By :
guntur-aneh.blogspot.com
Please add me
facebook :
guntur aneh mulai waras
twitter :
@guntur_aneh
klikot :
guntur saleksa
http://www.klikot.com/Profile_.aspx?user_id=1704713
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan
tanggungjawab
bersama
antara
menyempurnakan Kurikulum
2004
pembelajaran
kemampuan
dalam
matematika
diharapkan
memecahkan
masalah,
siswa
memiliki
penalaran,
dan
beserta
melibatkan pecahan.
operasi
campurannya,
termasuk
yang
terendah,
rata-rata,
modus,
mengumpulkan,
dan
menyajikannya.
6. Memecahkan
tersebut
dijabarkan
melalui
pengajaran
Depdikbud
ketiga,
masih
mengulang
materi
yang
lalu,
ditambah
Negeri
_______Kecamatan
______
_______Kecamatan
kelas VI
______ Kabupaten
berpetak?
3. Apakah pembelajaran pecahan di kelas VI Sekolah Dasar Negeri
_______Kecamatan ______ Kabupaten ______ Tahun Pelajaran
____/ ____ dengan media kertas berpetak dapat meningkatkan
hasil belajar?
C. Tujuan Penelitian
Dari latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah
dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan:
1. Mencari model pembelajaran matematika yang efektiv dan efisien
pada pokok bahasan pecahan dengan menggunakan kertas
berpetak
2. Mengembangkan praktik pembelajaran matematika yang efektiv
dan efisien pada pokok bahasan pecahan dengan menggunakan
kertas berpetak
3. Mengetahui hasil belajar siswa pada pokok bahasan pecahan
melalui media kertas berpetak.
D. Definisi Operasinal
1. Media kertas berpetak, yaitu alat bantu yang dibuat dari kertas
berpetak,
berguna
untuk
membantu
menerangkan
atau
kelas
VI
E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan
kelas (PTK). PTK merupakan suatu kolaboratif yang betujuan untuk
memperbaiki proses belajar mengajar. Dengan PTK diharapkan
tercapai proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Penelitian ini
dilakukan
dalam
siklus,
tiap
siklus
terdiri
tahap,
yaitu
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Matematika
Matematika menurut Ruseffendi (1991, h. 12) adalah bahasa
simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif,
ilmu tentang pola keteraturan, ilmu tentang struktur yang terorganisasi
mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan,
ke aksioma, atau postulat dan akhimya ke dalil.
Sedangkan hakikat matematika menurut Soedjadi (2000, h. 11),
memiliki objek tujuan kajian abstrak, bertumpu pada kesepakatan,
berpola pikir deduktif. Hal yang sama terdapat dalam kurikulum
Sekolah Dasar
memiliki objek kejadian yang abstrak dan (2) berpola pikir deduktif dan
konsisten (Depdiknas, 2004, h. 56).
Dan pemyataan di atas bahwa pekerjaan matematika adalah
penalaran deduktif yang berkerja atas asumsi (kebenaran konsisten).
Selain itu matamatika juga bekerja secara induktif yang didasarkan
fakta dan gejala yang muncul untuk sampai akhirnya disimpulkan
dalam suatu argumen yang konsisten.
11
12
kita
bandingkan
secara
seksama
antara
hakekat
pembelajaran, metode
dan
media yang
cocok untuk
13
14
15
16
1 1x 2 2 2 x 2 4
1
2
1
2
1
2 Lalu lipat berpetak
1
4
1
4
1
4
1
4
secara berlawanan
1 11 2
2 4 4 4
17
E. Pembelajaran Aktif
Hal yang tidak kalah pentingnya dalam penggunaan media
kertas berpetak yaitu terjadinya pembelajaran siswa aktif, kreatif dan
menyenangkan dalam membentuk suatu konsep. Melalui media kertas
berpetak yang disajikan diharapkan guru menciptakan situasi kondisi
pembelajaran yang dapat merangsang, menantang daya pikir dan
cipta siswa, sehingga ia aktif dalam belajar.
Eurich (dalam Moedjiono, 1991, h. 21) mengemukakan prinsipprinsip keaktifan siswa, yaitu; keberanian siswa untuk mewujudkan
minat, keinginan dan keberanian siswa untuk ikut serta, usaha dan
kreativitas siswa, keingintahuan yang besar, dan rasa lapang dan
bebas. Keberanian siswa untuk mewujudkan minat. Siswa yang terlibat
dalam proses pembelajaran hendaknya menyadari bahwa belajar
merupakan tugasnya, dan agar siswa belajar secara aktif, la dapat
memulainya dengan belajar untuk mewujudkan minat. Guru dalam hal
18
19
matematika, walaupun dalam pikiran siswa ingin bertanya tentang halhal yang kurang diterima dengan alam pikirannya. Siswa harus diberi
kebebasan dan rasa aman untuk bertanya dan mengemukakan
pendapat.
20
F. Pengertian Pecahan
Pecahan
yang
dipelajari
di
Sekolah
Dasar
sebetulnya
lambang
bilangan
yang
dipergunakan
untuk
21
1
sama, maka masing-masing akan memperoleh 4 dari keseluruhan
1
4 ,4 anggota menunjukan
3
situasi yang akan menuntun ke kalimat pecahan yaitu 3 : 4 atau 4 .
Ketiga, pecahan sebagai perbandingan (rasio). Hubungan antara
sepasang Kelereng berwarna hitam dari kelereng semuanya
3
dalam pecahan biasa ditulis 7 .
3 : 7
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rencana Penelitan
1. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ___ di kelas VI Sekolah
Dasar Negeri
_______Kecamatan
guru,
melihat
cara
guru
melaksanakan
kegiatan
23
Skenario Pembelajaran 1
1) Guru memberikan apersepsi tentang pecahan yang sudah
dipelajari dengan gambar.
1
satu bagian dari dua bagian
2
1
satu bagian dari empat bagian
4
24
25
1
3
26
10) Guru bertanya ada berapa bagian sekarang kertas yang telah
kamu lipat. (enam bagian)
11) Guru bertanya ada berapa bagian kertas yang kamu arsir (satu
bagian dari enam bagian).
12) Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan tentang
kegiatan yang baru dilaksanakan.
1
6
kemampuan
siswa
dalam memahami
Skenario Pembelajaran 2
1) Guru memberikan apersepsi tentang pembelajaran yang lalu
tentang nilai pecah 1/3 dan 1/6.
27
1 1 1
1
, , dan
6
telah diketahui 2 4 3
3) Guru menyuruh siswa menyediakan empat lembar kertas yang
ukurannya sama.
4) Guru menyuruh siswa untuk melipat masing-masing kertas menjadi
2 bagian yang sama, tiga bagian yang sama, empat bagian yang
sama, dan enam bagian yang sama.
5) Guru menyuruh siswa mengarsir masing- masing kertas untuk
1 1
1
, , dan
6
menyatakan pecahan 2 3
6) Siswa membadingkan bagian kertas yang telah diarsir dengan
bagian kertas yang lain.
1/6
1/3
1/4
1/2
28
Skenario Pembelajaran 3
1) Guru melakukan apersepsi tentang pelajaran yang lalu tentang nilai
pecahan.
2) Guru memberikan soal berupa pretes tentang penjumlahan
pecahan.
3) Guru menyuruh siswa masing-masing menyediakan dua lembar
kertas yang ukurannya sama.
4) Guru bersama siswa melipat kedua lembar masing-kertas menjadi
empat bagian yang sama, dan mengarsimya untuk menyatakan
pecahan .
5) Guru bertanya pada siswa bagian ditambah bagian.
6) Guru bersama siswa memotong bagian dan menempelkannya
pada kertas yang satu lagi.
Satu bagian dipotong dan ditempelkan pada kertas yang satu lagi
29
30
1 1 11 2
4
4
7) Guru dan siswa bersama - sama mencari jawaban 4 4
8) Siswa bertanya mengenai hal yang belum dipahami.
9) Siswa dan guru membuat kesimpulan mengenai penjumlahan
pecahan.
10) Siswa dan guru menyediakan selembar kertas, dan melipat menjadi
4 bagian.
11) Siswa menghitung bagian semuanya dari kertas yang dilipat, lalu
mengarsirnya I bagian.
12) Guru bertanya pada siswa ada berapa bagian semuanya?. Ada
berapa petak yang diarsir ? Ada berapa petak kertas yang tidak
diarsir ?
Diarsir 1 bagian
menjadi
13) Guru dan siswa menyimpulkan hasil kegiatan yang telah dilakukan.
4
4
dalam bentuk pecahan 4 4
31
c) Observasi
Pada
tahap
ini
dilaksanakan
observasi
terhadap
32
media kertas berpetak. Tes hasil belajar tidak diuji cobakan path
siswa , tapi dikonsultasikan pada pembimbing dan didiskusikan
dengan tiga orang guru kelas VI
Kabupaten
di Kecamatan Pakisaji,
Kriteria
Skor
Jawaban benar dan langkah-langkah benar
2
Jawaban benar langkah-langkah salah/tidak
1
lengkap
Jawaban salah langkah-langkah benar
33
C. Prosedur Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas
(PTK). Pengertian PTK menurut Tim Pelatihan Proyek PGSM (1999, h.
6) adalah, sebagai bentuk kajian yang reflektif oleh pelaku tindakan,
yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari
tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam
pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta
memperbaiki kondisi di mana praktik pembelajaran tersebut dilakukan.
PTK dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur yang terdiri 4
tahap, yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati, dan
merefleksi.
Prosedur penelitian yang dipergunakan yang berbentuk siklus,
yang direncanakan terdiri dari tiga siklus, pada siklus pertama akan
dilaksanakan tiga tindakan. Sedangkan untuk siklus selanjutnya
disesuaikan dengan kebutuhan. Berikut alur dalam penelitian tindakan
kelas (Tim Pelatihan Proyek PGSM, 1999, h. 27) Diagram 3. 1
34
Diagram 3. 1
35
36
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN
_______Kecamatan
______
b. Keadaan Kelas
Kelas vang menjadi sampel penelitian adalah sebagaian
siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri
______ Kabupaten
_______Kecamatan
____/ ____
37
2. Hasil Belajar
Dari data pre tes sebelum siswa diberi tindakan dan pos tes
setelah siswa diberi tindakan pembelajaran pada pokok bahasan
pecahan. Diperoleh data skor dan nilai siswa pre tes pada lampiran
2 halaman 73, skor dan nilai siswa pos tes pada lampiran 3
halaman 74, dan perbandingan nilai pre tes dau pos tes gain siswa
pada lampiran 4 halaman 75.
Tabel
Nilai Rata-rata soal Pre Tes, Pos Tes dan Gain
Nilai rata-rata Nilai rata-rata
Nomor soal
Gain
pre tes
1
2
3
4
5
6
7
8
Taraf
Penguasaan
1,0
2,3
3,0
3,5
2,3
1,7
2,2
22,5 %
pos tes
8,8
5,8
8,7
9,0
5,5
7,0
9,0
8,2
77,5%
6,8
4,8
6,4
6,0
2,0
4,7
7,3
6,0
55%
38
yang
diberikan
semuanya
mengalami
kenaikan. Taraf
Pelaksanaan Tindakan
Pada Bab III dinyatakan bahwa bahwa penelitian ini
dilaksanakan sebanyak tiga siklus. Tiap siklus terdiri dari kegiatan
perencanaan, pelaksaan, obsenasi, analisis data, dan refleksi.
a. Tindakan Pertama
Pada pembelajaran pertama materi yang diajarkan
39
mengenal
pecahan
dengan
waktu
jam.
Pada
awal
diberi
evaluasi
berupa
soal-soal
untuk
mengukur
keberhasilan mengajar.
Dari tindakan pertama didapat hasil pre tes, pos tes dan
hasil observasi. Soal pre tes dan pos tes terdiri dari 8 soal, hasil
dapat dipaparkan sebagai berikut: Soal nomor I pre tes
mendapat rata-rata nilai 0 skor pos tes 6,7 terjadi kenaikan ratarata nilai 6,7. Soal nomor 2 pre tes mendapat rata-rata nilai 2,7
skor pos tes 6,0 terjadi kenaikan rata-rata nilai 3,3. Soal nomor
3 pre tes mendapat rata-rata nilai 1,3 skor pos tes 6,0 terjadi
kenaikan rata-rata nilai 4,7. Soal nomor 4 pre tes mendapat
rata-rata nilai 1,7 skor pos tes 6,7 terjadi kenaikan rata-rata nilai
40
5. Soal nomor 5 pre tes mendapat rata-rata nilai 3,0 skor pos
tes 5,7 terjadi kenaikan ratarata nilai 2,7. Soal nomor 6 pre tes
mendapat rata-rata nilai 3,3 skor pos tes 6 terjadi kenaikan ratarata nilai 2,7. Soal nomor 7 pre tes mendapat rata-rata nilai 1,3
skor pos tes 6,7 terjadi kenaikan rata-rata nilai 5,4. Soal nomor
8 pre tes mendapat rata-rata nilai 2,7, skor pos tes 6 terjadi
kenaikan rata-rata nilai 3,3. Dari hasil analisa data, rata-rata
nilai mengalami kenaikan. lihat Tabel.
Tabel
Rekapitulasi Rata-rata Nilai Pre Tes dan Pos Tes Tindakan pertama.
No soal
Rata-rata Nilai
Rata-rata
Gain
Pre Tes
0
2,7
1,3
1,7
3
3,3
1,3
2,7
5,7
3,3
4,7
5
2,7
2,7
5,4
3,3
20%
61 %
41 %
1
2
3
4
5
6
7
8
Taraf
penguasaan
41
Tabel 4. 4
FORMAT OBSERVASI KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN
PERTEMUAN PERTAMA
No
1
2
3
4
Membuka Pelajaran
Menyajikan materi
Menyiapkan media pembelajaran
Melibatkan
siswa
aktif
5
6
7
8
9
10
11
12
13
pembelajaran
Membimbing siswa yang kurang
Memberikan motivasi untuk belajar
Peranan sebagai fasilitator
Melakukan tanya jawab
Memberikan penguatan
Membuat kesimpulan bersama siswa
Memberikan evaluasi
Memeriksa hasil kerja siswa
Kegiatan menutup pelajaran
Jumlah
dalam
Skor
2 3 4
3
4
4
3
3
4
3
3
3
4
4
4
3
45 rata-rata =3,46
Komentar
Dari analisis data didapat rata-rata nilai, taraf penguasaan dan
hasil obsevasi yang dapat ditafsirkan sebagai berikut. Hasil pre tes
taraf penguasaan 20 % dan pos tes tapi taraf penguasaan materi
mencapai 61 %. Taraf penguasaan ini belum mencapai taraf
penguasaan 70 % atau 75 % sesuai dengan belajar tuntas. Hal-hal
yang perlu ditingkatkan dalam kinerja guru berdasarkan hasil observasi
yaitu
kegiatan
membuka
pelajaran,
kurang
melibatkan
siswa
42
b. Tindakan Kedua
Komentar pa da tindakan pertama telah didiskusikan dengan
guru, dan diharapkan kekurangan pada tindakan pertama tidak muncul
lagi. Pertemuan ke 2 materi membandingkan pecahan dengan tanda <,
>, dan =, waktu 2 jam. Pada awal pembelajaran siswa diberi dahulu
pre tes untuk melihat kemampuan awal, selanjutnya guru memulai
pelajaran dengan memberikan apersepsi tentang nilai pecahan. Masuk
pada kegiatan inti guru menyiapkan media kertas sebanyak 4 lembar
dan memeriksa kesiapan media kertas bagi siswa sebanyak 4 lembar.
Setelah semua memegang kertas guru mulai menyuruh siswa melipat
kertas yang pertama menjadi menjadi 2 bagian, dan memberi garis
pada bekas lipatan dan mengarsir satu bagian untuk menyatakan
pecahan . Selanjutnya melipat kertas yang tiga lagi menjadi
sepertigaan, seperempatan, dan seperenaman.
Kertas-kertas yang telah dilipat dan diberi petakdan diarsir
dibandingkan dengan daerah yang diarsir pada kertas yang lain, untuk
membandingkan mana yang lebih besar, Setelah diulang-ulang dan
siswa paham baru diberi soal-soal evaluasi dengan tujuan untuk
mengukur keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan.
Dari tindakan kedua didapat hasil pre tes, pos tes dan hasil
43
observasi. Soal pre tes dan pos tes terdiri dari 8 soal, hasil dapat
dipaparkan sebagai berikut: Soal nomor I pre tes mendapat rata-rata
nilai 2,7 skor pos tes 6,0 terjadi kenaikan rata-rata nilai 3,3. Soal nomor
2 pre tes mendapat rata-rata nilai 0 skor pos tes 6 terjadi kenaikan
rata-rata nilai 6. Soal nomor 3 pre tes mendapat rata-rata nilai 1,3 skor
pos tes 7,3 terjadi kenaikan rata-rata nilai 6. Soal nomor 4 pre tes
mendapat rata-rata nilai 2,7 skor pos tes 6,7 terjadi kenaikan rata-rata
nilai 4. Soal nomor 5 pre tes mendapat rata-rata nilai 4,0 skor pos tes
6,7 terjadi kenaikan rata-rata nilai 2,7. Soal nomor 6 pre tes mendapat
rata-rata nilai 2,7 skor pos tes 5,3 terjadi kenaikan rata-rata nilai 2,6.
Soal nomor 7 pre tes mendapat rata-rata nilai 1,2 skor pos tes 5,3
terjadi kenaikan rata-rata nilai 4,1. Soal nomor 8 pre tes mendapat
ratarata nilai 1,3, skor pos tes 5,3, terjadi kenaikan rata-rata nilai 4.
Dari hasil analisa data rata-rata nilai mengalami kenaikan. Untuk lebih
jelas lihat Tabel 4. 5.
Tabe14. 5
Rekapitulasi Rata-rata Nilai Pre Tes dan Pos Tes Tindakan Kedua
No soal
1
2
3
4
5
6
7
8
Taraf
Penguasaan
Rata-rata Nilai
Rata-rata
Gain
Pre Tes
2,7
0
1,3
2,7
4
2,7
1,2
1,3
3,3
6,0
6,0
4,0
2,7
4,0
4,1
4,0
19,88%
62,5%
44,62 %
44
Tabel 4. 6
FORMAT OBSERVASI KINERJA GURU
DALAM PEMBELAJARAN PERTEMUAN KEDUA
No
1
2
3
4
Membuka Pelajaran
Menyajikan materi
Menyiapkan media pembelajaran
Melibatkan
siswa
aktif
5
6
7
8
9
10
11
12
13
pembelajaran
Membimbing siswa yang kurang
Memberikan motivasi untuk belajar
Peranan sebagai fasilitator
Melakukan tanya jawab
Memberikan penguatan
Membuat kesimpulan bersama siswa
Memberikan evaluasi
Memeriksa hasil kerja siswa
Kegiatan menutup pelajaran
Jumlah
dalam
Skor
3 4
3
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
49 rata-rata =3,77
Komentar
Dari data rata-rata nilai dan hasil obsevasi dapat ditafsirkan
sebagai berikut. Walaupun terjadi kenaikan hasil dari hasil pre tes
dan pos tes, tapi taraf penguasaan materi baru mencapai 62,5 %.
Rata-rata nilai ini belum mencapai taraf penguasaan 70 % atau 75
45
c. Tindakan Ketiga
Komentar tentang kekurangan pada pertemuan kedua telah
didiskusikan dan dicari jalan keluarnya. Untuk pembelajaran ketiga
materi yang akan disajikan tentang penjumlahan dan pengurangan
pecahan yang berpenyebut sama. Waktu dua jam pelajaran. Sebelum
dimulai guru memberikan dulu pre tes untuk mengetahui kemampuan
awal siswa dan memberikan apersepsi tentang nilai pecahan dan
perbandingan pecahan. Pada kegiatan inti siswa dan guru masing-masing menyediakan kertas. Guru menyuruh siswa melipat kertas
menjadi 4 bagian, dan memberi garis pada bekas lipatan sehingga
terbentuk 4 petak. Guru menyuruh siswa mengarsir dengan cara
lewat satu petak. Guru bertanya ada berapa bagian kertas yang
diarsir dari semua bagian? siswa menjawab ada 2 /4 bagian. Guru
bertanya dari mana jawaban itu? Siswa menjawab dan + . Guru
mengulang untuk bilangan yang lain. Untuk selanjutnya tentang
pengurangan pecahan. Guru menyuruh siswa melipat kertas menjadi
46
tindakan
ketiga
pada
pembelajaran
perbandingan
pecahan didapat hasil pre tes, pos tes din hasil observasi. Soal pre
tes dan pos tes terdiri dari 8 soal, hasil dapat dipaparkan sebagai
berikut: Soal nomor 1 pre tes mendapat ratarata nilai 2,0 skor pos tes
6,7 terjadi kenaikan rata-rata nilai 4,7. Soal nomor 2 pre tes mendapat
rata-rata nilai 2,0 skor pos tes 6 terjadi kenaikan rata-rata nilai 6. Soal
nomor 3 pre tes mendapat rata-rata nilai 1,3 skor pos tes 7,3 terjadi
kenaikan rata-rata nilai 6,0. Soal nomor 4 pre tes mendapat rata-rata
mlai 2,7 skor pos tes 7,7 terjadi kenaikan rata-rata nilai 5,0. Soal
nomor 5 pre tes mendapat rata-rata nilai 2,7 skor pos tes 6,7 terjadi
kenaikan nilai rata-rata 4,0. Soal nomor 6 pre tes mendapat rata-rata
nilai 3,0 skor pos tes 8,0 terjadi kenaikan nilai 5,0. Soal nomor 7 pre
tes mendapat rata-rata nilai 2,7 skor pos tes 8,0 terjadi kenaikan ratarata nilai 5,3. Soal nomor 8 pre tes mendapat rata-rata nilai 1,3, skor
pos tes 6,7 terjadi kenaikan rata-rata nilai 5,4.
Dari hasil analisa data rata-rata nilai mengalami kenaikan.
Untuk lebih ielas lihat Tabel 4. 7
47
Tabel .4. 7
Rekapitulasi Rata-rata Nilai Pre Tes dan Pos Tes Tindakan Ketiga.
No soal
Rata-rata Nilai
Rata-rata
Gain
1
2
3
4
5
6
7
8
Taraf
Pre Tes
2
2
1,3
2,7
2,7
3
2,7
1,3
36,75 %
3,3
4,0
6,0
5,0
4,0
5,0
5,3
5,4
34,63%
penguasaan
Tabel 4. 8
FORMAT OBSERVASI KINERJA GURU
DALAM PEMBELAJARAN PERTEMUAN KETIGA
No
1
2
Skor
3 4
3
4
48
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
pembelajaran
Membimbing siswa yang kurang
Memberikan motivasi untuk belajar
Peranan sebagai fasilitator
Melakukan tanya jawab
Memberikan penguatan
Membuat kesimpulan bersama siswa
Memberikan evaluasi
Memeriksa hasil kerja siswa
Kegiatan menutup pelajaran
Jumlah
4
4
dalam
3
4
4
4
4
4
4
4
4
51 rata-rata = 3,92
Komentar
Dari data rata-rata nilai dan hasil obsevasi dapat ditafsirkan
sebagai berikut. Terjadi kenaikan hasil dari hasil pre tes dan pos tes
dengan taraf penguasaan maten baru mencapai 71,38 %. Taraf
penguasaan ini belum mencapai 75% sesuai dengan belajar tuntas,
tapi sudah menunjukan keberhasilan pembelajaran dibadingkan
dengan tindakan pertama dan kedua. Hal-hal vang menjadi
kekurangan pada tindakan pertama, pada tindakan kedua sudah
baik. Hanya tinggal peranan guru dalam membimbing siswa yang
kurang mendapat nilai cukup.
49
dalam
pembelajaran
matematika.
Keterbatasan
kertas
berpetak
akan
beralih
keaktifan
dalam
50
media
kertas
berpetak
tidak
selamanya
sulit
bagi
guru
terutama
dalam
penyediaan
media
berpetak
di
kelas
VI
Sekolah
Dasar
Negeri
hasil
belajar siswa
sesuai
dengan
apa
yang
diharapkan. Pada saat pre tes taraf penguasaan siswa 22,5 %, lalu
setelah diberi pembelajaran dengan menggunakan media kertas
berpetak, dan pada akhirnya diberi pos tes dengan soal yang sama
dengan pre tes. Dari hasil pos tes didapat taraf penguasaan siswa
77,5 %, dengan gain 55 %.
Sedangkan efisien dilihat dari nilai atau harga kertas
berpetak yang mudah dan murah didapat di mana saja, bahkan
51
siswa.
Mereka
berkomunikasi
tentang
apa
yang
berpetak,
keterlibatan
guru
secara
berlebihan
tidak
52
guru
kelas
VI
Sekolah
Dasar
Negeri
53
dilaksanakan pada siswa yang mendapat nilai pos tes di bawah 7,5
dengan tujuan agar nilai siswa secara individual sama atau di atas
7,5. Kegiatan perbaikan yang direncakanan dengan mengulangi
kembali topik-topik yang dianggap sulit. Pengayaan direncanakan
dengan memberikan kegiatan pemberian soal dalam bentuk soal
cerita dan soal terbuka (open ended)
54
BAB. V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan tentang, "Penggunaan
Media Kertas Berpetak untuk Meningkatkan Pemahaman Pecahan
pada siswa kelas VI Sekolah Dasar
Negeri
_______Kecamatan
____/ ____ "
dapat
matematika
yang
abstrak
dan
deduktif
dengan
55
Negeri
_______Kecamatan
B. Saran-Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dalam rangka perbaikan
tindakan pembelajaran serta meningkatan prestasi belajar matematika,
khususnya pokok bahasan pecahan dapat disampaikan antara lain:
1. Bagi Guru Sekolah Dasar
Guru
kemampuan
hendaknya
diri
serta
terus
membina
menyerap
dan
informasi
mengembangkan
berbagai
model
56
Negeri
_______Kecamatan
______ Kabupaten
57
Ruseffendi, E.T. ( 2001). Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini Seri ke Lima. Bandung: Tarsito.
58
59
LAMPIRAN 1.a
Persiapan Mengajar I
Mata pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Pecahan
Ke1as
: VI (enam)
Waktu
: 2 jam
Materi
: Mengenal Pecahan
1
1 bagian dari 2 ditulis 2
60
1
4
1
4
1
4
1 bagian dari 3
digambarkan
1 bagian dari 6
digambarkan
1
4
1
1 bagian dari 4 ditulis 4
1
3
1
3
1
6
1
6
1
6
1
3
1
6
1
6
1
6
4. Kegiatan
a. Kegiatan awa1
b. Kegiatan Inti.
1
1 bagian dari 2 bagian ditulis 2
1
1 bagian dari 2 ditulis 2
61
1
4
1
4
1
4
1
4
1
1 bagian dari 4 ditulis 4
1 bagian dari 3
digambarkan
1
3
1
3
1
3
1 bagian dari 6
digambarkan
1
6
1
6
1
6
1
6
1
6
1
6
2
Arsirlah untuk menyatakan pecahan 3
Siswa dan guru tanya jawab mengenai hal yang belum dipahami.
c. Kegiatan Akhir
62
2.
3.
4.
4
2. Nyatakanlah pecahan 6
63
2
3. Nyatakanlah pecahan 4
5
4. Nyatakanlah pecahan 6
Kunci Jawaban
A.
2 4 2 2
,2. ,3 ,4.
1. 3 6 4 6
B.
1.
3
4
2.
4
6
64
3.
2
4
4.
5
6
65
Mata pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Pecahan
Ke1as
: III (tiga)
Catunvulan
: 1 (satu)
Waktu
: 2 jam
Materi
: Mengenal Pecahan
1/6
1/3
1/4
1/2
66
Perbandingan Pecahan
2 4
..........................
1
1
6
4
4. Kegiatan
1
1
.............
2
3
2
1
.............
6
3
2
4
............
4
6
67
c. Kegiatan awal
d. Kegiatan lnti
Siswa disuruh membuat garis bilangan, dan melipat kertas berpetak
untuk
membentuk
pecahan
seperenaman,
seperempatan,
sepertigaan, seperduaan.
1/6
1/3
1/4
1/2
bilangan.
0
1
Siswa membandingkan nilai pecahan pada garis bilangan dengan
tanda <,> dan =.
Siswa dan guru tanya jawab mengenai hal yang belum dipahami.
e. Kegiatan Akhir
68
69
1
1
2
1. 3
3
1
2
2. 4
2
1
3
3. 6
2
3
6
4. 3
Kunci Jawaban
Isilah titik dibawah ini dengan nilai pecahan !
70
71
: Matematika
Pokok Bahasan
: Pecahan
Ke1as
: III (tiga)
Catunvulan
: 1 (satu)
Waktu
: 2 jam
Materi
dua
buah
pecahan
berpenyebut
menjumlahkan
tiga
buah
pecahan
berpenyebut
menjumlahkan
pembilangnya.
2. Menjumlahkan
pembilangnya.
72
3 Berhitung,
halaman 70-71.
3. Rangkurnan Materi
1
3
1
3
1
3
1 1 11 2
3
3
Jadi 3 3
1
4
1
4
1
4
1
4
1 1 1 111 3
4
4
Jadi 4 4 4
1
4
1
4
1
4
1
4
73
4 1 4 1 3
4
4
Jadi 4 4
4. Kegiatan
a. Kegiatan awal
melakukan
apersepsi
tentang
pecahan
pertigaan
dan
perenaman.
b.
Kegiatan Inti
74
1
3
1
3
1
4
1
4
1
3
1
4
1
4
1
4
1
4
1
4
4 4 4
4
75
c. Kegiatan Akhir.