Anda di halaman 1dari 15

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA


KELAS /SEMESTER : XI /GANJIL
PROGRAM : IPA/IPS
PENYUSUN : SALSABILA SHOFIA RAHMA

PRAKTEK LAPANGAN TERBIMBING (PLT)


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMA N 4 Yogyakarta


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : XI / 1
Tahun Pelajaran : 2017 / 2018
Materi Pokok : Meneladani Kehidupan dari Cerita Pendek
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit ( 1 kali pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun,
responsif, dan pro- aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada
tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranahabstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.8 Menganalisis unsur-unsur 3.8.1 Menemukan unsur-unsur
pembangun cerita pendek pembangun cerita pendek
3.8.2 Menelaah teks cerita pendek
berdasarkan struktur dan
kaidah
4.8 Mengonstruksi sebuah cerita 4.8.1 Menentukan topik tentang
pendek dengan kehidupan dalam cerita
memperhatikan unsur-unsur pendek
pembangun 4.8.2 Menulis cerita pendek
dengan memperhatikan
unsur-unsur pembangun

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi
dengan pendekatan saintifik, peserta didik dapat mengidentifikasi,
menganalisis dan membuat cerpen beserta unsur pembangunnya dengan rasa
ingin tahu, tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran dan bersikap
jujur, percaya diri serta pantang menyerah.

D. Materi Pembelajaran
Unsur Pembangun cerpen, struktur, dan kaidah kebahasaannya.

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode Pembelajaran : Diskusi

F. Media/Alat dan Sumber Belajar


1. Media/Alat : Lembar kerja siswa, papan tulis/white board, Laptop-LCD
2. Sumber Belajar :
a. Buku Bahasa Indonesia Kelas XI, Kementerian dan Kebudayaan edisi
revisi tahun 2017.
b. Moehiddin, Ilham Q. 2014. Karma Tanah & Cerita Lainnya.
Kumpulan Cerpen Kompas 2014
c. Internet
d. Buku/ sumber lain yang relevan.
G. Kegiatan Pembelajaran

No Deskripsi Kegiatan
Keterangan
Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (5) 5 menit
1. Membuka dengan salam
dilanjutkan berdoa
2. Mengkondisikan Peserta didik
dengan suasana menyenangkan
agar Peserta didik siap mengikuti
pembelajaran
3. Apersepsi dengan menanyakan
materi yang sebelumnya telah
dipelajari ( nilai-nilai kehidapan
dalam teks cerpen)
4. Peserta didik menyimak
kompetensi yang akan dicapai
dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari

Kegiatan Inti : 75 menit


5. Guru membagi kelas menjadi 6
kelompok

6. Guru meminta siswa untuk


mencari informasi mengenai
unsur pembangun, struktur, dan
kaidah kebahasaan dalam teks
cerpen
1. Mengeksplorasi,
menanyakan dan 7. Guru membagikan teks cerpen
mengamati teks cerpen sebagai bahan analisis siswa
beserta unsur untuk mencari unsur
pembangunnya (25) pembangunnya

8. Guru memberikan kesempatan


siswa untuk bertanya mengenai
unsur pembangun, struktur, dan
kaidah kebahasaan teks cerpen
No Deskripsi Kegiatan
Keterangan
Pembelajaran
9. Siswa diminta untuk
2. Penugasan kepada mengasosiasikan hasil eksplorasi
siswa (25) teks cerpen ke dalam laporan

10. Siswa diminta untuk


mengkondisikan kelas dengan
membuat lingkaran
11. Guru menyerahkan talking stick
dan memainkan musik setelah
3. Permainan talking stick siswa telah memosisikan diri
sebagai media 12. Talking stick akan dioper
pengomunikasian memutar dari siswa satu ke siswa
(presentasi)(25) lainnya
13. Ketika musik berhenti, siswa
yang memegang talking stick
berkewajiban untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh
guru.
Kegiatan Penutup 10 menit
14. Peserta didik diminta
mengumpulkan hasil pekerjaan
kelompoknya
15. Peserta didik diminta untuk
menyimpulkan materi teks cerpen
yang telah dipelajari
16. Guru meminta siswa untuk
membaca cerpen di berbagai
1. Penyimpulan materi
media (sebagai pengayaan
dan penugasan (10)
pengetahuan mengenai cerpen)
17. Guru meminta siswa untuk
membuat satu teks cerpen disertai
dengan kerangka unsur
pembangun dan nilai kehidupan
di dalamnya
18. Memberi salam
19. Menutup proses pembelajaran
Penilaian Hasil Pembelajaran
a) Lingkup penilaian: penugasan
b) Teknik penilaian
Penugasan 1 : Lembar kerja siswa tiap kelompok (Lampiran 2)
Penugasan 2 : Mengonstruksi teks cerpen
c) Bentuk instrumen penilaian
Penugasan 1 : Rubrik penilaian penugasan 1
Penugasan 2 : Rubrik penilaian penugasan 2

