Anda di halaman 1dari 25

MODUL AJAR

TEKS CERITA FANTASI


A. KOMPONEN UMUM

Nama Guru Dewi Ulil Hikmah, S.Pd.


Nama Sekolah MTs Negeri 11 Jombang
Fase D
Kelas VII
Alokasi waktu 2X40 menit per pertemuan
Kompetensi Awal Mengidentifikasi unsur-unsur cerita fantasi dan menelaah struktur
dan kebahasaannya.
Profil Pelajar Pancasila Mandiri, kreatif, bernalar kritis dan gotong royong
Sarana dan prasarana Buku pegangan, LCD/Laptop, video
Target Peserta didik Reguler dengan peserta didik 256 anak
Model Pembelajaran Tatap muka/Luring
Alur Pembelajaran Merdeka

B. KOMPONEN INTI
1. CAPAIAN PEMBELAJARAN
 Peserta didik memahami informasi berupa gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau
pesan dari teks deskripsi, narasi, puisi, eksplanasi dan eksposisi dari teks visual dan
audiovisual untuk menemukan makna yang tersurat dan tersirat.
 Peserta didik menginterpretasikan informasi untuk mengungkapkan simpati, kepedulian,
empati atau pendapat pro dan kontra dari teks visual dan audiovisual.
 Peserta didik menggunakan sumber informasi lain untuk menilai akurasi dan kualitas
data serta membandingkan informasi pada teks.
 Peserta didik mampu mengeksplorasi dan mengevaluasi berbagai topik aktual yang
dibaca dan dipirsa.
 Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan tertulis
untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif,
 Peserta didik menyampaikan tulisan berdasarkan fakta, pengalaman, dan imajinasi
secara indah dan menarik dalam bentuk prosa dan puisi dengan penggunaan kosakata
secara kreatif.
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Pelajar mengidentifikasi informasi yang ada di dalam teks fantasi berupa unsur-unsur
teks dan struktur teks.
 Menyusun teks fantasi berdasarkan unsur-unsur dan struktur kebahasaan.

3. PEMAHAMAN BERMAKNA
 Peserta didik dapat menjelaskan dan menentukan ciri, isi dan tujuan teks cerita fantasi
 Peserta didik dapat menelaah struktur dan kebahasaan teks cerita fantasi
 Peserta didik dapat menyimpulkan isi teks cerita fantasi
 Peserta didik mampu menyusun/menulis teks cerita fantasi dengan runut dengan
memperhatikan unsur-unsur dan struktur teks.
 Peserta didik mampu menulis teks fantasi.
 Peserta didik mampu menulis teks fantasi berdasarkan struktur dan kebahasaannya.

4. PERTANYAAN PEMANTIK
1. Apa pengertian teks deskripsi ?
2. Bagaimana cara menentukan ciri, isi dan tujuan teks cerita fantasi ?
3. Bagaimana cara menelaah dan mengidentifikasi struktur teks cerita fantasi ?
4. Bagaimana langkah-langkah menyimpulkan teks cerita fantasi ?

5. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Pertemuan pertama (2x40 menit)
a. Kegiatan awal ( 10 menit)
- Guru menyapa peserta didik dengan mengucapkan salam,
- Guru mengajak peserta didik untuk berdo’a sebelum memulai pelajaran,
- Guru mengecek kehadiran peserta didik (mengabsen)
- Guru menstimulasi peserta didik dengan beberapa pertanyaan dikaitkan dengan
materi yang akan disampaikan
b. Kegiatan inti ( 60 menit)
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran,
- Guru menyampaikan dan menyajikan cerita fantasi,
- Guru berdiskusi dengan peserta didik mengidentifikasi informasi yang ada di dalam
teks: tokoh, latar, alur, amanat.
- Peserta didik dibagi kelompok terdiri atas empat sampai lima orang.
- Peserta didik mengerjakan LK.
- Tiap-tiap kelompok menyampaikan hasil kerja kelompoknya.
- Guru memberi umpan balik terkait materi yang disampaikan.
c. Penutup ( 10 menit)
- Guru membuat sumpulan tentang pelajaran yang disampaikan.
- Peserta didik diberi tugas untuk membaca teks fantasi dari buku atau internet
kemudian dianalisis unsur-unsurnya.
- Guru menutup pelajaran.
2. Pertemuan kedua
a. Kegiatan awal ( 10 menit)
- Guru menyapa peserta didik dengan mengucapkan salam,
- Guru mengajak peserta didik untuk berdo’a sebelum memulai pelajaran,
- Guru mengecek kehadiran peserta didik (mengabsen),
- Guru menstimulasi peserta didik dengan beberapa pertanyaan dikaitkan dengan
materi yang akan disampaikan
b. Kegiatan inti ( 60 menit)
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Guru mengulas materi pertemuan sebelumnya tentang unsur-unsur teks fantasi.
- Guru menyajikan teks fantasi, peserta didik membaca teks fantasi.
- Peserta didik dan guru berdiskusi tentang peristiwa-peristiwa yang ada pada teks
yang dibaca.
- Guru menjelaskan struktur pada teks fantasi.
- Peserta didik dibagi kelompok sebanyak lima orang.
- Tiap kelompok diberi LK (Lembar Kerja)
- Peserta didik mengerjakan LK (Lembar Kerja) dalam kelompoknya.
- Guru mengamati kerja peserta didik dalam kelompok.
- Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.
- Hasil kerja peserta didik dipajang di dinding kelas.
- Guru berdiskusi dengan peserta didik untuk menanggapi hasil kerja tiap kelompok.
- Guru dan peserta didik kelompok lain mengapresiasi hasil kerja tiap-tiap kelompok.
c. Penutup ( 10 menit)
- Guru membuat simpulan tentang pelajaran yang disampaikan.
- Guru merefleksi kegiatan pembelajaran.
- Guru memberikan tugas kepada peserta didik agar membaca cerita fantasi dari
berbagai sumber kemudian dianalisis struktur teksnya.
- Guru menutup pelajaran.
3. Pertemuan ketiga
a. Kegiatan awal ( 10 menit)
- Guru menyapa peserta didik dengan mengucapkan salam,
- Guru mengajak peserta didik untuk berdo’a sebelum memulai pelajaran,
- Guru mengecek kehadiran peserta didik,
- Guru menstimulasi peserta didik dengan beberapa pertanyaan dikaitkan dengan
materi yang sudah pernah disampaikan pada pertemuan sebelumnya.
b. Kegiatan inti ( 60 menit)
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Guru mengulas materi pertemuan sebelumnya tentang unsur-unsur teks fantasi.
- Guru menyajikan teks fantasi, peserta didik membaca teks fantasi.
- Peserta didik dan guru berdiskusi tentang peristiwa-peristiwa yang ada pada teks
yang dibaca.
- Peserta didik dibagi kelompok sebanyak lima orang.
- Tiap kelompok diberi LK.
- Peserta didik mengerjakan LK dalam kelompoknya.
- Guru mengamati kerja peserta didik dalam kelompok.
- Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.
- Hasil kerja peserta didik dipajang di dinding kelas.
- Guru berdiskusi dengan peserta didik untuk menanggapi hasil kerja tiap kelompok.
- Guru dan peserta didik kelompok lain mengapresiasi hasil kerja tiap-tiap kelompok.
- Peserta didik melaksanakan asesmen.
c. Penutup ( 10 menit)
- Guru membuat simpulan tentang pelajaran yang disampaikan.
- Guru merefleksi kegiatan pembelajaran.
- Guru memberikan tugas kepada peserta didik agar membaca cerita fantasi dari
berbagai sumber kemudian dianalisis struktur teksnya.
- Guru menutup pelajaran.
4. Pertemuan keempat
a. Kegiatan awal ( 10 menit)
- Guru menyapa peserta didik dengan mengucapkan salam,
- Guru mengajak peserta didik untuk berdo’a sebelum memulai pelajaran,
- Guru mengecek kehadiran peserta didik,
- Guru menstimulasi peserta didik dengan beberapa pertanyaan dikaitkan dengan
materi yang sudah pernah disampaikan pada pertemuan sebelumnya.
b. Kegiatan inti ( 60 menit)
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Guru mengulas materi pertemuan sebelumnya tentang unsur-unsur teks fantasi.
- Guru menyajikan teks fantasi, peserta didik membaca teks fantasi.
- Peserta didik dan guru berdiskusi tentang peristiwa-peristiwa yang ada pada teks
yang dibaca.
- Peserta didik dibagi kelompok sebanyak lima orang.
- Tiap kelompok diberi LK ( Lembar Kerja )
- Peserta didik mengerjakan LK (Lembar Kerja) dalam kelompoknya.
- Guru mengamati kerja peserta didik dalam kelompok.
- Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.
- Hasil kerja peserta didik dipajang di dinding kelas.
- Guru berdiskusi dengan peserta didik untuk menanggapi hasil kerja tiap kelompok.
- Guru dan peserta didik kelompok lain mengapresiasi hasil kerja tiap-tiap kelompok.
c. Penutup ( 10 menit)
- Guru membuat simpulan tentang pelajaran yang disampaikan.
- Guru merefleksi kegiatan pembelajaran.
- Guru memberikan tugas kepada peserta didik agar membaca cerita fantasi dari
berbagai sumber kemudian dianalisis struktur teksnya.
- Guru menutup pelajaran
5. Pertemuan kelima
a. Kegiatan awal ( 10 menit)
- Guru menyapa peserta didik.
- Guru mengajak peserta didik untuk berdo’a sebelum memulai pelajaran.
- Guru mengecek kehadiran peserta didik.
- Guru menstimulasi peserta didik dengan pertanyaan tentang teks: tokoh, latar, alur,
amanat, dan struktur teks dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan pada
pertemuan ini.
b. Kegiatan inti ( 60 menit)
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Guru menyampaikan materi, menyajikan cerita fantasi.
- Guru berdiskusi dengan peserta didik mengidentifikasi informasi yang ada di dalam
teks: tokoh, latar, alur, amanat.
- Guru menyampaikan materi menelaah struktur cerita fantai.
- Peserta didik mengerjakan LK dengan bimbingan guru.
- Tiap-tiap kelompok menyampaikan hasil kerja kelompoknya.
- Guru memberi umpan balik terkait materi yang disampaikan
c. Penutup ( 10 menit)
- Guru membuat sumpulan tentang pelajaran yang disampaikan.
- Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk menandai alur dan kebahasaan pada
teks fantasi.
- Guru menutup pelajaran.
6. Pertemuan keenam
a. Kegiatan awal ( 10 menit )
- Guru menyapa peserta didik.
- Guru mengajak peserta didik untuk berdo’a sebelum memulai pelajaran.
- Guru mengecek kehadiran peserta didik.
- Mengulang kembali ingatan peserta didik tentang struktur fantasi yang sudah dibaca.
b. Kegiatan inti ( 60 menit )
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Guru menyampaikan materi mengembangkan ide dalam menulis teks fantasi.
- Peserta didik belajar menemukan ide untuk dibuat cerita.
- Peserta didik dibagi beberapa kelompok dan mengerjakan Lk
- Peserta didik berdiskusi dengan guru untuk menanggapi hasil kerja kelompok.
- Guru memberi umpan balik terkait materi yang disampaikan.

