Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Saya mengucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ilmiah ini.
Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah tentang Geometri Non Euclid
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI
1
Kata Pengantar.1
Daftar Isi..2
BAB I
Pendahuluan.3
BAB II
Pembahasan..7
BAB III
Penutup...36
Daftar Pustaka....37
BAB I
2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Geometri berasal dari kata Latin Geometria Geo yang artinya tanah
dan metria yang artinya pengukuran. Berdasarkan sejarah Geometri tumbuh
jauh sebelum Masehi karena keperluan pengukuran tanah, di sekitar kawasan
sungai Nil setelah terjadi banjir, dalam bahasa Indonesia Geometri dapat
diartikan sebagai Ilmu Ukur (Moeharti, 1986: 1.2). Geometri didefinisikan juga
sebagai cabang Matematika yang mempelajari titik, garis, bidang dan bendabenda ruang serta sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya dan hubungannya satu sama
lain.
Geometri dapat dipandang sebagai sistem deduktif yaitu suatu sistem
yang harus ada pengertian-pengertian pangkal, yaitu unsur-unsur dan relasirelasi yang tidak didefinisikan, kemudian definisi, selain definisi juga harus ada
relasi-relasi lain yang dapat dibuktikan dengan menggunakan definisi atau
postulat-postulat itu yang disebut dalil atau teorema. Proses untuk mendapatkan
atau menurunkan suatu dalil dari himpunan pangkal, definisi, dan postulat
inilah yang disebut deduksi. Dalam Geometri sebagai suatu sistem deduktif
himpunan postulat itu dapat dipandang sebagai aturan permainan (Moeharti,
1986: 1.3 1.4).
Geometri yang pertama-tama muncul sebagai suatu sistem deduktif
adalah Geometri dari Euclides. Kira-kira tahun 330 SM, Euclides menulis buku
sebanyak 13 buah. Dalam bukunya yang pertama Euclid menjelaskan mengenai
definisi, postulat, aksioma dan dalil (Moeharti, 1986: 1.9). Namun Geomerti
Euclid ini memiliki kelemahan, salah satu kelemahanya ada pada postulat
kelima dari Euclid yang terkenal dengan Postulat Parallel atau Postulat
Kesejajaran yang terlalu panjang sehingga merisaukan para matematikawan.
p
1
geometri
yang
dilengkapi
5
dengan
sistem
aksioma-aksioma
BAB II
6
PEMBAHASAN
A. Geometri Lobachevsky
Sekarang,
diperkenalkan
geometri
non-Euclides
dari
Bolyai,
dan
Bukti :
Euclides
dan geometri Lobachevsky jika dipandang dari sifat-sifat nonmetrik. Hal ini
seharusnya tidaklah terlalu mengherankan, karena postulat kesejajaran Euclides
(dalam bentuk postulat Playfair) dan postulat kesejajaran Lobachevsky memang
berbeda sifat khusus grafiknya. Perhatikan, hasil yang tak terhindarkan pasti terjadi,
jika kita mengasumsikan postulat Lobachevsky.
C. Sanggahan
Anda mungkin keberatan bahwa Teorema 6.1 ternyata valid secara abstrak,
9
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan fisiknya. Jadi, konklusi di atas memang secara
logis diperoleh dari postulat kesejajaran Lobachevsky, tetapi asumsi itu secara fisik
keliru. Jika anda membuat pernyataan demikian, berarti anda mulai mengikuti jejak
para ahli geometri non-Euclides. Karena jika mereka mulai mengembangkan teori
mereka, mereka pasti telah meragukan validitas empirik dari postulat kesejajaran
yang baru itu. Yang diperlukan bagi seseorang untuk berpikir secara matematis
adalah asumsi-asumsi (postulat-postulat) yang secara logis dapat menghasilkan
konklusi (teorema). Validitas argumen matematis tidak bergantung pada benar atau
salahnya asumsi dasar yang digunakannya.
Meskipun demikian, wajarlah kita memilih asumsi yang akan menimbulkan
kekeliruan jika diterapkan pada dunia nyata? Jawabnya sudah jelas, tetapi
kenyataannya hal ini merupakan pertanyaan yang sulit dan rumit yang tidak
mungkin dijawab dengan ya atau tidak saja. Harus ada beberapa penjelasan.
