BAB 1
PENDAHULUAN
tidak penting, berarti, dan berperan seperti dalam pepatah dalam bahasa
adalah kemampuan bahasa yang relatif paling mudah dan disusul dengan
kemampuan yang agak sukar, yaitu kemampuan berbicara. Setingkat lebih
sukar lagi yaitu kemampuan membaca dan yang paling sukar adalah
kemampuan menulis.
berbahasa sangatlah dibutuhkan bagi setiap orang, terutama bagi kaum pelajar.
Kegiatan ini tidak hanya diperlukan pada saat mengenyam pendidikan saja
melainkan lebih dari itu bahwa menulis sangat penting untuk kehidupan
menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dipelajari siswa dari
tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Bahkan,
pada saat menempuh pendidikan tingkat SMP, SMA, dan perguruan tinggi pun
diwajibkan menyusun karya tulis, makalah, maupun tugas akhir sebagai syarat
kelulusan atau syarat mengikuti ujian akhir nasional. Tidak jarang pula
dijumpai adanya ajang penggalian potensi kreativitas siswa melalui karya tulis
siswa tingkat SMP, SMA, dan perguruan tinggi Kondisi ini menampakkan
mendorong seseorang menjadi lebih kreatif, aktif, dan cerdas. Hal ini dapat
dikuasai, mulai dari hal-hal yang sederhana, seperti memilih kata, merakit
kalimat, sampai ke hal-hal yang agak rumit, yaitu merakit paragraf (Wiyanto
2004:7).
Adapun latar belakang secara umum diadakan penelitian ini, yaitu: (1)
ide karena guru kurang dapat memberikan stimulus yang merangsang daya pikir
siswa (dalam hal ini guru tidak menggunakan media pembelajaran); (3) guru
(4) guru cenderung mangabaikan aspek afektif dan aspek psikomotor; dan (5)
hasil tulisan siswa kurang variatif dan maksimal karena siswa membuat
dan (4) guru mengalami kesulitan dalam mengajar sehingga masih banyak
mereduksi teks (buku acuan) yang ada agar tidak salah langkah.
tulisan; (2) siswa kurang memiliki minat dalam pelajaran menulis; (3) siswa
dipaksa menjadi siswa yang mandiri; (2) sekolah masih dalam tahap belajar,
sekolah, yaitu: (1) belum ada latihan-latihan untuk mengasah dan meningkatkan
petunjuk belum ada; (3) minimnya koleksi buku tentang menulis, khususnya
mengalami krisis dalam bidang ekonomi saja, tetapi juga dalam bidang
pendidikan yaitu writing crisis. Hal ini sejalan dengan pendapat Djago Tarigan
siswa, siswa harus lebih dominan dan aktif serta terlibat sebanyak mungkin
belajar melalui berbuat. Siswa mengalami sendiri apa yang menjadi objek
kajiannya dan bukan hanya transfer ilmu pengetahuan dari guru ke siswa.
Dalam hal ini Keaktifan dan kekreatifan siswa akan sangat terlihat. Tidak
sekadar aspek kognitif dan psikomotorik saja yang cenderung dilibatkan dalam
yang diperoleh siswa pun akan lebih bermakna. Berdasarkan uraian di atas,
peneliti melakukan penelitian terhadap kemampuan menulis siswa khsususnya
1. Identifikasi Masalah
menulis?
pembelajaran ?
2. Batasan Masalah
masalah pada
deskripsi.
c. Penggunaan metode PAKEM dalam proses pembelajaran menulis karangan
deskripsi
3. Rumusan Masalah
karangan deskripsi?
4. Manfaat Penelitian
a. Bagi siswa; (1) untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar menulis
siswa.
menulis siswa.
5. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
DAN HIPOTESIS
1. Kajian Pustaka
masih menjadi topik yang menarik untuk diteliti. Hal ini terbukti dengan
pada data hasil N=44 dengan taraf signifikan 1%, harga t=2,704, sehingga data
1%; dan (2) perubahan observasi membuktikan bahwa siswa tertarik dengan
dan kondisi jenuh, lelah, serta bosan dapat diatasi dengan menggunakan
pendekatan PAKEM, sehingga suasana menjadi lebih aktif, kreatif, efektif, dan
2. Landasan Teoretis
Beberapa konsep yang menjadi landasan teori dalam penelitian ini yaitu
Menyenangkan (PAKEM).
langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu
bahwa melakukan kegiatan itu dalam beberapa tahap, yakni tahap prapenulisan,
ide atau gagasan dan pesan dengan menggunakan lambang grafis (tulisan).
menulis merupakan suatu kegiatan yang dilakukan melalui proses atau tahapan-
tahapan, yaitu penyajian bahan ajar harus dimulai dari yang mudah ke yang
sedang, dan dari yang sedang ke yang sukar, dari yang sudah diketahui ke yang
Menurut Gie (2002:3) tidak ada perbedaan arti dari kata ‘mengarang’ dan
‘menulis’. Baginya dua kata itu adalah kata sepadan yang artinya sama.
pendapat, dan perasaan kepada pihak lain melalui bahasa tulis. Ketepatan
sebaiknya didukung oleh konteks dan penggunaan ejaan. Hal ini sesuai dengan
objek penelitian ini yaitu menulis petunjuk. Menulis disini dimaksudkan
ditulis.
