doc
1. Bagi Siswa
2. Bagi Guru
3. Bagi Sekolah
1. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis
2. Memotivasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran menulis
3. Tumbuhnya pembelajaran siswa yang aktif disekolah
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Tinjauan Tentang Menulis
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia ada empat keterampilan berbahasa yaitu
menyimak, membaca, berbicara dan menulis yang berhubungan erat, tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan
ekspresif. Dalam kegiatan menulis seorang penulis haruslah terampil memanfaatkan struktur
bahasa,kosa kata,mengungkapkan kalimat,merangkai kata-kata sehingga menarik. Pada
dasarnya menulis sama dengan berbicara hanya dibuktikan di atas kertas (
Naning,2007).Menulis merupakan satu kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia yang paling
sulit, karena sebelum menulis seseorang harus rajin membaca berbagai buku baik cerita, surat
kabar secara teratur
Keterampilan menulis tidak akan datang dengan sendirinya namun memerlukan
latihan dan praktik secara teratur, berulang kali belajar menulis,membaca lagi,menulis
lagi.Hal ini tentunya membutuhkan waktu yang cukup lama. Secara garis besar konsep
pembelajaran menulis adalah sebagai berikut : a)Kemampuan menulis itu pada hakikatnya
merupakan hasil dari sebuah respon. b) Kemampuan menulis itu pada hakikatnya
kemampuan untuk mengorganisasikan pikiran.c) Kemampuan menulis secara hakiki
merupakan kemampuan menggunakan diksi dan struktur kalimat. d)Kemampuan menulis itu
merupakan respon dari sebuah stimulus (Adidarmojo 2001) .
2.Prinsip Pembelajaran Menulis
Pembelajaran menulis dalam bahasa Indonesia tidak dapat dipisahkan dari
pembelajaran bahasa. Pembelajaran menulis merupakan pembelajaran keterampilan
menggunakan bahasa Indonesia dalam bentuk tertulis.Keterampilan menulis hasil
keterampilan mendengar, berbicara, dan membaca (Parera ,1996 : 26) memaparkan bahwa
prinsip pembelajaran menulis sebagai berikut :
1. Menulis tidak dapat dipisahkan dari membaca. Pada jenjang pendidikan dasar
pembelajaran menulis dan membaca terjadi secara serentak.
2. Pembelajaran menulis adalah pembelajaran disiplin berpikir dan berpikir bahasa.
3. Pembelajaran menulis adalah pembelajaran masa tulis atau ejaan dan tanda baca.
4. Pembelajaran menulis berlangsung secara berjenjang, dimulai dari menyalin sampai
dengan menulis karya ilmiah.
1)Jenis-jenis Tokoh
Klasifikasi tokoh ada bermacam-macam, berdasarkan peranan tokoh tersebut dalam
cerita yaitu tokoh utama dan tokoh pembantu. Berdasarkan perkembangan konflik cerita
terdapat tokoh protagonis dan antagonis.Tokoh protagonis merupakan tokoh yang
memperjuangkan kebenaran dan kejujuran tetapi tokoh antagonis justru melawan kejujuran
dan kebenaran.
2)Cara memperkenalkan tokoh dan perwatakan
a)Analitik yaitu pengarang langsung memaparkan watak atau karakter tokoh dan pengarang
menyebutkan watak tersebut keras hati,keras kepala. Penyayang dsb.
b).Dramatik yaitu pengarang memaparkan watak atau karakter tokoh dengan tidak langsung
tetapi disampaikan melalui cara berikut:
1)Pilihan nama tokoh ( misalnya nama Sariman untuk
pembantu, Mince untuk gadis yang agak genit,Bonar untuk
nama yang agak garang atau gesit.
2) Melalui penggambaran fisik atu postur tubuh , cara
berpakaian , tingkah laku terhadao tokoh-tokoh lain dan
lingkungannya.
3)Melalui dialog watak tokoh dan cara berpikirnya dapat
diamati melalui ucapannya.
3)Alur /Plot : rangkaian peristiwa yang membentuk cerita.