c. Penutup ( 10 menit )
- Guru membuat sumpulan tentang pelajaran yang disampaikan.
- Guru merefleksi kegiatan pembelajaran.
- Guru memberikan tugas kepada peserta didik agar menuliskan ide cerita fantasi yang
dibaca di rumah.
- Guru menutup pelajaran.
7. Pertemuan ketujuh
a. Kegiatan awal ( 10 menit )
- Guru menyapa peserta didik.
- Guru mengajak peserta didik untuk berdo’a sebelum memulai pelajaran.
- Guru mengecek kehadiran peserta didik.
- Guru menstimulasi
- peserta didik dengan pertanyaan tentang struktur fantasi yang sudah dibaca.
b. Kegiatan inti ( 60 menit )
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Guru menyampaikan materi merencanakan menulis teks fantasi.
- Peserta didik diajak membuat cerita berantai dengan penunjukan acak.
- Peserta didik dibagi kelompok empat sampai lima orang.
- Peserta didik mengerjakan LK.
- Guru memberi umpan balik terkait materi yang disampaikan.
c. Penutup ( 10 menit )
- Guru membuat sumpulan tentang pelajaran yang disampaikan.
- Guru merefleksi kegiatan pembelajaran.
- Guru memberikan tugas kepada peserta didik agar membaca cerita fantasi dari
berbagai sumber kemudian dianalisis struktur teksnya.
- Guru menutup pelajaran.
8. Pertemuan kedelapan
a. Kegiatan awal ( 10 menit )
- Guru menyapa peserta didik.
- Guru mengajak peserta didik untuk berdo’a sebelum memulai pelajaran.
- Guru mengecek kehadiran peserta didik.
- Mengulang kembali ingatan peserta didik tentang cerita teks: tokoh, latar, alur,
amanat, struktur fantasi pada pertemuan sebelumnya dengan beberapa pertanyaan.
- Guru menstimulasi peserta didik terkait pelajaran yang akan disampaikan.
b. Kegiatan inti ( 60 menit )
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Guru mengulas materi pertemuan sebelumnya.
- Guru berdiskusi dengan peserta didik untuk menanggapi hasil kerja tiap kelompok.
- Peserta didik dibagi kelompok.
- Guru membagikan LK berupa borang kepada tiap-tiap kelompok.
- Peserta didik menelaah hasil kerja pada pertemuan sebelumnya dengan
menggunakan borang.
- Guru dan peserta didik kelompok lain mengapresiasi hasil kerja tiap-tiap kelompok.
- Guru memberi umpan balik terkait materi yang disampaikan.
d.Penutup ( 10 menit )
- Guru membuat sumpulan tentang pelajaran yang disampaikan.
- Guru merefleksi kegiatan pembelajaran.
- Guru memberikan tugas kepada peserta didik agar menulis cerita fantasi di rumah
baik dalam negeri maupun luar negeri.
- Guru menutup pelajaran.
9. Pertemuan kesembilan
a. Kegiatan awal ( 10 menit )
- Guru menyapa peserta didik.
- Guru mengajak peserta didik untuk berdo’a sebelum memulai pelajaran.
- Guru mengecek kehadiran peserta didik.
- Mengulang kembali ingatan peserta didik tentang cerita teks: tokoh, latar, alur,
amanat, struktur fantasi pada pertemuan sebelumnya dengan beberapa pertanyaan.
- Guru menstimulasi peserta didik terkait pelajaran yang akan disampaikan.
b. Kegiatan inti ( 60 menit )
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Guru mengulas materi pertemuan sebelumnya tentang menulis.
- Guru berdiskusi dengan peserta didik terkait menulis teks fantasi.
- Guru memberi umpan balik terkait materi yang disampaikan.
- Peserta didik melaksanakan asesmen.
c. Penutup ( 10 menit )
- Guru membuat sumpulan tentang pelajaran yang disampaikan.
- Guru merefleksi kegiatan pembelajaran.
- Guru memberikan tugas kepada peserta didik agar menulis cerita fantasi di rumah,
kemudian bisa menguploadnya di media sosial.
- Guru menutup pelajaran.

e. ASESMEN
• Proses bekerja dalam kelompok
• Hasil kerja kelompok.
• Hasil asesmen individu.
f. REFLEKSI GURU DAN MURID
 Apa yang kamu ketahui tentang definisi teks cerita fantasi ?
 Bagaimana cara mengidentifikasi struktur teks cerita fantasi ?

C. LAMPIRAN
1. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Seperti kegiatan praktik: menempel, menggambar,puzzle dll.
Isinya tentang tujuan, langkah-langkah kegiatan,hasil

2. BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK


Buku pegangan, HP

3. GLOSARIUM
Kata-kata baru/sulit yang ada selama pembelajaran
4. DAFTAR PUSTAKA
 Buku paket Bahasa Indonesia hal 113 - 125
 Bahasa Indonesia SMP/MTs. Tahun 2016.Kemdikbud hal 43-80.
 Buku refensi yang relevan, internet, blog
 https://www.gurupendidikan.co.id/teks-cerita-fantasi/
 https://sekolahnesia.com/contoh-cerita-fantasi-anak/#Contoh_Cerita_Fantasi_Lintas_Waktu

LK
Pertemuan ke-1

LEMBAR KERJA

Kelompok:

Anggota:

1. Bacalah cerita fantasi beriku yang dibacakan oleh salah seorang temanmu!

KEKUATAN EKOR BIRU NAGATA

Oleh Ugi Agustono

Seluruh Pasukan Nagata sudah siap hari itu. Nagata membagi tugas kepada seluruh panglima dan
pasukannya di titik-titik yang sudah ditentukan. Seluruh binatang di Tana Modo tampak gagah
dengan keyakinan di dalam hati, mempertahankan milik mereka. Hari itu, sejarah besar Tana
Modo akan terukir di hati seluruh binatang. Mereka akan berjuang hingga titik darah penghabisan
untuk membela tanah air tercinta.

Saat yang ditunggu pun tiba. Mulai terlihat bayangan serigala-serigala yang hendak keluar dari
kabut. Jumlah pasukan cukup banyak. Bagata dan seluruh panglima memberi isyarat untuk tidak
panik.

