Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Bahasa Indonesia tahun 2006

bertujuan untuk menjadikan pengajaran Bahasa sebagai pengajaran yang

komunikatif oleh karena itu, dalam pembelajaran Bahasa Indonesia,

kemampuan berbahasa dibagi menjadi empat aspek keterampilan diantaranya,

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

 
Pembelajaran bahasa Indonesia secara fungsional dan komunikatif

adalah pembelajaran yang lebih menekankan siswa untuk belajar berbahasa,

dalam kaitannya dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.

Siswa bukan sekedar belajar tentang pengetahuan bahasa, melainkan belajar

menggunakan bahasa untuk keperluan berkomunikasi. Untuk itu, pendekatan

pembelajaran yang sesuai adalah pendekatan komunikatif.

Pembelajaran bahasa Indonesia dengan pendekatan komunikatif itu

diarahkan untuk membentuk kompetensi komunikatif, yakni kompetensi

kemampuan untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi,

baik pada aspek pemahaman, aspek penggunaan, maupun aspek apresiasi

(Suparno 2001).

Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang berkaitan dengan

pengungkapan pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan tersebut adalah


keterampilan menulis puisi . Pembelajaran menulis puisi penting bagi siswa,

selain untuk mengenalkan siswa pada sastra lama, puisi juga sebagai sarana

untuk berimajinasi dan menuangkan pikiran. Berdasarkan pengalaman dan

pengamatan di kelas, ditemukan bahwa menulis puisi kerap kali menjadi

suatu hal yang kurang diminati dan kurang mendapat respon yang baik dari

siswa. Siswa tampak mengalami kesulitan ketika harus menulis puisi . Siswa

tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika pembelajaran menulis dimulai.

Mereka terkadang sulit sekali menemukan kalimat pertama untuk memulai.

Siswa kerap menghadapi sindrom kertas kosong (blank page syndrome) tidak

tahu apa yang akan ditulisnya. Mereka takut salah, takut berbeda dengan apa

yang diinstruksikan gurunya.

Keterampilan menulis puisi di kelas terkadang memiliki

kecenderungan pola pembelajaran menulis di kelas yang dikembangkan

dengan sangat terstruktur dan mekanis. Pola tersebut tidak salah, tetapi pola

itu menjadi kurang bermakna jika diterapkan tanpa variasi strategi dan teknil

lain. Akibatnya, waktu pembelajaran pun lebih tersita untuk kegiatan tersebut,

sementara kegiatan menulis yang sebenarnya tidak terlaksana atau sekedar

menjadi tugas di rumah. Kegiatan menulis seperti ini bagi siswa menjadi

suatu kegiatan yang prosedural dan menjadi tidak menarik. Penekanan pada

hal yang bersifat mekanis adakalanya membuat kreatifitas menulis tidak

berkembang karena hal itu tidak mengizinkan gagasan tercurah secara alami.

Bahkan, Tompokins (1994:105) menegaskan bahwa terlalu menuntut

2
kesempurnaan hasil tulisan dari siswa justru dapat menghentikan kemauan

siswa untuk menulis.

Menulis puisi merupakan suatu keterampilan dan keterampilan itu

hanya akan berkembang jika dilatihkan secara terus menerus atau lebih

sering. Memberikan kesempatan lebih banyak bagi siswa untuk berlatih

menulis puisi dalam berbagai tujuan merupakan sebuah cara yang dapat

diterapkan agar keterampilan menulis puisi meningkat dan berkembang

secara cepat.

Permasalahan lain yang terkait dengan pembelajaran keterampilan

menulis puisi di sekolah adalah sistem penilaian dan pencapaian target

kurikulum pembelajaran yang hanya diukur berdasarkan hasil tes-tes tertulis

di akhir caturwulan, semester, atau tahun pelajaran. Padahal, tidak semua

keterampulan berbahasa dapat dievaluasi dengan menggunakan paper and

pencil tests (Saukah, 1999). Untuk mengetahui kemampuan dan

perkembangan keterampilan berbahasa, termasuk menulis puisi tidak cukup

hanya dilihat melalui jawaban soal-soal yang diberikan satu atau dua kali

ditengah dan diakhir semester (subsumatif dan sumatif). Tes-tes tertulis hanya

salah satu bagian saja dari proses penilaian.

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di SMPN 1

Bayongbong dengan mewawancarai guru bahasa Indonesia kelas VII

diperoleh informasi bahwa, (1) siswa cenderung merasa bingung untuk

memulai menulis puisi bebas; (2) kebanyakan dari mereka belum mengetahui

teknik mudah menulis puisi ; (3) siswa juga kesulitan dalam mencari ide

3
untuk menentukan isi puisi; (4) kebanyakan siswa ketika ditugaskan menulis

puisi, mereka menuliskan puisi yang sudah ada; (5) siswa cenderung

menguasai puisi muda- mudi dibandingkan jenis puisi lainnya ; (6)

kebanyakan siswa memperoleh nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimum).

Indikator-indikator rendahnya keterampilan menulis puisi siswa

tersebut didukung pula dengan hasil pengamatan terhadap proses

pembelajaran menulis. Hasil pengamatan itu menunjukkan tiga hal yang

berhubungan dengan rendahnya keterampilan menulis puisi siswa. Pertama,

siswa memerlukan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan sebuah puisi

yang baik. Kedua, siswa mengalami kebingungan untuk menentukan topik

yang akan ditulis. Ketiga, siswa kurang antusias dan tidak menunjukkan

respon yang baik ketika mendapat tugas menulis puisi.

Dari hasil analisis dan diskusi disimpulkan dua faktor utama sebagai

penyebab rendahnya keterampilan menulis tersebut. Pertama, faktor yang

berhubungan dengan strategi pembelajaran keterampilan menulis. Kedua,

faktor yang berkaitan dengan proses penilaian pembelajaran keterampilan

menulis.

Ada lima indikator faktor penyebab yang berhubngan dengan strategi

pembelajaran menulis puisi. Pertama, pembelajaran menulis yang

dikembangkan masih dilakukan dengan cara mengutamakan aspek teoritis,

mekanis, dan kurang variatif sehingga kurang menarik minat belajar siswa.

Kedua siswa belum dibiasakan dan latih untuk menulis secara

4
berkesinambungan. Ketiga, tugas-tugas menulis paragraf atau membuat

karangan yang harus dikerjakan siswa sangat formal, dibatasi jenisnya secara

berksinambungan. Ketiga, tugas-tugas menulis paragraf atau membuat

karangan yang harus dikerjakan siswa sangat formal, dibatasi jenisnya secara

kaku, dan menuntut kesempurnaan hasil sehingga kreativitas siswa untuk

mengekspresikan diri melalui tulisan kurang dapat berkembang. Keempat,

bimbingan dan penguatan yang diberikan guru terhadap kegiatan menulis

yang dilakukan siswa belum optimal. Kelima, pembelajaran menulis yang

dilaksanakan cenderung ekslusif, tidak terpadu dengan pembelajaran aspek

keterampilan berbahasa lain. .

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti mencoba memberikan

alternatif teknik pembelajaran menulis yang kreatif dan inovatif dengan

memanfaatkan fasilitas yang ada. Dengan demikian siswa akan lebih tertarik

dan bertambah daya imajinasinya dalam menciptakan puisi baru yang asli.

Teknik pembelajaran yang ditawarkan adalah teknik copy the master. Teknik

copy the master ini pernah diterapkan oleh Ismail Marahimin dalam bukunya

“Menulis Secara Populer”. Teknik ini awalnya berasal dari teknik melukis.

Pada zaman dahulu orang yang ingin menjadi pelukis akan diberi sebuah

lukisan yang sudah jadi dan baik, biasanya yang dibuat oleh master, yaitu ahli

melukis atau pelukis terkenal, lukisan itu harus ditiru semirip mungkin,

sampai seseorang tersebut mampu melukis berdasarkan bentuk yang khas dan

sesuai dengan kepribadiaannya (Marahimin, 1994:11). Pada akhirnya teknik

ini pun dianggap efektif dalam pembelajaran menulis. Putera (2006:1)

5
mengatakan bahwa copy the master bukanlah sesuatu yang baru dalam

kehidupan kita. Teknik ini akan memudahkan siswa untuk mulai menulis

hingga mampu menemukan karakteristik penulisannya. Dengan mengunakan

teknik

Copy the masteri siswa akan lebih terarah untuk menemukan

karakteristik penulisan puisi karena disuguhkan contoh (master) yang tepat.

