Anda di halaman 1dari 23

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE PADA


SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 14 YOGYAKARTA

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh :

Dewi Puspitasari

23100660032

MAHASISWA PPG PRAJABATAN

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kurikulum Merdeka yang diterapkan di Indonesia saat ini, pembelajaran

di sekolah dirancang menggunakan model pembelajaran TaRL dan CRT. Pada model

pembelajaran tersebut, semua kegiatan pembelajaran difokuskan kepada siswa

sehingga siswa yang akan aktif di kelas. Berdasarkan kurikulum merdeka,

pembelajaran bahasa Indonesia diajarkan berdasarkan dengan genre teks.

Permendikbud nomor 59 Tahun 2018 menyatakan bahwa salah satu tujuan

pembelajaran bahasa Indonesia yaitu memiliki keterampilan membuat berbagai genre

teks bahasa Indonesia. Pengetahuan tersebut diimplementasikan dengan memproduksi

berbagai teks sehingga menghasilkan sebuah karya. Kegiatan tersebut harus

bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam mempelajari teks yang

diajarkan.

Genre teks yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dibedakan

menjadi dua yaitu teks fiksi dan nonfiksi. Dalam teks fiksi, salah satu yang diajarkan

pada jenjang Sekolah Menengah Pertama kelas VIII yaitu teks puisi. Peserta didik

diminta untuk memproduksi teks puisi di semester 2 sehingga dalam hal ini peserta

didik harus memiliki kemampuan untuk menulis teks fiksi.

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh

siswa. Ada empat keterampilan yang harus dikuasi oleh siswa diantaranya menyimak,

membaca, berbicara, dan menulis. Menyimak dan membaca merupakan keterampilan

reseptif yang berfungsi untuk menyerap dan menggali ilmu pengetahuan. Sedangkan

menulis dan berbicara merupakan keterampilan produktif yang berfungsi untuk


menyampaikan pengetahuan yang diperoleh dari proses reseptif. Sehingga dalam

menulis puisi, keterampilan menulis siswalah yang akan dikembangkan.

Menulis merupakan sebuah proses komunikasi dengan memberikan informasi

kepada orang lain melalui tulisan-tulisan yang ditulis. Keterampilan ini merupakan

salah satu hal penting yang harus dilakukan di sekolah. Menulis membuat otak

bekerja sama dengan indera untuk membatu belajar, proses tersebut terjadi antara

fisik, visual, dan mental. Untuk itu menulis merupakan salah satu keterampilan yang

sulit dilakukan oleh siswa karena dalam prosesnya harus mengorganisasikan otak,

tangan, dan mata (Gebhardt dan Rodrigues, 1989: 2).

Menulis menjadi sebuah keterampilan yang harus peserta didik kuasai dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia. Keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang

untuk mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada orang lain melalui

bahasa tulis (Abbas, 2006). Salah satu keterampilan menulis yang diterapkan di

sekolah yaitu pembelajaran menulis puisi. Pembelajaran menulis puisi menekankan

pada proses kreatif dengan memerhatikan unsur-unsur pembangun puisi, seperti tema,

diksi, gaya bahasa, imaji, perwajahan, dan sebagainya. Namun pada kenyataan,

keterampilan menulis puisi yang dilaksanakan peserta didik masih mengalami

permasalahan yang mengakibatkan puisi yang ditulis belum sesuai dengan unsur

pembangun puisi dan kaidah penulisan puisi yang baik. Salah satu faktor yang

menjadi permasalahan tersebut ada dikarenakan pembelajaran yang diberikan oleh

guru masih konvensional, seperti metode ceramah, tanya jawab, dan penggunaan

media pembelajaran yang kurang menarik.

Pembelajaran menulis teks puisi menuntut peserta didik untuk mengembangkan

kreativitas dan imajinasi untuk menentukan ide dan gagasan alur cerita yang runtut

dan mengembangkan unsur-unsur yang lain. Berdasarkan observasi di SMP Negeri 14


Yogyakarta, peserta didik cenderung masih kesulitan dalam menentukan ide dan

gagasan untuk membuat puisi karena peserta didik masih menulis berdasarkan

pengalaman mereka serta kurangnya pemantik imajinasi di dalam kelas. Strategi guru

dalam mengajar masih kurang memicu imajinasi siswa sehingga siswa cepat bosan

dan tidak ada dorongan untuk semangat menulis.