Pasukan siluman serigala mulai menginjak Pulau Tana Modo, susul-menyusul bagai air. Tubuh
mereka besar-besar dengan sorot mata tajam. Raut wajah mereka penuh dengan angkara murka
dan kesombongan, disertai lolongan panjang saling bersahutan di bawah air hujan. Mereka tidak
menyadari bahaya yang sudah mengepung. Semua binatang tetap tenang menunggu aba-aba
dari Nagata.

“Serbuuuu…!” teriak Nagata sambung-menyambung dengan seluruh panglima.

Pasukan terdepan dari binatang-binatang hutan segera mengepung para serigala dengan
lemparan bola api. Pasukan serigala sempat kaget, tak percaya. Cukup banyak korban yang jatuh
dari pihak serigala karena lemparan bola api. Namun, pemimpin pasukan tiap kelompok serigala
langsung mengatur kembali anak buahnya pada posisi siap menyerang. Mereka tertawa mengejek
binatang-binatang ketika banyak bola api yang padam sebelum mengenai tubuh mereka. Bahkan
dengan kekuatan mereka, mereka meniup bola api yang terbang menuju arah mereka.

“Hai…! Taka ada gunanya kalian melempar bola api kepada kami!” Seru serigala dengan sorot
mata penuh amarah.

Binatang-binatang tidak putus asa. Namun, pasukan serigala dalam jumlah dua kali lipat bahkan
lebih dari pasukan binatang mulai bergerak maju, seolah hendak menelan binatang-binatang
yang mengepung. Binatang-binantang yang pantang menyerah juga tidak takut dengan gertakan
para serigala.

“Gunakan kekuatan ekormu, Nagata!” bisik Dewi Kabut di telinga Nagata.

Nagata sempat bingung dengan kata-kata Dewi Kabut. Karena banyak bola api yang padam,
Nagata segera memberi aba-aba berhenti melempar dan mundur kepada seluruh pasukan.

Tiba-tiba Nagata pemimpin perang seluruh binatang di Tana Modo, segera melesat menyeret ekor
birunya. Mendadak ekor Nagata mengeluarkan api besar. Nagata mengibaskan api ekornya yang
keras, membentuk lingkaran sesuai tanda yang dibuat oleh semut, rayap, dan para tikus. Lalu, ia
melompat bagai kilat dan mengepung serigala dalam api panas. Kepungan api semakin luas.
Serigala-serigala tak berdaya menghadapi kekuatan si Ekor Biru. Teriakan panik dan kesakitan
terdengar dari serigala-serigala yang terbakar. Nagata tidak memberi ampun kepada para serigala
licik itu.

Selesai pertempuran, Nagata segera menuju ke atas bukit, bergabung sengan seluruh panglima.
Levo, Goros, Lamia, Sikka, dan Mora memandang Nagata dengan haru dan tersenyum
mengisyaratkan hormat dan bahagia.

1.Analisis unsur-unsurnya!

Jawaban
Unsur
Tema/ide cerita

Tokoh

Latar

Keajaiban tokoh
Peristiwa aneh/ajaib

2. Tuliskan tokoh-tokoh serta watak dan bukti pada teks!

Watak tokoh Bukti pada teks


Nama tokoh
LK

Pertemuan ke-2

LEMBAR KERJA

Kelompok:

Anggota:

1. Bacalah cerita fantasi beriku yang dibacakan oleh salah seorang temanmu!

KEKUATAN EKOR BIRU NAGATA

Oleh Ugi Agustono

Seluruh Pasukan Nagata sudah siap hari itu. Nagata membagi tugas kepada seluruh panglima dan
pasukannya di titik-titik yang sudah ditentukan. Seluruh binatang di Tana Modo tampak gagah
dengan keyakinan di dalam hati, mempertahankan milik mereka. Hari itu, sejarah besar Tana
Modo akan terukir di hati seluruh binatang. Mereka akan berjuang hingga titik darah penghabisan
untuk membela tanah air tercinta.

Saat yang ditunggu pun tiba. Mulai terlihat bayangan serigala-serigala yang hendak keluar dari
kabut. Jumlah pasukan cukup banyak. Bagata dan seluruh panglima memberi isyarat untuk tidak
panik.

Pasukan siluman serigala mulai menginjak Pulau Tana Modo, susul-menyusul bagai air. Tubuh
mereka besar-besar dengan sorot mata tajam. Raut wajah mereka penuh dengan angkara murka
dan kesombongan, disertai lolongan panjang saling bersahutan di bawah air hujan. Mereka tidak
menyadari bahaya yang sudah mengepung. Semua binatang tetap tenang menunggu aba-aba
dari Nagata.

“Serbuuuu…!” teriak Nagata sambung-menyambung dengan seluruh panglima.

Pasukan terdepan dari binatang-binatang hutan segera mengepung para serigala dengan
lemparan bola api. Pasukan serigala sempat kaget, tak percaya. Cukup banyak korban yang jatuh
dari pihak serigala karena lemparan bola api. Namun, pemimpin pasukan tiap kelompok serigala
langsung mengatur kembali anak buahnya pada posisi siap menyerang. Mereka tertawa mengejek
binatang-binatang ketika banyak bola api yang padam sebelum mengenai tubuh mereka. Bahkan
dengan kekuatan mereka, mereka meniup bola api yang terbang menuju arah mereka.

“Hai…! Taka ada gunanya kalian melempar bola api kepada kami!” Seru serigala dengan sorot
mata penuh amarah.

Binatang-binatang tidak putus asa. Namun, pasukan serigala dalam jumlah dua kali lipat bahkan
lebih dari pasukan binatang mulai bergerak maju, seolah hendak menelan binatang-binatang
yang mengepung. Binatang-binantang yang pantang menyerah juga tidak takut dengan gertakan
para serigala.

