BAB 1
PENDAHULUAN
(2008:25) ada tujuh tujuan menulis, yaitu tujuan penugasan, tujuan altruistik,
tujuan persuasif, tujuan informasional, tujuan peryataan diri, tujuan kreatif, dan
tujuan pemecahan masalah.
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang tidak mudah
dilakukan, karena keterampilan menulis membutuhkan proses belajar dan latihan
serta bimbingan dari guru. Menurut Tarigan (2008:4) “Keterampilan menulis
tidak datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan praktik yang banyak dan
teratur”. Menulis puisi merupakan salah satu pembelajaran menulis, berkaitan
dengan itu, kegiatan ini juga dapat melatih siswa menjadi seorang sastrawan yang
baik. Tujuan utama kegiatan pembelajaran menulis puisi ini bukan untuk
menciptakan sastrawan, tetapi pembelajaran ini diharapkan dapat memotivasi dan
membantu siswa berpikir kreatif dan menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk
tulisan.
Pembelajaran menulis puisi terdapat di kelas VIII semester satu (semester
ganjil) kurikulum 2013. Kompetensi Dasar (KD) tersebut terdapat pada 3.8
menelaah unsur-unsur pembangun teks puisi (perjuangan, lingkungan hidup,
kondisi sosial, dan lain-lain) yang diperdengarkan atau dibaca dan 4.8
menyajikan gagasan, perasaan, pendapat dalam teks puisi secara tulis atau lisan
dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun puisi.
Pradopo (2007: 315) menyatakan puisi adalah karya seni sastra.
Keterampilan menulis puisi merupakan menulis karya sastra berdasarkan gagasan
dan perasaan yang dituangkan mempunyai nilai estetika. Puisi yang ditulis harus
mempunyai unsur-unsur estetika sebuah puisi. Dalam menulis puisi, penting
menggunakan gaya bahasa yang baik, meliputi penggunaan bahasa secara khusus
untuk mendapat efek tertentu, yaitu efek kepuitisannya dan estetikannya. Menulis
puisi bermanfaat bagi siswa, memperbanyak kosa kata, meningkatkan kreativitas
siswa, dan meningkatkan rasa percaya diri.
Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia di SMP Negeri 13 Palembang (Umi Rodiah, S.Pd) pada 22 Januari
2017, bahwa guru dalam proses pembelajaran sudah menerapkan Pendekatan
Saintifik, pada saat proses pembelajaran menulis puisi guru memberikan tugas
3
kepada siswa untuk menulis puisi secara mandiri sehingga siswa hanya menulis
berdasarkan hasil ide dan gagasan masing-masing, yang membuat siswa kurang
produktif dalam menghasilkan ide untuk dituangkan menjadi sebuah puisi. Untuk
mengatasi masalah ini, salah satu solusi yaitu model pembelajaran Brain
Writing.
Brokop dan Bill Persal (2009: 9) yang menyatakan bahwa Brain
Writing merupakan cara yang memungkinkan setiap individu untuk berbagi
ide yang ditulis di atas kertas. Hal ini sejalan dengan pendapat Paulus dan
Nijstad (2003: 129) menjelaskan bahwa Brain Writing dilakukan untuk
menghasilkan gagasan yang beranekaragam tentang suatu halatau topik
pembicaraan. Brain Writingbertujuan untuk membentuk atau menumbuhkan
ide-ide secara tertulis. Ada beberapa siswa yang terkadang tidak dapat
menyampaikan idenya secara lisan. Oleh karena itu, dengan adanyamodel
pembelajaranBrain Writing dapat membantu siswa yang mengalami kendala
dalam mengungkapkan idenya secara lisan. Dengan menerapkan pembelajaran
dengan model pembelajaran Brain Writing, siswa akan berpikir kreatif dan
menuangkan ide-ide dalam bentuk tulisan dengan guru yang berperan sebagai
fasilitator pada saat pembelajaran berlangsung.
. Di dalam curah gagasan secara diskusi, orang-orang menyampaikan ide
satu demi satu dan secara lisan. Ini merupakan pengolahan informasi secara serial.
Model pembelajaran Brain Writing, sebaliknya mengizinkan berbagai ide untuk
diusulkan pada waktu yang sama. Ini merupakan pengolahan informasi secara
paralel. Jika suatu kelompok mempunyai 10 anggota, maka ada 10 ide yang akan
dihasilkan dalam satu sesi curah gagasansecara tertulis menggunakan lembar
kertas kerja Brain Writing.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
Brain Writingmengutamakan proses menuangkan ide kreatif secara spontan, dan
menuangkan ide-ide dalam bentuk tulisan. Modelpembelajaran Brain Writing
memiliki keunggulan dari model yang lain karena mudah dilaksanakan dari segi
teoritis dan praktis.
4
yang dilakukan oleh Fathrin Oktariana Chan (2013) akan tetapi peneliti
menerapkan sebagai model pembelajaran bukan teknik, sedangkan penelitian oleh
Dian Pertiwi (2012) persamaannya terletak pada materi menulis puisi. Selain
persamaan, penelitian ini terdapat juga perbedaan dengan dua penelitian
sebelumnya. Perbedaan dengan penelitian Fathrin Oktariana Chan terletak pada
materi, sedangkan pada penelitian Dian Pertiwi perbedaannya terletak pada teknik
atau model yang digunakan.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini adalah, apakah ada pengaruh model
pembelajaran Brain Writing terhadap kemampuan menulis puisi pada siswa kelas
VIII SMP 13 Palembang.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh modelBrain Writing terhadap kemampuan
menulis puisi pada siswa kelas VIII SMP 13 Palembang.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manaat baik secara
teoretis maupun secara praktis.
1) Manfaat Teoretis
Secara teoretis, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan sumber
ilmu pengetahuan yang dapat bermanfaat khususnya pada pembelajaran menulis
puisi, serta memberikan sumbangan teori pembelajaran berupa teori model
pembelajaran Brain Writing.
2) Manfaat Praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Siswa
1) Hasil Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa untuk
menulis puisi, serta memberi kemudahan dalam menyampaikan gagasan dalam
sebuah tulisan.
2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa menulis
puisi.
6
b. Bagi Guru
1)Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat memberikan wawasan bagi guru
mengenai teknik pembelajaran dalam mengajar.
2)Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai upaya memotivasi siswa
dalam keterampilan menulis puisi sekaligus meningkatkan kualitas pembelajaran
Bahasa Indonesia.
c. Bagi Sekolah
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat memotivasi guru-guru untuk
menerapkan teknik pembelajaran yang kreatif dalam mengajar.
2)Hasil penelitian ini diharapkan bermanaat meningkatkan keterampilan menulis
puisi dan prestasi siswa sehingga dapat meningkatkan mutu sekolah.
d. Bagi Peneliti
1)Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman
terutama selama menguji adanya pengaruh model pembelajaran Brain Writing
terhadap kemampuan menulis puisi pada siswa.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Menulis
Untuk menjadi seorang penulis yang baik diperlukan latihan dengan giat,
karena keterampilan menulis tidak didapatkan secara mudah. Menulis atau
mengarang boleh dikatakan keterampilan yang paling sukar bila dibandingkan
dengan keterampilan berbahasa lainnya (Subana dan Sumarti, 2000:231).
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan
sebagai sarana komunikasi secara tidak langsung, atau tidak bertatap muka secara
langsung dengan orang lain. Selain itu, menulis juga adalah salah satu
keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa. Menurut Suhendra
dkk(1993:143), Keterampilan menulis sebagai keterampilan berbahasa yang
siatnya produktif, menghasilkan, memberi, atau menyampaikan. Produktif dalam
artian, kegiatan menulis pasti akan menghasilkan suatu karya tulis yang
merupankan ungkapan gagasan seseorang. Memberi atau menyampaikan yaitu
bersifat mampu memberikan ungkapan gagasan dalam bentuk tulisan. Hal senada
diungkapkan oleh Tarigan (2008:3), “Menulis juga bisa dikatakan suatu kegiatan
yang bersifat produktif dan ekspresif. Produktif maksudnya dalam kegiatan
menulis akan menghasilkan suatu karya tulis sedangkan ekspresif mampu
mengungkapkan secara tepat ide gagasan dalam bentuk tuisan.
