebut konvergen dalam satu arah langkah, dan divergen pada arah lainnya.

Saccheri tidak memandang sebagai kontradiksi, meskipun beliau pikir harus menganggap sebagai
kontradiksi dan bahkan diketahui pada masa sekarang bahwa teori hipotesis sudut lancip Saccheri
bebas kontradikisi seperti geometri Euclid.

KESIMPULAN
GeometriNonEuclidtimbulkarenapara matematikawanberusaha untuk
membuktikanpostulatkelima dariEuclides. SehinggaGeometriNon Euclidmasih
berdasarkanempatpostulatpertamadariEuclidesdanhanya berbeda pada4postulat
kelimanya.AdaduamacamGeometriNonEuclidyang pertamaadalahditemukan
hampirbersamaanoleh3tokohberlainandanmasing-masing bekerjasendiri-sendiri. Tokoh-
tokohtersebutadalahKarlFriedrichGauss dari Jerman,Yonos Bolyaidari
Hongaria,danNicolaiIvanovitchLobachevsky dariRusia,Geometriinidisebut
GeometriHiperbolikatauGeometriLobachevsky.GeometriNon Euclidyangkedua
adalahGeometri yang diketemukanoleh G.F.B. BernhardRiemann dari Jerman, Geometri
ini disebut GeometriEliptik atau Geometri Riemann(Moeharti, 1986: 1.20).
Usahauntukmembuktikanpostulatkelimainiberlangsung sejakEuclidmasih
hidupsampaikira-kiratahun1820.Tokohyang berusahamembuktikaniniantaralain
ProclusdariAleksandria(410-485)GirolamoSaccheridariItalia(1607-1733), KarlFriedrich
Gauss dari Jerman(1777-1855),Wolfgang (Farkas)Bolyai dari Hongaria (1775-
1856),dananaknyaYanosBolyai(1802- 18060) danjugaNicolai
IvanovitehLobachevsky(1793– 1856) (Moeharti, 1986: 1.13).
Menurut Moeharti (1986: 1.12),postulatkesejajaran kelima Euclid
adalahsebagaiberikut:“ Jika suatugaris lurusmemotong duagarislurus danmembuat
sudut-sudut dalam sepihak kurangdariduasudut siku-
siku,keduagarisitujikadiperpanjangtakterbatas,
akanbertemudipihaktempatkeduasudutdalam sepihakkurangdarisudut siku-siku”.

1. Geometri Euclid merupakan sistem aksiomatik, dimana semua teorema ("pernyataan yang
benar") diturunkan dari bilangan aksioma yang terbatas, artinya hasil-hasil penting/teorema-
teorema tersebut merupakan akibat dari postulat sejajar.

2. Peran postulat sejajar Euclid adalah sebagai sumber untuk banyak hasil yang sangat penting.
Tanpa postulat tersebut (atau ekivalennya), kita tidak akan memiliki teori luas yang sudah lama
dikenal, teori kesamaan, dan teori Pythagoras yang terkenal. Jadi postulat sejajar Euclid akan
lebih berperan apabila dideduksi dengan postulat lainnya atau digantikan dengan postulat lainnya
yang lebih pasti.

Saran
Dalam penulisan makalah ini, penyusun menyadari masih terdapat banyak kekurangan
karena kurangya pengetahuan yang penyusun miliki. Maka dari itu penyusun meminta saran
untuk memperbaiki makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Moeharti, H, W. (1986). Materi Pokok Sistem-Sistem Geometri. Jakarta: Kanika Jakarta,


Universitas Terbuka.

Prenowitz, W. Jordan, M. (1965). Basic Concepts of Geometry. Blaisdell Publishing Company:


Waltham, Manssachusetts. Toronto. London.

Anda mungkin juga menyukai