Ada 3 jenis alur:
a)Alur maju/progresif cerita yang dimulai dari seka-
berjalan ke depan.
b)Alur mundur /regresif suatu cerita yang dimulai
sekarang berjalan ke masa lalu( berjalan mundur/ke
belakang)
c) Alur gabungan/campuran ; suatu certia yang ditulis
merupakan gabungan antara alur maju dan alur
mundur.
4)Sudut pandang : kedudukan pengarang dalam bercerita.
Sudut pandang ada2:
Sebelum Tindakan
Siswa cenderung Siswa tidak mau Siswa tidak mau Siswa tidak
berbicara sendiri mencatat mengganggu menulis tidak mau berdiskusi
tidak temannya dapat dengan
memperhatikan mengekspresikan temannya
pelajaran ide
Rendahnya hasil
Rendahya proses
belajar siswa
belajar siswa pada
pada menulis
pembelajaran menulis
cerpen
Menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
yang sesuai
Pelaksanaan metode
Kontekstual dalam
meningkatkan pembelajaran
menulis cerpen
Refleksi
Meningkatkan hasil
Meningkatnya proses belajar
belajar menulis
menulis cerpen
cerpen
HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan kerangka berpikir di atas hipotesis tindakan dalam penelitian kali ini adalah
sebagai berikut:1.Metode Kontekstual dapat meningkatkan proses belajar menulis
Cerpen.2.Metode Kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar menulis Cerpen.
METODE PENELITIAN
Prosedur Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian
Tindakan kelas . Penelitian tindakan kelas ini mengambil model penelitian tindakan kelas
yang dikemukakan KEMMIS mrliputi tahapan : perencanaan,tindakan,observasi dan refleksi.
Komponen—komponen tersebut selanjutnya menurut Kemmis dan MCTaggart ( dalam
Rochiati Wiriatmaja,2008) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah
sebuah kegiatan-bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai social
tertentu(termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari :
Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas oleh guru dapat
merupakan kegiatan reflektif dalam berpikir dan bertindak dari guru
Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta
semester 1 tahun pelajaran 2014-2015.Penelitian ini berlangsung selama 6 bulan dari bulan
Juli sampai dengan Desember 2014 yang terbagi dalam dua siklus. ,masing-masing siklus
terdiri dari tiga kali pertemuan. Setiap siklus diakhiri dengan refleksi dan perencanaan untuk
melanjutkan siklus berikutnya.
Subyek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas kali ini adalah siswa kelas IX C Semester 1SMP
Muhammadiyah 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2014-2015 dengan jumlah siswa sebanyak 28
yang terdiri 18 laki-laki dan 14 perempuan
Sumber Data
Sumber data penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IX C guru mata
pelajaran bahasa Inndonesia dan kepala sekolah SMP Muhammadiyah 5 Surakarta.Data yang
diperoleh dari siswa kelas IX C meliputi minat siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis
cerpen pada mata pelajaran bahasa Indonesia merasa kesulitan serta belum semua siswa
mampu menulis cerita pendek.dengan menggunakan unsur-unsur cerpen maupun
konflik.Data yang diperoleh dari guru mata pelajaran bahasa Indonesia meliputi: Model
pembelajaran yang digunakan aktifitas pembelajaran keadaan pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran.
Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah :Observasi, observasi dilakukan oleh penelitian untuk memperoleh gambaran secara
objektif, kondisi selama pembelajaran berlangsung serta mengamati sikap siswa selama
tindakan kelas dilakukan.Interview (Wawancara), Kegiatan wawancara dan angket
digunakan untuk mendapatkan informasi secara mendalam dalam mengungkapkan
tanggapan balik siswa dan dampak dari aktivitas tindakan selama proses pembelajaran
berlangsung. 4.Dokumentasi; Dokumentasi diperoleh dari daftar nilai mata pelajaran bahasa
Indonesia dan pengambilan gambar pada objek penelitian.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini menggunakan desain metode Alur dari Kemmis dan Taggart
(1988). Metode alur memiliki ciri alur menggunakan model siklus. Setiap siklus mencakup
empat tahapan kegiatan yaitu: perencanaan,pelaksanaan,tindakan,obsrevasi dan refleksi .
Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Tabel 2
Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Cerpen siklus II
TAHAP KEGIATAN
NO KEGIATAN GURU
PEMBELAJARAN SISWA
1 Pendahuluan -Mengulang pelajaran yang lalu
-memperhatikan
- menjelaskan prosedur dan
penjelasan guru
tujuan pembelajaran
2 Membentuk kelom - menentukan tema cerpen - menentukan
pok dan membang- berdasarkan pengalaman tema bersama
un pengetahuan pribadi kelompok
yang mengesankan
4. Observasi
Pada tahap pengamatan peneliti pengumpulan dan merekam proses kegiatan dan
dampak proses selama pembelajaran berlangsung . Objek
observasi dalam penelitian ini adalah aktivitas menulis siswa. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara kualitatif
5. Melakukan Refleksi
Menganalisis pembelajaran siswa dalam menerima pelajaran dari guru sampai
dengan cara menganalisis cerita pendek.Dalam hal ini juga dipertimbangkan refleksi
yang diberikan siswa saat mengikuti pelajaran.
H. INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator keberhasilan penggunaan metode kontekstual dapat
meningkatkan keterampilan menulis cerpen yang semula pada
kegiatanprasiklus 59,84 siklus I 69,87 menjadi 73,60 pada siklus II dengan indikator
meliputi :
31
1. Tahap Persiapan
Pada tahap pemantauan pelaksanaan peneliti, memiliki dua pokok yaitu untuk
mengetahui kesesuaian antara rencana program dan pelaksanaan program yang telah
dibuat. Disamping itu juga berfungsi untuk mengetahui hambatan, hasil dalam
pembelajaran metode Kontekstual apakah dapat meningkatkan keterampilan menulis
cerita pendek. Untuk lebih jelasnya prosedur kerja atau langkah-langkah kegiatan
penulis paparkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A DESKRIPSI LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG PENELITIAN
Penelitian kali ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta kelas IXC yang
berjumlah 32 siswa terdiri 18 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.Berdasarkan
pengamatan penulis , kelas IXC dalam pembelajaran menulis cerpen tergolong kurang
aktif,kurang responsif,tidak dapat menulis cerpen serta kesulitan dalam merangkai kalimat.
Ini terbukti nilai dalam ulangan ketika disuruh menulis cerpen nilainya kurang bagus banyak
yang tidak tuntas tidak mencapai KKM yaitu 75.
Padahal disatu sisi bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang
dianggap mudah oleh siswa meskipun dalam pembelajarn sehari-hari siswa masih banyak
yang mendapatkan nilai di bawah KKM tidak hanya materi menulis cerpen tetapi pada materi
yang lain pun demikian. Padahal bahasa Indonesia salah satu komponen dalam ujuian
nasional, sehingga kalau siswa dalam pembelajaran menulis cerpen kurang baik , maka nilai
bahasa Indonesianya jelek yang berdampak pada nilai ujian nasionalnya juga jelek.Akhirnya
nilai itu akan berpengaruh dalam kelulusan siswa.
Maka untuk memperbaiki nilai tersebut diawali dengan pembelajaran bahasa dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran bahasa terutama bahasa Indonesia diharapkan
siswa tidak hanya pandai dalam teori saja, namun praktik
yang lebih penting. Karena dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa diharapkan dapat
menyimak, berbicara ,membaca dan menulis yang merupakan keterpaduan dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain.
Mata Pelajaran bahasa Indonesia disampaikan siswa di sekolah mulai dari jenjang taman
kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi.Sehingga dalam pelajaran bahasa Indonesi
siswa hendaknya benar- benar terampil .Semua pelajaran pada dasarnya mengacu pada
bahasa, sehingga harus benar-benar paham.
1. REFLEKSI AWAL
Tabel 7
Hasil Kegiatan Menulis Cerpen Siklus II
Berdasarkan tabel diatas siswa yang terlampaui ada 27 siswa atau 87,09 % sedangkan 4
siswa atau 12,91 % belum tercapai sehingga belum terampil dalam menulis cerpen sedangkan
satu siswa tidak masuk karena izin.Sudah tidak ada lagi pertanyaan tentang cerita pendek,
siswa sudah memahami materi pembelajaran.
