Anda di halaman 1dari 8

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN

DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE DI KELAS VII-A


MTs PESANTREN PEMBANGUNAN MAJENANG KABUPATEN CILACAP
TAHUN PEMBELAJARAN 2018/2019

Nurul Istiqoh
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
FKIP Universitas Galuh Ciamis
reswarajirawan03@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan karena adanya masalah, dimana kemampuan menulis pantun siswa masih
kurang. Hal ini dibuktikan hanya 1 orang dari 19 orang siswa yang mampu memenuhi tuntutan
KKM 70 dalam menulis pantun. Data tersebut penulis peroleh dari guru Bahasa Indonesia yang
mengajar di MTs PP (Pesantren Pembangunan). Faktor penyebab kekurangmampuan siswa dalam
menulis pantun. Hal ini terbukti dengan banyaknya siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM yang
telah di tentukan. Rumusan masalah yang diajukan adalah Bagaimana langkah-langkah penggunaan
model think Pair Share dalam pembelajaran menulis pantun? Bagaimana peningkatan kemampuan
menulis pantun setelah digunakan model think Pair Share ? tujuan yang ingin di capai adalah untuk
mengetahui dan mendeskripsikan kedua rumusan masalah tersebut. metode yang di gunakan adalah
penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut. Langkah-langkah dalam
mengembangkan kompetensi menulis pantun yang dilakukan guru kepada siswa melalui upaya
perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode peta pikiran (main mapping) ditempuh dalam
empat langkah yakni (1) perencanaan (planning); (2) pelaksanaan (action); (3) observasi
(observation); dan (4) refleksi. Dalam perencanaan disusun berdasarkan langkah-langkah
perencanaan yang telah di tentukann, yakni (1) kompetensi dasar; (2) hasil belajar; (3) indikator hasil
belajar; (4) materi pokok; (5) langkah-langkah KBM; (6) penilaian. Sementara itu dalam pelaksanaan
proses penelitian ditekankan pada langkah-langkah model think pair share yakni: Kegiatan awal:
Apersepsi (1) Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa; (2) Guru menerangkan kepada
siswa tentang puisi dan tata cara penulisannya: (3) Guru dan Peserta didik bertanya jawab tentang
proses penyusunan puisi yang pernah dialami atau dikenal siswa. Observasi dilaksanakan oleh dua
orang observer. Sedangkan refleksi dilaksanakan untuk merumuskan tindak lanjut hasil penelitian.
Hasil penelitian 2. Hasil peningkatan kompetensi menulis pantun yang dilakukan guru kepada siswa
melalui upaya perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model think pair share diketahui bahwa
terjadi peningkatan kompetensi siswa dari siklus 2 lebih baik dari siklus 1 lebih baik dari pra siklus.
Hal ini tampak dari perolehan nilai rata-rata siswa pada prasiklus 50.1, siklus 1 sebesar 70, siklus 2
sebesar 96.32
Kata Kunci : Menulis teks pantun, model (Think Pair Share)

PENDAHULUAN pula orang dapat mengambil manfaat bagi


Keterampilan berbahasa terdiri atas perkembangan dirinya. Setiap keterampilan
empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, itu erat kaitannya satu sama lain dengan
membaca dan menulis. Menulis merupakan cara beraneka ragam. Dalam memperoleh
kegiatan kebahasaan yang memegang keterampilan berbahasa pada dasarnya
peranan penting dalam dinamika peradaban melalui hubungan yang teratur. Semasa
manusia. Dengan menulis orang dapat kecil kita belajar menyimak bahasa,
melakukan komunikasi, mengemukakan kemudian berbicara, setelah itu kita belajar
gagasan baik dari dalam maupun dari luar membaca dan menulis.
dirinya, dan mampu memperkaya Menulis merupakan salah satu aspek
pengalamannnya. Melalui kegiatan menulis keterampilan bahasa yang dianggap sulit.

22 | J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 4|Nomor 1|Januari 2020
Keempat aspek keterampilan berbahasa, (KD) menulis Pantun sesuai dengan ciri dan
aspek menulis yang sering ditakuti oleh karakteristik yang baik dan benar. Melalui
siswa khususnya pada mata pelajaran pembelajaran tersebut, siswa diharapkan
bahasa Indonesia. Siswa pada umumnya mampu memberikan kontribusi positif bagi
melakukan kegiatan menulis karena pengembangan keterampilan menulis.
mendapat tugas dari gurunya. Selain itu, MTs Pesantren Pembangunan
menulis menjadi suatu kegiatan yang malas merupakan sekolah favorit di Majenang.
untuk dilakukan. Siswa lebih sering Pada tahun 2018/2019 sudah menerapkan
mencatat daripada mengungkapkan ide atau pembelajaran Kurikulum 2013.
gagasan mereka sendiri. Berdasarkan prestasi yang diraih MTs
Siswa cenderung mudah bosan dalam Pesantren Pembangunan dan kaitannya
proses pembelajaran jika hanya duduk dengan pembelajaran pada Kurikulum 2013
dibangku kemudian mencatat tulisan yang dalam materi menulis pantun. Oleh karena
ada di papan tulis. Kebosanan itulah yang itu, penulis menyimpulkan MTs Pesantren
menyebabkan siswa menjadi malas belajar Pembangunan sebagai sekolah yang layak
sehingga membuat kelas menjadi kurang diteliti karena telah menerapkan Kurikulum
kondusif karena kurang apresiasi siswa 2013 pada tahapan pembelajaran di
dalam pembelajaran menulis. antaranya perencanaan, pelaksanaan, dan
Pernyataan tersebut juga didukung penilaian pembelajaran.
oleh penelitian Hidayah (2011:79) Hasil studi pendahuluan yang
menyatakan siswa juga kesulitan dilakukan penulis baik melalui wawancara
menemukan ide dan mengungkapkan ide atau observasi awal diketahui bahwa
mereka dalam bentuk tulisan. Hal itu tentu kemampuan menulis pantun siswa masih
saja bukan semata-mata kesalahan siswa. kurang. Hal ini dibuktikan hanya 8 orang
Salah satu faktor yang menyebabkan hal dari 30 orang siswa yang mampu
tersebut adalah metode dan model yang memenuhi tuntutan KKM 70 dalam menulis
digunakan oleh guru kurang kreatif dan pantun. Data tersebut penulis peroleh dari
inovatif sehingga menimbulkan kebosanan guru Bahasa Indonesia yang mengajar di
serta rasa tidak senang siswa untuk belajar. MTs PP (Pesantren Pembangunan).
Pembelajaran menulis yang sulit Faktor penyebab kekurangmampuan
dapat diatasi dengan menggunakan model siswa dalam menulis pantun adalah kurang
pembelajaran yang kreatif dan inovatif. tepatnya penggunaan model pembelajaran.
Model pembelajaran yang digunakan harus Selama ini model pembelajaran yang
memusatkan pembelajaran kepada digunakan kurang inovatif, sehingga siswa
keaktifan siswa di kelas sehingga kegiatan kurang termotivasi dalam mengikuti
belajar dapat berlangsung menyenangkan. pembelajaran. Hal ini terbukti dengan
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah banyaknya siswa yang memiliki nilai
dengan mengarahkan siswa untuk kurang dari KKM yang telah di tentukan.
melibatkan tubuh dan inderanya dalam Penggunaan model yang tepat akan
proses pembelajaran sesuai dengan materi membantu proses pelaksanaan
yang dipelajari. Keterampilan menulis pembelajaran. Menurut Mills dalam
dalam pembelajaran bahasa Indonesia Suprijono (2016:64) mengatakan bahwa,
memiliki berbagai macam bentuk. Salah “model adalah bentuk reperesentati akurat
satunya adalah menulis pantun. sebagai proses aktual yang memungkinkan
Pembelajaran menulis pantun seseorang atau sekelompok orang mencoba
diberikan kepada siswa di tingkat Sekolah bertindak sesuai dengan model tersebut”.
Menengah Pertama (SMP) kelas VII pada Lebih lanjut Suprijono (2016:64)
semester genap dengan kompetensi dasar menambahkan bahwa, “model