Pertama, ahli matematika seharusnya bebas memilih postulat dan
mempelajari konsekuensinya, bebas dari pertimbangan kegunaan praktisnya
maupun validitas empirisnya.
Kedua, proporsi matematika itu abstrak; untuk mengujinya secara empiris
kita harus menafsirkan istilah-istilah dasarnya. Meskipun tampaknya salah dalam
suatu interpretasi (penafsiran), mungkin menjadi benar dalam intepretasi yang lain.
Sebagai contoh, suatu postulat menjadi salah jika garis diinterpretasikan sebagai
tali yang tegang, mungkin jadi benar jika diinterpretasikan sebagai sinar lampu.
Akhirnya, janganlah kita lupa bahwa penentuan kebenaran empiris dari pernyataan
geometris bukanlah urusan kita sebagai ahli matematika sebab hal itu bukanlah
merupakan percobaan mental yang dapat disimpulkan secara santai. Hal itu
termasuk dalam bidang pengetahuan tentang percobaan dan penelitian yang
dilaksanakan oleh ahli fisika, astronom dan para peneliti, diketahui garis (secara
fisik) l dan titik P (secara fisik) di luar l, maka ada garis m (secara fisik) yang tidak
memotong l tetapi melalui P yang tidak terletak pada l? Bagaimana kita menguji
hal itu?
Untuk menentukan kebenaran pernyataan secara empiris, seringkali
10
P
l
m
Apakah kita benar-benar tahu sifat-sifat fisiknya sehingga dapat menunjukkan
hanya ada satu garis seperti itu ?
Misalkan m a dalah garis (secara fisik) yang melalui P dan membentuk sudut yang
sangat kecil dengan m; dapatkah kita nyatakan bahwa secara fisik m pasti
memotong l?
11
lQR
Bukti :
Misalkan a adalah sudut yang kecil.
Akan kita tunjukkan bahwa ada titik R pada l yang terletak di sebelah kanan PQ
sedemikian hingga PRQ < a.
Pertama, kita bentuk barisan sudut-sudut :
PR1Q, PR2Q, ..,
yang setiap suku tidak lebih besar dari suku sebelumnya.
Perhatikan gambar berikut ini :
Misalkan R1 titik pada l dan berada di sebelah kanan sisi PQ sedemikian hingga
QR1 = PQ (Gambar 4.5).
Tarik PR1. Maka PQR1 adalah sama kaki dan QPR1 = PR1Q =
b1.
13
1
2 b .(1)
Sekarang dibentuk segitiga baru dan diulang lagi argumen di atas. Perpanjang
QR1 melalui R1 ke R2, sedemikian hingga R1R2 = PR1.
Tarik PR2. Maka PR1R2 adalah samakaki dan R1PR2 = PR2R1
= PR2Q = b2
Jadi, sesuai dengan Lemma 6.1 b2 + b2 = 2b2 < b1
berarti :
b2 <
1
2 b1
Dengan melanjutkan proses di atas sebanyak n kali, maka akan diperoleh titik
Rn pada l dan di sebelah kanan sisi PQ sedemikian hingga :
bn = PRnQ <
1
n
2 b
1
2n
14
< a. Dengan
Bukti :
Misalkan l suatu garis dan P di luar l. Kita buat garis m melalui P sejajar l
dengan cara biasa sebagai berikut :
Misal PQ l di Q, dan m PQ di P.
Menurut postulat kesejajaran Lobachevsky ada garis lain yaitu garis n yang
melalui P dan sejajar l. Salah satu sudut yang dibentuk n dengan PQ adalah
lancip.
Misalkan : X titik pada n sedemikian hingga QPX lancip
Y titik pada m dan n di sebelah kanan sisi PQ seperti X.
0
Sekarang gunakan Lemma 7.2. Misalkan R pada l dan berada di sebelah kanan
sisi PQ yang memuat X, sedemikian hingga PRQ < a.
