Anda di halaman 1dari 42

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK PENINGKATKAN

KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT TANYA SISWA


KELAS II SDN KRETERANGGON 2 KECAMATAN
SAMBENG KABUPATEN LAMONGAN TAHUN PELAJARAN
2021/2122

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Kemantapan Kemampuan Profesional (PKP)

Oleh:

NISWATUL LAILIYAH

855874533

UNIVERSITAS TERBUKA

UNIT PROGRAM PEMBELAJARAN JARAK JAUH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada masa sekarang ini, pendidikan di Indonesia banyak mengalami


perubahan dan kemajuan baik dari penyajian kurikulum maupun mutu
pendidikan, dimana sangat memperhatikan sekali bakat dan minat dari
peserta didik, sehingga cita-cita siswadapat tercapai.
Dengan adanya tantangan era globalisasi dan informasi tersebut,
perlu adanya perbaikan sistem pendidikan. Perbaikan pendidikan meliputi
penyempurnaan dalam peranan media pembelajaran yang mengarah
kepada kelancaran belajar dan perkembangan siswadan lingkungannya.
Banyak strategi yang efektif, kreatif, dan inovatif yang
mempermudah kegiatan belajar mengajar disekolah sehingga tercipta
situasi dan kondisi kelas yang kondusif sehingga proses belajar mengajar
dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan dapat
meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, sebagai pendidik
harus tetap belajar untuk meningkatkan prestasi dan profesinya sebagai
guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dengan
mengikuti berbagai macam penataran, seminar, workshop dan lain
sebagainya.
Dalam setiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar, sekolah
menengah pertama, sekolah menengah atas sampai sekolah tinggi
(universitas) tidak luput dari pelajaran Bahasa Indonesia. Bahasa
Indonesia merupakan pelajaran wajib di setiap jenjang pendidikan.
Pelajaran Bahasa Indonesia sangat diperhatikan dalam pendidikan. Bahasa
sangat penting perannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran ini
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswauntuk berkomunikasi
dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Pembelajaran bahasa terbagi menjadi tiga aspek, Tata Bahasa,
keterampilan dan sastra. Tata bahasa berbicara tentang fonologi, morfologi,
dan sintaksis. Keterampilan terkait dengan menyimak, berbicara, membaca
dan menulis. Sedangkan sastra, menurut bentuknya terbagi atas prosa, puisi,
dan drama. Dalam kurikulum SD/MI terdapat materi tentang kalimat. Jenis
kalimat menurut fungsinya dapat diperinci menjadi pernyataan, pertanyaan,
perintah dan permintaan, dan seruan. (Alek, Achmad H.P:2009)
Dalam pendidikan Sekolah Dasar kelas II, pada pembelajaran
Bahasa Indonesia tentang kalimat tanya masih banyak siswa yang belum
mampu dan belum paham dalam membuat kalimat tanya dengan tepat. Hal
ini disebabkan karena masih banyaknya siswa yang malas dalam membaca.
Berdasarkan hasil pengamatan peneiti pada pelajaran Bahasa
Indonesia di kelas II khususnya pelajaran kalimat tanya ditemukan beberapa
kendala. Diantaranya masih ada anak yang belum lancar membaca, malas
membaca dan kurangnya kemampuan dan pemahaman siswa dalam
membuat kalimat tanya dengan tepat. Hal ini karena belum pahamnya
siswatentang makna atau isi bacaan.
Oleh karena itu perlu adanya media atau teknik untuk mengatasi
kesulitan tersebut, yaitu dengan Media gambar. Media ini digunakan agar
permasalahan dalam pelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam
penyusunan kalimat tanya dapat teratasi. Maka dari itu peneliti merasa perlu
mengadakan sebuah penelitian dengan judul “Penggunaan Media Poster
Untuk Peningkatan Kemampuan Membuat Kalimat Tanya Siswa Kelas II
SDN Kreteranggon 2 Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan.”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dalam kegiatan
penelitian ini adalah :
Bagaimana penggunaan media poster dalam meningkatkan kemampuan membuat
kalimat tanya siswa kelas II SDN Kreteranggon 2 Kecamatan Sambeng,
Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 20210/2022?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan
peneliti yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui penggunaan media poster dalam membuat kalimat tanya
siswa kelas II SDN Kreteranggon 2 Kecamatan Sambeng, Kabupaten
Lamongan.

D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat bagi guru/pengamat
1. Membantu guru untuk menentukan desain pembelajaran yang kreatif
sehingga dapat membuat siswa merasa tidak bosan dan menunjang
keberhasilan dalam proses pembelajaran.
2. Memberikan pemahaman bagaimana cara membuat kalimat tanya
dengan bantuan media poster.
b. Manfaat bagi siswa
1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar membaut kalimat
tanya melalui media poster.
2. Mengenalkan kepada siswa mengenai pembelajaran yang efektif dan
menarik.
c. Manfaat bagi sekolah
1. Memberikan inovasi pembelajaran untuk guru di lingkungan
sekolah.
2. Mengetahui kemampuan siswa khususnya dalam membuat kalimat
tanya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar


Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswauntuk
berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan
manusia Indonesia. Standar Kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia
merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswayang menggambarkan
penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa dan sikap positif terhadap
bahasa dan sastra Indonesia. (Mudiono:2010)
Hasil belajar memuat gambaran materi yang disajikan pada tiap-tiap aspek
dalam Bahasa Indonesia, yang mendukung tercapainya kompetensi yang telah
ditetapkan, secara garis besar dikemukakan sebagai berikut : (1) Mendengarkan,
terdiri atas mendengarkan cerita, berita, bunyi atau suara perintah, pengumuman,
ceramah dan seterusnya; (2) Berbicara, terdiri atas dialog, pesan keluarga, drama
pendek, gambar seri dan seterusnya; (3) Membaca, terdiri atas huruf, suku kata,
kalimat, paragraf, denah, berbagai teks dan seterusnya; dan (4) Menulis, terdiri
atas menulis huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf, karangan, dan seterusnya.
Dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia di
Sekolah Dasar sangat penting, sebab untuk melatih siswa untuk menggunakan
Bahasa Indonesia baik yang berupa lisan maupun tulisan dengan baik dan benar.
Siswa dikatakan mampu dalam berbahasa, jika mereka dapat menggunakan 4
aspek keterampilan berbahasa dengan baik. Empat aspek keterampilan berbahasa
tersebut, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

B. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar


Pembelajaran pada pelajaran Bahasa Indonesia salah satunya adalah
pembelajaran menulis. Menurut standar kompetensi menulis di Sekolah Dasar
adalah menulis secara efektif dan efisien berbagai jenis karangan dalam berbagai
konteks (Depdiknas dalam Muslich:2009).
Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki 4 aspek keterampilan berbahasa,
yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pada hakikatnya
pembelajaran Bahasa Indonesia tujuannya supaya siswa dapat menggunakan
semua keterampilan berbahasa mulai dari mendengarkan sampai dengan menulis
dengan baik dan benar. Dengan melakukan hal mendengarkan, berbicara, dan
membaca siswa juga harus dapat menuangkan apa yang ditangkapnya ke dalam
bentuk tulisan dengan memperhatikan penggunaan ejaan dan tanda baca yang
benar.

C. Pembelajaran Menulis
Salah satu aspek keterampilan berbahasa, yaitu menulis. Pembelajaran
menulis sangat penting untuk diterapkan kepada siswasedini mungkin. Karena
tidak semua orang dapat menulis dengan menggunakan ejaan yang benar dan
tepat.
1. Pengertian Menulis
Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang perlu mendapat perhatian
adalah aspek menulis. Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan
gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk suatu tujuan, misalnya memberi tahu,
meyakinkan atau menghibur. Menulis adalah “keterampilan produktif dengan
menggunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa
yang bukan sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga
mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan
yang teratur” (Mulyati dalam Miftachudin:2011). (Mudiono:2010) berpendapat
bahwa menulis adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengungkapkan gagasan
atau ide ke dalam bentuk tulisan, sehingga apa yang akan disampaikan penulis
melalui tulisannya dapat sampai kepada pembaca.
Berdasarkan dua pendapat di atas, peneliti berpendapat bahwa menulis
merupakan suatu kegiatan untuk mengungkapkan gagasan atau ide yang
dimilikinya dengan menggunakan bahasa tulis. Akan tetapi, dalam menulis harus
menggunakan bahasa yang baik dan benar agar mudah dipahami oleh para
pembaca maksud dari apa yang disampaikan oleh penulis.
2. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Kegiatan Menulis
Menurut Supriyadi (dalam Mudiono:2010) sebelum melaksanakan
kegiatan belajar mengajar menulis, terlebih dahulu guru harus memperhatikan
bahwa :
1. Kegiatan menulis harus dimulai dengan kegiatan mendengarkan, berbicara, dan
membaca;
2. Kegiatan belajar menulis dapat dilakukan dengan latihan-latihan pola kalimat,
menyalin, mengganti kalimat, mengisi titik-titik, menyelesaikan kalimat, atau
menulis bebas;
3. Kegiatan belajar menulis dapat dilatih mulai dari mengarang terpimpin atau
terikat ketentuan guru sampai kepada menulis bebas;
Menurut peneliti, dalam pembelajaran menulis hendaknya guru
memerhatikan hal-hal yang telah dijelaskan di atas. Dikarenakan kegiatan menulis
tersebut bukan merupakan kegiatan yang sembarangan untuk menulis begitu saja,
melainkan ada pedoman dan petunjuk yang benar dalam melakukan kegiatan
menulis, agar para pembaca dapat mengetahui isi dan maksud dari apa yang
dikatakan dan dialami oleh penulis.

D. Kalimat

1. Pengertian Kalimat
Pembelajaran Bahasa Indonesia sangat terkait dengan pembentukan
atau pemakaian kalimat. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam
wujud lisan maupun tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
(Zaenal Arifin.dkk:2004) Sedangkan menurut Abdul Chaer, kalimat
adalah satuan sintaksis yang dibangun oleh konstituen dasar (biasanya
berupa klausa), dilengkapi dengan konjungsi (bila diperlukan), disertai
dengan intonasi final (deklaratif, interogatif, imperative, atau interjektif).
(Abdul Chaer:2008)
Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan
keras lembut, disela jeda dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud
tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!).
Menentukan satuan kalimat bukanlah dari banyaknya kata yang
menjadi unsurnya melainkan intonasinya. Setiap satuan kalimat dibatasi
oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik.
(Ramlan:2001)
2. Jenis Kalimat
Menurut Sri Hapsari Wijayanti Jenis kalimat dalam Bahasa
Indonesia bermacam-macam, antara lain:
1) Kalimat tunggal dan kalimat majemuk
2) Kalimat aktif dan kalimat pasif
3) Kalimat langsung dan kalimat tidak langsung
4) Kalimat deklaratif, kalimat interogatif, kalimat imperatif, dan
kalimat ekslamatif. (Sri Hapsari wijayanti.dkk:2013)
Sedangkan menurut Alek dan Achmad menurut fungsinya, jenis
kalimat dapat diperinci menjadi pernyataan, pertanyaan, perintah dan
permintaan, dan seruan .(Alek, Achmad H.P:2009)
Kalimat yang menyatakan sesuatu dengan lengkap dinamakan
kalimat deklaratif. kalimat berbentuk pertanyaan atau permintaan untuk
memperoleh informasi dinamakan Kalimat interogatif. kalimat yang
bernada memerintah atau melarang seseorang dinamakan Kalimat
imperatif. Kalimat yang mengungkapkan perasaan hati dinamakan
kalimat ekslamatif (seruan). Namun, dalam penelitian ini hanya akan
membahas tentang kalimat tanya.
3. Kalimat Tanya
Kalimat tanya disebut juga kalimat interogatif. Kalimat tanya
adalah kalimat yang isinya mengharapkan reaksi atau jawaban berupa
pengakuan, keterangan, alasan, atau pendapat dari pihak pendengar atau
pembaca. (Abdul Chaer:2011)
Kalimat Tanya berfungsi untuk menanyakan sesuatu. Kalimat ini
memiliki pola intonasi yang berbeda dengan pola intonasi kalimat
lainnya. Sedangkan, Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin
memperoleh informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat tanya
adalah kalimat yang isinya berfungsi untuk menanyakan sesuatu untuk
memperoleh reaksi atau jawaban dan memiliki pola intonasi yang
berbeda dengan kalimat lain.
Kalimat tanya diakhiri dengan tanda tanya (?) pada bahasa tulis dan
pada bahasa lisan dengan suara naik, terutama jika tidak ada kata tanya
atau suara turun. (Hasan alwi:2004) Dalam kalimat tanya sering
menggunakan kata tanya baik diawal maupun akhir kalimat. kata tanya
adalah kata-kata yang digunakan sebagai pembantu didalam kalimat
yang menyatakan pertanyaan.
Setiap ahli memiliki perbedaan dengan jumlah kalimat tanya.
Kalimat tanya secara formal ditandai oleh kehadiran kata tanya seperti
apa, siapa, berapa, kapan, dan bagaimana dengan atau tanpa partikel
kah sebagai penegas. (Hasan alwi : 2014) Sedangkan menurut Abdul
Chaer, kata tanya yang ada dalam bahasa Indonesia yaitu:
1) Apa
Kata tanya apa digunakan dengan aturan:
a) Untuk menanyakan benda atau hal, baik tentang jenis nya
maupun namanya, digunakan di depan kata benda atau kata
penggantinya. contoh: Apa isi lemari ini?
Untuk lebih menegakan pertanyaan biasanya kata tanya apa
diberi partikel penegas kah. Maka pertanyaan di atas menjadi:
apakah isi lemari ini?
b) Untuk menanyakan nama atau nama jenis barang digunakan
dibelakang kata benda atau frase benda yang ditanyakan. Dalam
hal ini lazim juga diberi partikel penegas kah.
contoh: Binatang apa yang berbulu tebal itu?
c) Untuk menanyakan benda yng digunakan pada awal kalimat
dalam kalimat pasif yang berkata penghubung yang. Dalam hal
ini juga lazim diberi partikel penegas kah.

Contoh: Apakah yang kau cari disini?


d) Untuk meminta pengakuan ya atau tidak/bukan digunakan:
- Dimuka kalimat verbal. dalam hal ini lazim juga diberi
partikel penegas kah.
Contoh: Apakah kamu melihat sendiri peristiwa itu?
- Dimuka kalimat nominal. dalam hal ini lazim juga diberi
partikel penegas kah.
Contoh: Apakah dia anak pak Ahmad?
2) Siapa
Kata tanya siapa digunakan dengan aturan:
a) untuk menanyakan nama digunakan di depan kata nama yang
diikuti dengan kata benda yang menanyatakan orang atau kata
gantinya.
Contoh: Siapa nama anak itu?

b) untuk menanyakan identitas orang contoh: Siapa penulis buku


ini?
3) Mengapa
Kata tanya mengapa dengan fungsi untuk menyatakan sebab atau
alasan digunakan dimuka kalimat berpredikat kata kerja atau kata
sifat.
Contoh: Mengapa kamu masuk sekolah hari ini?
Secara bebas kata tanya mengapa dapat diganti dengan kata tanya
kenapa. Namun, dalam bukunya Abdul Chaer tidak
menganjurkannya.
4) Bagaimana
Kata tanya bagaimana digunakan dengan aturan:

a) untuk menanyakan keadaan digunakan di depan kata benda


contoh: Bagaimana cuaca disana?
b) untuk menanyakan cara atau proses digunakan di depan kata
kerja. Secara bebas boleh disertai kata cara di antara kata tanya
bagaimana dengan kata kerjanya itu.
Contoh: Bagaimana cara merebus ketupat?

c) untuk menanyakan apa yang harus dilakukan oleh atau terhadap


sesuatu digunakan di depan kata benda. Dalam hal ini di antara
kata tanya

bagaimana itu dengan kata bendanya perlu disisipkan kata


depan
dengan.

Contoh: Kalau kita dapat rumah dinas bagaimana dengan rumah


ini?
5) Berapa
Kata tanya berapa digunakan dengan aturan:
a) untuk menanyakan jumlah atau banyaknya sesuatu digunakan di
depan kata benda.
Contoh: Berapa harga seekor ayam?
b) untuk menanyakan besar, jumlah, nilai sesuatu pengertian kata
benda hal atau kata benda proses. Di antara kata tanya berapa
dan kata benda itu lazim juga disisipkan kata jauh.
6) Mana
Kata tanya mana dengan fungsi menanyakan tempat keberadaan,
digunakan di depan kata benda.
contoh:
a) Mana buku telepon itu?
Untuk menanyakan keberadaan tempat dengan lebih pasti di
depan kata mana perlu ditempatkan kata depan di, ke,atau dari.
Menjadi: di mana, ke mana atau dari mana
Contoh: Di mana mereka belajar?
7) Kapan
Kata tanya kapan dengan fungsi untuk menanyakan waktu,
digunakan di depan kalimat berpredikat kata kerja.
Contoh: Kapan upacara itu akan dimulai?
Kata tanya kapan dapat diganti dengan kata tanya bila atau
bilamana.
E. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah saran fisik untuk menyampaikan isi/materi
pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, Mudiono
berpendapat bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan
siswasehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Briggs.
Dari pendapat di atas, maka dapat peneliti simpulkan bahwa media
pembelajaran adalah suatu alat/benda yang berupa konkrit maupun abstrak yang
digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Dengan
adanya media pembelajaran tujuannya agar siswa lebih mudah memahami materi
yang disampaikan oleh guru.

2. Fungsi Media Pembelajaran


Fungsi media pembelajaran menurut Winataputra (dalam Arindawati dan
Huda, 2004) adalah sebagai berikut :
a. Sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang lebih
efektif.
b. Media pembelajaran sebagai bagian yang integral dari keseluruhan proses
pembelajaran.
c. Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan tujuan dan
isi pembelajaran.
d. Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai hiburan atau hanya memancing
perhatian siswa saja.

3. Jenis-Jenis Media Pembelajaran


Menurut para ahli media (dalam Siddiq:2008) bahan pembelajaran dalam
bentuk media pembelajaran diklasifikasikan dalam beberapa bentuk, antara lain :
a. Media grafis, yaitu media yang menyajikan desain materi dalam bentuk
simbol-simbol komunikasi visual. Media ini bersifat sederhana, mudah
pembuatannya, dan relatif murah. Yang termasuk media grafis, antara lain :
gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik, kartun, poster, peta dan
globe, papan flannel, papan bulletin.
b. Media audio, yaitu media yang menyajikan desain materi dalam bentuk
lambang-lambang auditif. Media audio ini terdiri dari : media radio, media
rekaman, laboratorium bahasa.
c. Media proyeksi diam, yaitu media yang menyajikan desain pesan/materi
layaknya media grafis, tetapi penyajiannya dengan teknik diproyeksikan
dengan peralatan yang disebut proyektor. Media proyeksi diam, terdiri dari :
film bingkai (slide), film rangkai (film strip), media transparansi.
d. Media proyeksi gerak, yaitu media yang menyajikan desain pesan/materi
dalam bentuk onjek yang bergerak. Yang termasuk media ini, terdiri dari :
film, televisi, computer (animasi), dan permainan simulasi.
e. Media cetak, yaitu media yang menyajikan desain pesan/materi (tulis dan
gambar) dalam bentuk cetak. Yang termasuk media cetak adalah buku, modul,
surat kabar, majalah, LKS, dsb.
f. Media nyata, yaitu media dalam bentuk benda aslinya, baik dalam bentuk
keseluruhan/utuh, maupun dalam bentuk bagian/contoh bagian dari benda
tertentu. Yang termasuk media nyata ini, seperti obyek, specimen, mock up,
herbarium, dan insektarium.

F. Media Poster
1. Pengertian Poster

Media adalah sesuatu yang digunakan untuk merangsang pikiran, peraasan,


perhatian, minat siswasedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi, salah
satu media yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kognitif
siswaadalah media visualisasi. Media yang tepat dalam menerima informasi
yang baik adalah media poster. Poster adalah kombinasi visual dari
rangcangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk
menangkap perhatian. Poster juga disebut plakat, lukisan atau gambar yang
dipasang sebgai media untuk menyampaikan informasi, saran, pesan, kesan,
ide yang berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide,
mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin cepat akan dilupakan.
Poster merupakan alat pembelajaran untuk menambah kosa kata.(
Rizawayani Dkk:2017) Poster adalah media yang digunakan untuk
menyampaikan suatu informasi, saran atau ide tertentu, sehingga dapat
merangsang keinginan yang melihatnya, untuk melaksanakan isi pesan
tersebut. Suatu poster yang baik harus mudah diinget, mudah dibaca, dan
mudah untuk ditempelkan dimana saja.( Wina Sanjaya:2015) Media poster
dijadikan sarana untuk mengomunikasikan gagasan, evaluasi dan proyek
inovasi klinis, kajian ini juga mengembangkan metode-metode pembelajaran
yang bisa diterapkan dalam proses pembelajaran yang memanfaatkan media
poster. Poster merupakan media gambar. Dalam dunia pendidikan poster
(plakat, lukisan/gambar yang dipasang) telah mendapat perhatian yang
cukup besar sebagai suatu media untuk menyampaikan informasi, saran,
pesan dan kesan, ide dan sebagainya.( Fierda Zahara Jannah Dkk:2016)

Poster dapat berfungsi untuk menarik minat siswa terhadap pesan- pesan
yang ingin disampaikan, mencari dukungan tentang sesuatu hal/gagasan,
serta sebagai metode siswauntuk tertarik dan melaksanakan pesan yang
terpampang dalam poster serta memungkinkan untuk dilihat sesering
mungkin tanpa harus menyala komputer dan televisi. (Shalwa Dkk:2015)
Pemanfaatan media pembelajaran poster secara optimal mampu
memperlancar aktivitas pembelajaran dan memudahkan interaksi antara
guru dan siswa sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif.

2. Kriteria – kriteria poster yang baik

Media pembelajaran poster dikatakan baik apabila memenuhi kriteria-


kriteria tertentu, kriteria-kriteria yang mencangkup poster yaitu:
1. Tingkat keterbacaan (readability)
2. Mudah dilihat (visibility)
3. Mudah dimengerti (legibility)
4. Serta komposisi yang baik. (Yunus Sulistyono:2015)

3. Kelebihan poster
Poster juga memiliki kelebihan, yaitu harganya terjangkau oleh
seorang guru atau tenaga pengajar. Dalam media poster memvisualisasikan
pesan, informasi atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa. Poster
menghadirkan ilustrasi melalui gambar yang hampir menyamai kenyataan
dari sesuatu objek atau situasi. (Sri maiyena:2015)

4. Kekurangan poster
Kekurangan poster adalah media ini tetap, diperlukan dalam
keahlian bahasa dan ilustrasi dalam membuat poster, dapat menimbulkan
salah tafsir, dari kata/kata simbol yang singkat, membutuhkan proses
penyusunan dan penyebaran yang komplek dan membutuhkan waktu yang
relatif lama dan jenis bahan yang digunakan biasanya mudah sobek,
artinya gangguan mekanis tinggi, sehingga informasi yang diterima tidak
lengkap.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian


1. Subjek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas II SDN Kreteranggon 2
tahun pemmbelajaran 2021/2022 yang berjumlah 10 anak, yang terdiri dari 4
siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan.
2. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas II SDN Kreteranggon
II kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan. Kelas tersebut sebagai subjek
penelitian karena penulis adalah guru kelas II SDN Kreteranggon 2 sesuai
dengan makna PTK, yaitu PTK merupakan perbaikan pembelajaran di
lingkungan sendiri guna meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Waktu Penelitian
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia di
kelas II SDN Kreteranggon 2 pada semester 1 tahun pelajaran 2021/2022
mulai pada tanggal 29 Oktober 2021 sampai dengan tanggal 7 November
2021 dengan jadwal pelaksanaan sebagai erikut:
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
No Hari/Pelaksanaan Siklus
1. Senin, 29 Oktober 2021 Pra Siklus
2. Jum’at 03 November 2021 Siklus I
3. Senin 06 November 2021 Siklus II

4. Pihak Yang Membantu


Pihak yang membantu dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain yaitu:
Kepala Sekolah, Guru atau teman sejawat, serta dosen LPTK.

B. Desain Prosedur Perbaikan Penelitian


Pada dasarnya PTK terdiri dari 4 (empat) tahapan dasar yang saling terkait
dan berkesinambungan: (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3)
pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Model siklus PTK menurut
Hopkins (2010:54) dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini

Identifikasi
masalah

Siklus I
Perencanaan

Refleksi Pelaksan
aan

Observasi
Siklus II
Perencanaan
Refleksi

Observasi

Pelaksan
aan

Siklus
Selanjutnyaa

Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Kelas Model Hopkins (Sumber Sanjaya, 2010)
Siklus I
1. Perencanaan
Rencana pelaksanaan PTK yang akan dilakukan, sebagai berikut :
a. Menyusun silabus.
b. Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
c. Menyiapkan materi-materi pembelajaran yang akan diajarkan.
d. Membuat media pembelajaran yaitu gambar semenarik mungkin supaya
dapat menarik minat siswa dalam menerima materi pelajaran dan membuat
kalimat tanya.
e. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).
f. Menyiapkan kunci jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS).
g. Menyiapkan media pembelajaran untuk siswa yaitu gambar
h. Menyusun lembar observasi untuk melakukan pengamatan terhadap siswa
ataupun guru saat proses pembelajaran berlangsung.
i. Membuat lembar penilaian untuk siswa dalam membuat kalimat tanya
dengan menggunakan gambar tersebut.
2. Pelaksanaan
Tahap ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana
yang telah dibuat yaitu dalam pembelajaran membuat kalimat tanya digunakan
media gambar. Pada tahap pelaksanaan ini yang melaksanakan proses
pembelajaran adalah guru kelas II, sedangkan peneliti sebagai observer yang
mengamati guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Berikut
ini pelaksanaan penggunaan media gambar antara lain :
a. Siswa dibagi oleh guru menjadi 2 kelompok yang heterogen.
b. Guru memberi salah satu contoh kalimat tanya yang mengandung aspek
kebersamaan sesuai dengan gambar kepada siswa

c. Guru membagikan 1 gambar kepada masing – masing kelompok

d. Secara berkelompok, siswa diminta untuk membuat kalimat tanya sesuai


dengan 5W 1 H

e. Perwakilan dari beberapa siswa diminta untuk menyampaikan hasil


kerjanya didepan kelas.

f. Guru membagikan lembar kerja yang harus dikerjakan oleh siswa secara
individu

g. Guru memberikan penguatan terhadap hasil kerja siswa

h. Guru Bersama siswa menyimpulkan informasi yang telah dipelajari.

3. Observasi
Pada tahap ini, guru mengamati kegiatan dan hasil kerja siswa selama
proses pembelajaran berlangsung. Sehingga dalam tahapan ini, guru harus
membuat lembar observasi/lembar pengamatan untuk menilai siswa ketika
siswa melakukan suatu aktivitas di dalam proses pembelajaran. Dalam
melakukan observasi, peneliti dibantu oleh seorang guru kelas II (yang
merangkap sebagai guru pengajar Bahasa Indonesia kelas II) dan 1 pengamat
yang berasal dari teman mahasiswa peneliti. Aspek-aspek yang harus diamati
dalam membuat kalimat tanya dengan menggunakan media gambar,:
a. Keaktifan siswa di dalam kelas.
b. Tingkah laku guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
c. Kegiatan diskusi siswa.
d. Penggunaan media pada waktu mengajar.
e. Konsentrasi siswa dalam membuat kalimat tanya sesuai dengan unsur 5W
1 H.
f. Kemampuan siswa dalam membuat kalimat tanya berdasarkan gambar.
4. Refleksi
Guru melakukan refleksi tentang kekurangan dan kelebihan yang terjadi
di siklus I. Pada tahap refleksi inilah, guru dapat mengetahui apakah penelitian
tersebut berhasil atau tidak dengan melihat hasil kalimat tanya siswa apakah
banyak yang telah memperoleh nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum) Bahasa Indonesia yaitu 70,00. Jika penelitian pada siklus I tidak
berhasil, maka peneliti harus melakukan penelitian lagi pada siklus II.

Siklus II
Siklus II ini dilakukan oleh peneliti, jika pada siklus I siswa yang mengalami
ketuntasan belajar lebih dari 70% belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum). KKM Bahasa Indonesia yaitu 70,00 sehingga bisa dikatakan bahwa
penelitian di siklus I tidak berhasil, maka perlu dilakukan perbaikan pada sikus II.
1. Perencanaan
Rencana pelaksanaan PTK yang akan dilakukan, sebagai berikut :
a. Menyusun silabus.
b. Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
c. Menyiapkan materi-materi pembelajaran yang akan diajarkan.
d. Membuat media pembelajaran yaitu gambar semenarik mungkin supaya
dapat menarik minat siswa dalam menerima materi pelajaran dan membuat
kalimat tanya.
e. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).
f. Menyiapkan kunci jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS).
g. Menyiapkan media pembelajaran untuk siswa yaitu gambar.
h. Menyusun lembar observasi untuk melakukan pengamatan terhadap siswa
ataupun guru saat proses pembelajaran berlangsung.
i. Membuat lembar penilaian untuk siswa dalam membuat kalimat tanya
dengan menggunakan gambar tersebut.
2. Pelaksanaan
Tahap ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana
yang telah dibuat yaitu dalam pembelajaran membuat kalimat tanya digunakan
media gambar. Pada tahap pelaksanaan ini yang melaksanakan proses
pembelajaran adalah guru kelas II, sedangkan peneliti sebagai observer yang
mengamati guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Berikut
ini pelaksanaan penggunaan media gambar antara lain :
3. Siswa dibagi oleh guru menjadi 2 kelompok yang heterogen.
4. Guru memberi salah satu contoh kalimat tanya yang mengandung aspek
kebersamaan sesuai dengan gambar kepada siswa.

5. Guru membagikan 1 gambar kepada masing – masing kelompok

6. Secara berkelompok, siswa diminta untuk membuat kalimat tanya sesuai


dengan 5W 1 H

7. Perwakilan dari beberapa siswa diminta untuk menyampaikan hasil


kerjanya didepan kelas.

8. Guru membagikan lembar kerja yang harus dikerjakan oleh siswa secara
individu

9. Guru memberikan penguatan terhadap hasil kerja siswa

10. Guru Bersama siswa menyimpulkan informasi yang telah dipelajari.


3. Observasi
Pada tahap ini, guru mengamati kegiatan dan hasil kerja siswa selama
proses pembelajaran berlangsung. Sehingga dalam tahapan ini, guru harus
membuat lembar observasi/lembar pengamatan untuk menilai siswa ketika
siswa melakukan suatu aktivitas di dalam proses pembelajaran. Dalam
melakukan observasi, peneliti dibantu oleh seorang guru kelas II (yang
merangkap sebagai guru pengajar Bahasa Indonesia kelas II) dan 1 pengamat
yang berasal dari teman mahasiswa peneliti. Aspek-aspek yang harus diamati
dalam membuat pertanyaan dengan menggunakan media gambar:
a. Keaktifan siswa di dalam kelas.
b. Tingkah laku guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
c. Kegiatan diskusi siswa.Penggunaan media pada waktu mengajar.
d. Konsentrasi siswa dalam membuat kalimat tanya 5W 1H sesuai dengan
gambar yang padu.
e. Kemampuan siswa dalam membuat kalimat tanya berdasarkan gambar.
4. Refleksi
Guru melakukan refleksi tentang kekurangan dan kelebihan yang terjadi
di siklus I. Pada tahap refleksi inilah, guru dapat mengetahui apakah penelitian
tersebut berhasil atau tidak dengan melihat hasil membuat kalimat tanya siswa
apakah banyak yang telah memperoleh nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum) Bahasa Indonesia yaitu 70,00. Jika penelitian pada siklus II
berhasil, maka penelitian dihentikan.

C. Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang tepat sesuai dengan tujuan penelitian, perlu
dikembangkan pedoman atau instrumen yang valid yang dapat
mengumpulkan data yang diperlukan. Guru sebagai peneliti PTK harus
mampu memilih dan mengembangkan pedoman atau instrumen sesuai dengan
tujuan penelitian, agar dapat mengumpulkan yang tepat dan memecahkan
masalah secara tepat pula, serta dapat mencapai tujuan secara efektif
(Mulyasa:2009).
Instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, antara lain :
1. Tes
Instrumen untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa yaitu dengan
menggunakan tes tulis yang berupa soal uraian. Tes tulis tersebut terdapat 1
buah soal yang harus dikerjakan oleh siswa secara individu. Soal tersebut
mengenai 5 W 1 H. Oleh karena itu, penilaiannya yaitu kepaduan antar
kalimat yang sesuai dengan gambar serta penggunaan ejaan dan tanda baca
yang benar.
2. Lembar observasi
Instrumen lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai perilaku siswa dan guru dari awal sampai akhir pembelajaran
berlangsung. Lembar observasi yang digunakan oleh peneliti yaitu untuk
menilai aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran.

D. Teknik Analisis Data


Penilaian merupakan skor yang harus dicapai oleh siswa dalam membuat
kalimat tanya. Sehingga terdapat beberapa skor tersendiri tiap tahap-tahap
dalam membuat kalimat tanya. Penilaian tersebut, sebagai berikut :
a. Pengolahan data hasil observasi
Pengolahan data hasil observasi sangat bergantung pada pedoman
observasinya, terutama dalam mencatat hasil observasi. Hasil observasi
yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan-pernyataan sebagaimana adanya
yang tampak dari perilaku yang diobservasi, diolah dengan melakukan
analisis seluruh hasil amatan tersebut (Sudjana:2008).
Pengolahan data hasil observasi digunakan untuk menilai keaktifan
siswa, kegiatan diskusi siswa, penggunaan media pada waktu mengajar,
konsentrasi siswa dalam membuat pertanyaan dengan unsur 5W+1H
sesuai dengan gambar yang padu, dan kemampuan siswa dalam membuat
kalimat tanya berdasarkan gambar. Data hasil observasi/pengamatan diberi
nilai atau disediakan skala nilai, misalnya dengan huruf A, B, C, dan D
atau dengan angka 4, 3, 2, dan 1. Adapun cara dalam menggunakan
penilaian ini, yaitu dengan menggunakan rumus, sebagai berikut :
Nilai : x 100%

(Sumber : Sudjana, 2008)

Tabel 3.2 Kriteri Aktivitas Guru dan Siswa

No Persentase Aktivitas Siswa Kriteria

1 85% - 100% Sangat baik (A)

2 70% - 84% Baik (B)

3 55% - 69% Cukup (C)

4 40% - 54% Kurang Baik (D)

5 0% - 39% Sangat Kurang (E)

(Sumber: Depdiknas dalam Iktikaviana, 2012:52)

b. Pengolahan data hasil tes


Pengolahan data tes hasil belajar dimaksudkan untuk mengubah data
mentah hasil tes atau skor tes menjadi data masak yang siap ditafsirkan.
Pengolahan data mentah menjadi data masak memerlukan teknik statistika
deskriptif seperti dalam bentuk persen (Sudjana:2008).
Pengolahan data hasil tes digunakan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa dalam membuat kalimat tanya dapat menggunakan rumus
di bawah ini :
a. Menentukan ketercapaian siswa

N= x 100

Keterangan :
N = nilai yang diperoleh siswa
Skor perolehan = skor yang diperoleh dari jumlah indikator yang muncul
Skor maksimal = jumlah skor keseluruhan dari indikator yang ditetapkan
100 = skala nilai.
(Sumber : Arikunto dalam Fidyahanggita, 2011:32)
b. Menentukan rata-rata kelas

Skor =

c. Menetukan persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal

Ketuntasan Belajar = x 100%

Tabel 3.3 Penentuan Ketuntasan Belajar Siswa

No. Rentangan Presentase (%) Kategori

1 85 – 100 % Sangat Baik

2 70 – 84 % Baik

3 55 – 69 % Cukup

4 40 – 54 % Kurang

5 0 – 39 % Sangat Kurang

(Sumber: Purnama:2012)

Setelah peneliti mengetahui persentase keberhasilan siswa dalam membuat


kalimat tanya maka peneliti dapat menyimpulkan apakah penelitian yang
dilakukannya tersebut berhasil atau tidak. Jika 70 % siswa sudah mampu
untuk membuat kalimat tanya dengan menggunakan media poster, maka
penelitian tersebut dikatakan berhasil dan siswa juga sudah dikatakan mampu
dalam membuat kalimat tanya dengan aspek kesatuan dan kepaduan. Namun
sebaliknya, jika ketuntasan belajar siswa di bawah 70%, maka siswa dikatakan
belum mampu dalam membuat kalimat tanya dengan memperhatikan aspek-
aspek yaitu kepaduan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Deskripsi Pra Siklus
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kreteranggon 2 Kecamatan
Sambeng, Kabupaten Lamongan, tahun pelajaran 2021/2022. Jumlah siswa
kelas II adalah 10 orang terdiri 4 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan.
Pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan di SDN Kreteranggon
2 Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, sebelum tindakan atau pra
siklus masih belum menunjukkan adanya pembelajaran yang maksimal.
Guru secara langsung memberikan tugas kepada siswa tanpa
diarahkan strategi yang tepat untuk menjawab, sehingga siswa merasa jenuh
kurang tertarik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi
membuat kalimat tanya. Selama pembelajaran berlangsung siswa terlihat pasif
seakan-akan malas mengerjakan tugas yang diberikan guru dan kurang
memahami materi tersebut.
Hasil belajar siswa sangatlah rendah dalam pelajaran Bahasa
Indonesia dapat dilihat dari perolehan nilai sebelum diadakan penelitian.
Sebagaimana tampak pada tabel 4.1 berikut
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
Ketuntasan
No Nama Siswa KKM Nilai Belum
Tuntas
Tuntas
1. Afiqoh Nurkamillah 70 50 
2. Ahmad Fitroni 70 60 
3. Aira Syafa Putri Mardhotillah 70 50 
Atmim Lana Mahurotul Nafisah
4. 70 72 
Nur Husna
5. Briyan Fandy Anggara 70 62 
6. Excel Hafid Oktaf P 70 63 
7. Fito Wisnu Alfaro 70 65 
8. Gisela Anatasya Puti 70 60 
9. Keysha Azzahra Putri Wibowo 70 75 
10. Stania Salsabilla Aulia Naura 70 60 
Jumlah 617 2 9
Rata-rata 61,7
Persentase 20 80

Keterangan :
a. Nilai rata-rata : 61,7
b. Nilai tertinggi : 75
c. Nilai Terendah : 50
d. Tingkat ketuntasan : 20%

Berdasarkan tabel di atas, maka diketahui perolehan nilai rata-rata kelas


61,7 ini berarti masih di bawah KKM, maka kelas tersebut belum tuntas.
Dengan demikian maka perlu diadakan perbaikan yang akan dilakukan pada
penelitian.

2. Hasil Penelitian Siklus I


Siklus I dilaksanakan pada Jum’at 03 November 2021 dengan materi
membuat kalimat tanya pada siswa kelas II SDN Kreteranggon 2 Kecamatan
Sambeng, Kabupaten Lamongan. Secara umum gambaran pembelajaran
selama siklus I adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan pada siklus 1, yaitu sebagai berikut :
1) Menyusun silabus
2) Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
3) Menyiapkan materi-materi pembelajaran yang akan diajarkan
4) Membuat media pembelajaran yaitu picture series
5) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)
6) Menyiapkan kunci jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS)
7) Membuat lembar penilaian untuk siswa dalam menyusun paragraf dengan
menggunakan bantuan picture series tersebut.
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan dikelas akan disesuaikan dengan langkah-
langkah pembelajaran pada RPP siklus I. Selama proses pembelajaran
berlangsung peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat yang akan merekam
proses pembelajaran dengan instrument aktifitas guru dan siswa dalam
menggunakan media, instrument RPP, dan mencatat kejadian-kejadian yang
dianggap penting yang akan digunakan sebagai pedoman refleksi dan revisi.
c. Pengamatan dan Pengumpulan data
Pada tahap ini observer telah melakukan pengamatan dan
mengumpulkan data tentang jalanya proses pembelajaran terhadap guru
maupun siswa. Untuk memperjelas hasil pengamatan pada proses pembelajaran
siklus I dapat dilihat pada table di bawah ini.
Table 4.2 Hasil Pengamatan Kegiatan siswa Siklus I
Skor
No Aspek yang Diamati
4 3 2 1

1. Siswa memperhatikan penjelasan guru √

2. Siswa saling berdiskusi bersama kelompoknya dalam



membuat kalimat tanya

3. Siswa saling bekerja sama dengan kelompoknya dalam



membuat kalimat tanya sesuai dengan unsur 5 W 1 H

4. Siswa membuat kalimat tanya sesuai dengan poster



dengan memenuhi aspek kepaduan

5. Siswa bersemangat dalam membuat kalimat tanya √

6. Siswa berani mengeluarkan imajinasi dan daya nalarnya



dalam membuat kalimat tanya

7. Siswa berani tampil di depan kelas dalam



menyampaikan hasil kerjanya

8. Siswa merasa senang dalam kegiatan pembelajaran



Membuat kalimat tanya
Keterangan :
1 = Banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≤ 25%
2 = Banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 25% - 50%
3 = Banyaknya siswa yang melakukan aktivitas kurang dari 75% dan lebih dari 50%
4 = Banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≥ 75%

Presentase pembelajaran bagi guru pada siklus I adalah :

Nilai : x 100%

Nilai : x 100%

Nilai : %
Jumlah nilai pengamatan keseluruhan = %

Berdasarkan tabel di atas kegiatan siswa pada pembelajaran siklus I dapat


disimpulkan bahwa: siswa kurang aktif, interaksi antara guru dengan guru, serta
interaksi siswa dengan siswa masih kurang maksimal.
Selain pengamatan terhadap siswa, juga dilakukan pengamatan terhadap
guru selama proses pembelajaran. Adapun hasil pengamatan tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut (table 4.3)
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I
Keterlaksanaan
dalam
No. Aspek yang Dinilai Pembelajaran Keterangan

Ya Tidak

I Kegiatan Awal

1. Guru membuka pelajaran dengan



mengucapkan salam

2. Guru mengecek kehadiran siswa √

3. Guru memberikan apersepsi kepada siswa



mengenai pelajaran yang akan disampaikan

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √


Keterlaksanaan
dalam
No. Aspek yang Dinilai Pembelajaran Keterangan

Ya Tidak

yang akan diajarkan

II Kegiatan Inti

5. Guru menjelaskan materi pelajaran kepada



siswa dengan menggunakan media poster

6. Guru membagi siswa menjadi beberapa


kelompok yang terdiri dari 5 orang tiap √
kelompoknya

7. Guru membagikan media poster beserta


Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap √
kelompok

8. Guru membimbing siswa dalam membuat



kalimat tanya sesuai dengan 5W 1H

. Guru membimbing siswa dalam membuat


kalimat tanya dengan menggunakan media √
poster

10. Guru membimbing siswa dalam



menyampaikan hasil kerjanya di depan kelas

11. Siswa menunjukkan kalimat tanya yang telah


dikerjakan dalam menyampaikan hasil √
kerjanya

III Kegiatan Akhir

12. Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran



yang telah dilakukan

13. Guru memberikan refleksi kepada siswa √

14. Guru menutup pelajaran dengan



mengucapkan salam
Presentase pembelajaran bagi guru pada siklus I adalah :

Nilai : x 100%

: x 100%

:
Jumlah nilai pengamatan keseluruhan =

Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa siklus I pengolahan pembelajaran
masih belum maksimal dilakukan oleh peneliti.

Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus I


Pra Siklus I
No Nama Siswa KKM Siklus

1. Afiqoh Nurkamillah 70 50 65
2. Ahmad Fitroni 70 60 71
3. Aira Syafa Putri Mardhotillah 70 50 65
4. Atmim Lana Mahurotul Nafisah N.H 70 72 75
5. Briyan Fandy Anggara 70 62 68
6. Excel Hafid Oktaf P 70 63 65
7. Fito Wisnu Alfaro 70 65 68
8. Gisela Anatasya Puti 70 60 65
9. Keysha Azzahra Putri Wibowo 70 75 78
10. Stania Salsabilla Aulia Naura 70 60 73
JUMLAH 617 693
RAT-RATA 61,7 69,3

Keterangan :
Siklus I Tuntas = 4 x 100= 40 %
10
d. Refleksi
Setelah melakukan seluruh proses pembelajaran, peneliti memerlukan
refleksi untuk kinerjanya, sehingga dapat memerlukan tindakan seterusnya
terhadap penelitian yang sedang dilakukan. Hasil refleksi pada perbaikan
pembelajaran siklus I menemukan hal-hal berikut:
1. Penggunaan metode masih belum optimal.
2. Minat belajar dan motivasi siswa kurang.
3. Penggunaan media belum sesuai.
Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran
pada siklus I ini siswa masih kesulitan dalam menyusun kalimat tanya dengan
baik dan benar serta siswa hanya menggunakan beberapa kata tanya yang dihafal
dan diketahui dengan baik, akan tetapi belum mencakup 5W+1H (what/apa,
where/dimana, why /mengapa, when/kapan, who/siapa, dan how/ bagaimana),
padahal siswa sudah diberikan permasalahan berupa poster untuk memudahkan
siswa dalam membuat kalimat tanya. Selain itu, siswa juga belum menggunakan
tanda tanya pada akhir kalimat dalam membuat kalimat tanya, kebanyakan siswa
membuat kalimat tanya sesuai dengan percakapan sehari-hari yang dilakukan dan
diucapkan ketika berbicara dengan teman yaitu lebih menggunakan kata yang
tidak baku dan tanpa tanda baca. Nilai yang diperoleh dari hasil tes formatif 10
siswa, hanya 4 siswa yang mencapai nilai ketuntasan belajar (tuntas). Sedangkan
siswa 6 belum tuntas.

Ketidak berhasilan proses perbaikan siklus I tersebut disebabkan oleh:


1) Penjelasan guru terhadap materi kurang dipahami siswa terutama
2) Guru kurang mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dan diskusi
kelompok.
3) Siswa ragu-ragu dalam menjawab, baik pertanyaan lisan maupun soal dari
guru.

3. Hasil Penelitian Siklus II


Siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 06 November 2021 dengan materi
membuat kalimat tanya pada siswa kelas II SDN Kreteranggon 2 Kecamatan
Sambeng, Kabupaten Lamongan. Secara umum gambaran pembelajaran
selama siklus II adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Perancangan perbaikan siklus II penulis merancang pembelajaran
lebih matang dan lengkap dengan harapan tujuan pembelajaran akan
tercapai. Kelemahan dan kekurangan dari hasil refleksi dan diskusi dengan
supervisor 2 pada siklus I akan diperbaiki pada proses perbaikan
pembelajaran Perbaikan-perbaikan yang telah direncanakan pada siklus I,
maka dilaksanakan pada siklus II. Penjelasan dari proses penggunaan
media poster dalam membuat kalimat tanya beserta kemampuan siswa
dalam kalimat Tanya berdasarkan aspek kepaduan yang dilihat dari hasil
tes siswa. Metode pembelajaran yang digunakan lebih dioptimalkan,
dipadukan dengan model pembelajaran dan permainan agar minat belajar
siswa, keaktifan siswa dan guru lebih meningkat sehingga dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Yang dipersiapkan adalah :
1. Menyusun silabus
2. Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
3. Menyiapkan materi-materi pembelajaran yang akan diajarkan yaitu
mengenai membuat kalimat tanya
4. Membuat media pembelajaran yaitu poster semenarik mungkin supaya
dapat menarik minat siswa dalam menerima materi pelajaran;
5. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)
6. Menyiapkan kunci jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS)
7. Menyusun lembar observasi untuk melakukan pengamatan terhadap
siswa ataupun guru saat proses pembelajaran berlangsung
8. Membuat lembar penilaian untuk siswa dalam membuat kalimat tanya
dengan menggunakan bantuan poster tersebut
9. Menyiapkan 2 pengamat yang meliputi 1 pengamat yaitu peneliti
sendiri dan 1 pengamat lagi yaitu teman mahasiswa peneliti yang
membantu peneliti dalam mengamati guru dan siswa dalam proses
pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II ini dilaksanakan
pada hari Senin, 06 November 2021. Tindakan pada siklus II merupakan
pelaksanaan penggunaan media poster dalam membuat kalimat tanya.
Pelaksanaan siklus II ini tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan pada siklus
I. Perbedaan tersebut hanya terletak pada kegiatan inti dalam pelaksanaan
pembelajaran. Siklus II dilaksanakan dalam satu kali pertemuan
Pelaksanaan perbaikan. Prosedur sesuai dengan tahap-tahap yang
direncanakan.
c. Pengumpulan data
Pada tahap ini peneliti melakukan pengumpulan data proses dan
hasil belajar, untuk selanjutnya diolah, dianalisis dan diinterprestasi. Hasil
penelitian ini berupa hasil pengamatan keaktifan guru dan siswa serta hasil
belajar siswa dalam siklus II.
Di bawah ini adalah pengamatan-pengamatan tersebut. Hasil
penelitian ini berupa hasil pengamatan keaktifan guru dan siswa serta hasil
belajar siswa pada siklus II. Berikut instrument pengamatan proses
pembelajaran yang disajikan tabel di bawah ini :
Table 4.5 Hasil Pengamatan Kegiatan siswa Siklus II
Skor
No Aspek yang Diamati
4 3 2 1

1. Siswa memperhatikan penjelasan guru √

2. Siswa saling berdiskusi bersama kelompoknya dalam



membuat kalimat tanya

3. Siswa saling bekerja sama dengan kelompoknya dalam



membuat kalimat tanya sesuai dengan unsur 5 W 1 H

4. Siswa membuat kalimat tanya sesuai dengan poster



dengan memenuhi aspek kepaduan

5. Siswa bersemangat dalam membuat kalimat tanya √

6. Siswa berani mengeluarkan imajinasi dan daya



nalarnya dalam membuat kalimat tanya

7. Siswa berani tampil di depan kelas dalam



menyampaikan hasil kerjanya
8. Siswa merasa senang dalam kegiatan pembelajaran

Membuat kalimat tanya

Keterangan :
1 = Banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≤ 25%
2 = Banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 25% - 50%
3 =Banyaknya siswa yang melakukan aktivitas kurang dari 75% dan lebih dari 50%
4 = Banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≥ 75%
Presentase pembelajaran kooperatif bagi guru pada siklus II adalah :

Nilai : x 100%

Nilai : x 100%

Nilai : %
Jumlah nilai pengamatan keseluruhan = %

Berdasarkan perbandingan hasil pengamatan kegiatan siswa pada


pembelajaran siklus I dan siklus II dapat dikatakan mengalami peningkatan hasil.
Dari aspek jarang menjadi sering, sering menjadi selalu, dan selalu dilakukan.
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II
Keterlaksanaan

No. Aspek yang Dinilai dalam Pembelajaran Ket.

Ya Tidak

I Kegiatan Awal

1. Guru membuka pelajaran dengan



mengucapkan salam

2. Guru mengecek kehadiran siswa √

3. Guru memberikan apersepsi kepada siswa



mengenai pelajaran yang akan disampaikan
Keterlaksanaan

No. Aspek yang Dinilai dalam Pembelajaran Ket.

Ya Tidak

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran



yang akan diajarkan

II Kegiatan Inti

5. Guru menjelaskan materi pelajaran kepada



siswa dengan menggunakan media poster

6. Guru membagi siswa menjadi beberapa


kelompok yang terdiri dari 5 orang tiap √
kelompoknya

7. Guru membagikan media poster beserta


Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap √
kelompok

8. Guru membimbing siswa dalam membuat



kalimat tanya sesuai dengan 5W 1H

9. Guru membimbing siswa dalam membuat


kalimat tanya dengan menggunakan media √
poster

10. Guru membimbing siswa dalam



menyampaikan hasil kerjanya di depan kelas

11. Siswa menunjukkan kalimat tanya yang


telah dikerjakan dalam menyampaikan hasil √
kerjanya

III Kegiatan Akhir


Keterlaksanaan

No. Aspek yang Dinilai dalam Pembelajaran Ket.

Ya Tidak

12. Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran



yang telah dilakukan

13. Guru memberikan refleksi kepada siswa √

14. Guru menutup pelajaran dengan



mengucapkan salam

Presentase pembelajaran bagi guru pada siklus I adalah :

Nilai : x 100%

: x 100%

:
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siklus II pengolahan
pembelajaran sudah maksimal dan memuaskan dilakukan oleh peneliti. Hasil
belajar siswa dari pra siklus sampai siklus II mengalami peningkatan. Hal ini
dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya penggunaan metode yang optimal,
penggunaan media yang sesuai dan minat belajar siswa yang tinggi. Pada siklus II
ini siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 9 siswa dan 1 siswa belum tuntas.
Tetapi pembelajaran ini sudah dianggap berhasil karena presentase siswa yang
tuntas mencapai 90%. Perbandingan hasil belajar tersebut tersaji pada tabel
berikut.
Jumlah nilai pengamatan keseluruhan =

Tabel 4.7 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II


No Nama Siswa KKM Pra Siklus Siklus
Siklus I II
1. Afiqoh Nurkamillah 70 50 65 75
2. Ahmad Fitroni 70 60 71 78
3. Aira Syafa Putri Mardhotillah 70 50 65 73
Atmim Lana Mahurotul Nafisah 75 80
4. 70 72
N.H
5. Briyan Fandy Anggara 70 62 68 72
6. Excel Hafid Oktaf P 70 63 65 68
7. Fito Wisnu Alfaro 70 65 68 71
8. Gisela Anatasya Puti 70 60 65 79
9. Keysha Azzahra Putri Wibowo 70 75 78 85
10. Stania Salsabilla Aulia Naura 70 60 73 80
JUMLAH 617 693 761
RATA-RATA 61,7 69,3 75,9
Keterangan :
Siklus II Tuntas 9/10 x 100 % = 90 %
d. Refleksi
Dari hasil pengamatan pada siklus II dapat diketahui bahwa kemampuan
siswa dalam membuat kalimat tanya mengalami peningkatan dari siklus I ke
siklus II. Adapun peningkatan-peningkatan yang terjadi di siklus II, sebagai
berikut :
1. Siswa sudah dapat merespon dengan baik pertanyaan dari guru.
2. Siswa sudah tepat dalam membuat kalimat tanya sesuai dengan unsur
5W+1H.
3. Siswa sudah mampu dalam membuat kalimat tanya dengan baik sesuai
dengan poster yang diberikan guru karena mendapatkan intruksi terperinci
dari guru. Hal ini dapat dilihat bahwa sebesar 90 % siswa tuntas dalam
membuat kalimat tanya dengan baik. Berdasarkan hasil tes siswa pada siklus
II, secara klasikal sudah dikatakan tuntas karena persentase ketuntasan
belajar siswa telah melebihi dari persentase ketuntasan.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa media poster dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat kalimat tanya dan
tindakan pada siklus II dinyatakan berhasil sehingga penelitian tidak
dilanjutkan lagi.

B. Pembahasan dalam Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Proses penggunaan media poster dalam membuat kalimat tanya pada
siklus II sama dengan siklus I bahwa sudah terlaksana dengan baik. Guru sudah
dapat menggunakan media poster untuk menjelaskan kepada siswa dalam
membuat kalimat tanya. Siswa juga sudah dapat menggunakan media poster
untuk memudahkan mereka dalam membuat kalimat tanya. Setelah perbaikan
dilakukan, maka kemampuan siswa dalam membuat kalimat tanya meningkat.
Siswa sudah benar dalam membuat kalimat tanya sesuai dengan unsur 5W 1H.
Dari data hasil tes formatif menunjukkan bahwa dari keseluruhan siswa yang
ada di kelas II SDN Kreteranggon 2 mengalami peningkatan nilai dan
kenaikan presentase ketuntasan, yang peneliti sampaikan pada tabel berikut:
Gambar 4.8
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Per Siklus

90
80
70
60
50
40 East
30
20
10
0
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Berdasarkan diagram batang di atas menunjukkan bahwa terjadi


peningkatan kemampuan siswa dalam membuat kalimat tanya siswa kelas II
dengan menggunakan media poster dari Pra siklus, siklus I ke siklus II.
Ketuntasan belajar yang dicapai oleh siswa dilihat dari guru selalu membimbing
siswa saat membuat kalimat tanya dan proses pembelajaran yang inovatif
dikarenakan adanya penggunaan media poster yang membantu siswa dalam
membuat kalimat tanya. Dengan adanya media poster ini, siswa mampu dalam
membuat kalimat tanya dengan baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media poster dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas II dalam
membuat kalimat tanya.
Pada hasil tes yang dilakukan pada tiap akhir siklus, rata-rata presentase
keberhasilan siswa telah meningkat dengan menggunakan pembelajaran
penggunaan media poster dalam membuat kalimat tanya dari pra siklus sebesar 20
%. Siklus I sebesar 40 % dan siklus II 90 %. Dengan adanya peningkatan dan
ketuntasan hasil belajar siswa di siklus II pada pembelajaran membuat kalimat
tanya di kelas II SDN Kreteranggon 2 maka penelitian dapat dihentikan pada
siklus ini.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil observasi, maka penelitian ini dapat


disimpulkan, sebagai berikut :

1. Penggunaan media poster dapat meningkatkan kemampuan membuat kalimat


tanya siswa kelas 2 SDN Kreteranggon II Kecamatan Sambeng, Kabupaten
Lamongan Tahun Pelajaran 2021 - 2022. Hal ini dapat dilihat bahwa pada
siklus I dari 10 siswa, sebanyak 4 siswa atau sebesar 40 % yang tuntas/mampu
dalam membuat kalimat tanya dengan baik. Dan pada siklus II dari 10 siswa,
sebanyak 8 siswa atau sebesar 90 % sudah tuntas/mampu dalam membuat
kalimat tanya dengan baik.

B. Saran Tindak Lanjut


Dari hasil penelitian ini, maka peneliti mempunyai saran untuk dijadikan
pertimbangan pada proses pembelajaran selanjutnya, antara lain :
a. Bagi sekolah, hendaknya sekolah menunjang fasilitas untuk pembelajaran
sehingga pembelajaran yang dilakukan merupakan pembelajaran yang
inovatif. Fasilitas tersebut dapat berupa media pembelajaran untuk membantu
siswa agar lebih mudah menerima materi dalam proses pembelajaran.
b. Bagi guru, agar penggunaan media poster ini dapat diterapkan kepada siswa
untuk membantu siswa dalam membuat kalimat tanya dengan baik. Kalimat
tanya yang baik itu merupakan kalimat tanya yang memiliki aspek kesatuan
dan kepaduan. Guru diharapkan untuk memberikan tindak lanjut kepada siswa
yang belum mencapai ketuntasan belajar dalam membuat kalimat tanya
dengan cara memberikan tes secara individu.
c. Bagi peneliti lanjutan, hendaknya penggunaan media poster dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat kalimat tanya sehingga
tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Chaer, Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses), (Jakarta: PT


Rineka Cipta,2008), cet.1, h. 5

Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Rineka


Cipta,2011), revisi ketiga, h.350

Alek, Achmad H.P, Buku Ajar Bahasa Indonesia, (Jakarta: FITK PRESS UIN Syarif
Hidayatullah, 2009) cet.1, h. 156

Fierda Zahara Jannah, Vina Serevina, I Made Astra.”Pengembangan Media


Pembelajaran Poster Fisika Fluida Statis Berbasis Lingkungan Dalam Bentuk
Poster Photoscrap”. Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2016,
VOLEME V, Oktober 2016, P-ISSN: 2339-0654 E- ISSN: 2476-9398

Hasan alwi, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2014)
cet.IX, h.366

Ibid, Sri Hapsari wijayanti, Bahasa Indonesia: penulisan dan penyajian karya
ilmiah, h.65

Mudiono, H. Alif. 2010. Pengembangan Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia


Sekolah Dasar. Malang : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang

Ramlan, Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis, (Yogyakarta: CV.Karyono, 2001), h.21

Ramlan, Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis, h.23-43

Rizawayani, Sri Adelila Sari, Rina Safitri. ”Pengembangan Media Poster Pada
Materi Struktur Atom Di SMA Negeri 12 Banda Aceh”. Jurnal Pendidikan Sains
Indonesia, Vol.05.No.01.hlm 127-133-2017.Http://Jurnal.Unsyiah,Ac,Id/Jpsi

Shalwa, Entin daningsih, Laili Yeni. ”Pembuatan Poster Keanekaragaman


Fitoplankton Di Danau Biru Singkawang Pada Sub Materi Keanekaragaman
Hayati Di SMA”.Universits Tanjungpura Pontianak.2015
Sri Hapsari wijayanti.dkk, Bahasa Indonesia: penulisan dan penyajian karya
ilmiah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), h. 62

Sri maiyena, “pengembangan media poster berbasis pendidikan karakter untuk


materi global warming”, jurnal materi dan pembelajaran fisika (JMPF),
volume3 nomor 1 2013 ISSN : 2089- 615

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:


Prenadamedia Group. 2015), h. 215.

Yunus Sulistyono. “Penyusunan Media Pembelajaran Poster Berbasis Teks: Studi


Kasus Media Pembelajaran Poster Karya Mahasiswa Semester 5 Pendidikan
Bahasa Indonesia UMS”. Varia Pendidikan. Vol.2, No 2, Desember 2015: 208-
215

Zaenal Arifin.dkk, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta: Akademika Pressindo,


2004) h.58

Anda mungkin juga menyukai