BAHASA INDONESIA
Penyusun:
Anggi Anggraeni, M.Pd
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Kompetensi Inti
• KI1 dan KI2: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya serta Menghargai
dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
• KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan
kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
• KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif, produktif,
kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
4.14 Mengungkapkan gagasan, perasaan, 4.14.1 Menciptakan puisi rakyat secara lisan dan
pesan dalam bentuk puisi rakyat tulis dengan memperhatikan struktur, rima,
secara lisan dan tulis dengan dan penggunaan bahasa
memperhatikan struktur, rima, dan
penggunaan bahasa
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan diskusi kelompok dengan model pembelajaran Problem Based Learning
peserta didik mampu menganalisis struktur teks pantun,syair, dan gurindam dengan tepat.
2. Melalui kegiatan diskusi kelompok dengan model pembelajaran Problem Based Learning
peserta didik mampu menganalisis rima teks pantun, syair, dan gurindam dengan tepat.
3. Melalui kegiatan diskusi kelompok dengan model pembelajaran Problem Based Learning
peserta didik mampu menganalisis Menganalisis aspek kebahasaan teks pantun, syair, dan
gurindam dengan tepat.
4. Melalui kegiatan diskusi kelompok dengan model pembelajaran Problem Based Learning
peserta didik mampu menganalisis Memadukan pantun, syair, dan gurindam yang rumpang
dengan tepat.
5. Melalui kegiatan diskusi kelompok dengan model pembelajaran Project Based Learning,
peserta didik mampu Menciptakan puisi rakyat secara lisan dan tulis dengan memperhatikan
struktur, rima, dan penggunaan bahasa dengan tepat.
D. Materi Pembelajaran
• Materi reguler
1. Teks pantun, syair dan gurindam
2. Struktur teks pantun
3. Struktur teks syair
4. Struktur teks gurindam
5. Kebahasaan teks pantun
o Kalimat perintah,kalimat ajakan, kalimat seru,dan kalimat larangan
o Konjungsi
o Kalimat tunggal dan kalimat majemuk
1. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik, TPACK
Model Pembelajaran : Pertemuan pertama : Problem Base Learning,
Pertemuan kedua : Project Base Learning
Metode : Pertemuan pertama : Diskusi, Two Stay Two Stray, penugasan
Pertemuan kedua : Diskusi. Mindmapping, penugasan
2. Media Pembelajaran
Media :
• Worksheet atau lembar kerja (siswa)
• Lembar penilaian
• Slide Power Point
• Wordwall
Alat/Bahan :
• Penggaris, spidol, papan tulis
• Laptop & infocus
3. Sumber Belajar
• Buku Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII, Kemendikbud, Tahun 2016
• Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian, Balitbang, Kemdikbud.
• http://www.mikirbae.com/2017/03/mengenal-dan-memahami-puisi-rakyat.html (diakses
Rabu, 23 November 2022)
• http://www.mikirbae.com/2017/03/menelaah-struktur-dan-kebahasaan-
pada.html (diakses Rabu, 23 November 2022)
4. Langkah-Langkah Pembelajaran
Mengembangkan
dan Menyajikan 1. Peserta didik dipandu guru dalam merencanakan, menyiapkan,
Hasil Karya dan menyajikan laporan hasil solusi pemecahan masalah
(collaboration;4C)
2. Perwakilan peserta didik mempresentasikan hasil analisis
struktur dan aspek kebahasaan teks puisi rakyat
(communication;4C) (percaya diri, bertanggung
jawab;PPK)
3. Kelompok lain menanggapi hasil presentasi kelompok yang
tampil (communication, critical thinking;4C) (jujur, cermat
bertanggung jawab)
4. Peserta didik mengunggah hasil analisis teks puisi rakyat dalam
bentuk video Power Point kemudian mengunggah ke dalam IG
dan menandai IG guru (TPACK)
Menganalisis & 1. Guru memberikan penguatan atau feedback terhadap hasil
mengevaluasi diskusi peserta didik tentang struktur dan aspek kebahasaan teks
proses pemecahan puisi rakyat
masalah 2. Guru menganalisis dan mengevaluasi hasil diskusi peserta didik
yang kurang tepat
3. Peserta didik mengumpulkan LKPD
Catatan : Selama pembelajaran Ciri umum teks puisi rakyat berlangsung, guru
mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme,
disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (10 Menit)
1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran struktur dan aspek
kebahasaan teks puisi rakyat (Collaboration/4C).
