Anda di halaman 1dari 12

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.

Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif, dalam kegiatan

menulis puisi ini sang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur

bahasa, dan kosakata (Tarigan, 2008:3).

Bahasa memiliki fungsi utama sebagai alat komunikasi. Dalam

berkomunikasi manusia saling berinteraksi pesan yang dikemas dalam aspek

kebahasaan sesuai dengan maksud dan tujuan tertentu serta konteks berbahasa,

sebagai aplikasi dari kemampuan berbahasa dalam kehidupan, untuk itu siswa

dituntut untuk terampil atau mampu berbahasa. Untuk mampu berbahasa tentunya

siswa harus konsisten berlatih.

Menurut pendapat Tarigan (1982:1) mengungkapkan bahwa: “Semakin

terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pada alam pikirannya.

Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan praktik dan banyak

latihan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir”.

Pengajaran kemampuan bertujuan untuk menumbuhkan dan

mengembangkan kemampuan berbahasa, salah satu kemampuan berbahasa adalah

menulis. Menulis adalah salah satu kompetensi dasar yang perlu dikuasai oleh

siswa Sekolah Dasar. Menulis juga merupakan kemampuan berbahasa tulis dan
2

sebagai salah satu dari empat keterampilan bahasa (skills), menulis ditandai oleh

serangkaian kegiatan yang bertahap, saat seseorang mengkomunikasikan pesan ke

dalam tulisan, pesan itu berupa ide, kemauan, keinginan, perasaan, ataupun

informasi yang bersumber dari diri sendiri.

Menulis dapat dipandang sebagai salah satu proses atau pun produk pada

diri siswa, keterampilan menulis dibangun guru melalui banyak latihan dengan

menggunakan teknik atau strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik

siswa.

Pembelajaran menulis di Sekolah Dasar merupakan upaya guru, sehingga

siswa memiliki kompetensi dasar menulis. Siswa dalam pembelajaran dipandang

memiliki potensi, minat (motivasi) dan kebutuhan untuk diberdayakan oleh guru

dalam pembelajaran menulis.

Keterampilan menulis dalam hal ini menulis karangan deskripsi untuk

siswa kelas VI Sekolah Dasar dirasakan kurang dan ini merupakan masalah yang

harus dipecahkan oleh seorang guru. Keterampilan menulis karangan kurang

diminati siswa salah satunya karena siswa kesulitan dalam menentukan pilihan

kata, gaya bahasa, cara penyusunan kerangka-kerangka dan mengembangkan

menjadi sebuah karangan.

Menurut Graves (1978) dalam modul keterampilan dasar menulis

(2002:1.4) mengemukakan “seseorang enggan menulis karena tidak tahu untuk

apa dia menulis, merasa dia tidak berbakat menulis, dan merasa tidak tahu

bagaimana harus menulis.


3

Salah satu langkah membuat karangan bagi siswa kelas VI Sekolah Dasar

yaitu guru harus memanfaatkan model, metode atau teknik yang cocok untuk

mengungkapkan perasaan, pikirannya dan guru memberikan tema terlebih dahulu.

Dalam proses belajar mengajar banyak hal yang perlu diperhatikan oleh

seorang guru agar siswa mampu memahami materi pembelajaran secara optimal

sesuai dengan teknik yang sudah direncanakan diharapkan siswa dapat termotivasi

untuk terlibat langsung dalam proses belajar mengajar. Pada pembelajaran bahasa

Indonesia siswa umumnya, siswa masih belum seluruhnya berhasil dalam

pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan teknik parafrase puisi.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan suatu

penelitian mengenai keterampilan menulis karangan. Penelitian ini penulis

memberi judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi

Dengan Menggunakan Teknik Parafrase Puisi (Penelitian Tindakan Kelas

terhadap siswa kelas VI SDN Ciheulang Tonggoh tahun ajaran 2013/2014)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas ada beberapa masalah-masalah yang

harus diperbaiki adalah sebagai berikut.

1. Adanya temuan kasus dari siswa yang mengalami kesulitan dalam

menafsirkan dan mendeskripsikan puisi dengan dibantu teknik pembelajaran

berupa teknik parafrase puisi diharapkan siswa dapat membuat karangan

deskripsi.
4

2. Pembelajaran keterampilan menulis deskripsi di lapangan masih kurang

variatif dan pada umumnya guru masih menggunakan metode pembelajaran

ceramah sehingga siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran keterampilan

menulis karangan deskripsi.

