Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KELAS V TEMA 2 UDARA BERSIH


BAGI KESEHATAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE MIND
MAPPING

Nama : Neli Umihani


Nomor Presensi :6
NPM : 18B30040
Kelas :E

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) PRAJABATAN

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

2018
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian tindakan kelas (PTK)
dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Kelas V Tema 2 Udara Bersih Bagi
Kesehatan Menggunakan Model Kooperatif Tipe Mind Mapping”.

Proposal penelitian tindakan kelas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
program PPG Prajabatan Bersubsidi di Universitas PGRI Semarang.

Dalam menyusun proposal ini penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini sehingga proposal ini dapat seslesai tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, maka penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak yang membaca demi
kesempurnaan laporan perbaikan pembelajaran di kemudian hari.

Dengan segala kerendahan hai penulis berharap proposal penelitian tindakan kelas ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
UU No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 menyebutkan pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan di
Indonesia harus dilaksanakan sesuai kurikulum yang berlaku. Saat ini hampir semua
sekolah melaksanakan kurikulum 2013 revisi 2016.
Pada kurikulum 2013 pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
saintifik/pendekatan berbasis proses keilmuan. Berdasarkan Permendikbud Nomor 81
A pendekatan saintifik/ pendidikan berbasis proses keilmuan merupakan
pengorganisasian pengalaman belajar dengan urutan logis meliputi proses
pembelajaran : mengamati, menanya, mengumpilkan informasi/mencoba,
menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Salah satu aspek dalam pendekatan saintifik adalah mengomunikasikan.
Mengomunikasikan merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa menyampaikan
hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya. Kompetensi yang dikembangkan dalam tahapan mengomunikasikan
adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan
kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Dengan demikian mengomunikasikan
merupakan kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki dalam kegiatan mengomunikasikan
adalah keterampilan menulis. Kurangnya keterampilan dan ketertarikan peserta didik
dalam ketrampilan menulis akan menghambat proses saintifik dalam pembelajaran
yang pada akhirnya bisa menghambat pencapaian prestasi belajar peserta didik.
Permasalahan kurangnya kemampuan peserta didik dalam keterampilan
menulis juga di temukan pada peserta didik kelas V SD Negeri Sarirejo. Dari hasil
obsservasi tampak kemampuan peserta didik dalam menulis masih kurang. Peserta
didik juga terlihat tidak termotivasi pada kegiatan menulis. Kegiatan menulis kurang
diminati peserta didik karena kegiatan menulis dianggap kegiatan yang tidak menarik
dan membosankan. Tersedianya teknologi juga menjadi penyebab siswa tidak tertarik
pada kegiatan menulis. Informasi bisa dengan mudah didapatkan peserta didik tanpa
harus menulis.
Menurut Yunus (dalam Siti.2018:93), menulis adalah sebuah proses
berkomunikasi secara tidak langsung antara penulis dan pembacanya. Siti Anisatun
(2018) menyebutkan, menulis adalah proses penuangan ide atau gagasan yang
memiliki kesamaan makna melalui bahasa tulis sehingga dipahami pembaca.
Kurangnya keterampilan menulis akan mempengaruhi kemampuan peserta didik
dalam kegiatan mengomunikasikan. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran
yang membuat peserta didik termotivasi dalam kegiatan menulis. Salah satunya
adalah model pembelajaran mind mapping.
Model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping merupakan salah satu
pengembangan model pembelajaran kooperatif. Mahmudin (2009:5) mengemukakan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping bertujuan untuk
membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat
membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang dipelajari.
Dari uraian tersebut, mind mapping juga merupakan salah satu teknik
mencatat kreatif. Teknik mencatat yang menggabungkan tulisan dan gambar ini
diharapkan memberikan pengalaman baru yang mampu mendorong motivasi peserta
didik dalam kegiatan menulis sehingga kegiatan menulis tidak lagi menjadi kegiatan
yang membosankan. Kegiatan menulis yang menyenangkan menggunakan model
mind mapping ini diharapkan akan menjadi jalan bagi peningkatan keterampilan
menulis peserta didik.
Selain hal tersebut di atas mind mapping akan mempermudah peserta didik
dalam menyusun ide-ide dalam menulis. Kegiatan menulis membutuhkan kemampuan
menyusuan ide secara runtut dan sistematis. Dengan demikaian tulisan yang
dihasilkan dapat dipahami baik oleh peserta didik sendiri maupun pembaca tulian
peserta didik tersebut.