2. Peserta didik bersama guru merefleksi kegiatan belajar yang telah dilakukan
3. Memberikan kuis evaluasi (Collaboration/4C).
4. Pemberian apresiasi dan motivasi kepada seluruh peserta didik
5. Guru menginformasikan aktivitas pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
6. Pembelajaran ditutup dengan doa bersama dipimpin salah seorang peserta didik
(Religius/PPK)
Catatan : Selama pembelajaran Ciri umum teks puisi rakyat berlangsung, guru
mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme,
disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (10 Menit)
1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran Menyusun teks
puisi rakyat
2. Peserta didik bersama guru merefleksi kegiatan belajar yang telah dilakukan
3. Memberikan kuis evaluasi
4. Pemberian apresiasi dan motivasi kepada seluruh peserta didik
5. Guru menginformasikan aktivitas pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
6. Pembelajaran ditutup dengan doa bersama dipimpin salah seorang peserta
didik
2) Penilaian Pengetahuan
a. Teknik penilaian : tes tertulis
b. Bentuk Penilaian : pilihan ganda dan uraian (terlampir)
3) Penilaian Keterampilan
Teknik Penilaian : Tes tertulis
Bentuk Penilaian : Rubrik Penilaian menulis teks puisi rakyat
4) Pembelajaran Remedial
• Pembelajaran Remedial pada Kompetensi Dasar 3.2
Siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar mengerjakan tugas analisis struktur
dan kebahasaan teks puisi rakyat
• Pembelajaran Remedial pada Kompetensi Dasar 4.2
Siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar mengerjakan menulis teks puisi rakyat
(mengembangkan kerangka menjadi teks) dengan bimbingan guru
5) Pembelajaran Pengayaan
• Pembelajaran Pengayaan Pada Kompetensi Dasar 3.2
Siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar melanjutkan untuk menulis teks puisi rakyat
dengan metode mindmapping
• Pembelajaran Pengayaan Pada Kompetensi Dasar 4.2
Menulis teks puisi rakyat dengan teknik parafrasa lirik lagu
PUISI RAKYAT
BAHAN AJAR
A. Petunjuk Belajar
1. Guru menyampaikan materi teks pantun, syair, dan gurindam.
2. Peserta didik menerima materi yang disampaikan oleh guru.
3. Peserta didik membaca dan mencermati contoh teks pantun, syair, dan gurindam.
4. Peserta didik menjawab pertanyaan tentang teks pantun, syair, dan gurindam.
5. Guru memotivasi dan mengarahkan peserta didik dalam menjawab pertanyaan.
4.14 Mengungkapkan gagasan, perasaan, 4.14.2 Menciptakan puisi rakyat secara lisan dan
pesan dalam bentuk puisi rakyat tulis dengan memperhatikan struktur, rima,
secara lisan dan tulis dengan dan penggunaan bahasa
memperhatikan struktur, rima, dan
penggunaan bahasa
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran tentang pantun, syair, dan gurindam, siswa diharapkan
mampu:
1. Melalui kegiatan diskusi kelompok dengan model pembelajaran Problem Based Learning
peserta didik mampu menganalisis struktur teks pantun,syair, dan gurindam dengan tepat.
2. Melalui kegiatan diskusi kelompok dengan model pembelajaran Problem Based Learning
peserta didik mampu menganalisis rima teks pantun, syair, dan gurindam dengan tepat.