Berdasarkan hal tersebut peneliti beranggapan bahwa salah satu

pengembangan yang dapat menstimulus ide dan menumbuhkan motivasi

siswa adalah dengan cara mengubah atau memodifikasi pantun yang

dijadikan master, sehingga muncul puisi ciptaan baru khas siswa. Dalam

penelitian ini, peneliti memfokuskan pada penggunaan teknik copy the master

dalam pembelajaran menulis puisi bebas di tingkat SMPN 1 bayongbong

kelas VII D dengan pertimbangan nilai KKM rata-rata lebih rendah dari kelas

yang lain.

Dengan pembelajaran teknik copy the master dalam pembelajaran

Bahasa dan Sastra Indonesia, diharapkan siswa kelas VII D SMP Negeri 1

Bayongbong Kabupaten Garut lebih aktif, dan hasil belajarnya akan jauh

lebih baik. Sehubungan dengan itu, maka penulis mencoba untuk melakukan

penelitian lebih  lanjut  dengan judul penelitian ” Upaya meningkatkan

keterampilan menulis puisi dengan teknik copy the master pada siswa kelas

VII SMPN 1 Bayongbong kabupaten garut.

6
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan berbagai permasalahan yang telah dipaparkan pada latar

belakang diatas maka pertanyaan penelitian untuk mata pelajaran bahasa

indonesia adalah : “Apakah penerapan model pembelajaran copy the master

dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa di sekolah menengah

pertama pada mata pelajaran bahasa indonesia.

Berdasarkan fokus penelitian diatas maka rumusan masalah yang

dijabarkan sebagai berikut :

1.   Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menulis puisi bebas dengan

teknik copy the master?

2.   Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menulis puisi bebas dengan

teknik copy the master?

3.    Bagaimanakah evaluasi yang dilaksanakan pada pembelajaran menulis

puisi bebas dengan teknik copy the master?

4.    Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi

bebas dengan teknik copy the master?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian perbaikan pembelajaran

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah disebutkan maka tujuan

utama dari penelitian ini adalah untuk mencari alternatif pembelajaran sebagai

usaha perbaikan dalam proses pembelajaran yang mendasar pada pembelajaran

bahasa indonesia.

7
Adapun tujuan penelitian pada mata pelajaran bahasa indonesia adalah

antara lain :

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran menulis puisi bebas dengan

teknik copy the master.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran menulis puisi bebas dengan

teknik copy the master.

3. Untuk mengetahui evaluasi yang dilaksanakan pada pembelajaran menulis

puisi bebas dengan teknik copy the master.

4. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi

bebas dengan teknik copy the master.

2. Manfaat Penelitian

Kegiatan dan laporan hasil penelitian ini dapat memberikan

manfaat; baik yang bersifat teoritis maupun praktis. Manfaat teoritisnya

yaitu memberi sumbangan informasi dan masukan bagi pengembangan

teori pembelajaran keterampilan menulis dalam pembelajaran bahasa

Indonesia. Hasil penelitian ini juga memiliki manfaat praktis bagi guru,

siswa, dan sekolah dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran

keterampilan menulis.

1. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan dan

pertimbangan empiris dalam memilih strategi alternatif dan

menerapkan penilaian autentik dalam pembelajaran menulis sebagai

8
upaya meningkatkan keterampilan menulis siswa. Selain itu; hasil

penelitian ini diharapkan dapat mendorong guru untuk meneliti lebih

lanjut tentang berbagai strategi pembelajaran dan proses penilaian

keterampilan menulis, dalam kaitannya dengan pengembangan profesi.

2. Bagi siswa

Kegiatan atau tindakan dilakukan dalam penelitian ini juga bermanfaat

yaitu memberikan variasi kegiatan pembelajaran vang lebih menarik

dan bermakna. Siswa dapat berlatih mengekspresikan diri,

mengemukakan gagasan, atau perasaannya secara tertulis dengan lebih

bebas dan lebih sering. Dengan berlatih menulis secara lebih sering

dan lebih bebas, diharapkan keterampilan menulis siswa khususnya

keterampilan menulis puisi dapat menjadi lebih baik.

3. Bagi Sekolah atau lembaga pendidikan

Hasil penelitian ini bermanfaat sebagaa bahan pertimbangan pemikiran

dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran dan kualitas sekolah.

Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan referensi dan bahan

pertimbangan bagi pengemhangan kurikulum, perangkat pembelajaran;

dan proses penilaian pembelajaran yang lebih baik.

D. Hipotesis Tindakan

“Penerapan Model Pembelajaran dengan teknik copy the master dapat

meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas VII SMPN 1

Bayongbong kabupaten garut.

9
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Menulis Puisi

1. Hakikat Menulis
Lado (lewat Suriamiharja, dkk. 1996/1997: 1) bahwa menulis adalah

menempatkan simbol-simbol grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang

dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang

memahami bahasa tersebut besarta simbol-simbol grafisnya. Menulis adalah

kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang grafis yang dimengerti

oleh penulis bahasa itu sendiri maupun orang lain yang mempunyai kesamaan

pengertian terhadap simbol-simbol bahasa tersebut.

Selain pendapat di atas, Atar Semi (2007: 14) menjelaskan hakikat

menulis sebagai proses kreatif memindahkan gagasan dalam lambang tulisan.

Menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan.

Dapat juga diartikan menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran,

perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis.

Dengan mencermati teori-teori di atas, dapat dikemukakan bahwa

menulis adalah kegiatan menuangkan gagasan, ide atau pendapat yang akan

disampaikan kepada orang lain (pembaca) melalui media bahasa tulis untuk

dipahami tepat seperti yang dimaksud oleh penulis.

Tujuan menulis adalah 1) untuk menceritakan sesuatu, 2) adanya

gaagasan atau sesuatu yang hendak dikomunikasikan, 3) adanya sistem

10
pemindahan gagasan berupa sistem bahasa (Atar Semi, 2007: 14-18). Untuk

lebih jelasnya sebagai berikut.

1)     Untuk menceritakan sesuatu. Pengalaman, pemikiran, imajinasi,

perasaan, dan intuisi sebaiknya dituangkan dalam bentuk tulisan;

2)      Untuk memberikan petunjuk dan pengarahan. Hal ini tercermin apabila

sesorang mengajari untuk mengerjakan sesuatu dengan tahapan yang

benar;

3)      Untuk menjelaskan sesuatu. Bahwa tulisan dibuat untuk memberikan

pengertian dan pembahasan secara mendalam tentang sesuatu;

4)      Untuk meyakinkan. Hal ini dilakukan untuk meyakinkan orang

terhadap pandangan yang diajukan; dan

5)     Merangkum. Dengan merangkum sesorang akan mudah dalam

mempelajari isi buku dan akan lebih mudah dalam menguasai bahan.

Berdasarkan teori yang telah disampaikan di atas dapat disimpulkan

bahwa untuk menjadi seorang penulis yang baik harus memiliki kepekaan

terhadap keadaan sekitarnya. Hal itu dilakukan agar tujuan penulisannya

dapat dipahami oleh pembaca dan terlebih dahulu penulis harus menentukan

maksud dan tujuan penulisannya. Selain itu, agar pembaca memahami ke

mana arah tujuan penulisan itu sendiri.

11
2. Hakikat Puisi

Sastra adalah hasil kreativitas pengarang yang bersumber dari

kehidupan manusia secara langsung melalui rekaan dengan bahasa sebagai

medianya (Retno Winarni, 2009: 7)

Sesuatu disebut teks sastra jika (1) teks tersebut tidak melulu disusun

untuk tujuan komunikatif praktis atau sementara waktu, (2) teks tersebut

mengandung unsur fiksionalitas, (3) teks tersebut menyebabkan pembaca

mengambil jarak, (4) bahannya diolah secara istimewa, dan (5) mempunyai

keterbukaan penafsiran.

Terdapat tiga hal yang membedakan karya sastra dengan karya tulis

lainnya, yaitu sifat khayali, adanya nilai-nilai seni/estetika, dan penggunaan

bahasa yang khas. Karya sastra dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok,

yaitu (a) sastra imajinatif, dan (b) sastra non-imajinatif. Sastra imajinatif

mempunyai ciri isinya bersifat khayali, menggunakan bahasa yang konotatif,

memenuhi syarat-syarat estetika seni. Sastra non-imajinatif mempunyai ciri-

ciri isinya menekankan unsur faktual/faktanya, menggunakan bahasa yang

cenderung denotatif, memenuhi unsur-unsur estetika seni. Pengertian indah,

tidak semata-mata merujuk pada bentuk, tetapi juga keindahan isi yang

berkaitan dengan emosi, imaji, kreasi dan ide (Retno Winarni, 2009:8).

