Oleh :
REMMI ADI PUTRA
(16205068)
Dosen Pembimbing :
Dr. Yerizon, M. Si
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada Bab ini kita akan mempelajari:
1) Definisi dan teorema yang melibatkan sudut berpenyiku, sudut berpelurus,
dan sudut bertolak belakang.
2) Definisi dan teorema yang melibatkan garis yang berpotongan pada
sudut 900 .
3) Alternatif bentuk pembuktian.
Contoh 3. 1
Diketahui:
Contoh 3. 3
Ukuran suatu sudut dengan suplemennya memiliki perbandingan 1:8. Temukan
ukuran sudut tersebut
Penyelesaian:
Cara 1: Cara 2:
Misalkan x = besar suatu sudut, Misalkan x = besar suatu sudut,
180 – x = ukuran sudut suplemen 8x = ukuran sudut suplemen
𝑥 1 𝑥 + 8𝑥 = 180
=
180 − 𝑥 8 9𝑥 = 180
180 − 𝑥 = 8𝑥
𝑥 = 20
9𝑥 = 180
𝑥 = 20
Contoh 3.4
Tentukan ukuran suatu sudut 30 lebihnya dari dua kali besar sudut
komplemennya.
Penyelesaian:
Misalkanx= ukuran suatu sudut
90 – x = ukuran sudut complemen
x = 2 (90 – x) + 30
x =180 – 2x + 30
x =210 – 2x
3x = 210
x = 70
PasanganSudutBerdekatandanBertolakBelakang
Gambar 3.1.Sudutberdekatandibandingkanpasangansudutberdampingan
Contoh 3.5
Seorang mahasiswa geometri tingkat awal bertanya-tanya apakah kedua
pernyataan berikut ini benar:
a. Jika sepasang sudut yang bersuplement, maka mereka harus berdekatan.
b. Jika sisi sudut luar dari pasangan sudut yang berdekatan membentuk garis
lurus, makasudut bersuplement.
Komentari apakah kamu berpikir pernyataan itu benar atau salah. Jika kamu
menduga bahwa salah satu atau keduanya salah, buatkan diagram untuk
membantu mendukung keyakinanmu.
Penyelesaian:
a. Sepasang sudut bersuplement, seperti gambar di bawah ini, mungkin
berdekatan atau berdampingan. Berdesarkan penegasan ini, oleh karena itu
pernyataan salah.
b. Pernyataan ini benar karena, seperti yang digambarkan di bawah ini, garis
lurus terbentuk, menunjukkan bahwa jumlah dari besarnya sudut yang
berdekatan adalah 180. Akibatnya, sudut adalah bersuplement.
Pernyataan yang disajikan dalam Contoh 3.5b mungkin dengan resmi dinyatakan
sebagai teorema.
Teorema 3.1
Jikasisisudut luar daripasangansudutberdekatanmembentukgarislurus,
makasudut-suduttersebutbersuplemen.
Bukti :
Karena sisi luar AB dengan sisi luar BC membentuk garis lurus maka Sudut
ABC = 180. Karena sudut ABC = sudut 1 dan sudut 2 = 180, maka sudut 1
dengan sudut 2 berpelurus
Jikaduagarisberpotongan, empatsudut yang terbentuk, sepertiditampilkan. Sudut 1
dan 3 disebutsudutbertolakbelakang;sudut 1 dan 4
bukansudutbertolakbelakangkarenamerekaberdekatan.
Perhatikanbahwasudutbertolakbelakang"Berlawanan" satusama lain. sudut 2 dan 4
jugasudutbertolakbelakang.
Contoh 3.6
Nama semuapasangansudutbertolakbelakang
pada diagram disamping.
Penyelesaian:
Sudut 1 berpasangan dengan sudut 4,
sudut 2 berpasangan dengan sudut5,
sudut 3 berpasangan dengan sudut 6.
Penyelesaian:
Buktidalam tabel:
Pernyataan Alasan
1. Garis l dan 1. Diketahui.
m
berpotongan
di titik P.
2. ∡1adalah 2. Jikasisiluarpasangansudutberdekatanmembentukgarislurus
supplement , makasudut-suduttersebutbersuplemen.
untuk∡2
∡3adalah
supplement
untuk∡4
3. ∡1 ≅ ∡3 3. Jikaduasudutbersuplementterhadap sudut yang sama,
makakeduasuduttersebutkongruen
Teorema 3.3
Sudut yang bertolak belakang adalah kongruen.