“Gunakan kekuatan ekormu, Nagata!” bisik Dewi Kabut di telinga Nagata.

Nagata sempat bingung dengan kata-kata Dewi Kabut. Karena banyak bola api yang padam,
Nagata segera memberi aba-aba berhenti melempar dan mundur kepada seluruh pasukan.

Tiba-tiba Nagata pemimpin perang seluruh binatang di Tana Modo, segera melesat menyeret ekor
birunya. Mendadak ekor Nagata mengeluarkan api besar. Nagata mengibaskan api ekornya yang
keras, membentuk lingkaran sesuai tanda yang dibuat oleh semut, rayap, dan para tikus. Lalu, ia
melompat bagai kilat dan mengepung serigala dalam api panas. Kepungan api semakin luas.
Serigala-serigala tak berdaya menghadapi kekuatan si Ekor Biru. Teriakan panik dan kesakitan
terdengar dari serigala-serigala yang terbakar. Nagata tidak memberi ampun kepada para serigala
licik itu.

Selesai pertempuran, Nagata segera menuju ke atas bukit, bergabung sengan seluruh panglima.
Levo, Goros, Lamia, Sikka, dan Mora memandang Nagata dengan haru dan tersenyum
mengisyaratkan hormat dan bahagia.

Lengkapi tabel berikut berdasarkan teks di atas!

Jawaban/bukti dalam teks


Struktur
Judul

Orientasi

Konflik/klimak

Resolusi

Peristiwa ajaib

Tokoh ajaib
LK

Pertemuan ke-3

LEMBAR KERJA

Kelompok:

Anggota:

1. Baca Cerita di bawah ini!

Legenda Putri Bulan


Oleh Yus R. Ismail
Sumber: Ebook Gramedia

Catur Wuluan adalah seorang gadis pedesaan yang sangat miskin. Berwajah suram karena
menderita penyakit kulit aneh di wajahnya. Masyarakat desa menghindari dia karena takut ketika
berpapasan dengan Wulan. Untuk menutupi kekurangannya, akhirnya Wulan selalu menggunakan
penutup wajah atau cadar.
Di suatu malam yang sunyi Wulan bermimpi aneh, yakni bertemu dengan seorang
pangeran bernama Rangga. Dia adalah seorang putra raja nan ramah dan tampan. Keinginan
Wulan untuk berkenalan dengan sang pangeran membuat Wulan semakin sering
memimpikannya.
“Sudah Wulan sudah, singkirkan mimpi konyolmu itu!” kata Ibu kepada Wulan ketika tengah
melihat anak perempuannya melamun di jendela kamarnya.
“Aku tidak ingin menyakiti hati kecilmu itu. Kamu bebas ingin menyikai siapa, tapi Ibu hanya
tidak mau kamu kecewa nanti” lanjut ibu Wulan dengan sangat lembut.
Sebenarnya yang ada dalam pikiran Wulan sama dengan ibunya. Mimpi Wulan memang
terlalu tinggi. Orang-orang daerah pedesaan saja takut ketika berpapasan dengan Wulan, apalagi
ketika Pangeran Rangga bertemu dengannya.
Di suatu malam, Wulan termenung memandangi langit nan cerah tanpa awan. Bulan
dapat bersinar dengan terang dan memancarkan cahaya keemasan. Di sekitar bulan nampak
sekerumunan bintang yang berkelip.
“Sungguh cantik malam ini,” ujar Wulan yang tengah takjub melihat fenomena alam
tersebut.
Tiba-tiba Wulan terpikir akan sebuah cerita tentang Dewi Bulan. Dia adalah dewi yang
tinggal dan menghuni bulan. Dewi Bulan memiliki paras cantik dan hati yang sangat baik. Dia
sering turun ke bumi hanya untuk membantu orang-orang yang tengah dilanda kesusahan. Setiap
ibu tentunya ingin anak perempuannya seperti Dewi Bulan.
“Sewaktu kecil, wajah Wulan juga tidak kalah cantik dengan Dewi Bulan”, tutur ibunya.
“Aku ingin sekali meminta pada Dewi Bulan agar wajah yang aku miliki bisa secantik dulu
lagi. Hmmm, tapi tidak mungkin karena itu cuma dongeng.”
Wulan segera membuang harapannya jauh- jauh. Setelah cukup puas menatap langit
malam, akhirnya Wulan menutup jendela kamar dan beranjak tidur dengan perasaan sedih.
Wulan adalah gadis baik berhati sangat lembut yang gemar menolong sesama. Pada suatu
sore, Wulan tengah bersiap-siap untuk menjenguk seorang nenek tua yang sedang sakit dan
sekaligus mengantarkan makanan padanya. Sepulang dari rumah nenek tua, Wulan merasa
merasa kebingunan karena ia pulang kemalaman dan keadaan begitu gelap. Tiba tiba muncullah
ratusan kunang-kunang yang dari tubuhnya memancarkan cahaya yang begitu terang.
“Terima kasih, kalian semua telah menerangi jalanku untuk pulang,” ujar Wulan dengan
perasaan lega.
Akhirnya Wulan berjalan dan terus berjalan. Namun, Wulan menyadari bahwa dia telah
cukup jauh berjalan, tapi tidak kunjung sampai ke rumahnya.
”Sepertinya aku tersesat masuk ke dalam hutan,” gumam Wulan dengan panik.
Ternyata ratusan kunang-kunang tadi telah membawa Wulan masuk jauh ke dalam hutan.
“Jangan takut pada kami Wulan, kami semua membawamu ke sini supaya wajahmu yang
sekarang dapat disembuhkan seperti dulu lagi,” ujar kunang- kunang.
“Hah? Kamu?? Kamu bisa bicara?” tanya Wulan sembari menatap salah seekor kunang-
kunang.
”Kami semua adalah utasan Dewi Bulan,” Tegas kunang-kunang yang paling besar dan
paling bersinar.
Akhirnya Wulan tiba di sebuah danau di tengah hutan. Kunang-kunang pun akhirnya
beterbangan ke langit. Perlahan bersamaan dengan hilangnya kunang-kunang, awan yang ada di
langit akhirnya ikut juga menyibak dan keluarlah cahaya bulan purnama berwarna keemasan.