3. Melalui kegiatan diskusi kelompok dengan model pembelajaran Problem Based Learning
peserta didik mampu menganalisis Menganalisis aspek kebahasaan teks pantun, syair, dan
gurindam dengan tepat.
4. Melalui kegiatan diskusi kelompok dengan model pembelajaran Problem Based Learning
peserta didik mampu menganalisis Memadukan pantun, syair, dan gurindam yang rumpang
dengan tepat.
5. Melalui kegiatan diskusi kelompok dengan model pembelajaran Project Based Learning peserta
didik mampu merumuskan isi teks puisi rakyat (pantun, syair, dan gurindam) dengan tepat
6. Melalui kegiatan diskusi kelompok dengan model pembelajaran Project Based Learning,
peserta didik mampu Menciptakan puisi rakyat secara lisan dan tulis dengan memperhatikan
struktur, rima, dan penggunaan bahasa dengan tepat.
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Puisi Rakyat
Puisi Rakyat adalah kesusastraan rakyat yang sudah tertentu bentuknya, biasanya terjadi dari
beberapa deret kalimat, ada yang berdasarkan mantra, ada yang berdasarkan panjang pendek
suku kata, lemah tekanan suara, atau hanya berdasarkan irama. Puisi rakyat berisi nilai-nilai yang
berkembang dalam kehidupan masyarakat. Termasuk puisi rakyat adalah puisi lama yang berisi
pesan-pesan dan nilai- nilai warisan leluhur bangsa Indonesia. Puisi rakyat berupa pantun, syair,
gurindam, atau puisi rakyat yang berkembang di daerah tertentu. Dalam dunia kesastraan kita
memiliki warisan turun-temurun berupa cerita rakyat atau puisi rakyat yang tidak diketahui siapa
pengarangnya. Karena merupakan hasil turun-temurun dan tidak diketahui siapa pengarangnya,
puisi lama biasanya disampaikan dari mulut ke mulut. Puisi lama terlihat kaku karena terikat
oleh aturan-aturan seperti jumlah kata dalam tiap baris, jumlah baris dalam tiap bait dan juga
pengulangan kata yang bisa di awal maupun di akhir sajak atau kita kenal dengan sebutan rima.
b) Pantun
Pantun adalah puisi Melayu yang mengakar dan membudaya dalam masyarakat. Pantun dikenal
dengan banyak nama di berbagai bahasa di Nusantara, tonton (bahasa Tagalog), tuntun (bahasa
Jawa), pantun (bahasa Toba) yang memiliki arti kurang lebih sama, yaitu sesuatu ucapan yang
teratur, arahan yang mendidik, bentuk kesantunan. Pantun tersebar hampir di seluruh Indonesia.
Fungsi pantun di semua daerah (Melayu, Sunda, Jawa, atau daerah lainnya) sama, yaitu untuk
mendidik sambil menghibur. Melalui pantun kita menghibur orang dengan permainan bunyi
bahasa, menyindir (menegur bahwa sesuatu itu kurang baik) secara tidak langsung, atau memberi
nasihat. Ini bukan berarti orang kita tidak tegas kalau hendak mengatakan sesuatu, tetapi dapat
dikatakan bahwa kita memiliki gaya tersendiri dalam mengungkapkan sesuatu. Melalui pantun
leluhur kita terkesan lebih santun untuk menegur atau menasihati orang secara tidak langsung
agar orang yang kita tuju tidak merasa malu atau dipojokkan.
Ciri-ciri pantun dapat dilihat berdasarkan bentuknya. Ciri-ciri ini tidak boleh diubah. Jika diubah,
pantun tersebut akan menjadi seloka, gurindam, atau bentuk puisi lama lainnya.