23 | J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 4|Nomor 1|Januari 2020
pembelajaran merupakan landasan praktik
pembelajaran hasil penurunan teori
psikologi pendidikan dan teori belajar yang
dirancang berdasarkan analisis terhadap
kurikulum dan implementasinya pada
tingkat operasional di kelas”.
Berdasarkan beberapa pendapat di
atas, maka penggunaan model sangat perlu
dilakukan agar proses pembelajaran lebih
terarah. Salah satu upaya yang akan penulis
lakukan adalah dengan menggunakan
model think Pair Share. Adapun alasan Desain Penelitian Tindakan Kelas
penggunaan model think pair share (TPS)
didasarkan pada pada pendapat Shoimin
(2016:208) mengatakan bahwa: think pair HASIL DAN PEMBAHASAN
share adalah suatu model pembelajaran
kooperatif yang memberi siswa waktu Pada bab ini penulis akan
untuk berpikir dan merespons serta saling mendeskripsikan temuan-temuan dari hasil
bantu satu sama lain. Model ini penelitian tentang “peningkatan
memperkenalkan ide kemampuan berpikir kemampuan menulis pantun dengan
atau waktu tunggu yang menjadi faktor kuat menggunakan model Think Pair Share”
dalam meningkatkan kemampuan siswa yang meliputi dan identifikasi masalah,
dalam merespons pertanyaan. Pembelajaran pelaksanaan tindakan, dan pembahasan
kooperatif model Think Pair Share ini hasil penelitian. Pemaparan berdasarkan
relatif lebih sederhana karena tidak menyita dua siklus tindakan perbaikan
waktu yang lama untuk mengatur tempat pembelajaran. Masing-masing siklus terdiri
duduk ataupun mengelompokkan siswa. dari perencanaan, pelaksanaan, observasi
dan refleksi. Acuan yang digunakan dari
METODE keempat tahap tersebut, sebagaimana
disesuaikan dengan desain dalam penelitian
Metode yang digunakan dalam ini. Lebih jelasnya mengenai masing-
penelitian ini adalah metode deskriptif masing langkah sebagaimana dikemukkan
kualitatif. Sehubungan dengan metode dalam langkah-langkah kegiatan sebagai
tersebut, Arikunto (2010:89) menjelaskan, berikut:
bahwa “Metode deskriptif dinamakan juga
penelitian deskriptif atau studi deskriptif’.
Studi deskriptif yaitu “Mengumpulkan data Tahap Perencanaan
sebanyak-banyaknya mengenai faktor- Berdasarkan temuan pada
faktor yang merupakan pendukung terhadap observasi awal, agar perencanaan ini
penyelesaian suatu masalah, kemudian dapat dengan mudah direalisasikan ke
menganalisis faktor-faktomya untuk dalam sebuah kegiatan, maka perlu
mencari peranannya terhadap penyelesaian penyusunan serangkaian perencanaan
masalah itu” (Arikunto, 2010:89). Metode tindakan yang akan dilakukan seperti:
deskriptif dalam penelitian ini secara Pertama; Menetapkan jadwal
operasional digunakan untuk menjelaskan mata pelajaran Bahasa Indonesia
sejumlah data penelitian baik data kualitatif untukditindaklanjuti dengan
maupun data kuantitatif yang merupakan pelaksanaan pembelajaran pembelajaran
faktor pendukung keberhasilan penelitian. menulis pantun dengan menggunakan