Siswa akan lebih tertarik apabila digunakannya inovasi strategi baru yang akan

memberikan ide lebih kepada siswa dalam menentukan ide tulisan. Salah satu upaya

yang dapat diterapkan adalah dengan memilih metode belajar yang dapat

meningkatkan keterampilan menulis peserta didik. Salah satu metode pembelajaran

yang dapat digunakan adalah metode pembelajaran Think Talk Write (TTW). Model

pembelajaran dengan menggunakan TTW dapat memacu peserta didik dalam

menyalurkan ide dan gagasannya agar berpikir, berbicara, dan menulis dengan kreatif

(Erniati, Lindayani, & Rachim, 2021). Model TTW juga dapat mengembangkan ide

dan gagasan peserta didik agar permasalahan mengenai menulis puisi dapat

terselesaikan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dirumuskan dalam

penelitian ini adalah bagaimana peningkatan keterampilan menulis puisi dengan

menggunakan model pembelajaran Think Talk Write di SMP Negeri 14 Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk

meningkatkan keterampilan menulis menulis puisi dengan menggunakan model

pembelajaran Think Talk Write di SMP Negeri 14 Yogyakarta.


D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Bagi siswa, dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis puisi dan

meningkatkan motivasi siswa dalam menulis.

2. Bagi guru, dapat dijadikan referensi strategi pembelajaran dalam pembelajaran

menulis puisi. Selain itu, dapat memotivasi guru untuk lebih bervariasi

menggunakan model pembelajaran lain di kelas.

3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas

pembelajaran di sekolah dan menciptakan output yang berkualitas.


BAB II
Kajian Teori dan Hipotesis Tindakan

A. Kajian Teori

Kajian teoretis ini akan membahas mengenai keterampilan menulis, puisi,

model pembelajaran Think Talk Write, dan pembelajaran menulis puisi di SMP Negeri

14 Yogyakarta. Teori-teori tersebut dijabarkan sebagai berikut.

Hakikat Menulis
1) Pengertian Menulis
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai

siswa di sekolah. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, setiap siswa harus menguasi

keterampilan menulis dari memproduksi teks-teks yang diajarkan di sekolah. Erlina

(2015: 2) menyatakan bahwa keterampilan menulis terdapat dua unsur yang harus

dikuasai oleh siswa, yaitu unsur bahasa dan nonbahasa. Unsur-unsur bahasa

merupakan unsur yang berkaitan dengan bahasa yaitu ejaan, struktur kalimat, kohesi

dan koherensi, serta unsur bahasa yang lain. Sedang untuk unsur nonbahasa berkaitan

dengan ide atau gagasan di luar aspek bahasa yaitu dari pengalaman dan pengetahuan

penulis.

Keterampilan ini merupakan proses menuangkan gagasan atau ide dalam

bentuk kata dan kalimat sehingga menghasilkan sebuah tulisan. Menurut KBBI,

menulis merupaka kegiatan membuat huruf atau angka dengan pena, melahirkan

pikiran atau perasaan dengan tulisan, mengarang cerita, membuat surat, dan

menggambar.

Tarigan (2008: 22) menyatakan, menulis ialah menurunkan atau melukiskan

lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa agar dapat dipahami

oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang garfik tersebut.
Suparno dan Yunus (2008: 1-3) menyatakan bahwa menulis merupakan kegiatan

penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau

media.

Alwasilah (20005: 43) mengungkapakan bahwa menulis bukan sekadar

menuangkan gagasan tulisan, tetapi juga merupakan sebuah kemampuan mekanisme

dalam menulis sehingga gagasan dapat dimengerti oleh pembaca. Selain itu, menulis

juga mengungkapkan pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca. Sedangkan

menurut Dalman (2014: 3) menulis merupakan kegiatan menyampaikan pesan atau

informasi kepada pihak lain menggunakan media tulisan.

Dari berbagai pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan

proses menuangkan ide atau gagasan atau pesan ke dalam bentuk tulisan sehingga

dapat dipahami oleh pembaca.

2) Manfaat Menulis

Tarigan (2008: 21-22) dalam bukunya mengungkapkan empat manfaat utama

menulis antara lain:

1. Memudahkan peserta didik untuk berpikir kritis.

2. Memudahkan peserta didik untuk merasakan dan menikmati hubungan-

hubungan.