Definisi yang cukup memuaskan hanya berkaitan dengan jenis sastra tertentu

(misalnya puisi) tetapi tidak relevan diterapkan pada sastra pada umumnya

(Luxemburg, 1986:3-13)

12
Salah satu rahasia yang sesungguhnya tetap menjadi rahasia sepanjang

masa adalah puisi. Bentuk paling tua dari kesusasteraan dalam sejarah

peradaban manusia adalah puisi. Dan bentuk paling agung yang senantiasa

diliputi kabut rahasia dalam kesusasteraan dunia adalah puisi.

Puisi merupakan karya sastra paling tua dan pertama kali ditulis oleh

manusia. Menurut Herman J. Waluyo (2010: 1) puisi adalah karya sastra

dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi

yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Kata-kata dalam puisi

benar-benar padat dan terpilih sehingga sangat indah bila dibaca.

Puisi memiliki teks yang mempunyai ciri-ciri kebahasaan tersendiri.

Yang dimaksud dengan teks-teks puisi ialah teks-teks monolog yang isinya

tidak pertama-tama merupakan alur. Selain itu teks puisi bercirikan penyajian

tipografi tertentu (Luxemburg dkk. 1986:175). Puisi merupakan salah satu

bentuk karya sastra yang juga perlu diapresiasi. Puisi adalah karya sastra

tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia (Herman J. Waluyo, 2010: 1).

Puisi sebagai salah satu bentuk karya sastra tentunya harus mempunyai fungsi

estetik yang harus ada dalam setiap penciptaan karya sastra.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa pada hakikatnya puisi itu adalah salah

satu karya sastra yang mempunyai nilai estetik (seni) yang tinggi dan berasal

dari interpretasi pengalaman hidup manusia yang digubah dalam wujud yang

paling berkesan atau sebagai hasil imajinasi dan gagasan penyair yang

dituangkan dalam bentuk tipografi yang spesifik. Puisi itu sendiri selalu

berubah. Perubahan itu berdasarkan dari perkembangan evolusi selera serta

13
perubahan konsep estetik manusia. Tetapi, satu yang tidak berubah dari puisi

yaitu ketaklangsungan ucapannya. Hal inilah yang membuat puisi menjadi

istimewa.

3.    Menulis Puisi sebagai Proses Kreatif Karya Sastra

Puisi tidak hanya mengacu pada teknik penulisan saja, melainkan

interpretasi dan pengalaman estetis pengarang terhadap kondisi sosial

masyarakat, politik dengan bahasa yang tajam tapi eksplisit dalam karya.

Dengan demikian, Sastra telah menjadi ideologi alternatif  imajinasi  seperti

halnya kekuatan politik sehingga pengajaran membaca dan menulis puisi

dapat diajarkan untuk mengekspos kemampuan interaksi sosial siswa.

Pembelajaran berpuisi dimaksudkan sebagai pembelajaran yang

berkenaan dengan menulis puisi dan mempresentasikannya, dua hal yang

tidak terpisahkan karena orientasi dari pembelajaran adalah kompetensi

berpuisi. Jadi, konotasinya adalah kemampuan siswa dalam praktik, dengan

penekanan pada aspek kinerjanya (Atit Suryati, 2011).

Melalui kegiatan menulis, sebuah gagasan akan dapat dinilai dengan

mudah. Manfaat menulis yang lainnya adalah dapat memecahkan masalah

dengan lebih mudah, memberi dorongan untuk belajar secara aktif, dan

membiasakan diri berpikir dan berbahasa secara tertib. Mengingat

kemampuan menulis merupakan sebuah keterampilan penting yang harus

dikuasai oleh siswa, perlu adanya pembinaan dan pengembangan secara

intensif dan berkesinambungan.

14
Menulis puisi merupakan salah satu bentuk menulis kreatif. Menulis

puisi adalah suatu kegiatan intelektual, yakni kegiatan yang menuntut

seseorang harus benar-benar cerdas, menguasai bahasa, luas wawasannya,

dan peka perasaannya.

Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, terdapat

Indikator keberhasilan pelaksanaan pembelajaran difokuskan pada dua aspek,

yakni aspek proses dan aspek hasil. Aspek proses ditujukan pada aktivitas

proses pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa. Pada aspek proses, hal

yang diperhatikan adalah keaktifan, kerjasama, dan kreativitas. Penentuan

pada aspek hasil ditekankan pada hasil yang diperoleh siswa dalam menulis

puisi, penilaiannya meliputi empat komponen, yaitu isi, tipografi,

pengimajinasian, dan keontetikan (Budi Prasetyo, 2007: 60).

Evaluasi terhadap keberhasilan pelaksanaan tindakan dilakukan

dengan menggunakan tes, observasi dan angket. Tes digunakan untuk

mengungkap keterampilan siswa dalam menulis puisi, dan observasi digu-

nakan untuk mengungkap motivasi, perhatian dan keaktifan terhadap

pembelajaran menulis (Suyatinah, 2005: 416).

15
B. Model Pembelajaran copy the master

1. Pengertian model pembelajaran copy the master

16
Strategi copy the master berasal dari bahasa Inggris yang artinya

adalah model untuk ditiru. Model yang akan ditiru ini tidak hanya terbatas

pada peniruan lateral, namun ada tahap perbaikan. Tahap peniruan sampai

dengan perbaikan inilah yang menonjol dalam strategi ini. Pada dasarnya

strategi ini menuntut dilakukan latihan-latihan sesuai dengan model yang

ditawarkan.

Metode copy the master menuntut dilakukannya latihan-latihan sesuai

dengan master yang diberikan. Latihan dengan metode ini tidak mesti tulisan

dari seorang penulis terkenal, tetapi dapat juga diambil dari sebuah tulisan

yang berasal dari penulis biasa, yang dianggap sebagai sebuah model, setelah

dilakukan modifikasi seperlunya. Kemudian model ini dibaca terlebih dahulu,

dilihat isi dan bentuknya, dianalisis serta dibuatkan kerangkanya, serta

dilakukan hal-hal lain yang perlu, baru sesudah itu tiba waktunya untuk

menulis. Tentu saja yang dituliskan itu tidak persis sama seperti modelnya:

ini namanya menyalin bulat-bulat, menjiplak, atau bahkan membajak.

Sebenarnya yang akan dikopi adalah kerangkanya, atau idenya, atau bahkan

juga tekniknya. Mengubah cerita adalah cerita dari suatu master yang di copy

menjadi lain atau berbeda. (Marahimin, 2005: 20-21).

17
Model copy the master salah satu cara berlatih menulis sastra kreatif

termasuk cerpen yang menyenangkan. Metode ini sama dengan membuat

imitasi tulisan ahli. Metode copy the master menuntut dilakukannya latihan-

latihan sesuai dengan master yang diberikan. Latihan dengan metode ini tidak

mesti tulisan dari seorang penulis terkenal, tetapi dapat juga diambil dari

sebuah tulisan yang berasal dari penulis biasa, yang dianggap sebagai sebuah

model, setelah dilakukan modifikasi seperlunya. Kemudian model ini dibaca

terlebih dahulu, dilihat isi dan bentuknya, dianalisis serta dibuatkan

kerangkanya, serta dilakukan hal-hal lain yang perlu, baru sesudah itu tiba

waktunya untuk menulis.

Langkah-Langkah Latihan Copy The Master

1) Mari kita membaca dan menikmati sebuah karya sastra yang menarik.

Karya sastra yang dibacaan diharapkan akan menumbuhkan kearifan

mahasiswa kepada manusia dan kehidupan, mengasah sensitivitas estetik,

memupuk empati pada duka derita orang-orang yang malang dan

menyerap nilai-nilai luhur kemanusiaan (seperti keimanan, kejujuran,

ketertiban, tanggung jawab, dsb.). Karena karya sastra yang bermutu akan

memotivasi untuk menciptakan karya sastra serupa yang lebih baik.

Karya sastra yang akan dijadikan model diharapkan ditulis oleh penulis

profesional, dan sebaiknya tulisan yang telah dipublikasikan, supaya

kualitasnya terjamin. Dengan demikian, siswa akan memiliki model

tulisan yang akan menjadi parameter tulisan yang akan mereka buat.