1.3 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah diperlukan untuk menyatakan batas-batas masalah

agar penelitian lebih terarah. Maka dalam penelitian ini di batasi dalam hal-hal

berikut ini:

1. variabel bebasnya adalah teknik parafrase puisi;

2. variabel terikatnya pembelajaran menulis karangan deskripsi;

3. objek penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN Ciheulang Tonggoh;

4. teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik parafrase puisi.

1.4 Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah di atas yang menjadi permasalahan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Bagaimana perencanaan pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan

menggunakan teknik parafrase puisi pada siswa kelas VI SDN Ciheulang

Tonggoh Tahun ajaran 2013-2014?

2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan

menggunakan teknik parafrase puisi pada siswa kelas VI SDN Ciheulang

Tonggoh Tahun ajaran 2013-2014?


5

3) Bagaimana penilaian/hasil pembelajaran menulis deskripsi dengan

menggunakan teknik parafrase puisi pada siswa kelas VI SDN Ciheulang

Tonggoh Tahun ajaran 2013-2014?

1.5 Tujuan Penilaian

Berdasarkan perumusan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini penulis

ingin mengetahui.

1) Perencanaan penggunaan teknik parafrase puisi untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi.

2) Pelaksanaan penggunaan teknik parafrase puisi untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi.

3) Hasil penggunaan parafrase puisi untuk meningkatkan kemampuan siswa

dalam menulis karangan deskripsi.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a) Secara teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian dan

informasi yang berarti tentang pemahaman keterampilan menulis karangan

deskripsi dalam memparafrasekan puisi.

b) Secara praktis

Adapun manfaat secara praktis yaitu:


6

1) Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan, pengetahuan,

dan kreativitas serta penelitian ini diharapkan menjadi asumsi untuk terjun di

lapangan kerja.

2) Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan keaktifan dan

kreativitas siswa dalam belajar mengajar serta melalui penelitian ini

diharapkan dapat menumbuhkan minat atau semangat siswa dalam menulis

karangan.

3) Bagi Guru

Dengan penelitian ini semoga menjadi pemicu bagi guru dalam

menyampaikan materi dengan menggunakan teknik, kemudian dapat

memotivasi guru khususnya guru bidang studi bahasa Indonesia, dan juga

untuk guru bidang studi lainnya untuk lebih kreatif dalam pemilihan teknik

yang tepat.

1.7 Anggapan Dasar

Anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh

peneliti. Dalam peneliti ini, penulis merumuskan beberapa anggapan dasar yang

dijadikan sebagai landasan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Menulis merupakan salah satu kompetensi yang perlu diajarkan pada siswa.

2) Kemampuan menulis karangan deskripsi setiap orang berbeda-beda.


7

3) Metode dan teknik pembelajaran merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi keberhasilan proses belajar-mengajar.

4) Teknik farafrase puisi merupakan salah satu teknik dalam pembelajaran

menulis yang memiliki landasan teoretis cukup kokoh.

1.8 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

1.8.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kualitatif dengan pendekatan tindakan kelas (classroom action research) atau

bisa disingkat dengan PTK. PTK dilaksanakam guna memperbaiki kualitas

pembelajaran di kelas dengan guru sebagai penelitian sehingga pembelajaran di

kelas menjadi lebih baik.

PTK memiliki karakteristik, yakni : (1) adanya masalah dalam PTK dipicu

oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik yang dilakukannya

selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan, (2) self reflection

inquiry atau penelitian melalui refleksi diri, (3) penelitian tindakan kelas

dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian ini adalah kegiatan

pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi, (4)

bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran (Wihardit, dkk, 2002:14-15).

