Cara sitasi: Noto, M.S. 2017. Pengembangan Perangkat Pembelajaran SMART Materi
Geometri Kelas 7. JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika) Vol. 1(1), Hal.1-10.
Abstrak. Geometri merupakan salah satu aspek yang penting dalam kurikulum
pendidikan matematika terlihat dari kompetensi yang sangat berpengaruh.
Banyak konsep matematika yang dapat ditunjukkan dengan representasi
geometris. Selain itu geometri juga efektif untuk menumbuhkembangkan
kemampuan berpikir logis. Sejarah geometri mengalami perkembangan dari
zaman ke zaman yang cukup signifikan. Hal ini menunjukan betapa hebat
pemikiran orang dulu terhadap perkembangan geometri. Karena nya geometi
patut dipelajari untuk dapat diaplikasikan dalam pembelajaran. Tujuan dari
penulisan artikel ini untuk mengetahui temuan konsep-konsep geometri yang
masih bisa digunakan dalam pembelajaran saat ini. Metode yang digunakan
berupa kajian pustaka. Dari hasil pembahasan dapat kita ketahui penemuan-
penemuan konsep geometri yang memberikan kontribusi besar pada
pendidikan saat ini. Setelah memahami pembahasan ini diharapkan kita dapat
mengetahui perkembangan sejarah geometri serta dapat diimplementasikan
melalui berpikir secara geometris, selain itu bagi para pendidik dapat
menyampaikan materi geometri dengan cara – cara orang pada zaman dahulu
yang belum banyak digunakan saat ini.
Jurnal JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika) Vol. 1, No. 1, Hal. 1-6
1. Pendahuluan
Jurnal JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika) Vol. 1, No. 1, Hal. 1-6
Selain itu seberapa penting belajar geometri kita dapat melihatnya dengan
mengetahui kegunaan geometri dalam kehidupan kita. Tanpa kita sadari
geometri sudah membantu kita dalam beberapa hal atau pekerjaan seperti
berikut ini:
Jurnal JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika) Vol. 1, No. 1, Hal. 1-6
2. Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa kajian pustaka, yang
litelaturnya berasal dari buku-buku serta berbagai macam jurnal yang telah
dipublikasi.
Pada awalnya geometri yang lahir dan berkembang di Mesir dan Babilonia
merupakan sebuah hasil dari keinginan dan harapan para pemimpin
pemerintahan dan agama pada masa itu. Hal ini dimaksudkan untuk bisa
mendirikan bangunan yang kokoh dan besar. Teknik-teknik geometri yang
berkembang pada masa itu pada umumnya masih kasar dan bersifat intuitif,
akan tetapi cukup akurat dan dapat memenuhi kebutuhan perhitungan.
Berbagai fakta tentang teknik-teknik geometri saat itu termuat dalam Ahmes
Papirus yang ditulis lebih kurang tahun 1650 SM dan ditemukan pada abad
ke-9. Dalam Papirus ini terdapat formula tentang perhitungan luas daerah
suatu persegipanjang, segitiga siku-siku, trapesium yang mempunyai kaki
tegak lurus dengan alasnya, serta formula tentang pendekatan perhitungan
luas lingkaran.
Pada zaman Yunani kuno paling tidak tercatat matematikawan penting yaitu
Thales dan Pythagoras. Thales dan Pythagoras mempelopori pemikiran dalam
bidang Geometri, tetapi Pythagoraslah yang memulai melakukan atau
membuat bukti-bukti matematika. Sampai masa pemerintahan Alexander
Agung dari Yunani dan sesudahnya, telah tercatat Karya monumental dari
Euclides berupa karya buku yang berjudul Element (unsur-unsur) yang
merupakan buku Geometri pertama yang disusun secara deduksi. Individu
Jurnal JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika) Vol. 1, No. 1, Hal. 1-6
Jurnal JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika) Vol. 1, No. 1, Hal. 1-6
Thales sudah tahu bahwa jarak di sepanjang sisi dasar Piramida Besar adalah
756 kaki dan bahwa tongkatnya panjangnya 6 kaki. Hal itu diperlukan hanya
untuk mengukur bayangan piramida (jarak dari ujung bayangan ke pusat
pangkal piramida) dan bayangan staf. Jaraknya 342 kaki dari ujung bayangan
piramida ke tepi pangkal podium, dan bayangan staf berukuran 9 kaki.