18
Banyak para ahli berpendapat bahwa menulis sebaiknya dimulai dari yang

dekat, kemudian pelan-pelan berangsur ke yang jauh. Dari yang konkret ke

yang abstrak. Atau mulailah dengan yang paling menarik hati kita sendiri,

yang paling kita kenal, yang paling kita kuasai materinya.

2) Usahakan situasi dapat membuat siswa asyik membaca.

3) Pelajari karya sastra yang sudah dibaca tadi dengan seksama, lalu

diskusikan karya sastra itu bersama-sama.

4) Berdasarkan karya tersebut buat analisis dan kerangkanya berdasarkan

unsur-unsur intrinsik (tema, amanat, alur, tokoh dan penokohan, tempat,

bahasa, dan sudut pandang) dan ekstrinsik karya sastra (latar sosial budaya

penulisnya).

5) Berdasrakan hasil analisis di atas, tentukanlah perubahan imitasi yang

akan dibuat, misalnya:

(1) Struktur sama isi berbeda. Cerpen imitasi yang akan dibuat tidak

persis sama dengan cerpen master. Struktur (alur cerita) cerpen yang

sama tetapi isi cerpen berbeda.

(2) Struktur berubah isi sama. Isi cerpen sama, tetapi alur certita

berubah. Misalnya dari alur mundur menjadi alur maju dan sebaliknya.

(3) Isi berbeda bentuk sama. Bentuk alur dan stuktur cerpen sama,

namun isi cerita diubah. Misalnya dari berakhir bahagia menjadi

berakhir sedih dan sebaliknya

19
(4) Isi sama bentuk berbeda. Mahasiswa mempelajari sebuah puisi

secara berulang-ulang, kemudian menuliskannya dalam bentuk prosa

(cerpen) dengan kalimat sendiri.

BAB III

Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

A. Metode penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas (classroom action research), yaitu suatu penelitian yang terjadi

di kelas melalui tindakan yang bermakna dan secara cermat. Hal ini sesuai

dengan karakteristik permasalahan dan tujuan penelitian yaitu untuk

memperbaiki dan meningkatkan prestasi belajar siswa, Dalam

pelaksanaannya, penelitian tindakan kelas (PTK) memerlukan peran pihak

lain (observer) untuk mengamati pelaksanaannya.

Oleh karena itu PTK disebut penelitian yang pola kerjanya bersifat

kolaboratif. Penelitian tindakan kelas juga merupakan suatu kegiatan

terstruktur yang berulang-ulang untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Rangkaian kegiatan setiap siklus menghasilkan suatu data yang akan diolah

dan hasil pengolahan data tersebut merupakan bahan untuk menetukan

tindakan pada siklus berikutnya. Sumber data dalam penelitian ini diambil

dari proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik copy the

master.

20
Berdasarkan rancangan PTK yang akan diterapkan, prosedur dan

langkah-langkah penelitian ini mengikuti prinsip-prinsip dasar penelitian

tindakan. Oleh karena itu, model rancangan penelitian tindakan kelas yang

akan digunakan adalah model spirail-bersiklus sebagaimana dikemukakan

Lewin dan dikembangkan oleh kemmis dan Elliot (Elliot, 1991:71). Secara

umum model siklus ini meliputi (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan,

(3) pengamatan, (4) analisis dan refleksi

B. Subjek Penelitian

1. Lokasi penelitian dan waktu pelaksanaan

Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dipusatkan dikelas VII D

SMPN 1 Bayongbong yang bertempat tinggal di Jln. Raya Bayongbong

kabupaten Garut. Penelitian ini dimulai dari pengumpulan data awal sampai

pelaksanaan tindakan memerlukan waktu sekitar 3 (tiga bulan) bulan

terhitung dari agustus sampai oktober 2014. Adapun jadwal penelitian dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
Pelaksanaan bulan
No Jenis Kegiatan
Agustus september oktober
1 Persiapan
Penyusunan proposal
Perbaikan Proposal
Ijin penelitian kepada Kepala
Sekolah
2 Pelaksanaan
3 Pelaporan
Menusyun Konsep Laporan
Penggandaan Laporan

21
Penyerahan Laporan

2. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada saat penelitian antara lain :

a) Tes

Yaitu tehnik pengumpulan data berupa tes hasil belajar siswa, bentuk tes

objektif bentuk uraian jumlah soal sebanyak 5 butir soal dengan durasi

waktu mengerjakan 15 menit. Tes yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari tes akhir ( post tes ) untuk mengetahui kemampuan

pengetahuan siswa setelah pembelajaran menggunakan model

pembelajaran copy the master.

b) Lembar observasi, dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran

langsung mengenai aktivitas guru dan siswa selama berlangsungnya proses

pembelajaran dengan model pembelajaran copy the master.

C. Deskripsi Persiklus

1. Rencana dan Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas sebagai suatu bentuk investigasi yang

bersifat reflektif partisipatif, kolaboratif dan spiral, yang memiliki tujuan

untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja, proses, isi, kompetensi

22
dan situasi. Daur ulang dalam penelitian tindakan diawali dengan

perencanaan tindakan (planing) penerapan tindakan (action), dan

mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation

and evaluation), dan melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya

sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria

keberhasilan).

Secara umum prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas akan

dilaksanakan dengan langkah – langkah sebagai berikut :

a.      Tahapan Perencanaan Tindakan

Tahapan perencanaan tindakan yang dilakukan peneliti sebagai berikut.

1)      Perencanaan pembelajaran.

a)       Membuat RPP sesuai dengan penerapan model copy the master

b)       Mempersiapkan media pembelajaran.

c)       Mengondisikan siswa ke arah pembelajaran yang kondusif.

2)      Perencanaan penelitian.

a)      Mempersiapkan instrumen penelitian.

b)      Membuat lembar observasi.

b.      Tahapan Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan

pembelajaran akan diterapkan. Skenario dari tindakan harus dilaksanakan

dengan baik dan tampak wajar. Skenario atau rancangan tindakan yang

akan dilakukan, dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian

tindakan itu meliputi:

23
1)      Kegiatan Awal ( 10 menit)

a)      Berdo’a bersama.

b)      Guru mengecek kehadiran siswa siswa

c)      Mengondisikan siswa kearah pembelajaran yang kondusif

dengan cara mengintruksikan siswa agar siap untuk belajar.

d)     Menginformasikan tujuan pembelajaran

e)     Sebagai motivasi diberitahukan manfaat materi ini dalam

kehidupan sehari-hari.

2)      Kegiatan Inti ( 60 menit)

a. Siswa menuliskan apa saja yang diinginkan dalam hidupnya pada

secarik kertas. Makin banyak pilihan dari siswa dalam satu kelas

tersebut, maka semakin ramailah imajinasi yang akan

bermunculan.

b. Siswa kemudian menulis cara yang dilakukan untuk mendapat

yang diinginkan tadi. Pada bagian ini beberapa anak mungkin

mulai berfikir agak lama. Hal ini wajar karena kebiasaan pada

proses pembelajaran yang selalu mengetengahkan hal yang

normative seperi yang dijelaskan pada bagian awal tulisan ini.

c.   Pada bagian ini, guru dapat memberi pancingan pada siswa

sehingga pemikirannya terarah.

d.   Langkah keempat, sebagai tahap awal merupakan langkah

terakhir. Siswa menulis keinginannya serta cara

memperolehnya. Pada tahapan ini kembali guru dapat

24
melakukan intervensi kepada siswa namun hanya dengan tujuan

menambah perbendaharaan kata dan kalimat pada puisi siswa,

bukan menyalahkan idea tau pemikiran siswa.

e.    Sebagai tahap lanjutan, siswa diperhadapkan pada kondisi jika

yang diinginkan tersebut tidak dapat diraihnya. Tentu tahapan

ini dilaksanakan setelah siswa mampu menyelesaikan sampai

tahap empat. Tahapan-tahapan selanjutnya pada umumnya

bersifat memberi tantangan imajinasi siswa sehingga apa yang

diinginkan tadi dapat menjadi acuan berimajinasi dalam

menuliskan sebuah puisi.

3)      Kegiatan akhir (10 menit)

a)      Bersama-sama membuat rangkuman semua materi yang

diberikan pada hari ini.

b)      Siswa menerima tugas untuk dikerjakan.

c.       Tahapan Observasi

Pada tahap observasi peneliti sebagai observer melakukan

pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama

pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan

dengan menggunakan format observasi atau penilaian yang telah disusun.

Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitaif (hasil tes, nilai tugas

dan lain-lain) atau data kualitatif yang menggambarkan kinerja guru, dan

keaktifan siswa, mutu diskusi yang dilakukan dan lain-lain.