1.8.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi

observasi, kajian dokumen, dan tes yang masing-masing secara singkat diuraikan

berikut ini:
8

a) Observasi

Teknik ini digunakan untuk mengamati pelaksanaan dan perkembangan

pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan guru dan siswa pada

kompetensi menulis karangan deskripsi. Observasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah observasi sistematis. Menurut Suharsimi Arikunto

(1996:146) dalam observasi sistematis pengamat menggunakan pedoman

sebagai instrumen pengamatan.

b) Dokumentasi

Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data dari seluruh

dokumen yang ada. Suharsimi Arikunto (1996:234-235) juga menyatakan

bahwa metode yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati berupa

cacatan, buku, dan sebagainya. Data dokumentasi penelitian ini adalah foto-

foto kegiatan pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi guru dan

siswa.

c) Tes

Pemberian tes ditujukan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan

dari setiap siklus. Menurut Suharsimi Arikunto (1996:138) “Tes adalah

serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat

yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Bentuk tes yang digunakan

dalam penelitian ini adalah tes subjektif yang mempertimbangkan cara

menyusun kerangka karangan serta pengembangan paragraf karangan dengan

penerapan kaidah tulis-menulis yang benar.


9

Action Research, sesuai dengan arti katanya, diterjemahkan menjadi

penelitian tindakan yang oleh Carr & Kemmis (1991) didefinisikan sebagai

berikut.

Action research is a form of self-reflective enquiry undertaken by

participants (teacher, students or principals, for example) in social (including

educational) situations in order to improve the rationality and justice of (1) their

own social or educational practices, (2) their understanding of these practiced,

and (3) the situations (and institutions) in which the practices are carried out.

Jika kita cermati dari pengertian tersebut secara seksama kita akan

menemukan sejumlah ide pokok yang dapat kita simpulkan bahwa penelitian

tindakan merupakan penelitian dalam bidang sosial, yang menggunakan refleksi

diri sebagai metode utama, dilakukan oleh orang yang terlibat di dalamnya, serta

bertujuan untuk melakukan dalam berbagai aspek.

Adapun langkah-langkah menurut Suharsimi Arikunto, Penelitian

Tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut.


10

Perencanaan
Refleksi Tindakan
SIKLUS I

Observasi

Perencanaan
Refleksi Tindakan
SIKLUS I

Observasi

Hasil Penelitian

Bagan 1.1

Penelitian Tindakan Kelas Model Suharsimi Arikunto

1.9 Sumber Data

1.9.1 Populasi

Populasi merupakan sumber data yang dipergunakan dalam penelitian

sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2010:117) bahwa populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan pendapat di atas yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah siswa SDN Ciheulang Tonggoh VI tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 26

siswa dalam satu kelas.


11

1.9.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti

dan dianggap mewakili populasi. Menurut Sugiyono sampel adalah bagian dari

jumlah karakteristik yang dimiliki populasi.

Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini berdasarkan pendapat

Suharsimi Arikunto (2006:134)

“untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih

baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi,

selanjutnya jika jumlahnya besar dapat diambil 10-15% atau lebih”.

Berdasarkan pendapat di atas karena populasinya lebih dari 100 orang

maka dari semua anggota populasi diambil 20-25% untuk dijadikan sampel

penelitian. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple

random sampling dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan dari anggota

sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

populasi itu. Cara demikian bila anggota populasi dianggap homogen.

Adapun masalah yang akan diteliti yaitu upaya mengoptimalkan

kemampuan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan teknik parafrase

puisi. Maka yang menjadi sumber dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VI SDN

Ciheulang Tonggoh sebanyak 26 orang yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki

dan 14 orang siswa perempuan.

1.10 Definisi Operasional

Dalam penelitian ini penulis memaparkan beberapa definisi operasional

sebagai berikut.
12

1) Menulis merupakan kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan.

Dapat juga dikatakan bahwa menulis berarti berkomunikasi mengungkapkan

pikiran, perasaan dan kehendak kepada orang lain secara tertulis

(Suriamiharja, 1985:2).

2) Karangan deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu

dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai,

melihat, mendengarkan, mencium dan merasakan apa yang dilukiskan itu

sesuai dengan citra penulisannya (Ambari, 1987:14).

3) Parafrase puisi adalah suatu cara untuk memahami kandungan makna dalam

suatu cipta sastra dengan jalan mengungkapkan kembali gagasan yang

disampaikan pengarang dengan menggunakan kata-kata maupun kalimat yang

berbeda dengan kata-kata dan kalimat yang digunakan pengarangnya

(Aminuddin, 2010:41).

Anda mungkin juga menyukai