Perhatikan PQR. Kita punya :
PQR = 900
QRP < a
RPQ < XPQ = 900 a
Jika dijumlahkan diperoleh :
PQR + QRP + RPQ < 900 + a + 900 a = 1800
Jadi PQR mempunyai jumlah besar sudut kurang dari 1800 dan teorema
terbukti.
P
l
Q
Dalam geometri Lobachevsky agak sedikit berbeda. Kita masih punya garis l
dan m tegak lurus pada PQ di Q dan P sedemikian hingga m / / l. Tetapi
sekarang (seperti pada pembuktian Teorema 2) ada garis lain PX yang sejajar l,
sedemikian hingga :
QPX < 900. Misalkan R sebarang titik pada l di sebelah kanan PQ seperti
X.
Jika R menjauhi PQ sampai tak terhingga, maka QRP mendekati
00 seperti pada geometri Euclides. Tetapi QPR tidak mendekati 900, karena
QPR selalu kurang dari QPX.
Jadi, jika R cukup jauh, PQR akan memiliki jumla besar sudut kurang dari
1800. Sebagai contoh, jika QPX = 890 kita hanya perlu menempatkan R
0
.X
l
Q
Akhirnya, Anda mungkin menolak bahwa kita tidak akan dapat mendapatkan
QPR < QPX, yakni sinar PR terletak dalam QPX.
Perhatikan bahwa sinar PR dan sinar PX adalah berbeda dan keduanya
berada di dalam sudut yang dibentuk oleh sinar PQ dengan sinar yang lain.
Misalkan sinar PX terletak di dalam QPR, maka sinar PX akan memotong
QR dan sudah tentu memotong l. Karena hal ini tidak mungkin terjadi, berarti
sinar PR harus berada di dalam QPX.
Teorema berikut merupakan teorema yang penting, dan merupakan
konsekuensi langsung dari Teorema 7.2.
16
Teorema 7. 3
Jumlah besar sudut setiap segitiga kurang dari 1800.
Bukti :
Menurut akibat 2 teorema 6.6 (geometri netral) : Jika ada sebuah segitiga
yang jumlah besar sudutnya kurang dari 1800, maka setiap segitiga jumlah besar
sudutnya juga kurang dari 1800 (1)
Menurut Teorema 7.2 (geometri Lobachevsky) :
Ada sebuah segitiga yang jumlah besar sudutnya kurang dari 1800.
(2)
Berdasarkan (1) dan (2) maka jumlah besar sudut setiap segitiga kurang dari
1800.
Akibat 1 Teorema 7.3
Jumlah besar sudut-sudut dalam segiempat kurang dari 3600.
Akibat 2 Teorema 7.3
Tidak ada persegipanjang.
17
Berikut ini akan ditunjukkan bahwa segitigasegitiga yang sebangun tidak ada dalam geometri Lobachevsky, tetapi yang ada
hanyalah segitiga-segitiga yang kongruen. Hal ini sesuai dengan teorema berikut
ini.
Teorema 7.4
Dua segitiga dikatakan kongruen jika sudut-sudut yang bersesuaian sama.
A
A
Bukti :
Andaikan teorema 4 salah. Berarti ada dua segitiga, misal ABC dan ABC
sedemikian hingga : A = A, B = B, C tetapi kedua segitiga tersebut
tidak kongruen. Jadi AB AB (Jika AB = AB tentu kedua segitiga tersebut
kongruen dengan sd-ss-sd).
Demikian pula jika AC AC dan BC BC.
Perhatikan tripel segmen AB, AC, BC dan AB, AC, BC. Salah satu
dari tripel segmen tersebut pasti terdiri atas dua segmen yang lebih besar dari dua
segmen yang bersesuaian dari tripel yang lain.
Akibatnya, kita dapat memisalkan AB > AB dan AC > AC. Selanjutnya
tentukan titik B pada AB dan C pada AC sedemikian hingga AB = AB dan
AB = AC
Jadi ABC kongruen ABB.
18
Akibatnya : BBC = B = B.
