Anda di halaman 1dari 14

PENDIDIKAN INKLUSI

KARAKTERISTIK PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN INKLUSI

Dosen Pengampu: Dea Mustika, S.Pd., M.Pd

KELAS 4 C

Kelompok 9 :

1. Diana Vibiastia (176910351)


2. Fitriyani (176910428)
3. Helena Erianita (176910203)
4. Suci Natalia (176910142)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Karakteristik Pendidik dalam Pendidikan Inklusi”.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Inklusi.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan


bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.

Pekanbaru, 10 April 2019

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .....................................................................................
C. Tujuan .......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Kualifikasi Personal Guru Reguler dan Guru Khusus ..............................


B. Pembinaan Personal Guru Khusus Inklusi ................................................
C. Pembinaan Karier Guru Khusus Inklusi ...................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................
B. Saran ..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

1
BAB II PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN INKLUSI

A. Kualifikasi Personal Guru Reguler dan Guru Khusus

Menurut Kamus Besar Bahasa Indoneisa, kualifikasi adalah


“pendidikan khusus untuk memperoleh suatu keahlian yang diperlukan untuk
melakukan sesuatu atau menduduki jabatan tertentu.” (Depdikbud, 1996,
553).

a. Kualifikasi Guru Reguler

Guru reguler merupakan pendidik yang mengajar di dalam kelas


reguler di sekolah. Kualifikasi guru reguler sebagai berikut.

Personal (Pribadi)

1. Bertakwa kepada Tuhan YME.


2. Memiliki sifat – sifat sebagai warga Negara yang baik.
3. Memiliki kondisi fisik yang memungkinkan dapat melaksanakan
tugas secara optimal.
4. Memiliki etos kerja yang baik; disiplin, jujur, objektif, demokratis,
transparan, motivatif, dan tanggung jawab terhadap tugas.
5. Memiliki kepribadian yang menarik; hangat, harmonis, terbuka,
kasih sayang, menoling dan adil.
6. Lulusan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Profesional

1. Mampu menganalisis dan menjabarkan kurikulum.


2. Menguasai bidang studi yang diajarkan.
3. Mmpu membuat rencana pembelajaran.
4. Mampu memilih dan mengembangkan materi pembelajaran yang
akan diajarkan.

2
5. Mampu melaksanakan penelitian sederhana/praktis (khususnya
penelitian tindakan kelas).
6. Meniliki wawasan dan kemampuan global.

Sosial

Memiliki kemampuan untuk membina dan mengembangkan


interaksi sosial dan jaringan kerja yang konstruktif dengan orangtua siswa,
masyarakat maupun tenaga profesional lainnya.

b. Kualifikasi Guru Khusus

Guru khusus adalah guru yang mendampingi anak berkebutuhan


khusus di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif. Kualifikasi guru
khusus sebagai berikut.

Personal (Pribadi)

1. Mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang


tepat.
2. Memiliki kemampuan berinteraksi/berkomunikasi secara efektif
dan efesien.
3. Mampu mengembangkan media pembelajaran.
4. Mampu memilih dan menggunakan sumber belajar.
5. Memiliki kemampuan mengelola kelas (classroom management).
6. Mampu mengembangkan alat dan melaksanakan penilaian hasil
belajar.
7. Memahami karakteristik siswa.
8. Mampu memberikan layanan bimbingan sederhana kepada siswa
dan orang tua siswa, baik secara individual maupun kelompok.
9. Mampu membaca dan memaknai hasil penelitian (khususnya
penelitian kependidikan).
10. Bertakwa kepada Tuhan YME.
11. Memiliki sifat – sifat sebagai warga negara yang baik.

3
12. Memiliki kondisi fisik yang memungkinkan dapat melaksanakan
tugas secara optimal.
13. Memiliki etos kerja yang baik; disiplin, jujur, objektif, demokratis,
transparan, motivatif, tanggung jawab terhadap tugas.
14. Memiliki kepribadian yang menarik; hangat, harmonis, terbuka,
kasih sayang, menolong, sabar, dan adil.
15. Lulusan Pendidikan Luar Biasa, lulusan Psikologi, dan Lulusan
Bimbingan Konseling.