B. Identifikasi Masalah
Dari temuan hasil observasi pada peserta didik kelas V SDN Sarirejo, maka
identifikasi masalahnya sebagai berikut.
1. Hasil tulisan peserta didik tampak tidak padu dan tidak runtut.
2. Tulisan karya peserta didik menggunakan kata yang sama berulang-ulang dalam
kalimat.
3. Kurangnya minat dan motivasi peserta didik kelas V SDN Sarirejo dalam kegiatan
menulis.
4. Kegiatan menulis dianggap sebagai kegiatan yang membosankan bagi peserta didik
kelas v SDN Sarirejo.
5. Kurangnya perbendaharaan kosakata peserta didik kelas V SDN Sarirejo.
6. Kurangnya minat membaca peserta didik kelas V SDN Sarirejo.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas, maka
perlu diadakan pembatasan masalah agar penelitian tindakan kelas yang dilakukan
lebih terfokus dan tidak keluar dari bahasan yang ditentukan. Penelitian ini akan
difokuskan penggunanan model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping untuk
meningkatkan keterampilan menulis peserta didik SDN Sarirejo.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
“Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping dapat
meningkatkan keterampilan menulis peserta didik kelas V SDN Sarirejo?”

E. Tujuan Penelitian
Mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe mind
mapping dapat meningkatkan keterampilan menulis peserta didik kelas V SDN
Sarirejo.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Sebagai referensi pengetahuan pada penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe mind mapping untuk meningkatkan keterampilan menulis.
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru
1) Meningkatkan kinerja dan profesionalitas guru.
2) Sebagai bahan masukan meningkatkan keterampilan menulis menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping.
b. Bagi peserta didik
1) Mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam keterampilan menulis.
2) Memotivasi peserta didik dalam mengasah keterampilan menulis.
3) Memberikan pengalaman baru bagi pesertda didik dengan diterapkannya
model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping.
c. Bagi sekolah
1) Memberi landasan dan argumentasi bagi kebijakan yang akan di ambil guna
peningkatan mutu belajar peserta didik.
2) Memberi konstribusi yang baik dalam peningkatan proses pembelajaran
untuk semua kelas.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Keterampilan Menulis
a. Keterampilan menulis
Pembelajaran bahasa mencakup 4 aspek keterampilan berbahasa, yaitu
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dari penjelasan tersebut salah
satu aspek keterampilan berbahasa yang harus dikuasai adalah keterampilan
menulis. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan
gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya.
Dibandingkan dengan 4 aspek keterampilan berbahasa lainnya,
keterampilan menulis adalah keterampilan yang paling kompleks. Hal ini
disebabkan keterampilan menulis adalah keterampilan yang paling kompleks.
Menurut Saleh Abbas (2006:125), keterampilan menulis adalah kemampuan
mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan
melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung dengan
ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan gramatikal dan penggunaan
ejaan.

b. Pengetian menulis
Kata menulis berasal dari kata dasar tulis yang mendapat imbuhan me-.
Imbuhan me- disini menyatakan pekerjaan, sehingga menulis bermakna
melakukan pekerjaan tulis. Menurut Menurut Yunus (dalam Siti.2018:93),
menulis adalah sebuah proses berkomunikasi secara tidak langsung antara
penulis dan pembacanya. Siti Anisatun (2018) menyebutkan, menulis adalah
proses penuangan ide atau gagasan yang memiliki kesamaan makna melalui
bahasa tulis sehingga dipahami pembaca.
Menulis menurut McCrimmon dalam St. Y. Slamet (2008: 141)
merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek,
memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga
pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas. St. Y. Slamet (2008:
72) sendiri mengemukakan pendapatnya tentang menulis yaitu kegiatan yang
memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks.
c. Ciri Tulisan yang baik
Tulisan yang baik adalah tulisan yang dapat berkomunikasi secara baik
dengan pembaca yang ditujukan oleh tulisan itu. Menurut Tarigan (2008:7)
menyimpulkan terdapat empat ciri tulisan yang baik sebagai berikut:
1) Jelas
Pembaca dapat membaca teks dengan cara tetap dan pembaca tidak
boleh bingung dan harus mampu menangkap maknanya tanpa harus membaca
ulang dari awal untuk menemukan makna yang dikatakan oleh penulis.
2) Kesatuan dan organisasi
Pembaca dapat dapat mengikutinya dengan mudah karena bagian-
bagiannya saling behubungan dan runtut.
3) Ekonomis
penulis tidak akan menggunakan kata atau bahasa yang berlebihan sehingga
waktu yang digunakan pembaca tidak terbuang percuma dan,
4) Pemakaian bahasa dapat diterima
penulis menggunakan bahasa yang baik dan benar karena bahasa yang
dipakai masyarakat kebanyakan terutama berpendidikan lebih
mengutamakan bahasa formal sehingga mudah diterima.
d. Penilaian keterampilan menulis
Menulis merupakan suatu bentuk kompetensi berbahasa paling akhir
yang dikuasai peserta didik setelah kompetensi mendengarkan, berbicara, dan
membaca. Keterampilan menulis merupakan keyterampilan yang lebih sulit
dibandingkan keterampilan berbahasa lainnya. Hal ini karena kompetensi
menulis menghendaki unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri
yang akan menjadi unsur tulisan.
.........................................................................................................................

2. Model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping


a. Pengertian
Model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping pada hakikatnya adalah
salah satu pengembangan model pembelajaran kooperatif yang memanfaatkan
otak sebagai pusat pemerolehan informasi oleh siswa dengan cara memetakan
pemikirannya terhadap informasi yang terdapat pada materi yang sedang dipelajari
dan yang telah dipelajari/diingat sebelumnya sehingga siswa dapat dengan mudah
memahami materi yang sedang dibahas. Sejalan dengan itu, Johan (Mahmuddin,
2009: 3) mengemukakan bahwa : Model pembelajaran kooperatif tipe Mind
Mapping merupakan suatu teknik grafik yang sangat ampuh dan menjadi kunci
yang universal untuk membuka potensi dari seluruh otak, karena menggunakan
seluruh keterampilan yang terdapat pada bagian neo-korteks dari otak atau yang
lebih dikenal sebagai otak kiri dan otak kanan.Selain itu, model pembelajaran
kooperatif tipe Mind Mapping juga memungkinkan terjadinya asosiasi yang lebih
lengkap pada informasi yang ingin dipelajari, baik asosiasi antar sesama informasi
yang ingin dipelajari ataupun dengan informasi yang telah tersimpan sebelumnya
di ingatan Yovan (Mahmuddin, 2009: 3).
Mind mapping merupakan cara mencatat yang mengakomodir cara kerja otak
secara natural. Berbeda dengan catatan konvensional yang ditulis dalam bentuk
daftar panjang ke bawah. Mind mapping akan mengajak pikiran untuk
membayangkan suatu subjek sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan
(Edward, 2009:63).
b. Manfaat
Mind Mapping memiliki sejumlah keuntungan-keuntungan dibanding
bentuk pencatatan linear. Keuntungan tersebut oleh Buzan (2009:106)
dipaparkan antara lain sebagai berikut:
1) Bagian pusat dengan gagasan utama lebih jelas terdefinisikan.
2) Nilai penting relatif dari setiap gagasan secara jelas ditunjukkan.
3) Hubungan antara konsep-konsep kunci dengan segera akan dapat dikenali
karena kedekatan dan hubungannya.
4) Sebagai hasil dari kelebihan di atas, ingatan, dan kaji ulang keduanya akan
lebih efektif dan lebih cepat.
5) Sifat struktur itu memungkinkan penambahan informasi baru dengan
mudah tanpa corat-coret dan menyelipkan secara carut marut, dan
sebagainya.
6) Setiap peta yang dibuat akan tampak dan berbeda dari setiap peta lainnya
ini akan membantu mengingat.
7) Dalam pembuatan catatan yang lebih kreatif, seperti dalam persiapan
menulis esai, dan sebagainya, sifat terbuka dari peta akan membuat otak
mampu membuat hubungan baru lebih mudah.
c. Langkah-langkah
Menurut Johan (Mahmuddin, 2009: 4), bahwa langkah-langkah pembelajaran
kooperatif tipe  Mind Mapping  yaitu : 
1) Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2) Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa
dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.
3) Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang.
4) Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi.
5) Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan
guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
6) Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru.

