oleh
Nurul Nitasari
NIM 19221299005
i
2
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Bagaimanakah proses pembelajaran keterampilan menulis teks berita dengan
model pembelajaran think talk write bagi peserta didik kelas VIII MTs.N 1
Kudus?
2. Bagaimanakah peningkatan hasil keterampilan menulis teks berita dengan
model pembelajaran think talk write bagi peserta didik kelas VIII MTs.N 1
Kudus?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan
sebagai berikut.
4
3. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan saran bagi guru dan calon guru untuk memilih model
pembelajaran think talk write guna lebih mengefektifkan pembelajaran
menulis teks berita untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik secara
lebih optimal.
A. Deskripsi Teori
Pada bab kajian teori akan diuraikan teori-teori yang berkaitan dengan
judul, yakni hakikat menulis yang mencakup definisi dan tujuan menulis. Dalam
deskripsi teori juga akan dipaparkan hakikat berita yang mencakup definisi berita
dan menulis teks berita. Selain itu, juga berisi penjelasan tentang konsep model
pembelajaran think talk write dan peningkatan keterampilan menulis teks berita
dengan model pembelajaran think talk write
1. Hakikat Menulis
a. Definisi Menulis
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung, secara tidak tatap muka
dengan orang lain (Tarigan, 2008:3). Menulis merupakan salah satu dari
empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Alwasilah (2005:43) menambahkan bahwa menulis tidak sekadar
menuangkan gagasan melalui tulisan, tetapi juga merupakan sebuah
kemampuan mekanisme dalam menulis sehingga gagasan dapat dimengerti
oleh pembaca. Menurut Suramiharja dkk (1996:2) menulis adalah kegiatan
melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan.
Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat
produktif dan ekspresif. Dibandingkan dengan kemampuan berbahasa
yang lain, keterampilan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur
ahli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal itu disebabkan kemampuan
menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur di luar bahasa itu sendiri
yang akan menjadi karangan.
b. Tujuan Menulis
4
Yuniawan (2003:179) mengemukakan bahwa tujuan menulis (1)
untuk memperkaya perbendaharaan kata, (2) melatih pikiran dan perasaan
atau ekspresi jiwa, (3) melatih pikiran memaparkan pengalaman-
pengalaman yang tepat, (4) membantu menguasai bahasa secara benar.
Sejalan dengan Yuniawan, Gie (2002: 10) mendefinisikan mengenai
tujuan menulis bermacam-macam sejalan dengan aneka ragamnya
keinginan orang seperti ingin terkenal, mendapat honorarium,
mempengaruhi orang lain, dan mencerdaskan masyarakat. Dari beberapa
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis untuk
memberikan informasi kepada pembaca, meyakinkan pembaca, dan
memberikan hiburan serta melatih untuk terampil menulis.
2. Berita
a. Definisi Berita
5
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa berita
adalah informasi yang bersifat nyata. Informasi-informasi tersebut harus
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan dapat diterima oleh khalayak umum,
sehingga berita tersebut memiliki bobot nilai di mata masyarakat.
6
30
30
31
31
32
pada inferensi atau pendapat. Seseorang perlu berpikir agar dapat menggunakan
informasi yang dimiliki dengan baik jika informasi yang diperoleh tidak lengkap.
Wijaya (2007:79) menyatakan bahwa upaya yang dapat dilakukan
guru dalam membina peserta didik agar berpikir adalah dengan
menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif, strategi mengajar lebih
banyak ditampilkan keterampilan memecahkan masalah daripada
menyampaikan pengetahuan dan mengajukan pertanyaan untuk bahan
berpikir. Adanya pertanyaan-pertanyaan dari guru membuat peserta didik
mulai mengembangkan cara-cara berpikir tertentu di bawah bimbingan
guru.
Tahap kedua setelah think adalah talk yaitu berkomunikasi dengan
menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Kegiatan talking
juga dapat membantu guru untuk mengetahui pemahaman peserta didik
dalam belajar, sehingga dapat mempersiapkan perlengkapan pembelajaran
yang dibutuhkan. Komunikasi model pembelajaran TTW (think talk write)
memungkinkan peserta didik untuk terampil berbicara. Proses komunikasi
dipelajari peserta didik dalam kehidupan sebagai individu yang
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
Proses komunikasi dapat dibangun di kelas secara alami dan
mudah serta dapat dimanfaatkan sebagai alat sebelum menulis.