Sekarang Thales memiliki semua dimensi yang dibutuhkan, karena tiga item
proporsinya akan memberinya barang keempat yang hilang. Tinggi Piramida
Agung adalah
𝑠ℎ′ (378+342)6 2
ℎ= = = 3 720 = 480 𝑓𝑒𝑒𝑡 (2)
𝑠′ 9
Aplikasi praktis lain dari geometri yang dikaitkan dengan Thales adalah
menentukan sejauh mana sebuah kapal di laut berasal dari pantai. Bagaimana
dia menggunakan pengetahuannya tentang geometri untuk tujuan ini hanya
bisa diprediksi. Menurut Proclus, Thales menggunakan teorema kongruensi,
yang menegaskan bahwa sebuah segitiga benar-benar ditentukan jika satu sisi
dan dua sudut yang berdekatan diketahui. Asumsi yang paling mungkin
adalah bahwa Thales, mengamati kapal dari puncak
Jurnal JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika) Vol. 1, No. 1, Hal. 1-6
Jika x adalah jarak kapal yang tidak diketahui, maka dengan sifat segitiga
serupa, yang dimiliki seseorang
𝑥 𝑙+ℎ 𝑦(ℎ+𝑙)
= atau 𝑥 = (3)
𝑦 𝑙 𝑙
Hasil kerja dan prinsip Thales telah menandai awal dari sebuah era kemajuan
matematika yang mengembangkan pembuktian deduktif sebagai alasan logis
yang dapat diterima. Pembuktian deduktif diperlukan untuk menurunkan
teorema dari postulat dan selanjutnya untuk disusun pernyataan baru yang
logis. Begitu banyak karya Thales dalam bidang geometri dimana ke enam
proporsisi yang telah dijelaskan diatas, pada dasarnya konsepnya sama
dengan pembelajaran geometri pada jenjang sekolah saat ini.
Jurnal JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika) Vol. 1, No. 1, Hal. 1-6
jumlah yang tidak dapat diperbandingkan, serta teorema tentang lima bangun
padat beraturan.
Sebuah persegi besar sisi a + b dibagi menjadi dua kotak yang lebih kecil dari
sisi a dan b masing-masing, dan dua persegi panjang yang sama dengan sisi a
dan b; Masing-masing dari dua persegi panjang ini dapat dibagi menjadi dua
segitiga sama persis dengan menggambar diagonal c. Keempat segitiga itu
bisa diatur dalam bujur sangkar sisi a + b seperti yang ditunjukkan pada
gambar kedua.
Sekarang bidang kuadrat yang sama dapat ditunjukkan dengan dua cara:
seperti jumlah area dua kotak dan dua persegi panjang,
Bila keempat segitiga tersebut dikurangkan dari kotak yang lebih besar di
masing-masing gambar, area yang dihasilkan sama; atau ekuivalen,
c2 = a2 + b2 (6)
Oleh karena itu, kuadrat pada c sama dengan jumlah kuadrat pada a dan b.
Jurnal JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika) Vol. 1, No. 1, Hal. 1-6
Al-Biruni pada masa itu sudah sangat yakin bahwa bumi berbentuk bulat,
oleh karena itu dia melakukan pengukuran diameter bumi. Berikut ini cara
Al-Biruni menghitung diameter bumi. Al-Biruni mencari sebuah gunung yang
cukup tinggi tempat horison datar dapat diamati. Pertama-tama, ia mengukur
sudut elevasi puncak gunung dari dua titik yang berada pada ketinggian
permukaan laut dengan menggunakan astrolabe. Setelah itu, jarak antara
kedua titik diukur sehingga ketinggian gunung dapat ditemukan
menggunakan perhitungan trigonometri.
Jurnal JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika) Vol. 1, No. 1, Hal. 1-6
Keterangan:
EL= Ketinggian bukit dari gambar diperoleh:
(7)
(8)
Dengan memasukkan nilai ET, sudut TEO dan sudut LOT akan diperoleh nilai
dari OT dalam hal ini merupakan jari-jari bumi.
Jurnal JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika) Vol. 1, No. 1, Hal. 1-6
Masa kejayaan Islam yang berbuah manis pada lahirnya beragam ilmu
pengetahuan dan semakin berkembangnya matematika akhirnya diserap oleh
masyarakat Eropa sehingga terjadi transformasi intelektual dari dunia Islam
di Timur ke dunia Barat, Eropa. Peralihan perkembangan ilmu pengetahuan
tersebut dimulai pada tahun 1085 M, yakni ketika Kota Toledo direbut oleh
Raja Alfonso VI yang beragama Kristen. Akibatnya, hilanglah pusat sekolah
tinggi dan ilmu pengetahua (Sri Suyanta, 2011 [27]).
Sementara itu, Baghdad sebagai pusat peradaban Islam di dunia Timur juga
mengalami kehancuran akibat serangan dari tentara Mongol. Pada abad ke-13
M mengiringi kehancuran ibukota, hegemoni negara Arab mulai redup untuk
selamanya. Banyak wilayah-wilayah jajahan dan peradaban yang telah lama
kokoh (mulai dari Cina sampai Eropa) hancur di tangan bangsa Mongol.
Selama periode ini mereka tidak hanya ingin menguasai peradaban yang telah
dibangun oleh dinasti Abbasiyah, tetapi juga terlibat aktif dalam
menghancurkan struktur-struktur penting yang merupakan warisan
intelektual pada masa keemasan Islam. Usaha penghancuran bangsa Mongol
Jurnal JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika) Vol. 1, No. 1, Hal. 1-6
4. Simpulan
Jurnal JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika) Vol. 1, No. 1, Hal. 1-6
Jurnal JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika) Vol. 1, No. 1, Hal. 1-6
Daftar Pustaka
Suyanta, Sri. (2011). Transformasi Intelektual Islam ke Barat. Jurnal Ilmiah Islam
Futura. Vol. X, No. 2.
Jurnal JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika) Vol. 1, No. 1, Hal. 1-6