Oleh:
NISWATUL LAILIYAH
855874533
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dalam kegiatan
penelitian ini adalah :
Bagaimana penggunaan media poster dalam meningkatkan kemampuan membuat
kalimat tanya siswa kelas II SDN Kreteranggon 2 Kecamatan Sambeng,
Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 20210/2022?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan
peneliti yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui penggunaan media poster dalam membuat kalimat tanya
siswa kelas II SDN Kreteranggon 2 Kecamatan Sambeng, Kabupaten
Lamongan.
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat bagi guru/pengamat
1. Membantu guru untuk menentukan desain pembelajaran yang kreatif
sehingga dapat membuat siswa merasa tidak bosan dan menunjang
keberhasilan dalam proses pembelajaran.
2. Memberikan pemahaman bagaimana cara membuat kalimat tanya
dengan bantuan media poster.
b. Manfaat bagi siswa
1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar membaut kalimat
tanya melalui media poster.
2. Mengenalkan kepada siswa mengenai pembelajaran yang efektif dan
menarik.
c. Manfaat bagi sekolah
1. Memberikan inovasi pembelajaran untuk guru di lingkungan
sekolah.
2. Mengetahui kemampuan siswa khususnya dalam membuat kalimat
tanya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
C. Pembelajaran Menulis
Salah satu aspek keterampilan berbahasa, yaitu menulis. Pembelajaran
menulis sangat penting untuk diterapkan kepada siswasedini mungkin. Karena
tidak semua orang dapat menulis dengan menggunakan ejaan yang benar dan
tepat.
1. Pengertian Menulis
Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang perlu mendapat perhatian
adalah aspek menulis. Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan
gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk suatu tujuan, misalnya memberi tahu,
meyakinkan atau menghibur. Menulis adalah “keterampilan produktif dengan
menggunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa
yang bukan sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga
mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan
yang teratur” (Mulyati dalam Miftachudin:2011). (Mudiono:2010) berpendapat
bahwa menulis adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengungkapkan gagasan
atau ide ke dalam bentuk tulisan, sehingga apa yang akan disampaikan penulis
melalui tulisannya dapat sampai kepada pembaca.
Berdasarkan dua pendapat di atas, peneliti berpendapat bahwa menulis
merupakan suatu kegiatan untuk mengungkapkan gagasan atau ide yang
dimilikinya dengan menggunakan bahasa tulis. Akan tetapi, dalam menulis harus
menggunakan bahasa yang baik dan benar agar mudah dipahami oleh para
pembaca maksud dari apa yang disampaikan oleh penulis.
2. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Kegiatan Menulis
Menurut Supriyadi (dalam Mudiono:2010) sebelum melaksanakan
kegiatan belajar mengajar menulis, terlebih dahulu guru harus memperhatikan
bahwa :
1. Kegiatan menulis harus dimulai dengan kegiatan mendengarkan, berbicara, dan
membaca;
2. Kegiatan belajar menulis dapat dilakukan dengan latihan-latihan pola kalimat,
menyalin, mengganti kalimat, mengisi titik-titik, menyelesaikan kalimat, atau
menulis bebas;
3. Kegiatan belajar menulis dapat dilatih mulai dari mengarang terpimpin atau
terikat ketentuan guru sampai kepada menulis bebas;
Menurut peneliti, dalam pembelajaran menulis hendaknya guru
memerhatikan hal-hal yang telah dijelaskan di atas. Dikarenakan kegiatan menulis
tersebut bukan merupakan kegiatan yang sembarangan untuk menulis begitu saja,
melainkan ada pedoman dan petunjuk yang benar dalam melakukan kegiatan
menulis, agar para pembaca dapat mengetahui isi dan maksud dari apa yang
dikatakan dan dialami oleh penulis.
D. Kalimat
1. Pengertian Kalimat
Pembelajaran Bahasa Indonesia sangat terkait dengan pembentukan
atau pemakaian kalimat. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam
wujud lisan maupun tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
(Zaenal Arifin.dkk:2004) Sedangkan menurut Abdul Chaer, kalimat
adalah satuan sintaksis yang dibangun oleh konstituen dasar (biasanya
berupa klausa), dilengkapi dengan konjungsi (bila diperlukan), disertai
dengan intonasi final (deklaratif, interogatif, imperative, atau interjektif).
(Abdul Chaer:2008)
Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan
keras lembut, disela jeda dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud
tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!).
Menentukan satuan kalimat bukanlah dari banyaknya kata yang
menjadi unsurnya melainkan intonasinya. Setiap satuan kalimat dibatasi
oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik.
(Ramlan:2001)
2. Jenis Kalimat
Menurut Sri Hapsari Wijayanti Jenis kalimat dalam Bahasa
Indonesia bermacam-macam, antara lain:
1) Kalimat tunggal dan kalimat majemuk
2) Kalimat aktif dan kalimat pasif
3) Kalimat langsung dan kalimat tidak langsung
4) Kalimat deklaratif, kalimat interogatif, kalimat imperatif, dan
kalimat ekslamatif. (Sri Hapsari wijayanti.dkk:2013)
Sedangkan menurut Alek dan Achmad menurut fungsinya, jenis
kalimat dapat diperinci menjadi pernyataan, pertanyaan, perintah dan
permintaan, dan seruan .(Alek, Achmad H.P:2009)
Kalimat yang menyatakan sesuatu dengan lengkap dinamakan
kalimat deklaratif. kalimat berbentuk pertanyaan atau permintaan untuk
memperoleh informasi dinamakan Kalimat interogatif. kalimat yang
bernada memerintah atau melarang seseorang dinamakan Kalimat
imperatif. Kalimat yang mengungkapkan perasaan hati dinamakan
kalimat ekslamatif (seruan). Namun, dalam penelitian ini hanya akan
membahas tentang kalimat tanya.
3. Kalimat Tanya
Kalimat tanya disebut juga kalimat interogatif. Kalimat tanya
adalah kalimat yang isinya mengharapkan reaksi atau jawaban berupa
pengakuan, keterangan, alasan, atau pendapat dari pihak pendengar atau
pembaca. (Abdul Chaer:2011)
Kalimat Tanya berfungsi untuk menanyakan sesuatu. Kalimat ini
memiliki pola intonasi yang berbeda dengan pola intonasi kalimat
lainnya. Sedangkan, Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin
memperoleh informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat tanya
adalah kalimat yang isinya berfungsi untuk menanyakan sesuatu untuk
memperoleh reaksi atau jawaban dan memiliki pola intonasi yang
berbeda dengan kalimat lain.
Kalimat tanya diakhiri dengan tanda tanya (?) pada bahasa tulis dan
pada bahasa lisan dengan suara naik, terutama jika tidak ada kata tanya
atau suara turun. (Hasan alwi:2004) Dalam kalimat tanya sering
menggunakan kata tanya baik diawal maupun akhir kalimat. kata tanya
adalah kata-kata yang digunakan sebagai pembantu didalam kalimat
yang menyatakan pertanyaan.
Setiap ahli memiliki perbedaan dengan jumlah kalimat tanya.
Kalimat tanya secara formal ditandai oleh kehadiran kata tanya seperti
apa, siapa, berapa, kapan, dan bagaimana dengan atau tanpa partikel
kah sebagai penegas. (Hasan alwi : 2014) Sedangkan menurut Abdul
Chaer, kata tanya yang ada dalam bahasa Indonesia yaitu:
1) Apa
Kata tanya apa digunakan dengan aturan:
a) Untuk menanyakan benda atau hal, baik tentang jenis nya
maupun namanya, digunakan di depan kata benda atau kata
penggantinya. contoh: Apa isi lemari ini?
Untuk lebih menegakan pertanyaan biasanya kata tanya apa
diberi partikel penegas kah. Maka pertanyaan di atas menjadi:
apakah isi lemari ini?
b) Untuk menanyakan nama atau nama jenis barang digunakan
dibelakang kata benda atau frase benda yang ditanyakan. Dalam
hal ini lazim juga diberi partikel penegas kah.
contoh: Binatang apa yang berbulu tebal itu?
c) Untuk menanyakan benda yng digunakan pada awal kalimat
dalam kalimat pasif yang berkata penghubung yang. Dalam hal
ini juga lazim diberi partikel penegas kah.
F. Media Poster
1. Pengertian Poster
Poster dapat berfungsi untuk menarik minat siswa terhadap pesan- pesan
yang ingin disampaikan, mencari dukungan tentang sesuatu hal/gagasan,
serta sebagai metode siswauntuk tertarik dan melaksanakan pesan yang
terpampang dalam poster serta memungkinkan untuk dilihat sesering
mungkin tanpa harus menyala komputer dan televisi. (Shalwa Dkk:2015)
Pemanfaatan media pembelajaran poster secara optimal mampu
memperlancar aktivitas pembelajaran dan memudahkan interaksi antara
guru dan siswa sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif.
3. Kelebihan poster
Poster juga memiliki kelebihan, yaitu harganya terjangkau oleh
seorang guru atau tenaga pengajar. Dalam media poster memvisualisasikan
pesan, informasi atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa. Poster
menghadirkan ilustrasi melalui gambar yang hampir menyamai kenyataan
dari sesuatu objek atau situasi. (Sri maiyena:2015)
4. Kekurangan poster
Kekurangan poster adalah media ini tetap, diperlukan dalam
keahlian bahasa dan ilustrasi dalam membuat poster, dapat menimbulkan
salah tafsir, dari kata/kata simbol yang singkat, membutuhkan proses
penyusunan dan penyebaran yang komplek dan membutuhkan waktu yang
relatif lama dan jenis bahan yang digunakan biasanya mudah sobek,
artinya gangguan mekanis tinggi, sehingga informasi yang diterima tidak
lengkap.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Identifikasi
masalah
Siklus I
Perencanaan
Refleksi Pelaksan
aan
Observasi
Siklus II
Perencanaan
Refleksi
Observasi
Pelaksan
aan
Siklus
Selanjutnyaa
Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Kelas Model Hopkins (Sumber Sanjaya, 2010)
Siklus I
1. Perencanaan
Rencana pelaksanaan PTK yang akan dilakukan, sebagai berikut :
a. Menyusun silabus.
b. Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
c. Menyiapkan materi-materi pembelajaran yang akan diajarkan.
d. Membuat media pembelajaran yaitu gambar semenarik mungkin supaya
dapat menarik minat siswa dalam menerima materi pelajaran dan membuat
kalimat tanya.
e. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).
f. Menyiapkan kunci jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS).
g. Menyiapkan media pembelajaran untuk siswa yaitu gambar
h. Menyusun lembar observasi untuk melakukan pengamatan terhadap siswa
ataupun guru saat proses pembelajaran berlangsung.
i. Membuat lembar penilaian untuk siswa dalam membuat kalimat tanya
dengan menggunakan gambar tersebut.
2. Pelaksanaan
Tahap ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana
yang telah dibuat yaitu dalam pembelajaran membuat kalimat tanya digunakan
media gambar. Pada tahap pelaksanaan ini yang melaksanakan proses
pembelajaran adalah guru kelas II, sedangkan peneliti sebagai observer yang
mengamati guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Berikut
ini pelaksanaan penggunaan media gambar antara lain :
a. Siswa dibagi oleh guru menjadi 2 kelompok yang heterogen.
b. Guru memberi salah satu contoh kalimat tanya yang mengandung aspek
kebersamaan sesuai dengan gambar kepada siswa
f. Guru membagikan lembar kerja yang harus dikerjakan oleh siswa secara
individu
3. Observasi
Pada tahap ini, guru mengamati kegiatan dan hasil kerja siswa selama
proses pembelajaran berlangsung. Sehingga dalam tahapan ini, guru harus
membuat lembar observasi/lembar pengamatan untuk menilai siswa ketika
siswa melakukan suatu aktivitas di dalam proses pembelajaran. Dalam
melakukan observasi, peneliti dibantu oleh seorang guru kelas II (yang
merangkap sebagai guru pengajar Bahasa Indonesia kelas II) dan 1 pengamat
yang berasal dari teman mahasiswa peneliti. Aspek-aspek yang harus diamati
dalam membuat kalimat tanya dengan menggunakan media gambar,:
a. Keaktifan siswa di dalam kelas.
b. Tingkah laku guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
c. Kegiatan diskusi siswa.
d. Penggunaan media pada waktu mengajar.
e. Konsentrasi siswa dalam membuat kalimat tanya sesuai dengan unsur 5W
1 H.
f. Kemampuan siswa dalam membuat kalimat tanya berdasarkan gambar.
4. Refleksi
Guru melakukan refleksi tentang kekurangan dan kelebihan yang terjadi
di siklus I. Pada tahap refleksi inilah, guru dapat mengetahui apakah penelitian
tersebut berhasil atau tidak dengan melihat hasil kalimat tanya siswa apakah
banyak yang telah memperoleh nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum) Bahasa Indonesia yaitu 70,00. Jika penelitian pada siklus I tidak
berhasil, maka peneliti harus melakukan penelitian lagi pada siklus II.
Siklus II
Siklus II ini dilakukan oleh peneliti, jika pada siklus I siswa yang mengalami
ketuntasan belajar lebih dari 70% belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum). KKM Bahasa Indonesia yaitu 70,00 sehingga bisa dikatakan bahwa
penelitian di siklus I tidak berhasil, maka perlu dilakukan perbaikan pada sikus II.
1. Perencanaan
Rencana pelaksanaan PTK yang akan dilakukan, sebagai berikut :
a. Menyusun silabus.
b. Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
c. Menyiapkan materi-materi pembelajaran yang akan diajarkan.
d. Membuat media pembelajaran yaitu gambar semenarik mungkin supaya
dapat menarik minat siswa dalam menerima materi pelajaran dan membuat
kalimat tanya.
e. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).
f. Menyiapkan kunci jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS).
g. Menyiapkan media pembelajaran untuk siswa yaitu gambar.
h. Menyusun lembar observasi untuk melakukan pengamatan terhadap siswa
ataupun guru saat proses pembelajaran berlangsung.
i. Membuat lembar penilaian untuk siswa dalam membuat kalimat tanya
dengan menggunakan gambar tersebut.
2. Pelaksanaan
Tahap ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana
yang telah dibuat yaitu dalam pembelajaran membuat kalimat tanya digunakan
media gambar. Pada tahap pelaksanaan ini yang melaksanakan proses
pembelajaran adalah guru kelas II, sedangkan peneliti sebagai observer yang
mengamati guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Berikut
ini pelaksanaan penggunaan media gambar antara lain :
3. Siswa dibagi oleh guru menjadi 2 kelompok yang heterogen.
4. Guru memberi salah satu contoh kalimat tanya yang mengandung aspek
kebersamaan sesuai dengan gambar kepada siswa.
8. Guru membagikan lembar kerja yang harus dikerjakan oleh siswa secara
individu
C. Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang tepat sesuai dengan tujuan penelitian, perlu
dikembangkan pedoman atau instrumen yang valid yang dapat
mengumpulkan data yang diperlukan. Guru sebagai peneliti PTK harus
mampu memilih dan mengembangkan pedoman atau instrumen sesuai dengan
tujuan penelitian, agar dapat mengumpulkan yang tepat dan memecahkan
masalah secara tepat pula, serta dapat mencapai tujuan secara efektif
(Mulyasa:2009).
Instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, antara lain :
1. Tes
Instrumen untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa yaitu dengan
menggunakan tes tulis yang berupa soal uraian. Tes tulis tersebut terdapat 1
buah soal yang harus dikerjakan oleh siswa secara individu. Soal tersebut
mengenai 5 W 1 H. Oleh karena itu, penilaiannya yaitu kepaduan antar
kalimat yang sesuai dengan gambar serta penggunaan ejaan dan tanda baca
yang benar.
2. Lembar observasi
Instrumen lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai perilaku siswa dan guru dari awal sampai akhir pembelajaran
berlangsung. Lembar observasi yang digunakan oleh peneliti yaitu untuk
menilai aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
N= x 100
Keterangan :
N = nilai yang diperoleh siswa
Skor perolehan = skor yang diperoleh dari jumlah indikator yang muncul
Skor maksimal = jumlah skor keseluruhan dari indikator yang ditetapkan
100 = skala nilai.
(Sumber : Arikunto dalam Fidyahanggita, 2011:32)
b. Menentukan rata-rata kelas
Skor =
2 70 – 84 % Baik
3 55 – 69 % Cukup
4 40 – 54 % Kurang
5 0 – 39 % Sangat Kurang
(Sumber: Purnama:2012)
Keterangan :
a. Nilai rata-rata : 61,7
b. Nilai tertinggi : 75
c. Nilai Terendah : 50
d. Tingkat ketuntasan : 20%
Nilai : x 100%
Nilai : x 100%
Nilai : %
Jumlah nilai pengamatan keseluruhan = %
Ya Tidak
I Kegiatan Awal
Ya Tidak
II Kegiatan Inti
Nilai : x 100%
: x 100%
:
Jumlah nilai pengamatan keseluruhan =
Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa siklus I pengolahan pembelajaran
masih belum maksimal dilakukan oleh peneliti.
1. Afiqoh Nurkamillah 70 50 65
2. Ahmad Fitroni 70 60 71
3. Aira Syafa Putri Mardhotillah 70 50 65
4. Atmim Lana Mahurotul Nafisah N.H 70 72 75
5. Briyan Fandy Anggara 70 62 68
6. Excel Hafid Oktaf P 70 63 65
7. Fito Wisnu Alfaro 70 65 68
8. Gisela Anatasya Puti 70 60 65
9. Keysha Azzahra Putri Wibowo 70 75 78
10. Stania Salsabilla Aulia Naura 70 60 73
JUMLAH 617 693
RAT-RATA 61,7 69,3
Keterangan :
Siklus I Tuntas = 4 x 100= 40 %
10
d. Refleksi
Setelah melakukan seluruh proses pembelajaran, peneliti memerlukan
refleksi untuk kinerjanya, sehingga dapat memerlukan tindakan seterusnya
terhadap penelitian yang sedang dilakukan. Hasil refleksi pada perbaikan
pembelajaran siklus I menemukan hal-hal berikut:
1. Penggunaan metode masih belum optimal.
2. Minat belajar dan motivasi siswa kurang.
3. Penggunaan media belum sesuai.
Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran
pada siklus I ini siswa masih kesulitan dalam menyusun kalimat tanya dengan
baik dan benar serta siswa hanya menggunakan beberapa kata tanya yang dihafal
dan diketahui dengan baik, akan tetapi belum mencakup 5W+1H (what/apa,
where/dimana, why /mengapa, when/kapan, who/siapa, dan how/ bagaimana),
padahal siswa sudah diberikan permasalahan berupa poster untuk memudahkan
siswa dalam membuat kalimat tanya. Selain itu, siswa juga belum menggunakan
tanda tanya pada akhir kalimat dalam membuat kalimat tanya, kebanyakan siswa
membuat kalimat tanya sesuai dengan percakapan sehari-hari yang dilakukan dan
diucapkan ketika berbicara dengan teman yaitu lebih menggunakan kata yang
tidak baku dan tanpa tanda baca. Nilai yang diperoleh dari hasil tes formatif 10
siswa, hanya 4 siswa yang mencapai nilai ketuntasan belajar (tuntas). Sedangkan
siswa 6 belum tuntas.
Keterangan :
1 = Banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≤ 25%
2 = Banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 25% - 50%
3 =Banyaknya siswa yang melakukan aktivitas kurang dari 75% dan lebih dari 50%
4 = Banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≥ 75%
Presentase pembelajaran kooperatif bagi guru pada siklus II adalah :
Nilai : x 100%
Nilai : x 100%
Nilai : %
Jumlah nilai pengamatan keseluruhan = %
Ya Tidak
I Kegiatan Awal
Ya Tidak
II Kegiatan Inti
Ya Tidak
Nilai : x 100%
: x 100%
:
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siklus II pengolahan
pembelajaran sudah maksimal dan memuaskan dilakukan oleh peneliti. Hasil
belajar siswa dari pra siklus sampai siklus II mengalami peningkatan. Hal ini
dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya penggunaan metode yang optimal,
penggunaan media yang sesuai dan minat belajar siswa yang tinggi. Pada siklus II
ini siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 9 siswa dan 1 siswa belum tuntas.
Tetapi pembelajaran ini sudah dianggap berhasil karena presentase siswa yang
tuntas mencapai 90%. Perbandingan hasil belajar tersebut tersaji pada tabel
berikut.
Jumlah nilai pengamatan keseluruhan =
90
80
70
60
50
40 East
30
20
10
0
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alek, Achmad H.P, Buku Ajar Bahasa Indonesia, (Jakarta: FITK PRESS UIN Syarif
Hidayatullah, 2009) cet.1, h. 156
Hasan alwi, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2014)
cet.IX, h.366
Ibid, Sri Hapsari wijayanti, Bahasa Indonesia: penulisan dan penyajian karya
ilmiah, h.65
Rizawayani, Sri Adelila Sari, Rina Safitri. ”Pengembangan Media Poster Pada
Materi Struktur Atom Di SMA Negeri 12 Banda Aceh”. Jurnal Pendidikan Sains
Indonesia, Vol.05.No.01.hlm 127-133-2017.Http://Jurnal.Unsyiah,Ac,Id/Jpsi