2. Penyusunan kisi-kisi soal
a. Jenis sekolah/kelas/semester
b. Mata pelajaran
d. Alokasi waktu
e. Jumlah soal
f. Bentuk soal
g. Standar Kompetensi
h. Kompetensi dasar
i. Indikator
j. Bahan kelas
k. Jumlah soal
m. Bentuk soal
3. Penulisan Soal
Salah satu contoh tes subjektif adalah tes uraian. Disebut subjektif
karena penilaiannya tidak objektif yaitu tidak nol untuk jawaban salah
dan 1 untuk jawaban benar. Tes subjektif sering pula dinamakan tes
politomous (polytomouly scored item). Tes uraian dibedakan menjadi dua
macam, yaitu extended response essay type, pada bentuk itu peserta didik
menjawab hampir tak terbatas. Pada restricted response essay type,
peserta didik dituntut untuk menjawab terbatas. Baik diytinjau dari sifat,
panjang, organisasi jawaban sangat terbatas.
Kelebihan Tes Subjektif yaitu :
Pada tahapan ini, pengembangan soal adalah melihat soal dari segi
kualitas untuk mengkaji berfungsi tidaknya sebuah soal, yaitu berupa
telaah (review), dan perbaikan (revisi) soal. Review dan revisi soal pada
prinsipnya adalah upaya untuk memperoleh informasi mengenai sejauh
mana suatu soal telah berfungsi (mengukur apa yang hendak diukur
sebagaimana tercantum dalam kisi-kisi) dan telah memenuhi kaidah
yang telah ditetapkan, misalnya kaidah konstruksi, bahasa, dan
penulisan soal. Review dan revisi idealnya dilakukan oleh orang lain
bukan penulis soal, dan terdiri atas suatu tim penelaah yang terdiri atas
ahli-ahli materi, pengukuran (evaluasi dan bahasa).
6. Perakitan Soal
7. Penyajian Tes
Setelah tes tersusun, naskah (tes) siap diberikan atau disajikan kepada
peserta didik. Hal-hal yang perlu diperhatiakn dalam penyajian tes ini
adalah administrasi penyajian tes, antara lain meliputi: petunjuk
pengerjaan, cara menjawab, alokasi waktu yang disediakan, ruang,
tempat duduk peserta didik, dan pengawas.
8. Tahap Penskoran
Penskoran atau pemeriksaan atas jawaban peserta didik dan
pemberian angka dilakukan dalam rangkla mendapatkan informasi
kuantitatif dari masing-masing peserta didik. Penskoran harus
dilakukan seobjektif mungkin. Sebagaimana telah diuraikan
terdahulu, dewasa ini penskoran untuk soal objektif sangat mudah
dilakukan, khususnya untuk jumlah peserta didik yang sangat besar,
penskoran dilakukan dengan bantuan komputer.
9. Pelaporan Hasil Tes
Setelah tes digunakan dan dilakukan penskoran, hahsilnya
dilaporkan. Laporan dapat diberikan kepada peserta didik yang
dilakukan, orangtua peserta didik, kepala sekolah, dan sebagainya.
Laporan dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan kebijakan,
atau kebijakan selanjutnya.
10. Pemanfaatan Hasil Tes
Hasil pengukuran yang diperoleh melaui tes berguna sesuai dengan
tujuan dilakukannya tes. Informasi hasil pengukuran dapat
dimanfaatkan untuk perbaikan atau penyempurnaan sistem, proses
atau kgiatan belajar mengajar, maupun sebagai data untuk
pengambilan keputusan dan menentukan kebijakan.
B. KOMPONEN-KOMPONEN TES
Apabila guru sudah bekerja keras sebelum melaksanakan tes, maka
pekerjaan sesudahnya akan menjadi lancar, mudah, dan hasilnya pun lebih
baik.
Komponen atau kelengkapan sebuah tes terdiri dari atas:
1. Buku tes, yakni lembaran atau buku yang memuat butir-butir soal
yang harus dikerjakan oleh siswa.
2. Lembar jawaban, yaitu lembaran yang sediakan oleh penilaian
bagi testee untuk mengerjakan tes. Untuk soal bentuk pilihan
ganda biasanya dibuatkan lembaran nomor dan hurf a, b, c, d,
menurut banyaknya alternatif yanmg disediakan.
3. Kunci jawaban tes berisi jawaban-jawaban yang dikehendaki.
Kunci jawaban ini dapat berupa huruf-huruf yang dikehendaki
atau kata/kalimat. Umtuk tes bentuk uraian yang dituliskan adalah
kata-kata kunci ataupun kalimat singkat untuk memberikan ancar-
ancar jawaban.
C. TES TERTULIS
Completion test biasa kita sebut dengan istilah tes isian, tes
menyempurnakan, atau tes melengkapi. Completion test terdiri atas kalimat-
kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian yang
dihilangkan atau yang harus diisi oleh murid ini adalah merupakan
pengertian yang kita minta dari murid.
Soal Uraian
3) Pada tes tertulis, karena soalnya sama maka obyektifitas hasil penilaian
lebih dapat dipertanggung jawabkan dari pada tes lisan ataupun tes
tindakan.