“Indah sekali sinar bulan malam ini.”


Sekali lagi Wulan takjub melihat fenomena alam tersebut. Wulan mengamati pantulan
bulan di permukaan air di tepi danau. Bayangan bulan tersebut sangat sempurna dan
memantulkan sinar keemasan. Tiba tiba dari bayangan bulan tersebut munculah perempuan
berparas sangat cantik.
”Si… siapa kamu? Tanya Wulan dengan perasaan takut.
”Aku adalah Dewi Bulan. Aku ada di sini untuk membantu menyembuhkanmu,” ucap Dewi
Bulan dengan sangat lembut.
”Selama ini kamu telah mendapatkan banyak sekali ujian karena kebaikan yang ada di
hatimu. Kamu akan aku berikan air sakti yang dapat membuat wajahmu cantik kembali.
Terimalah air kecantikan ini dan basuhlah wajahmu!” lanjut Dewi Bulan.
Dengan gemetar Wulan menerima sebuah botol berisi air. Secara perlahan Dewi Bulan
kembali masuk ke dalam bayangan pantulan bulan di permukaan air di tepi danau dan
menghilang. Akhirnya Wulan segera membasuh wajahnya dengan air kecantikan pemberian Dewi
Bulan. Tanpa disadari Wulan tertidur di sana.
Sungguh ajaib air yang diberika Dewi Bulan. Ketika bangun tidur Wulan mendapati dirinya
terbangun di ranjang tempat tidurnya di rumah. Dan ketika bercermin begitu kagetnya Wulan
melihat wajahnya cantik dan lembut seperti dulu lagi. Ibu Wulan pun ikut gembira bercampur
heran.
Akhirnya kecantikan Wulan menyebar seiring berjalanya waktu hingga terdengar oleh Pangeran
Rangga. Karena penasaran dengan rumor dan cerita yang beredar, akhirnya sang Pangeran pergi
untuk mencari tau kebenarannya. Akhirnya Wulan dan Pangeran Rangga dapat bertemu dan
berkenalan.

(Sumber: https://id.scribd.com/document/364953285/Contoh-Cerita-Fantasi-Tentang-Legenda-
Putri-Bulan)

Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan cerita fantasi di atas!

1. Apa tema cerita di atas?


2. Siapa saja tokoh yang ada dalam cerita di atas?
3. Di mana seting tempat cerita di atas?
4. Mengapa Ibu Wulan menyuruh Wulan berhenti punya keinginan?
5. Siapakah Wulan?
6. Bagaimana sikap ibunya Wulan ketika Wulan berubah?
7. Bagaimana akhir dari cerita di atas?
8. Mana yang menjadi bagian orientasi?
9. Mana yang menjadi bagian resolusi?
10. Manakah yang termasuk tokoh unik?
Mengetahui, Jombang, 12  Juli  2022
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia

Dra. Umi Khoiriyah, M.Pd. I


NIP. 196807201998032001 Dewi Ulil Hikmah, S.Pd.
NIP. -

MATERI TEKS CERITA FANTASI

Struktur Teks Cerita Fantasi

Adapun struktur teks cerita fantasi adalah sebagai berikut.

1. Orientasi (Pembukaan): yaitu dimana pengarang memberikan pengenalan tentang tema,


penokohan, dan sedikit alur cerita kepada para pembaca.
2. Konflik: bagian yang terjadi permasalahan dimulai dari awal hingga menuju puncak masalah.
3. Resolusi: bagian ini merupakan penyelesaian dari permasalahan atau konflik yang sedang
terjadi. Resolusi merupakan bagian penentu yang mengarah pada ending.
4. Koda (penutup): bagian ini merupakan penutup cerita fantasi. Ending dibedakan menjadi 2,
yakni happy ending dan sad ending.

Struktur pada cerita fantasi terdiri atas tiga jenis yaitu:

 Orientasinya berisi tentang pengenalan latar, tokoh serta konflik yang dapat dikembangkan

dengan deskripsi latar, pengenalan tokoh, dan pengenalan konflik.


 Konplikasinya berisi tentang hubungan sebab akibat munculnya suatu permasalahan hingga
masalah memuncak dimana komplikasi tersebut dikembangkan dengan cara pengenalan
tokoh lain, mengubah latar, atau menembus kezaman yang berbeda.
 Resolusinya berisi tentang penyelesaian masalah dari konflik yang terjadi dimana resolisu

tersebut dikembangkan dengan cara lompatan waktu, penggunaan sebab akibat yang unik
serta dikembangkan dengan unsur kejutan.

Ciri ciri Cerita Fantasi

Unsur-unsur dan ciri-ciri teks cerita fantasi terbagi 6 bagian. Penjelasan singkatnya seperti berikut:

1. Ada keajaiban, kemisteriusan, dan keanehan

Cerita fantasi yang mengungkapkan hal-hal yang supranatural, keghaiban, dan kemisteriusan
yang tidak ditemui dalam dunia nyata.

2. Ide cerita

Ide cerita terbuka terhadap daya khayal pengarang/penulis, tidak dibatasi oleh realitas yang ada
atau kehidupan nyata. Ide juga berupa irisan antara dunia nyata dan dunia khayal yang diciptakan
oleh penulis. Ide ceritanya terkadang bersifat sederhana namun mampu memberi pesan yang
menarik. Tema cerita fantasi adalah supranatural, ghaib, atau futuristik.