Contoh3.9
a. Temukan nilai x.
b. Temukan ukuran dari sudut AEC,
DEB, DEA dan BEC
Penyelesaian:
a. Berdasarkan teorema 3.3 :
3𝑥 − 18 = 2𝑥 + 5
3𝑥 = 2𝑥 + 23
𝑥 = 23
b. m∡𝐴𝐸𝐶 = m∡𝐷𝐸𝐵 = 3𝑥 − 18
= 3(23) − 18
= 51
Karena sudut AEC dan DEA bersuplement,
maka m∡𝐷𝐸𝐴 = 180 − 51 = 129
Karena m∡𝐷𝐸𝐴 = m∡𝐵𝐸𝐶, maka m∡𝐵𝐸𝐶 = 129
Teorema 3.4
Semua sudut siku-siku adalah kongruen.
Premis:
Ambil sudut 1 dan 2 yang merupakan sudut siku-siku.
Akan ditunjukkan bahwa ∡1 ≅ ∡2.
Bukti:
Karena sudut 1 dan sudut 2 adalah sudut siku-siku, maka m∡1 = 90 dan
m∡2 = 90.
Hal ini berarti, m∡1 = m∡2.
Karena m∡1 = m∡2, maka m∡1 ≅ m∡2
Teorema 3.5
Jika dua sudut kongruendan bersuplemen, maka masing-masing sudut tersebut
adalah sudut siku-siku.
Premis:
Misalkan sudut 1 dan 2 kongruen dan bersuplemen.
Akan ditunjukkan bahwa sudut 1 dan 2 adalah sudut siku-siku.
Bukti:
Karena ∡1 ≅ ∡2, maka m∡1 = m∡2.
Karena sudut 1 dan 2 bersuplemen, maka m∡1 + m∡2 = 180.
Subsitusikan m∡2 menjadi m∡1 sehingga m∡1 + m∡1 = 2 m∡1 = 180.
Hal ini berarti, m∡1 = 90 = m∡2.
Oleh karena itu, sudut 1 dan 2 adalah sudut siku-siku.
Dua garis, ruas garis, atau suatu garis dan suatu ruas garis saling berpotongan
membentuk sudut siku-siku dikatakan Garis Tegak Lurus. Jika garis l tegak lurus
dengan garis m, dimana dilambangkan dengan ⊥ dibaca “tegak lurus terhadap”.
Perhatikan gambar 3. 2.
Garis Berat (perpendicular bisector) suatu ruas garis adalah garis atau ruas garis
yang tegak lurus terhadap ruas garis yang lain pada suatu titik tengah. Perhatikan
gambar 3. 3.
Gambar 3. 3. Garis Bagi
Contoh 3. 11:
Diketahui: ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ , sudut 1 dan 2 berdekatan.
𝐴𝐶 ⊥ 𝐵𝐶
Buktikan: m∡1 + m∡2 = 90.
Penyelesaian:
Bukti dalam bentuk tabel:
Pernyataan Alasan
̅̅̅̅ ⊥ 𝐵𝐶
1. 𝐴𝐶 ̅̅̅̅ 1. Diketahui.
2. ∡𝐴𝐶𝐵 adalah sudut siku-siku 2. Ruas garis tegak lurus yang saling
berpotongan membentuk sudut
siku-siku.
3. m∡𝐴𝐶𝐵 = 90 3. Sudut siku-siku berukuran 90.
4. m∡𝐴𝐶𝐵 = m∡1 + m∡2 4. Postulat penjumlahan sudut.
5. m∡1 + m∡2 = 90 5. Subsitusi.
Karena jumlah ukuran dari sudut 1 dan 2 adalah 90, sudut 1 dan 2 berkomplemen
/ berpenyiku. Contoh 3. 11, membuktikan teorema berikut (Teorema 3. 6).
Teorema 3.6
Jika sisi luar pasangan sudut berdekatan adalah tegak lurus, maka sudut-
sudut tersebut berkomplemen.
Teorema 3.7
Garis tegak lurus berpotongan membentuk empat sudut siku-siku.
Teorema 3.8
Melalui sebuah titik tertentu pada sebuah garis, ada tepat satu garis yang
tegak lurus yang dapat ditarik terhadap garis tersebut.
Postulat 3.1
Melalui satu titik tertentu yang tidak pada suatu garis, ada tepat satu garis
yang tegak lurus yang dapat ditarik terhadap garis tertentu.
JARAK
Jarak dalam geometri selalu berpotongan menjadi bagian terkecil antara dua titik.
̅̅̅̅ .
Pada gambar 3. 5, jarak antara titik P dan Q adalah panjang ruas garis 𝑃𝑄
Gambar 3. 5. Bagian terkecil antara dua titik diwakili oleh ruas garis
bergabung dengan titik, daripada setiap zigzag atau jalur
melingkar
Suatu titik tepat pada jarak yang sama dari dua titik yang lain dikatakan sama jauh
dari dua titik tersebut. Contohnya, Titik tengah dari ruas garis sama jauh dari titik
akhir dari ruas garis. Perhatikan gambar 3. 6.