d. Kelebihan dan kekurangan


Terdapat banyak kelebihan dari metode Mind Mapping (Peta Pikiran) karena
model pembelajaran kooperatif tipe  Mind Mapping melibatkan kedua sisi otak
yaitu menggunakan gambar, warna, dan imajinasi (wilayah otak kanan) bersamaan
dengan kata, angka, logika (wilayah otak kiri) sehingga, belajar akan menjadi
lebih menyenangkan. Salah satu kelebihan Mind Mapping (Peta Pikiran) adalah
dapat membantu siswa dalam banyak hal, seperti memacu kreativitas, pemahaman
dan daya ingat siswa. Berikut pendapat para ahli tentang kelebihan Mind Mapping
(Peta Pikiran). 

Maghfiroh (2009: 45) mengemukakan kelebihan Mind Mapping (Peta Pikiran)


sebagai berikut: (1) Memudahkan kita melihat gambaran keseluruhan, (2)
membantu otak untuk: mengatur, mengingat, membandingkan, dan membuat
hubungan, (3) memudahkan menambahkan informasi baru, (4) pengkajian ulang
bisa lebih cepat, (5) setiap peta bersifat unik. Selain memiliki kelebihan, di dalam
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping terdapat beberapa
kelemahan (Santoso,  2011: 5) yaitu: (1) hanya siswa yang aktif yang terlibat,  (2)
tidak sepenuhnya siswa yang belajar, dan (3) jumlah detail informasi tidak dapat
dimasukkan.
B. Kerangka Berpikir
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
harus dikuasai oleh peserta didik sekolah dasar. Peran guru sebagai fasilitator sangat
penting dalam memfasilitasi peserta didik untuk mengasah keterampilan menulis.
Keadaan pembelajaran pada peserta didik kelas V SDN Sarirejo sudah
sangatlah bervariasi dalam pengajaran di kelas. Pendidik menggunakan beragam cara
dalam melakukan pembelajaran, namun demikian dari hasil observasi ditemukan
ketrampilan menulis peserta didik masih kurang. Dari segi keaktifan peserta didik
sebenarnya peserta didik kelas V SDN Sarirejo termasuk peserta didik yang aktif
dalam pembelajaran. Kurangnya keterampilan menulis peserta didik terlihat dari buku
catatan milik peserta didik dimana buku tersebut terlihat tulisan yang dibuat peserta
didik kurang runtut dan tidak padu.
Model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping merupakan model
pembelajaran yang dipilih penulis untuk kegiatan penelitian tindakan kelas ini.
Model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ini tidak hanya ditinjau
dari hasil pembelajaran, namun proses pembelajaran juga terlibat didalamnya. Proses
ini membantu peserta didik untuk merangsang tumbuhnya keterampilan menulis
peserta didik.
Kerangka berpikir disusun dengan berbasis kajian teori dan dapat diakhiri
dengan skema sebagai berikut :

Guru : belum menerapkan Peserta didik : Keterampilan


model kooperatif tipe mind menulis peserta didik masih
Kondisi mapping pada kegiatan kurang.
pembelajaran.
Awal

Siklus I

Menerapkan model Menerapkan model kooperatif tipe


kooperatif tipe mind mind mapping pada materi ... .
mapping pada kegiatan
Tindakan pembelajaran.

Siklus II

Menerapkan model kooperatif tipe


mind mapping pada materi ... .