Ciri-ciri pantun:
✓ tiap bait terdiri atas empat baris (larik)
✓ tiap baris terdiri atas 8 – 12 suku kata
✓ rima akhir setiap baris adalah a – b – a – b
✓ baris pertama dan kedua merupakan sampiran
✓ baris ketiga dan keempat merupakan isi
Contoh:
Elok rupanya si kumbang jati dibawa itik
pulang petang Tidak terkata besar hati
melihat ibu sudah dating
c) Syair
Syair adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari Persia dan dibawa masuk ke Nusantara
bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kata atau istilah syair berasal dari bahasa Arab
yaitu syi’ir atau syu’ur yang berarti “perasaan yang menyadari”, kemudian kata syu’ur
berkembang menjadi syi’ur yang berarti puisi dalam pengetahuan umum.
Dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi
khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab. Penyair yang berperan
besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara
lain: Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.
Ciri-ciri syair:
✓ setiap bait terdiri atas empat baris
✓ setiap baris terdiri atas 8 – 14 suku kata
✓ bersajak a – a – a – a
✓ semua baris adalah isi
✓ bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan
Contoh:
Tunduk menangis segala putri Masing-masing
berkata sama sendiri Jahatnya perangai permaisuri
Lakunya seperti jin dan peri
➢ Terdiri dari 4 baris dalam ➢ Terikat oleh rima ➢ Pantun, syair dan
satu bait ➢ Barisnya merupakan gurindam merupakan
➢ Terikat oleh rima kesatuan yang utuh puisi lama
➢ Tiap baris terdiri dari 8-12 ➢ Merupakan puisi lama ➢ Tujuannya untuk
suku kata menyampaikan
➢ Pantun dan syair adalah pengajaran atau nasihat
puisi lama ➢ Terikat oleh rima
Perbedaan Pantun, Syair, dan Gurindam
NO ASPEK PANTUN SYAIR GURINDAM
Menyampaikan nasihat, Menyampaikan cerita dan Untuk
menyatakan rasa sayang, pengajaran serta digunakan menyampaikan
1. Tujuan ajaran budi pekerti dan moral dalam kegiatan-kegiatan nasihat atau
untuk kepentingan yang berunsur keagamaan. kata-kata
sosial dan hiburan. mutiara.
• 1 bait terdiri dari 4 baris • Setiap baris mempunyai • 1 bait terdiri
• Baris 1 dan 2 merupakan makna yang berkaitan dari 2 baris
sampiran denganbaris-baris • Bait pertama
• Baris 3 dan 4 merupakan sebelumnya merupakan
isi • Empat baris merupakan sebab atau
• Teks pantun berbentuk satu kesatuan ide persoalan
bait-bait • Tidak ada sampiran • Bait kedua
Struktur
2.
Isi • Ada keterkaitan isi baris maupun isi seperti pantun merupakan
pertama dan kedua • Syair perlu dilagukan akibat atau
• Ada keterkaitan isi baris untuk membentuk penyelesaian
ketiga dan keempat nyanyian • Isi terletah di
• Terdapat sampiran dan isi • Tidak terdapat sampiran larik kedua
karena semua baris dalam • Tidak ada
syair adalah isi sampiran
Pola 3 Pola 4
Contoh telaah
Struktur penyajian pantun dua larik sampiran dan dua larik isi pantun. Dua larik pertama
merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan 4. Makna/ isi pada larik 1 dan 2 dengan
larik 3 dan 4 tidak berhubungan. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, pantun larik 1 dan
larik 2 menggunakan kalimat perintah. Larik satu dan larik 2 merupakan kalimat berdiri sendiri.
Larik 3 dan 4 merupakan kalimat saran dengan pola hubungan syarat (kalau), pada larik 3 dan
larik 4 merupakan hasil . Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk.
Pola 1 Telaah
Buanglah sampah pada tempatnya Struktur pantun diatas terdapat 2 larik sampiran
Jangan membuang di tengah jalan dan 2 larik isi. Larik 1 dan 2 merupakan
Kalau kita tidak mau bertanya sampiran,sedangkan larik 3 dan 4 merupakan isi.