25
Data yang dikumpulkan dicek untuk mengetahui keabsahannya.

Untuk tujuan ini digunakan berbagai teknik, seperti membandingkan data

yang diperoleh pada siklus 1 dengan data yang diperoleh pada siklus 2,

atau kriteria tertentu yang telah baku.

Aspek yang diobservasi untuk mata pelajaran matematika yaitu :

a. Siklus 1

a) Aktiitas guru dalam melakukan apersepsi

b) Aktivitas guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran

c) Aktivitas guru dalam membimbing siswa saat belajar

d) Aktivitas guru dalam mengevaluasi hasil belajar

e) Aktivitas guru dalam mengecek kemampuan siswa.

b. Siklus 2

a) Aktiitas guru dalam melakukan apersepsi untuk membangkitkan

motivasi belajar siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan.

b) Aktivitas guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai.

c) Aktivitas guru dalam membimbing siswa saat belajar

d) Aktivitas guru dalam mengevaluasi hasil belajar

e) Aktivitas guru dalam mengecek kemampuan siswa.

d.      Tahapan Analisis dan Refleksi

Tahap selanjutnya adalah tahap analisis dan refleksi, yaitu kegiatan

untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Analisis yang

26
peneliti lakukan dengan menggunakan teknik deskripsi persentase. Data

yang dianalisis dijadikan untuk pedoman perbaikan siklus berikutnya.

Data yang diperoleh dari pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan

penerapan tekhnik copy the master untuk meningkatkan keterampilan

menulis siswa dilakukan dengan menggunakan tes akhir dalam setiap

siklus.

Refleksi adalah menganalisis kualitas pembelajaran menggunakan

format pengamatan, sebagai upaya untuk mengkaji apa yang belum dan

telah terjadi, sehingga peneliti menyadari kekurangannya. Hasil observasi,

hasil tes belajar, dan hasil pengamatan dikaji untuk mencari kelemahan

dan digunakan sebagai perbaikan untuk merumuskan langkah selanjutnya.

Tindakan refleksi tidak hanya pada guru sendiri tetapi mencakup seluruh

konteks pembelajaran yang dilakukannya terutama siswa dan lingkungan

di dalam kelas. Salah satu kegiatan penting dari kegiatan refleksi adalah

melakukan kegiatan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan

tindakan.

Setelah kegiatan pengumpulan data dan menganalisis hasil

observasi, dilakukan refleksi dengan melihat data hasil observasi apakah

tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan hasil pembelajaran

siswa atau tidak. Apabila dinilai bahwa pemecahan masalah belum

mencapai hasil yang optimal maka perlu dilakukan perencanaan siklus

berikutnya hingga mencapai hasil belajar yang diinginkan.

27
D. Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang ingin diperoleh adalah data tentang proses kegiatan dan data

tentang hasil kegiatan menulis puisi. Data-data itu meliputi (1 ) data awal tentang

kemampuan kcterampilan menulis siswa (2) data pokok tentang upaya

peningkatan keterampilan menulis puisi melalui tindakan pemahaman konsep dan

pemodelan kegiatan menulis puisi. (3) data pokok tentang upaya peningkatan

keterampilan menulis puisi melalui teknik copy the master, (4) data pokok tentang

upaya peningkatan keterampilan menulis menulis puisi melalui teknik copy the

master, serta (S) data pendukung tentang perkembangan keterampilan menulis

siswa setelah tindakan.

E.    Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan dasar analisis

data model alir yang terdiri atas tiga tahapan yaitu (1) mereduksi data, (2)

menyajikan data, dan (3) menarik kesimpulan dan memverifikasi. Analisis data

tersebut dilakukan selama dan sesudah penelitian, mulai dari tahap perencanaan

kegiatan, pelaksanaan. Hingga refleksi kegiatan.

28
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIFSI PERSIKLUS

Adapun langkah-langkah khusus rencana peaksanaan pembelajaran yang

akan dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Siklus I

a) Pelaksanaan Proses Pembelajaran pada siklus I

a. Mengondisikan siswa kearah pembelajaran yang kondusif dengan

cara mengintruksikan siswa agar siap untuk belajar.

b. Menginformasikan tujuan pembelajaran

c. Sebagai motivasi diberitahukan manfaat materi ini dalam

kehidupan sehari-hari.

d. Siswa menuliskan apa saja yang diinginkan dalam hidupnya pada

secarik kertas. Makin banyak pilihan dari siswa dalam satu kelas

tersebut, maka semakin ramailah imajinasi yang akan bermunculan.

e. Siswa kemudian menulis cara yang dilakukan untuk mendapat yang

diinginkan tadi. Pada bagian ini beberapa anak mungkin mulai

berfikir agak lama. Hal ini wajar karena kebiasaan pada proses

pembelajaran yang selalu mengetengahkan hal yang normative

seperi yang dijelaskan pada bagian awal tulisan ini.

29
f. Pada bagian ini, guru dapat memberi pancingan pada siswa

sehingga pemikirannya terarah.

g. Langkah keempat, sebagai tahap awal merupakan langkah terakhir.

Siswa menulis keinginannya serta cara memperolehnya. Pada

tahapan ini kembali guru dapat melakukan intervensi kepada siswa

namun hanya dengan tujuan menambah perbendaharaan kata dan

kalimat pada puisi siswa, bukan menyalahkan idea tau pemikiran

siswa.

h. Sebagai tahap lanjutan, siswa diperhadapkan pada kondisi jika

yang diinginkan tersebut tidak dapat diraihnya. Tentu tahapan ini

dilaksanakan setelah siswa mampu menyelesaikan sampai tahap

empat. Tahapan-tahapan selanjutnya pada umumnya bersifat

memberi tantangan imajinasi siswa sehingga apa yang diinginkan

tadi dapat menjadi acuan berimajinasi dalam menuliskan sebuah

puisi

i. Bersama-sama membuat rangkuman semua materi yang diberikan

pada hari ini.

j. Siswa menerima tugas untuk dikerjakan.

b) Hasil Observasi dan interpretasi pada siklus I

Berdasarkan pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I, kondisi

aktifitas siswa dan kesesuaian cara guru mengajar dengan menggunakan

teknik copy the master digunakan rumus lengkapnya sebagai berikut :

30
Konversi kedalam standar 100 = skor hasil observasi x 100 %

Skor maksimum

Berdasarkan tabel data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama

pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan teknik copy

the master masih kurang maksimal. Hal ini tampak dari data observasi siswa

yang menunjukan bahwa aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran

dengan teknik copy the master termasuk pada kategori kurang yaitu 62%,

karena itulah penggunaan teknik pembelajaran ini belum maksimal dan

masih perlu ditingkatkan lagi.

c) Refleksi siklus I

Berdasarkan hasil analisis hasil observasi pada siklus I masih terdapat

permasalahan dan kekurangan dalam pembelajaran menggunakan teknik

pengajaran copy the master yaitu sebagai berikut :

k. Kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran siswa pada siklus I.

Kekurangan pada proses pembelajaran pada siklus I :

1. Penguasaan kelas masih kurang.

2. Penyampaian evaluasi kurang jelas.

3. Penegasan materi di akhir pembelajaran masih kurang jelas.

4. Kurang tegas terhadap siswa yang melakukan aktivitas lain di luas aktivitas

belajar.

5. Kebanyakan siswa menulis puisi yang sudah ada, bukan puisi karya

sendiri, serta tidak sesuai dengan syarat-syarat puisi.

31
6. Masih terdapat siswa yang merasa bingung untuk memuilai menulis puisi

7. Banyak siswa yang melakukan aktivitas lain diluar kegiatan

8. Guru mampu memyampaikan materi dengan baik walaupun, dalam RPP

materi disusun kurang sistematis;

9. Penguasaan kelas sudah mulai meningkat, hanya saja masih terdapat

beberapa siswa yang belum sepenuhnya memperhatikan dan mengikuti

perintah guru.

10. Alokasi waktu belum sesuai dengan apa yang dicantumkan dalam RPP;

11. Puisi yang menjadi master kurang tepat sehingga membingungkan

Adapun refleksi tindakan yang harus dilakukan pada siklus 2 adalah :

1. harus lebih memperhatikan interaksi siswa dan melibatkan semua siswa

dalam proses pembelajaran secara aktif.

2. Manajemen waktu dalam kegiatan pembelajaran harus lebih diperhatikan.

3. Pada saat pembelajaran seharusnya siswa juga dilibatkan secara langsung

supaya siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran.