Kegiatan menulis dapat diartikan sebagai ungkapan atau ekspresi suatu
gagasan yang menghasilkan dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan kegiatan
pengungkapan gagasan secara tertulis, yang berbeda dengan pengungkapan secara
lisan (Suhendra dkk., 1993:110).
Berdasarkan pengertian di atas, dapat diketahui bahwa kegiatan menulis
merupakan kegiatan yang produktif dan memerlukan latihan yang terus-menerus,
agar dapat menulis dengan sistemik dan mengungkapkannya secara tersurat.
Selain itu, kegiatan menulis merupakan kegiatan mengungkapkan gagasan yang
dituangkan dalam bentuk tulisan.
8
2.5Puisi
Sugono (2003:111) mengemukakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari
sering mendengar istilah sastra atau karya sastra, termasuk puisi. Melalui karya
sastra, khususnya puisi dapat diperoleh “sesuatu” yang dapat memperkaya
wawasan dan miningkatkan harkat hidup.
Beberapa ahli mengemukakan pengertian puisi, sebagai berikut
1) Menurut Kosasih (2012:97) puisi adalah bentuk karya sastra yang
menggunakan kata-kata indah dan kaya maknanya.
2) Menurut Tarigan (dalam Djojo Suroto, 2005:10), kata puisi berasal dari
bahasa Yunani “poesis” yang artinya penciptaan karya sastra. Dalam bahasa
Inggris puisi disebut poetry yang berarti “Puisi”, poet yang berarti “penyair”,
poem yang berarti “syair, sajak”.
3) Menurut Dunton (dikutip Pradopo, 2007:6) puisi itu merupakan pemikiran
manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama.
4) Herman J. Waluyo (2003:1), menyatakan bahwa puisi adalah karya sastra
dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi rima dengan bunyi
yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif).
Lambang atau simbol adalah sesuatu seperti lambang, tanda, ataupun kata yang
menyatakan maksud tertentu, sering digunakan penyair dalam puisinya contoh,
puisi “Hujan Bulan Juni” didalamnnya terdapat lambang-lambang itu, misalnya
dinyatakan dengan kata hujan dan bunga. Hujan merupakan perlambangan bagi
“kebaikan‟ atau “kesuburan‟. Sementara itu, bunga bermakna “keindahan‟.
b)Pengimajinasian
Pengimajinasian adalah kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan
khayalan atau imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah
merasa, mendengar, atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair. Dengan
kata-kata yang digunakan penyair, pembaca seolah-olah:
1) mendengar suara (imajinasi auditif)
2) melihat benda-benda (imajinatif visual), atau
3) meraba dan menyentuh benda-benda (imajinasi taktil)
Sebagai contoh perhatikan puisi berikut:
Kehilangan Mestika
Karya: Aoh Kartahadimadja
Sepoi berhembus angin menyejuk diri
Kelana termenung
Merenung air
Lincah bermain ditimpah sinar
Hanya sebuah bintang
Kelap kemilau
Tercampak di langit
Tidak berteman
Hatiku, hatiku
Belum juga sejuk dibuat bayu
Girang berteriak mencontoh air
Atau laksana bintang biarpun sunyi
Tetap bersinar berbinar-binar
16
Ritma berasal dari bahasa Yunani rheo yang berarti gerakangerakan air
yang teratur, terus-menerus, dan tidak putus-putus (mengalir terus). Situmorang
(1983:22), ritma ialah iramasedangkan rima adalah sajak (persamaan bunyi).
Peranan irama dan rima dalam puisi sangat penting dan sangat erat hubungannya
18
dengan tema, rasa, nada, dan amanat. Dalam kepustakaan indonesia, ritma atau
irama adalah turun naiknya suara secara teratur, sedangkan rima atau sajak adalah
persamaan bunyi (Tarigan, 1991:34 35).
f) Tata Wajah (Tipografi)
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama. Larik-larik puisi tidak membangun periodisitet yang disebut paragraf,
namun membentuk bait. Baris puisi tidak bermula dari tepi kiri dan berakhir ke
tepi kanan baris. Tepi kiri atau tepi kanan dari halaman yang memuat puisi belum
tentu terpenuhi tulisan, hal ini tidak berlaku untuk tulisan berbentuk prosa. Baris-
baris prosa dapat saja disusun seperti tipografi puisi, namun makna prosa tersebut
akan berubah menjadi lebih kaya, jika prosa itu ditafsirkan sebagai puisi.
Sebaliknya, jika tetap menafsirkan puisi sebagai prosa, tipografi tersebut tidak
berlaku.
Cara sebuah teks ditulis sebagai lariklarik yang khas menciptakan makna
tambahan yang diperkuat oleh penyajian tipografi puisi. Dalam puisi-puisi
kontemporer seperti karya-karya Sutardji Calzoum Bachri, tipografi itu dipandang
begitu penting sehingga menggeser kedudukan makna kata-kata.
Sebagai contoh cuplikan puisi berikut:
1) Tema
Tema merupakan gagasan pokok yang diungkapkan penyair dalam
puisinya.berfungsi sebagai landasan utama penyair dalam puisinya. Tema itulah
yang menjadi kerangka pengembangan sebuah puisi. Jika landasan awalnya
tentang ketuhanan, maka keseluruhan struktur puisi itu tidak lepas dari ungkapan-
ungkapan atas eksistensi Tuhan. Demikian halnya jika yang dominan adalah
dorongan cinta dan kasih sayang, maka yang ungkapanungkapan asmaralah yang
akan lahir dalam puisinya itu.
Secara umum, tema-tema di dalam puisi dikelompokan sebagai berikut.
a) Tema Ketuhanan
Puisi-puisi dengan tema “Ketuhanan” biasanya akan menunjukkan religious
experience atau pengalaman religi penyair.
b) Tema Kemanusiaan
Tema kemanusiaan bermaksud menunjukkan betapa tingginya martabat manusia
dan bermaksud meyakinkan pembaca bahwa setiap manusia memiliki harkat dan
martabat yang sama.
c) Tema Patriotisme/ Kebangsaan
Puisi bertema ini berisikan gelora dan perasaan cinta penyair akan bangsa dan
tanah airnya. Puisi ini mungkin pula melukiskan perjuangan para pahlawan dalam
merebut kemerdekaan.
d) Tema Kedaulatan Rakyat
Dalam puisinya, penyair mengungkapkan sensitivitas dan perasaannya untuk
memperjuangkan kedaulatan rakyat dan menentang sikap kesewenang-wenangan
pihak yang berkuasa.
e) Tema Keadilan Sosial
Puisi yang bertema keadilan sosial menyuarakan penderitaan, kemiskinan, atau
kesengsaraan rakyat. Puisi- puisi demonstrasi yang terbit sekitar tahun 1966
banyak yang menyuarakan keadilan sosial.
2) Perasaan
Puisi merupakan karya sastra yang paling mewakili ekspresi perasaan
penyair. Ekspresi itu dapat berupa kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan
20
kepada kekasih, kepada alam, atau sang Khalik. Jika penyair hendak
mengagungkan keindahan alam, maka sebagai sarana ekspresinya ia akan
memanfaatkan majas serta diksi yang mewakili dan memancarkan makna
keindahan alam. Jika ekspresinya merupakan kegelisahan dan kerinduan kepada
sang Khalik, maka bahasa yang digunakan cenderung bersifat perenungan akan
eksistensinya dan hakikat keberadaan dirinya sebagai hamba Tuhan.
Tentang bagaimana seorang penyair mengekspresikan bentuk perasaannya
itu antara lain, dapat dilihat dalam penggalan puisi berikut:
Larik-larik di atas diambil dari puisi yang berjudul “Tuhan” karya Bahrum
Rangkuti. Puisi tersebut merupakan wujud kerinduan dan kegelisahan penyair
untuk bertemu sang Khalik. Kerinduan dan kegelisahan itu diekspresikannya
melalui kata hanyut, kasih, meninggi, dan langit ruhani.