3. Menggunakan berbagai latar (lintas ruang dan waktu)

Alur dan latar cerita fantasi memiliki khas. Peristiwa yang dialami oleh tokoh terjadi pada dua
latar yaitu latar yang masih ada dalam kehidupan sehari-hari dan latar yang tidak ada pada
kehidupan sehari-hari. Rangkaian peritiwa cerita fantasi menggunakan berbagai latar yang bisa
menerobos dimensi ruang dan waktu.

4. Tokoh unik (mempunyai kesaktian)

Tokoh dalam cerita fantasi bisa diberi ciri yang unik yang tidak ada dalam kehidupan dunia nyata.
Tokoh yang memiliki kesaktian-kesaktian.

5. Bersifat Fiksi
Cerita fantasi ini sifatnya fiktif, maksudnya bukan kejadian nyata.

6. Bahasa

Penggunaan sinomin pada cerita dengan emosi yang kuat dan variasi kata yang cukup menonjol.
Bahasa yang digunakan sangat beragam/variatif, ekspresif, dan menggunakan ragam percakapan
(bukan bahasa formal).

Unsur-unsur Intrinsik Cerita Fantasi

Unsur intrinsik cerita fantasi terbagi menjadi 6 bagian, yaitu Tema, Alur, Tokoh dan Penokohan,
Latar, Sudut Pandang, dan Amanat. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun suatu karya
sastra di dalam karya sastra itu sendiri.

 Tema, yaitu ide yang paling mendasar yang menjadi acuan untuk mengembangkan suatu

cerita.
 Alur, yaitu jalan atau alur cerita yang berupa peristiwa-peristiwa yang tersusun dan saling

berkaitan satu sama lain.


 Tokoh dan penokohan, yaitu karekter dari pemeran atau pelaku didalam suatu cerita.

 Latar, yaitu tempat, waktu, serta suasana yang menjadi latar belakang suatu cerita.

Contoh Latar tempat

Tiga pohon berjajar rapih berdiri dengan kokoh. Sayap-sayap burung yang mulai mengepak,
menggoyangkan daun-daun dalam dahan. Hembusan angin yang tak biasa. Mengemparkan kota
Zaitun di sore ini.

Contoh Latar suasana

Air mata pun jatuh di pipi Pangeran Xin. Sepucuk surat dari Sang Nenek menjadi saksi
kepiluannya. Tawa canda pangeran sirna.

Contoh Latar Waktu

Pagi hari seperti biasa para agent mempersiapkan diri. Matahari bersinar terang membawa hawa
semangat. Kokok jago bersautan menyambut hari telah datang.
 Sudut pandang, yaitu posisi pengarang dalam membawakan suatu cerita.

 Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan oleh pegarang sebuah cerita didalam cerita dan

penokohan.

Pengertian Teks Cerita Fantasi

Cerita fantasi adalah cerita yang menampilkan tokoh, alur, latar, atau tema yang derajat
kebenarannya diragunakan, baik menyangkut (hampir) seluruh maupun hanya sebagian cerita
(Nurgiyantoro, 2012:295). Dalam sumber yang sama, cerita fantasi menurut Huck dkk adalah
cerita yang memiliki makna lebih dari sekedar yang dikisahkan. Cerita fantasi bukan hanya cerita
yang berkisah dengan tokoh tokoh supranatural yang lazim muncul pada cerita masa lalu pada
cerita masa lalu, tetapi juga dapat melibatkan tokoh dan kehidupan modern. Cerita fantasi
menciptakan dunia imajinatif yang diciptakan sendiri oleh pengarang cerita.

Jenis-Jenis Teks Cerita Fantasi

Jenis-jenis cerita fantasi terbagi menjadi dua bagian. Penjelasannya sebagai berikut.

Berdasarkan kesesuaiannya dengan kehiduapan yang nyata, cerita fantasi dibagi menjadi dua
yaitu fantasi secara total dan fantasi sebagian (irisan).

1. Cerita Fantasi Total dan Irisan

Jenis ini disesuaikan dengan keadaan dunia nyata dan jenis ini dapat dikategorikan menjadi dua,
yaitu fantasi total dan fantasi sebagian (irisan).

 Cerita Fantasi Total

Kategori ini berisi fantasi pengarang terhadap objek tertentu. Pada kategori ini semua yang
terdapat pada cerita tidak semua terjadi dalam dunia nyata.

 Cerita Fantasi Irisan

Kategori ini berisi cerita fantasi yang mengungkapkan fantasi tetapi masih menggunakan nama-
nama dalam kehidupan nyata, menggunakan nama tempat yang sama pada dunia nyata, atau
peristiwa yang pernah terjadi pada dunia nyata.

Berdasarkan latar ceritanya, cerita fantasi dibedakan menjadi dua latar yaitu latar lintas waktu
dan latar waktu sezaman.

2. Cerita Fantasi Sezaman dan Lintas Waktu

Berdasarkan latar cerita, dibedakan menjadi dua bagian yaitu latar lintas waktu dan latar waktu
sezaman. Penjelasannya seperti ini:

 Latar Fantasi Sezaman

Maksudnya latar yang digunakan satu masa (fantasi masa kini, masa lampau, atau masa yang
akan datang/futuristik).

 Latar Fantasi Lintas Waktu

Maksudnya berarti cerita fantasi yang menggunakan dua latar waktu yang berbeda. Misalnya:
masa sekarang dengan masa pada zaman prasejarah, masa sekarang dan masa 50 tahun
mendatang/futuristik).

Struktur Teks Cerita Fantasi

Adapun struktur teks cerita fantasi adalah sebagai berikut.

1. Orientasi (Pembukaan): yaitu dimana pengarang memberikan pengenalan tentang tema,


penokohan, dan sedikit alur cerita kepada para pembaca.
2. Konflik: bagian yang terjadi permasalahan dimulai dari awal hingga menuju puncak
masalah.
3. Resolusi: bagian ini merupakan penyelesaian dari permasalahan atau konflik yang sedang
terjadi. Resolusi merupakan bagian penentu yang mengarah pada ending.
4. Koda (penutup): bagian ini merupakan penutup cerita fantasi. Ending dibedakan menjadi
dua, yakni happy ending dan sad ending.