3. Memperdalam daya tanggap atau persepsi mereka.

4. Memecahkan masalah yang mereka hadapi dan sebagai sarana dalam

menyusun urutan bagi pengalaman.

Menulis merupakan keterampilan penting yang harus dikuasai oleh siswa.

Tarigan (2008: 22) menyatakan pada prinsipnya fungsi utama dari menulis adalah

sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Selain itu, menulis juga melatih
seseorang untuk berpikir kritis dalam menuangkan ide atau gagasan ke dalam bentuk

tulisan.

Menulis juga dapat membatu seseorang untuk menjelaskan isi pikiran-

pikirannya dan memudahkan seseorang untuk memerdalam daya tanggap atau

persepsi seseorang dalam memecahkan masalah.

3) Tujuan Menulis

Hartig (via Tarigan, 1986: 24) menjabarkan tujuan menulis sebagai berikut.

1. Assignment purpose (tujuan penugasan)

Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali.

Penulis menulis karena ditugaskan dan bukan karena kemauannya sendiri.

2. Altruistik purpose (tujuan altruistic)

Penulis menulis karena bertujuan untuk menyenangkan pembaca,

menghilangkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca

membaca, menghargai perasaan, dan penalarannya, serta ingin membuat

hidup para pembacanya lebih menyenangkan dengan karyanya.

3. Persuasive purpose (tujuan persusasif)

Tujuan ini yaitu meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan yang

diungkapkan.

4. Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan)

Tujuan ini yaitu untuk member informasi atau keterangan penerangan

kepada pembaca.

5. Self-expresive purpose (tujuan pernyataan diri)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang

pengarang kepada pembaca.

6. Creative purpose (tujuan kreatif)


Tujuan ini erat hubungannya dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi

“keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan

dirinya dengan keinginan mencapai norma artistic atau seni yang ideal

dalam karyanya.

7. Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)

Penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi dengan menuangkan ke

dalam tulisannya. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi,

dan meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasannya sendiri agar

dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca.

Pengertian Puisi

Aminuddin (2009:134), mengemukakan bahwa secara etimologi, istilah puisi

berasal dari kata bahasa Yunani poeima “membuat”atau poetsis“pembuatan” dan

dalam bahasa Inggris disebut poem atau poetry. Puisi diartikan “membuat” dan

“pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya seorang telah menciptakan suatu dunia

tersendiri, yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik

fisik maupun batiniah. Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan,

dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias

(imajinatif), (Waluyo 2002:3).

Menurut Pradopo (2002:7), menyatakan bahwa puisi itu mengekspresikan

pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indra

dalam susunan yang berirama. Puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman

manusia yang penting dan digubah dalam wujud yang paling berkesan. Puisi itu

mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang

imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Semua itu merupakan sesuatu

yang penting, yang direkam dan diekspresikan, dinyatakan dengan menarik dan
memberi kesan. Puisi itu merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia

yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan.

Herbert Spencer (dalam Herman J. Waluyo 1987:23), bahwa puisi merupakan

bentuk pengucapan gagasan yang bersifat emosional dengan mempertimbangkan efek

keindahan. Menurut Percy Bysche Shelly (dalam Djojosuroto 2005:11), puisi adalah

rekaman dari saat-saat yang paling baik dan paling menyenangkan dari pikiran-pikiran

yang paling baik dan paling meneyenangkan. Menurut Meyer (dalam Badrun 1989:1),

bahwa puisi adalah sebuah metode komunikasi yang sederhana tetapi merupakan

pengalaman yang unik.

Menurut Djojosuroto (2005:9),menyatakan puisi adalah suatu sistem penulisan

margin kanan dan penggantian barisnya ditentukan secara internal oleh suatu

mekanisme yang terdapat dalam baris itu sendiri. Menurut Sutarno (2008:66), puisi

ialah jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan cermat sehingga mampu

mempertajam kesadaran seseorang akan suatu pengalaman dan membangkitkan

tanggapan khusus lewat bunyi, irama, dan makna khusus. Sementara itu, Kosasih

(2008:31), menyatakan bahwa puisi itu adalah bentuk karya sastra yang tersaji secara

monolog, menggunakan kata-kata yang indah dan kaya akan makna.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa puisi adalah pengungkapan pikiran

dan perasaan seseorang ke dalam sebuah tulisan dengan menggunakan bahasa yang

dipadatkan dan memperhatikan struktur fisik dan struktur batinnya.


