MAKALAH
Dosen Pengampu:
1. Dr. Zaini, MA
2. Dr. Adi Wijayanto, M.Pd
Oleh:
CHOLILATUN NABILAH
(12850521006/1A)
A. Latar Belakang
Saat ini, penilaian autentik merupakan salah satu karakteristik utama
dalam penilaian pada kurikulum 2013. Agus Zaeul Fitri menjelaskan bahwa
penilaian autentik (authentic assesment) adalah penilaian yang berdasarkan atas
kinerja siswa. Penilaian ini di dalamnya melingkupi berbagai macam kompetensi
yaitu kompetensi sikap, pengetahuan, dan juga keterampilan yang dilakukan
oleh siswa selama berlangsungnya pembelajaran dalam berbagai persoalan yang
mereka hadapi.1
Kunandar menyampaikan bahwa penilaian autentik adalah proses
penilaian di mana segala proses yang dilakukan oleh siswa dinilai secara nyata
sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan oleh berbagai macam
2
instrumen. Ditambahkan pula oleh Elaine B. Johnson bahwa dalam penilaian
autentik siwa diajak untuk menggunakan pengetahuannya saat belajar dalam
penggambaran dunia nyata.3
Dari berbagai pernyataan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
penilaian autentik adalah penilaian yang didasarkan atas segala proses yang
dilakukan siswa dalam pembelajaran yang melingkupi di dalamnya kompetensi
sikap, pengetahuan, dan juga keterampilan.
1
Agus Zaeul Fitri dan Binti Maunah, Model Penilaian Authentic Assesment, (Tulungagung: STAIN
Tulungagung Pers, Ed. Cetakan 1), hal. 14
2
Kunandar. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013):
Suatu Pendekatan Praktis disertai dengan Contoh. Ed. Rev.( Jakarta: Rajawali Pers,2014),hal.35
3
Elaine B Johnson, CTL (Cotextual Teaching Learning), (Jakarta: Kaifa 2011, Cet. 3), hal. 28
Dalam makalah ini akan dibahas desain langkah langkah dalam penilaian
autentik berikut dengan contoh-contohnya sekaligus kelebihan dan kekurangan
dan kelebihan penilaian autentik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah manfaat dari penilaian autentik?
2. Bagaimana desain dan langkah-langkah dalam penilaian autentik?
3. Apa keunggulan serta kelemahan dalam penilaian autentik?
BAB II
PEMBAHASAN
4
Kunandar,Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013):
Suatu Pendekatan Praktis disertai dengan Contoh. Ed. Rev),( Jakarta: Rajawali Pers,2014),hal.70
b. Penilaian autentik memberikan kesempatan terhadap peserta didik
untuk mengkonstruksikan dari hasil-hasil belajar yang telah
dicapainya.
c. Penilaian autentik mampu mengintegrasikan proses dalam
pembelajaran temasuk di dalamnya tahap pengajaran, proses belajar,
dan juga penilaian.
Kokom Komalasari juga menambah pendapat serupa tentang manfaat
dari penilaian autentik khususnya terhadap guru antara lain:5
a. Penilaian autentik mampu mengetahui tingkatan pencapaian yang
telah diraih oleh peserta didik baik selama maupun setelah proses
pembelajaran berlangsung
b. Penilaian autentik mampu mengetahi kemajuan dan perkembangan
siswa serta mampu mendiagnosis kesulitan-kesulitan yang dihadapi
oleh siswa sehinggu guru mampu melakukan pengayaan maupun
remidial yang sesuai
c. Penilaian autentik mampu memberikan umpan balik bagi pengambil
kebijakan (Diknas) dalam mempertimbangkan konsep penilaian yang
digunakan
d. Penilaian autentik sebagai salah satu cara guru untuk mengvaluasi
metode, pendekakatan, teknik maupun sumber blejar dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya penilaian autentik dibuat untuk mengetahui perkembangan belajar
siswa sekaligus memberikan umpan balik terkait seberapa efektif metode,
teknik, metode, ataupun sumber belajar yang digunakan selama proses
pembelajaran.
5
Kokom Komalasari,Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT Refika
Aditama,2013), hal.70
B. Langkah-Langkah dalam Penelitian Autentik
Ada 3 kompetensi yang menjadi cakupan penilaian autentik. Antara lain
kompetensi sikap, pengetahuan dan juga keterampilan. Berikut ini adalah
langkah-langkah dan tahapan penilaian autentik pada masing-masing
kompetensi:
a. Penilaian Sikap
Penilaian kompetensi sikap adalah penilaian yang dilakukan oleh
guru untuk mengukur pencapaian kompetensi sikap dari peserta
didik. Penilaian ini termasuk didalamnya aspek memperhatikan,
merespon, menilai, mengorganisasi dan berkarakter. Kompetensi
sikap ini dalam Kurikulum 2013 dibagi menjadi dua yaitu sikap
spriritual dan juga sikap sosial.
Penilain sikap ini memilikki beberapa kelebihan dan kekurangan.
Untuk kelebihannya antara lain:6
1. Penilaian dapat dilakukan bersama dengan proses pembelajaran
2. Penilaian dapat dilakukan secara langsung tidak perlu menunggu
hasil kerja
3. Mampu mengaja peserta didik untuk bersikap jujur
4. Dapat mengetahui karakter peserta didik sekaligus kendala yang
dihadapi
5. Mempu mengajak peserta didik untuk bekerja sama
6. Peserta didik akan bertanggung jawab terhadap hasil kerja dan
tugasnya
7. Dapat mengetahui faktor-faktor yang menjadikan berhasil
tidaknya proses pembelajaran.
Sedangkan kelemahan dari penilaian sikap ini adalah:
6
Kunandar,Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013):
Suatu Pendekatan Praktis disertai dengan Contoh. Ed. Rev),( Jakarta: Rajawali Pers,2014),hal. 118
1. Penilaian memerlukan waktu pengamatan yang cukup lama
2. Penilaian cenderung subjektif
3. Sulit dilakukan apabila dalam pengamatan jumlah peserta didik
terlalu banyak
4. Peserta didik yang kurang aktif menjadi kurang terpantau.
9
Ibid, hal 192
10
Ibid, hl. 192
BEberapa kriteria dalam penilaian sikap melalui observasi adalah
sebagai berikut:
- Mengukur aspek sikap yang dituntut pada kompetensi inti dan
kompetensi dasar
- Sesuai dengan kompetensi yang diukur
- Memuat sikap dan indikator yang dapat diobservasi
- Dapat merekam sikap peserta didik
4) Pemberian Umpan Balik Hasil Observasi
Kriteria yang harus dipenuhi dalam pemberian umpan baik pada
hasil observasi:
- Umpan balik disampaian kepada peserta didik dari hasil
observasi
- Umpan balik menggunakan bahasa yang jelas
- Umpan balik disampaikan secara lisan maupun tertulis serta
bersifat konstruktif
- Umpan balik diharapkan mampu memotivasi peserta didik
No Nama Perilaku
Catatan:
a. Kolom perilaku iisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria
berikut:
1= sangat kurang
2= kurang
3= sedang
4= baik
5= amat baik
b. Nilai merupakan jumlah dari skor-skor tiap indikator perilaku
c. Keterangan diisi dengan kriteria berikut
Nilai 18-20 berarti amat baik
Nilai 14-17 berarti baik
Nilai 10-13 berarti sedang
Nilai 6-9 berarti kurang
Nilai 0-5 berarti sangat kurang
Nama:
Nama Anggota Kelompok:
Kegiatan Kelompok:
4. Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas
yang di dalamnya berisikan informasi dan catatan hasil dari
12
Ibid,. hlm. 138
13
Permendikbud hal 15
pengamatan terhadap kelemahan dan kekuatan peserta didik berkaitan
dengan sikap dan perilakunya. Jurnal ini dapat membantu guru untuk
memantau perkembangan peserta didik secara periodik serta mampu
membantu guru untuk mengenal lebih detail tentang kondisi perseta
didik. 14
Langkah-langkah penilaian kompetensi sikap dengan
menggunakan jurnal adalah sebagai berikut:15
1) Menentukan kompetensi yang akan dinilai
2) Menentukan kriteria penilaian
3) Membuat format penilaian
4) Menuliskan kekuatan dan kelemahan peserta didik
5) Guru mengkaji hasil penilaian dengan jurnal data dan catatan
6) Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik
7) Membuat kesimpulan berdasarkan dari hasil penilaian
8) Melakukan tindak lanjut yang mengaju dari hasil penilaian yang
telah didapatkan.
Contoh Penilaian Jurnal
Nama
Kelas
Hari/ Tanggal Kejadian Keterangan
16
Ibid, hlm. 148-149
17
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl..A Taxonomy for Learning,Teaching, and Assessing: A
Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives (Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom). Penerjemah: Agung Prihantoro,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2010), hal.44
18
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2014 tentang
kurikulum 2013 Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah lampiran III
19
Kunandar, Op.Cit., hlm, 173
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian
Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan
Menengah, disebutkan bahwa tes tertulis ini dapat berupa:20
1) Memilih jawaban yang dapat berupa:
- pilihan ganda
- dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)
- menjodohkan
- sebab-akibat
2) Mensuplai jawab yang dapat berupa:
- isian atau melengkapi
- jawaban singkat atau pendek
- uraian
2. Tes Lisan
Tes lisan digunakan sebagai pengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara verbal. Tes lisan bisa digunakan
pada ulangan harian, ulangan tengah semester, akhir semester,
ujian tingkat kompetensi maupun ujian sekolah.21
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Idonesia Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian
Hasil Belajar Oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan
Menengah, disebutkan bahwa penilaian lisan bisa berupa diskusi,
tanya jawab dan percakapan.
Contoh Format Observasi terhadap diskusi, tanya jawab,
dan percakapan: 22
Nama Pernyataan
Pengungkapan Kebenaran Ketepatan
20
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 Tentang
Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Menengah, hlm. 15
21
Kunandar, Op Cit., hlm 225
22
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 Tentang
Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Menengah, hlm. 16
Peserta Gagasan yang Konsep Penggunaan
Didik orisinil Istilah
A Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
B
C
D
dst
3. Penugasan
Penugasan adalah salah satu instrumen penilaian yang
bisa berbentuk pekerjaan rumah ataupun proyek individu ataupun
kelompok. Adapun tujuan dari penilaian ini adalah peserta didik
diharapkan lebih mendalami dan menguasai kompetensi
pengetahuan yang telah ia pelajari selama proses pembelajaran di
sekolah.23
23
Ibid, hlm 17
c. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Dalam Permendikbud Nomor 104 tahun 2014 tentang Penilaian
hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah disebutkan ada beberapa sasaran pada penilaian autentik
dalam kompetensi keterampilan. Sasaran-sasaran itu antara lain
sebagai berikut:24
1. Mengamati
2. Menanya
3. Mengumpulkan Informasi
4. Menalar/ Mengasosiasi
26
Abdul Majid, Op.cit halam. 253
27
Kunandar, Op.cit hlm 265-266
5) Menjelaskan kemampuan-kemampuan yang akan diukur atau
karakteristik produk yang nantiny akan dihasilikan
6) Mengurutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur
berdasarkan urutan yang akan diamati28
Adapun cara-cara dalam merekam hasil penilaian unjuk kerja ini
adalah:29
1) Daftar Cek
Contoh Format Instrumen Penilaian
28
Ibid, hlm 267
29
Permendikbud Nomor 104tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan
Dasar dan Menengah hlm 17
2) Skala Penilaian
Contoh Format Instrumen Penilaian Praktik Bola Volley
2. Penilaian Proyek
Dalam Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014 Tentang
Kurikulum 2013 disebutkan bahwa peroyek adalah tugas-tugas
belajar yang di dalamnya meliputi perancangan, pelaksanaan, dan
pelaporan baik secara tertulis maupun lisan. Tugas-tugas ini dapat
berupa investigasi yang dilakukan peserta didik mulai dari
perencanaan, pengumpulan data, perngorganisasian dan juga
penyajian data.
Abdul Majid menambahkan bahwa dalam penilaian
proyek ada 3 hal yang harus diperhatikan: 30
1) Keterampilan Peserta didik. Didalamnya termasuk
kemampuan memilih topik, mencari dan mengumpulkan data,
mengolah, menganislis, memberi makna atas informasi yang
telah diperoleh serta kemudian menulis laporan
2) Relevansi antara materi pembelajaran dengan pengembangan
sikap, keterampilan dan juga pengetahuan peserta didik
30
Abdul Majid Opcit halaman 250
3) Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang akan dikerjakan
Penilaian Proyek ini memiliki kelebihan antara lain:
1) Peserta didik menjadi lebih bebas untuk berkreasi dan
mengeluarkan ide
2) Menjadikan peserta didik memiliki rasa bertanggung jawab
dan mandiri
3) Meringankan guru dalam menyampaikan materi
Adapun kelemahan dari penilaian proyek ini adalah:
1) Didominasi peserta didik yang mampu bekerja
2) Guru tidak bisa memantau dengan saksama
3) Dalam proses belajar mengajar menghabiskan banyak waktu
Langkah-langkah dalam penilaian proyek31
1) Mengidentifikasi dan memetakan kompetensi dasar yang akan
dijadikan proyek
2) Membuat oerintah yang jelas untuk proyek tersebut seperti
nama proyek, durasi pengerjaan, aspek yang akan dinilai,
sistematika laporan dll
3) Menyusun rubrik penilaian yang nerisikan aspek-aspek apa
saja yang akan dinilai
4) Melakukan penilaian yang mengacu pada rubrik
5) Memberikan catatan-catatan untuk perbaikan pada proyek
selanjutnya
6) Melakukan analisis terkait dengan hasil dari penilaian proyek
dengan memetakan presentase dari ketuntasan peserta didik.
7) Memasukkan nilai laporan proyek ke buku nilai
31
Kunandar hlm 289
3. Penilaian Produk
Penilaian produk ini meliputi di dalamnya kemampuan
peserta didik dalam membuat produk-produk sebagai hasil dari
belajar. Contonhya adalah membuat tempe, tape, bel listrik,
patung, kolase dan banyak lagi.32
Adapun tahapan dari penilaian produk ini meliputi di
dalamnya antara lain:
1) Persiapan
Peserta didik merencanakan, menggali dan mengembangkan
gagasan dari produk
2) Pembuatan Produk
3) Penilaian Produk
Penilaian dari hasil produk peserta didik apakah sesuai
dengna kriteria yang telah ditetapkan33
Untuk penilaian dari penilaian produk ini bisa neggunakan dua
cra yaitu craa analitik atau cara holistik:34
1) Cara analitik
Berdasarkan aspek-aspek produk yang biasanya dilakukan
terhasap semua kriteria yang terlh ditetapkan dalam tahap-
tahap proses pengembangan
2) Cara holistik
Berdasarkan dari kesan keseluruhan dari produk
32
Permendikbud Nomor 104tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan
Dasar dan Menengah hlm 19
33
Ibid,. hlm 20
34
Asep Jihad dan Abdul Harris, Evaluasi Pemebelajaran, (Yogyakarta: Multi Presindo, 2013)
Contoh Format Penilaian Produk
Mata Pelajaran : Tematik
Nama proyek : Membuat Tempe
Nama Peserta Didik Kelas
No Aspek Skor
1 Perencanaan Bahan 1 2 3 4
2 Proses Pembuatan
a.Persiapan alat dan bahan
b.Teknik pengolahan
c.Keamanan, Keselamatan dan
Kebersihan
3 Hasil Produk
a.Bentuk
b.Bahan
c.Warna
d.Tekstur
Total Skor
4. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian yang berdasarkan
kumpulan dari artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai
sebagai hasil kerja.35
Dalam Permendikbud No 104 tentang Penilaian Hasil
Belajar oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Menengah
disebutkan bahwa pada dasarnya penilaian portofolio adalah
menilai karya-karya peserta didik pada satu periode untuk suatu
pmata pelajaran. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut,
guru dan peserta didik dapat menilai perkembangan kemampuan
peserta didik dan dapat melakukan perbaikan. Contoh dari
portofolio ini adalah sekumpulan karya seperti puisi, foto,
lukisan, ataupun resensi.
35
Abdul Majid, Opcit hlm257
Adapun langkah-lankah dalam pelaksanaan penilaian
portofolio antara lain: 36
1) Guru menjelaskan esensi dari penilaian portofolio
2) Guru bersama dengan peserta didik menentukan jenis
portofolio yang akan dibuat
3) Peserta didik menyusun portofolio pembelajaran
4) Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik
5) Guru menilai portofolio berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan
6) Guru membahas portofolio bersama peserta didik
7) Guru memberikan umpan balik kepada peserta didik
36
Abdull Majid, opcit hal 258
C. Keunggulan dan Kelemahan Penilaian Autentik
Penilaian autentik merupakan komponen penting dalam Kurikulum 2013.
Penilaian ini juga memiliki beberapa keunggulan dan juga kelemahan. Berikut
ini adalah keunggulan penilaian autentik menurut Kokom Komalasari:37
a. Peserta didik dilatih untuk menyelesaikan masalah sendiri
b. Prestasi belajar peserta didik dibandingkan dengan prestasi atau
kemampuannya yang sebelumnya. Jadi tidak dibandingkan dengan peserta
didik yang lain.
c. Penilaian autentik mengumpulkan informasi-informasi terkait dengan
perkembangan belajar siswa dalam suasana yang menyenangkan. Serta
peserta didik berkesempatan untuk unjuk kemampuan dan keterampilannya
d. Pengumpulan informasi dilakukan dengan berbagai cara sehingga guru lebih
mudah untuk mendeteksi perkembangan belajar peserta didik
e. Kriteria penilaian yang akan dikerjakan oleh peserta didik dibahas
sebelumnya bersama guru sehingga siswa memiliki acuan untuk mencapai
kriteria
f. Penilaian dilakukan di seluruh proses pembelajaran. Tidak hanya di akhir
Kemudian ada pula pendapat dari Ismet Basuki dan Hariyanto tentang
keunggulan dari penilaian autentik. Antara lain:38
a. Meningkatkan kreativitas
b. Mendorong peserta didik untuk bekerja secara kolaboratif
c. Berfokus terhadap keterampilan, serta analisis pengetahuan
d. Meningkatkan keterampilan lisan dan juga tertulis
e. Menghubungkan kegiatan pengajaraan dan asesmen secara terpadu
f. Mampu merefleksikan keterampilan dan pengetahuan secara nyata
37
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT Refika Aditama,
2013), hal. 47
38
Ismet Basuki dan Hariyanto, Asesmen Pembelajaran. Bandung, PT Remaja ROsdakarya, 2014),hal. 175
Sedangkan kelemahan dari penilaian autentik ini adalah:
a. Menantang guru untuk memberikan skema penilaian yang kossiten
b. Penilaian cenderung subjektik
c. Kurang praktis apabila dalam satu kelas jumlah peserta didik banyak
d. Guru harus berusaha lebih keras untuk mengembangkan materi ajar dan
tujuan pembelajaran
e. Guru membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk mengelola, memantau
serta melakukan koordinasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penilaian autentik sangat bermanfaat dalam proses asesmen pada
peserta didik. Dimana proses penilaian hasil belajar siswa tidak hanya
terletak di akhir saja melainkan dari seluruh proses pembelajaran. Selain
itu penilaian autentik juga menuntut peserta didik untuk lebih aktif dan
juga kreatif dalam pembelajaran. Peserta didik akan memiliki rasa
tanggung jawab dan mandiri terhadap tugas-tugas yang dikerjakan dalam
proses pembelajaran. Umpan balik yang selalu diberikan oleh guru
terhadap peserta didik akan mampu memberikan peserta didik keinginan
untuk mencapai tujuan serta memperbaiki kekurangan dalam proses
pembelajaran. Perkembangan siswa juga terpantau berdasarkan atas
proses perkembangannya sendiri dan tidak dibandingkan dengan
kemampuan peserta didik yang lain.