Tidak bisa mencapai semua harapan Bersajak akhiran a-b-a-b. Pantun larik pertama
(buanglah) merupakan kalimat perintah
Pantun larik kedua merupakan kalimat larangan
(jangan). Pantun larik ketiga merupakan kata
penghubung syarat (kalau). Sedangkan pada larik
keempat merupakan akibat /jawaban dari larik
ketiga.
Pola 2 Telaah
Penghasil batik di Yogyakarta Struktur penyajian pantun dua larik sampiran dan
Penghasil ulos Sumatera Utara dua larik isi. Larik 1 dan 2 merupakan pengantar
Kalau kamu memiliki cita-cita untuk masuk pada isi larik 3 dan 4. Makna/isi
Hendaklah mau sedikit sengsara pada larik 1 dan 2 dengan larik 3 dan 4 tidak
berhubungan. Pantun tersebut bersajak a-a-a-a.
Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan larik 1
dan 2 merupakan kalimat berita dan pada larik 3
dan 4 merupakan kalimat saran dengan hubungan
syarat. Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat
majemuk.
Pola 3 Telaah
Membeli buku di daerah pecinan Penyajian pantun dengan dua larik sampiran ( 1
Membeli buku lebih dari satu dan 2) dan dua larik isi ( 3 dan 4 ). Makna isi pada
Janganlah menunda pekerjaan larik sampiran dan larik isi tidak berhubungan.
Hindari menyia-nyiakan waktu Pantun bersajak a-b-a-b. Ditinjau dari jenis
kalimat yang digunakan larik 1 dan 2 merupakan
kalimat berita dan pada larik 3 dan 4 merupakan
kalimat larangan dengan pola hubungan cara.
Pola 4 Telaah
Beli nasi ke tempat Mbak Lulu Penyajian pantun dengan dua larik sampiran ( 1
Beli pensil ke toko Cak Mamat dan 2) dan dua larik isi ( 3 dan 4 ). Makna isi pada
Sebaiknya kau pikir dahulu larik sampiran dan larik isi tidak berhubungan.
Demi keputusan yang tepat Pantun bersajak a-b-a-b. Ditinjau dari jenis
kalimat yang digunakan larik 1 dan 2 merupakan
kalimat berita dan pada larik 3 dan 4 merupakan
kalimat saran dengan hubungan akibat.
Pola 5 Telaah
Di Bengkulu tumbuh bunga raflesia Penyajian pantun dengan dua larik sampiran (1
Bunga unik tanpa duri dan 2) dan dua larik isi (3 dan 4). Makna isi pada
Alangkah indahnya alam Indonesia larik sampiran dan larik isi tidak berhubungan.
Marilah kita jaga agar lestari Pantun bersajak a-b-a-b. Ditinjau dari jenis
kalimat yang digunakan larik 1 dan 2 merupakan
kalimat berita dan pada larik 3 dan 4 merupakan
kalimat seru (alangkah) dan kalimat ajakan
(marilah).
Pola 6 Telaah
Fatamorgana ternyata semu Penyajian pantun dengan dua larik sampiran ( 1
Namun indahnya tiada terkira dan 2) dan dua larik isi ( 3 dan 4 ). Makna isi pada
Patuhilah selalu nasihat ibumu larik sampiran dan larik isi tidak berhubungan.
Agar hidupmu tidak sengsara Pantun bersajak a-b-a-b. Ditinjau dari jenis
kalimat yang digunakan larik 1 dan 2 merupakan
kalimat berita dan pada larik 3 dan 4 merupakan
kalimat perintah (patuhilah) dengan hubungan
akibat. Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat
majemuk
b. Menelaah Struktur dan Aspek Kebahasaan Gurindam
Bacalah gurindam berikut!
Dengan orang tua jangan pernah melawan Kalau tidak mau hidup
berantakan Jagalah hati jagalah lisan
Agar kau tidak hidup dalam penyesalan
Apabila dengki sudah merasuki hati Tak akan pernah hilang hingga
nanti Apabila hidup selalu berbuat baik Tanda dirinya berhati
cantik
Telaahlah gurindam di atas dari segi struktur penyajian, jenis kalimat yang digunakan, dan
hubungan isi antarlarik. Lakukan seperti contoh berikut! Contoh menelaah gurindam
Apabila kelakuan baik berbudi Hidup menjadi indah tak akan merugi
Contoh Telaah
Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan
syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam
tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat (larik 1 apabila ...) dan pada larik
2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan.