3) Nada dan Suasana
Dalam menulis puisi, penulis memunyai sikap tertentu terhadap pembaca:
apakah dia ingin bersikap menggurui, menasehati, mengejek, menyindir, atau
bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca. Sikap penyair
kepada pembaca ini disebut nada puisi.Suasana adalah keadaan jiwa pembaca
setelah membaca puisi itu. Suasana merupakan akibat yang ditimbulkan puisi itu
terhadap jiwa pembaca. Nada dan suasana puisi saling berhubungan dan
menimbulkan suasana tertentu terhadap pembaca. Nada duka yang diciptakan
penyair dapat menimbulkan suasana iba hati pembaca, nada kritik yang diberikan
penyair dapat menimbulkan suasana penuh pemberontakan bagi pembaca, nada
religius dapat menimbulkan suasana khusyuk.
21
4) Amanat
Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair dapat ditelaah setelah kita
memahami tema, rasa, dan nada puisi itu. Tujuan atau amanat merupakan hal yang
mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Amanat tersirat di balik kata-
kata yang disusun, dan juga berada dibalik tema yang diungkapkan. Amanat yang
hendak disampaikan oleh penyair mungkin secara sadar berada dalam pikiran
penyair, namun lebih banyak penyair tidak sadar akan amanat yang diberikan
mereka yang berada dalam situasi demikian biasanya merasa bahwa menulis puisi
merupakan kebutuhan untuk berekspresi atau kebutuhan untuk berkomunikasi dan
disetiap karyanya pasti mengandung amanat yang berguna bagi pembaca.
Tema berbeda dengan amanat, tema berhubungan dengan arti karya sastra,
sedangkan amanat berhubungan dengan makna karya sastra (meaning dan
significance). Arti karya sastra bersifat lugas, obyektif, dan khusus, sedangkan
makna karya sastra bersifat kias, subyektif dan umum. Makna berhubungan
dengan orang perorangan, konsep seseorang, dan situasi dimana penyair
mengimajinasikan karyanya.
Sebagai contoh adalah puisi Wijdi Thukul yang berjudul “Lawan”, yang
mempunyai makna sangat lugas. Puisi yang ditulis penyair pada masa era tahun
1998 ini mempunyai makna tentang sikap rakyat terhadap pemerintah yang
dianggap sudah melampaui batas. Oleh karena itu amanat puisi ini sangat mudah
ditangkap oleh pembaca.
Romansa adalah jenis puisi cerita yang menggunakan bahasa romantik yang berisi
kisah percintaan yang berhubungan dengan ksatria.
b) Puisi lirik
Dalam puisi lirik penyair mengungkapkan aku lirik atau gagasan pribadinya. Ia
tidak bercerita. Jenis puisi lirik misalnya: elegi, ode, sernda. Elegi adalah puisi
yang mengungkapkan perasaan duka. Misalnya “Elegi Jakarta” karya Asrul Sani
yang mengungkapkan perasaan duka penyair di kota jakarta. Serenada adalah
sajak percintaan yang dinyanyikan. Misalnya serenada dalam empat kumpulan
sajak karya Rendra. De adalah puisi yang berisi pujian terhadap sesorang, sesuatu
hal atau sesuatu keadaan. Misalnya, “Diponegoro” karya Chairil Anwar, “Teratai”
karya Sanusi Pane.
2) Puisi Kamar dan Puisi Auditorium
Puisi Kamar adalah puisi yang cocok dibaca sindiran. Misalnya, kumpulan
puisi Hukla karya Leon Agustina. Puisi auditorium adalah puisi yang cocok untuk
dibaca di auditorium yang jumlah pendengarnya ratusan orang. Misalnya , puisi-
puisi kumpulan Rendra.
3) Puisi Fisikal, Platonik, dan Metafisikal
Puisi fisikal bersifat realistis artinya menggambarkan kenyataan apa
adanya. Yang dilukiskan adalah kenyataan dan bukan gagasan. Puisi-puisi naratif,
balada, puisi yang bersifat impresionistis, dan juga puisi dramatis biasanya
merupakan puisi fisikal. Puisi platonik adalah puisi yang sepenuhnya berisi hal-
hal yang bersifat spritual atau kejiwaan. Puisi-puisi religius merupakan contoh
puisi platonik. Puisi metafisikal adalah puisiyang bersifat filosofis dan mengajak
pembaca merenungkan kehidupan dan merenungkan Tuhan. Misalnya “Syair
Perahu” karya Hamzah Fanzuri.
4) Puisi Subjektif dan Puisi Obyektif
Puisi subjektif juga disebut puisi personal, yakni puisi yang
mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, dan suasana dalam diri penyair.
Misalnya, puisi ekspresionis dapat diklasiikasikan sebagai puisi subjektif karena
mengungkapkan keadaan jiwa penyair sendiri. Puisi obyektif berarti puisi yang
mengungkapkan hal-hal di luar dari diri penyair itu sendiri. Puisi naratif dan
23
deskriptif merupakan contoh puisi objektif, meskipun juga ada beberapa yang
subjektif.
5)Puisi konkret
Puisi konkret adalah puisi yang bersifat visual yang dapat dihayati
keindahan bentuk dari sudut penglihatan (Poem or the eye). Misalnya puisi karya
Sutardji Calzoom Bachri yang menunjukan pengimajian kata lewat bentuk grafis.
6) Puisi Diafan, Gelap, dan Prismatis
Puisi diaan adalah puisi yang kurang sekali menggunakan pengimajian,
kata konkret, dan bahasa figuratif, sehingga puisinya mirip dengan bahasa sehari-
hari. Misalnya, puisi anak-anak. Puisi gelapadalah puisi yang terlalu banyak majas
sehingga makna puisi tersebut sukar untuk di tafsir. Puisi prismatis adalah puisi
yang mampu menyelaraskan kemampuan menciptakan majas, veriikasi, diksi, dan
pengimajian sedemikian rupa sehingga pembaca tidak terlalu mudah menasirkan
makna puisi, namun tidak terlalu gelap. Misalnya, puisi karya Chairil Anwar dan
Amir Hamzah.
7) Puisi Parnasian dan Puisi Inspiratif
Puisi parnasian diciptakan dengan pertimbangan ilmu atau pengetahuan
dan bukan didasari oleh inspirasi karena adanya mooddalam jiwa penyair.
Misalnya “Potret Pembangunan dalam Puisi” karya Rendra yang banyak berlatar
belakang teori ekonomi dan sosiologi. Puisi inspirati diciptakan berdasarkan
moodatau passion. Misalnya puisi “Senja Di Pelabuhan Kecil” karya Chairil
Anwar.
8) Stansa
Stansa artinya puisi yang terdiri dari delapan baris. Misalnya karya Rendra
yang berjudul “Empat Kumpulan Sajak”.
9) Puisi Demonstrasi dan Pamflet
Puisi demonstrasi melukiskan dan merupakan hasil refleksi demonstrasi
misalnya “Mimbar” karya Taufiq Ismail. Puisi pamflet adalah puisi yang
mengungkapkan protes sosial. Kata-katanya mengungkapkan rasa yang tidak puas
kepada keadaan misalnya, ”Sajak Sebatang Lisong” Karya Rendra.
10) Alegori
24
Model pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif, kreatif, dan
inovatif sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu model
pembelajaran yang dapat digunakan yaitu Brain Writing. Brokop dan Bill
Persal (2009: 9) yang menyatakan bahwa Brain Writingmerupakan cara yang
memungkinkan setiap individu untuk berbagi ide yang ditulis di atas kertas.
Hal ini sejalan dengan pendapat, Paulus dan Nijstad (2003: 129)
mengemukakan bahwa Brain Writingdapat dijadikan sebagai alternatif untuk
mencurahkan ide atau pendapat secara lisan. Paulus dan Nijstad (2003: 129)
menjelaskan bahwa Brain Writingdilakukan untuk menghasilkan gagasan
yang beranekaragam tentang suatu halatau topik pembicaraan. Brain Writing
bertujuan untuk membentuk atau menumbuhkan ide-ide secara tertulis. Ada
beberapa siswa yang terkadang tidak dapat menyampaikan idenya secara lisan.