Komunikasi dalam suatu diskusi dapat membantu kolaborasi dan
meningkatkan aktivitas belajar dalam kelas, hal ini dapat terjadi karena
ketika peserta didik diberi kesempatan untuk berkomunikasi sekaligus
dapat berpikir bagaimana cara mengungkapkannya dalam tulisan.
Keterampilan berkomunikasi dalam tahap talk dapat mempercepat
kemampuan peserta didik mengungkapkan idenya melalui tulisan.
Berkomunikasi atau berdialog baik antarpeserta didik maupun guru juga
dapat meningkatkan pemahaman. Tahap ketiga adalah write yaitu
menuliskan hasil diskusi secara individual. Menulis membantu peserta
didik merefleksikan pengalaman-pengalaman yang mereka alami
Silberman (2001:179).
32
33
33
34
34
35
C. Kerangka Pikir
Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang penting dalam
Kurikulum 2013. Pemahaman konsep pelajaran bahasa Indonesia khususnya
35
36
menulis teks berita untuk tiap peserta didik berbeda-beda. Namun, cenderung
memiliki tingkat penguasaan yang rendah karena pada umumnya peserta didik
menilai menulis merupakan keterampilan yang sulit. Demikian pula guru-guru
seringkali mengalami kesulitan bagaimana caranya agar materi pelajaran dapat
dipahami oleh peserta didik.
Model pembelajaran think talk write dalam pembelajaran menulis teks
berita dapat melatih peserta didik untuk berpikir, berdiskusi, dan menuangkan ide
atau gagasan ke suatu bentuk tulisan yang berupa berita. Ada beberapa faktor
yang diselidiki dalam penelitian ini yaitu :
1) Karakteristik awal peserta didik
2) Upaya untuk mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran menulis teks
berita
3) Upaya untuk memperbaiki kemampuan peserta didik dengan model TTW
dalam pembelajaran menulis teks berita.
Dengan demikian, penerapan model pembelajaran think talk write dalam
pembelajaran menulis teks berita pada peserta didik kelas VIII MTs. N 1 Kudus
diharapkan dapat memudahkan peserta didik dalam menulis teks berita.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teoretis, kajian hasil penelitian, dan kerangka
pikir tersebut, hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah
penggunaan model pembelajaran think talk write dapat meningkatkan
minat, motivasi, dan kemampuan menulis teks berita pada peserta didik
kelas VIII MTs. N 1 Kudus.
36
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau
Classroom Action Research (CAR). Penelitian ini merupakan bentuk
penelitian yang tidak dapat dilakukan sendiri, tetapi harus berkolaborasi
dengan guru sebagai mitra peneliti. Menurut Arikunto dkk (2008: 3)
penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru
atau dengan arahan dari guru yang dilakukan peserta didik.
Desain penelitian ini menggunakan model Spiral Kemmis dan Taggart.
Penelitian ini meliputi empat komponen penting yang selalu ada pada setiap
siklus, dan menjadi ciri khas penelitian tindakan, yaitu plan, act, observe, dan
reflect atau disingkat PAOR. Adapun gambaran pelaksanaan model tersebut
dapat dilihat dari gambar berikut.
37
38
38
39
B. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs.N 1 Kudus. Sekolah ini terletak
di Desa Prambatan Kidul, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Madrasah ini
terdiri atas 33 kelas dengan jumlah keseluruhan peserta didik sebanyak
1200 peserta didik.
Berdasarkan kesepakatan antara peneliti dengan kolaborator,
penelitian ini akan dilaksanakan pada pembelajaran semester gasal tahun
pelajaran 2020/2021. Penelitian tindakan ini akan dilaksanakan pada bulan
Agustus dan September 2020. Penentuan waktu penelitian mengacu pada
kalender akademik sekolah sehingga tidak mengganggu aktivitas
pembelajaran.
4 MTs. N 1 Kudus
Monitoring
5 Refleksi dan evaluasi MTs. N 1 Kudus
39
40
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri atas satu siklus, yang terdiri atas
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Dalam penelitian ini, setiap
siklus terdiri atas dua pertemuan. Rincian dari keempat tahapan tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Perencanaan
1) Peneliti bersama kolaborator menyamakan persepsi dan berdiskusi untuk
mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang muncul berkaitan dengan
pembelajaran menulis teks berita. Masalah yang ada harus berada dalam
jangkauan kemampuan peneliti.