Gurindam 2 Telaah
Dengan orang tua jangan pernah melawan Struktur penyajian gurindam dua larik
Kalau tidak mau hidup berantakan merupakan isi yang berhubungan. Larik
1 merupakan syarat agar terjadinya
keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis
kalimat yang digunakan, gurindam
tersebut menggunakan kalimat dengan
pola hubungan syarat (kalau) dan pada
larik 2 keadaan jika syarat dilakukan.
Gurindam 3 Telaah
Jagalah hati jagalah lisan Struktur penyajian gurindam dua larik
Agar kau tidak hidup dalam penyesalan merupakan isi yang berhubungan. Larik 1
merupakan tujuan dari keadaan pada larik
2. Ditinjau dari jenis kalimat yang
digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola
hubungan tujuan (agar) dan pada larik 2
adalah tujuan
Gurindam 4 Telaah
Sayangilah orang tua dengan sepenuh hati Struktur penyajian gurindam dua larik
Itulah cara menunjukan bakti merupakan isi yang berhubungan. Larik 1
merupakan syarat terjadinya keadaan pada
larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang
digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola
hubungan syarat dan pada larik 2
kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan.
Gurindam 5 Telaah
Belajar janganlah ditunda-tunda Struktur penyajian gurindam dua larik
Karena kamu tidak akan kembali muda merupakan isi yang berhubungan. Larik
1 merupakan sebab terjadinya keadaan
pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat
yang digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola
hubungan sebab-akibat (karena) larik 1
adalah sebab dan larik 2 adalah akibat.
Gurindam 6 Telaah
Jika kamu terus menunda Struktur penyajian gurindam dua larik
Hilanglah sudah kesempatan berharga merupakan isi yang berhubungan. Larik 1
merupakan syarat terjadinya keadaan pada
larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang
digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola
hubungan syarat (jika) dan pada larik 2
kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan.
Gurindam 7 Telaah
Masa lalu biarlah berlalu Struktur penyajian gurindam dua larik
Masa depan teruslah kau pacu merupakan isi yang berhubungan. Larik 1
merupakan syarat terjadinya keadaan pada
larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang
digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola
hubungan syarat dan pada larik 2 kondisi/
keaadaan jika syarat dilakukan.
Gurindam 8 Telaah
Lestarikan alam kita Struktur penyajian gurindam dua larik
sebelum alam menjadi murka merupakan isi yang berhubungan. Larik
1 merupakan sebab terjadinya keadaan
pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat
yang digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola
hubungan sebab-akibat larik 1 sebab dan
larik 2 akibat.
Gurindam 9 Telaah
Belajarlah demi masa depan Struktur penyajian gurindam dua larik
Untuk mencapai semua harapan merupakan isi yang berhubungan. Larik 2
merupakan sasaran terjadinya dari larik
1. Ditinjau dari jenis kalimat yang
digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola
hubungan sasaran (untuk) larik 2 adalah
sasaran dari larik 1.
Gurindam 10 Telaah
Apabila mata terjaga Struktur penyajian gurindam dua larik
Hilanglah semua dahaga merupakan isi yang berhubungan. Larik 1
merupakan syarat terjadinya keadaan pada
larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang
digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola
hubungan syarat (apabila) dan pada larik
2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan.
Gurindam 11 Telaah
Apabila mulut terkunci rapat Struktur penyajian gurindam dua larik
Hilanglah semua bentuk maksiat merupakan isi yang berhubungan. Larik 1
merupakan syarat terjadinya keadaan pada
larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang
digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola
hubungan syarat (apabila) dan pada larik
2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan.