Jenis-jenis puisi

1) Puisi larik adalah puisi yang mengungkapkan tentang gagasan pribadi yang isinya

berbentuk cerita.30 Puisi larik dapat berupa pengungkapan pujaan terhadap seseorang

2) Puisi deskriptif adalah puisi yang didalamnya berisi tentang gagasan yang

dituangkan dengan cara melukiskan sesuatu untuk mengungkapkan kesan,pesan,

peristiwa, pengalaman menarik yang pernah dialaminya agar pembaca dapat terbawa

ke suasana hati yang telah ditulis oleh penulis. Puisi juga terbagi menjadi juga tiga

periode yaitu puisi lama, puisi baru dan puisi modern. Adapaun pengertiannya yakni

sebagai berikut :

a. Puisi Lama adalah sastra yang terikat dengan aturan. Aturan tersebut adalah :

pertama, adanya jumlah kata dalam 1 baris. Kedua, adanya jumlah baris dalam

1 bait. Ketiga, adanya persajakan atau rima. Keempat, adanya banyak suku

kata tiap baris irama. Ciri-ciri dalam puisi lama adalah pencipta atau

pengarang puisi lama tidak dikenal namanya, disampaikan lewat lisan dari

mulut ke mulut melaui cerita, terdapat peraturan yang mengikat dalam

penggunaan setiap baris, bait, suku kata maupun rima.

b. Puisi Modern

- Balada Balada adalah puisi yang menggambarkan perilaku sesorang

secara objektif yang membentuk gambaran kisah tertentu. Balada bisa

berupa cerita rakyat yang dinyanyikan, atau berbentuk dialog.

- Elegi Elegi adalah karya sastra yang berisi tentang ratapan dan ungkapan

duka (kematian) c) Himne Himne adalah karya sastra yang mengandung

makna pujian untuk Tuhan, pahlawan, dan bangsa. Kata himne berasal

dari bahasa yunani “hymnos” yang artinya pujian / pujaan.


- Ode Ode adalah karya sastra yang berisi tentang pujian atau pujaan

terhadap pahlawan atau seorang pejuang. kata-kata yang ditulis adalah

ungkapan tentang semangat.

- Satire Satire adalah karya sastra yang bermakna sebagai sindiran dan

kecaman tentang cerita persoalan hidup. Ungkapan didalam satire

biasanya ditujukan untuk mengkritik kinerja para pemimpin bangsa yang

melakukan kesalahan kepada rakyatnya.

Struktur Puisi

Struktur puisi meliputi struktur fisik dan struktur batin, yakni meliputi :

Struktur Fisik puisi

1) Tipografi adalah bentuk puisi halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi

kanan kiri barisnya, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu

dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. 32 Tipografi

disebut juga sebagai perwajahan pada bentuk fisik puisi.

2) Diksi adalah pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya.

Puisi merupakan bentuk karya sastra yang memiliki kata-kata yang sedikit

tetapi mengandung banyak makna. Pilihan kata yang tepat memiliki fungsi

yakni sebagai fungsi makna, bunyi, nilai estetika, nilai bentuk dan lainnya.

Ketepatan pilihan kata tidak hanya sekedar bagaimana suatu makna bisa

diungkapkan melainkan kata yang dipilih harus benar-benar mampu

mengungkapkan suatu ekspresi yang melahirkan pesan-pesan tertentu tanpa

meninggalkan aspek estetisnya.

3) Imaji adalah kata atau susunan kata yang mengungkapkan pengalaman

indrawi, misalnya penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji terbagi atas

tiga yakni imaji suara (auditif), imaji Penglihatan (visual), dan imaji
raba/sentuh (imaji taktil). Imaji berfungsi sebagai daya imajinasi pembaca agar

seakan-akan pembaca melihat, menndengar, dan merasakan apa yang ditulis

dan dialami oleh penyair.

4) Kata Konkret adalah kata yang memungkinkan memunculkan imaji karena

dapat ditangkap ini yang mana kata ini berhubungan dengan kiasan atau

lambang.

5) Gaya bahasa adalah penggunaan bahasa degan menghidupkan atau

meningkatkan efek konotasi tertentu dengan bahasa figuratif yang

menyebabkan puisi menjadi prismatis yang artinya memacarkan banyak

makna . Gaya bahasa disebut dengan majas, yang terdiri dari majas mertafora,

simile, personifikasi, litotes, ironi, sinedoke, eufemisme, repitisi, anafora,

pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem

pro parte, paradoks.

6) Rima/irama ialah persamaan bunyi puisi baik diawal, tengah atau akhir puisi.

Terdapat pengulangan kata atau ungkapan pada puisi yang merupakan tinggi

rendahnya, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Biasanya rima dapat

terlihat ketika puisi dibacakan.

Struktur Batin Puisi

a. Tema/makna adalah media pada puisi yang berhubungan dengan makna ditiap

kata, kalimat, bait maupun keseluruhan yang terdapat pada puisi. Tema dapat

dikatakan sebagai suatu amanat yang disampaikan oleh pengarang melalui

karangannya. Tema adalah suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan

landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi.
b. Rasa/feeling adalah sikap penyair mengenai pokok permasalahan yang

terdapat pada puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan

latar belakang sosial dan psikologi penyair.

c. Nada (tone) adalah sikap penyair terhadap pembacanya. Nada berhubugnan

dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema baik dengan nada

yang menggurui, mendikte, menyerahkan masalah pada pembaca, dengan nada

sombong dll.

d. Amanat (tujuan/maksud) adalah pesan yang akan disampaikan penyair pada

pembaca yang terdapat dalam puisi tersebut amanat dapat tersirat dan juga

tersurat. Biasanya dalam puisi amanat lebih banyak tersirat dibalik kata-kata

yang telah disusun.

Penerapan Model TTW melalui media foto dalam Pembelajaran Menulis Puisi

Think-Talk-Write (TTW) merupakan model pembelajaran yang dikembangkan

oleh Huinker dan Laughlin (dalam Martinis dan Ansari 2012: 84) ini pada dasarnya

dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis. Model pembelajaran Think-Talk-

Write (TTW) didasarkan pada pemahaman bahwa belajar adalah sebuah perilaku

sosial. Dalam model pembelajaran ini, peserta didik didorong untuk berpikir,

berbicara, dan kemudian menuliskan berkenaan dengan suatu topik. Metode ini

merupakan metode yang dapat melatih kemampuan berpikir dan berbicara peserta

didik.Menurut Suyatno (2009:66), Model TTW adalah suatu pembelajaran yang

dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternatif

solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian

membuat laporan hasil presentasi. Langkah-langkah penerapannya adalah sebagai

berikut.
a. Peserta didik duduk dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas 3-5

anggota yang heterogen.

b. Peserta didik menyimak dengan cermat penjelasan guru mengenai tugas yang

harus dikerjakan(Think).

c. Peserta didik menerima sebuah media yang disediakan guru (bisa berupa foto

atau video)

d. Peserta didik mengamati bersama-sama dengan cermat objek gambar/foto.

e. Peserta didik mencatat hal-hal menarik yang bersifat pokok dari gambar/foto.

f. Setiap peserta didik menyusun kata-kata dalam 1-3 bait

g. Peserta didik berinteraksi dengan teman sekelompok untuk membahas catatan

mereka masing-masing (Talk).

h. Peserta didik bersama-sama dalam satu kelompok menggabungkan, menyusun

dan menulis ide-ide yang sudah disusun masing-masing(Write).

i. Masing-masing peserta didik mulai menulis puisi dengan inspirasi yang

didapat dari hasil diskusi kelompok. (Write)

j. Perwakilan kelompok membacakan hasil karyanya di depan kelas.

k. Siswa berupaya mengapresiasi temannya dalam membacakan puisinya di

depan kelas dengan saling memberikan umpan balik.

Martunis (dalam zulkarnaini, 2008:84) bahwa: model pembelajaran think talk

write beranggotakan 3-5 orang secara heterogen dalam kemampuan dengan

melibatkan siswa berpikir atau berdiskusi dengan dirinya sendiri setelah membaca,

selanjutnya berbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis.

Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif

yang terdiri atas beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggungjawab atas
penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada

anggota dalam kelompoknya.

B. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pikir dan tindakan yang akan dilakukan, maka

didapatkan hipotesis tindakan sebagai berikut.

1) Apabila model pembelajaran Think Talk Write diterapkan dalam

pembelajaran menulis puisi, diharapkan kualitas pembelajaran dapat

meningkat.