Oleh karena itu, dengan adanya Brain Writing dapat membantu siswa yang
mengalami kendala dalam mengungkapkan idenya secara lisan.
Brain Writingmerupakan satu teknik pembelajaran yang dapat diterapkan
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu puisi.Brain Writing bermula dari
Richard Feynman seorang pekerja di Los Alamos untuk bom atom pertama, alih-
alih memikirkan cara–cara yang lebih efisien untuk memecahkan masalah secara
paralel dan spontan (Michalko, 2010: 270). Kemudian dikembangkan Hors
Geschka dan rekannya di Batelle di rankurt, jerman, mengembangkan Brain
Writingsebagai cara berpikir kreatif berkelompok yang dirancang untuk
memproses masalah secara paralel, secara spontan.
Brain Writing atau curah gagasan merupakan cara berpikir kreatif
kelompok. Curah gagasan kelompok mengharuskan peserta didik untuk
menyampaikan ide dengan suara keras sedangkan Brain Writing mengharuskan
peserta didik mencatat ide dengan diam dan tidak bersuara. Didalam curah
gagasan kelompok tradisional, orang-orang menyampaikan ide satu demi satu. Ini
merupakan pengolahan informasi secara paralel. Jika suatu kelompok Brain
Writing mempunyai 10 anggota , maka ada 10 ide yang akan dihasilkan untuk ide
yang dihasilkan dalam satu sesi curah gagasan khas dengan 10 anggota. Brain
Writing meningkatkan produksi ide secara dramatis.
26
...Teknik Brainstorming adalah sebuah cara yang sangat baik dan cepat
dalam memecahkan sebuah masalah . Namun, cara tersebut pun sangat
rapuh karena sangat ampuh digunakan pada sekelompok orang yang
mampu berani berbicara baik tetapi, sulit diterapkan apabila orang
tersebut pemalu dan kurang mampu berbicara dengan baik didepan
umum.
2. Siswa dan guru menyimpulkan unsur-unsur pembangun puisi dari segi lahir dan
batin.
Proses Brain Writing
1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok
terdiri dari 5 orang siswa.
2. Guru membagikan lembar kertas kerja Brain Writing pada setiap siswa yang
berisi 2 kolom, kolom pertama untuk menuliskan puisi dan kolom kedua untuk
menuliskan ide gagasan.
3. Guru dan siswa mendiskusikan tema yang akan dijadikan objek menulis puisi.
4. Seluruh siswa menuliskan judul puisi berdasarkan tema “Ibu” yang telah
ditentukan pada lembar kertas kerja masing-masing.
5. Masing-masing siswa menuliskan satu bait puisinya dikolom pertama dalam
waktu 5 menit sebagai kartu “stimulasi” sebagai inspirasi teman untuk
memberikan ide dan gagasan.
Mengomunikasikan
1. Siswa menukarkan lembar kerja kepada teman yang ada disampingnya sesuai
arah jarum jam.
2. Siswa melakukan proses penukaran sesuai dengan jumlah anggota kelompok,
siswa memberikan ide atau gagasan berupa saran penggunaan kata dan 2 baris
lanjutan puisi pada kolom kedua dalam waktu 3 menit satu kali penukaran.
3. Siswa melanjutkan puisi sampai selesai dengan ide dan gagasan dari teman
yang terdapat pada kolom kedua, setelah proses penukaran selesai dan lembar
kerja telah kembali ke masing-masing pemiliknya.
4. Siswa merevisi kembali hasil teks puisi dengan mengecek dan memindahkan ke
lembar kertas yang baru serta memastikan puisi yang ditulis sudah memenuhi
unsur-unsur pembangun puisi.
5. Siswa mengumpulkan tugas kepada guru.
30
Mengasosiasikan
1. Siswa secara berkelompok mencari contoh teks puisi lain dari buku
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VIII
Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 siswa pada halaman 102.
2. Siswa secara berkelompok, mendiskusikan unsur pembangun puisi dalam teks
puisi yang ditemukannya.
3. Siswa secara mandiri, menulis puisi berdasarkan tema “Ibu” dengan
memperhatikan unsur-unsur pembangun puisi yang sudah dipelajari berdasarkan
tema yang sudah ditentukan oleh guru.
Mengomunikasikan
1. Siswa saling menukarkan lembar kerja dengan teman satu kelompok secara
acak.
2. Siswa memberikan komentar terhadap hasil kerja teman.
3. Siswa mengumpulkan tugas kepada guru.
4. Guru memberikan penegasan terhadap hasil pembelajaran siswa.
2.11 Hipotesis
Menurut Arikunto (2010:10) hipotesis merupakan jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul. Sedangkan menurut Sugiyono (2014:59) hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan penelitian masalah yang didasarkan atas teori yang
relevan. Dalam penelitian terdapat dua macam hipotesis yaitu hipotesis nol dan
hipotesis alternatif. Hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan “tidak ada”,
tidak ada perbedaan, tidak ada hubungan, tidak ada pengaruh. Sedangkan
hipotesis alternatif adalah kebalikan hipotesis nol yang menyatakan “ada”, ada
perbedaan, ada hubungan, dan ada pengaruh.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh Model
PembelajaranBrain Writing terhadap kemampuan menuis puisi, untuk menguji
hipotesis itu digunakan uju beda. Secara operasional, hipotesis yang digunakan
dalam penelitian adalah hipotesis alternatif (Ha) dan Hipotesis nol (Ho).
32
1) Ha: ada perbedaan kemampuan menulis puisi antara siswa yang diajarkan
dengan menggunakan Model PembelajaranBrain Writing dan siswa yang
diajarkan dengan Model Konvensional (yang biasa digunakan oleh guru).
2) Ho: tidak ada perbedaan kemampuan menulis puisi antara siswa yang diajarkan
dengan menggunakan Model Pembelajaran Brain Writing dan siswa yang
diajarkan dengan Model Konvensional (yang biasa digunakan oleh guru).
BAB III
METODE PENELITIAN
Tabel 2
Desain Penelitian (Pretest-Posttest Control Group Design)
Kelompok Pengukuran Perlakuan Pengukuran
E O1 X O2
K O3 04
Keterangan:
E= kelompok eksperimen
K= kelompok kontrol (Model Pembelajaran Konvensional)
X= perlakuan kelompok eksperimen (Model Pembelajaran Brain Writing)
O1= pretes keompok eksperimen
O2= postes kelompok eksperimen
O3= pretes kelompok kontrol
O4= postes kelompok kontrol
(Arikunto, 2010:86)
3.5 Populasi
36
Populasi adalah keseuruhan subjek atau objek yang akan diteliti dalam
penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014:62).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 13
Palembang tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 10 kelas yaitu VIII.1, VIII.2,
VIII.3, VIII.4, VIII.5, VIII.6, VIII.7, VIII.8, VIII.9, dan VIII.10.
Tabel 3
Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Palembang
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
. Keseluruhan
1 VIII.1 18 22 40
2 VIII.2 16 25 41
3 VIII.3 15 25 40
4 VIII.4 15 26 41
5 VIII.5 16 24 40
6 VIII.6 17 24 41
7 VIII.7 14 19 33
8 VIII.8 16 18 34
9 VIII.9 20 13 34
10 VIII.10 26 16 33
Jumlah 377
3.6 Sampel
Sampel merupakan bagian dari seluruh populasi yang dianggap sudah dan
mampu mewakili dari populasi. Menurut Arikunto (2006:131) menyatakan
sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Hal senada
diungkapkan Sugiyono (2013:118—120) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel penelitian ini
menggunakan teknik simple random sampling, dikatakan simple (sederhana)
karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Pengambilan sampel
merupakan suatu proses pemilihan dan penentuan jenis sampel dan perhitungan
besarnya sampel yang akan menjadi subjek atau objek penelitian (Sukmadinata
2010:252).