Gambar 3.6. Pada tiap gambar, titik M sama jauh dari titik P dan Q
Jarak terpendek dari titik tidak terletak dalam suatu garis ke garis diukur dengan
panjang ruas garis yang digambar dari titik tegak lurus ke garis.
̅̅̅̅
Gambar 3. 7. Jarak dari titik P ke titik l tegak lurus terhadap garis 𝑷𝑨
̅̅̅̅
daripada ruas garis yang lain seperti 𝑷𝑩
DEFINISI JARAK
Jarak antara dua titik adalah panjang ruas garis bergabung dengan titik-titik.
Jarak antara garis dan titik yang tidak terletak dalam suatu garis adalah
panjang ruas garis tegak lurus yang digambar dari titik ke garis.
Teorema 3.9
Jika dua garis berpotongan membentuk sudut berdekatan yang kongruen,
maka garis-garisnya saling tegak lurus.
Penyelesaian:
Sebelum membuktikan teorema yang diagramnya tidak diberikan, kita harus:
1. Identifikasi apa yang diketahui dari informasi yang terkandung “kalimat jika”
dari pernyataan teorema.
2. Identifikasi apa yang harus dibuktikan dari hubungan yang diusulkan dalam
"kalimat maka" dari teorema.
3. Gunakan informasi yang diperoleh pada langkah 1 dan 2 untuk menggambar
diagram yang tepat.
4. Mengatur pikiran dengan merencanakan urutan laporan yang harus diikuti
dalam kemajuan yang logis dari yang diketahuiuntuk kesimpulan akhir.
5. Menulis bukti formal.
Tunjukkanbahwagaris-garisberpotonganmembentuksudutsiku-siku.
Tunjukkanbahwagaris-
garisberpotonganmembentukpasangansudutberdekatanyang kongruen
(Teorema 3.9).
Penyelesaian:
Bukti dalam tabel:
Pernyataan Alasan
1. ̅̅̅̅
𝐵𝐷membagi dua ∡𝐴𝐵𝐶. 1. Diketahui.
2. ∡3 ≅ ∡4. 2. Garis bagi membagi sudut
menjadi dua sudut yang
kongruen.
3. ∡3 bersuplemen dengan ∡1, 3. Jika sisi luar dari pasangan sudut
∡4 bersuplemen dengan ∡2. yang berdekatan membentuk
garis lurus, maka sudut saling
bersuplemen.
4. ∡1 ≅ ∡2. 4. Jika dua sudut saling
bersuplemen dengan pasangan
sudut yang kongruen, maka
sudut-sudut itu kongruen.
Bukti dalam bentuk lain:
Diketahui ̅̅̅̅
𝐵𝐷membagi dua ∡𝐴𝐵𝐶.
Akan ditunjukkan ∡1 ≅ ∡2.
Karena ̅̅̅̅
𝐵𝐷 membagi dua ∡𝐴𝐵𝐶, maka ∡3 ≅ ∡4.
Karena ∡3 dan ∡1 berdekatan dan membentuk garis lurus maka ∡3
bersuplemen dengan ∡1.
Karena ∡4 dan ∡2 berdekatan dan membentuk garis lurus maka ∡4
bersuplemen dengan ∡2.
Karena ∡1 dan ∡2 bersuplemen dengan pasangan sudut yang kongruen, maka
∡1 ≅ ∡2.
Penyelesaian:
Bukti dalam tabel:
Pernyataan Alasan
̅̅̅̅ ̅̅̅̅
1. 𝐴𝐵 ⊥ 𝐵𝐷 . 1. Diketahui.
2. ∡𝐴𝐵𝐷 adalah sudut siku-siku. 2. Garis tegak lurus berpotongan
membentuk sudut siku-siku.
3. m∡𝐴𝐵𝐷 = 90. 3. Sudut siku-siku berukuran 90.
4. m∡𝐴𝐵𝐷 = m∡1 + m∡2. 4. Postulat penjumlahan sudut.
̅̅̅̅ ̅̅̅̅
5. 𝐶𝐷 ⊥ 𝐵𝐷. 5. Diketahui.
6. ∡𝐶𝐷𝐵 adalah sudut siku-siku. 6. Garis tegak lurus berpotongan
membentuk sudut siku-siku.
7. m∡𝐶𝐷𝐵 = 90. 7. Sudut siku-siku berukuran 90.