24 | J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 4 | Nomor 1 | Januari 2020
model think pair share guna secara kreatif, produktif, kritis,
mengoptimalkan kemampuan siswa mandiri, kolaboratif, dan
dalam melatih keterampilan siswa. komunikatif, dalam ranah
Akhirnya setelah peneliti dan observer konkret dan ranah abstrak sesuai
berdiskusi, maka lahirlah kesepakatan dengan yang dipelajari di sekolah
jadwal untuk kegiatan penelitian yakni dan sumber lain yang sama
hari selasa yang ideal dan dianggap dalam sudut pandang teori.
cocok bagi kedua belah pihak untuk
Tahap Pelaksanaan
melaksanakan tindakan pembelajaran Pelaksanaan (action) yang
sesuai dengan siklus yang telah dimaksudkan di sini tidak lain adalah
direncanakan. implementasi penggunaan model think
Kedua; Melakukan telaah pair share pada siklus 1 sesuai dengan
terhadap program pengajaran
rencana. Dalam konteks ini peneliti dan
berdasarkan Kurikulum 2013 untuk siswa terlihat dalam tiga kegiatan
dijadikan sebagai materi yang akan pembelajaran yang di dalamnya memuat
diberikan kepada siswa Kelas VII-A langkah-langkah yang telah
yang kemudian disusun ke dalam direncanakan. Sementara itu, observer
rencana pelaksanaan pembelajaran. bertindak sebagai pengamat langsung
Materi Bahasa Indonesia yang untuk memotret setiap aktivitas yang
khususnya keterampilan menulis dilakukan peneliti dan siswa. Alat
terkandung dalam Kurikulum 2013 bantu yang digunakan untuk itu adalah
denganKompetensi inti lembar observasi yang sudah lebih dulu
1. Menghargai dan menghayati divalidasi untuk dijadikan instrumen
ajaran agama yang dianutnya. utama dalam penelitian ini.
2. Menghargai dan menghayati Adapun deskripsi dari tiga kegiatan
perilaku jujur, disiplin, santun, seperti yang dimaksudkan di atas,
percaya diri, peduli, dan adalah sebagai berikut.
bertanggung jawab dalam 1) Kegiatan Awal
berinteraksi secara efektif sesuai Lebih kurang 10 menit
dengan perkembangan anak di sebelum bel tanda masuk sekolah
lingkungan, keluarga, sekolah, dibunyikan, seluruh siswa Kelas
masyarakat dan lingkungan alam VII-A MTs Pesantren Pembangunan
sekitar, bangsa, negara, dan Majenang Kabupaten Cilacap yang
kawasan regional. menjadi subjek penelitian ini,
3. Memahami dan menerapkan tampak sedang berkumpul di depan
pengetahuan faktual, konseptual, kelas. Sepertinya mereka sedang
prosedural, dan metakognitif menanti bel tanda masuk sekolah
pada tingkat teknis dan spesifik dibunyikan. Akhirnya apa yang
sederhana berdasarkan rasa ingin dinanti mereka tiba, sebelum
tahunya tentang ilmu memasuki ruangan kelas, mereka
pengetahuan, teknologi, seni, dan berbasis yang dipimpin oleh ketua
budaya dengan wawasan kelas. Untuk kemudian satu persatu
kemanusiaan, kebangsaan, dan dari mereka memasuki ruangan
kenegaraan terkait fenomena dan kelas yang diikuti oleh peneliti dan
kejadian tampak mata. observer. Peneliti dan observer
4. Menunjukkan keterampilan mengucapkan salam dan kata
menalar, mengolah, dan menyaji selamat pagi kepada seluruh siswa.

25 | J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 4|Nomor 1|Januari 2020
Mereka menjawab dengan penuh berdua maju bersama untuk berbalas
rasa santun. pantun hasil karyanya. (4) Setiap
Sebelum pembelajaran kelompok memberikan perwakilan
menginjak pada hal-hal yang prinsif, untuk melaporkan hasil diskusi ke
terlebih dahulu peneliti seluruh kelas. Mengkomunikasikan:
mengondisikan siswa agar memiliki (1)Siswa mengkomunikasikan hasil
kesiapan belajar yang tentunya menulis pantun sesuai dengan
sedikit agar berbeda dengan proses struktur (2) Siswa lainnya
belajar sebelumnya. Setelah tampak menanggapi hasil dari menulis
terkondisikan, barulah peneliti pantun yang dibacakan; (3) .
mengadakan apersepsi melalui tanya Selanjutnya guru dan peserta didik
jawab dengan siswa terkait dengan bertanya jawab tentang hal-hal yang
materi yang akan segera dipelajari. belum diketahui siswa.Serangkaian
Dari kegiatan ini peneliti dapat kegiatan yang telah ditempuh itu
memahami sejauh mana tingkat sesuai dengan alokasi waktu, yaitu
pemahaman siswa terhadap materi 30 menit.
ajar yang akan dipelajarinya. Untuk 3) Kegiatan Akhir
kemudian peneliti memotivasi Kegiatan akhir yang terdiri
siswa agar timbul semangat untuk atas langkah-langkah yang telah
belajar. Mengakhiri kegiatan awal, direncanakan benar-benar ditempuh
peneliti menjelaskan tujuan yang oleh peneliti dan siswa. Dengan
ingin dicapai setelah pembelajaran diawali oleh upaya memotivasi
dan langkah-langkah belajar yang siswa guru memberikan
harus ditempuh oleh siswa dalam rangkuman/simpulan dari kegiatan
rangka mencapai tujuan tersebut. pembelajaran menulis pantun
Serangkaian kegiatan awal ini tidak sebelum menempuh tes formatif,
menyita waktu labih dari yang telah untuk meninggalkan. Barulah
direncanakan, yaitu 15 menit. setelah itu peneliti mengintruksikan
2) Kegiatan Inti kepada seluruh siswa agar mereka
Memasuki serangkaian mempersiapkan diri untuk
kegiatan inti, peneliti dan siswa melaksanakan tes formatif .
menempuh langkah-langkah yang Kegiatan tes formatif berjalan
tidak menyimpang dari koridor atau dengan tertib karena adanya
dalam hal ini rencana perbaikan pengawasan yang dilakukan oleh
pembelajaran siklus 1. Mengawali peneliti. Mengakhiri kegiatan akhir
kegiatan inti,Siswa mendengarkan penggunaan model think pair share
pembacaan pantun yang di sajikan pada siklus 1 peneliti dan siswa
guru. Siswa bertanya jawab tentang saling menyampaikan pesan dan
struktur pantun yang diamati.. Guru kesan yang dirasakan oleh masing-
menggali kemampuan siswa dalam masing.
menulis pantun pada tahap
mencoba. siswa melakukan hal-hal Tahap Observasi
sebagai berikut (1) Siswa berpikir Observasi dilakukan selama proses
secara individu mengenai menulis penggunaan model think pair share
pantun . (2) Guru meminta kepada pada siklus 1 sedang berlangsung. Hal-
siswa untuk berpasangan dan mulai hal yang diamati observer lebih
menulis pantun . (3) Siswa secara terkonsentrasi pada aktivitas belajar
individu mewakili kelompok atau siswa, berdasarkan langkah-langkah

26 | J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 4 | Nomor 1 | Januari 2020
model think pair share . Hal-hal yang
berhasil diamatinya itu tertuang pada
lembar observasi sebagai instrumen Silkus I
utama dalam kegiatan ini. Berdasarkan kemampuan guru dalam
hasil observasi menunjukkan perilaku pelaksanaan pembelajaran dalam
sebagai berikut. siklus I, masih termasuk kategori
1) Aktivitas belajar siswa belum cukup. Jumlah nilai yang
mengalami peningkatan prilaku terakumulasi dari observer 1 sebesar
yang signifikan dari sebelumnya. 86, dengan rata-rata nilai 2,60 dan
Artinya, kesan belajar aktif, kreatif, observer 1 sebesar 87, dengan rata-
efektif, inovatif, dan menyenangkan rata nila 2.63i. Apabila
yang tampak pada perilaku siswa dipresentasekan mencapai 65.1%
masih didominasi oleh siswa yang dan 65.9%. Rata-rata nilai dan
diketahui paling pintar. Itu sebabnya presentasenya menunjukkan
proses belajar siswa dinilai kurang kategori kurang.Hal ini berarti
bermakna, seperti yang diinginkan, kemampuan guru dalam
antara lain: (1) antar siswa tidak pelaksanaan pembelajaran berada
dapat terjadi saling belajar; (2) pada kategori kurang. Dengan
belajar untuk berhasil mencapai demikian perlu adanya perubahan
peningkatan perilaku yang yang signifikan dalam pelaksanaan
diinginkan, yaitu aktif, kreatif, pembelajaran.
inovatif, dan menyenangkan.
2) Aktivitas mengajar yang dilakukan Siklus II
peneliti cukup memenuhi tuntutan Pada siklus II kemampuan
prosedur pembelajaran yang telah guru dalam pelaksanaan
direncanakan. Hanya saja, kurang pembelajaran, sudah mengalami
ada upaya yang tepat untuk peningkatan, dari kategori kurang
menumbuhkan aktivitas belajar menjadi cukup dengan perolehan
siswa guna memenuhi tuntutan nilai rata-rata 3. Apabila
perilaku belajar yang dikehendaki dipresentasekan mencapai 98,12%.
dalam konteks pembelajaran siklus Rata-rata nilai dan presentasenya
1. Upaya yang ditempuh peneliti menunjukkan kategori
pada saat itu lebih terpusat pada cukup.Dengan demikian perlu
pemahaman siswa agar menguasai adanya perbaikan siklus berikutnya.
materi ajaran. Memang dari segi ini
cukup berhasil, akan tetapi dalam Tahap Refleksi
segi aktivitas dinilai kurang
berhasil. Hal ini terbukti dari hasil Hasil refleksi yang
observasi aktivitas guru dalam KBM dilakukan peneliti dan teman
pada siklus 1 terkategori cukup, sejawat sebagai kolaborator,
dengan perolehan nilai 27 atau 1) siswa mampu menanggapi
61.36% sedangkan nilai idealnya pertanyaan dari guru
adalah 44. Hal ini terjadi karena sehubungan dengan teknik
guru lebih banyak berdiri di depan menulis pantun .
kelas dan kurang memberikan 2) Siswa mampu menggunakan
pengarahan kepada siswa. waktu beberapa menit untuk
berpikir sendiri jawaban atau