2) Siklus II

a. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II

a. Mengondisikan siswa kearah pembelajaran yang kondusif dengan

cara mengintruksikan siswa agar siap untuk belajar.

b. Menginformasikan tujuan pembelajaran

c. Sebagai motivasi diberitahukan manfaat materi ini dalam kehidupan

sehari-hari.

32
d. Siswa menuliskan apa saja yang diinginkan dalam hidupnya pada

secarik kertas. Makin banyak pilihan dari siswa dalam satu kelas

tersebut, maka semakin ramailah imajinasi yang akan bermunculan.

e. Siswa kemudian menulis cara yang dilakukan untuk mendapat yang

diinginkan tadi. Pada bagian ini beberapa anak mungkin mulai

berfikir agak lama. Hal ini wajar karena kebiasaan pada proses

pembelajaran yang selalu mengetengahkan hal yang normative

seperi yang dijelaskan pada bagian awal tulisan ini.

f. Pada bagian ini, guru dapat memberi pancingan pada siswa sehingga

pemikirannya terarah.

g. Langkah keempat, sebagai tahap awal merupakan langkah terakhir.

Siswa menulis keinginannya serta cara memperolehnya. Pada

tahapan ini kembali guru dapat melakukan intervensi kepada siswa

namun hanya dengan tujuan menambah perbendaharaan kata dan

kalimat pada puisi siswa, bukan menyalahkan idea tau pemikiran

siswa.

h. Sebagai tahap lanjutan, siswa diperhadapkan pada kondisi jika yang

diinginkan tersebut tidak dapat diraihnya. Tentu tahapan ini

dilaksanakan setelah siswa mampu menyelesaikan sampai tahap

empat. Tahapan-tahapan selanjutnya pada umumnya bersifat

memberi tantangan imajinasi siswa sehingga apa yang diinginkan

tadi dapat menjadi acuan berimajinasi dalam menuliskan sebuah

puisi

33
i. Bersama-sama membuat rangkuman semua materi yang diberikan

pada hari ini.

j. Siswa menerima tugas untuk dikerjakan.

b. Hasil observasi dan interpretasi pada siklus II

Berdasarkan data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama

pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, tampak bahwa nilai persentase

aktivitas guru dan siswa yaitu 87 %. Dalam hal ini aktivitas guru dan siswa

selama pembelajaran menggunakan teknik copy the master sudah termasuk

pada kategori sangat baik, dengan demikian tidak perlu lagi diadakan siklus

selanjutnya.

c. Refleksi pada siklus II

Dari hasil observasi pada siklus II didapatkan peningkatan pada proses

pembelajaran sebagai berikut :

1) Penampilan mengajar secara keseluruhan baik

2) Guru sudah dapat menguasai kelas

3) Siswa terlihat sangat antusias dan partisipasi siwa meningkat

4) Guru mampu memotivasi dan menguasa i kelas.

Dengan berlandaskan pada hasil analisis observasi untuk siklus II maka

saya menganggap pelaksanaan perbaikan pembelajaran untuk untuk meningkatkan

keterampilan membaca siswa pada mata pelajaran bahasa indonesia ini telah

mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan, dengan demikian tidak perlu lagi

34
diadakan siklus berikutnya untuk pembahasan tentang materi membaca ektensif

untuk menemukan gagasan dari beberapa artikel.

B. Analisis dan Pembahasan dari setiap siklus

Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah peningkatan keterampilan menulis puisi siswa pada mata

pelajaran bahasa indonesia. Data hasil belajar penguasaan konsep terdiri dari tes

akhir (pos tes) dari hasil belajar penguasaan konsep yang dilakukan bertujuan

untuk mengetahui hasil belajar selama pembelajaran.

Dari hasil pos tes selama pembelajaran dengan menggunakan teknik copy

the master pada mata pelajaran bahasa indonesia dapat dilihat pada tabel data

nilai tes pemahaman siswa pada setiap siklus.

Tabel 2

Perolehan Nilai Pada Siklus I

No Nama Siswa KKM Nilai Ket

1. 75 100 Tuntas

2. 75 100 Tuntas

3. 75 80 Tuntas

4. 75 50 Belum Tuntas

5. 75 50 Belum Tuntas

6. 75 70 Tuntas

7. 75 50 Belum Tuntas

35
8. 75 80 Tuntas

9. 75 50 Belum Tuntas

10. 75 50 Belum Tuntas

11. 75 70 Belum Tuntas

12. 75 70 Belum Tuntas

13. 75 70 Belum Tuntas

14. 75 70 Belum Tuntas

15. 75 50 Belum Tuntas

16. 75 50 Belum Tuntas

17. 75 100 Tuntas

18 75 100 Tuntas

19 75 100 Tuntas

20 75 80 Tuntas

21 75 50 Belum Tuntas

22 75 50 Belum Tuntas

23 75 60 Belum Tuntas

24 75 50 Belum Tuntas

25 75 80 Tuntas

26 75 50 Belum Tuntas

27 75 50 Belum Tuntas

28 75 70 Belum Tuntas

29 75 70 Belum Tuntas

36
30 75 75 Tuntas

31 75 75 Tuntas

32 75 50 Belum Tuntas

Jumlah 2260

Rata-rata

Tabel 3

Perolehan Nilai Pada Siklus I

No Nama Siswa KKM Nilai Ket

1. 75 100 Tuntas

2. 75 100 Tuntas

3. 75 80 Tuntas

4. 75 80 Tuntas

5. 75 80 Tuntas

6. 75 70 Belum Tuntas

7. 75 80 Tuntas

8. 75 80 Tuntas

9. 75 75 Tuntas

10. 75 75 Tuntas

11. 75 70 Belum Tuntas

12. 75 70 Belum Tuntas

13. 75 70 Belum Tuntas

37
14. 75 70 Belum Tuntas

15. 75 80 Tuntas

16. 75 80 Tuntas

17. 75 100 Tuntas

18 75 100 Tuntas

19 75 100 Tuntas

20 75 80 Tuntas

21 75 80 Tuntas

22 75 80 Tuntas

23 75 60 Belum Tuntas

24 75 90 Tuntas

25 75 80 Tuntas

26 75 80 Tuntas

27 75 80 Tuntas

28 75 80 Tuntas

29 75 80 Tuntas

30 75 75 Tuntas

31 75 75 Tuntas

32 75 90 Belum Tuntas

Jumlah 2660

Rata-rata

38
Skor rata –rata siswa pada mata pelajaran diatas menunjukan peningkatan

prosentase belajar siswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan teknik

copy the master pada setiap siklusnya. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian nilai

rata-rata tes pemahaman siswa kelas VII D pada siklus I da II terus meningkat

yaitu : siklus 1 % dan slus II yaitu %. Selain itu pada observasi tingkat

pemahaman siswa menghasilkan data sebagai berikut :

1) hampir semua aspek kemampuan menulis pantun siswa sudah mengalami

peningkatan.

2) siswa mampu memilih kata yang sesuai dengan tema yang ditentukan

3) siswa mampu menyesuaikan suku kata

4) rasa percaya diri siswa dalam menulis pantun meningkat.

Melalui data di atas dapat dilihat bahwa pada setiap siklus perkembangan

kemampuan siswa mengalami peningkatan. Dengan demikian peneliti

menganggap tidak perlu lagi diadakan siklus selanjutnya untuk perbaikan, karena

hasil yang didapat pada siklus II dipandang telah memenuhi criteria keberhasilan

belajar siswa sudah tercapai.

C. Deskripsi Temuan dan Refleksi

Kurang berhasilnya setiap proses pembelajaran mendorong peneliti untuk

melakukan perbaikan pembelajaran bahasa indonesia yang dilakukan pada 35

orang siswa kelas VII SMPN 1 Bayongbong yang terbagi menjadi dua siklus

penelitian.

39
Hal pokok yang mengalami perbaikan dalam setiap siklus yaitu adanya

peningkatan keterampilan menulis siswa penguasaan terhadap mata pelajaran

bahasa indonesia dengan menggunakan teknik copy the master yang dilakukan

oleh guru.

Peningkatan dalam penguasaan materi ditujukan dengan hasil tes, pada awal

pembelajaran sebelum diterapkan teknik copy the master nilai rata –rata pada

mata pelajaran bahasa indonesia yaitu .....pada siklus pettama dan siklus kedua ....

Hal ini menunjukan bahwa penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi

dapat meningkatkan minat siswa untuk belajar.

40
BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini dapat simpulkan bahwa perencanaan

pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik copy the master

modifikasi diantaranya : (1) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

berdasarkan kondisi dan kebutuhan siswa dengan memerhatikan media

yang tepat dan alokasi waktu yang proporsional;(2) menyiapkan materi

ajar yang sesuai dan dapat menunjang pengetahuan dan meningkatkan

kemampuan siswa dalam menulis pantun; (3) memilih pantun master yang

sesuai dengan kondisi siswa agar lebih mudah menstimulus ide siswa; (4)

menyusun skenario pembelajaran berdasarkan langkah- langkah

pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan teknik copy the

master modifikasi; (5) merancang alat evaluasi dan penilaian yang sesuai

dengan indicator pembelajaran.

Kegiatan inti dari pembelajaran menulis dengan menggunakan

teknik copy the master modifikasi (1) guru memberikan materi

berdasarkan indikator pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa; (2)

guru menyiapkan beberapa pantun master yang akan diubah pada bagian

sampiran atau isi; (3) guru menyiapkan beberapa pantun master yang akan

dihilangkan pada bagian sampiran atau isi; (4) siswa melengkapi sampiran

atau isi pantun tersebut sehingga menjadi pantun yang utuh sesuai dengan

rima; (5) pantun siswa tidak persis sama dengan pantun model. Walaupun

41
struktur pantun memang sama, tetapi berbeda dalam segi isi maupun

sampiran.Selanjutnya siswa berimajinasi membuat pantun bertema sesuai

perintah. Penulisan pantun tersebut bersifat bebas sesuai imajinasi siswa;

Pemilihan pantun yang dijadikan master harus menarik dan dapat

menstimulus ide siswa. Pelaksanaan pembelajaran memerlukan bimbingan

dan arahan yang ekstra.

Berdasarkan hasil penelitian perbaikan pada mata pelajaran bahasa

indonesia dengan menggunakan teknik yang dilaksanakan di kelas VII

copy the master SMPN 1 Bayongbong dapat disimpulkan sebagai berikut:

a) Keterampilan menulis siswa meningkat dapat dilihat dari hasil belajar

siswa setelah perbaikan pembelajaran dengan menggunakan teknik

copy the master.

b) kemampuan, partisipasi, perhatian, dan minat siswa terjadi peningkatan

yang signifikan dari tiap siklus.

c) Siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran, sedikit sekali siswa

yang melakukan aktifitas lain diluar pembelajaran.

d) Nilai hasil evaluasi siswa yang semakin baik, Perubahan secara umum

menunjukan peningkatan dalam kemampuan menulis puisi.

42
B. Saran

Dengan memperhatikan hasil kesimpulan maka ada beberapa saran yang

penulis ajukan antara lain :

a) Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi

diperlukan proses pembelajaran yang berkesinambungan

b) Salah satu kendala siswa dalam menulis pantun adalah tidak adanya

ide. oleh karena itu, diperlukam suatu teknik yang mampu

menstimulus ide siswa.

c) Pencarian informasi merupakan salah satu keterampilan bervariasi

yang layak digunakan untuk mengatasi rendahnya proses dan hasil

pembelajaran di Sekolah, untuk keberhasilan perlu didukung oleh

kesanggupan dan kesediaan guru dalam menerapkannya.

d) Dengan menggunakan metode yang bervariasi dalam pelaksanaan

pembelajaran, guru alangkah lebih baiknya jika lebih kreatif dalam

memilih dan menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan

materi yang akan diajarkan, sehingga kegiatan pembelajaran bisa

berlangsung optimal.

e) Penelitian tindakan kelas diharapkan dapat memberikan suatu

pemecahan dalam proses pembelajaran guna menghasilkan

pembelajaran yang aktif, dan efektif..

f) Berdasarkan penelitian dengan penerapan teknik copy the master,

keterampilan siswa dalam menulis puisi meningkat, dan hasil tes

pemahaman siswa tentang puisi meningkat baik. Akan tetapi

43
penerapan model ini untuk materi atau konsep lainnya belum tentu

dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini dikarenakan peneliti

hanya meneliti satu materi pokok saja. Olah karena itu disarankan

kepada guru untuk menerapkan dan mengembangkan kedua metode

pembelajaran ini.

44
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Pranggawidagda, Suwara. 2002. Strategi Penguasaan Bahasa. Yogyakarta: Adi


Cita. 

Sudjana, Nana dan Achmad Rivai. 2001. Media Pengajaran. Jakarta: Sinar Baru
Algensindo.

Suharianto. 1982. Dasar-dasar Teori Sastra. Surakarta: Widya Duta

Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1986.  Apresiasi Kesusastraan. Jakarta:


Gramedia 

Sumardjo, Jacob. 2001. Beberapa  Petunjuk Menulis . Bandung: Mitra


Kencana.
           
Widyamartaya, Aloys dan Vero Sudiati. 2005. Kiat Menulis Deskripsi dan Narasi,
Lukisan dan Cerita. Yogyakarta: Pusataka Widyatama.

45
Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS I

Sekolah                                   :  SMP Negeri 1 Bayongbong

Mata Pelajaran                        :  Bahasa Indonesia

Kelas                                       :  VII

Semester                                  :  II (Dua)

Alokasi waktu           :  2 Jam pelajaran

Standar Kompetensi  :  Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi

bebas.

Kompetensi Dasar       :  Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan

kata yang sesuai.

Indikator Pembelajaran :

1. Mampu menjelaskan pengertian puisi bebas

2. Mampu menyebutkan macam-macam puisi bebas

3. Mampu menjelaskan langkah-langkah menulis puisi

4. Mampu menyunting sendiri pilihan kata yang ditulis

1. Mampu menulis puisi dengan pilihan kata yang sesuai

A.     Materi Ajar

46
Teks Bacaan.

B.    Metode dan Media

1.      Metode            : copy the master

2.      Alat Bahan      : Alat tulis

3.      Sumber          : Waluyo, Herman J. 1991.Puisi: Teori dan Apresiasi. Jakarta:

PT Gramedia

Pradopo, Rahmat Djoko. 1995. Teori Pengkajian Puisi.

Yogykarta: Gadjah Mada Press

Maryati  Sutopo.   Bahasa  dan  Sastra  Indonesia 2 untuk 

  SMP/MTs    Kelas    VII.   Jakarta

C.    Langkah-langkah kegiatan

11)      Kegiatan Awal ( 10 menit)

a)      Berdo’a bersama.

b)      Guru mengecek kehadiran siswa siswa

c)      Mengondisikan siswa kearah pembelajaran yang kondusif

dengan cara mengintruksikan siswa agar siap untuk belajar.

d)     Menginformasikan tujuan pembelajaran

e)     Sebagai motivasi diberitahukan manfaat materi ini dalam

kehidupan sehari-hari.

2)      Kegiatan Inti ( 60 menit)

47
a. Siswa menuliskan apa saja yang diinginkan dalam hidupnya pada

secarik kertas. Makin banyak pilihan dari siswa dalam satu kelas

tersebut, maka semakin ramailah imajinasi yang akan

bermunculan.

b. Siswa kemudian menulis cara yang dilakukan untuk mendapat

yang diinginkan tadi. Pada bagian ini beberapa anak mungkin

mulai berfikir agak lama. Hal ini wajar karena kebiasaan pada

proses pembelajaran yang selalu mengetengahkan hal yang

normative seperi yang dijelaskan pada bagian awal tulisan ini.

c.   Pada bagian ini, guru dapat memberi pancingan pada siswa

sehingga pemikirannya terarah.

d.   Langkah keempat, sebagai tahap awal merupakan langkah

terakhir. Siswa menulis keinginannya serta cara

memperolehnya. Pada tahapan ini kembali guru dapat

melakukan intervensi kepada siswa namun hanya dengan tujuan

menambah perbendaharaan kata dan kalimat pada puisi siswa,

bukan menyalahkan idea tau pemikiran siswa.

e.    Sebagai tahap lanjutan, siswa diperhadapkan pada kondisi jika

yang diinginkan tersebut tidak dapat diraihnya. Tentu tahapan

ini dilaksanakan setelah siswa mampu menyelesaikan sampai

tahap empat. Tahapan-tahapan selanjutnya pada umumnya

bersifat memberi tantangan imajinasi siswa sehingga apa yang

48
diinginkan tadi dapat menjadi acuan berimajinasi dalam

menuliskan sebuah puisi.

3)      Kegiatan akhir (10 menit)

a)      Bersama-sama membuat rangkuman semua materi yang

diberikan pada hari ini.

b)      Siswa menerima tugas untuk dikerjakan.

E.     Penilaian

1.      Prosedur                      : Proses dan Pos tes.

2.      Jenis Penilaian : Aktivitas dan tertulis.

3.      Alat tes                        : Format pengamatan dan soal.

49
LEMBAR  KERJA  SISWA  1

Nama               : …………………….             Kelompok       : …………………….

Tanggal           : …………………….

                           Contoh teknik copy the master dengan mengganti beberapa kata

Perhatikan, jika ada orang lain yang pernah membaca puisi "Prajurit Jaga Malam",
tentu akan familiar dengan kata-kata depan yang tidak dihapus

PRAJURIT JAGA MALAM WAKTU LAH MELIBAS


Chairil Anwar Hari Untung Maulana

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ? Waktu jalan. Melibas semua kepala
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras, Pemuda-pemuda yang dulu gagah kini tidak
bermata tajam

Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya Mimpinya kemerdekaan mewujud jadi nyata


kepastian ada di sisiku selama menjaga daerah mati kepastian ada di sisiku memanggil manggil
ini menderu

Aku suka pada mereka yang berani hidup Aku suka pada mereka yang sambut panggilanku
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam Aku suka pada mereka yang duduk di sisiku

Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu Malam yang berwangi mimpi, berbunga
harapan
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu! Waktu jalan. semua kepala terlibas

Ini perbandingan hasilnya

 ======================== latihan menulis puisi


=====================

50
Bentuk Kedua Copy The Master
Ganti selang seling kata per larik
Teknik ini hanya memanfaatkan kata-kata yang ada sebagai pemancing
kreativitas.
Hasil akhirnya harus benar-benar berbeda dengan puisi asal
Contoh

SEBUAH JAKET BERLUMUR DARAH


Sebuah jaket berlumur darah
Kami semua telah menatapmu
Telah pergi duka yang agung
Dalam kepedihan bertahun-tahun.

Sebuah sungai membatasi kita


Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja
Akan mundurkah kita sekarang
Seraya mengucapkan ’Selamat tinggal perjuangan’
Berikrar setia kepada tirani
Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?.

Spanduk kumal itu, ya spanduk itu


Kami semua telah menatapmu
Dan di atas bangunan-bangunan
Menunduk bendera setengah tiang.

Pesan itu telah sampai kemana-mana


Melalui kendaraan yang melintas
Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan
Teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa
Prosesi jenazah ke pemakaman
Mereka berkata
Semuanya berkata
Lanjutkan Perjuangan.

Kita dapat ubah seperti berikut

Sebuah jaket yang kau berikan padaku

51
Kami semua paham maksudnya
Telah pergi ia yang perkasa
Dalam kepedihan luka menganga

Sebuah sungai mengalir membawa tangis


Di bawah bayang-bayang kegelapan
Antara kebebasan dan khayalan tentang merdeka
Berlapis senjata yang tak tahu wujudnya
Akan mundurkah perjuangan kita
Seraya mengucapkan salam perpisahan
Berikrar setia pada nasib yang malang
Dan mengenakan ikat kepala kebodohan

Spanduk kumal itu, mengumumkan duka


Kami semua bisa membacanya
Dan di atas pusara-pusara muda
Menunduk anak cucu kita

Setelah kita ganti kalimat belakang, sekarang kita ganti kalimat depan

Jika Kita Kalah


Hari Untung Maulana

belati yang kau berikan padaku


aku paham maksudnya
tanda mata dari ia yang perkasa
pergi membawa luka menganga

rembang mengalir membawa tangis


gembala menggiring bayang-bayang kegelapan
dongeng dan khayalan tentang merdeka
menjelma ingat yang tak tahu wujudnya

sampai disinikah perjuangan kita


lambaian sapu tangan salam perpisahan
memuja pada nasib yang malang
runtuh dengan ikat kepala kebodohan

langit mengumumkan duka


kepala menengadah bisa membacanya
mengeja pusara-pusara muda
menyiapkan untuk anak cucu kita

Perhatikan, sudah menjadi puisi yang berbeda kan?


intinya, kata-kata (depan-belakang) hanya menjadi sumber inspirasi

52
ini perubahannya

SEBUAH JAKET BERLUMUR DARAH       ----lomdajudul------------ JIKA KITA KALAH


Hari Untung Maulana
Sebuah jaket berlumur darah Sebuah jaket yang kau berikan padaku
Kami semua telah menatapmu Kami semua paham maksudnya Belati yang kau berikan padaku
Telah pergi duka yang agung Telah pergi ia yang perkasa Aku paham maksudnya
Dalam kepedihan bertahun-tahun. Dalam kepedihan luka menganga Tanda mata dari ia yang perkasa
Pergi membawa luka menganga
Sebuah sungai membatasi kita Sebuah sungai mengalir membawa tangis
Di bawah terik matahari Jakarta Di bawah bayang-bayang kegelapan Rembang mengalir membawa tangis
Antara kebebasan dan penindasan Antara kebebasan dan khayalan tentang merdeka Gembala menggiring bayang-bayang
Berlapis senjata dan sangkur baja Berlapis senjata yang tak tahu wujudnya kegelapan
Akan mundurkah kita sekarang Akan mundurkah perjuangan kita dongeng dan khayalan tentang merdeka
Seraya mengucapkan ’Selamat tinggal perjuangan’ Seraya mengucapkan salam perpisahan menjelma ingat yang tak tahu wujudnya
Berikrar setia kepada tirani Berikrar setia pada nasib yang malang
Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?. Dan mengenakan ikat kepala kebodohan sampai disinikah perjuangan kita
lambaian sapu tangan salam perpisahan
Spanduk kumal itu, ya spanduk itu Spanduk kumal itu, mengumumkan duka memuja pada nasib yang malang
Kami semua telah menatapmu Kami semua bisa membacanya runtuh dengan ikat kepala kebodohan
Dan di atas bangunan-bangunan Dan di atas pusara-pusara muda
Menunduk bendera setengah tiang. Menunduk anak cucu kita langit mengumumkan duka
kepala menengadah bisa membacanya
Pesan itu telah sampai kemana-mana mengeja pusara-pusara muda
Melalui kendaraan yang melintas menyiapkan untuk anak cucu kita
Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan
Teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai SETELAH KALIMAT BELAKANG DIGANTI
perkasa SEKARANG KITA GANTI KALIMAT DEPAN
Prosesi jenazah ke pemakaman JADI PUISI YANG BERBEDA KAN?
Mereka berkata
Semuanya berkata
Lanjutkan Perjuangan.

+++++++++++++++++++++++latihan menulis puisi++++++++++++++++++++


++++

53
Bentuk ketiga copy the master
Ganti Selang Seling Larik
Kita cari puisi master 
Lalu kita hapus lariknya selang seling
contoh:

MATA HITAM
karya : WS Rendra

Dua mata hitam adalah matahati yang biru


dua mata hitam sangat kenal bahasa rindu.
Rindu bukanlah milik perempuan melulu
dan keduanya sama tahu, dan keduanya tanpa malu.
Dua mata hitam terbenam di daging yang wangi
kecantikan tanpa sutra, tanpa pelangi.
Dua mata hitam adalah rumah yang temaram
secangkir kopi sore hari dan kenangan yang terpendam.

menjadi...

Dua mata hitam adalah matahati yang biru


                                  (mata-mata yang melarikan kenyataan jadi maya)
Rindu bukanlah milik perempuan melulu
                                   (bahkan lelaki batu punya sekeranjang rindu)   
Dua mata hitam terbenam di daging yang wangi
                                   (menggeliat, meluncur, dan menggapai Tuhannya)
Dua mata hitam adalah rumah yang temaram
                                   (hanya ada kerlip kunang-kunang yang kesepian)

setelah kita ganti larik yang urutan genap... sekarang kita ganti yang
urutan ganjil
menjadi...

Di depanku berjejer dua ratus tiga puluh mata


                                  (mata-mata yang melarikan kenyataan jadi maya)
Bukan hanya kau yang sibuk memunguti rindu
                                   (bahkan lelaki batu punya sekeranjang rindu)   

54
Dia lemparkan ke segala penjuru mampir ke otakku
                                   (menggeliat, meluncur, dan menggapai Tuhannya)
Kini ia telah sampai di batas cahaya
                                   (hanya ada kerlip kunang-kunang yang kesepian)

baca juga yang satu ini:


Cara bikin puisi ala hroen20 
             

55
56

Anda mungkin juga menyukai