37
Tabel 4
Distribusi Sampel Penelitian
No. Kelas Perlakuan Jumlah Siswa
1 VIII.2 Eksperimen 41
2 VIII.5 Kontrol 40
Jumlah 81
4 Ketiga Persahabatan
5 Keempat Tuhan
6 Kelima Guru
7 Keenam Pahlawan
8 Tes akhir Alam
Berikut adalah contoh instrumen yang akan digunakan pada saat kegiatan
pretes dan postes di kelas eksperimen maupun kontrol, yaitu sebagai berikut:
1. Buatlah sebuah puisi berdasarkan ketentuan berikut:
a. Tulislah sebuah puisi berdasarkan tema “Alam”!
Inti: 70 menit
Mengamati
1. Siswa mengamati carta yang berisi puisi “Di Tepi Pantai” karya Amir Hamzah
dan unsur pembangun puisi yang di tampilkan oleh guru.
2. Siswa menerima penjelasan materi unsur-unsur pembangun puisi guru melalui
carta.
Menanya
1. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru untuk memahami unsur-unsur
pembangun puisi dari segi lahir dan batin.
Mengumpulkan Informasi
42
Mengomunikasikan
1. Siswa menukarkan lembar kerja kepada teman yang ada disampingnya sesuai
arah jarum jam.
2. Siswa melakukan proses penukaran sesuai dengan jumlah anggota kelompok,
siswa memberikan ide atau gagasan berupa saran penggunaan kata dan 2 baris
lanjutan puisi pada kolom kedua dalam waktu 3 menit satu kali penukaran.
3. Siswa melanjutkan puisi sampai selesai dengan ide dan gagasan dari teman
yang terdapat pada kolom kedua, setelah proses penukaran selesai dan lembar
kerja telah kembali ke masing-masing pemiliknya.
43
4. Siswa merevisi kembali hasil teks puisi dengan mengecek dan memindahkan ke
lembar kertas yang baru serta memastikan puisi yang ditulis sudah memenuhi
unsur-unsur pembangun puisi.
5. Siswa mengumpulkan tugas kepada guru.
Akhir: 10 Menit
1. Siswa bersama guru merangkum materi dan menyimpulkan hasil belajar pada
hari ini.
2. Siswa dan guru berdo’a untuk menutup pembelajaran.
Inti: 70 menit
Mengamati
1.Siswa mengamati carta yang berisi puisi “Di Tepi Pantai” karya Amir Hamzah
dan unsur pembangun puisi yang di tampilkan oleh guru.
2. Siswa membaca teks puisi.
3. Siswa mengamati penjelasan guru tentang teks puisi unsur pembangun puisi
pada carta dan buku Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Bahasa Indonesia
SMP/MTs Kelas VIII Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 pada halaman 111 -
114.
44
Mengomunikasikan
1. Siswa saling menukarkan lembar kerja dengan teman satu kelompok secara
acak.
2. Siswa memberikan komentar terhadap hasil kerja teman.
3. Siswa mengumpulkan tugas kepada guru.
4. Guru memberikan penegasan terhadap hasil pembelajaran siswa.
Akhir:10 menit
1. Siswa bersama guru merangkum materi dan menyimpulkan hasil belajar yang
diperoleh pada hari ini.
45
Uji normalitas adalah salah satu sifat data. Uji normalitas dalam penelitian
ini bertujuan untuk menguji asumsi bahwa data yang diambil berasal dari populasi
yang berdistribusi normal. Untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini
dengan menggunakan teknik grafik P-Plot dan Chi-Square Distribution atau uji
keselarasan (Godnes Of Fit Test). Uji keselarasan adalah perbandingan antara
rekuensi observasi dan rekuensi harapan. God of Fit test melakukan pengujian
apakah distribusi rekuensi pengamatan (obeservasi) sesuai dengan distribusi
rekuensi tertentu atau tidak.
2) Uji Homogenitas
Mengukur homogenitas pada dasarnya adalah memperhitungkan dua
sumber kesalahan yang muncul pada tes yang direncanakan (Sukardi, 2011:132).
Cara yang digunakan untuk mengetahui uji homogenitas adalah dengan bantuan
program komputer SPSS 22. Uji homogenitas dalam penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah data sampel penelitian diperoleh dari populasi homogen
atau tidak. Uji homogenitas sampel pada penelitian ini menggunakan uji Chi
Kuadrat ( Chi Square Distribution atau uji keselarasan). Data yang diuji adalah
skor siswa dalam tes awal (pretest).
Suatu populasi dapat dikatakan homogen atau berasal dari populasi yang
mempunyai variasi yang sama apabila harga Chi Kuadrat (X) perhitungan kurang
dari Chi Kuadrat dari tabel kritik pada taraf signifikasi 95%. Apabila varian yang
dimiliki oleh sampel-sampel yang bersangkutan tidak jauh berbeda, maka sampel
tersebut cukup homogen. Apabila sampel dikatakan berdistribusi normal jika
jumlah Chi Kuadrat hitung lebih kecil dari padaChi Kuadrat tabel(X hitungX
tabel).
3) Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh oleh Model Pembelajaran Brain Writing terhadap kemampuan menulis
puisi. Data yang dianalisis menggunkan uji t pada taraf signifikasi 95% (α=0,025).
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program pengolahan SPSS 22.
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hal ini dilakukan peneliti agar kedua kelompok belajar dapat benar-benar
menghasilkan data yang mencerminkan hasil belajarnya pada saat proses
penelitian.
Kelas eksperimen merupakan kelompok belajar yang mendapat pengajaran
kemampuan menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran Brain
Writing. Sebaliknya kelas kontrol adalah kelompok belajar dengan pengajaran
keterampilan menggunakan model konvensional yaitu dengan model yang sering
digunakan guru pada saat mengajar. Dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi,
kedua kelompok belajar tersebut masing-masing mendapat enam kali pertemuan
sesuai dengan model pembelajaran yang ditetapkan pada kedua kelompok belajar.
Selain itu, dilakukan tahap perlakuan sebelum dilaksanakan posttes.
Tabel 7
Kegiatan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Perlakua Perlakua Perlakuan Perlakua Perlakua Perlakuan
Pretes n n 3 n n 6 Posttes
1 2 4 5
E K E K E K E K E K E K E K E K
Tema Tema Tema Tema Tema Tema Tema Tema
“Alam” “Ibu” "Ayah” “Persahabatan” “Tuhan” “Guru” “Pahlawan” “Alam”
49
sifatnya bervariasi atau homogen. Uji normalitas yang digunakan pada penelitian
ini adalah menggunakan teknik grafik p-p Plot dan distribusi Chi Kuadrat (Chi
Square Distribution) atau uji keselarasan (Goodness Of Fit Test) dengan program
Komputer SPSS 22.
Uji keselarasan (goodness Of Fit Test) adalah perbandingan antara
frekuensi serasi dengan frekuensi harapan (Expected Frequencies). Semua
pengujian yang menggunakan distribusi Chi Kuadrat (Chi Square Distribution)
termasuk dalam persoalan Goodness of Fit Test. Goodness of Fit Test melakukan
pengujian apakah distribusi frekuensi hasil pengamatan (observasi) sesuai dengan
distribusi teori tertentu atau tidak.
Nilai yang diuji adalah nilai tes awal hasilnya dapat dikatakan lurus atau
hampir lurus. Jika garis hubung merupakan garis lurus atau hampir lurus, maka
sampel dikatakan berdistribusi normal atau membentuk kurva normal jika jumlah
Chi Kuadrat (chi-Square) hitung lebih kecil daripada Chi Kuadrat (Chi-Square)
tabel (X2-hitung<X2-tabel).