Mengetahui, Yogyakarta, 09 Oktober 2017


Guru Mata Pelajaran Mahasiswa

Dra. Agnes Nurtakariyani Salsabila Shofia Rahma


NIP. 196510202007012008 NIM. 14201244020
LAMPIRAN 1
LEMBAR MATERI

Seperti halnya jenis teks lainnya, cerita pendek dibentuk oleh sejumlah unsur.
Adapun unsur yang berada langsung di dalam isi teksnya, dinamakan dengan unsur
intrinsik, yang meliputi tema, amanat, alur, penokohan, dan latar.

a. Tema

Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerita. Tema suatu cerita
menyangkut segala persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih
sayang, kecemburuan, dan sebagainya. Untuk mengetahui tema suatu cerita, diperlukan
apresiasi menyeluruh terhadap berbagai unsur karangan itu.

Tema jarang dituliskan secara tersurat oleh pengarangnya. Untuk dapat


merumuskan tema, kita harus terlebih dahulu mengenali rangkaian peristiwa yang
membentuk alur cerita dalam cerpen itu.

b. Amanat

Amanat merupakan ajaran atau pesan yang hendak disampaikan pengarang. Amanat
dalam cerpen umumnya bersifat tersirat; disembunyikan pengarangnya di balik peristiwa-
peristiwa yang membentuk isi cerita. Kehadiran amanat, pada umumnya tidak bisa lepas
dari tema cerita. Misalnya, apabila tema cerita itu tentang perjuangan kemerdekaan,
amanat cerita itu pun tidak jauh dari pentingnya mempertahankan kemerdekaan

e. Latar

Latar atau setting meliputi tempat, waktu, dan budaya yang digunakan dalam suatu
cerita. Latar dalam suatu cerita bisa bersifat faktual atau bisa pula yang imajinatif. Latar
berfungsi untuk memperkuat atau mempertegas keyakinan pembaca terhadap jalannya
suatu cerita. Dengan demikian, apabila pembaca sudah menerima latar itu sebagai
sesuatu yang benar adanya, maka cenderung dia pun akan lebih siap dalam menerima
pelaku ataupun kejadian-kejadian yang berada dalam latar itu.

f. Gaya Bahasa

Dalam cerita, penggunaan bahasa berfungsi untuk menciptakan suatu nada atau
suasana persuasif serta merumuskan dialog yang mampu memperlihatkan hubungan dan
interaksi antara sesama tokoh. Kemampuan sang penulis mempergunakan bahasa secara
cermat dapat menjelmakan suatu suasana yang berterus terang atau satiris, simpatik atau
menjengkelkan, objektif atau emosional. Bahasa dapat menimbulkan suasana yang tepat
untuk adegan yang seram, adegan romantis, ataupun peperangan, keputusan, maupun
harapan.

Bahasa dapat pula digunakan pengarang untuk menandai karakter seseorang tokoh.
Karakter jahat dan bijak dapat digambarkan dengan jelas melalui kata-kata yang
digunakannya. Demikian pula dengan tokoh anak- anak dan dewasa, dapat pula
dicerminkan dari kosakata ataupun struktur kalimat yang digunakan oleh tokoh-tokoh
yang bersangkutan.

Stuktur cerpen merupakan rangkaian cerita yang membentuk cerpen itu sendiri.
Dengan demikian, struktur cerpen tidak lain berupa unsur yang berupa alur, yakni berupa
jalinan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat ataupun secara kronologis.
Secara umum jalan cerita terbagi ke dalam bagian-bagian berikut.
1. Pengenalan situasi cerita (exposition, orientation)
Dalam bagian ini pengarang memperkenalkan para tokoh, menata adegan, dan hubungan
antartokoh.
2. Pengungkapan peristiwa (complication)
Dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah,
pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya.
3. Menuju pada adanya konflik (rising action)
Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan berbagi
situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.
4. Puncak konflik (turning point)
Bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Inilah bagian cerita yang paling besar dan
mendebarkan. Pada bagian pula, ditentukannya perubahan nasib beberapa tokohnya.
Misalnya, apakah dia kemudian berhasil menyelesaikan masalahnya atau gagal.