Struktur pada cerita fantasi terdiri atas tiga jenis yaitu:

 Orientasi berisi tentang pengenalan latar, tokoh, serta konflik yang dapat dikembangkan
dengan deskripsi latar, pengenalan tokoh, dan pengenalan konflik.
 Konplikasi berisi tentang hubungan sebab akibat munculnya suatu permasalahan hingga
masalah memuncak dimana komplikasi tersebut dikembangkan dengan cara pengenalan
tokoh lain, mengubah latar, atau menembus ke zaman yang berbeda.
 Resolusi berisi tentang penyelesaian masalah dari konflik yang terjadi dimana resolisu
tersebut dikembangkan dengan cara lompatan waktu, penggunaan sebab akibat yang
unik serta dikembangkan dengan unsur kejutan.

Ciri ciri Cerita Fantasi

Unsur-unsur dan ciri-ciri teks cerita fantasi terbagi enam bagian. Penjelasan singkatnya seperti
berikut:

1. Ada keajaiban, kemisteriusan, dan keanehan

Cerita fantasi yang mengungkapkan hal-hal yang supranatural, keghaiban, dan kemisteriusan
yang tidak ditemui dalam dunia nyata.

2. Ide cerita

Ide cerita terbuka terhadap daya khayal pengarang/penulis, tidak dibatasi oleh realitas yang ada
atau kehidupan nyata. Ide juga berupa irisan antara dunia nyata dan dunia khayal yang diciptakan
oleh penulis. Ide ceritanya terkadang bersifat sederhana, tapi mampu memberi pesan yang
menarik. Tema cerita fantasi adalah supranatural, ghaib, atau futuristik.

3. Menggunakan berbagai latar (lintas ruang dan waktu)

Alur dan latar cerita fantasi memiliki khas. Peristiwa yang dialami oleh tokoh terjadi pada dua
latar yaitu latar yang masih ada dalam kehidupan sehari-hari dan latar yang tidak ada pada
kehidupan sehari-hari. Rangkaian peritiwa cerita fantasi menggunakan berbagai latar yang bisa
menerobos dimensi ruang dan waktu.
4. Tokoh unik (mempunyai kesaktian)

Tokoh dalam cerita fantasi bisa diberi ciri yang unik yang tidak ada dalam kehidupan dunia nyata.
Tokoh yang memiliki kesaktian-kesaktian.

5. Bersifat Fiksi

Cerita fantasi ini sifatnya fiktif, maksudnya bukan kejadian nyata.

7. Bahasa

Penggunaan sinomin pada cerita dengan emosi yang kuat dan variasi kata yang cukup menonjol.
Bahasa yang digunakan sangat beragam/variatif, ekspresif, dan menggunakan ragam percakapan
(bukan bahasa formal).

Contoh Cerita Fantasi Lintas Waktu


Momo sedang bermain bersama adiknya, Boni. Mereka berdua asyik bermain dan seringkali lupa
waktu. Ketika sedang asyik-asyiknya bermain, tiba-tiba Boni menyeletuk kepada kakaknya.

“Kak, aku pengen deh punya kapsul waktu seperti Doraemon.”

Momo yang mendengar itu tiba-tiba tertawa.

“Hahahahaa! Boni, Boni. Mana ada benda yang seperti itu di dunia nyata? Itu hanya kartun.
Tidak ada di kehidupan nyata.”

Boni yang diledek oleh kakaknya hanya diam dan menunjukkan muka kesal.

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, ibu mulai memanggil Momo dan Boni untuk
bergegas cuci kaki dan bersiap tidur.

“Sebelum kita tidur, ayo kita main petak umpet, Kak,” kata Boni kepada kakaknya. Kakanya
mengernyitkan dahi sebentar lalu setuju.

Boni yang menutup mata dan berhitung sedangkan Momo yang bersembunyi. Momo memilih
bersembunyi ke gudang rumahnya karena ia yakin, Boni adiknya tidak akan menemukannya di
sana. Ia masuk ke gudang rumahnya, tempat menyimpan barang-barang tidak terpakai di
rumahnya.

Saat Momo memasuki gudang, ia bingung harus bersembunyi di mana lagi. Kemudian ia melihat
sebuah peti berukuran cukup besar. Momo kemudian memasuki peti tersebut dan mulai
bersembunyi.

Momo merasa sudah sangat lama di dalam peti itu dan adiknya tidak kunjung menemukannya.
Akhirnya Momo memutuskan untuk keluar dari peti untuk menyerah kepada adikknya, tetapi
alangkah kagetnya Momo saat mendapati ia keluar gudang, tetapi gudang itu berubah menjadi
perkebunan yang luas dan sepi serta gelap.

Momo sangat ketakutan dan segera masuk ke dalam peti itu lagi. Ia mulai menangis ketakutan
dan berharap ini semua hanya mimpi. Tiba-tiba sayup ia mendengar seseorang yang berusaha
membuka petinya.

“Kak? Tertangkap kau!” Kata Boni kepada kakaknya.

Ia berhasil menemukan Momo. Momo yang melihat adiknya menemukannya segera memeluk ia
erat. Adiknya kebingungan melihat tingkah Momo. Akhirnya mereka segera pergi ke kamar tidur
dan meninggalkan gudang tersebut.

Keesokan paginya Momo bertanya kepada ibunya, apakah dulu rumah ini adalah bekas
perkebunan. Ibunya menjawab iya. Kini Momo sadar bahwa kemarin ia semacam melakukan
perjalanan lintas waktu. Kemudian ia memeluk adiknya erat, ia merasa bersalah meremehkan
omongan dari adik kesayangannya itu.

Anda mungkin juga menyukai