Professional

1. Mampu menganalisis dan menjabarkan kurikulum.


2. Menguasai bidang studi/keahlian yang diajarkan.
3. Mampu membuat rencana pembelajaran.
4. Mampu memilih dan mengembangkan materi pembelajaran yang
akan diajarkan.
5. Mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang
tepat.
6. Memiliki kemampuan berinteraksi/berkomunikasi secara efektif
dan efesien.
7. Mampu mengembangkan media pembelajaran.
8. Mampu memilih dan mengelola kelas ( classroom management ).
9. Mampu mengembangkan alat dan melaksanakan penilaian hasil
belajar.
10. Memahami karakteristik siswa.
11. Mampu memberikan layanan bimbingan sederhana kepada kepada
siswa dan orangtua siswa, baik individual maupun kelompok.
12. Mampu membaca dan memaknai hasil penelitian ( Khusus
pebelitian kependidikan ).
13. Mampu melaksanakan penelitian sederhana/praktis ( khususnya
penelitian tindakan kelas ).
14. Nemiliki wawasan dan kemampuan global.

4
Sosial

Memiliki kemampuan untuk membina dan mengembangkan


interaksi sosial dan jaringan kerja yang kontruktif dengan orangtua siswa,
masyarakat. Maupun tenaga profesional lainnya.

B. Pembinaan Personal Guru Khusus Inklusi

Penyiapan semua personalia kependidikan secara tepat merupakan


faktor kunci dalam mempercepat kemajuan ke arah terselenggaranya sekolah –
sekolah inklusif. Lebih jauh, penerimaan guru – guru yang menyandang cacat
semakin diakui pentingnya ( UNESCO, 1994 ). Pembinaan personal diarahkan
pada peningkatan kualifikasi komoetensi personal ke arah yang lebih baik.
Surachmad (1973) membagi kompetensi personal dalam tiga kategori.

1) Kompetensi profesional, artinya ia memiliki pengetahuan yang luas serta


dalam subject matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta penguasaan
metodologi dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoretis, mampu
memiliki metode yang tepat serta mampu menggunakannya dalam proses
belajar mengajar.
2) Kompetensi personal, artinya memiliki sikap kepribadian yang mantap,
sehingga mampu menjadi sumber identifikasi bagi subjek, artinya lebih
terperinci yaitu ia memiliki kepribadian yang patut diteladani seperti yang
dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantoro, “ing ngarso sung tulodo, ing
madyo mangun karso, tut wuri handayani.”
3) Kompetensi sosial, artinya ia memiliki kemampuan berkomunimasi sosial
baik moral, sesama teman pendidik maupun kepala sekolah serta
masyarakat luas. Kemampuan untuk memberikan pelayanan sebaik-
baiknya, yang berarti mengutamakan nilai kemanusian daripada nilai
material.

a. Pembinaan Prajabatan
Program pelatihan prajabatan (pradinas) bagi semua mahasiswa
keguruan, baik calon guru sekolah dasar maupun sekolah menengah,

5
haruslah memberikan orientasi yang positif terhadap kecacatan. Dengan
demikian, akan mengembangkan pemahaman tentang apa yang dapat
mereka capai di sekolah dengan memanfaatkan layanan pendukung yang
tersedia di daerah masing-masing. Pengetahuan dan keterampilan yang
dituntut terutama adalah yang berkaitan dengan cara mengajar yang baik
termasuk cara melakukan asesmen kebutuhan khusus, mengadaptasi isi
kurikulum, memanfaatkan teknologi asistif, mengindividualisualisasikan
prosedur pengajaran yang disesuaikan dengan kemampuan-kemampuan
yang terdapat pada diri anak. Di lembaga pendidikan guru, perhatian
khusus difokuskan pada penyiapan semua guru untuk mempraktikkan
otonominya dan menerapkan keterampilannya dalam mengadaptasikan
kurikulum dan pengajaran untuk memenuhi kebutuhan siswa serta
melakukan kerja sama dengan para spesialis, organisasi profesi, dan para
orang tua.

b. Pembinaan dalam Jabatan


Program pembinaan dalam jabatan adalah program pendidikan
dan/atau pelatihan pada bidang yang relevan, yang diberikan kepada para
guru yang sedang berdinas. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
penguasaan terhadap kompetensi yang dituntut Dirjen Dikti Depdiknas,
2001).

Pembinaan dalam jabatan dapat diberikan kepada seluruh personal


persekolahan, baik kepala sekolah, guru regular, guru khusus, tenaga
administrasi laboran maupun mitra sekolah yang telah terikat kontrak kerja
dengan lembaga atau sekolah tersebut. Ada beberapa cara yang dapat
ditempuh sehubungan dengan program pembinaan dalam jabatan, yaitu:

1) Pemberian kesempatan untuk melanjutkan pendidikan formal pada


jenjang yang lebih tinggi.
2) Pembinaan dalam jabatan melalui program-program penataran atau
pelatihan, baik dilaksanakan oleh pemerintah maupun sekolah secara
mandiri.