(PAKEM)
sekolah antara lain mengenai empat pilar pendidikan yaitu belajar untuk
(dalam Seksi Kurikulum 2003:2) bahwa “secara umum KBM di sekolah harus
yang berpedoman pada tujuan, sehingga KBM akan menjadi lebih efektif”.
bahwa siswa akan belajar lebih baik jika lingkungan yang diciptakan alamiah.
Belajar akan lebih bermakna jika siswa “mengalami” apa yang dipelajarinya,
Pendekatan berarti cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai
suatu pendekatan pembelajaran yang baik dan menyenangkan bagi siswa. Hal
siswa, siswa harus lebih dominan dan aktif serta terlibat sebanyak mungkin
menemukan ide dan gagasan yang tidak harus sama dengan yang telah ada.
dengan materi, sarana, bahan, dan alat yang tersedia. PAKEM harus dapat
siswa, seperti belajar tidak harus selalu dilaksanakan di dalam kelas tetapi bisa
di luar kelas.
Jadi dapat disimpulkan bahwa karakteristik PAKEM adalah: 1) aktif,
mengenai teknik dalam mengajar. Peneliti dalam hal ini sebagai guru
untuk mengalirkan secara bebas apapun yang telah tersimpan didalam pikiran
akan membuat siswa merasa senang dalam belajar. Mengalami langsung apa
yang sedang dipelajari akan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya
dari uraian lisan guru, terlebih lagi bila siswa masih diminta untuk berpikir
manusia.
merasa senang karena pembelajaran seperti itu belum lazim digunakan dalam
terlebih dahulu petunjuk yang akan dibuat) akan mengaktifkan siswa dan
berkaitan dengan petunjuk, membuat siswa menjadi lebih terlatih untuk berpikir
kritis dan kreatif. Pengetahuan yang didapat siswa pun menjadi lebih bermakna
karena siswa mengalami dan menemukan sendiri dan bukan sekadar transfer
ilmu pengetahuan dari guru ke siswa. Guru dalam hal ini hanya bertindak
(psikomotor) dan kerja otak (kognitif). Secara otomatis perasaan siswa (afektif)
ke dalam kelas.
dengan baik dalam benak mereka, maka guru perlu mengadakan refleksi pada
akhir pembelajaran.
METODE PENELITIAN
a. Tempat Penelitian
tempat penelitian adalah nama lembaga dan alamat tempat yang dijadikan
Tengah.
b. Waktu Penelitian
2. Metode Penelitian
a. Metode Eksperimen
terkendali kan. Berdasarkan dari rumusan masalh yang dibuat maka varaiabel
1) Variabel Penelitian
diturut untuk sesuatu. Hasil yang ditargetkan yaitu siswa mampu menulis
karanagan dengan bahasa yang tepat dan menggunakan bahasa yang efektif.
keefektifan kalimat, penggunaan ejaan dan tanda baca, kesesuaian bahasa yang
penelitian ini.
3. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu
a. Tes
menulis petunjuk meliputi: (1) kejelasan isi; (2) ketepatan tata urutan kalimat;
(3) keefektifan kalimat; (4) penggunaan ejan dan tanda baca; (5) kesesuaian
bahasa yang digunakan dengan sasaran isi jarangan; dan (6) kemenarikan
tampilan karangan
karangan
6. Kemenarikan tampilan karangan 10
Jumlah 100
Tiga jenis petunjuk yang dibuat siswa dianalisis dan nilai akhir dari setiap
Pada tabel berikut dapat dilihat aspek, skor, ketegori, dan kriteria penilaian.
No Aspek Skor Kategori Kriteria
1. Kejelasan 20 Sangat Baik karangan yang dibuat sangat
10 Cukup baik.
jelas.
5 Kurang efektif
efektif
efektif
4. Penggunaan 15 Sangat Baik Jumlah kesalahan antara 1-5
4. Uji Validitas
permukaan saja, yaitu soal dan skor penilaian dikonsultasikan kepada dosen
pembimbing dan guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah
a. Populasi
banyak kelas yang ada di SMA 5 Palangkaraya namun tidak semua kelas
penulis teliti. Dari Seluruh jumlah siswa kelas X peneliti hanya mnegambil
Sampel adalah bagian dari jumalah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Jadi dari sekitar 350 siswa kelas X secara random penulis hanya
mengambil satu kelas yang berisi 38 siswa untuk mewakili populsi semua siswa
kelas X.
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik
a. Teknik Observasi
akan dibantu oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Hal ini disebabkan
guru tersebut lebih memahami karakter siswa dan lebih hafal dengan nama-
nama siswa.
b. Wawancara
bebas menjawab tanpa terikat. Kegiatan wawancara ini dilaksanakan di luar jam
a. Teknik Kuantitatif
Teknik kuantitaif ini diperoleh dari hasil tes yang dilakukan sebanyak dua
kali, yaitu pada akhir siklus I, dan akhir siklus II. Adapun langkah
SP = x 100%
Keterangan:
SP : Skor Persentase
SK : Skor Komulatif
R : Jumlah Responden
dibandingkan, yaiu antara siklus I dan siklus II. Hasil ini akan memberikan
pendekatan PAKEM.