Gurindam 12 Telaah
Apabila tangan tidak terikat rapat Struktur penyajian gurindam dua larik
Hilanglah semua akal sehat merupakan isi yang berhubungan. Larik 1
merupakan syarat terjadinya keadaan pada
larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang
digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola
hubungan syarat (apabila) dan pada larik
2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan.
Gurindam 13 Telaah
Jika hendak menggapai cita-cita Struktur penyajian gurindam dua larik
Bekerjalah lebih dari rata-rata merupakan isi yang berhubungan. Larik 1
merupakan syarat terjadinya keadaan pada
larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang
digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola
hubungan syarat (jika) dan pada larik 2
kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan.
Gurindam 14 Telaah
Jika hendak hidup bahagia Struktur penyajian gurindam dua larik
Jangan penah melakukan perbuatan sia-sia merupakan isi yang berhubungan. Larik 1
merupakan syarat terjadinya keadaan pada
larik 2. Dari jenis kalimat yang digunakan,
gurindam tersebut menggunakan kalimat
dengan pola hubungan syarat (jika) dan
larik 2 keaadaan jika syarat dilakukan.
Gurindam 15 Telaah
Barang siapa tidak takut tuhan Struktur penyajian gurindam dua larik
Hidupnya tidak akan bertahan merupakan isi yang berhubungan. Larik
1 merupakan sebab terjadinya keadaan
pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat
yang digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola
hubungan sebab-akibat larik 1 adalah
sebab dan larik 2 adalah akibat
Gurindam 16 Telaah
Apabila dengki sudah merasuki hati Struktur penyajian gurindam dua larik
Tak akan pernah hilang hingga nanti merupakan isi yang berhubungan. Larik 1
merupakan syarat terjadinya keadaan pada
larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang
digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola
hubungan syarat (apabila) dan pada larik
2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan.
Gurindam 17 Telaah
Apabila hidup selalu berbuat baik Struktur penyajian gurindam dua larik
Tanda dirinya berhati cantik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1
merupakan syarat terjadinya keadaan pada
larik 2. Dari jenis kalimat yang digunakan,
gurindam tersebut menggunakan kalimat
hubungan syarat (apabila) dan pada larik 2
keaadaan
syarat dilakukan.
Perteguh jua alat perahumu Hasilkan bekal air dan kayu Dayung
Struktur penyajian syair satu bait terdiri atas 4 larik. Pola rima sama (a-a-a-a). Keempat larik
syair merupakan isi dan terkait dengan bait-bait yang lain. Ditinjau dari jenis kalimat yang
digunakan syair tersebut larik 1 menggunakan kalimat untuk menyapa ( menggunakan kata seru
Hai ....) Larik larik 2 dan 3 merupakan kalimat perintah kepada generasi muda yang disapa pada
larik 1. Larik 4 pada kutipan syair tersebut merupakan akibat yang akan ditemui jika melakukan
apa yang diperintahkan pada larik 2 dan 3. Pilihan kata yang digunakan pada syair tersebut
merupakan kata bersifat simbolik dan ungkapan lama. Pilihan kata sangat indah dengan makna
yang dalam.
Bait 1 Telaah
Perteguh jua alat perahumu Struktur penyajian syair satu bait terdiri atas 4 larik.
Hasilkan bekal air dan kayu Pola rima sama (a-a-a-a). Keempat larik syair
Dayung pengayuh taruh di situ merupakan isi dan terkait dengan bait-bait yang lain.
Supaya laju perahumu itu Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan syair
tersebut larik 1, 2, dan 3 menggunakan kalimat
perintah ( Perteguh....). Larik 4 pada kutipan syair
tersebut merupakan tujuan yang akan ditemui jika
melakukan apa yang diperintahkan pada larik 1, 2 dan
3. Pilihan kata sangat indah dengan makna yang
dalam.
Bait 2 Telaah
Wahai muda, kenali dirimu Struktur penyajian syair satu bait terdiri atas 4 larik.