Diduga dengan menggunakan model


Kondisi pembelajaran kooperatfi tipe mind
mapping dapat meningkatkan
Akhir keterampilan menulis peserta didik

C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan teori pembelajaran dan hasil temuan penelitian yang telah
dipaparkan pada latar belakang penelitian sebelumnya, model pembelajaran
kooperatfi tipe mind mapping dapat meningkatkan keterampilan menulis peserta didik

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di Sekolah Dasar Negeri
Sarirejo yang beralamat di Jl. Kartini No.151, Semarang, Jawa Tengah. Penulis
mengambil lokasi atau tempat tersebut dengan pertimbangan dari kampus
Universitas PGRI Semarang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Juli sampai dengan
bulan oktober 2018 sebanyak 2 siklus, sedangkan per siklusnya dapat dirinci
sebagai berikut :

B. Subjek Penelitian
Subjek pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas
ini adalah peserta didik kelas V Sekolah Dasar Negeri Sarirejo Semarang Tahun
Pelajaran 2018/2019.
C. Data dan Sumber Data

1. Data
Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri
atas:

a. Proses belajar mengajar


b. Data hasil belajar / tes formatif
c. Data keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan kegiatan perbaikan
pembelajaran.
2. Sumber Data
Sumber Data dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas V Sekolah Dasar
Negeri Sarirejo Semarang dengan jumlah siswa sebanyak… orang terdiri dari
siswa laki-laki sebanyak ... orang dan perempuan … orang.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Observasi
Pengumpulan data yang dilakukan dengan sengaja, sistematis mengenai
fenomena sosial dan gejala-gejala pisis untuk kemudian dilakukan pencatatan.
Dalam kaitannya dengan penelitian ini penulis langsung terjun ke lapangan
menjadi partisipan (observer partisipatif)
2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi menurut (Sukmadinata, 2011:221), merupakan suatu
teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-
dokumen baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Dokumentasi pada
peneletian ini berupa foto maupun video kegiatan dan hasil pembelajaran.
E. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini ada dua data yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan
penelitian yaitu:
1. Data Kualitatif
a. Identifikasi data
Dalam penelitian ini, peneliti mengklasifikasi data berupa daftar nilai siswa
yang tuntas dan tidak tuntas.
b. Tabulasi data
Setelah data diklasifikasi peneliti membuat data tersebut ke dalam tabel sesuai
dengan hasil yang diperoleh siswa.
c. Membuat grafik diagram
Peneliti membuat grafik peningkatan hasil belajar siswa.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa hasil belajar siswa yaitu nilai tes
formatif pada pra siklus, siklus I, dan siklus II dengan KKM .... dan ketuntasan
∑n
klasikal mencapai 80%. Dengan menggunakan rumus: P= x 100 %
∑m
Di mana:
P : prosentase ketuntasan klasikal
∑n : jumlah siswa tuntas secara individu
∑m : jumlah siswa keseluruhan

Rumus rata-rata kelas


∑ ns
R=
∑ js
Di mana :
R : rata-rata kelas
∑ns : jumlah nilai keseluruhan siswa
∑js : jumlah siswa keseluruhan
F. Indikator Kinerja Keberhasilan
Pembelajaran melalui penggunanan model pembelajaran kooperatif tipe mind
mapping dapat meningkatkan keterampilan menulis peserta didik kelas V SD Negeri
Sarirejo, jika minimal 80 % dari ... peserta didik mencapai nilai di atas KKM.
G. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan prosedur penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai
berikut :
Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan
Siklus II

Pengamatan

1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap ini guru merencanakan dan menyusun persiapan
pembelajaran pada subtema 1. Perencanaan ini meliputi beberapa hal yaitu
penyediaan alat dan bahan untuk keperluan kegiatan eksperimen, LKS,soal,
dan lembar observasi.

b. Tindakan
Guru pada tahap ini melaksanakan pembelajaran sesuai persiapan yang
telah direncanakan, guru melaksanakan PBM dengan menerapkan metode
eksperimen pada materi kenampakan bumi.