27 | J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 4|Nomor 1|Januari 2020
masalah dengan langkah- pembelajaran siklus 2 diketahui ada 19
langkah menulispantun . siswa yang mengalami tuntas belajar.
3) Gurumampumenjelaskan Dengan meningkatnya hasil belajar siswa
bahwa berbicara atau berarti pula proses belajarnya mengalami
mengerjakan bukan bagian peningkatan ke arah yang diharapkan,dan
dari berpikir. tidak ada siklus selanjutnya.
4) gurumampu
menginstruksikan pada
setiap kelompok untuk KESIMPULAN
menyajikan hasil diskusinya Berdasarkan hasil penelitian,
Untuk memperbaiki diketahui diperoleh beberapa simpulan
kelemahan dan sebagai berikut.
mempertahankan keberhasilan 1. Langkah-langkah penggunaan model
yang telah dicapai pada think pair share dalam pembelajaran
perbaikan pembelajaran siklus menulis pantun yang dilakukan guru
2, maka pada perbaikan kepada siswa melalui upaya perbaikan
pembelajaran selama siklus 2 pembelajaran dengan menggunakan
dapat dibuat perencanaan metode peta pikiran (main mapping)
sebagai berikut. ditempuh dalam empat langkah yakni
1) Siswa memperbaiki cara (1) perencanaan (planning); (2)
menanggapi pertanyaan dari pelaksanaan (action); (3) observasi
guru sehubungan dengan (observation); dan (4) refleksi. Dalam
teknik menulis pantun . perencanaan disusun berdasarkan
2) Siswa lebih mengefektifkan langkah-langkah perencanaan yang
waktu untuk berpikir sendiri telah di tentukann, yakni (1) kompetensi
dengan langkah-langkah dasar; (2) hasil belajar; (3) indikator
menulis pantun hasil belajar; (4) materi pokok; (5)
langkah-langkah KBM; (6) penilaian.
Pembahasan Sementara itu dalam pelaksanaan
Dalam siklus pertama, siswa yang proses penelitian ditekankan pada
tuntas belajar sebanyak 9 orang (47.36%) langkah-langkah model think pair share
dari 19 orang siswa. Hal ini menunjukkan yakni: Kegiatan awal: Apersepsi (1)
adanya peningkatan siswa yang tuntas Guru mengucapkan salam dan
belajar dari pembelajaran awal ke siklus 1. menanyakan kabar siswa; (2) Guru
Pada pembelajaran awal diketahui 19 siswa menerangkan kepada siswa tentang
dinyatakan belum tuntas. Berarti puisi dan tata cara penulisannya: (3)
peningkatan siswa yang tuntas belajar Guru dan Peserta didik bertanya jawab
mencapai 9 orang siswa. Persentasi tentang proses penyusunan puisi yang
kenaikan sebesar 47.36%. Dengan pernah dialami atau dikenal siswa. pada
meningkatnya hasil belajar siswa berarti kegiatan inti dilakukan langkah-langkah
pula proses belajarnya mengalami sebagai berikut. Mengamati Siswa
peningkatan ke arah yang diharapkan mengamati contoh pantun yang di
dalam perbaikan pembelajaran siklus 1. sediakan oleh guru. Siswa membaca
Dalam siklus II, siswa yang tuntas contoh pantun yang di sediakan oleh
belajar sebanyak 19 orang (100%) dari 19 guru. Menanya. Siswa bertanya tentang
orang siswa. Hal ini menunjukkan adanya struktur dan kaidah kebahasaan pantun
peningkatan siswa yang tuntas belajar dari yang diamati. Siswa menjawab