4.1.4.1 Uji Normalitas dan Homogenitas Tes Awal Sampel Kelas Eksperimen
Berdasarkan hasil tes awal yang diperoleh peneliti, dapat diketahui skor
siswa kelas eksperimen. Berikut ini tabel deskripsi statistik nilai tes awal kelas
eksperimen dalam bentuk tabel yang menggambarkan jumlah sampel (N), rerata
skor (mean), simpangan baku (std. deviation), nilai terendah (minimum), dan nilai
tertinggi (maximum)
Tabel 8
Deskripsi Statistik Tes Awal Kelas Eksperimen
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Tes Awal Eskperimen 41 37 57 44.83 5.735
Valid N (listwise)
41
Pada tabel 8 dapat diketahui bahwa jumlah sampel untuk kelas eksperimen
sebanyak 41 orang. Rata-rata skor yang didapat 44,83. Simpangan baku adalah
5,735. Nilai terendah 37 dan nilai tertinggi adalah 57.
53
Tabel 9
Nilai Tes Awal KelasEksperimen
Observed N Expected N Residual
37 2 2.4 -.4
38 2 2.4 -.4
39 6 2.4 3.6
40 2 2.4 -.4
41 3 2.4 .6
42 2 2.4 -.4
43 2 2.4 -.4
44 4 2.4 1.6
45 4 2.4 1.6
46 1 2.4 -1.4
49 2 2.4 -.4
50 1 2.4 -1.4
51 3 2.4 .6
52 1 2.4 -1.4
53 1 2.4 -1.4
54 4 2.4 1.6
57 1 2.4 -1.4
Total 41
Tabel 9 di atas merupakan frekuensi nilai tes awal kelas eksperimen. Tabel
ini ialah tabel deskripsi statistik. Dari tabel dapat dibaca bahwa jumlah total
sampel yang diteliti pada kelas eksperimen adalah 41 siswa. Diketahui bahwa dari
17 sel skor/nilai (100%) yang didapat dari hasil tes menulis puisi siswa kelas
VIII.2, dapat diperoleh frekuensi harapan yang muncul kurang dari 5. Minimal
frekuensi harapan (expected frekuencies) yang muncul pada masing-masing
skor/nilai yang timbul sebanyak 2,4.
Berdasarkan dari tabel 9 diketahui dari 41 siswa sampel pada kelas
eksperimen, frekuensi observasi yang muncul yaitu 2 siswa mendapatkan nilai 37,
2 siswa mendapatkan nilai 38, 6 siswa mendapatkan nilai 39, 2siswa mendapatkan
nilai 40, 3 siswa mendapatkan nilai 41, 2siswa mendapatkan nilai 42, 2 siswa
mendapatkan nilai 43, 4 siswa mendapatkan nilai 44, 4 siswa mendapatkan nilai
45, 1 siswa mendapatkan nilai 46, 2 siswa mendapatkan nilai 49, 1siswa
mendapatkan nilai 50, 3 siswa mendapatkan nilai 51, 1siswa mendapatkan nilai
54
52, 1 siswa mendapatkan nilai 53, 4 siswa mendapatkan nilai 54, 1 siswa
mendapatkan nilai 57.
Tabel10
Tes Statistik Kelas Eksperimen
Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa Chi Kuadrat hitung< Chi Kuadrat tabel
(Chi Square hitung< Chi Square tabel) maka H0 diterima, artinya sampel pada tes
awal eksperimen homogen. Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil
perhitungan yang dilakukan mendapatkan hasil Chi Kuadrat hitung< Chi Kuadrat
tabel (Chi Square tabel 13,647<26,2).
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas data dengan menggunakan teknik P-Plot,
merupakan tampilan grafik yang digunakan untuk mengetahui dalam sebuah
model regresi residual berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas untuk tes
awal kelas eksperimen dilakukan uji normalitas dengan teknik P-Plot, maka grafik
yang muncul adalah sebagai berikut.
55
Grafik 1
Normal P-Plot Regression Standarized Residual
Dependent Variabel: Pretest Eksperimen
Dari grafik 1 di atas dapat diketahui bahwa titik-titik data yang menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian data
berdistribusi normal dan model regresi memenuhi asumsi normalitas. Oleh karena
itu, dapat dikatakan bahwa data sampel pada tes awal eksperimen berdistribusi
normal.
4.1.4.2 Uji Normalitas dan Homogenitas Tes Awal Sampel Kelas Kontrol
Berdasarkan data tes awal yang diperoleh peneliti, telah diketahui skor
siswa kelas eksperimen sebelum mendapat perlakuan dengan model Brain
Writing dalam menulis puisi. Berikut ini tabel deskripsi statistik data tes awal
kelas kontrol dalam bentuk tabel yang menggambarkan jumlah sampel (N), rerata
56
skor (mean), simpangan baku (std. deviation), nilai terendah (minimum), dan nilai
tertinggi (maximum).
Tabel 12
Deskripsi Statistik Tes Awal Kelas Kontrol
Selain itu, peneliti juga menyajikan rentangan nilai tes awal yang
diperoleh siswa kelas kontrol dalam tabel berikut.
Tabel 13
Nilai Tes Awal Kelas Kontrol
52 4 2.2 1.8
53 2 2.2 -.2
54 3 2.2 .8
55 2 2.2 -.2
56 1 2.2 -1.2
59 1 2.2 -1.2
61 1 2.2 -1.2
Total 40
Tabel 13 merupakan frekuensi nilai tes awal kelas kontrol. Tabel ini
adalah deskripsi statistik. Dari tabel dapat dibaca bahwa jumlah total sampel yang
diteliti pada kelas kontrol adalah 40 siswa. Diketahui bahwa dari 18 sel skor /nilai
(100%) yang didapat dari hasil tes menulis puisi siswa, dapat diperoleh frekuensi
harapan yang muncul kurang dari 5. Minimal frekuensi harapan (expected
frekuencies) yang muncul pada masing-masing skor/nilai yang timbul sebanyak
2,2.
Berdasarkan dari tabel 13 diketahuidari 40 siswa sampel pada kelas
eksperimen, frekuensi observasi yang muncul yaitu 3 siswa mendapatkan nilai 34,
3 siswa mendapatkan nilai 39, 1 siswa mendapatkan nilai 42, 2 siswa
mendapatkan nilai 43, 2 siswa mendapatkan nilai 44, 2 siswa mendapatkan nilai
45, 6 siswa mendapatkan nilai 46, 1 siswa mendapatkan nilai 48, 2 siswa
mendapatkan nilai 50, 1 siswa mendapatkan nilai 51, 4 siswa mendapatkan nilai
52, 2 siswa mendapatkan nilai 53, 3siswa mendapatkan nilai 54, 2 siswa
mendapatkan nilai 55, 1 siswa mendapatkan nilai 56,1 siswa mendapatkan nilai
59,1 siswa mendapatkan nilai 61.
Tabel 14
Chi-Square 13.100a
df 17
Asymp. Sig. .729
58
Tabel 15
Keterangan Hasil Kelas Kontrol
Berdasarkan tabel 15 diketahui bahwa Chi Kuadrat hitung< Chi Kuadrat tabel
(Chi Square hitung< Chi Square tabel) maka H0 diterima, artinya sampel pada tes
awal kelas kontrol homogen. Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil
perhitungan yang dilakukan mendapatkan hasil Chi Kuadrat hitung< Chi Kuadrat
tabel (Chi Square tabel 13,100<27,58).
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas data dengan menggunakan teknik P-Plot,
merupakan tampilan grafik yang digunakan untuk mengetahui dalam sebuah
model regresi residual berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas untuk tes
awal kelas kontrol dilakukan uji normalitas dengan teknik P-Plot, maka grafik
yang muncul adalah sebagai berikut.
Grafik 2
Normal P-Plot Regression Standarized Residual
Dependent Variabel: Pretest Kontrol
59
Dari grafik 2 di atas dapat diketahui bahwa titik-titik data yang menyebar
di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian data
berdistribusi normal dan model regresi memenuhi asumsi normalitas. Oleh karena
itu, dapat dikatakan data sampel pada tes awal kontrol berdistribusi normal.
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Tabel 17
Nilai Hasil Tes Akhir Kelas Eksperimen
mendapatkan nilai 87, 1 siswa mendapatkan nilai 88, 6siswa mendapatkan nilai
89, 1 siswa mendapatkan nilai 91.
Tabel 18
Tes Statistik Kelas Eksperimen
Tes_Akhir_Eksperimen
Chi-Square 28.366a
Df 11
Asymp. Sig.
.003
Grafik 3
Normal P-Plot Regression Standarized Residual
Dependent Variabel: Posttes Eksperimen
62
Dari grafik 3 di atas dapat diketahui bahwa titik-titik data yang menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian data
berdistribusi normal dan model regresi memenuhi asumsi normalitas. Oleh karena
itu, dapat dikatakan data sampel pada tes akhir eksperimen berdistribusi normal.
Tabel 21
Nilai Hasil Tes Akhir Kelas Kontrol
85 1 2.7 -1.7
Total 40
Berdasarkan tabel 19 diketahui bahwa Chi Kuadrat hitung> Chi Kuadrat tabel
(Chi Square hitung> Chi Square tabel) maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan
yang signifikan pada nilai tes akhir kelas kontrol. Pada tabel di atas dapat
diketahui bahwa hasil perhitungan yang dilakukan mendapatkan hasil Chi Kuadrat
hitung> Chi Kuadrat tabel (Chi Square tabel 23, 750> 23, 685).
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas data dengan menggunakan teknik P-Plot,
merupakan tampilan grafik yang digunakan untuk mengetahui dalam sebuah
model regresi residual berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas untuk tes
awal kelas kontrol dilakukan uji normalitas dengan teknik P-Plot, maka grafik
yang muncul adalah sebagai berikut.
Grafik 4
Normal P-Plot Regression Standarized Residual
Dependent Variabel: Posttes kontrol
66
Dari grafik 4 di atas dapat diketahui bahwa titik-titik data yang menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian data
berdistribusi normal dan model regresi memenuhi asumsi normalitas. Oleh karena
itu, dapat dikatakan data sampel pada tes akhir eksperimen berdistribusi normal.
4.1.5 Uji Perbandingan Perbedaan Hasil Nilai Tes Awal Kelas Eksperimen
dan Nilai Tes Akhir Kelas Eksperimen
Sebelum perhitungan dengan uji-t data terlebih dahulu dihitung
berdasarkan perbandingan dan perbedaan antara nilai tes awal dan akhir pada
kelas eksperimen. Uji perbandingan ini dilakukan untuk mengetahui rata-rataskor
dan nilai tes akhir kelas eksperimen dan nilai tes awal kelas eksperimen, mencari
simpangan baku dan rata-rat tingkat kesalahan. Hasil pengujian ini dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 23
Statistik Perbandingan Sampel Berpasangan Kelas Eksperimen
Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Tes Akhir Eksperimen 84.51 41 3.702 .578
Tes Awal Eskperimen 44.83 41 5.735 .896
Perbandingan dan perbedaan nilai awal dan nilai akhir pada kelas kontrol. Uji
perbandingan ini dilakukan untuk mengetahui rata-rata skor dari nilai tes akhir
kelas kontrol dan nilai tes awal kelas kontrol, dengan mencari simpangan baku
dan juga rata-rata tingkat kesalahan (std eror mean). Hasil pengujian tersebut
dapat dilihat pada tabel 24.
Tabel 24
Statistik Perbandingan Sampel Berpasangan Kelas Kontrol
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std.
Difference
Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper T df tailed)
68
Tes Akhir
Pair Eksperimen
39.683 6.593 1.030 37.602 41.764 38.538 40 .000
1 Tes Awal
Eskperimen
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std.
Difference
Std. Error Sig.
Mean Deviation Mean Lower Upper T df taile
69
Tes Akhir
Pair Kontrol
25.225 9.272 1.466 22.260 28.190 17.206 39
1 Tes Awal
Kontrol
4.1.8 Perbandingan Perbedaan antara Nilai Akhir Kelas Kontrol dan Nilai
Akhir Kelas Eksperimen
Tabel 27
Uji Perbandingan Nilai Akhir Kelas Kontrol dan Nilai Akhir Kelas
Eksperimen
Lower Upper
Tes Akhir
Pair Eksperimen
12.350 7.547 1.193 9.936 14,764 10.350 39 .000
1 Tes Akhir
Kontrol
Pada tabel 27 dapat diketahui bahwa selisih nilai tes akhir kelas
eksperimen dikurang dengan tes akhir kelas kontrol adalah 12,350. Artinya
perbedaan nilai akhir kelas eksperimen dengan nilai akhir kelas kontrol sebesar
12,350. Perbedaan nilai tertinggi adalah 14,764 perbedaan nilai terendah adalah
9, 936. Nilai t hitungadalah 10,350 dan tabel(df 39)=(0,025:39)= 2,023 atau t hitung> t
tabel. Dengan demikian, terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai akhir
kelompok eksperimen dengan niali akhir kelompok kontrol.
Berikut merupakan gambaran kemampuan menulis puisi kedua kelas,
dapat dilihat dari hasil tes awal dan tes akhir pada grafik berikut:
Tabel 28
Nilai Rata-rata Tes Awal, Tes akhir, dan Gain Skor.
Kelas Rata-rata Tes Rata-rata Tes Gain Skore
Awal Akhir
Eksperimen 44.83 84.51 39,68
Kontrol 46.90 72.13 25,23
Grafik 5
GrafikNilai Tes Awal, Tes akhir, dan Gain Skor.
71
90
80
70
60
Kelas Eksperimen
50
Kelas Kontrol
40
30
20
10
0
Rata-rata Tes Rata-rata Tes Gain Score
Awal Akhir
72
1. Ha: Ada perbedaan kemampuan siswa dalam menulis puisi antara siswa
yang di ajarkan dengan model Brain Writing dengan siswa yang diajarkan
dengan model Konvensional. (µ1≠µ2).
2. H0: Tidak ada perbedaankemampuan siswa dalam menulis puisi antara
siswa yang di ajarkan dengan model Brain Writing dengan siswa yang
diajarkan dengan model Konvensional. (µ1≠µ2).
73
Tabel 29
Statistik Kelas
95% Confidence
Sig. Std. Interval of the
(2- Mean Error Difference
taile Differe Differe
F Sig. t Df d) nce nce Lower Upper
Equal
variances 10.223 .002 11.630 79 .000 12.387 1.065 10.267 14.507
Nilai assumed
74
Tes Equal
Akhir variances
11.571 66.705 .000 12.387 1.071 10.250 14.524
not
assumed
Keterangan:
1. Equal variances assumed : Diasumsikan varian sama
2. Equal variances not assumed : Diasumsikan varian berbeda
3. Levene's Test for Equality of Variances : Tes levene untuk derajat varian
4. t-test for Equality of Means : Uji-t untuk derajat
kemaknaan
5. Sig. (2-tailed) : Kemaknaan dua sisi
6. Mean Difference : Rata-rata perbedaan
7. Std. Error Difference : Perbedaan tingkat kesalahan
8. 95% Confidence Interval of the Difference : Interval perbedaan pada tingkat
kepercayaan 95%
9. Lower : Nilai terendah
10. Upper : Nilai tertinggi
tabel=11,630>1,990.
4.2 Pembahasan
Keberhasilan dalam peningkatan kemampuan menulis puisi diperlukan
model yang tepat untuk diterapkan, salah satunya yaitu model Brain Writing.
Proses penulisan puisi yang dilakukan dengan curah gagasan secara paralel dan
berkelompok dapat menghasilkan ide dan gagasan secara produktif. Siswa dapat
menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk puisi serta memberikan saran kepada
teman dengan penerapan model yang diterapkan. Dari hasil penelitian yang
dilakukan pada saat perlakuan terbukti hasil belajar siswa dikelas eksperimen
dengan menggunakan model Brain Writingmemiliki perbedaan dibandingkan
dengan kelas yang menggunakan model kovensional atau yang sering digunakan
oleh guru.
Berawal dari tes awal kelas eksperimen, diketahui skor terendah kelas
eksperimen adalah 37 dan nilai teringgi 57 dengan skor rata-rata 44,83. Pada kelas
kontrol, nilai tes awal terendah adalah 34 dan nilai tertinggi 61 dengan skor rata-
rata 46,90.untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid, peneliti menguji nilai
tes awal dan tes akhir secara normalitas dan homogenitas. Setelah diuji normalitas
menggunakan program komputer SPSS 22, diperoleh X2hitung< X2tabel maka H0
diterima sehingga data normal. Hal itu dibuktikan dari uji grafik P-P Plot yang
dilakukan data berdistribusi normal dan homogen. Dengan demikian model Brain
Writingterbukti lebih berpengaruh. Dari hasil penelitian bahwa memang terlihat
kelas eksperimen dengan menggunakan model Brain Writing pada tes akhir
berbeda dengan nilai rata-rata 84,51 lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
dikelas kontrol adalah 72,13.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis puisi
yang telah diberikan perlakuan dalam kurun waktu tertentu telah mengalami
peningkatan. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan rata-rata nilai kelas
76
eksperimen pada tes awal 44,83 menjadi 84,51 pada rata-rata tes akhir.
Peningkatan rata-rata kelas eksperimen antara tes awal dan tes akhir sebesar
39,68. Berbeda dengan kelas kontrol yang hanya mengalami peningkatan sebesar
25,23 dengan rata-rata tes awal 46,90 dan rata-rata tes akhir 72,13.
Dari hasil pengujian uji-t kedua kelas yang menjadi objek penelitian, dapat
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan skor rata-rata pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol, sebab setelah diselaraskan dengan t tabel ternyata perbedaan tersebut
cukup signifikan. Hal itu dapat diketahui dari pengujian uji-t yang menunjukan
bahwa t hitung>t tabel atau 11,630>1,990 dengan df=79 pada tingkat signifikansi 95%
(α=0,025).
Pada penelitian ini peneliti melampirkan lembar hasil kerja siswa mulai
dari pretest dan postestkelas eksperimen maupun kontrol. Nilai yang dilampirkan
yaitu nilai terendah, tengah, dan tertinggi dari setiap kelas. Pada pretest kelas
kontrol diperoleh nilai terendah M. Zaky Alzahran dengan skor 34, nilai tengah
M. Surya Nugraha dengan skor 50, dan Deska Yulianti Mendrofa dengan skor 61.
Sedangkan pada postestkelas kontrol yang mengalami peningkatan dapat terlihat
pada hasil siswa yaitu diperoleh nilai terendah Dea Ramanda Fadilah dari skor 54
menjadi 60, nilai tengah M.Danny Martha dari 46 menjadi 70, dan nilai tertinggi
Meurah Indah Bagus K dari skor 50 menjadi 85.
Berbeda dengan kelas eksperimen yang menunjukkan peningkatan lebih
signifikan. Pada pretest kelas eksperimen diperoleh nilai terendah Maris Saputra
dengan skor 37, nilai tengah Amanda Berliana dengan skor 45, dan Nafizha
Sadrina dengan skor 57. Sedangkan pada postestkelas kontrol yang mengalami
peningkatan dapat terlihat pada hasil siswa yaitu diperoleh nilai terendah Ade
Putra dari skor 38 menjadi 75, nilai tengah Dicky Fajar Syaifullah dari 41 menjadi
86, dan nilai tertinggi Meisya Dwi Putriani dari skor 42 menjadi 91.
Keberhasilan peningkatan kemampuan menulis puisi pada kelas
eksperimendipengaruhi oleh langkah-langkah model pembelajaran Brain
Writingpada tahap mengasosiasi, siswa menulis puisi dengan cara saling bercurah
gagasan di dalam sebuah kelompok. Sedangkan pada kelas kontrol diterapkan
model Konvensional atau yang biasa digunakan guru di kurikulum 2013 yaitu,
77
penukaran sesuai dengan jumlah anggota kelompok, siswa memberikan ide atau
gagasan berupa saran penggunaan kata dan 2 baris lanjutan puisi pada kolom
kedua dalam waktu 3 menit satu kali penukaran. (8) Siswa melanjutkan puisi
sampai selesai dengan ide dan gagasan dari teman yang terdapat pada kolom
kedua, setelah proses penukaran selesai dan lembar kerja telah kembali ke
masing-masing pemiliknya. (9) Siswa merevisi kembali hasil teks puisi dengan
mengecek dan memindahkan ke lembar kertas yang baru serta memastikan puisi
yang ditulis sudah memenuhi unsur-unsur pembangun puisi (10) Puisi
dikumpulkan dan dievaluasi oleh guru.
Pembelajaran dengan model pembelajaran model Brain Writing siswa
memudahkan siswa dalam mencurahkan dan mendapatkan ide dan gagasan.
Kelebihan dalam model Brain Writingdalam menulis puisi adalah model
pembelajaran yang mampu meningkatkan produktivitas siswa dalam menuangkan
ide. Selain itu, model ini membantu siswa, karena ide dan gagasan yang biasanya
dipikirkan secara mandiri melalui model ini siswa mendapatkan ide dan gagasan
dari teman anggota kelompoknya, siswa yang cenderung malu mengungkapkan
ide ketika diskusi pada saat menggunakan model Brain Writing lebih berani
menyampaikan ide dan gagasannya karena model ini pengungkapan ide dilakukan
secara tertulis.
Brokop dan Bill Persal (2009: 9) yang menyatakan bahwa Brain
Writing merupakan cara yang memungkinkan setiap individu untuk berbagi
ide yang ditulis di atas kertas. Hal ini sejalan dengan pendapat Paulus dan
Nijstad (2003: 129) bahwa Brain Writingdapat dijadikan sebagai alternatif
untuk mencurahkan ide atau pendapat secara lisan. Selain itu, Paulus dan
Nijstad (2003: 129) menjelaskan bahwa Brain Writing dilakukan untuk
menghasilkan gagasan yang beranekaragam tentang suatu halatau topik
pembicaraan. Brain Writingbertujuan untuk membentuk atau menumbuhkan
ide-ide secara tertulis.
Kelemahan dalam model Brain Writing adalah siswa yang cenderung
melakukan diskusi atau Brainstorming sulit dalam mengungkapkan ide dan
gagasan dalam tulisan. Selain itu ide dan gagasan yang dihasilkan terkadang ada
79
yang sama. Model ini juga mengharuskan suasana yang kondusif dan tenang pada
saat proses Brain Writing berlangsung.
Berdasarkan dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian
ini telah berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa untuk menunjang
keterampilan dalam menulis puisi. Terdapat hasil yang berbeda antara kelas
eksperimen yang menerima perlakuan dengan model Brain Writing dan kelas
kontrol dengan pengajaran model konvensional atau yang biasa digunakan oleh
guru. Adanya perbedaan kemampuan kedua kelas tersebut, sehingga dapat
disimpulkan bahwa model Brain Writingberpengaruh pada pembelajaran
kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Palembang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran Brain Writinglebih berpengaruh dibanding dengan model
konvensional terhadap kemampuan menulis puisi siswa SMP Negeri 13
Palembang. Hal ini dapat dilihat dari adanya hasil rata-rata pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
Rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen untuk tes awal sebesar
44,83 dan tes akhir pada kelas eksperimen 84,51 sehingga rata-rata hasil belajar
siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan sebesar 39,68. Rata-rata hasil
belajar siswa kelas kontrol untuk tes awal sebesar 46,90 dan rata-rata tes akhir
adalah 72,13 sehingga mengalami penurunan 25,23. Dari hasil selisih tersebut
dihitung dengan uji-t pada taraf signifikan 95% dan (df=n2=n1-2) apabila t hitung> t
tabel maka H0 ditolak. Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar 11,630
sedangkan t tabel (df 79) sebesar 1,990.
80
5.2 Saran
Berdasarkan hasil yang telah dicapai dalam penelitian ini, penulis
memberikan saran bahwa model pembelajaran Brain Writing dapat diterapkan
dalam proses pembelajaran menulis puisi. Dengan kata lain, model pembelajaran
menulis puisi dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi.
Selain itu, untuk penelitian selanjutnya model Brain Writing dapat
dikembangkan lagi dengan meneliti kemampuan menulis yang lain, misalnya
untuk diterapkan pada kemampuan menulis teks argumentasi.
81
DAFTAR PUSTAKA