6
3) Pembinaan dan pengembangan kompetensi melalui wadah kerja guru
atau kepala sekolah ya g telah tersedia, diantaranya adalah KKG
(Kelompok Kerja Guru), PKG (Penataran Kerja Guru), KKS
(Kelompok Kerja Kepala Sekolah) atau apapun nama wadahnya.
4) Program magang.
5) Alih kepakaran.
6) Studi banding ke lembaga yang dipandang telah lebih maju.

c. Materi Pembinaan Guru Khusus


1) Materi bidang kekhususan. Pelatihan bidang ini dimaksudkan agar
guru khusus dapat meningkatkan pemahaman, pengetahuan, serta
keterampilannya pada bidang-bidang kekhususan yang
ditekuninya.
2) Materi yang terkait dengan metodologi pembelajaran. Pelatihan ini
dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan para guru khusus
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran?penelitian.
3) Materi yang terkait dengan pemahaman terhadap kemampuan,
potensi, dan perilaku siswa.
4) Materi tentang metodologi penelitian. Pelatihan ini dimaksudkan
untuk memberi kemampuan kepada guru khusus dalam
melaksanakan penelitian agar kinerjanya secara terus-menerus
menjadi lebih baik.
5) Materi yang dibutuhkan untuk mengantisipasi globalisasi.
Pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepekaan,
wawasan dan keterampilan guru dalam menghadapi pesatnya
teknologi global.

C. Pembinaan Karier Guru Khusus Inklusi


a. Pengertian
Secara umum, karier adalah serangkaian pekerjaan utama yang
dijalankan oleh seseorang, sebelum, selama, dan setelah menduduki
jabatan tertentu selama hidupnya (Dirjen Dikti Deodiknas, 2001). Dalam

7
setting pendidikan yang dimaksud karier adalah serangkaian pekerjaan
yang dijalani oleh seseorang dalam jabatan kepala sekolah, guru, maupun
jabatan lain dalam lingkup persekolahan, baik yang berstatus pegawai
negri (PN ), maupun pegawai swasta. Selanjutnya, yang dimaksud dengan
pengembangan karier adalah serangkaian kegiatan yang direncanakan oleh
organisasi sekolah dan instansi vertikal terkait untuk menciptakan dan
memberikan kesepempatan kepada personal sekolah agar dapat
memberdayakan dirinya sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan yang
dituntut untuk mencapai suatu tingkatan pekerjaan atau janatan yang
optimal dalam profesinya.
b. Prinsip – Prinsip / Prasyarat Pembinaan Karier
1) Pengembangan karier menyangkut dimensi yang luas, yaitu
pengangkatan, penempatan, pengembangan, promosi, mutasi,
jaminan kesejateraan, dan pemberhentian. Untuk itu diperlukan
adanya tatanan birokrasi administratif yang tidak rumit, transparan
dan didukung oleh sistem penyimpanan data yang rapi.
2) Perlu adanya penataan deskripsi tugas dan tanggung jawab yang
jelas dan terukur, agar dapat memacu gairah peningkatan prestasi
yang sehat.
3) Diperlukan adanya pengaturan jenjang kepangkatan yang jelas dan
terukur serta dibarengi oleh adanya sistem penggajian yang
mencerminkan status kepangkatan yang signifikan. Hal ini penting
untuk merangsang terjadinya kompetisi sehat dalam peningkatan
karier, sebab disinyalir rendahnya interval gaji antar kepangkatan
membuat guru enggan untuk meningkatkan kariernya.
4) Pengaturan jam kerja wajib antara guru reguler dan guru khusus
perlu ditata tidak hanya berdasarkan rentang penggunaan waktu
saja, tetapi dimensi penghargaan keahlian profesi perlu
diperhitungkan.
5) Harus ada peraturan tentang alur karier guru serta insentif yang
menyertai secara jelas dan objektif yang didasarkan pada

8
pertimbangan prestasi (kinerja) profesional. Misalnya, tentang
jenjang dan persyaratan kenaikan pangkat dan jabatan.
6) Peraturan tentang kenaikan pangkat dan penghitungan angka kredit
dibuat sesederhana mungkin namun tidak meninggalkan asas
profesionalisme dalam upaya meningkatan karier dan wibawa
guru.

9
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

10
DAFTAR PUSTAKA

A. Kesimpulan
B. Saran

11

Anda mungkin juga menyukai