pembelajaran siklus 1 ke siklus 2. Pada pertanyaan tentang struktur dan kaidah
139
28 | J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 4 | Nomor 1 | Januari 2020
kebahasaan pantun yang diamati. rata siswa pada prasiklus 50.1, siklus
Menalar. Siswa berpikir secara individu 1 sebesar 70, siklus 2 sebesar 96.32.
mengenai menulis pantun sesuai dengan
struktu. Siswa berpikir secara individu
mengenai menulis pantun sesuai dengan DAFTAR PUSTAKA
kaidah pantun .Mencoba Siswa diminta
untuk berpasangan (2 orang). siswa Abidin,Yunus. 2012. Pembelajaran Bahasa
pertama diberikan perintah untuk Berbasis Karakter. Bandung: Refika
membuat satu bait pantun dengan tema Aditama.
bebas .Setelah siswa pertama Achmad. 2011. Bahasa Indonesia untuk
menyelesaikan satu bait siswa kedya Perguruan Tinggi. Jakarta: Prenada
membuat bait baru yang isinya balasan Media Grup.
bait pasangannya. Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur
Mengkomunikasikan a. setiap Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
pasangan membacakan hasilnya di Jakarta: Rineka Cipta.
depan kelas. Siswa lainnya menanggapi Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
hasil dari menulis pantun yang Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
dibacakan. Kegiatan akhir; (1) Guru Jakarta: Rineka Cipta.
bersama-sama dengan peserta didik dan Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
atau sendiri membuat Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
rangkuman/simpulan dari kegiatan Jakarta: Rineka Cipta.
pembelajaran menulis pantun ; (2) Guru Kosasih. 2014. Jenis-jenis Teks. Bandung
melakukan penilaian dilanjutkan dengan Yrama Widia.
refleksi terhadap kegiatan yang sudah Shoimin. 2016. Model Pembelajaran
dilaksanakan; (3) Guru memberikan Inovatif dalam kurikulum 2013.
umpan balik terhadap proses dan hasil Yogyakarta: Arruz Media
pembelajaran dan menanggapi hasil Priyatni. 2010. Membaca Sastra dengan
kerja siswa; (4) Guru membuat rencana Ancangan Litersi Kritis.Jakarta: Bumi
kegiatan lanjutan; (5) Guru menjelaskan Aksara.
proses menulis pantun yang dihasilkan Semi, Atar. 2001. Metode Penelitian
siswa melalui Model think pair share Sastra. Bandung: Angkasa.
(concep mapping). Serangkaian Sudjana,2002. Metoda Statistika. Bandung :
kegiatan yang telah ditempuh itu sesuai Tarsito.
dengan alokasi waktu, yaitu 30 menit. Tarigan, H.G. 2004. Menulis sebagai Suatu
Observasi dilaksanakan oleh dua orang Keterampilan Berbahasa. Bandung:
observer. Sedangkan refleksi Angkasa.
dilaksanakan untuk merumuskan tindak
lanjut hasil penelitian. Hasil penelitian
2. Terjadinya peningkatan kemampuan
menulis pantun yang dilakukan guru
kepada siswa melalui upaya perbaikan
pembelajaran dengan menggunakan
model think pair share diketahui
bahwa terjadi peningkatan kompetensi
siswa dari siklus 2 lebih baik dari
siklus 1 lebih baik dari pra siklus. Hal
ini tampak dari perolehan nilai rata-

29 | J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 4|Nomor 1|Januari 2020

Anda mungkin juga menyukai