Siswa sudah dapat menulis cerita pendek berdasarkan pengalaman pribadi dengan
mengembangkan paragraf pengalaman pribadi.
4.Refleksi dan Evaluasi Hasil Belajar
Dalam hasil penelitian tindakan kelas menunjukkan adanya perubahan tingkat
belajar siswa di kelas IXC. Adanya tindakan yang telah dilaksanakan guru didukung
dengan rencana pembelajaran yang menarik
telah memotivasi siswa untuk lebih mandiri, lebih semangat belajar menulis cerpen.
Siswa terlihat lebih mandiri dalam kegiatan pembelajaran dengan menuliskan
pengalaman pribadi dan dalam mengerjakan tugas postes setiap akhir siklus yang
diberikan peneliti dengan kemampuan mereka masing-masing tanpa bertanya pada
temannya.
Suasana umum kelas setelah pembelajaran dengan metode Kontekstual pada
pembelajaran tindakan siklus I dan II menyatakan peningkatan pembelajaran yang
mengarah pada situasi yang kondusif,
terarah menyenangkan, siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran menulis cerita
pendek.
Kelas sudah aktif dan kreatif dalam diskusi, maka guru tidak lagi
mendominasi kelas tetapi hanya sebagai fasilitator dan motivator selama belajar.
Keaktifan siswa dalam berinteraksi dengan teman / kelompok maupun dengan guru
ada peningkatan .
Perhatian siswa sudah tampak pada pembelajran menulis cerita pendek ,
kelas sudah tenang tidak gaduh lagi ada peningkatan pada siklus II ini. Suasana
tersebut sangat membantu dalam meningkatkan pembelajaran menulis cerita pendek.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penerapan metode
Kontekstual dapat meningkatkan hasil pembelajaran menulis cerpen pada siswa
kelas IXC SMP Muhammadiyah5 Surakarata. Hal ini tampak dalam kegiatan
prasiklus, siklus I dan siklus kedua selalu meningkat.Seperti tampak pada tabel
berikut :
Tabel 8
Hasil Kegiatan Menulis Cerpen
61
Adapun tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis cerpen kali ini dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 9
Tanggapan Siswa Terhadap Metode Pembelajaran Kontekstual
No Pernyataan Tanggapan Jumlah
1 Menarik 32 - 32
2 Mudah dipahami 29 3 32
3 Pembelajaran aktif 32 - 32
4 Menyenangkan 30 2 32
5 Inovatif 31 1 32
Jumlah 154 6 160
Prosentase 96,25 % 3,75 % 100 %
Berdasarkan tabel di atas dari 32 siswa atau 96,25 % menyatakan bahwa metode
Kontekstual untuk meningkatkan proses dan hasil belajar menulis cerpen adalah setuju
dengan pernyataan menarik, mudah dipahami, merupakan pembelajaran aktif,
menyenangkan dan inovatif, sedangkan 3,75 % menyatakan tidak setuju.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode
Kontekstual dapat meningkatkan proses dan hasil belajar menulis cerpen.Dengan metode
Kontekstual pembelajaran menulis cerpen menjadi menarik, mudah dipahami, pembelajaran
aktif .Ini terbukti dari hasil ulangan maupun observasi terhadap pembelajaran.Selain itu
suasana pembelajaran menjadi kondusif , tenang dan menyenangkan.
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil temuan dalam observasi dan hasil pembahasan
selanjutnya depat di tarik kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut :
a. Hasil observasi pembelajaran guru pada siklus I yang hanya mencapai 59,84
% atau sekitar 19 siswa yang baru mencapai batas tuntas , pada pelaksanaan
siklus II ada peningkatan menjadi 87,09 % atau sekitar 27 siswa dari 31 siswa,
sedangkan ada satu anak tidak masuk izin.