1) Pada siswa diberikan penjelasan umum tentang tujuan penelitian tindakan


kelas sesuai dengan rancangan yang telah direncanakan, baik mengenahi
pengumpulan data maupun kegiatan-kegiatan yang lain. Kegiatan dalam
penelitian tindakan kelas ini meliputi : (a) Memberikan penjelasan secara
umum tentang materi yang diajarkan dengan mengunakan strategi
pembelajaran aktif dengan tehnik menstimulir rasa ingin tahu siswa (b)
Mendorong siswa yang belum aktif untuk aktif dalam mengikuti
pembelajaran. (c) Mengamati dan mencatata siswa yang berpartisipasi
aktif dalam pembelajaran (d) Mengumpulkan hasil pengujian yang
diperoleh siswa dalam mengerjakan tugas (e) Menganalisis hasil tes yang
diberikan setelah siswa diajar dengan tehnik menstimulir secara kelompok
besar.
2) Peneliti mengajar sesuai dengan skenario pembelajaran klasikal yang telah
dirancang dan mencatat kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masing-
masing siswa.
3) Peneliti memberikan evaluasi pada siswa untuk mengetahui pemahaman
siswa berkaitan dengan materi pembelajaran.
c. Observasi
Guru dibantu teman sejawat melakukan observasi kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan dengan menggunakan lembar observasi.
Sasaran observasi adalah kemampuan guru mengelola kelas dan aktivitas
siswa di kelas dengan menggunakan lembar observasi yang telah
dipersiapkan.

d. Refleksi
Guru mendiskusikan hasil observasi kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan. Dari data tersebut guru mendapat umpan balik tentang
bagaimana kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakannya dan
bagaimana aktivitas siswa, sehingga guru dapat menentukan perbaikan
pembelajaran sebagai bahan untuk menyusun tindakan pada siklus kedua.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I diperoleh gambaran tentang
kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran dan untuk memperbaiki
kualitas pembelajaran pada pertemuan sebelumnya . Guru menyiapkan
alat dan bahan untuk kegiatan eksperimen menyebutkan aktivitas alam
yang dapat mempengaruhi permukaan bumi, LKS, soal, dan lembar
observasi.

b. Tindakan II
1) Pada tahap ini kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan
menggunakan persiapan pembelajaran yang telah direncanakan.
2) Peneliti memberikan penjelasan tentang materi pembelajaran yang akan
dipelajari serta menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan berkaitan
dengan pengajaran dalam tehnik menstimulir siswa untuk belajar bersama
dalam kelompok.
3) Siswa yang telah menguasai pada materi awal di siklus I dimohonkan
memimpin pembahasan bahan ajar yang diberikan peneliti. Bahan ajar
yang diberikan berisi tugas membuat mind map berdasarkan pertanyaan
yang diberikan tindak lanjut dari siklus I.
4) Memberi kesempatan pada masing-masing kelompok untuk menyajikan
mind map yang dibuat.
5) Pembahasan hasil mind map yang dibuat peserta didik secara
berkelompok.
c. Observasi
Melakukan observasi selama kegiatan berlangsung dengan cara
mencocokan antara persiapan dengan pelaksanaan proses
pembelajaran.observasi dibantu oleh teman sejawat.

d. Refleksi
Bila dari hasil observasi kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
dapat mencapai tujuan penelitian yang telah dirumuskan, maka data yang
telah terkumpul diolah dan disimpulkan. Bila dari hasil observasi masih
ada kelemahan-kelemahan yang harus diperbaiki maka hasil refleksi akan
digunakan sebagai bahan rekomendasi bagi proses pembelajaran berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Buzan, Tony. 2008. Buku Pintar Mind Map. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Yonny, Acep dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Familia.

Nafiah, Siti Anisatun. 2018. Model-model pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI.


Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Istiyati dan Poerwanti. 2015. PENGGUNAAN MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN


KETERAMPILAN MENULIS PUISI DI SEKOLAH DASAR. Jurnal. Surakarta :
Universitas Sebelas Maret.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung :
Penerbit Angkasa.

St. Y Slamet. 2008. Dasar-Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta : UNS


Press.

Sukmadinata, 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai