MATA KULIAH
PRAKTIKUM IPA DI SD / PDGK4107
NISWATUL LAILIYAH
NIM. 855874533
Kelas 1B
Program Studi S1 PGSD BI
Masa Registrasi 2020/2021.2 (2021.1)
Pokjar Insan Mulia Kabupaten Lamongan
UPBJJ SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN IMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
LEMBAR DATA
DATA MAHASISWA
Dengan ini menyatakan bahwa saya melaksanakan praktikum dengan tanpa paksaan dari pihak
manapun, telah melaksanakan protocol Covid 19 sesuai aturan yang berlaku dan tidak akan menuntut
pihak manapun dalam terjadi sesuatu yang tidak diinginkan sehubungan pelaksanaan kegiatan
praktikum secara tatap muka.
Demikian lembar pernyataan kesediaan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dapat dipergunakan
dengan semesttinya.
Mengetahui
PJB BLBA UPBJJ-UT Yang Membuat Pernyataan
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum ini merupakan hasil karya saya sendiri
dan saya tidak melakukan plagiarism atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menerima tindakan/sanksi yang diberikan
kepada saya apabila dikumudian hari ditemukan pelanggaran akademik dalam karya saya ini atau ada
klaim atas karya saya ini.
NISWATUL LAILIYAH
DAFTAR KEGIATAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH PRAKTIKUM IPA DI SD / PDGK4107
YANG DILAKSANAKAN DI POKJAR INSAN MULIA KABUPATEN LAMONGAN
Jenis
Kegiatan Judul Percobaan
Modul
Praktikum Percobaan Bimbingan Mandiri *
Bio Fis
1. Makhluk hidup KP 1 Ciri-ciri makhluk hidup: Gerak pada tumbuhan 1
KP 2 Simbiosis: 1
KP 3 Pertumbuhan, perkembangan, dan perkembangbiakan makhluk hidup. 1
2. Makhluk hidup dan. KP 1 Ekosistem: Ekosistem darat 1
lingkungannya KP 2 Pencemaran lingkungan: Pengaruh detergen pada perkecambahan 1
3. Makanan KP1 Jenis zat dalam makanan: Membuat menu 4 sehat 5 sempurna 1
KP 2 Uji makanan: Uji karbohidrat 1
4. Mekanika KP2 Gerak: GLB dan GLBB 1
5. Kalor, dan perubahan KP1 Perubahan wujud zat 1
Wujud zat
6. Gelombang KP1 Jenis dan bentuk gelombang 1
7. Optik KP 1 Sifat cahaya: Pemantulan cahaya pada cermin datar, cembung, dan cekung. 1
KP 2 Lensa cembung dan cermin cekung 1
8. Listrik dan magnet KP 1 Kelistrikan 1
KP 2 Kemagnetan 1
10 2 2
Jumlah 10 4
14
NISWATUL LAILIYAH
NIM. 855874533
Kelas 1B
Program Studi S1 PGSD BI
Masa Registrasi 2020/2021.2 (2021.1)
Pokjar Insan Mulia Kabupaten Lamongan
UPBJJ SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN IMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM (LKP)
GERAK PADA TUMBUHAN
Oleh
NISWATUL LAILIYAH/855874533
A. JUDUL
Gerak Pada Tumbuhan (Gerak Seismonasti, gerak niktinasti, dan gerak geotropisme).
B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengamati gerak seismonasti pada tumbuhan
2. Mengamati gerak niktinasti pada tumbuhan
3. Mengamati gerak geotropisme pada tumbuhan
D. LANDASAN TEORI
Putri malu (Mimosa pudica) merupakan tumbuhan yang berasal dari Amerika
tropis yang ditemukan pada ketinggian 1.200 meter dibawah permukaan laut.
Tumbuhan putri malu banyak dijumpai disekitar pesawahan, kebun dan
rerumputan. Ciri – ciri bunga putri malu adalah memiliki akar tunggang berwarna
putih kekuningan. Batangnya berbentuk bulat, berbulu, dan berduri. Bulu-bulu
halus yang melekat di sepanjang batang berwarna putih. Daun menyirip dan
bertepi rata kecil-kecil tersusun secara majemuk, berbentuk lonjong dengan ujung
lancip. Letak daunnya berhadapan. Warnanya hijau tapi ada juga yang kemerah-
merahan. Warna daun bagian bawah tanaman putri malu berwarna lebih pucat.
Pada tangkai daun terdapat duri-duri kecil. (Dalimartha, 2008). Tumbuhan ini
apabila disentuh maka daunnya akan menutup. Tumbuhan putri malu (Mimosa
pudica) memiliki dua macam rangsangan yakni rangsangan berupa
getaran/tekanan (seismonasti) dan jika dipengaruhi oleh rangsangan intensitas
matahari/melakukan gerak tidur pada malam hari (niktinasti).
Kacang hijau merupakan tanaman palawija yang memiliki nama ilmiah vigna
radiate. Tanaman kacang hijau dapat tumbuh pada kawasan tropis serta dataran
rendah dengan ketinggian 5 hingga 750 meter diatas permukaan laut. Tanaman
kacang hijau memiliki bunga yang majemuk dan terdiri dari tiga helai daun dengan
bentuk segitiga serta memiliki tulang daun yang menyirip. Kacang hijau memiliki
kulit yang berwarna hijau dengan biji yang berwarna putih. Umumnya kacang hijau
sering dijadikan tauge. Gerak yang disebabkan rangasangan gaya gravitasi disebut
geotropisme. Karena gerak akar diakibatkan oleh rangsangan gaya tarik bumi
(gravitasi) dan arah gerak menuju arah datangnya rangsangan, maka gerak tumbuh
akar disebut geotropisme positif. Sebaliknya gerak organ tumbuhan lain yang
menjauhi pusat bumi disebut geotropisme negatif (Campbell, 2004 dalam Rumanta,
2019). Dalam percobaan ini akan mengamati gerak geotropisme negatif pada
tumbuhan dengan menggunakan biji kacang hijau.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
- Jika anda sudah mendapatkan 2-pot tanaman kacang hijau yang cukup baik dan
berdiri dengan tegak, selanjutnya beri label A untuk pot pertama dan label B
untuk pot yang lainnya.
- Tuliskan hasil pengamatan anda pada Lembar Kerja Praktikum (Tabel 1.4).
F. HASIL PENGAMATAN
1) Gerak Seismonasti dan Gerak Niktinasti
Tabel 1.2 Hasil pengamatan Gerak Seismonasti
A B Keterangan
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Sebutkan 2 (dua jenis tanaman lain yang dapat melakukan gerak niktinasti!
Jelaskan alasan dan memilihnya!
Jawaban:
1. Pohon asam
Pohon asam juga melakukan gerak niktinasti yaitu daun pohon asam akan
menutup pada malam hari/ gerak tidur. Dan juga banyak ditemui dilingkungan
sekitar.
2. Pohon lamtoro
Pohon lamtoro juga melakukan gerak niktinasti yaitu daun pohon lamtoro akan
menutup pada malam hari/ gerak tidur. Dan juga banyak ditemui dilingkungan
sekitar.
2. Apa perbedaan gerak niktinasti dengan gerak seismonasti pada percobaan
yang telah anda lakukan. Jelaskan!
Jawab:
1. Seismonasti adalah gerak tumbuhan yang dipengaruhi rangsangan berupa getaran
atau tekanan.
2. Niktinasti adalah gerak tumbuhan yang dipengaruhi rangsangan berupa gelap atau
disebut juga gerak tidur.
3. Pada percobaan geotropisme yang telah anda lakukan sebenarnya anda juga
sekaligus telah membuktikan adanya gerak fototropisme. Mengapa? Jenis gerak
fototropiseme apa yang terjadi!
Jawab:
Fototropisme dan geotropisme berpengaruh pada tumbuhan khusunya putri malu.
Dimana geotropisme merupakan gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh grafitasi
bumi. Sedangkan fototropisme merupakan proses tumbuhan yang dipengaruhi oleh
faktor cahaya. Maka dari itu.
H. PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil pengamatan gerak seismonasti, gerak niktinasti, dan
gerak geotropisme pada tumbuhan.
1. Gerak seismonasti
Seismonasti adalah gerak tumbuhan yang dipengaruhi rangsangan berupa getaran
atau tekanan. Daun putri malu (Mimosa pudica) akan menutup bila perlakuannya
berbeda. Jika sentuhan halus makan akan menutup sedikit saja dan proses
menutupnya lambat. Bila disentuh dengan sedang akan ,menutup dibagian yang
terkena sentuhan sedangkan daun pada bagian yang lain tidak ikut menutup dan
daun akan membuka kembali setelah 4 menit berlalu. Dan jika disentuh dengan
kasar akan menutup secara sempurna bahkan daun yang ada dibagian batang
lainya juga ikut menutup secara sempurna dan daun akan membuka kembali
setelah 8 menit berlalu. Reaksi ini akibat terjadi perubahan tiba – tiba dalam
keseimbangan air yang terjadi pada bantal daun yang kehilangan tekanan air
sehingga daun maupun tangkainya menutup.
2. Gerak niktinasti
Niktinasti adalah gerak tumbuhan yang dipengaruhi rangsangan berupa gelap
atau disebut juga gerak tidur. Selain disebabkan oleh suasa gelap daun – daun
tersebut dapat terjadi akibat tekanan turgor didalam persendian daun. Pengamatan
gerak niktinasti pada tumbuhan putri malu(Mimosa pudica) dengan menyimpan
putri malu ditempat terang atau terbuka dan membandingkannya dengan putri
malu yang diletakkan ditempat tertutup atau kedap cahaya. Ada 2 buah
tumbuhan putri malu yang digunakan untuk praktek ini. Pada masing – masing
tanaman diberikan label A dan B untuk tanaman B digunakan sebagai bahan
pengamatan sedangkan tanaman A untuk pembanding dari hasil pengamatan
pada tanaman B. Mula – mula tumbuhan putri malu yang di dalam tanaman
dalam keadaan terbuka dan terkena cahaya sinar matahari, namun setelah 30
menit berlalu tumbuhan putri malu yang ada didalam tanaman B ditutup dengan
kardus kedap cahaya membuat daunnya menutup. Semua daun putri malu
menutup secara sempurna. Kemudian tumbuhan putri malu dibuka dan
diletakkan pada tempat yang terang dan terkena cahaya matahari secara langsung
maka daun – daun putri malu akan membuka kembali secara sempurna setelah 8
menit berlalu.
3. Geotropisme negatif
Geotropisme adalah gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh grafitasi bumi.
Jika arah geraknnya menuju rangsangan disebut geotropisme positf dan jika
geraknya menjauhi rangsangan disebut geotropisme negative. Pada pengamatan
pot A yang diletakkan vertical mengalami pertumbuhan secara normal dan pot
B yang diletakkan horizontal pertumbuhan batang membelok dari horizontal
menuju vertikal secara bertahap selama 4 hari. Dan ini dikarenakan gerak
tumbuh batang menjauhi tanah.
I. KESIMPULAN
- Tumbuhan putri malu yang berada ditempat gelaap atau kedap cahaya maka
akan menutup. Sedangkan yang berada ditempat terang daunnya tetap terbuka.
Online:https://www.ilmiahku.com/2019/04/laporan-praktikum-gerak-pada-
tumbuhan.html
NISWATUL LAILIYAH
NIM. 855874533
Kelas 1B
Program Studi S1 PGSD BI
Masa Registrasi 2020/2021.2 (2021.1)
Pokjar Insan Mulia Kabupaten Lamongan
UPBJJ SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN IMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM (LKP)
SIMBIOSIS
Oleh
NISWATUL LAILIYAH/855874533
A. JUDUL
Simbiosis (Simbiosis Parasitisme, Simbiosis Komensalisme, Simbiosis Mutualisme).
B. TUJUAN PERCOBAAN
1) Alat-alat tulis
2) Lembar pengamatan
3) Lingkungan sekitar
D. LANDASAN TEORI
Dalam sebuah ekosistem selalu terjadi suatu hubungan saling ketergantungan antara
makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lainnya dengan lingkungannya.
Semua jenis interaksi biologis jangka panjang atau jangka pendek antara dua
organisme yang berbeda. Makhluk hidup yang melakukan simbiosis disebut simbion.
Ada 3 jenis simbiosis yang ada di alam, yaitu simbiosis parasitisme, komensalisme,
dan mutualisme. Simbiosisi parasitisme adalah hungan antara dua jenis makhluk hidup
dimana yang satu beruntung dan yang lain dirugikan.P. Sarjan dan Handayani
(2004:42), Simbiosis komensalisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup
dimana salah satu mendapat untung sedangkan yang lain tidak dirugikan dan tidak
pula diuntungkan. P. Sarjan dan Handayani (2004:42), Simbiosis mutualisme adalah
bila dua spesies makhluk hidup, hidup bersama masing – masing mendapat
keuntungan dan kedua populasi dapat berkembangbiak dengan baik. Dwijoseputro
(1994).
E. PROSEDUR PERCOBAAN
F. HASIL PENGAMATAN
Tumbuhan paku
Mendapat tempat
4 tanduk rusa Tumbuhan paku Pohon mangga
hidup
dengan pohon
mangga
Tanaman buah Mendapat tempat
5 Tanaman buah Pohon kelapa
naga dengan hidup
naga
pohon kelapa
a) Simbiosis parasitisme
1) Apakah hubungan antara kutu manusia dengan manusia merupakan
hubungan parasitisme? Jelaskan!
Jawab:
Hubungan antara kutu manusia dan manusia merupakan hubungan parasitisme,
karena kutu manusia diuntungkan dengan cara menghisap darah manusia.
Sedangkan manusia dirugikan karena darahnya berkurang dan menderita
gatal-gatal (penyakit kulit).
2) Diantara hubungan parasitisme yang anda temukan, adakah
yang menyebabkan kematian pada inangnya? Jelaskan!
Jawab:
Tidak.
b) Simbiosis komensalisme
1) Apakah hubungan komensalisme dalam kadar tertentu dapat
menyebabkan kerugian pada inangnya? Jelaskan dan berikan
contohnya!
Jawab:
Simbiosis komensalisme jika terjadi berlebihan juga akan dapat merugikan
pihak lain. Seperti contoh bunga anggrek yang ditanam dua, tiga, atau lebih
pada satu pohon mangga maka akan dapat menghambat pertumbuhan dan
berkurangnya produktivitas pohon mangga.
c) Simbiosis mutualisme
1) Didalam tubuh kita, sebenarnya banyak terjadi simbiosis, coba anda
sebutkan beberapa contoh simbiosis mutualisme yang ada ditubuh kita!
Jelaskan keuntungan bagi organisme tersebut dan apa pula keuntungan
bagi tubuh kita?
Jawab:
- Bakteri Eschereria coli yang hidup di kolon (usus besar) manusia, berfungsi
membantu membusukkan sisa pencernaan juga menghasilkan vitamin B12,
dan vitamin K yang penting dalam proses pembekuan darah.
- Bakteri Bacillus brevis, Bacillus subtilis, dan Bacillus polymyxa
menghasilkan zat antibiotik.
H. PEMBAHASAN
1) Simbiosis parasitisme
Simbiosis parasitisme adalah suatu hubungan antara dua makhluk hidup dimana
satu makhluk hidup mendapatkan keuntungan, sedangkan makhluk hidup lainnya
dirugikan. Adanya simbiosis parasitisme sangat diperlukan guna menjaga
kelangsungan hidup dalam suatu ekosistem. Adapun bentuk simbiosis parasitisme
adalah sebagai berikut:
a) Kutu mendapatkan makanan dari darah manusia. Sedangkan manusia dirugikan
karena menimbulkan rasa gatal-gatal dan sakit.
b) Benalu mendapatkan keuntungan dengan menghisap makanan pohon mangga
sedangkan pohon mangga dirugikan karena makananya diambil.
c) ulat mendapatkan makanan dengan cara menggerogoti daun sedangkan daun
merugi.
d) Adanya lalat dibuah bisa membuat buah busuk karena lalat bisa bertelur dengan
berkembangbiak didalam buah.
e) Keong emas menjadi parasite bagi tanaman kangkung muda yang baru saja
tumbuh. Keong akan memakan bagian dari kangkung muda sebagaia bahan
makananya.
2) Simbiosis komensalisme
Suatu hubungan antara dua makhluk hidup dimana satu makhluk hidup mendapat
keuntungan sedangkan makhluk hidup lain tidak diuntungkan dan tidak dirugikan
disebut simbiosis komensalisme. Adapun bentuk simbiosis komensalisme adalah
sebagai berikut:
a) Bunga anggrek mendapatkan keuntungan karena memiliki tempat untuk
tumbuh medapatkan sinar matahari untuk berfotosintesis dengan menempel
pada pohon mangga. Sedangkan pohon mangga tidak diuntungkan dan tidak
dirugikan dengan adanya bunga anggrek tersebut.
b) Tumbuhan sirih mendapatkan keuntungan menumpang hidup diinangnya
sedangkan inangnya tidak dirugikan karena tanaman sirih tidak mengambil
makanannya.
c) Tumbuhan mendapatkan keutungan. Sedangkan perawat tumbuhan tidak
dirugikan dan duntungkan karena hobi merawat tanaman.
d) Tanaman paku tanduk rusa mendapatkan keuntungan karena memiliki tempat
untuk tumbuh medapatkan sinar matahari untuk berfotosintesis dengan
menempel pada pohon mangga. Sedangkan pohon mangga tidak diuntungkan
dan tidak dirugikan dengan adanya tanaman paku tanduk rusa tersebut.
e) Tanaman buah naga mendapatkan keuntungan menumpang hidup dengan
menenpel di pohon kelapa sedangkan pohon kelapa tidak dirugikan karena
tanaman buah naga tidak mengambil makanannya.
3) Simbiosis mutualisme
Suatu hubungan antara dua makhluk hidup yang dimana dua – duanya
mendapatkan saling mendaptkan keuntungan disebut simbiosis mutualisme.
Adapun bentuk simbiosis mutualisme adalah sebagai berikut:
a) Kupu-kupu mendapatkan sari makanan dari bunga bougenvile sedangkan
bunga dibantu proses penyerbukan.
b) Rayap diuntungkan karena mendapatkan enzim selulosa untuk dijadikan
sebagai makanannya sedangkan flagellata diuntungkan dengan adanya
suplai selulosa dan juga tempat tinggal yang anaerob.
c) Bakteri rhizobium sp dapat mengikat nitrogen bebas yang kemudian dapat
diserap oleh tumbuhan kacang hijau sedangkan Bakteri rhizobium sp
mendapatkan makanan dari tumbuhan polong.
d) Pohon mangga mendapatkan keuntungan dengan dibantunya proses
penyerbukan sedangkan semut kitam mendapatkan makanan dan tempat
tinggal.
e) Kutu daun menyediakan makanan kesukaan semut dari hasil memakan
netra yang dikeluarkan menjadi embun madu. Sedangkan semut selalu
memindahkan kutu daun ke tempat yang banyak nektranya.
I. KESIMPULAN
1) Simbiosis parasitisme adalah suatu hubungan antara dua makhluk hidup dimana
satu makhluk hidup mendapatkan keuntungan, sedangkan makhluk hidup lainnya
dirugikan. Sifat parasit yaitu berpengatuh buruk pada makhluk hidup yang
ditumpanginya jika inangnya mati, maka parasitnya juga akan mati karena
kekurangan sumber makanan.
2) Simbiosis komensalisme adalah Suatu hubungan antara dua makhluk hidup dimana
satu makhluk hidup mendapat keuntungan sedangkan makhluk hidup lain tidak
diuntungkan dan tidak dirugikan. Simbiosis komensalisme juga berpengaruh buruk
bagi makhluk hidup yang ditumpanginya jika terjadi terus menerus akan dapat
menghambat pertumbuhan dan produktifitas inangnya.
3) Simbiosis mutualisme adalah suatu hubungan antara dua makhluk hidup yang
dimana dua – duanya mendapatkan saling mendaptkan keuntungan.
J. DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, (1994). Dasar- Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Susanto, P., dkk (2004). Sain untuk SD dan MI kelas 4. Klaten: CV.Sahabat.
Online:https://www.ilmiahku.com/2019/04/laporan-praktikum-gerak-pada-
tumbuhan.html
K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN
A. Kesulitan
Waktu pengamatan terlalu pendek maka pengamatan kurang maksimal.
B. Saran dan masukan
Waktu pengamatan lebih lama sehingga hasil pengamatan yang didapatkan
lebih berfariasi.
FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
SIMBIOSIS
NISWATUL LAILIYAH/ NIM: 855874533
Proses Kegiatan
Proses pengamatan simbiosis parasitisme
a. kutu dengan manusia
b. Daun dengan ulat
c. Benalu dengan pohon mangga
d. lalat dengan buah
e. keong emas dengan kangkung
Simbiosis Komensalisme
NISWATUL LAILIYAH
NIM. 855874533
Kelas 1B
Program Studi S1 PGSD BI
Masa Registrasi 2020/2021.2 (2021.1)
Pokjar Insan Mulia Kabupaten Lamongan
UPBJJ SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN IMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM (LKP)
PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN, DAN
PERKEMBANGBIAKAN MAKHLUK HIDUP
Oleh
NISWATUL LAILIYAH/855874533
A. JUDUL
Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
B. TUJUAN PERCOBAAN
- Mengamati pertumbuhan dan perkecambahan kacang hijau
C. ALAT DAN BAHAN
Perkembangan merupakan proses menuju kedewasaan yang tidak bisa dihitung dengan
angka (kualitatif) yang ditandai dengan kemampuan individu tersebut untuk dapat
bereproduksi atau menghasilkan sel kelamin. Pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan dimulai sejak perkecambahan biji, kecambah kemudia tumbuh menjadi
tumbuhan kecil yang sempurna. Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi didaerah
meristematis, yaitu bagian yang mengandung jaringan meristem. Jaringan ini terletak
diujung batang, ujung akar, dan kambium.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
Panjang (mm)
Hari Gambar Keterangan
ke pertumbuhan Akar Batang
kecambah kacang
hijau
0 Keadaan awal 0 mm 0 mm Belum terlihat bakal akar
1 Mulai tumbuh akar 1 mm 3-4 mm Mulai terlihat bakal akar
2 Mulai terlihat batang 2-3 mm 20 mm Biji kacang terangkat
3 Terlihat batang 10 mm 40 mm Semakin terangkat naik
4 Batang semakin tinggi 17 mm 60 mm Semakin terangkat naik
5 Batang semakin tinggi 25 mm 78 mm Semakin terangkat naik
H. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Pada hari ke berapa akar kecambah kacang hijau mulai tumbuh?
Jawab:
Akar kecambang pada tumbuhan kacang hijau mulai tumbuh pada hari ke 2 setelah
peredaman semalan yang telah dilakukan.
Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa pada minggu pertama terdapat
perubahan. Pada umur 1 hari panjang akar 1mm dan terus bertambah panjangnya
hingga hari ke 2 panjangnya mencapai 25 mm, begitu juga batang dan tumbuhnya
daun. Hal itu dikarenakan sel terus membelah dan berdiferensiasi dan merupakan
akibat dari aktivitas meristem lateral. Ukuran akar yang semakin panjang dikarenakan
pada ujung akar sel – selnya selalu membelah karena adanya aktifitas meristem apikal.
Pertumbuhan dan perkembangan juga terjadi pada daun. Daun yang semula hanya 1
helai kecil tumbuh menjadi 2 helai yang kemudian membesar begitu juga dengan
bertambah panjangnya batang kecambah.
J. KESIMPULAN
Proses Kegiatan
Tahap Akhir
A. JUDUL
Pertumbuhan Lalat Dalam Buah
B. TUJUAN PERCOBAAN
*) Keterangan :
1. bergerak dan bereaksi terhadap rangsangan
2. Bernapas
3. perlu makan
4. tumbuh
5. berkembang
I. PERTANYAAN-PERTANYAAN
J. PEMBAHASAN
Jadi pengamatan beberapa hari yang telah kami lakukan maka kami dapat
menyimpulkan bahwa masaperkembangbiakan lalat Buah (Drosophila
melanogaster) membutuhkan waktu sekitar 1-11 hari untuk menjadi
imago dewasa atau lalat buah dewasa. Pada perkembangan telur juga
hanya dibutuuhkan waktu 1 hari begitupun dengan larva dan pupa hanya
perlu waktu satu hari saja untuk menjadikan perubahan dari larva ke pupa,
namun dalam keterbatasan waktu kami tidak bisa meneliti perkembangan
lalatbuah lebih jauh lagi.
L. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman, dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
PERTUMBUHAN LALAT DALAM BUAH
NISWATUL LAILIYAH/ NIM: 855874533
Larva
A. JUDUL
Perkembangbiakan Tumbuhan
B. TUJUAN PERCOBAAN
- Mengamati struktur bunga.
C. ALAT DAN BAHAN
1) Struktur bunga
2) Loup ( kaca pembesar ) 1 buah
3) Pinset 1 buah
4) Pisau / silet 1 buah
5) Bunga sepatu 1 buah
D. LANDASAN TEORI
Salah satu organ tumbuhan adalah bunga. Bunga merupakan alat bantu dalam
perkembangbiakan secara seksual dan merupakan bagian dari tanaman. Bunga akan
menjadikan tumbuhan tetap berkembangbiak menjadi berbagai macam bentuk dengan
jenis atau spesies yang berbeda-beda. Bunga merupan organ terpenting dalam tumbuhan
agar selalu berkembangbiak. Bunga merupakan salah satu alat perkembangbiakan
generatif tanaman yang melilbatkan organ tanaman sebagai alat penyerbukan. (Sunarto,
1997).
Pada tumbuhan ada 2 cara perkembangbiakan yaitu generatif dan vegetatif. Generatif
ditandai dengan biji, vegetatif secara alami dan buatan. Bunga merupakan salah satu
organ yang erat hubungannya dengan reproduksi. Bunga sebenarnya adalah merupakan
pucuk yang tumbuh menjadi ranting diiringi dengan daun yang mengalami modifikasi
yang tidak lain adalah kelopak bunga.
Bunga dapat dipandang sebagai suatu batang yang berdaun dan mengalami perubahan
bentuk. Tempat melekatnya daun pada batang disenut nodus. Sedangkan jarak daun yang
satu dengan daun yang lain disebut internodus. Daun secara tidak langsung adalah bagian
penting yang dilibatkan reproduksi seksual adalah benang sari (stamen), dan putik (pistil).
Daun mempunyai bagian - bagian utama yaitu: mahkota (corola), kelopak (calyx), benang
sari (stamen) yang terdiri dari kepala sari (anther) dan tangkai sari (filamen), serta putik
(pistillum) yang terdiri dari kepala putik (stigma), bakal buah (ovary) dan tangkai putik
(style). Suatu bunga tersusun atas rangkaian bagian – bagian yang bertumpuk. Kelopak
merupakan rangkaian pertama yang terletak dibagaian bawah dan biasanya berwarna
hijau. Dibagian atas merupakan bagaian mahkota yang tampaknya lebih halus, lebih
besar, dan lebih indah warnanya. Rangkaian yang ketiga merupakan benangsari yang
biasanya masih menggulung. Rangkaian yang ke empat terletak paling atas berlekatan
menjadi satu adalah putik. ( Darjanto, 1990)
Berdasarkan atas perkembangbiakan yang dihasilkan, bunga dibedakan atas bunga
sempurna dan bunga tidak sempurna. Bunga sempurna bersifat hemoprodita, karena
dalam satu bunga terdapat putik dan benang sari. Sedangkan pada bunga tak sempurna
disebut bunga uniseksual karena dalam satu bunga hanya terdapat putik saja disebut
bunga betina dan bunga yang hanya memiliki benang sari saja disebut bunga jantan.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
Struktur pada bunga sepatu marupakan salah satu contoh bunga lengkap dan bunga
sempurna karena bunga sepatu memiliki kelopak, mahkota, putik dan benang sari.
Dalam pengamatan kita dapat melihat adanya serbuk sari yang mirip debu pada kepala
putik.
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Kelopak bunga
Kelopak bunga merupakan bagian bunga paling besar yang merupakan pucuk daun
yang memiliki modifikasi. Fungsinya melindungi bunga sepatu kuncup. Bentuknya
panjang dan ujungnya lancip warnanya hijau.
2. Mahkota bunga
Mahkota bunga terletak dibagian dalam kelopak bertumpuk-tumpuk. Mahkota
berbentuk bundar dan lebar, pangkalnya kecil, berwarna merah. Karena warnanya
yang cantik dan bunga yang harum sehingga menjadi daya tarik serangga untuk
datang menghisap madu dan membantu proses penyerbukan. Jumlah mahkota ada 5
buah.
3. Benang sari
Benang sari ada di bagian dalam mahkota bunga. Benang sari berbentuk panjang dan
kecil. Pada bagian ujungnya terdapat kepala sari. Warnanya merah kekuning-
kuningan. Benang sari fungsinya sebagai alat perkembangbiakan jantan. Jumlah
benang sari ada 55 buah. Benang sari tidak melekat pada mahkota, serbuk sarinya
mirip debu yang terdapat pada kepala sari.
4. Putik
Putik ada di dalam mahkota bunga. Bentuknya bundar, jumlahnya ada 5 warnanya
merah. Fungsinya putik sebagai alat perkembangbiakan betina.
5. Bunga disayat secara vertikal
Ketika bunga disayat akan terlihat ovarium (bakal buah), yaitu suatu rongga pada
bagian dasar karpel dengan dinding tebal disekelilingnya dan di dalamnya terdapat
satu atau lebih ovulum yang nantinya ovarium ini berkembang menjadi buah. Selain
ovarium juga terlihat ovulum (bakal biji) pada tumbuhan berbiji, suatu struktur yang
berisi gamet betina yang setelah dibuahi gamet jantan berkembang menjadi embrio.
Ovulum ini melekat pada dinding ovarium melalui sebuah tangkai.
I. KESIMPULAN
Bunga sepatu memiliki struktur kelengkapan bunga tapi tidak bisa melakukan
perkembangan secara generatif. Hal tersebut terjadi karena letak putik berada diatas
benang sari, sehingga sulit terjadi penyerbukan dan pembuahan. Bunga sepatu
dikembangbiakan melalui cara vegetatif buatan yaitu dengan stek batang dan
mencangkok.
J. DAFTAR PUSTAKA
Proses Kegiatan
b. Pengamatan benangsari
C. LANDASAN TEORI
Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau
tidak menggunakan biji tanaman induk yang terjadi secara alamitanpa campur tangan
manusia (Gunawan, I. 2004) Adapun kelebiham bibit dari hasil perbanyakan vegetatif
dibanding dengan cara generatif (biji) adalah: (1) diperoleh individu baru dengan sifat
unggul lebih banyak, misalnya batang bawah (rootstock) yang unggul perkaranya
disambung dengan batang atas (scion) yang unggul produksi buahnya, (2) umur
berbuah lebih cepat, (3) aroma dan cita rasa buah tidak menyimpang dari sifat unggul
induknya (Tambing et al, 2008). Perbanyakan vegetatif alami, yaitu perbanyakan
vegetatif dimana mengambil bahan tanam dari organ tubuh tanaman induk yang
merupakan hasil pertumbuhan tanaman (bagian generative) dan sifat dari keturunnyan
pasti sama dengan induknya (Ashari, 1995). Tunas biasanya tumbuh pada ruas-ruas
batang, ketiak daun, atau pada ujung batang. Akan tetapi, tunas dapat tumbuh liar
seperti tunas yang tumbuh pada daun cocor bebek (kalanchoe pinnata) atau tunas yang
tumbuh pada akar tanaman sukun. Tunas seperti itu disebut sebagai tunas adventif.
Jika tunas tumbuh disekitar induknya maka akan terbentuk rumpun yang merupakan
kumpulan tanaman induk dengan tunas-tunas anaknya. Rumpun biasa ditemukan pada
tanaman bamboo (Bambusa sp.) dan pisang (Musa parasidiaca) (Furqonita,2007:18).
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
4) Galilah tanaman, jika anda ingin meyakinkan umbi atau akar rimpang.
5) Gambarkan morfologi tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan vegetatif alami.
F. HASIL PENGAMATAN
4. Rhizome
G. PEMBAHASAN
1) Tunas tumbuh dari batang yang terdapat di dalam tanah. Tunas muda menjadi
tumbuhan baru dan tumbuh di sekitar induknya. Tunas tidak bergantung pada induknya
walaupun induknya ditebang tunas akan terus tumbuh.
2) Akar tinggal merupakan batang yang seluruhnya berada dan tumbuh menjalar di
permukaan tanah. Tunas tumbuh di setiap buku-buku kara tinggal.
3) Umbi akar merupakan akar yang membesar yang berisi cadangan makanan. Jika
ditanam bersama dengan pangkal batang maka akan tumbuh tunas.
4) Umbi lapis seperti pelepah daun berlapis-lapis. Perkembangbiakan umbi lapis dimulai
dengan tumbuhnya siung pada tunas yang paling luar. Diawal pertumbuhannya siung
mengambil makanan dari induknya. Ketika siung telah berdaun dan berakar siung
dapat membuat makanannya sendiri dengan proses fotosintesis.
H. KESIMPULAN
Jadi, perkembangbiakan vegetatif alami dapat terjadi melalui akar tinggal, tunas,
geragih, ,tunas adventif dan sebagainya.
I. DAFTAR PUSTAKA
Online: https://www.ilmiahku.com/2019/05/laporan-praktikum-
perkembangbiakan-tumbuhan.html
https://docplayer.info/72503720-Laporan-resmi-praktikum-biologi-
perkembangan-tumbuhan-struktur-morfologi-bunga.html
https://www.ilmiahku.com/2019/05/laporan-praktikum-perkembangbiakan-
tumbuhan.html
A. Kesulitan
Tidak semua jenis tumbuhan yang berkembangbiak secara vegetatif alami ada
dilingkungan sekitar kita sehingga tidak setiap jenis tumbuhan bisa diamati dan
terkadang tumbuhannya berkembang sesuai dengan musimnya.
B. Saran dan Masukan
Mungkin untuk pengamatan ini akan lebih baik jika dilakukan secara berkelompok
agar semua jenis tumbuhan yang berkembangbiak secara vegetatif alami apabila
tidak ada dilingkungan yang satu, bisa mencari dilingkungan teman yang lain
supaya hasilnya bisa terpenuhi dengan maksimal.
FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
PERKEMBANGAN ASEKSUAL (VEGETATIF) ALAMI
NISWATUL LAILIYAH/ NIM: 855874533
Proses Kegiatan
Pengamatan Rhizome (temulawak)
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1.13 Menempel (Okulasi)
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Mengapa pada celah-celah tempelan pada percobaan okulasi sebaiknya
diolesi dengan vaselin? Jelaskan!
Jawab:
Agar tidak terkena tangan atau kotoran
2. Mengapa setelah mata tunas tumbuh menjadi tunas, tanaman bawah harus
dipotong?
Jawab:
Karena tanaman bawah merupakan kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan
hama penyakit dan udara luar.
3. Pada hari keberapa tunas-tunas batang yang disambung pada percobaan
menyambung mengalami pertumbuhan?
Jawab:
2-3 minggu
4. Pada hari keberapa sambungan tersebut sudah menyatu dengan kuat?
Jawab:
30 - 35 hari
5. Pa
da percobaan mencangkok, setelah cambium dikorek, sebaiknya sayatan
dikeringkan selama 6- 12 jam. Apa tujuan perlakuan tersebut?
Jawab:
Agar cambium tetap kering.
6. Pada hari keberapa akar cangkokkan yang anda kerjakan mulai tumbuh dan
pada hari keberapa perakaran tersebut sudah cukup banyak dan siap
disemaikan?
Jawab:
Pada hari ke 30-35 mulai tumbuh akar cangkokan dan pada hari 60-70 akar sudah
siap disemaikan.
H. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini tumbuhan dapat dikembangkan caranya dengan buatan atau
vegetative buatan yang caranya adalah dengan menempel, menyambung dan
mencangkok. Pada proses pencangkokan membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk dapat mengetahui hasil yang maksimal. Tidak cukup dengan waktu yang hanya
dalam waktu 1 minggu saja Karena pencangkokan belum menunjukan perubahan
untuk dapat melihat hasil percobaan dibutuhkan waktu kurang 2 minggu dapat
melihat hadu tunas yang telah disambung. Hal juga bisa dilihat ketika melalukan
kegiatan menyambung dan mencangkok. Pada perkembangbiakan yang sudah
dilakuka di atas ada hal harus diperhatikan, misalnya menempel dilakukan pada
batang yang kuat dan mata tunas memiliki sifat serupa dengan tumbuhan yang akan
ditempeli. Dalam mencangkok dibutuhkan tumbuhan yang sudah memiliki kambium.
I. KESIMPULAN
Pada penelitian yang sudah kami lakukan bisa di simpulkan bahwa perkembangbiasakan
tidak hanya terjadi secara alami,namun juga dapat menggunakan cara seperti vegetative
buatan. Namun menggunakan cara yang cukup lama untuk hasil yang
maksimal,nantinya akan menjadikan tanaman yang siap untuk tumbuh untuk
dikembangbiakan kembali.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
Online : https://zhye.wordpress.com/2009/07/06/12/
Online : https://www.slideshare.net/IntenAjaDeh/pertumbuhan-dan-perkembangan-pada-
tumbuhan-pratikum-3-2
a. Kesulitan
- Susah untuk menyerasikan antara mata tunas yang akan ditempel dengan pohonya.
- Jika pengokulasian tidak terpenuhi kemngkinan gagal atau mata entres tidak
tumbuh sangat besar.
b. Saran
Dalam melakukan vegetative buatan yakni okulasi, enten dan pencangkokan harus
dengan pohon yang rata/lurus agar lebih maksimal.
FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN
NISWATUL LAILIYAH/ NIM: 855874533
Bahan okulasi
Bahan penyambungan
Bahan pencangkokan
Proses Kegiatan Okulasi
Penyambungan
Pencangkokan
Proses kegiatan sesuai dengan cara kerja
yang sudah dijelaskan diatas.
Tahap Akhir
NISWATUL LAILIYAH
NIM. 855874533
Kelas 1B
Program Studi S1 PGSD BI
Masa Registrasi 2020/2021.2 (2021.1)
Pokjar Insan Mulia Kabupaten Lamongan
UPBJJ SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN IMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM (LKP)
EKOSISTEM DARAT
Oleh
NISWATUL LAILIYAH/855874533
A. JUDUL
Ekosistem Darat.
B. TUJUAN PERCOBAAN
Membandingkan komponen-komponen yang terdapat pada ekosistem darat alami dan
ekosistem darat buatan.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Seperangkat alat tulis.
2. Loup/kaca pembesar.
3. Aplikasi cuaca.
4. Lingkungan sekitar.
D. LANDASAN TEORI
Ekosistem merupakan suatu kesatuan fungsional dasar yang menyangkut proses
interaksi dan organisme dengan lingkungannya sehingga hubungan timbal baliknya
tak dapat dipisahkan. Organisme hidup dalam sebuah sistem yang ditopang oleh
berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling berpengaruh baik secara
langsung maupun tidak langsung. Dalam suatu ekosistem terdapat dua komponen
yang mempengaruhinya, yaitu komponen abiotik dan komponen biotik. Komponen
abiotik merupakan komponen yang tidak hidup (mati), seperti suhu, cahaya, angin,
tanah dan air, sedangkan komponen biotik merupakan komponen yang hidup, seperti
hewan dan tumbuhan. Dalam komponen abiotik terdapat tiga jenis kelompok, yaitu
produsen, konsumen dan pengurai.
Produsen merupakan suatu organisme atau makhluk hidup yang bisa membuat
makanannya sendiri (autotrof). Sebagai contoh tumbuhan. Sementara konsumen
merupakan suatu organisme atau makhluk hidup yang tidak bisa membuat
makanannya sendiri (heterotrof ). Biasanya organisme atau makhluk hidup jenis ini
bergantung pada produsen untuk mendapatkan makanannya. Sebagai contoh
konsumen adalah manusia dan hewan. Selanjutnya pengurai (dekomposer) merupakan
suatu organisme atau makhluk hidup yang memiliki fungsi untuk menguraikan bahan
organik dari organisme mati. Pengurai ini biasa dikenal sebagai sapotrof atau
konsumen makro. Hal ini dikarenakan organisme ini memakan makanan yang
ukurannya lebih besar, seperti jamur, cacing dan bakteri. Selain itu, pengurai ini juga
dikenal sebagai detritivor yang mana hewan pengurai ini memakan sisa-sisa bahan
organik, seperti kutu kayu atau rayap.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Tentukan ekosistem darat alami di sekitar tempat tinggal atau sekolah tempat Anda
mengajar yang akan kita amati komponen- komponennya.
2) Setelah Anda temukan tempatnya, kemudian amati komponen- komponen
abiotiknya meliputi suhu udara, pencahayaan, angin, jenis/warna tanah.
3) Untuk mengetahui suhu udara gunakan aplikasi cuaca yang ada di handphone
Anda, ementara untuk mengetahui keadaan pencahayaan, angin, atau tanah Anda
dapat memperkirakannya saja.
4) Catat semua data pada Tabel 2.1 dalam Lembar Kerja di belakang modul ini.
5) Setelah mengamati komponen abiotik, Anda perhatikan komponen biotiknya.
Catatlah semua makhluk hidup yang ada di ekosistem tersebut.
6) Mulailah mencatat jenistumbuhan sebagai produsen yang ada, jika dapat lengkapi
dengan nama latinnya.
7) Catat semua jenis hewan sebagai konsumen yang Ada temui di ekosistem tersebut,
baik yang tetap maupun yang hanya singgah (hewan terbang).
8) Amati lebih teliti hewan-hewan kecil yang mungkin terdapat di dalam tanah/dekat
permukaan, atau pada sela-sela daun/batang. Gunakan kaca pembesar jika perlu.
9) Semua data dicatat pada Tabel 2.2
10) Sebagai pembanding, tentukan suatu ekosistem darat buatan yang ada di sekitar
tempat tinggal atau sekolah tempat mengajar Anda.
11) Lakukan semua kegiatan dari nomor 2 sampai dengan nomor 8 seperti di atas.
Kemudian semua data dicatat pada Tabel 2.3 dan Tabel 2.4 dalam Lembar Kerja di
belakang modul.
12) Buat kesimpulan umum tentang perbedaan pada kedua tipe
ekosistem tersebut.
E. HASIL PENGAMATAN
F. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Menurut pendapat Anda ekosistem manakah yang mempunyai jenis
komponen biotik lebih banyak? Mengapa demikian? Jelaskan secara singkat!
Jawab:
Banyak jenis komponen yang ada didalam ekosistem, namun ekosistem yang
mempunyai komponen biotik banyak adalah ekosistem darat alami . Hal ini
dikarenakan pada ekosistem darat alami jumlah populasinya tidak dikendalikan
oleh manusia, yang mana komponen yang ada itu murni dari alam.
G. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut bahwa hubungan timbal balik antara
komponen abiotik dan komponen biotik pada padang rumput merupakan ekosistem
darat alami, dan tidak ada campur tangan manusia sehingga pada pertumbuhan
komponen biotiknya juga tidak dapat dikendalikan oleh manusia, melainkan murni
dari alam. Komponen biotik yang terdapat pada padang rumput diantaranya adalah
tumbuhan yang meliputi rumput teki (Cyperus rotundus), rumput ilalang (Imperata
cylindrica), putri malu (Mimosa pudica), kangkung (Ipomoea aquatica) dan pohon
jati (Tectona grandis). Sedangkan hewan yang ada di padang rumput meliputi semut,
lebah, nyamuk, ulat dan burung. Sementara itu, hubungan timbal balik anatara
komponen abiotik dan komponen biotik pada sawah merupakan ekosistem darat
buatan, yang mana ada campur tangan manusia sehingga pada pertumbuhan
komponen biotiknya pun banyak yang dikendalikan oleh manusia. Komponen biotik
pada sawah diantaranya adalah tumbuhan yang meliputi padi (Oriza sativa), rumput
teki (Cyperus rotundus), pohon pisang (Musa), jagung (Zea mays) dan singkong
(Manihot esculenta). Sedangkan hewan yang ada di sawah meliputi belalang, katak,
ulat, semut dan burung.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa komponen abiotik yang
terdapat pada ekosistem darat alami dan ekosistem darat buatan itu sama, seperti
suhu, cahaya, angin, tanah dan air. Namun ada kondisi berbeda, yaitu kondisi air dan
tanah. Kondisi tanah pada ekosistem darat alami cukup kering karena ketersediaan
airnya kurang, sedangkan kondisi tanah pada ekosistem darat buatan subur dan basah
karena ketersediaan airnya cukup. Sementara itu, komponen biotik dari kedua
ekosistem tersebut berbeda dan komponen biotik pada ekosistem darat alami lebih
lengkap dari pada ekosistem darat buatan.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta Maman, dkk, 2020. Praktikum IPA di SD. (edisi 1). Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
EKOSISTEM DARAT
NISWATUL LAILIYAH/ NIM: 855874533
NISWATUL LAILIYAH
NIM. 855874533
Kelas 1B
Program Studi S1 PGSD BI
Masa Registrasi 2020/2021.2 (2021.1)
Pokjar Insan Mulia Kabupaten Lamongan
UPBJJ SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN IMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM (LKP)
PENCEMARAN LINGKUNGAN
(PENGARUH DETERGEN PADA PERKECAMBAHAN)
Oleh
NISWATUL LAILIYAH/855874533
A. JUDUL
Pencemaran Lingkungan (Pengaruh Detergen pada Perkecambahan).
B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Sediakan larutan deterjen 100%, 50%, 25%, 12,50%, 6,25%, 3,10% serta kontrol
yang berupa air ledeng/PDAM. Lalu simpan cairan dengan gelas kimia yang telah
diberi label sebagai berikut:
a. Label I : 100%
b. Label II : 50%
c. Label III : 25%
d. Label IV : 12,5%
e. Label V : 6,25%
f. Label VI : 3,1%
g. Label kontrol : (air ledeng/PDAM)
2. Cara menyediakan larutan
Cara membuat larutan untuk setiap konsentrasi pada praktikum ini dapat dilihat pada
cara menyediakan larutan pada percobaab 1: Pengaruh deterjen terhadap
pertumbuhan akar kacang hijau.
3. Sediakan enam gelas kimia lain, beri label kontrol I,II,III,IV,V, dan VI. Masing-
masing diberi lingkaran kertas saring/kertas tissue.
4. Masukkan kacang hijau ke dalam air pada gelas kimia. Buanglah kacang yang
mengapung, sementara kacang hijau yang tenggelam yang digunakan dalam
percobaan ini.
5. Dari kacang hijau terpilih, ambil 10 butir lalu rendam dalam larutan I, 10 butir
dalam larutan II, 10 butir dalam larutan III, 10 butir dalam larutan IV, 10 butir dalam
larutan V, 10 butir dalam larutan VI dan 10 butir dalam larutan kontrol (air
ledeng/PDAM). Biarkan rendaman selama lima menit.
6. Aturlah kacang hijau dalam gelas kimia dengan label yang sesuai. Atur yang baik
agar hilum mengarah ke bawah.
7. Isilah gelas kimia yang telah diisi kacang hijau tersebut dengan larutan yang
berlabel sama, kira-kira 100 mL.
8. Tutup kelima gelas tadi dengan kertas timah sehingga tidak ada cahaya yang dapat
masuk.
9. Lakukan pengamatan setelah 24 jam dan 48 jam. Pada setiap pengamatan, ukurlah
panjang akar dengan mistar dari luar gelas piala. Kacang hijau yang tidak tumbuh
akarnya dianggap memiliki panjang akar=0 mm. Jika pada pengamatan dua hari (48
jam) tidak tumbuh akarnya (0 mm), dianggap kacang hijau mati. Catat hasil
pengamatan pada lembar kerja tabel 2.10.
10. Buatlah grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi setelah 24 jam dan
48 jam (grafik 2.2) dengan menggunakan warna yang berbeda. Misal 24 jam dengan
warna merah, 48 jam dengan warna hitam.
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1.6 Pengaruh deterjen terhadap perkecambahan
No. Konsentrasi Larutan Deterjen
Hari ke-1 (24 jam)
100 % 50% 25 % 12,5 % 6,25 % 3,1 % Kontrol
1. 0,2 1,5 1,5 1,5 2 2 2,3
2 0,4 1 1,5 1,5 1,5 1,5 2
3 0,1 1 1,5 1,5 2 1,5 2,1
4 0,4 0,5 1 1,5 2 2 2
5 0,4 0,7 1 2 2 2 2
6 0,5 1 1,5 2 2 2 2
7 0,2 0,5 1 2 2 1,5 2
8 0,2 0,5 1 2 2 2 2,3
9 0,2 0,7 1 2 2 2 2
10 0,4 0,7 1 2 2 2 2
Jumlah 3,10 8,1 12 18 19,5 18,5 20,70
Rata- 0,31 0,81 1,2 1,8 1,95 1,85 2,07
rata
No. Konsentrasi Larutan Deterjen
Hari ke-2 (48 jam)
100 % 50% 25 % 12,5 % 6,25 % 3,1 % Kontrol
1. 0,5 2 2 2 3,5 4,5 4
2 0,7 1,2 3 2 2,5 1,3 2,5
3 0,7 1,3 2 2,2 3 2,5 4
4 0,7 1 2 2 3 3 3
5 1 1 2,2 2 2,5 4 3
6 0,5 1 3,5 2,5 2,5 4 2,7
7 0,5 1 2,5 4,5 2,5 2,5 2,5
8 0,5 1 2 4,5 3 3 3
9 0,4 1 2 2,5 4,5 2,5 3,2
10 0,7 1 1,5 3 3,5 3 3
Jumlah 6.20 11.50 22.70 23.20 30.50 30.30 31.90
Rata- 0.62 1.15 2.27 2.32 3.05 3.03 3.19
rata
Grafik 1.1
Grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per
kosentrasi
3.5
3.0
2.5
2.0
1.5
1 2 3 4 5 6 7
24 JAM 48 JAM
1.0
Grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi pada 24jam
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
0.5
1. Apa fungsi larutan 0 (Kontrol)?
Jawab :
0.0
Fungsi larutan 0 (kontrol) : Sebagai pembanding dengan konsentrasi larutan
deterjen dan sebagai bukti bahwa larutan 0 (kontrol) adalah larutan yang paling
baik dalam pertumbuhan karena tidak mengandung deterjen.
2. Apa kesimpulan apabila pada latutan 0 (kontrol) ada kacang hijau yang
mati?
Jawab:
Jika pada larutan 0 (kontrol) ada kacang hijau yang mati, mungkin kacang hijau
tersebut bukan bibit unggul (mandul).
I. KESIMPULAN
Semakin rendah persentase deterjen dalam air, perkecambahan kacang hijau akan
berlangsung dengan baik. Namun sebaliknya, persentase deterjen semakin tinggi
perkecambahan terhambat.
J. DAFTAR PUSTAKA
Online: https://id.wikipedia.org/wiki/Detergen
Online:https://id.wikipedia.org/wiki/Perkecambahan#:~:text=Perkecambahan%20atau
%20germinasi%20(bahasa%20Inggris,ia%20berkembang%20menjadi%20tumbuhan
%20muda.
NISWATUL LAILIYAH
NIM. 855874533
Kelas 1B
Program Studi S1 PGSD BI
Masa Registrasi 2020/2021.2 (2021.1)
Pokjar Insan Mulia Kabupaten Lamongan
UPBJJ SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN IMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM (LKP)
JENIS ZAT DALAM MAKANAN
(MEMBUAT MENU DENGAN 4 SEHAT 5 SEMPURNA)
Oleh
NISWATUL LAILIYAH/855874533
A. JUDUL
Jenis Zat dalam Makanan (Membuat Menu dengan 4 Sehat 5 Sempurna).
B. TUJUAN PERCOBAAN
- Dapat membuat menu makanan dari bahan makanan sederhana sesuai dengan
slogan 4 sehat 5 sempurna.
C. ALAT DAN BAHAN
a. Tempat plastik
b. Berbagai bahan makanan
D. LANDASAN TEORI
Makanan empat sehat lima sempurna merupakan pedoman makanan sehat dalam
waktu yang lalu, saat ini pedoman itu sudah berganti menjadi pedoman gizi
seimbang, hal ini dikarenakan pada pedoman empat sehat lima sempurna ditemukan
berbagai kekurangan yang justru akan memberikan beban baru pada
masalah gizi di indonesia. Karena itulah, dibuat pedoman baru berupa
pedoman gizi seimbang, yang tergambar pada tumpeng gizi seimbang di bawah ini.
Kita sudah tidak menggunakan pedoman empat sehat lima sempurna karena makanan
empat sehat yang terdiri dari empat kelompok makanan itu belum tentu sehat sebab
tidak ditentukan porsi dan jenis yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh.
Sedangkan pada pedoman gizi seimbang memberikan gambaran besaran porsi, juga
termasuk keamanan makanan yang akan dikonsumsi, juga tentang aktifitas fisik, dan
beberapa poin lainnya yang berkaitan dengan pola hidup sehat.
Selain itu, makanan lima sempurna berupa susu ditempatkan khusus padahal susu
adalah sumber protein. yang dalam pedoman gizi seimbang disatukan dalam
kelompok sumber protein hewani bersama dengan ikan, telur, dan daging.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
F. HASIL PENGAMATAN
No. Jenis Kelompok
Jenis
makanan makanan
Makanan
Zat makanan
Karbohidrat
Protein Lemak vitamin
1. Makanan
pokok - Nasi +
- Daging +
Lauk pauk
- Telur +
- Kol +
Nasi +
Sop - Wortel +
daging +
- Buncis
Sayuran
- Bawang +
merah
- Bawang
+
putih
2.
+
Blewah
Buah
Es buah Papaya +
Susu
Susu +
Indomilk
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
H. PEMBAHASAN
Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa masakan makanan nasi, sup
daging+telur dan minuman segar es buah sudah memenuhi komponen – komponen
zat makanan yang bisa disebut makanan 4 sehat 5 sempurna atau makanan seimbang.
J. DAFTAR PUSTAKA
MamanRumanta, dkk. 2020. Praktikum IPA di SD. (edisi 1). Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Tahap Akhir Hasil makanan mula – mula beras, daging, telur, sayuran
menjadi makanan 4 sehat 5 sempurna menjadi nasi dan sup
daging dan minuman mula – mula bahan mentah seperti
buah belewah, buah papaya dan susu menjadi minuman es
buah.
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM (LKP)
PRAKTIKUM IPA DI SD / PDGK4107
MODUL 3
MAKANAN
NISWATUL LAILIYAH
NIM. 855874533
Kelas 1B
Program Studi S1 PGSD BI
Masa Registrasi 2020/2021.2 (2021.1)
Pokjar Insan Mulia Kabupaten Lamongan
UPBJJ SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN IMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM (LKP)
MAKANAN (UJI KARBOHIDRAT)
Oleh
NISWATUL LAILIYAH/855874533
A. JUDUL
Makanan (Uji Karbohidrat).
B. TUJUAN PERCOBAAN
- Untuk mengidentifikasi makanan yang mengandug karbohidrat
C. ALAT DAN BAHAN
1) Piring plastic 1
2) Pisang 1 iris
3) Apel 1 iris
4) Nasi 1 sdt
5) Telur rebus (putihnya) 1 iris
6) Tahu 1 iris
7) Margarin 1 ujung sdm
8) Biskuit 1
9) Gula pasir 1 sdt
10) Tepung terigu 1 sdt
11) Kentang 1 iris
12) Betadine 1 botol
13) Kertas label 1 strip
D. LANDASAN TEORI
Untuk memiliki tubuh sehat dan tumbuh normal, setiap orang memerlukan zat
makanan seperti: karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Kandungan zat
dalam makanan dapat diidentifikasi dalam suatu pengujian sederhana namun jumlah
kandungan setiap zat makanan dalam bahan makanan hanya dapat diidentifikasi
dengan cara yang kompleks. Karbohidrat merupakan senyawa yang terdiri atas unsur
karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) yang umumnya dikenal sebagai senyawa
gula.Tepung atau amilum merupakan salah satu bentuk dari karbohidrat yang
merupakn bagian utama dari bahan makanan: gandum, jagung, kentang, ubi,
singkong, padi dan lain-lain.keberadaan amlum didalam bahan makanan diuji
dengan pemberian lrutan yodium (betadine). Larutan yodium (betadine)
menyebabkan amilum berubah warnanya menjadi biru tua. Jadi, bahan makanan
yang mengandung amilum jika ditetesi larutan yodium/betadine akan berubah
warnanya menjadi biru keunguan atau biru kehitaman.
Untuk membantu agar warna dapat diidentifikasi secara jelas, maka usahakan memilih
bahan makanan yang berwarna putih. Selain itu demi keamanan dalam penggunaan
larutan lugol, maka yang perlu diperhatikan adalah jangan terlalu pekat dalam
mencampur larutan karena larutan lugol beracun dan dapat membuat iritasi kulit.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
F. HASIL PENGAMATAN
H. PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan uji karbohidrat yang telah di lakukan, dengan menguji
sepuluh sampel makanan yaitu pisang, apel, nasi, telur rebus (putihnya), margarin,
biskuit, tepung terigu, tahu, gula pasir dan kentang. Kesepuluh bahan makanan
tersebut ditetesi dengan betadine 1-2 tetes. Dan hasilnya terjadi perubahan warna
pada setiap jenis bahan makanan. Dimulai dari pisang, mula – mula berwarna kuning
berubah menjadi hitam. Apel, mula – mula berwarna kuning berubah menjadi kuning
kecoklatan. Nasi, mula – mula berwarna putih berubah menjadi warna biru
kehitaman. Telur, mula –mula berwarna putih berubah menjadi kuning kecoklatan.
Sama dengan telur, Margarin, mula – mula berwarna kuning berubah menjadi warna
kuning kecoklatan. Biskuit, mula – mula berwarna coklat berubah menjadi warna
hitam. Tepung, mula – mula berwarna putih berubah menjadi warna biru tua. Pada
tahu dan gula pasir, keduanya sebelum mula-mula berwarna putih berubah menjadi
warna kuning kecoklatan. Yang terakhir kentang, mula – mula berwarna kuning
menjadi berwarna hitam.
Berdasarkan dasar teori diatas, telah disebutkan bahwa sampel makanan yang
ditetesi makanan kemudian warnannya berubah menjadi biru ungu sampai hitam
menandakan bahwa makanan tersebut mengandung karbohidrat. Sedangkan
makanan yang setelah di tetesi betedine warnanya bukan biru ungu atau hitam tidak
mengandung karbohidrat. Warna kuning kecoklatan pada makanan yang setelah
ditetesi betadine, adalah warna dari betadine.
I. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa makanan yang telah ditetesi betadine warnanya berubah
menjadi biru ungu sampai hitam mengandung karbohidrat. Dari keseuluh sampel
bahan makanan yang di uji, makanan yang mengandung karbohidrat adalah pisang,
nasi, tepung terigu, biskuit dan kentang.
J. DAFTAR PUSTAKA
MamanRumanta, dkk. 2020. Praktikum IPA di SD. (edisi 1). Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN
a. Kesulitan
Kesulitan untuk mencari bahan kalium iodide 0,1 M 10Ml. dan akhirnya diganti
dengan betadine.
b. Saran
FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
MAKANAN (UJI KARBOHIDRAT)
NISWATUL LAILIYAH/ NIM: 855874533
NISWATUL LAILIYAH
NIM. 855874533
Kelas 1B
Program Studi S1 PGSD BI
Masa Registrasi 2020/2021.2 (2021.1)
Pokjar Insan Mulia Kabupaten Lamongan
UPBJJ SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN IMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM (LKP)
GERAK LURUS BERATURAN (GLB) DAN
GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB)
Oleh
NISWATUL LAILIYAH/855874533
A. JUDUL
Gerak Lurus Beaturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB).
B. TUJUAN PERCOBAAN
1) Gerak Lurus Beraturan (GLB)
a) Dapat mebuat grafik hubungan antara jarak (s) sebagai fungsi waktu (t)
padaGelak Lurus Beraturan/GLB.
b) Dapat menghitung kecepatan benda pada Gerak Lurus Beraturan/GLB.
2) Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
a) Dapat membuat grafik hu bungan antara jarak AB (SAB) sebagai fungsi waktu
tAB) pada Gerak Lurus Berubah Beraturan/GLBB.
b) Dapat menghitung percepatan benda pada Gerak Lurus Berubah
Beraturan/GLBB.
C. ALAT DAN BAHAN
1) Gerak Lurus Beraturan (GLB)
a) Katrol gantung tunggal.
b) Stop watch.
c) Penggaris.
d) Beban gantung 100 gr (2 buah).
e) Statif dan klem.
f) Benang kasur.
g) Platisin.
h) Beban tambahan.
2) Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
a) Katrol gantung tunggal.
b) Stop watch
c) Penggaris
d) Beban gantung 100 gr (2 buah)
e) Statif dan klem
f) Benang kasur
g) Plastisin
h) Beban tambahan
D. LANDASAN TEORI
Salah satu kajian di dalam pembelajaran fisika adalah mempelajari tentang gerak.
Suatu benda dikatakan bergerak, bila benda tersebut kedudukannya (jaraknya) berubah
setiap saat terhadap titik asalnya (titik acuan). Kajian tentang gerak di antaranya
adalah gerak lurus. Gerak lurus yang dibahas ada dua macam yaitu Gerak Lurus
Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB).
a) Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Gerak Lurus Beraturan ialah gerak dengan lintasan serta kecepatannya selalu
tetap. kecepatan ( ) adalah besaran vektor yang besarnya sesuai dengan
perubahan lintas tiap satuan waktu.Kelajuan ialah besaran skalar yang besarnya
sesuai dengan perubahan lintasan tiap satuan waktu.
Pada Gerak Lurus Beraturan (GLB) berlaku rumus:
Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak suatu benda pada lintasan garis
lurus dengan percepatan nol. Hal- hal yang perlu dipahami dalam GLBB:
Oleh karena perubahan kecepatan ada 2 macam, maka GLBB juga dibedakan
menjadi dua macam yaitu : GLBB dengan α > 0 dan GLBB α < 0 , bila
percepatan searah dengan kecepatan benda maka pada benda mengalami
percepatan, jika percepatan berlawanan arah dengan kecepatan maka pada benda
mengalami perlambatan.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Gerak Lurus Beraturan (GLB)
a) Rakitlah alat dan bahan seperti pada Gambar 4.8.
b) Usahakan agar beban tambahan m tertinggal di ring pembatas bila M1 turun
dan M2 naik.
c) Tandai ketinggian beban tambahan m
mula-mula sama tinggi dengan ttik A
d) Ukur panjang BC.
e) Biarkan system bergerak m+ M1 turun
dan M2 naik. Catat waktu yang diperlu-
kan M1 untuk bergerak dari B ke C.
f) Ulangi percobaan 5 kali dengan jarak BC
yang berbeda-beda (tinggi A tetap, B tetap,
C berubah).
g) Catat datanya pada table 4.5.
2) Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
a) Susun alat seperti pada gambar 4.9..
b) Tentukan dan ukur jarak AB dan BC
(usahakan AB > BC)
c) Biarkan sistembergerak (M1 dan m)
turun dan M2 naik, usahakan agar
beban tambahan m tertinggal di ring
pembatas B.
d) Ukur waktu yang dibutuhkan (M1+m)
dari A ke B (tAB) dan M1 untuk ber-
gerak dari B ke C (tBC)
e) Lakukan percobaan sampai 5 kali
dengan jarak AB (titik A tetap, C tetap,
B berubah).
f) Catat datanya pada table 4.6.
F. HASIL PENGAMATAN
NO Jarak BC = s Waktu = t
(m) (sek)
1. 0,30 1,4
2. 0,25 0,66
3. 0,20 0,60
4. 0,15 0,47
5. 0,10 0,35
2 70 16 0,41 25 0,79
3 80 16 0,39 25 0,54
4 90 16 0,25 25 0,31
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
1) Buatlah grafik hubugan antara jarak (s) sebagai fungsi waktu (t)
berdasarkan data percobaan GLB (s sumbu vetikal dan t sumbu
horizontal)
Jawab:
2) Hitunglah kecepatan benda berdasarkan grafik di atas !
Jawab:
Percobaan I Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4 Percobaan 5
3) Buatlah kesimpulan
Jawab:
Gerak Lurus Beraturan (GLB) yaitu gerak suatu benda pada lintasan lurus dengan
kecepatan benda yang konstan dan percepatan nol. Pada GLB seiring bertambahnya
waktu, jarak yang ditempuh juga akan bertambah secara teratur dan begitu pula
sebaliknya jika semakin berkurangnya waktu, jarak yang ditempuh juga akan
berkurang secara teratur.
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
1) Buatlah grafik hubungan antara jarak AB (sAB) sebagai fungsi waktu (tAB)
pada percobaan GLBB.
Jawab:
2) Hitunglah percepatan benda berdasarkan grafik di atas.
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4 Percobaan 5
3) Buatlah kesimpulan.
Jawab:
Berdasarkan hasil percobaan di atas dapat diketahui bahwasanya benda bergerak
dnegan kecepatan yang berubah setiap saat, hal ini dikerenakan adanya percepatan.
Kecepatan benda semakin lama-semakin lambat atau dapat katakana bahwasanya
gerak benda mengalami perlambatan. Perlambatan ini dikarenakan adanya beban
yang diberikan pada benda.
4) Jelaskan perbedaan grafik GLBB dengan grafik pada percobaan GLB (s
fungsi t).
Jawab:
Grafik GLB berupa garis lurus, karena kecepatan suatu benda yang bergerak lurus
adalah tetap bila dalam selang waktu jarak tempuh dan arahnya sama. Sedangkan
grafik GLBB berupa garis lurus tetapi berubah-ubah, dikarenakan mengalami
percepatan yang tetap/konstan.
H. PEMBAHASAN
1. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Berdasarkan hasil percobaan gerak lurus beraturan yang telah disajikan pada table
4.5 dapat diketahui jika benda dapat menempuh jarak 0,30 m dengan dalam waktu
1,4 sekon. Waktu tempuh benda pada jarak 0,25 m yaitu 0,66 sekon, jarak 0,20 m
membutuhkan waktu 0,60 m, jarak 0,15 m waktu yang dibutuhkan 0,47, dan jarak
0,10 m waktu tempuh benda yaitu 0,35 sekon. Waktu tempuh benda berubah
seiring dengan perubahan jarak tempuh benda. Semakin dekat jarak benda semakin
singkat waktu yang dibutuhkan. Perubahan waktu dan jarak benda konstan.
2. Gerak lurus berubah beraturan (GLBB)
Berdasarkan hasil percobaan gerak lurus berubah beraturan yang telah disajikan
pada table 4.6 dapat diketahui pada gerak lurus berubah beraturan (GLBB) yang
diberikan beban yang berbeda, untuk menempuh jarak yang sama memerlukan
waktu yang berdeda. Waktu tempuh yang dibutuhkan benda untuk menempuh jarak
0.15 m dengan beban 60 gr yaitu 0,53 sekon, benda dengan beban 70 gr
memerlukan waktu 0,41 sekon, benda dengan beban 80 gr memerlukan waktu 0,39
gr, benda dengan beban 90 gr memerlukan waktu 0,25 gr, dan benda dengan beban
100 gr memerlukan waktu 0,18 gr. Waktu tempuh yang dibutuhkan benda untuk
menempuh jarak 0.25 m dengan beban 60 gr yaitu 1,28 sekon, benda dengan beban
70 gr memerlukan waktu 0,79 sekon, benda dengan beban 80 gr memerlukan
waktu 0,54 gr, benda dengan beban 90 gr memerlukan waktu 0,31 gr, dan benda
dengan beban 100 gr memerlukan waktu 0,15 gr. Semakin berat beban yang
diberikan waktu yang dibuthkan untuk menempuh jarak yang sama semakin cepat
atau dapat dikatan kecepatan benda akan bertambah seiring berat berban yang
semakin berat.
I. KESIMPULAN
1. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Gerak Lurus Beraturan (GLB) yaitu gerak suatu benda pada lintasan lurus dengan
kecepatan benda yang konstan dan percepatan nol. Pada GLB seiring
bertambahnya waktu, jarak yang ditempuh juga akan bertambah secara teratur
dan begitu pula sebaliknya jika semakin berkurangnya waktu, jarak yang
ditempuh juga akan berkurang secara teratur.
2. Gerak lurus berubah beraturan (GLBB)
Berdasarkan hasil percobaan di atas dapat diketahui bahwasanya benda bergerak
dnegan kecepatan yang berubah setiap saat, hal ini dikerenakan adanya
percepatan. Kecepatan benda semakin lama-semakin lambat atau dapat katakana
bahwasanya gerak benda mengalami perlambatan. Perlambatan ini dikarenakan
adanya beban yang diberikan pada benda.
J. DAFTAR PUSTAKA
Online: https://www.gurupendidikan.co.id/perubahan-wujud-zat-oleh-kalor/
https://www.fisikabc.com/2018/04/kalor-dan-perubahan-wujud-zat.html
K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN
a. Kesulitan
Tidak adanya ring pembatas pada katrol gantung tunggal, sehingga beban tambahan
bisa tertinggal menggunakan tangan untuk menangkapnya.
b. Saran
Sebaiknya pada katrol gantung tunggal segera dipasang ring pembatas, agar
praktikum yang dilakukan bisa lebih maksimal.
FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
GERAK LURUS BERATURAN (GLB) DAN
GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB)
NISWATUL LAILIYAH/ NIM: 855874533
Tahap Akhir
NISWATUL LAILIYAH
NIM. 855874533
Kelas 1B
Program Studi S1 PGSD BI
Masa Registrasi 2020/2021.2 (2021.1)
Pokjar Insan Mulia Kabupaten Lamongan
UPBJJ SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN IMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM (LKP)
KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD ZAT
Oleh
NISWATUL LAILIYAH/855874533
A. JUDUL
Kalor dan Perubahan Wujud Zat.
B. TUJUAN PERCOBAAN
E. PROSEDUR PERCOBAAN
F. HASIL PENGAMATAN
Pada awalnya bejana kaca diisi dengan bongkahan es yang telah dihancurkan dengan
suhu mula – mula -7○C. Kemudian bejana tersebut dipanaskan dengan api yang
bersumber dari Bunsen. Kemudian diamati setiap perubahan suhu pada bongkahan es
yang terdapat pada bejana kaca tersebut tiap 2 menit sekali. Untuk hasil pengamatan
terdapat pada Tabel 1.1
Tabel 1.1 Kenaikan suhu es
No 2 menit Kenaikan Suhu pada Keterangan
ke 1 suhu
termometer
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
Pada awalnya bejana kaca diisi dengan bongkahan es yang telah dihancurkan.
Kemudian bejana tersebut dipanaskan dengan api yang bersumber dari Bunsen.
Kemudian diamati setiap perubahan suhu pada bongkahan es yang terdapat pada
bejana kaca tersebut tiap 2 menit sekali.
I. KESIMPULAN
1) Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : Titik lebur es
pada suhu 0 oC
2) Titik didih air maksimum 100 oC, namun terkadang sebelum suhu mencapai
100 oC sudah bisa mendidih. Hal tersebut terjadi karena pengaruh suhu udara
lingkungan sekitar. Apabila cuaca panas semakin tinggi maka titik didik akan
lebih cepat atau lebih cepat mendidih.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman, dkk, 2020. Praktikum IPA di SD. (edisi 1). Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Supendi, Deni. 2020. Gerak Lurus Beraturan, Pengertian dan Perbedaannya
Dengan GLBB. https://www.harapanrakyat.com/2020/06/gerak-lurus-beraturan/
NISWATUL LAILIYAH
NIM. 855874533
Kelas 1B
Program Studi S1 PGSD BI
Masa Registrasi 2020/2021.2 (2021.1)
Pokjar Insan Mulia Kabupaten Lamongan
UPBJJ SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN IMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM (LKP)
JENIS DAN BENTU GELOMBANG
Oleh
NISWATUL LAILIYAH/855874533
A. JUDUL
Jenis dan Bentuk Gelombang.
B. TUJUAN PERCOBAAN
1) Mengamati bentuk dan jenis gelombang transversal.
2) Mengamati bentuk dan jenis gelombang longitudinal.
C. ALAT DAN BAHAN
1) Slinki
2) Tali tambang, panjang 5 m, Ø = 0,5 cm
3) Benang kasur panjang 3 m
4) Karet gelang
D. LANDASAN TEORI
Cahaya adalah contoh lain dari gelombang transversal, di mana osilasi adalah listrik
dan medan listrik, yang mengarah ke sudut kanan ke sinar cahaya ideal yang
menggambarkan arah propagasi. Gelombang transversal umumnya terjadi pada
padatan elastis; osilasi dalam kasus ini adalah perpindahan partikel padat menjauh dari
posisi relaksnya, dalam arah tegak lurus terhadap rambatan gelombang. Karena
perpindahan tersebut sesuai dengan deformasi geser lokal material, gelombang
transversal dari sifat ini disebut gelombang geser. Dalam seismologi, gelombang geser
juga disebut gelombang sekunder atau gelombang-S.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Ambil slinki, rentangkan di atas lantai yang licin. Ikat salah satu ujung slinki pada
tiang yang cukup kokoh untuk menahannya atau dipegang oleh oleh teman anda.
Ujung yang lain anda pegang sendiri.
2) Usiklah ujung slinki yang anda pegang itu dengan cara menggerakkan ujung slinki
dengan cepat ke kiri lain ke kanan seperti pada gambar berikut ini:
Amati arah getar (arah usikan) dan arah rambat gelombang. Gelombang yang terjadi
disebut Gelombang Longtudinal.
- Bagaimanakah arah getar dan arah rambat Gelombang Longitudinal tersebut ?
g. Apa perbedaan antar Gelombang Transversal dan Gelombang Longitudinal ?
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 6.8 Hasil pengamatan Bentuk dan Jenis Gelombang
Uraian Hasil Pengamatan Delombang Transversal dan
Gelombang Longitudinal pada Slinki
Gelombang Gelombang Longitudinal
Transversal
Bentuk gelombang
5. Amati arah getar (arah usikan) dan arah rambat gelombang. Gelombang
yang terjadi disebut Gelombang Longtudinal pada gambar diatas.
Bagaimanakah arah getar dan arah rambat Gelombang Longitudinal
tersebut ?
Jawab:
Pada gelombang longitudinal, arah geraknya searah dengan arah rambatannya.
- Apa perbedaan antar Gelombang Transversal dan Gelombang
Longitudinal ?
Jawab:
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatannya tegak lurus
dengan arah rambatannya. Satu gelombang terdiri atas satu lembah dan satu
bukit. Sedangkan gelombang longitudinal adalah gelombang yang merambat
dalam arah yang berimpitan dengan arah getaran pada tiap bagian yang ada.
Gelombang yang terjadi berupa rapatan dan renggangan.
H. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini, slinki dipegang oleh dua orang pada kedua ujungnya, satu ujung
diam, dan ujung yang lain diberi usikan. Usikan yang diberikan berupa gerakan ke
kanan dan ke kiri, setelah digerakkan ke kanan dan ke kiri terjadilah rambatan yang
membentuk gelombang. Gelombang adalah rambatan pada benda yang mendapat
energi. Gelombang yang terjadi pada percobaan ini memiliki arah tegak lurus dengan
arah rambatannya, yang dikenal dengan gelombang transversal.
Percobaan kedua dilakukan dengan memberikan karet yang di ikat ditengah-tengah
slinki, setelah di usik, karet ikut berpindah bersama arah gelombang. Hal ini terjadi
karena ada energy yang merambat.
Percobaan ketiga, slinki diganti menggunakan tali. Hasil percobaan dengan tali
berbeda dengan slinki, karena tidak muncul gelombang pada tali tersebut.
Percobaan keempat, slinki direntangkan diatas lantai dan diberikan usikan, namun kali
ini dengan cara digerakkan slinki dengan cepat ke belakang dan ke depan. Hasil yang
diperoleh yaitu terdapat gelombang yang merambat sehingga menimbulkan
renggangan dan rapatan. Gelombang ini disebut dengan gelombang longitudinal.
I. KESIMPULAN
Gelombang transfersal adalah gelombang yang arah getarannya tegak lurus dengan arah
rambatannya.
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarannya searah dengan arah
rambatannya.
Perbedaan antara gelombang transfersal dan gelombang longitudinal terletak pada arah
rambatannya yaitu bila transfersal tegak lurus sedangkan longitudinal searah
rambatannya.
J. DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Gelombang_transversal
https://id.wikipedia.org/wiki/Gelombang_longitudinal
a. Kesulitan
Pada saat mendokumentasikan percobaan kurang maksimal, karena pada saat slinki
dan tali bergerak hasil foto akan blur maka tidak kelihatan jelas gelombang yang
terjadi.
b. Saran
Sebaiknya dokumentasi percobaan ini menggunakan video.
FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
JENIS DAN BENTUK GELOMBANG
NISWATUL LAILIYAH/ NIM: 855874533
NISWATUL LAILIYAH
NIM. 855874533
Kelas 1B
Program Studi S1 PGSD BI
Masa Registrasi 2020/2021.2 (2021.1)
Pokjar Insan Mulia Kabupaten Lamongan
UPBJJ SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN IMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM (LKP)
PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN DATAR,
CERMIN CEMBUNG, DAN CERMIN CEKUNG
Oleh
NISWATUL LAILIYAH/855874533
A. JUDUL
Pemantulan Cahaya pada Cermin Datar, Cermin Cembung, dan Cermin Cekung.
B. TUJUAN PERCOBAAN
1)Menjelaskan sifat-sifat cahaya
2)Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin
3)Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa
4)Menentukan fokus cermin cekung
5)Menentukan fokus lensa cembung
C. ALAT DAN BAHAN
1) Pemantulan Cahaya
1. Cermin datar (3 x 6 cm2)
2. Cermin cembung
3. Cermin cekung
4. Lampu senter
5. Busur derajat
6. Kertas putih
7. Lilin
8. Layar (tabir kertas)
9. Celah cahaya
D. LANDASAN TEORI
Cermin datar adalah jenis cermin yang memiliki permukaan datar. Dan sifat-sifat
pada bayangan pada cermin datar meliputi bayangan semu atau maya, bayangan
tegak dan sama besar, bertukar sisi, sisi kanan benda berada pada sisi kiri bayangan,
dan Jarak antara bayangan ke cermin sama dengan jarak antara benda ke cermin.
Cermin di sisi jalan untuk keamanan yang menggunakan cermin cembung. Cermin
cembung adalah cermin dengan permukaan yang melengkung ke luar. Cermin
cembung dapat menyebarkan cahaya atau biasa disebut divergen.
Letak dan sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung bergantung pada letak
benda. Sebuah benda yang diletakkan di depan cermin cekung akan memiliki
bayangan dengan sifat- sifat tertentu. Pada cermin cekung terdapat tiga sinar
istimewa seperti ditunjukkan pada Gambar di bawah ini, yaitu sebagai berikut. (1)
Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus. (2) Sinar
datang melalui titik fokus, akan dipantulkan sejajar sumbu utama. (3) Sinar datang
melalui pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali melalui titik pusat
kelengkungan cermin.
Keterangan:
f = jarak titik api (fokus cermin)
s = jarak benda
s’= jarak bayangan
Besar kecilnya sudut bias dipengaruhi oleh sifat dari medium yang biasa
disebut sebagai indeks bias (n). Indeks bias merupakan perbandingan
antara laju cahaya dalam ruang hampa
(c) denganlaju cahaya dalam medium (v) atau bila dirumuskan secara matematis
:
Keterangan:
n = indeks
bias c = laju cahaya dalam ruang hampa (3x108m/s)
Keterangan :
n = indeks bias bahan (kaca),
Sin i = sudut datang
Sin r = sudut bias
Adapun sifat-sifat cahaya meliputi: 1) Cahaya merambat lurus, Cahaya dapat
dipantulkan, Cahaya mampu menembus benda bening, Cahaya dapat
diuraikan, dan Cahaya dapat dibiaskan.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pemantulan Cahaya
a. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar
1. Menyusun lampu senter dan celah cahaya di depan cermin datar.
2. Menyalakan lampu senter dan mengamati dengan baik jalannya berkas
cahaya pada saat sebelum dan sesudah mengenai cermin datar.
3. Menggambarkan jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga
tampak sudut datang dan sudut pantulnya.
4. Mengukur besar sudut datang (i) dan besar sudut pantul tersebut (r).
5. Meletakkan sebuah benda (dalam hal ini lilin) di depan cermin datar dan
amati bayangannya selama benda itu Anda geser-geserkan di depan
cermin datar.
6. mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin
datar tersebut.
b. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung
1. Menyusun cermin cembung dan lilin di depan layar.
2. Menyalakan lilin dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya pada
saat sebelum dan sesudah mengenai cermin cebung.
3. Menggambarkan jalnnya berkas sinar pada langkah (2), sehingga
nampak sudut datang dan sudut pantulnya serta bayangan yang
terbentuk.
4. Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin
cembung tersebut
c. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung
1. Menyusun cermin cekung dan lilin di depan layar.
2. Menyalakan lilin dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya pada
saat sebelum dan sesudah mengenai cermin cekung.
3. Menggambarkan jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga
tampak sudut datang dan sudut pantulnya serta bayangan yang
terbentuk.
4. Mencatat bagaimana sifat-sifat bayanganyang dibentuk oleh cermin
cekung tersebut.
5. Mengatur jarak benda atau letak layar agar pada layar terbentuk
bayangan yang jelas dan tajam. Selanjutnya ukur jarak benda dan jarak
bayangan.
Jika benda di depan cermin cekung terus digeser menjauhi cermin, maka pada jarak
tertentu bayangan benda akan menghilang (tidak tampak). Ukur jarak benda dari
cermin cekung pada keadaan tersebut (s).
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Pemantulan Cahaya Cermin Datar
No. i (°) r (°)
1. 72 72
2. 75 75
3. 77 77
4. 73 70
5. 70 73
Diketahui : f = +
s’ = ~
s = 10 cm
Ditanya : f= ..?
1/f = 1/s + 1/s’
1/f = 1/10 + 1/~
1/f = 1/10
+ 0 f=10
Artinya s=f
n2 =1/0,77
n2 = 1,3
ckaca = ..................
n2 = c0/ckaca
G. PEMBAHASAN
i. Pemantulan Cahaya
Cermin datar
Dengan susunan lampu senter dan celah cahaya yang diletakkan di depan cermin
datar berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa:
1) cahaya dapat merambat lurus dan dapat memantul melalui cermin datar serta
dipeoroleh data pengukuran berupa besar sudut datang (i) dan besar sudut
pantul (r).
2) Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan data bahwa besar sudut dating dan
besar sudut pantul (r) memiliki besar yang sama yang dapat dibuktikan
hukum Snellius mengenai pemantulan cahaya pada cermin datar, bahwa
sudut sinar datang suatu benda bila dipantulkan hasilnya akan sama dengan
sudut pantulnya, akan tetapi ada beberapa data yang hampir sama antara
besar sudut datang dengan besar sudut pantul, hal ini disebabkan oleh
beberapa hal, salah satunya yaitu taraf ketelitian pengamat dalam mengamati
skala pada busur yang kurang teliti.
3) Pada percobaan yang pertama sifat bayangan yang dihasilkan oleh
cermin datar yaitu tegak, maya atau semu dan sama besar.
Cermin cembung
a. pemantulan cahaya menggunakan cermin cembung dengan susunan layar
dan lilin yang diletakkan di depan cermin cembung,
b. berdasarkan hasil pengamatan dihasilkan sifat bayangan dari cermin
cembung adalah maya atau tidak nyata, sama tegak dan diperkecil.
Cermin cekung
a. Pemantulan cahaya mengunakan cermin cekung dilakukan dengan
menyusun layar dan lilin didepan cermin cekung.
b. Berdasarkan data hasil pengamatan diperoleh sifat bayangan pada cermin
cekung yaitu maya, sama banyak dan bayangan dua kali atau lebih besar
daripada bendanya, serta diperoleh juga bahwa saat benda didepan cermin
cekung terus digeser menjauhi cermin, maka bayangan benda yang berada di
layar akan menghilang/tidak tampak. Hal ini dikarenakan pada posisi
tersebut berkas sinar pantul merupakan sinar sejajar atau bayangan berada
jauh tak terhingga.
ii. Pembiasan Cahaya
Percobaan pertama dilakukan dengan menyusun senter dan celah cahaya di
depan balok kaca. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa besar sudut
datang tidak sama dengan sudut biasnya. Sudut datang dan sudut bias
ditentukan oleh sudut datang pengamat. Pergeseran yang terjadi pada balok
kaca merupakan pergeseran yang selalu mendekati garis normal. Hal ini
disebabkan sinar datang dari medium udara (kurang rapat) ke medium yang
lebih rapat (balok kaca). Pergeseran yang terjadi dipengaruhi oleh ketebalan
balok kaca. Hal ini sesuai dengan hukum Snellius yang berbunyi, jika sinar
datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat, misalnya dari udara
ke air atau dari udara ke kaca, maka sinar dibelokkan mendekati garis normal,
dan sebaliknya.
Pada percobaan selanjutnya dilakukan dengan menyusun lilin dan lensa
cembung di depan layar. Beradasarkan data hasil pengamatan diperoleh data
jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) yang berbeda. Pada percobaan ini
dilakukan sebanyak empat kali dengan variasi jarak benda ke lensa (s) dimulai
dari 12cm, 17cm, 26 cm, dan 30 cm, berdasarkan data tersebut diketahui bahwa
semakin jauh jarak benda dengan lensa maka jarak bayangan semakin dekat.
Percobaan yang ketiga yaitu mengamati sifat-sifat bayangan yang dibentuk
oleh lensa cembung dapat dilakukan dengan cara mengamati huruf pada buku
dengan jarak yang relatif dekat dalam hal ini pengamat menggunakan jarak 17
cm antara lensa dan huruf. Pada saat huruf diamati menggunakan lensa
cembung pada jarak 17 cm ukuran huruf menjadi lebih besar daripada aslinya.
Berdasarkan hal tersebut diperoleh sifat bayangan dari lensa cembung adalah
nyata, tegak, dan diperbesar. Sedangkan pada saat mengamati huruf
menggunakan lensa cekung pada jarak yang sama yaitu 17 cm didapatkan
ukuran huruf lebih kecil daripada aslinya. Berdasarkan hal tersebut dapat
dilihat bahwa sifat bayangan dari lensa cekung adalah nyata, terbalik, dan
diperkecil.
Pada Percobaan yang ketiga ini dilakukan dengan menggunakan kisi difraksi,
yang disusun dengan lampu TL. Pada percobaan ini lampu TL diganti dengan
menggunakan senter. Kisi difraksi terdiri atas sebaris celah sempit yang saling
berdekatan dalam jumlah banyka. Berdasarkan hasil pengamatan saat seberkas
sinar dilewatkan kisi difraksi maka akan terdifraksi dan menghasilkan suatu
pola difraksi pada layar.
I. KESIMPULAN
1. Sifat-sifat cahaya yaitu dapat merambat lurus, menembus benda bening, memantul,
dapat dibiaskan dan diuraikan.
2. Sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin datar yaitu tegak, maya atau semu
dan sama besar.
3. Sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin cembung yaitu maya atau tidak
nyata, sama tegak dan diperkecil.
4. Sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin cekung yaitu maya, sama banyak
dan bayangan dua kali atau lebih besar daripada bendanya.
5. Sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa cembung yaitu nyata, tegak, dan
diperbesar.
6. Sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa cekung yaitu nyata, terbalik, dan
diperkecil.
J. DAFTAR PUSTAKA
Giancoli.2001.Fisika Jilid 1.Jakarta: Erlangga Haliday,Resnick.1991.
Fisika Jilid (Terjemah). Jakarta:Erlangga Rumanta, Maman, dkk, 2019.
Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan:Universitas Terbuka.
K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN
4) Kesulitan
Alat-alat yang tersedia kurang lengkap sehingga praktikan menggunakan alat
seadanya dalam melakukan percobaan.
5) Saran
Diharapkan pihak Universitas melengkapi alat-alat yang belum tersedia sehingga
sesuai dengan prosedur percobaan dan didapatkan hasil yang valid.
FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN DATAR,
CERMIN CEMBUNG, DAN CERMIN CEKUNG
NISWATUL LAILIYAH/ NIM: 855874533
Tahap Akhir
Pemantulan cahaya menggunakan cermin
cekung
NISWATUL LAILIYAH
NIM. 855874533
Kelas 1B
Program Studi S1 PGSD BI
Masa Registrasi 2020/2021.2 (2021.1)
Pokjar Insan Mulia Kabupaten Lamongan
UPBJJ SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN IMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM (LKP)
LENSA CEMBUNG DAN CERMIN CEKUNG
Oleh
NISWATUL LAILIYAH/855874533
A. JUDUL
Lensa Cembung dan Cermin Cekung.
B. TUJUAN PERCOBAAN
1) Meja optic
2) Lensa cembung
3) Lensa cekung
4) Layar
5) Sumber cahaya (lilin)
D. LANDASAN TEORI
Lensa adalah medium transparan yang dibatasi oleh dua permukaan bias paling sedikit
satu diantaranya lengkung sehingga terjadi dua kali pembiasan sebelum keluar dari
lensa. Garis hubung antara pusat kelengkungan kedua permukaan disebut sumbu
utama. Bayangan yang dibuat oleh permukaan pertama merupakan benda untuk
permukaan kedua. Permukaan kedua akan membuat bayangan akhir. Terdapat dua jenis
lensa, yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Pada lensa cembung (lensa positif) sinar
dapat mengumpul (konvergen) dan pada lensa cekung (lensa negatif) sinar dapat
menyebar atau konvergen (Sarojo, 2011).
Cahaya dapat dipantulkan melalui lensa cembung dan cermin cekung. Cermin cekung
merupakan cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya berupa cekungan. Salah
satu sifat cahaya dalam percobaan ini adalah cahaya dapat dipantulkan melalui lensa
cembung dan cermin cekung. Cermin cekung biasanya digunakan untuk reflector
(benda yang dapat memantulkan cahaya) misalnya pada senter, lampu sepeda, lampu
mobil dan alat kerja dokter. Sifat pemantulan pada cermin cekung, yaitu 1) bayangan
yang dihasilkan adalah bayangan nyata atau maya, 2) memantulkan berkas cahaya
(kovergen).
Sinar – sinar yang istimewa pada cermin cekung ada 3 yang dapat digunakan untuk
menentukan letak bayangan sebuah benda yang berada di depan cermin cekung yaitu:
1) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus,
2) Sinar datang melalui titik fokus yang akan dipantulkan sejajar sumbu utama dan
3) Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan melalui
titik pusat kelengkungan cermin.
Adapun sinar – sinar istimewa pada lensa cembung yaitu antara lain:
1) Sinar yang datang sejajar pada sumbu utama akan dibiaskan melalui titik focus f.
2) Sinar yang datang melalui titik focus pasif f akan dibiaskan sejajar dengan
sumbu utama.
Lensa secara umum ada yang berbentuk cembung dan cekung. Jika dipegang, lensa
cembung bagian tengahnya lebih tebal dari bagian pinggir. Lensa cekung bagian
tengahnya lebih tipis dari bagian pinggirnya. Penerapan hukum pembiasan cahaya
pada benda dapat menentukan sinar-sinar istimewa pada pembiasan cahaya oleh lensa
cembung. Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung, yang terdiri dari : 1) suatu sinar
yang datang sejajar sumbu utama lensa akan dibiaskan menuju titik fokus aktif (F1) di
belakang lensa, 2) suatu sinar datang melalui titik fokus pasif (F2) di depan lensa akan
dibiaskan sejajar sumbu utama, 3) suatu sinar datang melalui pusat optik lensa (O)
akan diteruskan tanpa dibiaskan.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
2. 4 12
3. 7 8,
5
4. 8 9
5. 10 5
Tabel 2. Cermin Cekung
No. Jarak benda s (cm) Jarak bayangan s’ (cm)
1. 7 30
2. 10 20
3. 15 14
4. 27 8
5. 35 6
F. PERTANYAAN-PERTANYAAN
f = 3 cm
2) Tentukan kekuatan lensa ( P ) yang anda pergunakan dalam percobaan!
Jawab:
Kekuatan Lensa (p)
P = 1/f
= 1/3
= 0,33 D
3) Tentukan jarak fokus ( f ) cermin cekung yang anda digunakan dalam
percobaan!
Jawab:
Jarak fokus cermin cekung
Percobaan pada lensa cembung, percobaan yang sudah dilakukan sebanyak lima kali
percobaan dengan variasi jarak benda lensa (s) dimulai dari 2cm, 4 cm, 7cm, 8 cm, ,
dan 10 cm. Berdasarkan hasil pengamatan bahwa semakin panjang jarak benda
terhadap lensa maka semakin pendek jarak bayangan yang ada pada lensa.
Kemudian, perlakuan kedua pada lensa cekung juga dilakukan sebanyak lima kali
percobaan dengan variasi jarak benda ke cermin (s) berturut-turut yaitu 7cm, 10 cm,
15 cm, 27 cm, dan 35 cm. berdasarkan percobaan yang telah dilakukan terlihat bahwa
jarak bayangan yang diperoleh pada tabel 2 yaitu semakin besar jarak benda yang
ditentukan, maka jarak bayangan yang dihasilkan semakin kecil.
Sifat cermin cekung adalah mampu mengumpulkan sinar-sinar pantul. Titik
berkumpulnya sinar-sinar pantul disebut dengan titik fokus. Hal tersebut sesuai
dengan percobaan yang telah dilakukan pada saat ketika lilin diletakkan di depan
cermin cekung dengan jarak yang telah ditentukan maka cermin tersebut dapat
memantulkan keseluruhan cahaya yang diterima oleh cermin cekung. Dari
pemantulan lilin yang diterima oleh cermin cekung maka terbentuklah bayangan pada
layar.
I. KESIMPULAN
1. Pada suatu benda dalam percobaan, semakin jauh jarak benda dengan lensa
cembung, maka jarak bayangan yang bisa dihasilkan semakin dekat.
2. Jarak benda dapat berpeharuh terhadap cermin cekung pada jarak bayangan yang
dihasilkan. Maka semakin besar jarak benda maka semakin kecil jarak bayangan.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman, dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
Sriyadi, dkk. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam. Sukoharjo: CV. Sindunata.
https://www.ilmiahku.com/2019/05/Laporan-Praktikum-Lensa-Cembung-dan-Cermin-
Cekung.html
K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN
a. Kesulitan
Pada peralatan saat melakukan percobaan ada salah satu alat yang belum lengkap,
jadi untuk melakukan percobaan hasilnya kurang maksimal.
b. Masukan
Diharapkan pada pihak Universitas menambah persediaan alat-alat praktikum agar
kegiatan praktikum berjalan secara lancer dan tidak menghabiskan waktu dalam
pelaksanan praktikum karena harus bergantian dalam melakukan kegiatan praktikum.
FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
LENSA CEMBUNG DAN CERMIN CEKUNG
NISWATUL LAILIYAH/ NIM: 855874533
Proses Kegiatan
Tahap Akhir
NISWATUL LAILIYAH
NIM. 855874533
Kelas 1B
Program Studi S1 PGSD BI
Masa Registrasi 2020/2021.2 (2021.1)
Pokjar Insan Mulia Kabupaten Lamongan
UPBJJ SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN IMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM (LKP)
KELISTRIKAN
Oleh
NISWATUL LAILIYAH/855874533
A. JUDUL
Kelistrikan.
B. TUJUAN PERCOBAAN
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan
elektron- elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu.
Arus listrik dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere. Contoh arus listrik
dalam kehidupan sehari- hari berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan
mikroAmpere ( ) seperti di dalam jaringan tubuh hingga arus yang sangat kuat 1-200
kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi pada petir. Dalam kebanyakan sirkuit arus
searahdapat diasumsikanresistansi terhadap arus listrik adalah konstan sehingga besar
arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltase dan resistansi sesuai
dengan hukum Ohm.
Pada listrik dinamik terdapat arus listrik yang dihasilkan oleh adanya muatan listrik
yang berubah terhadap waktu. Arus listrik pada rangkaian dapat mengalir jika kawat
penghantar bersifat konduktor. Sebaliknya arus listrik pada rangkaian jika kawat
penghantar bersifat isolator. Menurut hukum Ohm, besarnya arus listrik selalu
berbanding lurus dengan besarnya tegangan listrik dan berbanding terbalik dengan
besarnya hambatan.
V = IR
Dimana :
V = Tegangan listrik (volt) I = Arus listrik (ampere)
R = Hambatan listrik (Ohm)
Tegangan listrik adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian
listrik, dan dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukurenergi potensial dari
sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran listrik dalam sebuah
konduktor listrik.
Tergantung pada perbedaan potensial listriknya, suatu tegangan listrik dapat
dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi. Secara definisi
tegangan listrik menyebabkan obyek bermuatan listrik negatif tertarik dari tempat
bertegangan rendah
menuju tempat bertegangan lebih tinggi. Sehingga arah arus listrik konvensional
didalam suatu konduktor mengalir dari tegangan tinggi menuju tegangan rendah.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
Tentukan jenis bahan yang digunakan termasuk konduktor, dengan mengisi pada
tabel hasil pengamatan.
2) Percobaan 2 tegangan listrik
a.Membuat rangkaian seperti gambar di bawah ini.
Setelah saklar S ditutup, apakah lampu (tidak menyala, menyala redup, menyala lebih
terang, menyala sangat terang) mengapa demikian?
c. Melanjutkan dengan membuat rangakian seperti gambar berikut.
Setelah saklar S ditutup, apakah lampu (tidak menyala, menyala redup, menyala lebih
terang, menyala sangat terang) mengapa demikian?
d. Melakukan hal yang sama pada langkah a, b, dan c dengan
melakukan 3 buah baterai yang dirangkai secara seri.
e. Mengapa pada percobaan b, c dan d nyala lampu berbeda.
F. HASIL PENGAMATAN
1) Arus listrik
- Menyusun rangkaian listrik dangan 2 baterai secara seri:
- Menghubungkan kabel merah dengan kutub (+) dan kabel hitam dengan kutub
(-).
- Salah satu ujung kabel merah dan hitam dipasang bola lampu. Ternyata lampu
menyala.
Hal ini menandakan adanya aliran listrik dari kutub positif menuju kutub negative.
- Nyala lampu menunjukkan adanya arus yang mengalir.
Tabel 8.1 Hasil Pengamatan Jenis Bahan
-
Lampu Konduktor Terang
No. Bahan
4. Kayu √ √
5. Karet penghapus √ √
7. Kertas √ √
8. Tas plastik √ √
9. Air keran √ √
2) Tegangan listrik
Tabel 8.2 Hasil Pengamatan Tegangan Listrik
No. Jenis Rangkaian Lampu Terang
Menyala Tidak
nyala
lampu
1. Rangkaian seperti gambar 1a modul hal √
8.7
2. Rangkaian pararel dengan 1 baterai √ +
3. Rangkaian pararel dengan 2 baterai √ ++
4. Rangkaian gambar 1a modul hal 8.7, √
Saklar terbuka. Lampu tidak menyala, karena tidak ada tegangan listrik
1. Dari hasil pengamatan Anda, jelaskan pengertian arus listrik dan tegangan
listrik!
Jawab:
Arus listrik adalah sebuah aliran muatan listrik yang mengalir dari satu titik ke
titik lain dalam suatu rangkaian tiap satuan waktu. Sedangkan tegangan listrik
adalah banyaknya energi listrik yang dibutuhkan untuk mengalirkan setiap
muatan listrik.
2. Mengapa pada percobaan 1, baterai disusun secara seri?
Jawab:
Pada percobaan 1 baterai disusun secara seri karena agar nyala lampu
lebihterang serta penyusunan baterai secara seri dapat menghemat bahan
percobaan seperti kabel dibandingkan penyusunan baterai secara pararel.
3. Jelaskan hubungan antara arus listri dengan tegangan listrik!
Jawab:
Arus listrik terjadi akibat adanya beda potensial atau tegangan pada media
penghantar antara dua titik. Perbedaan potensial akan menyebabkan
perpindahan elektron. Perpindahan ektron tersebut menyebabkan adanya aliran
arus listrik. Semakin besar nilai tegangan antara kedua titik tersebut,maka akan
semakin besar pula nilai arus yang mengalir pada kedua titik tersebut.
4. Tentukan mana yang lebih tahan lama dengan menggunakan 3 buahbaterai yang
disusun secara seri atau pararel? Mengapa demikian?
Jawab:
Menggunakan 3 buah baterai yang disusun secara pararel lebih tahan lama
karena komponen yang tersusun tidak terhubung melalui satu jalur, sehingga
jika satu baterai dayanya habis, maka masih ada 2 baterai lain yang mampu
menopang tegangan sehingga arus listrik masih dapat berjalan.
5. Dari hasil percobaan 1 dan 2, buatlah kesimpulan Anda tentang:
a. Arus listrik
b. Tegangan listrik Jawab:
Kesimpulan berdasar hasil percobaan 1 dan 2 tentang:
a. Arus listrik yaitu muatan listrik yang mengalir dari satu titik ke titik lain
dalam suatu rangkaian
b. Tegangan listrik yaitu banyaknya energi listrik yang dibutuhkan untuk
mengalirkan setiap muatan listrik.
H. PEMBAHASAN
1) Arus listrik
Kawat besi
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu
dan dihubungkan ke baterai menggunakan lempengan besi sebagai saklar dan
lampu tetap menyala.
Lempeng tembaga
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu
dan dihubungkan ke baterai menggunakan lempengan tembaga sebagai saklar dan
lampu tetap menyala.
Lempeng seng
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu
dan dihubungkan ke baterai menggunakan lempeng seng sebagai saklar dan
lampu tetap menyala.
Kayu
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu
dan dihubungkan ke baterai menggunakan kayu sebagai saklar dan lampu tidak
menyala.
Karet penghapus
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu
dan dihubungkan ke baterai menggunakan karet penghapus sebagai saklar dan
lampu tidak menyala.
Mata pensil (Grafit)
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu
dan dihubungkan ke baterai menggunakan mata pensil (Grafit) sebagai saklar dan
lampu menyala.
Kertas
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu
dan dihubungkan ke baterai menggunakan kertas sebagai saklar dan lampu tidak
menyala.
Tas plastik
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu
dan dihubungkan ke baterai menggunakan plastik sebagai saklar dan lampu tidak
menyala.
Air kran
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu
dan dihubungkan ke baterai menggunakan kemudian dihubungkan ke air kran dan
lampu tidak menyala.
Air garam
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu
dan dihubungkan ke baterai menggunakan kemudian dihubungkan ke air garam
dan lampu tetap menyala.
2) Tegangan listrik
a. Saklar terbuka. Lampu tidak menyala, karena tidak ada tegangan listrik
b. Saklar tertutup. Lampu menyala terang
c. Membuat rangkaian listrik. Setelah saklar S tertutup. Lampu menyala lebih
terang karena muatan listrik yang mengalir lebih besar
d. Membuat rangkaian seri dengan 3 baterai. Lampu seharusnya dapat menyala
sangat terang. Namun dalam percobaan yang dilakukan, lampu tidak menyala
karena salah satu baterai tidak berfungsi
I. KESIMPULAN
Tidak semua bahan dapat dialiri arus listrik (menjadi konduktor), dari bahan bahan yang
telah disediakan maka bahan yang dapat dijadikan sebagai konduktor adalah : lempeng
besi, tembaga, seng, dan air garam dan bahan yang tidak dapat dialiri listrik (isolator)
adalah : kayu, karet penghapus, mata pensil (grafit), kertas, tas plastik, dan air kran.
1. Semakin besar sumber tegangan maka nyala lampu akan semakin terang.
2. Besarnya arus listrik selalu berbanding lurus dengan besarnya tegangan listrik dan
berbanding terbalik dengan besarnya hambatan.
3. Tegangan listrik berbanding lurus antara arus listrik dengan hambatan listrik.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
a. Kesulitan
pada saat membuat rangkaian agar lampu bisa menyala, sedangkan rangkaian
sudah benar dan baterai juga baru tapi sulit menyala.
b. Saran
mengganti dengan baterai yang lain.
FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
KELISTRIKAN
NISWATUL LAILIYAH/ NIM: 855874533
Arus Listrik
Tegangan listrik
Arus listrik
Proses Kegiatan
Tegangan listrik
a) Proses pelaksanaan praktikum tegangan
listrik.
b) Jika saklar terbuka maka lampu tidak menyala
akan tetapi jika saklar tertutup maka lampu
menyala.
Arus listrik
1. 3 buah baterai
2. Kawat
3. Pentul korek api
4. Kabel penjepit
D. LANDASAN TEORI
Energi listrik atau tenaga listrik adalah salah satu jenis energi utama yang dibutuhkan
bagi peralatan listrik atau energi yang tersimpan dalam arus listrik dengan satuan
ampere (A) dan tegangan listrik dengan satuan volt (V) dengan ketentuan kebutuhan
konsumsi daya listrik dengan satuan Watt (W) untuk menggerakkan motor, lampu
penerangan, memanaskan, mendinginkan atau menggerakkan kembali suatu peralatan
mekanik untuk menghasilkan bentuk energi yang lain. Energi listrik menjalankan
peralatan rumah tangga, peralatan perkantoran, mesin industri, kereta api listrik, lampu
umum, alat pemanasan, memasak, dan lain-lain.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Rangkailah alat seperti gambar di bawah ini ( 3 baterai dirangkai secara seri)
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Perubahan energi apakah yang terjadi jika kita menggunakan setrika listrik?
Jawab:
Perubahan energi yang terjadi jika kita menggunakan setrika listrik yaitu energi
listrik menjadi energi kalor/panas.
2. Dua buah baterai masing-masing besarnya 1,5 Volt, 0,5 Ohm dirangkai secara seri
kemudian dihubungkan dengan sebuah lampu yang mempunyai tahanan 2 Ohm.
Hitunglah:
a. Besarnya arus listrik yang mengalir dalam rangkaian
b. Daya listriknya
c. Energi listrik yang digunakan selama 1 menit
Jawab:
Dua buah baterai masing-masing besarnya 1,5 Volt, 0,5 Ohm dirangkai secara
seri kemudian dihubungkan dengan sebuah lampu yang mempunyaitahanan 2
Ohm.
Diketahui: V= 1,5 volt, 2 buah = 1,5 x 2 = 3 volt
Ditanya:
I = ................................. ?
P= ................................... ?
W1 menit = .......................... ?
Jawab:
a. I = ?
I = V/R
I = 3/3 = 1A
Maka, Besarnya arus listrik yang mengalir dalam rangkaian yaitu 1Ampere
b. P= ?
P=VxI
P=(I.R)x IP= I2.R
P= 12.3 = 3 Watt
Maka, daya listriknya adalah 3 Watt
W1 menit = ? W= P x t W= 3 x 60s
W= 180 Joule
Maka, energi listrik yang digunakan selama 1 menit yaitu sebesar
180Joule
3. Kesimpulan apa yang dapat diambil tentang percobaan energi listrik?
Jawab:
Energi listrik merupakan hasil perubahan energi mekanik (gerak) menjadi
energi listrik yang energi pergerakannya berasal dari muatan listrik yang
memiliki beda potensial yang menyebabkan terjadinya suatu laju penggunaan
energi (daya) dikali dengan waktu selama muatan listrik tersebut bergerak.
Melalui alat pengkonversi energi, energi listrik dapat diubah, contohnya,
pada bola lampu pijar, setrika listrik, dan kompor listrik, disini energi listrik
diubah menjadi energi kalor.
H. PEMBAHASAN
FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN TUMBUHAN
NISWATUL LAILIYAH/ NIM: 855874533
Kegiatan saat
melaksanakan praktikum
energi listrik.
Proses Kegiatan
NISWATUL LAILIYAH
NIM. 855874533
Kelas 1B
Program Studi S1 PGSD BI
Masa Registrasi 2020/2021.2 (2021.1)
Pokjar Insan Mulia Kabupaten Lamongan
UPBJJ SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN IMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM (LKP)
KEMAGNETAN
Oleh
NISWATUL LAILIYAH/855874533
A. JUDUL
Kemagnetan.
B. TUJUAN PERCOBAAN
Menunjukan bentuk medan magnet sebuah magnet batang dengan serbuk-
serbuk besi.
C. ALAT DAN BAHAN
Magnet adalah suatu benda yang mempunyai medan magnet. Medan magnet
merupakan medan gaya yang berada disekitar sebuag benda magnetik atau disekitar
sebuah konsultor berarus. Medan magnet dapat digambarkan dengan garis – garis
gaya magnet yang keluar dari kutub utara magnet masuk ke kutub selatan magnet.
(Kamajaya, 2008: 154) Magnet memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/ N) dan
kutub selatan (south/ S). Jika kutub yang sejenis didekatkan akan saling tolak menolak
dan jika kutub yang tidak sejenis didekatkan akan saling tarik menarik. Garis – garis
tersebut tidak saling berpotongan, kerapatan garis – garis gaya magnet menunjukkan
kekuatan medan magnet Meskipun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet
kecil akan tetap memiliki dua kutub dan dapat menarik benda lain. Beberapa benda
bahkan tertarik lebih kuat dari yang lain, seperti bahan logam. Namun tidak semua
logam mempunyai daya tarik yang sama terhadap magnet. Ada juga Besi dan
baja adalah dua contoh materi yang mempunyai daya tarik yang tinggi oleh magnet.
Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi yang mempunyai daya tarik yang
rendah oleh magnet.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
J. DAFTAR PUSTAKA
Kamajaya, (2008), Cerdas Belajar Fisika untuk Kelas IX Sekolah Mengah Atas/
Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: Grafindo.
K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN
- Pencarian magnet batang dan serbuk-serbuk besi sangat sulit.
- Cara menggambarkan garis-garis pada magnet
FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
KEMAGNETAN
NISWATUL LAILIYAH/ NIM: 855874533