8. m∡𝐶𝐷𝐵 = m∡3 + m∡4. 8. Postulat penjumlahan sudut.
9. ∡2 ≅ ∡4. 9. Diketahui.
10. ∡1 berkomplemen dengan ∡2, 10. Jika sisi luar pasangan sudut
dan∡3 berkomplemen dengan ∡4. yang berdekatan membentuk
garis tegak lurus maka sudut-
sudut-sudut tersebut
berkomplemen.
11. ∡1 ≅ ∡3. 11. Jika dua sudut saling
berkomplemen dengan pasangan
sudut yang kongruen, maka
sudut-sudut itu kongruen.
Penyelesaian:
Bukti dalam tabel:
Pernyataan Alasan
1. ̅̅̅̅ ̅̅̅̅
𝐾𝐿 ⊥ 𝐽𝑀 . 1. Diketahui.
2. ∡𝐾𝐿𝐽 dan ∡𝐾𝐿𝑀 adalah sudut 2. Perpotongan garis tegak lurus
siku-siku. membentuk sudut siku-siku.
3. m∡𝐾𝐿𝐽 = 90 dan m∡𝐾𝐿𝑀 = 90. 3. Sudut siku-siku berukuran 90.
4. m∡𝐾𝐿𝐽 = m∡1 + m∡2, dan 4. Postulat penjumlahan sudut.
m∡𝐾𝐿𝑀 = m∡3 + m∡4.
5. ∡1 berkomplemen dengan ∡2, dan 5. Jika sisi luar pasangan sudut yang
∡3 berkomplemen dengan ∡4. berdekatan membentuk garis
tegak lurus maka sudut-sudut-
sudut tersebut berkomplemen.
6. ̅̅̅̅
𝐾𝐿 membagi dua ∡𝑃𝐿𝑄. 6. Diketahui.
7. ∡2 ≅ ∡3. 7. Garis bagi membagi sudut
menjadi dua sudut yang kongruen.
8. ∡1 ≅ ∡4. 8. Jika dua sudut saling
berkomplemen dengan pasangan
sudut yang kongruen, maka sudut-
sudut itu kongruen.
Penyelesaian:
Bukti dalam tabel:
Pernyataan Alasan
̅̅̅̅̅
1. 𝑀𝑇membagi dua ∡𝐸𝑇𝐼. 1. Diketahui.
2. ∡𝟏 ≅ ∡𝟐. 2. Garis bagi membagi sudut
menjadi dua sudut yang
kongruen.
3. ̅̅̅ ̅̅̅
𝐾𝐼 ⊥ 𝑇𝐼 3. Diketahui.
4. ∡𝐾𝐼𝑇 adalah sudut siku-siku. 4. Perpotongan garis tegak lurus
membentuk sudut siku-siku.
5. m∡𝐾𝐼𝑇 = 90. 5. Sudut siku-siku berukuran 90.
6. m∡𝐾𝐼𝑇 = m∡3 + m∡4. 6. Postulat penjumlahan sudut.
7. m∡3 + m∡4 = 90. 7. Substitusi.
8. ∡3 ≅ ∡1. 8. Diketahui.
9. ∡3 = ∡1. 9. Sudut-sudut yang kongruen
mempunyai ukuran yang sama.
10. m∡1 + m∡4 = 90. 10. Substitusi.
11. ∡𝟏 berkomplemen dengan ∡𝟒. 11. Jumlah kedua ukuran sudutnya
90, maka sudut-sudut itu
berkomplemen.
̅̅̅̅ ⊥ 𝑇𝐸
12. 𝐾𝐸 ̅̅̅̅ 12. Diketahui.
13. ∡𝐾𝐸𝑇 adalah sudut siku-siku. 13. Perpotongan garis tegak lurus
membentuk sudut siku-siku.
14. m∡𝐾𝐸𝑇 = 90. 14. Sudut siku-siku berukuran 90.
15. m∡𝐾𝐸𝑇 = m∡5 + m∡6. 15. Postulat penjumlahan sudut.
16. m∡5 + m∡6 = 90. 16. Substitusi.
17. ∡5 ≅ ∡2. 17. Diketahui.
18. ∡5 = ∡2. 18. Sudut-sudut yang kongruen
mempunyai ukuran yang sama.
19. Substitusi.
19. m∡2 + m∡6 = 90.
20. Jumlah kedua ukuran sudutnya
20. ∡𝟐 berkomplemen dengan ∡𝟔.
90, maka sudut-sudut itu
berkomplemen.
21. Jika dua sudut saling
21. ∡4 ≅ ∡6.
berkomplemen dengan pasangan
sudut yang kongruen, maka sudut
itu kongruen.