40
41
2. Tindakan
Tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan model
pembelajaran think talk write sebagai upaya meningkatkan keterampilan
menulis teks berita pada peserta didik. Pelaksanaan tindakan dalam
penelitian ini terdiri atas dua siklus. Setiap siklus terdiri atas dua
pertemuan. Sebelum dilaksanakan tindakan, terlebih dahulu dilakukan tes
awal/tes pratindakan untuk mengetahui kemampuan peserta didik sebelum
diberi perlakuan. Soal tes awal adalah peserta didik diberi tugas menulis
teks berita tanpa menggunakan media atau strategi yang digunakan oleh
guru. Pelaksanaan tindakan penelitian ini berlangsung di dalam kelas
sesuai dengan jadwal. Kegiatan pada siklus I ini meliputi hal-hal sebagai
berikut.
1) Peserta didik bersama guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab terkait
unsur-unsur teks berita yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya.
41
42
2) Peserta didik diajak mencermati kejadian atau peristiwa yang terjadi di luar
kelas. Misalnya, ke kantin atau ke sungai dekat sekolah. (thinking)
3) Peserta didik mencatat unsur-unsur 5W+1H dan temuan dari setiap kejadian
yang terjadi di luar kelas.
4) Peserta didik membentuk kelompok-kelompok belajar yang setiap kelompok
terdiri atas 4-5 orang.
5) Peserta didik bertukar pikiran tentang temuan-temuan dari setiap kejadian atau
peristiwa yang terjadi di luar kelas dengan kelompoknya. (talking)
6) Secara individu, peserta didik menulis teks berita berdasarkan hasil temuan dan
diskusi. (writing)
3. Observasi
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat
semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan
format observasi/penilaian yang telah disusun termasuk juga pengamatan
secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta
dampaknya terhadap proses dan hasil belajar peserta didik. Data yang
dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes) atau data kualitatif
yang menggambarkan keaktifan peserta didik, antusias peserta didik
terhadap pembelajaran menulis teks berita dengan model pembelajaran
think talk write.
4. Refleksi
Pada tahap refleksi, peneliti dan guru mengkaji secara menyeluruh
tindakan yang telah dilakukan berdasar data yang telah terkumpul
kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.
Refleksi mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil
pengamatan atas tindakan yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi dalam
penelitian ini antara lain:
42
43
43
44
3. Wawancara
Wawancara dilakukan oleh guru kolaborator dengan peserta didik
pada saat evaluasi pembelajaran berlangsung serta peneliti dengan peserta
didik di luar mata pelajaran. Tujuannya agar diperoleh umpan balik (feed
back) dari proses pembelajaran menulis teks cerita fantasi yang sudah
berlangsung sebagai dasar penyusunan rencana tindakan siklus berikutnya.
Wawancara dilakukan secara informal, terencana, tetapi tidak terstruktur
agar alami, asli, dan tidak dibuat-buat.
4. Foto (dokumentasi)
Dokumntasi merupakan pengambilan data menggunakan alat
bantu. Dalam peneltiian ini, dokumentasi digunakan untuk
mendokumentasikan proses yang dilakukan dengan alat bantu kamera agar
data yang diproleh valid.
5. Pedoman Penilaian
Pedoman penilaian digunakan peneliti sebagai bahan acuan menilai
teks berita pada peserta didik kelas VIII MTs. N 1 Kudus. Aspek yang
dinilai dalam penelitian ini adalah kelengkapan struktur berita, kesesuaian
struktur teks dengan isi berita, kelengkapan unsur berita, dan ketepatan
penulisan ejaan.
44
45
Jumlah 36
6. Foto (dokumentasi)
45
46
7. Tes
Tes digunakan untuk mengukur keterampilan menulis teks berita
pada peserta didik sebelum implementasi tindakan dan sesudah tindakan.
Tes tersebut menggunakan pedoman penilaian berdasarkan model
penilaian yang telah ditentukan. Penerapan metode ini dalam pembelajaran
menulis teks berita dengan menggunakan model pembelajaran think talk
write dengan memberikan tugas kepada peserta didik untuk menulis teks
berita.
46
47
47
48
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, Syaiful. Implementasi Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW) untuk
Peningkatan Hasil Belajar Menulis Puisi Siswa Kelas V Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara, (S.I),V.4,n.1,p.87-100, July 2018.
48
49
49