Stuktur cerpen merupakan rangkaian cerita yang membentuk cerpen itu sendiri. Dengan
demikian, struktur cerpen tidak lain berupa unsur yang berupa alur, yakni berupa jalinan
cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat ataupun secara kronologis. Secara
umum jalan cerita terbagi ke dalam bagian-bagian berikut.
1. Pengenalan situasi cerita (exposition, orientation)
Dalam bagian ini pengarang memperkenalkan para tokoh, menata adegan, dan hubungan
antartokoh.
2. Pengungkapan peristiwa (complication)
Dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah,
pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya.
3. Menuju pada adanya konflik (rising action)
Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan berbagi
situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.
4. Puncak konflik (turning point)
Bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Inilah bagian cerita yang paling besar dan
mendebarkan. Pada bagian pula, ditentukannya perubahan nasib beberapa tokohnya.
Misalnya, apakah dia kemudian berhasil menyelesaikan masalahnya atau gagal.
5. Penyelesaian (ending atau coda)
Sebagai akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan tentang sikap ataupun nasib-nasib
yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu. Namun, ada pula cerpen
yang penyelesaian akhir ceritanya itu diserahkan kepada imaji pembaca. Jadi, akhir
ceritanya itu dibiarkan menggantung tanpa ada penyelesaian.
Cerpen tergolong ke dalam jenis teks fiksi naratif. Dengan demikian,
terdapat pihak yang berperan sebagai tukang cerita (pengarang). Terdapat
beberapa kemungkinan posisi pengarang di dalam menyampaikan ceritanya,
yakni sebagai berikut.
1. Berperan langsung sebagai orang pertama, sebagai tokoh yang terlibat
dalam cerita yang bersangkutan. Dalam hal ini pengarang menggunakan
kata orang pertama dalam menyampaikan ceritanya, misalnya aku, saya,
kami.
2. Berperan sebagai orang ketiga, berperan sebagai pengamat. Ia tidak terlibat
di dalam cerita. Pengarang menggunakan kata dia untuk tokoh-tokohnya.
Cerpen juga memiliki ciri-ciri kebahasaan seperti berikut.
1. Banyak menggunakan kalimat bermakna lampau, yang ditandai oleh fungsifungsi
Keterangan yang bermakna kelampauan, seperti ketika itu, beberapa tahun yang lalu,
telah terjadi.

2. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis).


Contoh: sejak saat itu, setelah itu, mula-mula, kemudian.

3. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang


terjadi, seperti menyuruh, membersihkan, menawari, melompat, menghindar.

4. Banyak menggunakan kata kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung sebagai cara
menceritakan tuturan seorang tokoh oleh pengarang. Contoh: mengatakan bahwa,
menceritakan tentang, mengungkapkan, menanyakan, menyatakan, menuturkan.
5. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau
dirasakan oleh tokoh. Contoh: merasakan, menginginkan, mengarapkan, mendambakan,
mengalami.
6. Menggunakan banyak dialog. Hal ini ditunjukkan oleh tanda petik ganda (.) dan
kata kerja yang menunjukkan tuturan langsung. Contoh:
a. Alam berkata, Jangan diam saja, segera temui orang itu!
b. Di mana keberadaan temanmu sekarang? tanya Ani pada temannya.
c. Tidak. Sekali saya bilang, tidak! teriak Lani.
7. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh,
tempat, atau suasana.
Contoh:
Segala sesuatu tampak berada dalam kendali sekarang: Bahkan, kamarnya sekarang
sangat rapi dan bersih. Segalanya tampak tepat berada di tempatnya sekarang, teratur
rapi dan tertata dengan baik. Ia adalah juru masak terbaik yang pernah dilihatnya, ahli
dalam membuat ragam makanan Timur dan Barat yang sangat sedap. Ayahnya telah
menjadi pencandu beratnya.
LAMPIRAN 2
INSTRUMEN PENUGASAN 1 TAHAP PENGOMUNIKASIAN

Nama Satuan pendidikan : SMA N 4 YOGYAKARTA


Tahun pelajaran : 2017/ 2018
Kelas/Semester : XI / 1
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Wajib

