Anda di halaman 1dari 25

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGARANG PADA MATA

PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI


SISWA KELAS V SD NEGERI 020 KARYA TANI KECAMATAN KEMPAS

UMI THOYYIBAH
NIM : 835699775

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan menulis karangan pada siswa
kelas V SDN 020 Karya Tani. Selain itu rendahnya kemampuan siswa dalam menulis karangan
disebabkan oleh kurangnya media yang digunakan dalam proses belajar mengajar dan metode yang
digunakan masih konvensioanal. Dari latar belakang tersebut maka digunakan media gambar seri
dalam peningkatan kemamapuan menulis karangan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas yang dilakukan di SDN 020 dengan subjek penelitian siswa kelas V yang berjumlah 35 siswa.
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada tahap perencanaan tindakan meliputi
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan media gambar seri, dan menyiapkan
instrumen penelitian. Tahap pelaksanaan meliputi pelaksanaan pembelajaran menulis karangan
dengan media gambar seri. Tahap pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung
dengan mengamati dan menginterprestasikan pengguanaan media gambar seri dalam pembelajaran
menulis karangan. Tahap refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil pelaksanaan dan pengamatan,
juga untuk mengetahui kelemahan pada pembelajaran yang kemudian kelemahan tersebut diperbaiki
pada siklus selanjutnya. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis
karangan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN 020 Karya Tani tahun
ajaran 2020/2021.

Kata Kunci : Menulis Karangan, Bahasa Indonesia dan Media Gambar Seri
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1. Identifikasi Masalah
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia mencakup empat macam keterampilan
berbahasa, yaitu: mendengarkan (listening skills), berbicara (speaking skills), membaca (reading
skills), dan menulis (writing skills). Keterampilan menyimak berkenaan dengan bahasa lisan,
sedangkan keterampilan membaca dan menulis berkenaan dengan bahasa tulis. Setiap
keterampilan itu erat sekali hubungannya dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang
beraneka ragam.
Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan
yang teratur: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian berbicara,
sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum
memasuki sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan,
merupakan catur tunggal (Tarigan 2006: 1).
Dalam kehidupan modern ini jelas bahwa keterampilan menulis tidak hanya penting
dalam dunia pendidikan, tetapi juga penting untuk lingkungan masyarakat. Keterampilan menulis
ini penting karena keterampilan menulis sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Keterampilan
menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Oleh karena
itu, sebagai bangsa terpelajar orang Indonesia mempunyai keterampilan menulis. Keterampilan
menulis adalah keterampilan yang kompleks, karena keterampilan menulis ini merupakan suatu
proses pengembangan yang menuntut pengembangan waktu, kesempatan, dan memerlukan cara
berpikir yang teratur untuk mengungkapkannya dalam bentuk bahasa tulis (Tarigan,2006:4).
Pengembangan keterampilan menulis perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh
sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa. Menulis memang dapat dikuasai oleh siapa saja
yang memiliki keterampilan intelektual yang memadai. Berbeda dengan keterampilan menyimak
dan berbicara, menulis tidak diperoleh secara “alami” melainkan perlu latihan.
Keterampilan menulis lebih banyak diperoleh melalui latihan-latihan secara terus
menerus. Daya imajinasi siswa masih terus berkembang seiring dengan pertumbuhan dan
pertambahan usianya. Keterampilan menulis merupkan salah satu keterampilan berbahasa yang
perlu dimiliki oleh para siswa yang sedang belajar mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai
perguruan tinggi. Keterampilan ini fungsional sifatnya bagi pengembangan diri dan kehidupan
masyarakat (Wiyant0, 2004: 30). Oleh karena itu, menulis harus mendapatkan perhatian yang
serius dalam pengajaran.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan berbahasa yang
menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Kegiatan berbahasa tersebut dalam rangka
menyampikan pesan kepada orang lain. Pesan yang dimaksud harus dapat dipahami sebab
kegiatan berbahasa tulis ini merupakan bentuk komunikasi. Ruang lingkup Standar Kompetensi
di SD berdasarkan draf KTSP edisi final yaitu kemampuan berbahasa meliputi Sub aspek
Mendengarkan, Berbicara, Membaca, dan Menulis. Telah dijelaskan bahwa fungsi utama bahasa
adalah sebagai alat komunikasi, maka pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SD yang
utama adalah diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi. Pada kesempatan ini, peneliti
membahas pembelajaran menulis khususnya menulis karangan.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan peneliti, keterampilan siswa untuk mengarang
masih terbatas, terlebih lagi untuk dapat menulis karangan yang enak dibaca. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor, antara lain pemahaman siswa terhadap keterampilan menulis masih kurang,
siswa kurang bisa membedakan antara karangan deskripsi dan narasi, siswa tidak senang dengan
pembelajaran menulis deskripsi yang monoton dan membosankan, tebatasnya kemampuan siswa
dalam menyesuaikan antara judul dengan isi karangan, penggunaan kosa kata yang belum
maksimal, penggunaan ejaan dan tanda baca yang masih salah, terbatasnya kemampuan siswa
dalam mengembangkan gagasan atau ide menjadi suatu bentuk karangan, terbatasnya
kemampuan siswa dalam berimajinasi dan memberi kesan hidup pada objek karangan.
Berdasarkan hasil observasi stiap pembelajaran Bahasa Indonesia terhadap siswa-siswi
kelas V SD Negeri 020 Karya Tani Kecamatan Kempas Kabupaten Indragiri Hilir dari tahun ke
tahun, ternyata kemampuan menulis karangan deskripsi para siswa masih relatif rendah.
Rendahnya keterampilan menulis karangan deskripsi. Pemahaman siswa terhadap keterampilan
menulis masih kurang, siswa kurang bisa membedakan antara karangan deskripsi dan narasi,
siswa tidak senang dengan pembelajaran menulis deskripsi yang monoton dan membosankan,
tebatasnya kemampuan siswa dalam menyesuaikan antara judul dengan isi karangan,
penggunaan kosa kata yang belum maksimal, penggunaan ejaan dan tanda baca yang masih
salah, tebatasnya kemampuan siswa dalam mengembangkan gagasan atau ide menjadi suatu
bentuk karangan, terbatasnya kemampuan siswa dalam berimajinasi dan memberi kesan hidup
pada obyek karangan. Selain itu, siswa juga belum bisa memaksimalkan penginderaan dalam
menulis karangan deskripsi.
Penyajian gambar digunakan untuk memfasilitasi siswa dalam menulis
karangan deskripsi. Siswa diminta untuk membuat karangan berdasarkan gambar tersebut.
Dengan demikian, ide dan gagasan siswa akan lebih mudah dituangkan secara jelas, konkrit,
dan lengkap. Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan utama yang menjadi fokus
dalam penelitian tindakan kelas ini adalah rendahnya hasil belajar dalam menuliskan
karangan deskripsi pada siswa kelas V SD Negeri 020 Karya Tani Kecamatan Kempas
Kabupaten Indragiri Hilir. Permasalahan ini akan dibatasi dengan pemberian pembelajaran
menulis karangan deskripsi dengan media gambar berseri.
2. Analisis Masalah
Dari beberapa masalah yang teridentifikasi maka penulis dapat mengambil analisis penyebab
dari kondisi tersebut adala :
a. Dalam menyampaikan materi guru tidak menggunakan media pembelajaran
b. Materi pelajaran sulit dipahami oleh siswa
c. Motivasi belajar siswa rendah dalam belajar
3. Alternatif dan prioritas Pemecahan Masalah
Penulis berkeinginan untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan perbaikan
pembelajaran melalui media gambar seri dapat meningkatkan hasil belajar mengarang siswa
kelas V mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri 020 Karya Tani Kecamatan Kempas.
Berdasarka penelitian tersebut penulis menetap kan judul Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
ini adalah “ Meningkatkan Hasil Belajar Mengarang Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Melalui Media Gambar Seri Siswa Kelas V SD Negeri 020 Karya Tani Kecamatan Kempas”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah, adapun rumusan
masalah yang timbul pada penelitian ini adalah: Bagaimana media gambar berseri meningkatkan
hasil belajar mengarang mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri 020 Karya Tani
Kecamatan Kempas Kabupaten Indragiri Hilir Tahun Ajaran 2020/2021
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk Meningkatkan hasil belajar
mengarang mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui media gambar berseri di kelas V SD Negeri
020 Karya Tani Kecamatan Kempas Kabupaten Indragiri Hilir Tahun Ajaran 2020/2021.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
a. Bagi guru: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan terhadap guru kelas
dapat dijadikan sebagi salah satu cara untuk mengelola pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia selangkah lebih maju dan bermutu. Karena dengan media gambar akan lebih
mudah dalam membimbing siswa mengarang.
b. Bagi siswa: Hasil penelitian ini diharapkan dapat mempermudah siswa dalam
menemukan ide-ide secara tepat untuk dituangkan dalam bentuk karangan deskripsi juga
merangsang imajinasi para siswa dalam menuangkan gagasan secara tertulis.

KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
Setiap pembelajar pasti menginginkan hasil belajar yang baik setelah melakukan belajar.
Menurut Anni (2006:4) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar
setelah mengalami aktivitas belajar. Menurut Suprijono (2011:5) hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Menurut
Bloom dalam Suprijono (2011:6) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Berdasarkan beberapa pengertian hasil belajar, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan
akibat yang dialami oleh seorang yang
10 telah melakukan aktivitas belajar yang berdampak pada
perubahan keterampilan kognitif, afektif dan psikomotornya. Agar hasil belajar siswa dapat
tercapai secara maksimal, maka dalam kegiatan pembelajaran guru harus memperhatikan faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa
berasal dari faktor intern dan faktor ekstern. faktor intern berasal dari dalam siswa, contonya
jasmaniah dan psikologis siswa. Faktor intern berasal dari luar diri siswa seperti lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat.
B. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Menurut Susilana dan Riyana (2009:1) pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang
melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif
dengan memanfaatkan sebagai sumber untuk belajar. Pembelajaran di Sekolah Dasar saat ini
semakin berkembang pesat, dari pembelajaran yang bersifat tradisional sampai pembelajaran
dengan system modern. Kegiatan pembelajaran bukan lagi sekedar mengajar tetapi lebih
kompleks lagi dan dilaksanakan dengan pola-pola pembelajaran yang beraneka ragam.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2007,
pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis,
serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan yang diutarakan, dapat disimpulkan bahwa salah satu tujuan
pembelajaran Bahasa Indonesia adalah mempersiapkan siswa untuk berkomunikasi dengan baik
dan benar. Siswa diharapkan mempunyai keterampilan Berbahasa Indonesia sehingga terampil
menggunakan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.
Pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar mencakup empat aspek keterampilan, yaitu:
keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan
menulis. Keempat aspek keterampilan inilah yang harus dikuasi siswa dalam proses
pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Terampil berbahasa bermakna terampil
menyimak, berbicara, membaca dan menulis dalam Bahasa Indonesia. Proses pembelajaran di
SD diharapkan bertumpu ke siswa sebagai subyek belajar bukan sebagai obyek belajar.
Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan dalam kehidupan sehari-hari siswa baik lisan maupun
tulis dalam konteks Bahasa Indonesia. Pemakaian Bahasa Indonesia dalam kehidupan siswa
seperti melalui penggunaan wacana tulis dan wacana lisan. Wacana tulis berkembang melalui
surat kabar, majalah, persuratan, buku pengetahuan, dan lain-lain. Wacana lisan berkembang
melalui percakapan seharihari, televisi, radio, pidato, dan sebagainya.
C. Mengarang
Mengarang atau menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yaitu,
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis itu sendiri. Setiap keterampilan mempunyi
hubungan yang erat dengan keterampilan lainnya dalam memproleh keterampilan berbahasa.
Berikut ini dipaparkan mengenaihakikat dan tujuan menulis.
1. Hakikat Mengarang
Mengarang ialah keterampilan mengeluarkan, mengekspresikan isi hati dalam bentuk tulisan.
Keterampilan ini erat sekali hubungannya dengan keterampilan bahasa yang lain, yaitu
keterampilan membaca, keterampilan menyimak dan keterampilan berbicara. Mengarang
merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak
langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain (Soedjito, 2011: 12).
Keterampilan mengarang tidak langsung datang dengan sendirinya melainkan harus banyak
latihan dan praktek secara teratur. Mengarang juga diartikan menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang,
sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka
memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
Gambar atau lukisan mungkin dapat menyampikan makna-makna, tetapi tidak
menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Mengarang merupakan suatu representasi bagian
dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa (Tarigan 2006:21).
Mustakim (2014:6) mengemukakan bahwa mengarang adalah suatu alat yang sangat ampuh
dalam belajar yang dengan sendirinya memainkan peran yang sangat pentingdalam dunia
pendidikan. Akhadiah, dkk (2011:2) berpendapat bahwa kegiatan mengarang merupakan suatu
proses. Kemampuan mengarang bukan merupakan kemampuan yang diwariskan secara turun-
temurun, tetapi merupakan hasil proses dan ketekunan berlatih.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:1219) mengarang adalah membuat huruf
dengan pena. Selain itu menulis juga diartikan sebagai suatu kegitan melahirkan pikiran atau
perasaan. Hal ini berarti seseorang dalam menulis memerlukan proses berpikir yang akan
dituangkan dalam pikirannya.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa mengarang adalah suatu
keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara
tatap muka dengan oranglain. Selain itu, mengarang juga diartikan sebagai kegiatan pelukisan
lambing grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga
orang lain dapat membaca lambang grafik tersebut, mereka memahami bahasa dan gambaran
grafik itu.
2. Tujuan Mengarang
Tujuan mengarang adalah memproyeksikan sesuatu mengenai diri seseorang. Tulisan
mengandung nada yang serasi dengan maksud dan tujuannya. Mengarang tidak hanya
mengharuskan memilih suatu pokok pembicaraan yang cocok dan sesuai, tetapi juga harus
menentukan siapa yang akan membaca tulisan tersebut dan apa maksud tujuannya.
Tarigan (2006:23) mengatakan bahwa setiap jenis tulisan mengandung beberapa tujuan:
a. Bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar.
b. Bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak.
c. Bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan.
d. Bertujuan untuk mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi yang
berapi-api.
Praktek-praktek kategori tersebut sering bertumpang tindih dan setiap penulis dapat pula
menambahkan tujuan-tujuan lain yang belum tercakup dalam kategori tersebut diatas. Tetapi
dalam kebanyakan tujuan menulis, ada satu tujuan yang paling menonjol atau dominan; dan yang
dominan inilah yang memberi nama atas keseluruhan tujuan tersebut (Tarigan 2006:24).
Setiap jenis tulisan mengandung beberapa tujuan, tetapi karena tujuan itu sangat
beranekaragam, maka bagi penulis yang belum berpengalaman ada baiknya memperhatikan
tujuan menulis, yaitu memberitahukan (informative), meyakinkan (persuasive), menghibur
(literally), mengekspresikan perasaan dan emosi (ekspresive) (Enre, 2008:11).
Hugo Hartig (dalam Tarigan 2006:24) mengemukakan bahwa tujuan penulisan suatu tulisan
adalah (1) tujuan penugasan; (2) tujuan altruistik (menghibur); (3) tujuan persuasif; (4) tujuan
penerangan; (5) tujuanpernyataan diri; (6) tujuan kreatif; (7) tujuan pemecahan masalah.
3. Keterampilan Mengarang
Menyusun kerangka karangan merupakan satu cara untuk menyusun suatu rangkaian yang
jelas dan terstruktur yang teratur darikarangan yang akan ditulis. Kerangka karangan merupakan
suatu rencana kerja yang dapat digunakan sebagai garis besarnya dalam mengarang. Kerangka
karangan juga menjamin penulis dalam ide secara logis dan teratur. Penyusunan kerangka
karangan sangat dianjurkan karena akan menghindarkan penulis dari kesalahan-kesalahan yang
tidak perlu terjadi.
Kegunaan kerangka karangan bagi penulis adalah (a) kerangka karangan dapat membantu
penulis menyusun karangan secara teratur dan tidak membahas satu gagasan dua kali serta dapat
mencegah penulis keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik atau judul; (b) sebuah
kerangka karangan memperlihatkan bagian-bagian pokok karangan serta member kemungkinan
bagi perluasan bagian-bagian tersebut. Hal ini akan membantu penulis menciptakan suasana
yang berbeda-beda, sesuai dengan variasi yangdiinginkan; dan (c) sebuah kerangka karangan
akan memperlihatkan kepada penulis bahan-bahan atau materi apa yang diperlukan dalam
pembahasan yang akan ditulisnya nanti. Langkah yang kelima adalah mengembangkan kerangka
karangan. Pada langkah ini penulis mengembangkan kerangka karangan menjadi suatu karangan
atau tulisan yang utuh. Langkah yang terakhir adalah merevisi karangan. Pada langkah ini
meneliti secara meyeluruh mengenai ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, dan
sebagainya (Harianto,2010:22).
D. Media Pembelajaran
1. Hakikat Media Gambar
Media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran (channel) untuk menyampikan suatu
pesan (message) atau informasi dari suatu sumber (resource) kepada penerimanya (receiver).
Dalam dunia pengajaran, pada umumnya pesan atau informasi tersebut berasal dari sumber
informasi, yakni guru. Sedangkan sebagai penerima informasinya adalah siswa. Pesan atau
informasi yang dikomunikasikan tersebut berupa sejumlah kemampuan yang perlu dikuasai oleh
para siswa (Soeparno 2008:1).
Pada hakikatnya media telah memperluas atau memperpanjang kemampuan manusia untuk
merasakan sesuatu (mendengar, mencium, melihat dan sebagainya). Media ini merupakan
peralatan yang digunakan untuk membantu atau mempermudah proses pembelajaran. Gerlach
dan Ely (dalam Hastuti 2006:172) mengemukakan media adalah grafik, fotografik, elektronik,
atau alat-alat mekanik untuk menyajikan, memperjelas dan menjelaskan informasi lesan atau
pandangan.
Media merupakan sarana untuk mengantarkan informasi kepada siswa. Media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan untuk merangsang pikiran, perasaan dan
kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar pada diri siswa. Hastuti (2006:172)
mengungkapkan media dalam arti luas adalah setiap orang, bahan atau alat, atau peristiwa yang
dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa untuk menerima pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Dengan demikian sebetulnya guru, buku ajar, dan lingkungan sekolah
adalah media. Setiap media adalah sarana untuk menuju kepada suatu tujuan. Di dalam media
terkandung informasi yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain. Informasi ini dapat
diperoleh dalam buku, rekaman, peta, gambar, film dan sebagainya.
Gambar adalah media yang sering dipakai atau dipergunkan di mana-mana. Gambar adalah
salah satu jenis bahasa yang memungkinkan terjadinya komunikasi, merupakan bahasa yang
diekspreikan melalui tanda dan simbol. Gambar merupakan bahasa yang umum, yang dapat
dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Penuangan gagasan ke dalam sebuah gambar harus
memperhatikan tatanan bagian-bagian yang akan ditampilkan. Tatanan bagian itu harus dapat
menampilkan gambar yang dapat dimengerti, dapat dibaca, dandapat menarik perhatian sehingga
ia mampu menyampaikan pesan yang diinginkan.
Menurut Edgar Dale (dalam Hastuti 2006:177) mengemukakan bahwa gambar dapat
mengalihkan pengalaman belajar dari taraf belajar dengan lambang kata-kata ke taraf yang lebih
konkret. Misalnya, guru akan menjelaskan hutan tropis, bagi siswa yang belum pernah melihat
hutan tropis, dengan memperlihatkan gambarnya. Cara itu lebih efektif agar siswa dapat
memahami bagaimana hutan tropis tersebut, daripada bila hanya mendengar uraian guru secara
lisan saja. Media ini lebih praktis dan mudah digunakan. Gambar ini digunakanoleh guru untuk
memberikan gambaran tentang manusia, tempat atau segala sesuatu sehingga penjelasan guru
lebih konkrit dari pada hanya diuraikan dengan kata-kata. Melalui gambar orang menerjemahkan
ide-ide abstrak dalam bentuk yang lebih realistik.
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa media gambar adalah
tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya) merupakan alat, metode, dan teknik
yang digunakan untuk mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam
proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
2. Pembelajaran Mengarang dengan Media Gambar
Media gambar termasuk salah satu jenis media grafis. Sebagaimana media lainnya, media
grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai
menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-
simbol komunikasi visual. Media gambar ini termasuk media yang paling umum dipakai. Hal ini
dikarenakan siswa lebih menyukai gambar dari pada tulisan, apalagi jika gambarnya dibuat dan
disajikan sesuai dengan persyaratan gambar yang baik, sudah barang tentu akan menambah
semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Hamalik (dalam Pangesti, 2005:35) mengemukakan bahwa penggunaan media dalam proses
belajar mengajar dapat membangkitkan rasaingin tahu dan minat, membangkitkan motivasi dan
ransangan dalam proses belajar mengajar, serta dapat mempengaruhi psikologis siswa.
Suatu gambar dapat dijadikan bahan penyusunan paragraf. Gambar pada hakikatnya
mengekspresikan suatu hal. Bentuk ekspresi tersebut dalam fakta gambar bukan dalam bentuk
bahasa. Pesan yang tersirat dalam gambar tersebut dapat dinyatakan kembali dalam bentuk kata-
kata atau kalimat. Penerjemahan pesan dari bentuk visual ke dalam bentuk kata-kata atau kalimat
sangat bergantung kepada kemampuan imajinasi siswa. Hasil ekspresi anak yang cerdas akan
lebih lengkap dan mungkin mendekati ketepatan, tetapi gambaran anak yang sedang
kecerdasannya mungkin hasilnya tidak begitu lengkap, sedangkan pelukisan kembali oleh anak
yang dimana-mana. Penuangan gagasan ke dalam sebuah gambar harus memperhatikan tatanan
bagian-bagian yang akan ditampilkan. Tatanan bagian itu harus dapat menampilkan gambar yang
dapat dimengerti, dapat dibaca, dan dapat menarik perhatian sehingga ia mampu menyampaikan
pesan yang diinginkan.
Menurut Edgar Dale (dalam Hastuti 2006:177) mengemukakan bahwa gambar dapat
mengalihkan pengalaman belajar dari taraf belajar dengan lambang kata-kata ke taraf yang lebih
konkret. Misalnya, guru akan menjelaskan hutan tropis, bagi siswa yang belum pernah melihat
hutan tropis, dengan memperlihatkan gambarnya. Cara itu lebih efektif agar siswa dapat
memahami bagaimana hutan tropis tersebut, daripada bila hanya mendengar uraian guru secara
lisan saja. Media ini lebih praktis dan mudah digunakan. Gambar ini digunakan oleh guru untuk
memberikan gambaran tentang manusia, tempat atau segala sesuatu sehingga penjelasan guru
lebih konkrit dari pada hanya diuraikan dengan kata-kata. Melalui gambar orang menerjemahkan
ide-ide abstrak dalam bentuk yang lebih realistik.
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa media gambar adalah
tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya) merupakan alat, metode, dan teknik
yang digunakan untuk mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam
proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
E. Kerangka Berpikir Penelitian
Keterampilan mengarang siswa kelas SD Negeri 020 Karya Tani Kecamatan Kempas
Kabupaten Indragiri Hilir tahun ajaran 2020/2021 yang menjadi subyek penelitian ini
mempunyai kemampuan mengarang yang masih rendah. Rendahnya kemampuan mengarang
tampak pada skor yang diperoleh rendah karena kesulitan menuangkan ide dan keruntutan cerita.
Untuk meningkatkan hasil belajar menulis cerita siswa kelas V SD Negeri 020 Karya Tani
Kecamatan Kempas tahun ajaran 2020/2021 penulis menggunakan media gambar berseri sebagai
sarana untuk membantu siswa dalam menyampaikan informasi yang abstrak.
Siswa dapat melukiskan sesuatu yang ada dalam gambar tersebut dengan menggunakan
kalimat yang baik dan tepat sehingga tulisan tersebut dapat dipahami oleh pembaca.
Pembelajaran menulis yang dilengkapi dengan media gambar sangat dianjurkan oleh para ahli.
Gambar yang kelihatanya diam sebenarnya banyak berkata bagi mereka yang peka dan penuh
imajinasi. Pemilihan gambar harus tepat, menarik, dan merangsang siswa.
Dengan dilengkapi media gambar, siswa dapat dengan bebas mengekspresikan gagasan
dengan acuan gambar, sehingga siswa lebih bebas merinci atau mengurutkan semua yang
dilihatnya pada gambar, dan menerjemahkan gambar tersebut dalam bentuk kata-kata atau
kalimat. Media gambar ini banyak digunakan oleh guru, karena media ini lebih praktis dan
mudah digunakan. Gambar ini digunakan oleh guru untuk memberikan gambaran tentang
manusia, tempat atau segala sesuatu sehingga penjelasan guru lebih konkret daripada hanya
diuraikan dengan kata-kata. Melalui gambar orang dapat menterjemahkan ide-ide abstrak dalam
bentuk yang lebih realistis.
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, hipotesis penelitian ini adalah:
1. Media gambar berseri meningkatkan motivasi siswa dalam mengarang dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri 020 Karya Tani Kecamatan Kempas
Kabupaten Indragiri Hilir tahun ajaran 2020/2010.
2. Media gambar berseri meningkatkan hasil belajar mengarang dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri 020 Karya Tani Kecamatan Kempas
Kabupaten Indragiri Hilir tahun ajaran 2020/2021.

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


A. Informasi Subjek Penelitian
1. Lokasi
Lokasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 020 Karya Tani Kecamatan Kempas
Kabupaten Indragiri Hilir tahun ajaran 2020/2021 yang berjumlah 35 siswa, terdiri atas peserta
didik laki-laki 15 orang dan peserta didik perempuan 20 orang. Subjek tersebut selama
pelaksanaan pembelajaran. Peserta didik akan diteliti aktifitas dan hasil belajar materi
pembelajaran mengarang melalui media gambar berseri.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dirancang dan dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian tindakan
kelas. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 22 Oktober 2020 sampai dengan 03 November
2020. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas V SDN 020 Karya Tani Kecamatan Kempas,
Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2020/2021 yang berjumlah 35 siswa.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Tabel Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Hari / Tanggal Jam Mata
Pelajaran
1 Siklus 1 Kamis, 22 Oktober 07.30- Bahasa
pertemuan 1 2020 08.40 Indonesia
2 Siklus I Senin, 26 Oktober 09.30- Bahasa
Pertemuan 2 2020 10.40 Indonesia
3 Siklus II Selasa, 03 November 07.30- Bahasa
Pertemuan 1 2020 08.40 Indonesia
4 Siklus II Selasa, 09 November 07.30- Bahasa
Pertemuan 2 2020 08.40 Indonesia

B. Deskripsi per siklus


Prosedur perbaikan pembelajaran ini terdiri atas dua siklus penelitian. Tiap-tiap siklus
penelitian terdiri atas tahapan perencanaan, melakukan tindakan sesuai dengan rencana yang
telah dibuat, melakukan pengamatan bersama denga pelaksanaan tindakan, dan melakukan
refleksi untuk memproses data yang didapat pada saat dilakukan pengamatan dan hasil kerja.
1. Siklus 1
a) Tahap Perencanaan
Pada hahap ini, peneliti melakukan perencanaan tindakan yang akan
dikenakan pada subjek penelitian. Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut.
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan memperhatikan
rambu-rambu silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia.
2) Membuat kisi-kisi dan lembar observasi aktifitas peseta didik dalam
pembelajaran.
3) Membuat angket peserta didik.
4) Membuat gambar peraga sebagai bahan untuk membuat karangan.
5) Membuat kisi-kisi dan lembar peserta didik sebagai kuis untuk kerja.
b) Tahap Pelaksanaan
Pada Tahap ini, peneliti melakukan tahap pembelajaran sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah disusun, yaitu menerapkan
media gambar berseri dalam mengarang.
c) Tahap Pengamatan
Sementara tindakan diterapkan, peneliti juga melakukan observasi terhadap
aktifitas siswa dalam proses pembelajaran, baik yang positif maupun yang negatif.
Pada tahap pengamatan ini di laksanakan proses observasi terhadap
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah di buat dan
mengadakan penilaian untuk mengetahui kemampuan berpikir siswa dan aktifitas
siswa dalam pembelajaran
Kegiatan ini meliputi pengamatan terhadap perencanaan pembelajaran,
pelaksaan pembelajaran, minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Aktifitas
siswa dalam pembelajaran kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran ini
diamati dengan menggunakan instrument yang telah disiapkan sebelumnya. Untuk
selanjutnya data hasil observasi tersebut dijadikan dasar untuk menyusun
perencanaan tindakan berikutnya yaitu siklus 2.
d) Tahap Refleksi
Dari hasil observasi tentang aktifitas belajar peserta didik dan hasil lembar
tugas peserta didik atau kuis yang dikerjakan oleh peserta didik, guru bersama
observer melakukan refleksi. Hasil tersebut dianalisa untuk memperoleh gambaran
atau hasil yang dicapai dari tindaka yang dilakukan. Jika hasil analisa ditemukan
adannya kekurangan, maka kekurangan tersebut dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam menyusun rencana tindaka untuk dilaksanakan pada siklus
berikutnya. Sedangkan hal-hal yang menunjukkan hasil positif akan dipertahakan dan
ditingkatkan intensitasnya.
Setelah kegiatan siklus 1 selesai, peneliti melakukan ulangan harian. Kemudia
dilakukan analisis terhadap hasil ulangan harian juga dijadikan bahan refleksi untuk
menentukan rencana pelaksanaan siklus 2.
2. Siklus 2
a) Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus 2 ini, kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu
merencanakan tindakan sebagai berikut.
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan memperhatikan
rambu-rambu silabus pelajaran Bahasa Indonesia.
2) Membuat kisi-kisi dan lembar observasi aktifitas peserta didik dalam
pembelajaran.
3) Membuat angket peserta didik.
4) Membuat sajian gambar berseri sebagai bahan untuk membuat karangan.
5) Membuat kisi-kisi dan lembar tugas peserta didik sebagai kuis untuk kerja
kelompok.
6) Membuat kisi-kisi dan lembar ulangan harian.
b) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, peneliti melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah disusun, yaitu tetap
menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan media gambar berseri.
c) Tahap Pengamatan
Kegiatan observasi yang dilakukan masih sama seperti siklus 1, yaitu
melakukan observasi terhadap aktifitas peserta didik dalam proses pembelajaran, baik
yang positif maupun negatif.
d) Tahap Refleksi
Pada tahap ini, guru dan observer menganalisa aktifitas belajar peserta didik
dan hasil lembar tugas peserta didik yang dikerjakan oleh peserta didik. Hasil ulangan
harian dijadikan bahan untuk analisis untuk kemudian diambil kesimpulan terhadap
kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Secara ringkas, prosedur penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan terdiri dari satu
kali pertemuan pada setiap siklusnya dengan alokasi waktu 2x35 menit. Menurut Arikunto
(2008: 16) dalam pelaksanaan PTK terdapat empat tahap penting yaitu perencanaan (planning),
pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting).

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Pelaksanann PerSiklus
1. Siklus 1
a. Perencanaan
Peneliti memberikan pengarahan, didasarkan atas data bahwa kondisi motivasi dan nilai
mengarang peserta didik kelas V SD Negeri 020 Karya Tani Kecamatan Kempas yang sangat
rendah pada pertemuam sebelumnya, maka perlu adanya tindakan pada dengan mnggunakan
media gambar seri. Untuk pertemuan pertama dan kedua merupakan pertemuan untuk siklus I.
Media gambar berseri yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan gambar-gambar yang
mudah dipahami siswa, serta gambar-gambar tersebut disusun secara berseri sesuai tahapan
gambar.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I diawali dengan pemberitahuan teknis pelaksanaan tindakan
yaitu bagaimana memulai mengarang cerita. Hasil observasi pada proses pembelajaran yaitu
motivasi para siswa. Siswa yang melakukan aktifitas, terlihat lebih semangat dibanding pada
kondisi awal atau sebelum ada tindakan melalui penggunaan media gambar berseri.
Kesimpulan sementara dari proses pembelajaran atau motivasi siswa dalam pembelajaran
mengarang sudah ada peningkatan dibanding dengan kondisi awal. Motivasi dalam proses
pembelajran sudah ada peningkatan.
Setelah dilakukan penilaian aktifitas siswa, peneliti juga melakukan penilaian
kemampuan menulis cerita atau mengarang sebagai hasil belajar pada siklus I dengan
memberikan penugasan. Hasil penugasan berupa mengarang tematis sesuai dengan gambar yang
diberikan mengalami peningkatan dibanding dengan keadaan kondisi awal. Sesuai dengan
harapan setelah para siswa diberi gambar berseri secara baik dan benar, para siswa juga mampu
membuat karangan yang baik. Secara logika para siswa harus diajarkan segala sesuatu secara
bertahap. Untuk dapat membuat karangan, para siswa melakukan tahapan latihan yang mudah
yaitu mengamati gambar dan mendeskripsikannya.
c. Pengamatan
Pelaksanaan observasi dilakukan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Observasi
ini dibantu oleh rekan guru kelas V SDN 020 Karya Tani. Pengamatan ini dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam mengajarkan materi dengan menggunakan
media gambar seri. Aspek yang di amati dalam pengamatan ini adalah aspek yang mencakup
keterampilan guru dalam mengajar, meliputi:
a. Membuka Pembelajaran
b. Menyiapkan gambar seri dan membagikan kepada siswa
c. Meminta siswa mengamati gambar seri

d. Membimbing siswa dalam membuat kerangka karangan

e. Membimbing siswa dalam menulis karangan

f. Mengajak siswa untuk mendiskusikan hasil karangan

g. Mengevaluasi hasil karangan

h. Menutup pelajaran

Selama proses pengamatan ini berlangsung guru dapat melakukan keterampilan mengajar
dengan cukup baik. Siswa juga tampak senang dan bersemangat dalam belajar.
d. Refleksi
Peneliti melakukan refleksi tentang keseluruhan proses pembelajaran mengarang
deskriptif siklus I. Peneliti menyimpulkan dan merinci dampak serta hasil tentang penggunaan
media gambar berseri pada pembelajaran mengarang deskriptif. Kesimpulannya yaitu terdapat
banyak kekurangan pada pembelajaran mengarang deskriptif melalui penggunaan media gambar
berseri. Kekurangan dapat dilihat dari hasil belajar mengarang deskriptif dan aktivitas siswa pada
siklus I yang belum maksimal.
Respon siswa pada saat pembelajaran berlangsung masih kurang, siswa kurang inisiatif
bertanya atau menjawab pertanyaan. Siswa sebagian besar belum bisa memahami materi yang
disampaikan sehingga menyebabkan hasil belajar siswa dalam mengarang deskriptif
menggunakan media gamnbar berseri belum sesuai kriteria.
2. Siklus 2
a. Perencanaan
Kegiatan pendahuluan penelitian tindakan pada siklus II hampir sama dengan siklus I.
Kegiatan pendahuluan penelitian tindakan pada siklus II dilakukan seperti sedia kala.
Selanjutnya peneliti memberikan pengarahan bahwa melihat kondisi nilai dan keterampilan
mengarang sudah ada peningkatan, namun belum semua siswa mendapatkan nilai sesuai KKM
ataupun memiliki keterampilan mengarang. Untuk pertemuan siklus II dilakukan dua kali
pertemuan. Cara yang digunakan peneliti adalah menyusun gambar berseri yang
menggambarkan kehidupan sehari-hari. Gambar yang dipakai dengan kualitas baik (gambar
jelas).
b. Pelaksanaan
Adapun kegiatan inti dalam perencanaan tindakan diawali dengan pemberian arahan
penulisan cerita. Waktu yang diperlukan kurang lebih 35 (tiga puluh lima) menit.Pelaksanaan
tindakan pada siklus II diawali dengan pemberitahuan teknis pelaksanaan tindakan yaitu
bagaimana menulis atau menyusun cerita yang baik.
Setelah diadakan apersepsi, peneliti melakukan kegiatan inti. Hasil observasi pada proses
pembelajaran yaitu motivasi para siswa yang terlihat lebih antusias mengikuti proses
pembelajaran. Siswa yang melakukan aktifitas, terlihat lebih semangat dibanding pada kondisi
awal atau sebelum ada tindakan melalui pemberian media gambar berseri.
Kemampuan menyusun cerita atau mengarang sebagai hasil belajar pada siklus II juga
mengalami peningkatan dibanding dengan hasil belajar pada siklus I. Sesuai dengan harapan
setelah para siswa diberi gambar berseri dengan kualitas yang baik, para siswa juga mampu
menyusun karangan yang baik.
Kesimpulan sementara dari proses pembelajaran atau motivasi siswa, dan kemampuan
menulis cerita atau karangan sudah ada peningkatan dibanding dengan siklus I. Motivasi dalam
proses pembelajran sudah ada peningkatan. Tidak terdapat siswa yang acuh, disamping itu siswa
juga lebih bersemangat melakukan kegiatan, di banding pada siklus I masih acuh.
Dari uraian di atas kesimpulan sementara yang dapat diperoleh dari siklus I dan siklus II
adalah adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar mengarang siswa kelas V SD Negeri 020
Karya Tani Kecamatan Kempas Kabupaten Indragiri Hilir tahun ajaran 2020/2021.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan secara langsung terhadap proses kegiatan belajar mengajar yang
terjadi di dalam kelas. Lembar pengamatan yang digunakan untuk mengamati keterampilan guru
sama dengan lembar yang digunakan pada siklus I. Kegiatan observasi ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah kekurangan teknik pengajaran pada siklus I sudah teratasi atau belum. Proses
pembelajaran berlangsung dengan lancar. Suasana kelas terlihat hidup, siswa sudah mulai merespon
dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Minat siswa sudah mulai ada untuk mengungkapkan
pendapat dan komentar. Penggunaan media gambar seri yang masih acak membuat siswa aktif dalam
mengikuti pembelajaran. Posisi guru saat pelajaran berlangsung tidak hanya berdiri dan
memperhatikan siswa yang duduk di depan saja, tetapi juga berkeliling memperhatikan seluruh siswa
yang duduk di depan maupun belakang.
d. Refleksi
Hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 020 Karya Tani Kecamatan Kempas terhadap
pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan media gambar berseri secara garis besar sudah
mengalami peningkatan. Pemahaman siswa terhadap materi sudah cukup baik dari siklus
sebelumnya. Siswa sudah dapat fokus saat pembelajaran berlangsung, tidak ada lagi siswa yang
mengobrol dan menganggu temannya. Keaktifan siswa juga meningkat ditunjukkan dengan
keberanian siswa bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh teman lain pada saat
diskusi berlangsung. Perhatian siswa sangat baik terlihat dari penjelasan yang didengarkan
dengan baik tanpa mengobrol. Peneliti menyimpulkan bahwa hasil penelitian sudah berhasil.

B. Pembahasan Dari Setiap Siklus


Pada hari Kamis tanggal 22 Oktober 2020 saya melakukan simulasi pertama di rumah
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tanpa melibatkan siswa karena masih dalam musibah
covid 19, simulasi yang saya laksanakan menggunakan RPP, siklus 1 Pertemuan ke 1 kegiatan
awal diawali dengan salam pembuka dan doa, mengabsen kehadiran siswa, melakukan apersepsi,
memberikan motivasi kepada siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Pelaksanaan pada kegiatan inti dilakukan selama 50 menit yaitu diawal pelajaran guru
menjelaskan apa yang di maksud dengan karangan,ciri-ciri karangan dan cara menentukan judul
karangan hal ini di maksud agar siswa dengan mudah mengarang melalui media gambar berseri.
guru mempresentasikan dan menjelaskan pelajaran berupa paparan masalah, pemberian contoh
gambar berseri, pemberian contoh tujuan nya agar siswa bisa menulis karangan berdasarkan
pengalaman yang di dapat siswa dalam kehidupan sehari-hari Para siswa tidak hanya dituntut
untuk membuat karangan tapi juga untuk mempelajari dan mengembangkan paragraph melalu
media gambar berseri tersebut.
Kegiatan akhir dilakukan selama 10 menit yaitu guru bersama siswa menyimpul kan hasil
pembelajaran, guru melakukan tes tertulis, selanjutnya guru memberikan penghargaan kepada
siswa yang terbaik dalam membuat karangan. dan diakhiri dengan salam dan do’a penutup di
pimpin oleh salah satu siswa.
Pada sikus I ini saya belum maksimal dalam melaksanakan pembelajaran tersebut karena
masih terdapat beberapa kekurangan dan kelemahan yang saya lakukan diantaranya : Pada saat
awal pelajaran saya tidak menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai, dalam proses
pembelajaran saya belum bisa menggunakan model pembelajaran atau metode pembelajaran
yang sesuai karena saya tidak menggunakan media pembelajaran sehingga proses belajar
mengajar kurang maksimal. Dalam pengelolaan kelas saya belum maksimal dan saya tidak
melakukan penilaian hasil belajar siswa dikarenakan waktu tidak cukup.
Berdasarkan kekurangan dan kelemahan yang saya lakukan pada pembelajaran siklus 1
diatas, maka hal-hal yang menjadi perhatian dan perlu saya perbaiki di Siklus 2 adalah membuar
rencana perbaikan pembelajaran yang harus saya lakukan untuk memperbaiki tindakan pada
siklus 2 adalah : Saya harus menggunakan metode pembelajaran yang sesuia dengan materi yang
diajar,saya juga harus menyediakan media pembelajaran saya harus terampil dalam pengelolaan
kelas, dan saya harus bisa mengatur waktu yang ditentukan agar perencanaan perbaikan
pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan pada saat melakuan kegiatan
pembelajaran sehingga saya bisa melakukan penilaian pada hasil belajar siswa.
Pada hari Selasa tanggal 3 November 2020 saya melakukan simulasi kedua di rumah
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tanpa melibatkan siswa karena masih dalam musibah
covid 19, simulasi yang saya laksanakan menggunakan RPP, siklus 2 Pertemuan ke 2 kegiatan
awal diawali dengan salam pembuka dan doa, mengabsen kehadiran siswa, melakukan apersepsi,
memberikan motivasi kepada siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, dan
menyampaikan tujuan pembelajaran, materi ajar, langkah-langkah proses pembelajaran, media
pembelajaran, sarana dan sumber belajar, dan lembar kerja siswa.
Pelaksanaan pada kegiatan inti dilakukan selama 50 menit yaitu diawal pelajaran guru
menjelaskan apa yang di maksud dengan karangan,ciri-ciri karangan dan unsur-unsur yang
terdapat dalam karangan dan langkah-langkah menyusun karangan berdasarkan gambar seri.
guru mempresentasikan dan menjelaskan pelajaran berupa paparan masalah, Selanjutnya pada
kegiatan inti saya memperlihatkan contoh sebuah gambar berseri tentang kegiatan di pagi hari
kemudian guru menceritakan gambar tersebut. Pemberian contoh tujuan nya agar siswa bisa
menulis karangan berdasarkan pengalaman yang di dapat siswa dalam kehidupan sehari-hari
Para siswa tidak hanya dituntut untuk membuat karangan tapi juga untuk mempelajari dan
mengembangkan paragraph melalu media gambar berseri tersebut.
Kegiatan akhir dilakukan selama 10 menit yaitu guru bersama siswa menyimpul kan hasil
pembelajaran, guru melakukan tes tertulis, selanjutnya guru memberikan penghargaan kepada
siswa yang terbaik dalam membuat karangan. dan diakhiri dengan salam dan do’a penutup di
pimpin oleh salah satu siswa.
Pada siklus 2 Pertemuan ke 2 ini, tindakan yang saya lakukan sudah banyak terlihat
kemajuan, kegiatan berlangsung lebih baik lagi dari kegiatan sebelumnya pada siklus 1. Siklus 2
ini saya sudah mengalami peningkatan dan kemajuan dalam melaksankan proses pembelajaran.
Berdasarkan kelemahan-kelamahan yang saya temui pada siklus 1 perbaikan pembelajaran di
fokuskan pada pelaksanaan pada siklus 2, yang awal nya di siklus 1 saya masih terdapat
kekurangan dan kelemahan yang saya lakukan dan pada siklus 2 ini tidak terdapat lagi
kelemahan-kelemahan tersebut dimana pada awal pembelajaran saya sudah menyampaikan
tujuan pembelajaran yang harus dicapai, saya sudah menguasai pengelolaan kelas dan
menggunakan media pembelajaran yaitu contoh gambar berseri, dan diakhiri pembelajaran saya
sudah melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa. Dalam hal ini saya merasa puas karena
pada proses belajar mengajar sudah berjalan dengan lancar dan sesuai dengan apa yang
diharapkan. Dengan demikian dapat dismpulkan bahwa Melalu Media Gambar Berseri dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri 020
Karya Tani Kecamatan Kempas.

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan
media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan dalam mata
pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN 020 Karya Tani Kabupaten Indragiri Hilir tahun
ajaran 2020/2021. Dengan penggunaan media gambar seri proses pembelajaran dalam menulis
karangan dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam melahirkan ide dan imajinasi untuk bercerita.
Dengan menggunakan gambar seri siswa akan lebih mudah menemukan kosa kata dan
mengungkapkan isi gambar ke dalam bentuk tulisan. Dan adanya Ada peningkatan keaktifan siswa
dalam pembelajaran mengarang dengan menggunakan gambar berseri. Hal ini diketahui dengan
hasil observasi yang menunjukkan terjadi perubahan aktivitas siswa ke arah yang lebih aktif
sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Siswa terlihat aktif bertanya kepada guru, menjawab
soal yang diberikan guru, kerjasama siswa dalam berdiskusi, serta merespon jawaban temannya.
Dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar mengarang menggunakan
gambar berseri mengalami peningkatan, dan indikator keberhasilan penelitian melebihi kriteria
yang akan dicapai.
B. Saran
1. Kepada guru disarankan untuk membiasakan siswa melaksanakan pembelajaran
keterampilan menulis narasi dengan menggunakan media. Penggunaan media dalam
pembelajaran dapat memotivasi dan mengoptimalkan proses pembelajaran siswa. Selain itu,
kepada guru disarankan untuk menerapkan pembelajaran keterampilan berbahasa seperti
keterampilan menulis dengan cara merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil
pembelajaran sesuai dengan GBPP, pengetahuan, dan kemampuan siswa.
2. Selain itu, kepada guru disarankan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan
pertimbangan/alternatif dalam proses pembelajaran keterampilan menulis di SD. Proses
pembelajaran keterampilan menulis yang dimaksud adalah melalui tahap-tahap menulis,
seperti pramenulis, pengedrafan, perbaikan, pengeditan, dan publikasi. Melalui tahap-tahap
proses pembelajaran keterampilan menulis tersebut, siswa dilatih berpikir kritis, sistematis
untuk dapat menganalisis dan mensintesis hal-hal yang dituangkan dalam karangannya.
Dengan cara seperti itu, aktivitas dan kreativitas siswa berkembang.

DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan. 2011. Pembinaan Kemampuan
Menulis Bahasa. Jakarta: Erlangga.
Anni, C. T. dkk. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V.


Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


Asrori, M. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Wacana Prima.

Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:Balai Pustaka.

Enre, Fachruddin Ambo. 2008. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Jakarta: Depdikbud.

Harianto. 2010. Teknik Penulisan Literatur. Bandung: Gramedia.

Hastuti, Sri. 2006. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian
Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Keraf, Gorys. 2005. Eksposisi Komposisi Lanjutan. Jakarta: Gramedia.

Mustakim. 2014. Membina Kemampuan Berbahasa: Panduan ke Arah Kemahiran Berbahasa.


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
 
Parera, Jos Daniel. 2013. Menulis Tertib dan Sistematik Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Ramlan. 2006. Paragraf Alur Pikiran dan Kepaduannya Dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta:
Andi.

Sakri, Adjat. 2012. Bangun Paragraf Bahasa Indonesia. Bandung: ITB Bandung.

Soedjito, Mansur Hasan. 2011. Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Soeparno. 2008. Media Pengajaran Bahasa. Klaten: Intan Pariwara.

Sujanto. 2008. Keterampilan Berbahasa Membaca-Menulis-Berbicara untuk  Mata Kuliah


Dasar Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Suprijono, A. 2011. Coooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem.Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Suriamiharja, Agus, H. Akhlak Huse, Nunuy Nurjanah. 1996. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP SETARA D-III.

Susilana, R. & Riyana. C. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.


Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC.
Tarigan, Henry Guntur. 2006. Menulis sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.

Wardhani, I. & Wihardit. K. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai