Anda di halaman 1dari 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENULIS KARANGAN

SEDERHANA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA


MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED
READING COMPOSITION (CIRC)

PROPOSAL PTK

NAMA : LAELA FAIZAH

NIP : 199508072019022005

SD NEGERI HARAPAN BARU 1

2019
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peranan yang sangat penting terutama di

SD kelas rendah, selain untuk membina keterampilan berkomunikasi juga untuk

kepentingan penguasaan ilmu pengetahuan. Menurut Gorys Keraf (1989 : 1) bahasa

adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa lambang suara yang dihasilkan

alat ucap manusia. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi),

saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan

intelektual. Ada empat aspek keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara,

membaca dan menulis.

Iskandar dan Sunendar (2011 : 248) menjelaskan bahwa menulis adalah keterampilan

berbahasa yang paling akhir dikuasai setelah keterampilan mendengarkan, berbicara, dan

membaca. Kemampuan menulis membutuhkan kemampuan berbahasa yang bersifat aktif

dan produktif. Seperti halnya berbicara, menulis merupakan usaha untuk

mengungkapkan pikiran dan perasaan yang ada pada diri seorang pemakai bahasa.

Standar ketuntasan minimum untuk menulis karangan di SD adalah 75, akan tetapi

banyak siswa yang belum memenuhi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu (1)

pelajaran Bahasa Indonesia dianggap pelajaran yang membosankan, (2) pembelajaran

Bahasa Indonesia hanya bersifat monoton kurang variasi karena hanya berupa pemberian

tugas mengarang, (3) pelajaran mengarang adalah pelajaran yang dianggap sulit oleh

siswa dan, (4) pengajaran Bahasa Indonesia terlalu kaku dan beracuan untuk mengejar

materi saja. Alfianto (2008 : 1) menyatakan bahwa minat siswa baik yang menyangkut

minat mengarang, maupun minat untuk mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia semakin

tampak menurun.
Hasil karangan siswa umumnya kalimatnya belum sesuai SPOK. Lebih banyak

siswa kelas IIIB SDN Harapan Baru 1 yang belum memenuhi indikator dalam menulis

karangan yang meliputi: kesatuan, kepaduan, keefektifan kalimat, ejaan dan tanda baca.

Guna meningkatkan hasil belajar siswa pada materi menulis karangan sederhana maka

perlu dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran. Peneliti memilih tindakan perbaikan

dengan menggunakan pendekatan kooperatif yang khususnya pada model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) dengan media gambar berseri

untuk meningkatkan hasil belajar menulis karangan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan melakukan penelitian dengan mengambil

judul “Peningkatan Hasil Belajar Menulis Karangan Sederhana Pada Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia Melalui Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading

Composition (CIRC)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi permasalahan

pada penelitian ini adalah rendahnya nilai menulis karangan sederhana siswa kelas IIIB

SDN Harapan Baru 1. Faktor penyebab hal tersebut adalah proses pembelajaran yang

berjalan satu arah di mana siswa pasif dan guru belum menerapkan strategi pembelajaran

yang menarik minat siswa. Untuk itu, peneliti dan guru pengampu ingin membantu siswa

meningkatkan hasil menulis karangan sederhana dengan menggunakan model

pembelajaran CIRC.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka

rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran CIRC dalam menulis karangan sederhana

pada siswa kelas III SDN Harapan Baru 1?


2. Bagaimana hasil belajar menulis karangan sederhana dengan menggunakan model

pembelajaran CIRC pada siswa kelas III SDN Harapan Baru 1?

3. Apakakah model pembelajaran CIRC dapat meningkatkan hasil belajar menulis

karangan sederhana pada siswa kelas III SDN Harapan Baru 1?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Memaparkan penerapkan model pembelajaran CIRC dalam menulis karangan

sederhana pada siswa kelas III SDN Harapan Baru 1.

2. Mendeskripsikan hasil belajar menulis karangan sederhana dengan model

pembelajaran CIRC pada siswa kelas III SDN Harapn Baru 1.

3. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar menulis karangan sederhana dengan model

pembelajaran CIRC pada siswa kelas III SDN Harapan Baru 1.

E. Kemanfaatan Hasil Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya dan

bermanfaat bagi guru dan siswa pada khususnya. Berikut peneliti kemukakan manfaat

teoritis dan praktis penelitian sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian mengenai model pembelajaran CIRC dalam menulis karangan sederhana

diharapkan dapat bermanfaat dalam menemukan model pembelajaran yang efektif dan

inovatif untuk meningkatkan hasil belajar menulis karangan sederhana pada pada

subjek penelitian.
2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi guru

Manfaat penelitian bagi guru di antaranya (a) meningkatkan pencapaian hasil

belajar menulis karangan sederhana pada siswa yang diampu, dan (b)

mengembangkan model dalam pembelajaran menulis karangan sederhana.

b. Manfaat bagi siswa

Manfaat penelitian bagi siswa di antaranya (a) meningkatkan keterampilan siswa

dalam menulis karangan sederhana, dan (b) meningkatkan hasil belajar siswa

dalam menulis karangan sederhana.

c. Manfaat bagi siswa

Manfaat penelitian bagi siswa di antaranya (a) meningkatkan keterampilan siswa

dalam menulis karangan sederhana, dan (b) meningkatkan hasil belajar siswa

dalam menulis karangan sederhana.

d. Bagi Sekolah

Manfaat penelitian bagi sekolah yaitu (a) meningkatkan professionalisme guru

yang memberi sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah (b) perbaikan

proses dan hasil belajar siswa yang mengarah pada kondusifnya iklim

pembelajaran di sekolah tersebut.

e. Manfaat bagi peneliti lain

Peneliti lain dapat menggunakan penelitian model pembelajaran CIRC ini sebagai

sumber referensi dalam penelitian menulis karangan sederhana pada subyek yang

berbeda atau penelitian pada aspek keterampilan bahasa lainnya.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

Di dalam kegiatan pembelajaran terdapat tiga unsur yang saling

mempengaruhi, yaitu tujuan pembelajaran (instruksional), proses pembelajaran dan

hasil belajar” (Sudjana, 2010: 2). Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan siswa

yang dimiliki setelah menerima pengalaman belajarnya. Menurut Benyamin S.

Bloom, dkk. (Sudjana, 2010 : 22) membagi tiga macam hasil belajar menjadi ranah

kognitif, ranah afekif dan ranah psikomotoris.

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan

kurikuler maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar yang

secara garis besar dibagi menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan

ranah psikomotoris yang dikemukakan Benyamin S. Bloom. Ranah Kognitif

berkenaan dengan hasil belajar intelektual. Ranah afektif berkenaan dengan sikap.

Ranah Psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan

bertindak.

B. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006

tantang Standar Isi bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia

dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi

terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut: (a) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang

berlaku, baik secara lisan maupun tulis, (b) memahami Bahasa Indonesia dan
menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, (c) menggunakan

Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan

emosional dan sosial. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mancangkup

komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek

sebagai berikut: (a) mendengarkan, (b) berbicara, (c) membaca, dan (d) menulis.

C. Menulis Karangan Sederhana

Mengarang berarti menggunakan bahasa sendiri untuk menyatakan isi hati dan buah

pikirannya secara menarik dan mudah dipahami. Mengarang adalah kegiatan

berkomunikasi kepada orang lain sama halnya berbicara, yang membedakan antara

keduanya adalah produk yang dihasilkan. Produk mengarang adalah sebuah tulisan

(Nurudin, 2007 : 4). Dalam dalam menulis karangan ada beberapa hal yang perlu untuk

diperhatikan dengan tujuan karangan dapat dipahami oleh pembaca.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan menulis di antaranya adalah sebagai

berikut. (Tim Dosen, 2003)

1. Penentuan Pikiran Utama

Ciri utama tulisan yang baik adalah adanya kesatuan gagasan antar paragrafnya

Sebuah karangan akan menjadi jelas jika mempunyai kesatuan.

2. Pembentukan Paragraf

Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Paragraf

yang baik adalah paragraf yang memiliki satu kalimat utama dan beberapa kalimat

penjelas.

3. Penggunaan Tanda Baca

Tanda baca dapat membantu menjelaskan maksud atau makna kalimat. Macam-

macam tanda baca antara lain: (a) titik, (b) koma, (c) tanda seru, (d) tanda Tanya.

D. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)


Pembelajaran CIRC adalah model pembelajaran kooperatif yang pada mulanya

merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis (Slavin, 2005 : 200)

Dalam kelompok kecil, para siswa diberi teks, kemudian siswa latihan membaca,

memahami ide pokok, saling merevisi, dan menulis ikhtisar cerita, atau memberikan

tanggapan terhadap isi cerita, atau untuk mempersiapkan tugas tertentu dari guru.

Model pembelajaran CIRC memiliki delapan komponen. menurut Slavin (dalam

Setiawan, 2011 : 1) meliputi (1) teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang

terdiri atas 4 atau 5 siswa, (2) placement test, misalnya diperoleh dari rata-rata nilai

ulangan harian sebelumnya atau berdasarkan nilai rapor agar guru mengetahui kelebihan

dan kelemahan siswa pada bidang tertentu, (3) student creative, melaksanakan tugas

dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu

ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya, (4) team study yaitu

tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan

bantuan kepada kelompok yang membutuhkannya, (5) team scorer and team recognition,

yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria

penghargaan terhadap kelompok yang berhasil dalam menyelesaikan tugas, (6) teaching

group, yakni memberikan materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas

kelompok, (7) facts test, yaitu pelaksanaan test atau ulangan berdasarkan fakta yang

diperoleh siswa, dan (8) whole-class units, yaitu pemberian rangkuman materi oleh guru

diakhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.


C. Kerangka Berpikir

Bagan Kerangka Berpikir Penelitian

Hasil observasi menunjukkan bahwa pada pembelajaran menulis karangan

sederhana penggunaan metode ceramah dan pemberian tugas secara terus menerus

menyebabkan pembelajaran menulis menjadi monoton dan tidak sesuai dengan

kebutuhan siswa.

Model pembelajaran CIRC adalah model pembelajaran kooperatif yang

terpadu pada membaca dan menulis. Model ini membantu siswa agar aktif selama

pembelajaran menulis dan mengembangkan hubungan kerjasama melalui

pembelajaran kooperatif. Tindakan perbaikan pembelajaran ini diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar menulis karangan sederhana.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Menurut Hopkin (dalam Emzir, 2008 : 233), penelitian tindakan adalah suatu

proses yang dirancang untuk memperdayakan semua partisipan dalam proses (siswa,

guru, dan peserta lainnya) dengan maksud untuk meningkatkan praktik yang

diselenggarakan di dalam pengalaman pendidikan. Dapat disimpulkan bahwa PTK

adalah suatu proses penelitian yang dilakukan secara terencana oleh guru atau calon

guru dengan tujuan untuk memperbaiki mutu pembelajaran. Desain dalam PTK

memiliki beberapa model yang dapat digunakan, diantaranya (1) Model Kurt Lewin,

(2) Model Kemmis Mc Taggart, (3) Model John Elliot, (4) Model Hopkins, (5) Model

McKernan, dan (6) Model Dave Ebbut. Penelitian ini menggunakan desain PTK

model Kemmis dan McTanggart. Desain penelitian Kemmis dan McTanggart dikenal

dengan model spiral dan merupakan pengembangan dari konsep dasar yang

diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Sistem spiral desain Kemmis terlihat dari adanya

penggunaan siklus. Dalam satu siklus terdapat suatu putaran kegiatan yang terdiri dari

perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Setelah satu siklus selesai, namun

dalam tahap refleksi masih ditemui kekurangan maka dilanjutkan pada siklus kedua.

Pada siklus kedua masih ditemui permasalahan serupa, dilanjutkan kembali pada

siklus ketiga dan seterusnya. Tahap-tahap tersebut membentuk spiral. Tahap-tahap

penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar sebagai berikut.


Desain Penelitian Tindakan Kelas Kemmis Mc Taggart

Penjelasan gambar siklus yaitu (1) perencanaan dilakukan sebelum melaksanakan

tindakan penelitian, terlebih dahulu harus merencanakan bersama guru kelas jenis tindakan

yang akan dilakukan, (2) pelaksanaan tindakan yang dilakukan sesuai rencana disusun secara

matang, (3) pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan tindakan penelitian, untuk

mengamati proses pelaksanaan tindakan dan akibat yang ditimbulkan, dan (4) refleksi

dilakukan atas tindakan yang telah dilakukan. Apabila hasil refleksi menunjukkan perlu

dilakukan perbaikan atas tindakan yang dilaksanakan maka rencana tindakan perlu

disempurnakan lagi, agar tindakan berikutnya tidak hanya sekedar mengulang apa yang

dibuat sebelumnya.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Harapan Baru 1 Tahun Ajaran 2018/2019.

Penelitian ini berlangsung selama 3 (tiga) bulan mulai bulan April - Juni 2019. Rincian

kegiatan penelitian meliputi; (1) persiapan penelitian, (2) koordinasi persiapan tindakan

perbaikan, (3) pelaksanaan tindakan perbaikan, dan (4) Penyusunan laporan penelitian.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IIIB SDN Harapan Baru 1

Kota Bekasi Tahun Ajaran 2018/2019. Kelas tersebut berjumlah 21 siswa, dengan jumlah

siswa putra sebanyak 11 anak dan siswa putri sebanyak 10 anak.

D. Teknik Pengumpulan Data

Instrumen pengumpul data terdiri dari tes, pedoman observasi, dan pedoman

wawancara. Berikut pemaparan mengenai instrumen pengumpul data.

1. Tes

Tes yang diberikan berupa tes tertulis kepada siswa untuk menulis karangan

sederhana setelah menerapkan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading

Composition.

2. Pedoman Observasi

Observasi adalah teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian

yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang

akan diamati dan diteliti.

3. Pedoman Wawancara

Wawancara diartikan sebagai teknik mengumpulkan data mengunakan bahasa lisan,

baik secara tatap muka maupun melalui saluran media tertentu. Melalui wawancara

data bisa diperoleh melalui bentuk kualitatif dan kuantitatif. Ada dua jenis wawancara,
yakni wawancara berstruktur dan wawancara bebas (tidak berstruktur) dalam

penelitian ini peneliti menggunakan jenis wawancara tidak berstruktur.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mendokomentasikan data-data yang mencakup

peristiwa yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengkaji

dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data

penelitian. Penelitian sebagai suatu cara dalam memecahkan suatu masalah, selama

berhubungan dengan instrumen pengumpulan data (Sanjaya, 2010 : 84). Instrumen dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Lembar Penilaian Hasil Menulis Karangan Lembar digunakan untuk menilai indikator

yang harus dicapai. Indikator yang diukur dalam menulis karangan sederhana

diantaranya adalah: (1) keutuhan, (2) kepaduan serta, (3) ejaan dan tanda baca.

2. Lembar Penilaian RPP digunakan untuk menilai apakah langkah-langkah yang ada

dalam rencana pembelajaran sudah tepat atau belum.

3. Lembar Observasi Siswa digunakan untuk melihat aktitas siswa selama pembelajaran

menulis karangan sederhana menggunakan model pembelajaran CIRC.

4. Lembar Observasi Guru digunakan untuk menilai kemampuan guru dalam mengajar

siswa mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, hingga kegiatan akhir.

5. Lembar Observasi Pelaksanaan Model Pembelajaran CIRC digunakan sejauh mana guru

bisa menerapkan model pembelajaran CIRC dalam pelaksanaan pembelajaran menulis

karangan sederhana.
F. Validistas data

Validasi data dilakukan dengan menggunakan kisi-kisi indikator menulis karangan

sederhana karena dilakukan tes formatif pada siswa berupa tugas menulis karangan

sederhana. Selain itu, validasi data juga dilakukan dengan menggunakan teknik

triangulasi sumber. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber berbeda-

beda dengan teknik yang sama. Pada penelitian ini peneliti menggunakan observasi,

wawancara dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dan data kuantitatif.

Data yang di peroleh akan diolah melalui tahap-tahap berikut:

1. Seleksi data. Melalui tahap ini dapat diperoleh data-data yang benar-benar memenuhi

syarat untuk dianalisis sehingga kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini

nantinya tidak diragukan.

2. Pengoreksian Data. Pada tahap ini data yang masuk di koreksi secara berurutan dan

difokuskan pada aspek: (1) keutuhan, (2) kemampuan memadukan hubungan antar

kalimat ke dalam bentuk paragraf menjadi karangan yang padu, serta (3) pengunaan

ejaan dan tanda baca dalam karangan.

3. Penyimpulan data. Nilai ketuntasan minimal mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk

menulis karangan sederhana adalah 75,00, jika siswa memperoleh nilai dibawah 75,00

maka siswa dikatakan tidak tuntas. Nilai untuk ketuntasan klasikal adalah 76,00, jika

rata-rata kelas belum mencapai nilai 76,00 maka pembelajaran dikatakan belum

berhasil.

Anda mungkin juga menyukai