Ialah perahu tamsil hidupmu Pola rima sama (a-a-a-a). Keempat larik syair
Tiadalah berapa lama hidupmu merupakan isi dan terkait dengan bait-bait yang lain.
Ke akhirat jua kekal hidupmu Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan syair
tersebut larik 1 menggunakan kalimat untuk
menyapa ( menggunakan kata seru Wahai ....) Larik
larik 2 dan 3 merupakan kalimat perintah kepada
generasi muda yang disapa pada larik 1. Larik 4 pada
kutipan syair tersebut merupakan tujusn yang akan
ditemui jika melakukan apa yang diperintahkan pada
larik 2 dan 3. Pilihan kata sangat indah dengan makna
yang dalam.
E. Ringkasan
• Struktur penyajian pantun, syair, dan gurindam dibedakan dari jumlah baris setiap bait,
jumlah suku kata setiap baris,dan rima akhir baris.
• Kebahasaan pada pantun, syair, dan gurindam adalah: 1) penggunaan kalimat perintah,
saran, ajakan, dan larangan, 2) penggunaan kata penghubung/ konjungsi,
3) penggunaan kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
• Langkah menulis pantun, yaitu 1)menentukan ide, 2) menata ide, 3) memilih
kosakata,4) membuat baris sampiran dan isi, 5) menata kembali larik dengan rima dan
kosakata yang berima sama, 6) menata pantun secara logis
LAMPIRAN PENILAIAN
Penilaian Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari,
baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung
dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap
Aspek Perilaku yang
N Jumlah Skor Kode
Nama Siswa Dinilai
o Skor Sikap Nilai
BS JJ TJ DS
1 … 75 75 50 75 275 68,75 C
2 … ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
Lembar Kerja Peserta Didik
Nama Kelompok
Anggota:
1.
2.
3.
4.
5.
Kelas :
F. Tugas
Diskusikanlah struktur penyajian dan kebahasaan puisi rakyat berikut ini!
1. Jika pergi ke padang datar
Jangan lupa pulang berlabuh Jika
kita kepingin pintar
Belajarlah dengan sungguh-sungguh
No Soal Jawaban
1 Tentukan 5 struktur
Penyajiannya
2 Tentukan 2 jenis kalimat yang
Digunakan
3 Tentukan 1 jenis konjungsi
yang digunakan
4 Tentukan 1 jenis kalimat
majemuk yang digunakan
No Soal Jawaban
1 Tentukan 5 struktur
Penyajiannya
2 Tentukan 1 jenis kalimat yang
digunakan
3 Tentukan 1 jenis konjungsi
yang digunakan
4 Tentukan 1 jenis kalimat
majemuk yang digunakan
G. PILIHAN GANDA
Pilihlah jawaban yang tepat!
1. Perhatikan larik-larik pantun berikut!
1) Tidak terkata besar hati
2) Elok rupanya kumbang jati
3) Melihat ibu sudah datang
4) Dibawa titik pulang petang
Larik pantun tersebut akan menjadi pantun yang baik bila disusun dengan urutan…
a. 1-2-4-5
b. 4-2-1-3
c. 4-2-3-1
d. 2-4-1-3
Nama Kelompok:
Anggota :
Kelas :
Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan diskusi kelompok dengan model pembelajaran Project Based Learning, peserta didik mampu
Menciptakan puisi rakyat secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur, rima, dan penggunaan bahasa dengan
tepat.
Tugas
1. Buatlah sebuah syair yang bertemakan perjuangan
2. Buatlah sebuah pantun
a. nasihat bertemakan menjaga kebersihan
b. Teka – teki
c. Jenaka
d. Agama
Rubrik Penilaian Syair
Rubrik Penilaian Pantun
Menulis Pantun
Daftar Pustaka
Harsiati,Titik dkk.2016. Buku Siswa Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Kementerian, Balitbang, Kemdikbud.
Harsiati, Titik dkk. 2016. Buku Guru Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas 7.