Pertanyaan:
1. Apa yang dimaksud Tema dalam teks cerpen?
2. Apa yang dimaksud Amanat dalam teks cerpen?
3. Apa yang dimaksud Latar dalam teks cerpen?
4. Apa yang dimaksud Gaya Bahasa dalam teks cerpen?
5. Jelaskan struktur cerita teks cerpen!
6. Sebut dan jelaskan kaidah kebahasaan dalam teks cerpen!
7. Apa tema dari teks cerpen yang telah anda baca?
8. Apa amanat dari teks cerpen yang telah anda baca?
9. Latar apa saja yang anda temukan dari teks cerpen yang telah anda baca? Jelaskan!
10. sebutkan gaya bahasa yang digunakan pengarang dari teks cerpen yang telah anda
baca?
11. Sampaikan hasil analisis kelompok anda mengenai struktur pembangun dari teks
cerpen yang telah anda baca!
12. Sebutkan kaidah kebahasaan dalan teks cerpen tersebut yang anda temukan!

Jawaban:
1. Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerita.
2. Amanat merupakan ajaran atau pesan yang hendak disampaikan pengarang
3. Latar atau setting meliputi tempat, waktu, dan budaya yang digunakan dalam suatu
cerita.
4. Dalam cerita, penggunaan bahasa berfungsi untuk menciptakan suatu nada
atau suasana persuasif serta merumuskan dialog yang mampu memperlihatkan hubungan
dan interaksi antara sesama tokoh.
5. a. Pengenalan situasi cerita (exposition, orientation)
b. Pengungkapan peristiwa (complication)
c. Menuju pada adanya konflik (rising action)
d. Puncak konflik (turning point)
e. Penyelesaian (ending atau coda)
6. a. Banyak menggunakan kalimat bermakna lampau
b.Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi
kronologis)
c. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang
terjadi
d. Banyak menggunakan kata kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung
sebagai cara menceritakan tuturan seorang tokoh oleh pengarang
e. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan
atau dirasakan oleh tokoh
f. Menggunakan banyak dialog.
g. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan
tokoh, tempat, atau suasana.
7. Ketidakadilan terhadap rakyat kecil
8. Berbaktilah kepada orang tua
Jangan menginjak hak orang lain demi keuntungan/ kepentingan pribadi
9. Tempat : pekuburan, Aceh.
Suasana : sedih
10. Penggunaan istilah Aceh dalam monolog tokoh, sebagai petunjuk tempat kejadian
Pengarang sebagai orang ketiga
Penggunaan kalimat lampau ( dua pekan lalu...)
Penggunaan dialog dan kalimat langsung
Penggunaan deskripsi untuk latar (pekuburuan di aceh, suasana sedih)
LAMPIRAN 3
INTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Nama Satuan pendidikan : SMA N 4 YOGYAKARTA


Tahun pelajaran : 2017/ 2018
Kelas/Semester : XI / 1
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Wajib

KEJADIAN/ BUTIR POS/


NO WAKTU NAMA TINDAK LANJUT
PERILAKU SIKAP NEG

10

11
LAMPIRAN 4

RUBRIK PENILAIAN PENUGASAN 1

Nama Peserta didik/kelompok :


Kelas :
Tanggal Pengumpulan : ...............................................................

No Kategori Skor Alasan


1. A Apakah siswa mampu menemukan unsur
pembangun teks cerpen?
2. 1. Apakah siswa mampu menganalisis teks
cerpen yang diberikan berdasarkan unsur
pembangun?
3. 3. Apakah siswa mampu menjawab pertanyaan
dari guru sekaligus menjelaskan ke teman-
temannya saat permainan talking stick?
Jumlah

Kriteria:
5 = sangat baik, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, dan 1 = sangat kurang

Skor Perolehan
Nilai Perolehan = 100
Skor Maksimal
LAMPIRAN 5

RUBRIK PENILAIAN PENUGASAN 2

Nama Peserta didik/kelompok :


Kelas :
Tanggal Pengumpulan : ...............................................................

No Kategori Skor Alasan


1. A Apakah terdapat kesesuaian antara unsur
instrinsik dan cerita?
2. 1. Apakah siswa mampu merangkai cerita sesuai
alur cerpen yang seharusnya? (pengenalan
konflik - penyelesaian)
3. 3. Apakah siswa mempu menggunakan kaidah
kebahasaan teks cerpen dalam ceritanya?
Jumlah

Kriteria:
5 = sangat baik, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, dan 1 = sangat kurang

Skor Perolehan
Nilai Perolehan = 100
Skor Maksimal

Anda mungkin juga menyukai