Berarti BBC adalah suplemen B dan BCC adalah suplemen C,
dengan demikian segiempat
BBCC mempunyai jumlah besar sudut sama dengan 3600 (bertentangan dengan
akibat 1 teorema 7.3).
Di sini telah kita lihat perbedaannya dengan geometri Euclides. Sesuai
dengan Teorema 7.4, dalam geometri Lobachevsky tidak ada teori tentang gambargambar sebangun yang didasarkan pada definisi biasa, karena jika dua segitiga
sebangun maka sudut-sudut yang bersesuaian sama, dan oleh karena itu kedua
segitiga pasti kongruen. Secara umum, dua gambar yang sebangun pasti kongruen,
dan juga mempunyai ukuran yang sama.
F. Teori Luas Lobachevsky
Ukuran luas dalam geometri Lobachevsky berbeda dengan geometri Euclides yang
menggunakan satuan luas persegi, karena persegi tidak ada dalam geometri
Lobachevsky. Untuk perhitungan besarnya luas dapat digunakan metode
perhitungan besarnya luas dapat digunakan metode perhitungan integral dan
metode pendekatan tertentu. Untuk penyederhanaan, kita batasi dengan luas
segitiga saja.
Tanpa memperhatikan bagaimana luas didefinisikan yang pasti luas
memiliki sifat-sifat berikut :
a) kepositifan:
Setiap segitiga ditentukan secara tunggal oleh bilangan positif yang dinamakan
luasnya.
b) invariansi terhadap kongruensi :
19
1
a .t
2
1
2 x alas x tingginya.
Kita lanjutkan dengan mengamati sifat aditif c) dari fungsi luas, yang dapat
dikembangkan sampai sejumlah suku-suku yang berhingga.
Teorema 7.5 (Penjumlahan berhingga)
Misalkan sebuah segitiga dipecah menjadi suatu himpunan berhingga segitiga20
proporsional terhadap defect. Jika hal itu yang terjadi, maka akan ada dua segitiga
yang mempunyai luas yang sama karena ditentukan oleh suatu fungsi luas tertentu,
dan mempunyai luas yang tidak sama oleh fungsi luas yang lain. Dalam praktiknya,
hal ini mungkin meresahkan : harga sebuah rumah yang bergantung pada sistem
ukuran yang digunakannya. Untungnya, hal seperti itu tidak pernah terjadi dalam
geometri Lobachevsky.
Contoh 7.1
Jika diketahui ABC dan PQR di dalam ABC, buktikan bahwa defect ABC
> defect PQR
Bukti : Buat Segitiga ABC
R
P
Q
B
Berdasarkan Teorema
7.3
ABC : A3 + +
B1
Q2
BQR : B2 + +
Q3
R1
BCR : B3 + R2 +
C1
CPR : C2+ P4 +
R3
CPA : C3 + A1 +
P1
< 180
< 180
< 180
< 180
< 180
24
l
A
Bukti:
Akan kita tunjukkan bahwa untuk sebarang dua garis l dan l, maka tidak ada
tiga titik di l yang jaraknya sama dari titik di l. Misalkan A, B, dan C adalah
tiga titik berbeda pada l, dengan B di antara A dan C.
Dari A, B, dan C tarik garis tegaklurus ke l, yang masing-masing memotong l
di A, B dan C. Misalkan AA = BB = CC.
Dari AA = BB, AAB = BBA dan AB = BA Jadi : AAB
BBA. Akibatnya AB = BA
Karena BB = AA dan BA = AB maka ABB BAA.
Akibatnya :
AAB = BBA (1)
yang berarti sudut-sudut atas (summit) segiempat AABB adalah sama.
Dengan cara dan alasan yang sama, dapat pula diterapkan pada segiempat
CCBB, yang mengakibatkan :
CCB = BBC (2)
dengan menjumlahkan (1) dan (2) diperoleh :
AAB + CCB = BBA + BBC =
0
180 .
Jadi jumlah besar sudut dalam segiempat AACC adalah 360 0 yang
bertentangan dengan akibat 1 Teorema 6.3.
Dengan demikian pemisalan salah, dan yang benar adalah Teorema 7.9.
Kita simpulkan bagian ini dengan diskusi tentang jenis-jenis pasangan
garis-garis sejajar. Sesuai bukti teorema di atas: jika dua garis sejajar, maka
hanya ada dua hal yang mungkin :
25
(1) ada dua titik pada garis yang satu yang jaraknya sama
dari garis yang lain.
(2) tidak ada dua titik pada garis yang satu yang
jaraknya sama dari garis yang lain.
Masalah (1) terjadi jika dan hanya jika kedua garis itu punya garis
tegaklurus persekutuan. Dalam hal ini kedua garis tersebut memencar
(divergen) sampai tak berhingga baik di sebelah kiri maupun di sebelah kanan
garis tegaklurus persekuruannya.
Sedangkan (2) terjadi jika salah satu
garis tersebut
merupakan asimptot dari garis yang lain.
Teorema 7.10
Dalam geometri netral, jika ada sebuah garis dan sebuah titik yang memenuhi
sifat kesejajaran Euclides, maka ada sebuah persegipanjang.
Misalkan diketahui garis l dan titik P. PQ tegaklurus dengan l di Q. Pilih titik R
(yang berbeda dengan Q) yang terletak di l. Buatlah garis m yang tegaklurus
dengan l di R. Buatlah garis melalui P yang tegaklurus m di S. Maka kita
dapatkan segiempat PQRS dengan sudut Q, R, S yang masing-masing siku-siku.
Akan dibuktikan PQRS persegi panjang.
Bukti :
Karena PS dan l keduanya tegaklurus terhadap m, maka PS sejajar l (akibat 1
teorema 2 geometri netral).
Karena PS dan l memenuhi sifat kesejajaran Euclides, maka PS satu-satunya
garis yang melalui P yang sejajar l (akibat 3 teorema 2 geometri netral). PQ
tegaklurus l di Q dan PS sejajar l, maka PQ tegaklurus PS di P. Jadi segiempat
26
Menurut Teorema 7.11: Dalam geometri netral, jika ada sebuah garis dan
sebuah titik yang memenuhi sifat kesejajaran Lobachevsky maka ada segitiga
yang jumlah sudutnya kurang dari 1800.
Menurut akibat 2 Teorema 7.6 : Jika ada sebuah segitiga yang jumlahnya
kurang dari 1800 maka setiap segitiga jumlah sudutnya kurang dari 1800.
Berdasarkan prinsip silogisme dapat disimpulkan bahwa :
Jika ada sebuah garis dan sebuah titik yang memenuhi sifat kesejajaran
Lobachevsky maka setiap segitiga jumlah sudutnya kurang dari 1800.
Teorema 7.12
Dalam geometri netral, jika ada sebuah garis dan sebuah titik yang memenuhi sifat
kesejajaran Lobachevsky maka setiap garis dan setiap titik luarnya tentu memenuhi
sifat kesejajaran Lobachevsky, yang berarti geometrinya adalah geometri Euclides.
Bukti :
Andaikan Teorema 7.12 salah. Berarti ada satu garis dan satu titik yang
memenuhi sifat kesejajaran Lobachevsky.
Menurut akibat Teorema 7.11, jika ada sebuah garis dan sebuah titik yang
memenuhi sifat kesejajaran Lobachevsky maka setiap segitiga jumlah sudutnya
kurang dari 1800.
Tetapi menurut akibat Teorema 7.10, jika ada sebuah garis dan sebuah titik
yang memenuhi sifat kesejajaran Euclides maka setiap segitiga jumlah
sudutnya adalah 1800.
Terjadi kontradiksi, maka pengandaian salah, berati teorema 7.12 benar.
Akibat 1 teorema 7.12
28
Dalam geometri netral, jika ada sebuah garis dan sebuah titik yang memenuhi sifat
kesejajaran Lobachevsky maka setiap garis dan setiap titik luarnya tentu memenuhi
sifat kesejajaran Lobachevsky, yang berarti geometrinya adalah geometri
Lobachevsky.
Bukti :
Misal diketahui garis l dan titik P memenuhi sifat kesejajaran Lobachevsky.
Misalkan l sebarang garis dan P sebarang titik yang tidak dapat memenuhi
sifat kesejajaran Lobachevsky. Berarti hal ini kontradiksi dengan teorema 7.12.
Akibat 2 teorema 7.12
Setiap geometri netral tentu merupakan geometri Euclides atau geometri
Lobachevsky.
Akibat 3 teorema 7.12
Suatu geometri netral merupakan geometri Euclides atau geometri Lobachevsky,
yang berarti jumlah sudut segitiganya adalah sama dengan atau kurang dari 1800.
Bukti :
Dalam geometri netral, misalkan ada sebuah seigita yang memiliki jumlah
sudut 1800. Maka geometri tersebut tidak mungkin merupakan geometri
Lobachevsky, dan oleh karena itu tentu merupakan geometri Euclides (menurut
akibat 2 teorema 7.12). Begitu pula dalam kasus yang lain.
Akibat 4 teorema 7.12
Suatu geometri netral yang memuat persegi panjang, tentu merupakan geometri
Euclides.
H. Pengenalan Geometri Elliptik
29
n
a
b
c
30
b
c
Alasan
diperpanjan
g
suatu segmen boleh
diper-panjang dua
kali.
dengan AC = CA
dua titik menentukan
1
Dilukis CB
CA
ABC ABC
garis
s, sd,
s
ABC = ABC
unsur
yang
berkorespondensi
Jadi, ABC = 900
=
tegaklurus pada AB.
BC dan BC berimpit
ABC, BC dan BC
melalu
i
l titik pada
suatu garis hanya
ada l
garis
yang
tegaklurus
garis itu
Jadi, AC dan BC atau garis l dan m mempunyai titik C dan C yang berimpit.
Terdapat pertentangan dengan ketentuan, bahwa l dan m berlainan. Jadi
pengandaian salah, berarti l dan m sejajar.
Jika postulat Riemann harus berlaku, maka tentu ada yang salah dalam bukti
di atas yang menyebabkan hasil yang berbeda. Kiranya langkah ke-6 yang
menyebabkan itu. Dalam bukti ini Euclides secara diam-diam menggunakan prinsip
pemisahan
(separation principle), yaitu bahwa setiap garis membagi bidang dalam 2
setengah bidang (2 daerah), yang tidak mempunyai titik persekutuan. Jadi dalam
31
Riemann
berguna
sekali
pada bola
tidak
pada
33
berlaku
Dalam Geometri Elliptic tetap berlaku, bahwa melalui satu titik pada suatu
garis hanya dapat dibuat 1 garis yang tegaklurus garis tersebut. Tetapi hal ini tidak
berlaku, jika titiknya di luar garis tersebut.
Untuk setiap garis l ada katub K sedemikian, hingga semua garis melalui K
tegaklurus pada 1 (gambarannya seperti semua meridian melalui kutub tegaklurus
pada ekuator atau khatulistiwa).
Sifat kutub. Misalkan l suatu garis. Maka ada suatu titik K, yang disebut
kutup dari l sedemikian, hingga :
a) setiap segmen yang menghubungkan K dengan suatu titik pada l tegak lurus
pada l.
b) K berjarak sama dari setiap titik pada l
Jarak K sampai sebarang titik pada l disebut jarak polar. Jarak polar suatu
kutub sampai garisnya adalah konstan, demikian pula panjang suatu garis.
35
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Geometri Lobachevsky dapat digolongkan pada geometri
netral dengan memandang bahwa setiap segitiga jumlah
besar sudutnya kurang dari 1800.
2. Pada geometri Lobachevsky hanyalah dengan menerima
semua postulat geometri Euclides dengan membuang
postulat kesejajarannya dan mengganti dengan postulat
berikut ini :
Postulat Kesejajaran Lobachevsky
Paling tidak ada dua garis yang sejajar dengan suatu garis
yang melalui suatu titik di luar garis tersebut
3. Untuk dapat mudah memahami teorema-teorema berikut,
maka sebagai model dari geometri double elliptic ialah
bola dan dari Geometri single elliptic suatu setengah bola.
36
DAFTAR PUSTAKA
37