Anda di halaman 1dari 8

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

SISWA SD MELALUI TEKNIK REKA CERITA GAMBAR

Maryam
SDN 4 Kepahiang Jl. M. Jun Kel. Pasar Kepahiang
e-mail: maryamm869@yahoo.com

Abstract: The purpose of the research was improve the sucessfull learning management in Bahasa
Indonesia using picture. The technique collecting the data using test and observation, the through
of apply to picture story Reka could improve the student result of study. In the first cycle the
student get score 69,24, the second cycle improved to 74,88 and the thrid cycke the student get
result 76,92. In the post-test so that wasn;t student get bad score. So the result of the research
showed the application of the technique Picture Story Reka could improve the student ability in
Bahasa Indonesia learning in the composition writing aspect

Keywords: improvement , management, picture

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keberhasilan belajar siswa pada
pengelolaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan teknik gambar. Dalam
penelitian ini dikumpulkan dua jenis data melalui tes dan pengamatan. Melalui penerapan teknik
reka cerita gambar dapat meningkatkan keberhasilan belajar siswa, pada siklus pertama nilai siswa
rata-rata 69,24 pada siklus kedua meningkat menjadi 74,88 dan pada siklus ketiga meningkat lebih
baik yaitu nilai postes rata-rata 76,92 dengan keberhasilan tidak ada lagi siswa yang mendapat
nilai rendah.Dengan demikian terbukti bahwa penerapan teknik reka cerita gambar dapat
meningkatkan keberhasilan belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada aspek
menulis karangan.

Kata kunci: peningkatan, pengelolaan, gambar

beberapa pakar bahasa. Salah satunya adalah


PENDAHULUAN Tarigan (1992:8) yang menganggap keteram-
Menulis merupakan sebagian dari pilan berbahasa yang paling mudah adalah
keterampilan berbahasa. Kemampuan menulis Keterampilan menyimak dan keterampilan
merupakan salah satu aspek kemampuan berbicara. Sedangkan keterampilan berbahasa
berbahasa yang diperoleh paling akhir dalam yang paling sukar adalah keterampilan membaca
rangkaian proses perolehan kemampuan dan menulis. Hal ini disebabkan keterampilan
berbahasa manusia. Dikatakan perolehan menulis harus melibatkan keterampilan
terakhir karena kemampuan menulis ini hanya berbahasa yang lainnya yang dipelajari secara
mungkin tercapai sesudah kemampuan lainnya teoritis dan juga melibatkan nalar (Syamsudin,
diperoleh, yaitu kemampuan mendengar, 1993:5).
berbicara, dan membaca, seperti halnya ketiga Pendapat senada seperti di atas
kemampuan berbahasa lainnya, maka kemam- dikemukakan juga oleh Akhadiat (1994:2),
puan menulis membutuhkan keterampilan bahwa kemampuan menulis harus memiliki
khusus dari manusia. Hal ini berakibat langsung pengetahuan yang menyangkut aspek- aspek
dalam pengajaran bahasa, yaitu kebutuhan linguistik, isi karangan, dan teknik penulisan.
persyaratan-persyaratan bahan dan penyajian Sementara itu, Nurgiyantoro (1987:271)
yang tepat dalam arti yang sesuai dengan mengemukakan pendapat yang kurang lebih
linguistik, psikologi, dan paedagogik. sama, yaitu: “Dibanding tiga kemampuan bahasa
Menulis artinya menyusun kalimat atau yang lain, kemampuan menulis lebih sulit
mengorganisasikan kalimat menjadi suatu dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang
gagasan atau pendapat tentang pengalaman yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan
ingin disampaikan kepada pembaca. Tingkat kemampuan menulis menghendaki penguasaan
kemudahan dan kesukaran pemerolehan keempat berbagai unsur kebahasaan dan unsur diluar
keterampilan berbahasa itu memang diakui oleh bahasa itu sendiri yang akan rnenjadi isi

179
180 Manajer Pendidikan, Volume 10, Nomor 2, Maret 2016, hlm. 179-186

karangan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi Kepahiang, menemukan adanya kendala dalam
haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga pembelajaran menulis terutama menulis
menghasilkan karangan yang runtut dan padu.” karangan narasi, sebagian besar dari mereka
Meskipun keterampilan menulis dalam mengalami kesulitan dalam memgembangkan
pemerolehan dan pemakaian bahasa dianggap cerita yang lebih luas. Melihat kenyataan ini
sebagai keterampilan yang sangat sulit dan penulis berusaha mencari dan menemukan
kompleks, namun keterampilan tertulis ini teknik pengajaran yang bisa membimbing siswa
sangatlah penting untuk dikuasai siswa. Dengan menjadi gemar menulis (mengarang), sebab
menulis siswa dapat rnengungkapkan kompe- suatu teknik pengajaran tidak selamanya sesuai
rensi linguistik, personal, dan sosial, sehingga untuk digunakan kepada setiap materi pelajaran.
dapat mengangkat derajatnya dalam berko- Hal ini harus disesuaikan dengan tingkat
munikasi. kemampuan dan tingkat pengetahuan serta
Seringkali siswa mengalami kesulitan perkembangan siswa. Misalnya pembelajaran
untuk rnenulis. Sementara itu, Durachman menulis melalui media kerangka belum sesuai
(1991:31) memandang hambatan penulis terletak diberikan kepada siswa SD, karena masih
pada cara mengungkapkan ide, organisasi bahan, terbatas pengetahuannya. Oleh sebab itu, mereka
unsur linguistik, dan kaidah bahasa. Untuk lebih belum dapat mengembangkan kerangka
jelas, berikut pendapatnya: “Hambatan pertama karangan. Penulis akan mencoba menggunakan
dalam nenulis yaitu mereka yang kesulitan teknik reka cerita bergambar seri untuk
mengungkapkan pendapatnya dalam bentuk membimbing siswa di SD tersebut, dengan
tulisan. Hambatan kedua yaitu mereka pada harapan siswa dapat melihat garnbar-gambar itu
umumnya sangat miskin dengan bahan yang dan bisa menumbuhkan daya pikir kreatif.
akan mereka tulis. Hambatan ketiga yaitu kurang Dengan cara itu penulis mencoba menggalakkan
memadai kemampuan kebahasaan yang mereka siswa untuk terampil menulis cerita.
miliki. Hambatan yang keempat yaitu kurangnya Rumusan masalah penelitian ini adalah
pengetahuan tentang kaidah-kaidah menulis. bagaimana menerapkan teknik reka cerita
Dan hambatan yang terakhir yaitu kurangnya gambar di sekolah dasar. Penulis menyadari
kesadaran akan pentingnya latihan menulis.” bahwa masalah ini cukup kompleks untuk
Bila diperhatikan beberapa kutipan di atas, dipelajari. Oleh karena itu untuk memudahkan
tampak bahwa hambatan menulis itu terletak pengkajian atau penelitian, penulis memandang
pada aspek internal (diri siswa) yang timbul perlu untuk rumusan di atas diuraikan berikut
akibat penerapan metode dan teknik pengajaran ini:
yang kurang tepat dan variatif. 1) Bagaimanakah kondisi aktual menulis
Dari uraian di atas, tampaknya upaya karangan siswa sebelum pengelolaan pemb-
pertama yang harus segera dilakukan untuk elajaran dilakukan dengan menggunakan
meningkatkan kemampuan dan keterampilan teknik reka cerita gambar?
menulis siswa adalah pembenahan dalam 2) Bagaimanakah kemampuan menulis karangan
lingkup metode dan teknik pembelajaran, siswa setelah pengelolaan pembelajaran
terutama teknik menulis itu sendiri, pembenahan dilakukan dengan teknik reka cerita gambar?
harus mencakup konsepsi dalam perencanaan 3) Adakah perbedaan hasil belajar tes menulis
dan aktualisasi konsep secara efektif dan efisien karangan sebelum dan sesudah pengelolaan
dengan mendayagunakan interaksi fungsional pembelajaran diiakukan dengan mengguna-
antara pendekatan, strategi, metode dan teknik kan teknik cerita garnbar?
belajar megajar. Teiknik pembelajaran dan Tujuan penelitian ini untuk:
teknik menulis yang dipilih dan diterapkan a. Mengetahui kemampuan menulis cerita pada
dalam kegiatan pembelajaran menulis harus siswa kelas I SD Negeri 04 Kepahiang
diupayakan mampu menarik perhatian dan minat dengan pengelolaan pembelajaran mengguna-
siswa, mampu mendukung kegiatan siswa kan teknik reka cerita gambar,
berkreasi dan berekspresi dalam mengemukakan b. Mengetahui cara menyajikan pengelolaan
idenya secara tertulis, dan juga harus mampu pembelajaran Bahasa Indonesia dalam
memberi motivasi dengan rangsangan yang tidak menulis melalui teknik reka cerita gambar,
membosankan dan monoton. c. Mengetahui manfaat teknik reka cerita
Begitu pula berdasarkan pengalaman gambar dalam pengelolaan pembelajaran
penulis sebagai salah seorang guru yang Bahasa Indonesia,
mengajarkan bahasa Indonesia di SD Negeri 04
Maryam, Pengelolaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa SD 181

d. Mengetahui efektifitas penerapan teknik reka kesimpulan dari sajian data yang telah
cerita gambar dalarn pengelolaan pembela- terorganisir dalam bentuk pernyataan kalimat
jaran Bahasa Indonesia mampu meningkat- yang singkat, padat, dan jelas.
kan kreativitas siswa dalam menuangkan Refleksi dalam Penelitian Tindakan Kelas
imajinasinya ke dalam bentuk tulisan yaitu adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah
melalui menulis cerita. terjadi, apa yang telah dihasilkan, atau apa yang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat belum tuntas pada langkah atau upaya
memberikan manfaat berikut ini: sebelumnya. Hasil refleksi tersebut diambil
1) Pengaruh penggunaan teknik reka cerita sebagai acuan dalam mengambil langkah
gambar mendorong kreatifitas siswa dalam tindakan selaujutnya bila dirasakan pelaksanaan
memgembangkan keterampilan rnenulis. tindakan yang telah disajikan kurang
2) Para pengajar mata pelajaran Bahasa memuaskan atau tidak sesuai dengan yang
Indonesia dapat memberikan salah satu diharapkan.
alternatif pemilihan teknik dalam pembela- Untuk memperoleh kebenaran diperlukan
jaran keterampilan menulis. adanya instrumen yang tepat sehingga masalah
3) Siswa dapat mengupayakan peningkatan yang diteliti akan bisa direfleksi dengan baik.
mutu pendidikan Bahasa Indonesia, terutama Instrumen yang diterapkan dalam penelitian
peningkatan keterampilan menulis dalam tindakan kelas ini adalah dengan menggunakan
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik beberapa instrumen pendukung yang cukup
dan benar. mewakili bagaimana keberhasilan penelitian
pembelajaran yang akan dan telah dilaksanakan.
METODE Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes,
Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, angket dan observasi.
metode yang akan digunakan adalah Teknik Tes yang diberikan diawal pelajaran dan
Reka Cerita Gambar dengan implementasi pada setiap selesai kegiatan pembelajaran.
teknik Penelitian Tindakan Kelas (classroom Jumlah soal sebanyak 5 butir setiap siklus,
action research). Penelitian tindakan kelas dilakukan secara individual. Pemberian tes
memiliki beberapa siklus dan hasil dari setiap dilakukan untuk mengetahui kemajuan
siklus kemudian direfleksikan pada siklus keterampilan siswa dalam menulis cerita.
berikutnya sehingga didapat pengaruh yang jelas Alat pengumpul data lain yang digunakan
dari penerepan teknik reka cerita gambar pada dalam penelitian ini adalah angket. Angket
pembelajaran Bahasa Indonesia dalam upaya dimaksudkan untuk mengetahui tanggapan siswa
meningkatkan keterampilan menulis. dalam kegiatan belajar Bahasa Indonesia
Tahapan kegiatan penelitian adalah: terutama menulis dengan menggunakan reka
identifikasi masalah, analisis masalah, merumus- cerita gambar. Pedoman penafsiran data angket:
kan masalah. Tindakan dilakukan malalui 0% - 35% = sebagian kecil
beberapa siklus dengan prosedur setiap siklus 36% - 49% = hampir setengahnya
terdiri dari: tahap perencanaan tindakan, tehap 50% - 85% = sebagian besar
pelaksanaan, observasi. 86% - 99% = hampir seluruhnya
Penelitian berlangsung dan dilaksanakan 100% = seluruhnya
pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas I Secara umum, observasi adalah upaya
Sekolah Dasar Negeri 04 Kepahiang, dengan mengamati dan mendokumentasikan hal-hal
siswa berjumlah 25. orang, dengan rincian laki- yang terjadi selama tindakan berlangsung.
laki sebanyak 16 orang dan perempuan sebanyak Dalam penelitian tindakan kelas, observasi
9 orang. adalah suatu upaya pengamatan yang
Analisis data adalah kegiatan mengorga- memusatkan pada pengumpulan data yang
nisasikan secara sistematis dan rasional guna berkenaan dengan proses pelaksanaan tindakan.
memberikan jawaban atas permasalahan Bentuk tugas menulis cerita/karangan
penelitian. Tahapan analisis data dapat dilakukan dikategorikan bentuk karangan bebas. Teknik
dengan cara mereduksi data yaitu berupa penilaian akan menggunakan pendekatan
kegiatan yang berkaitan dengan memfokuskan analisis yang merinci karangan kedalam aspek-
data mentah menjadi informasi yang bermakna, aspek tertentu.
menyajikan data tersebut dalam bentuk Kriteria penilaian tugas menulis
penjelasan yang tepat, serta tahap akhir ialah dengan unsur masing-masing dapat dibagi
penyimpulan yakni kegiatan mengambil menjadi sebagai berikut:
182 Manajer Pendidikan, Volume 10, Nomor 2, Maret 2016, hlm. 179-186

Tabel 1. Profil Penilaian Karangan


Kriteria Isi Gagasan Tata Bahasa Kosa Kata Ejaan Tulisan
Sangat Baik-Sempurna 27 – 35 18 – 20 18 - 25 9 - 10 9 – 10
Cukup- Baik 22 – 26 14 – 17 14 – 17 7–8 7–8
Sedang-Cukup 17 - 21 10 – 13 10 – 13 5–6 5–6
Sangat-Kurang 13 – 16 7–9 7-9 0-4 0–4

Peneliti akan menilai siswa sesuai dengan dimaksudkan untuk mempersiapkan hal-hal yang
kriteria skala penilaian dari semua unsur yang relevan dan dilakukan dalam penelitian.
dinilai, yaitu unsur isi atau gagasan, tata bahasa,
kosakata, ejaan dan tulisan.Dengan keterangan 1. Siklus I
sebagai berikut: Tahap perencanaan dalam kegiatan ini
81 - 100 (sangat baik) yang dilakukan adalah membuat Rencana
61 - 80 (baik) Pelaksanaan Pembelajaran. Rencana Pelakanaan
41 - 60 (sedang) Pembelajaran pada siklus I disusun dengan
0 - 40 (kurang) menekankan pada tujuan pembelajaran agar
siswa mampu mengembangkan karangan
HASIL DAN PEMBAHASAN melalui gambar dengan struktur bahasa yang
Hasil baik dan benar. Siklus I dilakukan hanya satu
Selama penulis bertugas di SD Negeri 04 kali pertemuan, mempelajari tentang menulis
Kepahiang, salah satu mata pelajaran yang karangan melalui sebuah gambar.
tingkat keberhasilannya kurang adalah mata Kegiatan awal dilakukan guru dalam
pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini dapat dilihat proses pembelajaran adalah melakukan tes awal.
dari hasil evaluasi harian maupun hasil evaluasi Sasaran yang ingin dicapai melalui tes ini adalah
akhir semester, mata pelajaran Bahasa Inonesia untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam
nilai rata-ratanya kurang memuaskan. mengarang. Penulis mengambil beberapa hasil
Dalam penelitian ini penulis secara khusus karangan yang dianalisis dari subjek yang
menyoroti permasalahan mengenai keterampilan mewakili nilai kartegori tinggi, sedang, dan
berbahasa dalam menulis cerita. Dalam menulis rendah.
cerita, faktor yang harus dikuasai adalah Tes awal menunjukkan bahwa kenyataan
keterampilan membaca dan pengembangan ini dikarenakan belum dipergunakannya alat
bahasa. Walaupun keterampilan membaca siswa peraga untuk menunjang peningkatan kemam-
kelas I pada umumnya sudah baik, tetapi mereka puan siswa dalam menulis karangan, sehingga
belum mampu menuangkan tulisan dalam siswa yang mendapat nilai rendah presentasenya
berbentuk cerita dikarenakan kurangnya relatif banyak. Setelah mengadakan tes awal,
pengetahuan berbahasa yang disebabkab oleh kemudian guru menjelaskan beberapa hal perlu
bahasa ibu yang digunakan sehari-hari adalah diperhatikan dalam menulis karangan, kemudian
bahasa daerah, sehingga siswa mengalami secara bersama-sama mencoba membuat
kesulitan dalarn menuangkan imajinasinya ke karangan dengan berpedoman pada sebuah
dalam bentuk tulisan, hal ini dibuktikan dengan gambar, dengan himbingan guru, siswa
nilai yang dicapai oleh siswa dalam mengemukakan gambar tersebut dan menulis-
keterampilan menulis kurang memuaskan baik kannya di papan tulis. Selanjutnya diberikan tes
dalam penulisan ejaan, tata bahasa, isi, akhir untuk mengukur kemampuan siswa setelah
keterampilan tulisan dan pengembangan kalimat. mencoba membuat karangan bersama dan akan
Hal tersebut tidak dapat dibiarkan berlarut-larut diketahui kemampuan siswa dalam mengarang.
dan perlu dicarikan solusi pemecahannya agar Siklus I yang telah dilakukan peneliti,
permasalahan tersebut dapat teratasi secara siswa mendapatkan rata-rata nilai 58,44. Nilai
efektif, karena mata pelajaran Bahasa Indonesia tes awal pada penelitian ini akan dijadikan acuan
merupakan mata pelajaran yang sangat penting peningkatan nilai siswa setelah menggunakan
dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam nilai teknik reka cerita gambar. Peneliti mendapati
laporan pendidikan, yang kurang dari 60 tidak dari 25 orang siswa, terdapat 0 siswa yang
dapat naik ke kelas selanjutnya. mendapat nilai sangat baik, ada 5 siswa dengan
Penulis melakukan observasi sebelum nilai baik, 17 siswa nilainya sedang, serta ada 3
mengadakan penelitian. Kegiatan tersebut siswa mendapat nilai kurang. Berdasarkan data
Maryam, Pengelolaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa SD 183

diatas diketahui bahwa siswa belum memahami dengan menggunakan tata bahasa, ejaan, dan
karangan yang baik. tulisan yang baik dan benar.
Pada data nilai tes akhir, yang mendapat Kegiatan dilanjutkan dengan menampil-
nilai sangat baik ada 0 siswa, yang mendapat kan gambar seri, kemudian siswa diminta untuk
nilai baik 14 siswa, yang mendapat nilai sedang menceritakan gambar tersebut satu persatu,
7 siswa, dan 4 yang mendapatkan nilai kurang, sehingga dari gambar tersebut menjadi satu
dengan rata-rata nilai 69,24 Hasil tersebut cerita yang runtut. Kegiatan berakhir dengan tes
menunjukkan nilai rata-rata yang meningkat dan akhir yaitu dengan Lembar Kerja Siswa.
menunjukkan belum adanya peningkatan yang Dari hasil perolehan nilai pada penelitian
signifikan, dan jumlah siswa yang mendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa ada 10 siswa
nilai kurang masih terdapat 4 orang. yang mendapat nilai tinggi, mendapat nilai baik
Berdasarkan hasil pengamatan dan data 11 yang mendapat nilai sedang ada 4 siswa , dan
nilai yang diperoleh siswa dalam tindakan sudah tidak ada yang mendapat nilai kurang.
pertama menunjukkan bahwa kegiatan menulis Nilai rata-rata pada tes akhir siklus II sudah ada
telah mencapai hasil yang diharapkan, hal perkembangan yang signifikan dibanding
tersebut disebabkan oleh kemampuan siswa yang dengan nilai tes akhir pada siklus I. Pada siklus I
termotivasi untuk mengungkapkan sebuah dengan nilai rata-rata 69,24 dan pada siklus II
karangan melalui tulisan. Berdasarkan hasil dengan nilai rata-rata 74,48
temuan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan hasil pengamatan pada
perlu alat peraga yang efektif agar siswa lebih proses Kegiatan Belajar Mengajar yang
termotivasi untuk membuat karangan yang dilakukan pada siklus II sudah ada peningkatan
mengandung unsur-unsur karangan yang baik walaupun belum sesuai dengan yang diharapkan,
dan benar. Mengamati dan mengkaji hasil akhir tapi meskipun demikian nilai tes akhir pada
pembelajaran keterampilan menulis, maka dapat siklus II sudah memberikan perkembangan yang
disimpulkan berikut ini ; cukup dengan bertambahnya siswa dengan nilai
 Perlu dilaksanakan siklus berikutnya dengan sedang dan tinggi.
memperhatikan hasil akhir pembelajaran Dalam menulis karangan dengan
pada siklus pertama, yaitu pada peningkatan menggunakan gambar seri, sudah mampu
kemampuan menulis karangan. mengembangkan kemampuan siswa dalam
 Mengkondisikan,teknik pembelajaran yang menulis karangan. Dari hasil tes, perlu
akan diberikan yang telah direncanakan pada diadakannya perhatian khusus kepada beberapa
saat penelitian. siswa yang masih mendapatkan nilai yang
 Memberikan pemahaman pentingnya media kurang, dengan cara memberikan perlakuan
gambar untuk meningkatkan kemampuan yang lebih efektif di luar jam pelajaran, dan
keterampilan menulis. memberi motivasi supaya rajin berlatih. Namun
peneliti berpendapat untuk melakukan siklus ke
2. Siklus II III pada penelitian ini agar diperoleh hasil yang
Pada tahap perencanaan, kegiatan yang optimal.
dilakukan penulis yaitu merumuskan masalah
berdasarkan hasil analisis dan refleksi penulis 3. Siklus III
pada siklus I. Kemudian penulis mempersiapkan Memperhatikan hasil refleksi pada siklus
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Pembuatan II peneliti merasa perlu mengambil suatu tindak
RPP pada siklus II ini hampir sama dengan RPP lanjut suatu pembelajaran kearah peningkatan
pada siklus I hanya gambar yang ditampilkan keterampilan berbahasa terutama keterampilan
adalah gambar seri. menulis siswa pada siklus berikutnya, yaitu pada
Siklus II dilaksaksanakan pada tangga 12 penelitian siklus ketiga dengan tetap memper-
Februari 2014 kegiatan ini dilakukan sebagai hatikan beberapa tahapan penelitian yaitu; tahap
berikut: perencanaan, tindakan, tahap observasi serta
Guru (penulis) membuka pelajaran dengan tahap refleksi.
memimpin do’a, mengecek kehadiran siswa, Pada tahap ini direncanakan tindakan
serta melaksanakan apersepsi juga memberita- yang akan dilakukan sehubungan dengan hasil
hukan tujuan yang akan dicapai setelah refleksi pada penelitian siklus kedua yang belum
pembelajaran selesai, yaitu siswa mampu menunjukkan hasil yang optimal. Rencana yang
rnengembangkan sebuah cerita dari gambar seri akan dilakukan sama seperti pada siklus kedua.
yang telah disediakan ke dalam bentuk tulisan Selama berlangsungnya Kegiatan Belajar
184 Manajer Pendidikan, Volume 10, Nomor 2, Maret 2016, hlm. 179-186

mengajar diadakan pengamatan dan bimbingan yang rnendapat nilai sangat baik, 9 siswa yang
yang lebih optimal agar hasil yang dicapai lebih mendapat nilai baik, 5 siswa yang mendapat
meningkat. Penulis melakukan tes akhir dan nilai sedang dan tidak ada siswa yang mendapat
merefleksi serta mengkaji secara keseluruhan nilai kurang. Untuk nilai rata-rata pada siklus III
hasil penerapan Teknik Reka Cerita Gambar yaitu 76,92 Bila di bandingkan nilai akhir dari
terhadap peningkatan kemampuan berBahasa siklus I dengan siklus III, nilai tinggi mendapat
Indonesia terutama keterampilan menulis, peningkatan dari siswa 0 orang menjadi 11
apakah telah memberikan hasil dan kontribusi siswa, yang mendapat nilai baik dari 14 siswa
yang cukup berarti bagi siswa. menjadi 9 siswa, yang mendapat nilai sedang
Seluruh rencana yang telah disusun dalam dari 4 siswa menjadi 5 siswa, dan yang
tahap perencanaan akan dilaksanakan mendapat nilai kurang mengalami penurunan
sebagaimana mestinya. Selama pelaksanaan yang sangat besar yaitu dari 4 siswa menjadi
penelitian pembelajaran teknik reka cerita tidak ada. Hal ini membuktikan bahwa
gambar, peneliti mencatatat hal-hal yang penerapan teknik reka cerita gambar sangat
dianggap penting pada lembar pengamatan yang berpengaruh positif terhadap keterampilan
telah disediakan dengan tujuan untuk menulis cerita.
mengetahui perkembangan pelaksanaan serta Berdasarkan hasil pengamatan dari hasil
keberhasilan penerapan dan pelaksanaan tekink proses kegiatan belajar rnengajar, pada siklus III
reka cerita gambar dan untuk mengetahui menunjukkan peningkatan kemampuan siswa
refleksi akhir dari keseluruhan penelitian apakah dalam membuat karangan sudah cukup baik.
dengan penerapan teknik reka cerita gambar Rasa percaya diri pada siswa mulai tumbuh,
telah menunjukkan hasil serta tujuan dalam penulisan baik isi, tata bahasa, kosa kata,
pembelajaran yang harus dicapai siswa sebagai tulisan ataupun ejaan sudah ada perbaikan yang
bahan masukan pada suatu kesimpulan meningkat, hal ini ditandai dengan pencapaian
penelitian penerapan teknik reka cerita gambar. nilai tinggi yang pada siklus I berjumlah 0 siswa
Berikut ini penjelasan pelaksanaan dan nilai rata-rata 69,24 sedangkan pada siklus
penelitian tindakan kelas siklus ketiga: III berjumlah 11 siswa dan nilai rata-raia 76,92
Guru membuka pelajaran dengan kegiatan Begitu pula dengan siswa yang mendapat nilai
memimpin do’a, memeriksa kehadiran siswa, rendah pada siklus I sebanyak 4 siswa menga-
serta tanya jawab tentang pelajaran yang telah lami penurunan yang sangat baik sehingga
diberikan pada pertemuan yang lalu. Kemudian semua anak mendapat nilai di atas cukup. Untuk
penulis menjelaskan bahwa kemampuan siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia, nilai akhir
dalam menulis sudah cukup baik tapi belum yang demikian sudah cukup baik untuk
maksimal, sehingga penulis menyampaikan pembelajaran menulis, karena penilaian dalam
tujuan yang ingin dicapai setelah Kegiatan menulis terutama menulis karangan hampir tidak
Belajar Mengajar selesai, yaitu siswa mampu pernah ada yang mendapatkan dengan nilai
menulis karangan berdasarkan gambar seri sempurna (100).
dengan isi cerita yang lebih baik, baik dari segi Optimalisasi penggunaan Teknik Reka
isi, ejaan, tata bahasa, kosa kata, dan segi tulisan. Cerita Gambar dalam penelitian ini menunjuk-
Guru (penulis) menjelaskan agar lebih kan adanya kemajuan dalam pembelajaran
mudah lagi untuk membuat karangan yang Bahasa Indonesia, terutama Keterampilan
berdasarkan gambar seri, sebelumnya dibuat menulis, itu terlihat dari respon siswa dalam
dahulu kerangka karangan yang sesuai dengan setiap pembelajaran, meskipun peningkatan
urutan gambar. Kemudian bersama-sama keterampilan menulis ini tidak terlalu besar,
membuat contoh kerangka karangan dari urutan namun setidaknya pada setiap siklus telah
gambar yang akan dijadikan sebuah cerita, lalu menunjukkan perubahan yang cukup baik bagi
dengan bimbingan guru pula beberapa siswa seluruh siswa.
mengungkapkan imajinasinya ke dalam bentuk
tulisan di papan tulis, sehingga membentuk Pembahasan
sebuah karangan yang runtut dengan mengguna- Untuk melengkapi hasil penelitian
kan ejaan dan tulisan yang baik dan benar. digunakan instrumen angket. Angket dimaksud-
Kegiatan terakhir adalah melakukan tes akhir kan untuk menjaring respon dari subjek
pada siklus ketiga. penelitian terhadap penggunaan reka cerita
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus gambar dalam keterampilan menulis. Angket
III ini dapat disimpulkan bahwa ada 11 siswa dibagikan kepada seluruh siswa yang berjumlah
Maryam, Pengelolaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa SD 185

25 orang. Permasalahan pertama yang media gambar berseri menjadi salah salah satu
ditanyakan adalah : “ Apakah kamu menyukai media untuk pelarjaran mengarang?”, dari dua
pelajaran Bahasa Indonesia ?”. Hasil yang pertanyaan terakhir terserbut, seluruh siswa atau
diperoleh dari pengisian angket adalah sebagian 100% menjawab “ya” dan “senang”. Hal ini
besar siswa dengan presentase 70 % Yang membuktikan bahwa gambar seri dapat
menjawa “ya”, sedangkan yang menjawab tidak membantu siswa dalam menuangkan gagasan
30 %, ini berarti bahwa penggunaan Reka Cerita ketika mengarang, dan siswa sangat senang
Gambar dapat memotivasi siswa untuk senang membuat karangan dengan menggunakan media
belajar Bahasa Indonesia terutarna menulis. gambar seri.
Pertanyaan kedua adalah“ Apakah kamu Berdasarkan hasil data yang dianalisis dari
menyukai pelajaran menulis ?”, jawaban yang angket siswa, dapat disimpulkan bahwa siswa
diperoleh ternyata yang menjawab “ya” sebagian besar menyukai pelajaran Bahasa
sebanyak 38%, sedangkan yang menjawab tidak, Indonesia, tetapi masih beberapa siswa tidak
sebesar 62.%, ini berarti masih ada siswa yang menyukai pelajaran menulis, setelah penulis
kurang menyukai palajaran menulis, sehingga membimbing siswa untuk mengarang cerita
diperlukan suatu cara agar siswa termotivasi melalui gambar seri, siswa lebih tertarik dan
untuk mau belajar menulis. Pertanyaan ketiga merasa terbantu untuk menuangkan gagasan dari
adalah “Menurutmu, pentingkah terampil gambar tersebut menjadi sebuah tulisan atau
menulis ?”, 28 % menjawab “ya”, dan 72% karangan cerita.
menjawab ragu-ragu. Dengan jawaban siswa
tersebut berarti masih ada siswa yang belum SIMPULAN DAN SARAN
mengerti pentingnya menulis bagi kehidupan Simpulan
sehari-hari. Pertanyaan keempat adalah “Apakah Berdasarkan uraian, pengolahan data, dan
kamu senang bila mendapat tugas menulis?”, pembahasan pada bagian sebelumnya dapat
25% menjawab “ya”, 45 % menjawab “tidak disimpulkan sebagai berikut:
senang”, dan 30% yang menjawab ragu-ragu. a. Sebelum teknik reka cerita gambar diterap-
Hal ini membuktikan bahwa 45% siswa, tidak kan, kondisi aktual menulis karangan siswa
menyukai pembelajaran menulis. Pertanyaan sangatlah kurang, baik dalam hal isi gagasan,
kelima adalah “Pernahkah kamu melakukan tata bahasa, kosa kata, ejaan, dan tulisan.
kegiatan menulis atau mengarang ?”, jawaban Hal itu terbukti dengan adanya nilai pada
yang diperoleh dari siswa adalah seluruhnya siklus I, siswa yang termasuk kategori nilai
menjawab “ya”. Hal ini membuktikan bahwa sangat baik berjumlah 0 siswa, yang termasuk
seluruh siswa pernah membuat karangan. kategori nilai baik 14 siswa, dan yang
Pertanyaan keenam adalah, “Berdasarkan termasuk kategori nilai sedang 7 siswa, dan
pengalamanmu selama ini, bagaimana kesan yang mendapat nilai kurang sebanyak 4
kamu dalam kegiatan menulis/mengarang ?”, siswa.
siswa yang menjawab menyenangkan sebanyak b. Setelah teknik Reka Cerita Gambar diterap-
28%, yang menjawab menyulitkan .42%, dan kan dalam pengelolaan pembelajaran menulis
yang menjawab membosankan ada 30%, hal ini karangan, kemampuan siswa mengalami
membuktikan masih banyak siswa yang merasa peningkatan yang cukup baik. Siswa menga-
kesulitan dan merasa bosan dalam membuat lami peningkatan dalam kemampuan
karangan. Pertanyaan ketujuh, “Sebelum duduk mengemukakan imajinasinya baik dalam
di bangku kelas I, pernahkah kamu mendapatkan bentuk isi, gagasan, tata bahasa, kosa kata
pelajaran mengarang” jawabannya adalah 100%, dan tulisan. Siswa lebih percaya diri sehingga
atau seluruh siswa pernah mengarang. menumbuhkan aktivitas yang cukup baik.
Pertanyaan kedelapan, “Apakah kamu terlarik c. Perubahan peningkatan kemampuan siswa
dengan media gambar berseri?”, siswa yang dalam menulis karangan, sebelum dan
menjawab “ya” sebanyak 76%, dan 24% sesudah teknik reka cerita gambar diterapkan
menjawab ragu-ragu. Hal ini membuktikan sangatlah besar, terbukti dari perubahan nilai
bahwa, dengan gambar seri dapat menarik minat yang diperoleh siswa, yang termasuk kategori
siswa untuk menulis karangan. Pertanyaan nilai sangat baik mengalami peningkatan
kesembilan, “Dengan bantuan gambar seri, yang signifikan yaitu dari jumlah 0 siswa
apakah kamu merasa terbantu dalam menjadi 11 siswa, yang termasuk kategori
menuangkan gagasan ketika mengarang?”. nilai baik dari 5 siswa menjadi 9 siswa, yang
Pertanyaan kesepuluh, “Senangkah kamu bila termasuk kategori nilai sedang dari 17 siswa
186 Manajer Pendidikan, Volume 10, Nomor 2, Maret 2016, hlm. 179-186

menjadi 5 siswa, dan yang mendapai nilai DAFTAR RUJUKAN


kurang dari 4 siswa menjadi tidak ada. Nilai
rata-rata yang diperoleh sebelum teknik reka Hidayat, Kosadio,dkk. 1990. Strategi Belajar
cerita gambar diterapkan adalah 58,44 Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung:
sedangkan nilai rata-rata setelah teknik reka Bina Cipta
cerita gambar diterapkan adalah 76,92 nilai Kasbullah, K. 1998. Penelitian Tindakan Kelas.
rata-rata yang cukup baik untuk pembelajaran Malang: Depdikbud Dirjen Dikti Pelatihan
keterampilan menulis. Proyek PGSD
Nurgiayantoro, Burhan. 2001. Penilitian Dalam
Saran Pengajaran Bahasa Dan Sastra.
Mengacu pada hasil yang diperoleh Yogyakart: BPFE
selama pembelajaran bahasa Indonesia berlang- Suriat. 2003. Peningkatan Kemampuan Dalam
sung serta beberapa kemungkinan penerapannya Proses Kegiatan Belajar Mengajar
pada mata pelajaran lain dalam bentuk pelajaran Sekolah Dcsar. Bandung: CV Siger
lainnya, maka penulis merekomendasikan: Tengah
a. Rekan Sejawat guru sekolah dasar yang ingin Tarigan, Djago. 1988. Teknik Pengajaran
meningkatkan aspek ketetampilan menulis Keterampilan Berbahasa. Bandung:
siswa, maka teknik reka cerita gambar ini Angkasa
mampu dijadikan salah satu alternatif dalam Tarigan, Henry Guntur. 1993. Menulis sebagai
meningkatkan kemampuan keterampilan suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung:
menulis siswa. Angkasa
b. Rekan sejawat guru sekolah dasar dapat juga
menerapkan teknik reka cerita pada bidang
studi lain di tingkat sekolah dasar.

Anda mungkin juga menyukai