KELAS 4 C
Kelompok 9 :
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Karakteristik Pendidik dalam Pendidikan Inklusi”.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Inklusi.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ...............................................................................................
B. Saran ..........................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II PEMBAHASAN
Personal (Pribadi)
Profesional
2
5. Mampu melaksanakan penelitian sederhana/praktis (khususnya
penelitian tindakan kelas).
6. Meniliki wawasan dan kemampuan global.
Sosial
Personal (Pribadi)
3
12. Memiliki kondisi fisik yang memungkinkan dapat melaksanakan
tugas secara optimal.
13. Memiliki etos kerja yang baik; disiplin, jujur, objektif, demokratis,
transparan, motivatif, tanggung jawab terhadap tugas.
14. Memiliki kepribadian yang menarik; hangat, harmonis, terbuka,
kasih sayang, menolong, sabar, dan adil.
15. Lulusan Pendidikan Luar Biasa, lulusan Psikologi, dan Lulusan
Bimbingan Konseling.
Professional
4
Sosial
a. Pembinaan Prajabatan
Program pelatihan prajabatan (pradinas) bagi semua mahasiswa
keguruan, baik calon guru sekolah dasar maupun sekolah menengah,
5
haruslah memberikan orientasi yang positif terhadap kecacatan. Dengan
demikian, akan mengembangkan pemahaman tentang apa yang dapat
mereka capai di sekolah dengan memanfaatkan layanan pendukung yang
tersedia di daerah masing-masing. Pengetahuan dan keterampilan yang
dituntut terutama adalah yang berkaitan dengan cara mengajar yang baik
termasuk cara melakukan asesmen kebutuhan khusus, mengadaptasi isi
kurikulum, memanfaatkan teknologi asistif, mengindividualisualisasikan
prosedur pengajaran yang disesuaikan dengan kemampuan-kemampuan
yang terdapat pada diri anak. Di lembaga pendidikan guru, perhatian
khusus difokuskan pada penyiapan semua guru untuk mempraktikkan
otonominya dan menerapkan keterampilannya dalam mengadaptasikan
kurikulum dan pengajaran untuk memenuhi kebutuhan siswa serta
melakukan kerja sama dengan para spesialis, organisasi profesi, dan para
orang tua.
6
3) Pembinaan dan pengembangan kompetensi melalui wadah kerja guru
atau kepala sekolah ya g telah tersedia, diantaranya adalah KKG
(Kelompok Kerja Guru), PKG (Penataran Kerja Guru), KKS
(Kelompok Kerja Kepala Sekolah) atau apapun nama wadahnya.
4) Program magang.
5) Alih kepakaran.
6) Studi banding ke lembaga yang dipandang telah lebih maju.
7
setting pendidikan yang dimaksud karier adalah serangkaian pekerjaan
yang dijalani oleh seseorang dalam jabatan kepala sekolah, guru, maupun
jabatan lain dalam lingkup persekolahan, baik yang berstatus pegawai
negri (PN ), maupun pegawai swasta. Selanjutnya, yang dimaksud dengan
pengembangan karier adalah serangkaian kegiatan yang direncanakan oleh
organisasi sekolah dan instansi vertikal terkait untuk menciptakan dan
memberikan kesepempatan kepada personal sekolah agar dapat
memberdayakan dirinya sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan yang
dituntut untuk mencapai suatu tingkatan pekerjaan atau janatan yang
optimal dalam profesinya.
b. Prinsip – Prinsip / Prasyarat Pembinaan Karier
1) Pengembangan karier menyangkut dimensi yang luas, yaitu
pengangkatan, penempatan, pengembangan, promosi, mutasi,
jaminan kesejateraan, dan pemberhentian. Untuk itu diperlukan
adanya tatanan birokrasi administratif yang tidak rumit, transparan
dan didukung oleh sistem penyimpanan data yang rapi.
2) Perlu adanya penataan deskripsi tugas dan tanggung jawab yang
jelas dan terukur, agar dapat memacu gairah peningkatan prestasi
yang sehat.
3) Diperlukan adanya pengaturan jenjang kepangkatan yang jelas dan
terukur serta dibarengi oleh adanya sistem penggajian yang
mencerminkan status kepangkatan yang signifikan. Hal ini penting
untuk merangsang terjadinya kompetisi sehat dalam peningkatan
karier, sebab disinyalir rendahnya interval gaji antar kepangkatan
membuat guru enggan untuk meningkatkan kariernya.
4) Pengaturan jam kerja wajib antara guru reguler dan guru khusus
perlu ditata tidak hanya berdasarkan rentang penggunaan waktu
saja, tetapi dimensi penghargaan keahlian profesi perlu
diperhitungkan.
5) Harus ada peraturan tentang alur karier guru serta insentif yang
menyertai secara jelas dan objektif yang didasarkan pada
8
pertimbangan prestasi (kinerja) profesional. Misalnya, tentang
jenjang dan persyaratan kenaikan pangkat dan jabatan.
6) Peraturan tentang kenaikan pangkat dan penghitungan angka kredit
dibuat sesederhana mungkin namun tidak meninggalkan asas
profesionalisme dalam upaya meningkatan karier dan wibawa
guru.
9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
A. Kesimpulan
B. Saran
11