Ini berarti pada siklus II pembelajaran menulis cerpen dengan menerapkan
metode Kontekstual dapat dikatakan berhasil karena sudah mencapai
kompetensi dasar menulis cerpen. Siswa juga sudah mencapai indikator
ketercapaian yaitu mendapat nilai di atas Kreteria Ketuntasan Maksimal ( KKM
) 72, sedangkan yang belum tuntas hanya 4 orang.
b. Hasil Observasi pembelajaran Siswa.
Tingkat perhatian konsentrasi siswa pada saat pembelajaran
berlangsung sebelum ada penelitian, kemudian tindakan siklus I, tindakan
siklus II selalu ada peningkatan. Perhatian siswa sudah mulai aktif , suasana
kondusif, tenang . Siswa sudah dapat menulis
cerpen beberapa lembar dengan kreatif dan juga menarik
2). Keberhasilan Penelitian dengan menggunakan metode Kontekstual dapat
dilihat dari hasil pembelajaran baik siklus I maupn siklus II yang mengalami
peningkatan selain itu juga angka yang menyatakan bahwa siswa yang setuju kalau
metode Kontekstual ini menarik, tidak membosankan sebesar 96,25 %.
3). Persepsi siswa terhadap pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan
metode Kontekstual tenyata banyak siswa yang menyatakan bahwa pembelajaran
kali ini menyenangkan dan tidak membosankan.
Ini terbukti pada nilai postes siklus II penulisan cerpen mengalami peningkatan
sebesar 4,53 yaitu dari nilai siklus kesatu rata-rata 6.93 menjadi 74,48. Selain itu 95
% siswa menyatakan bahwa pembelajaran menulis cerita pendek dengan metode
kontekstual ini menarik, menyenangkan, kreatif, mudah dipahami serta inovatif.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis menyampaikan saran – saran sebagai
berikut :
1.. Kepada siswa
Siswa hendaknya selalu memperhatikan diri dan mengikuti pembelajaran dengan aktif
serta sebaik-baiknya sehingga dapat meningkatkan hasil pembelajaran menulis cerpen
maupun pembelajaran yang lain dengan menggunakan model pembelajaran yang lain.Siswa
hendaknya saling bekerja sama membiasakan berdiskusi dengan kelompok agar selalu
termotivasi dalam belajar sehingga dapat mencapai keberhasilan.
2. Kepada Guru.
Dalam proses belajar mengajar handaknya guru mampu memilih pendekatan
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diberikan kepada siswa. Guru diharapkan
menggunakan pendekatan CTL , mengaktifkan siswa selama proses pembelajaran agar
menarik salah satunya dengan menggunakan metode Kontekstual. Agar ketercapaian
dalam pembelajaran guru hendaknya mengajar sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran ( RPP ) yang lengkap disesuaikan dengan kondisi siswa, kekurangan dalam
pembelajaran sebelaumnya agar ditambahkan pada pertemuan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Atikah Anindyarini , dkk. 2008. Bahasa Indonesia.Jakarta:CV.Putra Nugraha.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004.Pendekatan Kontekstual. Jakarta : Dirjen
Dikdasmen.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005.Kamus Bsar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka.
Ismiatun. 2005. Menumbuhkan Minat Menulis Siswa Melalui Pemberdayaan Cerpen
Sebagai Media Pembelajaran.Jurnal Pendidikan : Lembaga Pendidikan.
Suharsimi, Ari Kunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Naning Pranoto, Dra. 2007. Creative Writing, Bogor Raya Kultura.
Rochimin, dkk. 2003. Meningkatkan Kompetensi Menulis Siswa Kelas IIIC SLTP N 2 Ngara
Batin Melalui Pola Latihan Berjenjang. Makalah disampaikan pada simposium guru
VI di Batu Jawa Timur. Jakarta : Depdiknas.
Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas Beserta Sistematika Proposal dan
Laporannya. Jakarta : Bina Aksara
Susilo. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Pustaka Book Publisher.
Slamet P.H. 2005. MBS, Life Skill, KBK, CTL dan Saling Keterkaitan (Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan Edisi III, Desember 2005). Jakarta : Balitbang Depdiknas.
Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung :
Angkasa.
Wiratmaja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Oleh: Apriarti Purwaningsih
SMP Muhammadiyah 5, Surakarta
NIP. 19640417 198703 2 009