2) Apabila model pembelajaran Think Talk Write diterapkan dalam

pembelajaran menulis puisi, diharapkan keterampilan menulis siswa

dapat meningkat.
BAB III

Metode Penelitian

A. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2023/2024

dimulai pada bulan Maret-Mei 2024. Observasi dilaksanakan pada bulan September

2023. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam kelas

VIII B SMP Negeri 14 Yogyakarta

B. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah tahap yang harus dilalui dalam pelaksanaan

penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat empat tahapan dalam siklusnya.

Keempat tahap tersebut diuraikan sebagai berikut.

1. Perencanaan

Kegiatan perencanaan dilakukan oleh peneliti dan guru mata pelajaran

bahasa Indonesia kelas VIII B dengan diskusi. Kegiatan diskusi tersebut

menghasilkan langkah-langkah penelitian yang akan dilaksanakan. Langkah-langkah

yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Merumuskan masalah yang dihadapi siswa pada pembelajaran menulis

puisi. Hasilnya yaitu peningkatan keterampilan menulis puisi

menggunakan model pembelajaran Think Talk Write.

b. Mempersiapkan tindakan yang akan dilakukan antara lain; angket

pratindakan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, alat dokumentasi,

dan catatan lapangan.

2. Pelaksanaan Tindakan

Implementasi tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah model

pembelajaran Think Talk Write dalam pembelajaran menulis puisi. Pada penelitian
tindakan kelas ini tidak membatasi jumlah siklus yang akan dilakukan, penelitian ini

berpedoman pada peningkatan kemampuan peserta didik dalam menulis teks drama.

Peneliti akan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Peserta didik duduk dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas 3-5

anggota yang heterogen.

2) Peserta didik menyimak dengan cermat penjelasan guru mengenai tugas yang

harus dikerjakan(Think).

3) Peserta didik menerima sebuah media yang disediakan guru (bisa berupa foto

atau video)

4) Peserta didik mengamati bersama-sama dengan cermat objek gambar/foto.

5) Peserta didik mencatat hal-hal menarik yang bersifat pokok dari gambar/foto.

6) Setiap peserta didik menyusun kata-kata dalam 1-3 bait

7) Peserta didik berinteraksi dengan teman sekelompok untuk membahas catatan

mereka masing-masing (Talk).

8) Peserta didik bersama-sama dalam satu kelompok menggabungkan, menyusun

dan menulis ide-ide yang sudah disusun masing-masing(Write).

9) Masing-masing peserta didik mulai menulis puisi dengan inspirasi yang

didapat dari hasil diskusi kelompok. (Write)

10) Perwakilan kelompok membacakan hasil karyanya di depan kelas.

11) Peserta didik berupaya mengapresiasi temannya dalam membacakan puisinya

di depan kelas dengan saling memberikan umpan balik.

Langkah-langkah tersebut akan disesuaikan dengan media dan kemampuan siswa

dalam mengakses media yang digunakan serta dengan hasil diskusi peneliti

bersama guru kolaborator.


3. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah

disiapkan pada tahap perencanaan. Pengamatan terhadap guru dilakukan dengan

mengikuti berlangsungnya pembelajaran di kelas.

Pemahaman siswa terhadap strategi pembelajaran merupakan fokus utama

pengamatan. Hal ini diamati melalui respon siswa terhadap pembelajaran yang telah

dibuat dan kolom yang berisi pertanyaan siswa. Pengamatan juga dilakukan melalui

lembar pengamatan bagaimana keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan

bagaimana guru memberi pengajaran, bimbingan, dan motivasi kepada siswa.

4. Refleksi

Kegiatan ini dilakukan untuk mengemukakan kembali kegiatan yang telah

dilakukan sebelumnya. Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan pembelajaran.

Hal-hal yang direfleksi antara lain adalah angket, catatan lapangan, wawancara, dan

lembar pengamatan. Berdasarkan refleksi inilah guru kolaborator dan peneliti menilai

tingkat keberhasilan menulis puisi melalui model pembelajaran Think Talk Write.

Data-data hasil tindakan yang telah terkumpul dianalisis sehingga dapat disimpulkan

seberapa besar peningkatan prestasi siswa. Apabila prestasi siswa sudah sesuai dengan

rencana maka penelitian bisa dikatakan berhasil. Namun, jika nilai peserta didik masih

jauh dari yang diharapkan maka perlu dilakukan perbaikan pada tahap siklus

berikutnya.
C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas ini diambil

dengan beberapa teknik, diantaranya adalah teknik observasi, wawancara, tes, dan

dokumentasi.

a. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan

pengamatan secara langsung. Observasi dilakukan dengan cara mengamati dan

melakukan pencatatan secara teliti dari gejala yang ada. Observasi dilakukan oleh

peneliti dan guru kolaborator untuk mengetahui perilaku siswa pada saat proses

pembelajaran. Observasi dilakukan dengan cara pengamatan, dokumentasi, dan

pencatatan mengenai pembelajaran di kelas.

b. Tes Menulis Puisi

Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa

dalam menulis puisi. Tes dilakukan terhadap subjek penelitian. Tes menulis ini

dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menulis teks puisi.

Siswa akan diberikan tes awal untuk memperoleh data kemampuan siswa sebelum

diberi tindakan. Kemudian siswa akan diberikan tes akhir untuk mengetahui tingkat

kemampuan menulis puisi setelah diberi tindakan. Kedua hasil tes tersebut kemudian

dibandingkan untuk mengetahui apakah prestasi peserta didik mengalami

peningkatan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan foto-foto kegiatan pelakasanaan kegiatan tindakan

dari awal hingga akhir. Dokumentasi digunakan untuk mengetahui skor peserta didik

dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.


D. Teknik Analisis Data

Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data kuantitatif dan

kualitatif. Data kuantitatif berupa deskripsi hasil tes belajar siswa berupa skor. Skor

ini didapat dari penilaian terhadap keterampilan siswa dalam menulis puisi.

Selanjutnya, data yang diperoleh akan dihitung rata-ratanya setiap siklus yang

kemudian akan dibandingkan dengan siklus sebelumnya.

Sedangkan data kualitatif berupa deskripsi hasil observasi, catatan lapangan,

dan analisis hasil wawancara. Data ini akan dideskripsikan dan digunakan untuk

mengetahui adanya peningkatan kemampuan menulis siswa.

E. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Keberhasilan tindakan ditandai dengan adanya perubahan perbaikan, baik dari

segi proses maupun produk. Keberhasilan proses dapat dilihat dari peningkatan

aktivitas dan respon siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan model

pembelajaran Think Talk Write.

Sedangkan kriteria keberhasilan produk dapat dilihat dari hasil belajar siswa

setelah tindakan pada siklus I, siklus II, dst. Kriteria keberhasilan akan dihitung dari

rata-rata nilai yang diperoleh oleh siswa dan minimal nilai yang harus diperoleh

siswa.
Daftar Pustaka

Alwasilah, A. Chaedar an Suzanna Alwasilah. 2005. Pokoknya Menulis; Cara Baru


Menulis dengan Metode Kolaborasi. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.
Alwi, Hasan. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat.
Jakarta: Gramedia.
Gebhardt, Richard C and Dawn Rodrigues. 1989. Writing: Processes and Intention.
Toronto: D.C Heath and Company.
Harymawan, RMA.1993. Dramaturgi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
H. Dalman, (2014). Keterampilan Menulis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Isnaini. 2016. “Peningkatan Keterampilan Naskah Drama dengan Strategi Buku
Bergambar Minim Kata Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Imogiri, Bantul”.
Skripsi S1. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNY.
Jabrohim, Chairul Anwar & Suminto A. Sayuti. 2009. Cara Menulis Kreatif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kurniawan, Heru dan Sutardi. 2012. Penulisan Sastra Kreatif. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Luxemburg, Jan Van dkk. 1989. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Permendikbud No 59 Tahun 2018 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/
Madrasah Aliyah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Prasetyaningrum, Angela Merici Reni. 2016. “Keefetktifan Strategi Reviewing A
Film dalam Pembelajaran Menulis Naskah Drama Siswa Kelas XI SMA Negeri 2
Klaten”. Skirpsi S1. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNY.
Pratiwi, Yuni dan Farida Siswiyanti. 2014. Teori Drama dan Pembelajarannya.
Yogyakarta: Ombak.
Sabatini, Rizki Mollina. 2013. “Keefektifan Strategi Reviewing A Film Dalam
Kemampuan Menulis Karangan Narasi Sugestif Siswa Kelas X SMA PGRI 1
Temanggung”. Skripsi S1. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS
UNY.
Suparno dan Mohammad Yunus. 2008. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT.
Universitas Terbuka.
Tarigan, Henry Guntur. 2013. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Wina Sanjaya. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana.
Wiyatmi. 2009. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai