15
MODEL
PEMBELAJARAN
INQUIRY BASED
LEARNING
NAMA KELOMPOK
Rosalia Francisca M.M.P
(201933193)
Distia Hilma Damayanti
(201933197)
Mushokhikhul Fadlilah
(201933215)
A. DEFINISI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY
BASED LEARNING
Menurut (Echols dan Hassan Menurut Sumantri Menurut W. Gellu
Shadily, 2003: 323). (1999:164) (2005,84)
4. Memperhatikan 5. Menggunakan
kondisi objektif individu metode dan teknik 6. Memaparkan konsep
bertitik tolak pada mengajar yang sesuai masalah dengan penuh
perkembangan pribadi dengan materi disiplin.
peserta didik. pelajaran.
01 03 05
Merancang Mengumpulkan dan
Merumuskan
percobaan menganalisis data
masalah
02 04 06
D. KEGIATAN GURU DAN SISWA
Sintaks Inquiry Based Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Learning
Fase 3 : Membimbing siswa untuk agar dapat Siswa mengamati konsep dari apa yang
Mengajukan hipotesis mengajukan hipotesis terhadap masalah disampaikan guru
yang telah dirumuskannya
Fase 4 : Menyiapkan bangun ruang dari kertas Mengamati dan mulai berfikir apa yang
Merencanakan pemecahan masalah karton, Kemudian membantu siswa disampaikan guru
(melalui eksperimen atau cara lainnya) dalam menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan dan mengamatinya
Interdisciplinary
focus
Collaboration
Inquiry Based
Learning
Authentic
Investigation
Driving
question or
problem Production of
artifacts and
exhibits
F. KELEBIHAN INQUIRY BASED LEARNING
Menurut Wina Sanjaya (2016) kelebihan metode inquiry ini adalah:
01
01 02
02 03
03 04
04 05
04
05
04
Menekankan kepada Memberikan ruang Dianggap sesuai Dapat melayani Melatih siswa untuk
pengembangan aspek kepada siswa untuk dengan perkembangan kebutuhan siswa yang lebih giat belajar
kognitif, afektif, dan belajar sesuai dengan psikologi belajar memiliki kemampuan sendiri
psikomotor secara gaya belajar mereka. modern yang di atas rata-rata.
seimbang, sehingga menganggap belajar Artinya siswa yang
pembelajaran adalah proses memiliki kemampuan
dianggap lebih perubahan tingkah belajar bagus tidak
bermakna. laku berkat adanya akan terhambat oleh
pengalaman. siswa yang lemah dalam
belajar.
G. KELEMAHAN INQUIRY BASED
LEARNING
Menurut Wina Sanjaya (2016) kelemahan metode inquiry ini adalah:
01
01 02
02 03
03 04
04 05
04
05
04
Hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar Matematika siswa.
Berdasarkan hasil observasi, nilai rata-rata kegiatan guru sebesar 23 dengan kategori baik dan nilai
rata-rata aktivitas siswa sebesar 51 dengan kategori cukup pada siklus I dan terjadi peningkatan pada
siklus II dengan nilai rata-rata kegiatan guru sebesar 27,5 dengan kategori sangat baik dan nilai rata-
rata aktivitas siswa sebesar 78,5 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan analisis data persentase
rata-rata hasil belajar Matematika siswa pada siklus I diperoleh 66,67% (kategori sedang), meningkat
menjadi 85% (kategori tinggi) pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri berbantuan media konkret dapat meningkatkan hasil
belajar Matematika siswa.
KESULITAN
1. Pada saat pembelajaran berlangsung kelas berpusat pada siswa bukan berpusat pada guru.
2. Tema yang dipelajari tidak hanya terbatas pada buku pelajaran yang disediakan oleh satuan
pendidikan tetapi bersumber dari mana saja, sehingga memungkinkan siswa untuk menganalisis
peristiwa yang terjadi pada lingkungan dan dapat mengaitkan konsep-konsep sebelumnya dengan
konsep yang akan datang
3. Siswa dapat menjadi seorang penemu artinya dengan proses belajar siswa yang dituntut untuk mandiri
dan menemukan cara belajarnya sendiri sehingga siswa dapat menalar dan menemukan sebuah konsep
pembelajaran yang belum ditemukan sebelumnya,
SARAN
1. menerapkan model pembelajaran berbantuan media konkret pada proses pembelajaran dikelas
perlu memahami langkah-langkah model pembelajaran inkuiri, seperti lokasi waktu diatur,
memberikan bimbingan individu dan kelompok secara merata, Memahami sifat dan karakteristik
anak
2. Siswa diharapkan berperan aktif dalam pembelajaran, memperhatikan penjelasan guru dan ikut
terlibat dalam setiap kegiatan pembelajaran sehingga prestasi belajar akan meningkat serta
diharapkan dapat berkerja secara mandiri maupun kelompok dan bertanggungjawab atas tugas
yang diberikandan
IMPLIKASI
Dalam implementasi model pembelajaran inquiry berbantuan media
konkret. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam dua siklus.
hasil evaluasi siklus I diperoleh :
Nilai rata-rata kelas sebesar 80,65. Jumlah siswa yang telah mencapai
KKM sebanyak 26 orang dari 39 orang siswa yang mengikuti evaluasi, dan
terdapat 13 orang siswa yang belum mencapai KKM sehingga ketuntasan
klasikal yang diperoleh pada siklus I sebesar 66,67%.
Evaluasi siklus II diperoleh :
Diikuti 39 orang siswa memperoleh nilai rata rata kelas sebesar 84 dimana
jumlah siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 33 orang dan 6 orang
siswa yang belum mencapai KKM dengan nilai terendah 68 serta nilai
tertinggi 100 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 85%.
I. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY
BASED LAERNING