PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
jenis-jenis teks tersebut di masyarakat. Salah satu teks yang perlu dikuasai oleh
siswa adalah teks caramah. Teks ceramah adalah teks yang berisi pembicaraan di
ataupun melalui sarana komunikasi, seperti televisi, radio, dan media lainnya.
(Kemendikbud, 2017:84).
sehingga menjadi sebuah teks ceramah yang runtut dan padu. Hal ini disebabkan
kebahasaan dan di luar bahasa. Menulis teks ceramah juga dapat melatih siswa
melatih siswa dalam membuat kalimat informasi yang menarik untuk dibaca dan
1
Berdasarkan hasil observasi awal di SMK Negeri 2 Kudus, motivasi siswa
untuk menulis masih rendah karena pembelajaran menulis menekankan pada hasil
samping itu, proses penulisan sering diabaikan dan pembahasan hasil tulisan juga
jarang dilakukan oleh guru sehingga membuat siswa siswa kurang berminat untuk
menulis. Hal ini mengakibatkan motivasi belajar siswa rendah dan berdampak
nilai hasil keterampilan menulis juga rendah. Mayoritas siswa belum mencapai
ketuntasan belajar.
tulisan
menulis memiliki peran yang penting bagi pendidikan siswa. Menulis merupakan
sangat efektif untuk menggali potensi yang ada dalam diri siswa. Melalui
memperdalam daya tanggap, dan menyusun pengalaman secara urut dan logis.
Hal ini dikarenakan dalam keterampilan menulis, siswa dituntut untuk terampil
2
dalam menentukan topik dan judul tulisannya, memahami struktur kebahasaan
dan pilihan kata. Oleh karena itu, keterampilan menulis tidak dapat diperoleh
secara instan, namun perlu banyak berlatih secara teratur untuk menguasainya.
sebaik-baiknya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan
berhasil, perlu adanya kegiatan yang menarik bagi siswa. Penerapan model
sesuai akan membuat siswa tertarik untuk belajar menulis teks ceramah.
pembelajaran baru yang dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa. Guru perlu
Hal-hal pokok yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini terdiri atas:
3
2. Siswa mendapatkan nilai rendah ketika pembelajaran menulis teks
pada siswa kelas XI TKJ 3 SMK Negeri 2 Kudus yang berjumlah 36 siswa.
yang sangat diperlukan dalam peningkat motivas dan keterampilan menulis teks
ceramah pada siswa kelas XI TKJ 3 SMK Negeri 2 Kudus. Namun demikian,
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
kurang optimal.
4
3. Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga
heterogenitas siswa.
C. Pembatasan Masalah
Variabel yang diteliti pada penelitian ini meliputi: motivasi belajar, hasil
belajar Bahasa Indonesia, dan satu varia variabel tindakan yaitu pembelajaran
Motivasi belajar pada penelitian ini yaitu motivasi belajar pada pelajaran
Bahasa Indonesia materi menulis teks ceramah pada kelas XI TKJ 3 SMK Negeri
Indonesia akan terlihat pada lembar angket motivasi yang meliputi aspek
Hasil belajar Bahasa Indonesia pada penelitian ini yaitu hasil belajar pada
pelajaran bahasa Indonesia materi menulis teks ceramah pada kelas XI TKJ 3
SMK Negeri 2 Kudus semester gasal tahun pelajaran 2021/2022. Hasil belajar
5
D. Rumusan Masalah
yang berasal dari poin-poin yang terdapat pada poster persuasif. Namun model
sesuai dengan kondisi siswa kelas XI TKJ 3 SMK Negeri 2 Kudus. Oleh sebab
materi keterampilan menulis teks ceramah pada siswa kelas XI TKJ 3 SMK
ceramah pada siswa kelas XI TKJ 3 SMK Negeri 2 Kudus tahun pelajaran
2021/2022?
6
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang ada dan telah dirumuskan pada bagian
Learning.
Ruang lingkup pada penelitian ini meliputi input, proses, dan output
dengan model Problem Based Learning dan tujuan meningkatkan motivasi dan
keterampilan menulis teks ceramah pada siswa kelas XI TKJ 3 SMK Negeri 2
Kudus.
G. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
persuasif .
7
b. Bertambahnya pengetahuan serta teori tentang model pembelajaran
tindakan berikutnya.
2. Manfaat Teoretis
a. Bagi siswa:
b. Bagi guru:
pendidikan;
8
BAB II
A. Landasan Teori
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan
kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk
9
pembelajaran adalah prosedur atau pola sistematis yang digunakan sebagai
yang timbul pada diri sesorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan
motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering
yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar
Motivasi berasal dari kata motif yakni kondisi dalam diri individu yang
10
tidak untuk mencapai tujuan tertentu (Winarni, Anjariah, & Romas, 2016).
aktivitas belajar tertentu yang berasal dari dalam diri dan juga dari luar
2017).
atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena setiap individu
motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
sekolah, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh guru diungkapkan
a. Memberi Angka
yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan
11
b. Hadiah
Dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang
c. Kompetisi
yang terbaik.
d. Ego-Involvement
adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk
kerja keras siswa dapat terlibat secara kognitif yaitu dengan mencari
e. Memberi Ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan.
f. Mengetahui Hasil
giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti
12
akan berusaha mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk
dapat meningkatkannya.
g. Pujian
juga harus pada waktu yang tepat, sehingga akan memupuk suasana
h. Hukuman
diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi. Oleh
tersebut.
beberapa hal yang perlu dilakukan oleh seorang guru untuk meningkatkan
Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham kearah mana ia ingin
(Sanjaya, 2009:29).
13
b. Membangkitkan motivasi siswa
(Sanjaya, 2009:29).
Siswa hanya mungkin dapat belajar baik apabila ada dalam suasana
kelas selamanya dalam suasana hidup dan segar, terbebas dari rasa
tegang. Untuk itu guru sekali-kali dapat melakukan hal-hal yang lucu.
berupa sarana atau media yang belum pernah dikenal oleh siswa
Karena anak didik juga manusia, maka dia juga senang dipuji. Karena
f. Berikan penilaian
Untuk itu mereka belajar dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai dapat
14
menjadi motivasi yang kuat untuk belajar. Oleh karena itu, penilaian
2009:21).
pembelajaran.
muncul dari diri siswa tidak hanya disebabkan oleh siswa itu sendiri, tetapi
15
disebabkan oleh guru yang belum berhasil membuat siswa tertarik terhadap
berbagai macam teks dan kompetensi yang harus dimiliki siswa. Salah satu
keterampilan menulis teks ceramah pada siswa masih rendah, hal ini
Selain itu, Morsey dalam Tarigan (2013:4) juga berpendapat bahwa menulis
maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-
struktur kalimat.
16
mendengarkan biasanya melibatkan banyak orang (Priyanto, 2013:29).
belajar.
sebagai suatu sarana atau perangkat yang berfungsi sebagai perantara atau
17
Media pembelajaran dapat dikatakan sebagai alat bantu
pembelajaran.
bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape
recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai),
semua alat (bantu) atau benda yang digunakan dalam pembelajaran, dengan
bersifat verbal.
18
f. Dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat
(Slide)
19
Dalam penelitian ini, peneliti meyakini bahwa dengan menggunakan
keterampilan yang dibutuhkan pada pada era globalisasi saat ini. Problem
Based Learning (PBL) dikembangkan untuk pertama kali oleh Prof. Howard
menyajikan suatu masalah yang nyata bagi peserta didik sebagai awal
20
Tabel 2.1 Sintaks Model Problem Based Learning
sebelumnya.
masalah.
21
hasil pemecahan masalah dalam
masalah.
B. Kerangka Berpikir
Learning, motivasi siswa untuk menulis kurang dan hasil belajar pada
masih rendah. Agar motivas dan hasil belajar meningkat, maka perlu adanya
Based Learning.
Based Learning secara intensif dengan dibentuk kelompok, yaitu kelas dibagi
22
Dalam penelitian ini banyaknya siklus dilakukan dua kali, maka setelah
teks ceramah bagi siswa kelas XI TKJ 3 SMK Negeri 2 Kudus semester
23
Jika digambarkan diagram Siklus I dan Siklus II sebagai berikut.
GURU SISWA
❖ Belum menggunakan ❖ Minat untuk menulis
media pembelajaran kurang
KONDISI dalam menulis teks ❖ Keterampilan
AWAL ceramah menulis rendah
❖ Belum menggunakan
Model Pembelajaran
Problem Based SIKLUS I
Learning ❖ Menggunakan media
pembelajaran berupa
poster persuasif pada
keterampilan
GURU
menulis teks
❖ Menggunakan media ceramah tanpa
TINDAKAN pembelajaran menulis bimbingan intensif
teks ceramah ❖ Menggunakan
❖ Menggunakan Model Model Pembelajaran
Pembelajaran Problem Problem Based
Based Learning Learning
SIKLUS II
Penggunaan Model
Pembelajaran Problem ❖ Menggunakan media
Based Learning dengan pembelajaran berupa
media Poster Persuasif Poster Persuasif
terbukti meningkatkan pada keterampilan
KONDISI
motivasi dan keterampilan menulis teks
AKHIR
menulis teks ceramah bagi ceramah dengan
siswa kelas XI TKJ 3 SMK bimbingan intensif
Negeri 2 Kudus ❖ Menggunakan
Model Pembelajaran
Problem Based
Learning
24
C. Hipotesis Tindakan
teks ceramah pada siswa kelas XI TKJ 3 SMK Negeri 2 Kudus tahun
pelajaran 2021/2022.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
PTK.
2. Tempat Penelitian
harian dan hasil pengamatan kondisi awal dan diperoleh data bahwa
motivasi dan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia masih rendah.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI TKJ 3 semester gasal SMK
26
Objek penelitian ini terdiri atas dua variabel masalah dan sebuah variabel
menulis teks ceramah semester gasal kelas XI TKJ 3 SMK Negeri 2 Kudus
tahun pelajaran 2021/2022” dan “hasil belajar” mata pelajaran Bahasa Indonesia
“keterampilan menulis teks ceramah semester gasal siswa kelas XI TKJ 3 SMK
bagi siswa kelas XI TKJ 3 SMK Negeri 2 Kudus tahun pelajaran semester gasal
tahun pelajaran 2021/2022”. Pada PTK ini dirancang per kelompok yang
beranggotakan lima siswa. Dari empat kelas paralel di SMK Negeri 2 Kudus,
siswa kelas XI TKJ 3 SMK Negeri 2 Kudus berjumlah 36 orang sehingga dibagi
C. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini meliputi sumber data primer dan sumber
data sekunder. Sumber data primer meliputi: data hasil observasi motivasi siswa
dalam pembelajaran pada Siklus I, data hasil observasi motivasi siswa pada
Siklus II, data hasil ulangan harian siswa pada Siklus II, dan data hasil ulangan
harian siswa pada Siklus II, data angket motivasi siswa kondisi awal dan data
angket motivasi siswa pada kondisi akhir. Sedangkan data sekunder meliputi:
27
data catatan personal siswa pada kondisi awal, daftar nilai ulangan harian pada
kondisi awal.
Data yang diteliti pada penelitian ini berbentuk kualitatif dan kuantitatif.
Data kualitatif berupa data catatan personal siswa pada kondisi awal, data angket
motivasi siswa kondisi awal, data hasil observasi motivasi siswa pada siklus I,
data hasil observasi motivasi siswa pada siklus II dan data angket motivasi siswa
kondisi akhir. Sedangkan data kuantitatif meliputi daftar nilai ulangan harian
pada kondisi awal, daftar nilai ulangan harian pada Siklus I, dan daftar nilai
1. Pada kondisi awal, yaitu data catatan personal siswa, data angket motivasi
kondisi awal, dan data nilai ulangan harian pada ulangan harian pada
kondisi awal
2. Pada siklus I, yaitu data hasil observasi motivasi siswa (oleh guru dan
3. Pada siklus II, yaitu data hasil observasi motivasi siswa (oleh guru dan
kolaborator), data angket motivasi kondisi akhir, dan data nilai ulangan
D. Validasi Data
Pada penelitian ini data yang divalidasi adalah data motivasi siswa kondisi
awal, data motivasi siswa pada Siklus I, data hasil belajar siswa siklus I, data
28
motivasi siswa siklus II, data hasil belajar siswa Siklus II, dan data motivasi siswa
3. Data hasil belajar siswa pada Siklus 1 divalidasi dengan kisi-kisi soal tes
akhir Siklus I.
5. Data hasil belajar siswa pada siklus I divalidasi dengan kisi-kisi soal tes
akhir Siklus 2.
a. Teknik Dokumentasi
29
b. Teknik Observasi
kegiatan mandiri yang terdiri dari 10 aspek. Setiap aspek diberi skor
c. Angket
siswa pada kondisi awal dan kondisi akhir sekaligus memperkuat data
30
Tabel 2.2 Pedoman Penskoran Butir Angket Motivasi Belajar Siswa
Setuju
Penyataan 1 2 3 4 5
Positif
Pernyataan 5 4 3 2 1
Negatif
d. Data hasil belajar pada siklus I menggunakan butir soal ulangan harian
31
f. Data hasil belajar pada Siklus II menggunakan butir soal ulangan
F. Analisis Data
siswa yang meliputi aspek menunjukkan perhatian, minat, tekun, kerja sama
Tabel 2.3 Pedoman Penentuan Hasil Observasi Tingkat Motivasi Belajar Siswa
secara Klasikal
1 ≥ 41 ≥ 82 % Sangat Tinggi
2 36 – 40 72 – 80 % Tinggi
3 31 – 35 62 – 70 % Cukup
4 26 – 30 52 – 60 % Rendah
5 ≤ 25 ≤ 50 % Sangat Rendah
32
kerjasama, dan aktif. Data dikelompokkan sesuai dengan pedoman penskoran
1 ≥ 41 ≥ 82 % Sangat Tinggi
2 36 – 40 72 – 80 % Tinggi
3 31 – 35 62 – 70 % Cukup
4 26 – 30 52 – 60 % Rendah
5 ≤ 25 ≤ 50 % Sangat Rendah
Hasil tes dianalisis untuk membandingkan hasil belajar siswa pada kondisi
awal hasil belajar setelah siklus I dan hasil belajar siswa siklus II. Siswa
dikatakan berhasil jika memperoleh nilai ulangan harian lebih dari atau sama
Tabel 2.5 Kriteria penilaian untuk menulis teks ceramah sebagai berikut:
Aspek/Indikator Unsur
Bahasa
33
Keterangan:
Jika nilai akhir siswa sama atau lebih dari Kriteria Ketuntasan Minimal, maka
G. Indikator Kinerja
siswa yang mencapai KKM dari kondisi awal siklus 1, dan siklus II. Dalam
Problem Based Learning dikatakan berhasil jika motivasi belajar siswa termasuk
Adapun aspek yang diteliti pada observasi motivasi belajar siswa adalah
sebagai berikut:
d. Bertanya pada guru atau teman mengenai materi yang belum dipahami.
f. Menunjukkan solusi.
h. Mempertahankan pendapat/jawaban.
34
Aspek motivasi belajar siswa yang diukur dalam angket meliputi 10 aspek
belajar dikatakan meningkat jika rata-rata nilai ulangan siswa telah mencapai
KKM.
H. Prosedur Tindakan
pertama dan secara analogi untuk putaran selanjutnya adalah sebagai berikut.
1. Perencanaan
melalui media poster persuasif pada siswa kelas XI TKJ 3 SMK Negeri 2 Kudus.
video ceramah.
35
2) Siswa mengamati video ceramah persuasif yang ditayangkan oleh guru
di depan kelas.
video ceramah.
persuasif.
kelompok masing-masing.
dengan menggunakan ejaan dan tanda baca yang benar menjadi teks
kelas.
36
komunikatif, kepaduan antar paragraf, ketepatan penggunaan ejaan dan
tanda baca.
2. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah persiapan tindakan dan
Siklus I
a. Merencanakan Tindakan
memperhatian kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat, siswa dapat:
dipilih;
37
d) Mengembangkan kerangka menjadi teks ceramah yang utuh
Materi pokok;
a) Tanya jawab
b) Demontrasi
c) Diskusi
d) Penugasan
Sumber belajar:
Kemendikbud.
Kemendikbud.
a) Jenis Tagihan:
Tugas individu
Praktik mengarang
b) Bentuk instrumen:
38
Nontes
Ter tertulis
c) Instrumen:
Soal mengarang
b. Melaksanakan Tindakan
video ceramah.
di depan kelas.
video ceramah.
persuasif.
kelompok masing-masing.
39
7) Siswa menuliskan tujuan dan kerangka teks ceramah dengan
dengan menggunakan ejaan dan tanda baca yang benar menjadi teks
kelas.
tanda baca.
Temuan masalah yang berkaitan dengan hasil analisis data dari proses dan
hasil belajar pada siklus I dijadikan acuan menyusun rencana pembelajaran pada
40
2) Perhatian, minat, ketekunan, kerja sama dan keaktifan siswa dalam
pembelajaran.
Siklus II
a. Merencanakan Tindakan
rincian selengkapnya.
pembelajaran
Materi pokok;
a) Tanya jawab
b) Demontrasi
41
c) Diskusi
d) Penugasan
Sumber belajar:
Kemendikbud.
Kemendikbud.
a) Jenis Tagihan:
Tugas individu
Praktik mengarang
b) Bentuk instrumen:
Nontes
Ter tertulis
c) Instrumen:
Soal mengarang
b. Melaksanakan Tindakan
42
Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran
individu.
masing-masing.
sesuai struktur teks, menggunakan ejaan dan tanda baca yang benar.
8) Siswa mengunggah foto LKPD 3 yang berisi teks ceramah persuasif yang
9) Siswa saling berbagi tautan postingan berisi ceramah persuasif yang telah
43
10) Siswa saling memberi like dan komentar pada postingan siswa lain
c. Melakukan observasi
d) Bertanya pada guru atau teman mengenai materi yang belum dipahami
f) Menunjukkan solusi
bagi semua anggota kelompok. dengan cara ini tidak ada lagi siswa yang
44
diam saja, tetapi juga tidak ada siswa yang mendominasi pembicaraan.
Dampak dari upaya tersebut adalah siswa lebih serius dalam mengerjakan
tugas, siswa menjadi lebih aktif dan lebih antusias dalam pembelajaran.
d. Melakukan refleksi
dianalisis untuk mendapatkan data tentang kompetensi siswa. Berikut ini hasil
ceramah dengan memerhatikan kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat pada
45
BAB IV
A. Hasil Penelitian
dan tanya jawab. Pembelajaran menulis teks ceramah, siswa diberi penjelasan
Hasil penelitian pra siklus sampai dengan siklus kedua sebagai berikut:
metode ceramah dan penekanan pada hasil saja. Guru belum menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning sehingga perhatian dan minat siswa dalam
Hasil pada keterampilan menulis teks ceramah siswa kelas XI TKJ 3 SMK
Negeri 2 Kudus masih rendah. Dari siswa yang berjumlah 36 orang, baru 24 siswa
46
yakni 66,6 % siswa yang berhasil mencapai ketuntasan belajar. Data ini
pertemuan ini. Pada pertemuan ini guru hanya menggunakan metode ceramah dan
≥ 41 Sangat Tinggi 0 0%
36 - 40 Tinggi 10 27,7 %
31 – 35 Cukup 20 55,5 %
26 – 30 Rendah 6 16,8 %
0 – 25 Sangat Rendah 0 0%
47
2. Hasil Penelitian Siklus I
a. Pelaksanaan Tindakan
sesuai skenario yang ada pada rencana pembelajaran yang telah dibuat.
awal dilakukan peneliti pada siklus I ini adalah dengan mengembangkan model
poster persuasif yang diperoleh guru melalui internet. Guru juga menggunakan
guru telah menyiapkan media poster persuasif yang diperoleh dari internet agar
48
memahami konsep materi menulis teks ceramah. Siswa tampak antusias
kelompok hanya sebagian siswa yang aktif bertanya jawab, baik kepada
poster persuasif
Keaktifan siswa belum merata karena masih terdapat siswa yang pasif
dan belum dapat berkomunikasi dengan baik. Perolehan nilai sikap, perhatian,
dan minat siswa secara klasikal 70 (tujuh puluh). Dengan perolehan nilai ini,
persuasif pada siklus I, siswa kelas XI TKJ 3 SMK Negeri 2 Kudus yang
terendah 65. Nilai rata-rata kelas 77,31. Presentase ketuntasan secara klasikal
49
sebanyak 29 siswa yakni 80,5 %. Hasil belajar ini menunjukkan bahwa
ceramah model Problem Based Learning dengan media poster persuasif dapat
2 Nilai tertiggi 85
3 Nilai terendah 65
beberapa kekurangan yang perlu penanganan pada siklus II. Temuan tersebut
sebagai berikut:
atau berdiskusi sehingga sedikit siswa yang dapat saling bertukar pikiran
dengan anggota kelompok lainnya. Bahkan masih ada siswa yang masih
50
satu kelompok dengannya. Perbaikan pembelajaran pada siklus I masih
meningkat.
yang diperoleh dari internet sehingga pada awal kegiatan ada beberapa
a. Pelaksanaan Tindakan
Proses pembelajaran pada siklus ini pada prinsipnya sama dengan siklus
model Problem Based Learning dengan media poster persuasif secara melalui
membacakan hasil teks ceramah yang sudah dibuat di depan kelas. Guru
masih ada siswa yang kesulitan dalam menulis teks ceramah, guru
51
b. Pengamatan dan Evaluasi
Dari hasil refleksi siklus II dapat dilihat bahwa mayoritas siswa sudah
dengan media poster persuasif yang diperoleh dari internet. Siswa merasa
senang dan sangat antusias dalam belajar karena mereka dapat saling bertukar
pikiran dengan teman serta mendapatkan bimbingan intensif dari guru untuk
poster persuasif
yang diperoleh dari internet. Secara klasikal, siswa memperoleh nilai sikap,
52
Perlolehan nilai pada siklus ini sebagai dampak terjadinya perubahan
Dari nilai hasil belajar siswa kelas XI TKJ 3 pada siklus II dapat dilihat
tertinggi 90, terendah 70. Nilai rata-rata kelas 82,14. Presentasi ketuntasan
melalui bimbingan guru secara intensif dapat ditampilkan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
2 Nilai tertiggi 90
3 Nilai terendah 70
53
a. Keberhasilan guru dalam melatih keberanian siswa untuk berbicara dengan
cara memberikan pertanyaan secara khusus pada tiap kelompok ketika guru
refleksi I.
c. Keberhasilan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus II.
B. Pembahasan
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI TKJ 3 SMK Negeri 2
Kudus. Nilai sikap, perhatian, keaktifan, dan minat yang berhasil dicapai siswa
teks ceramah.
Perolehan nilai sikap, perhatian, keaktifan dan minat siswa pada siklus I
sebesar 70. Termasuk kategori cukup. Pada siklus II, perolehan nilai siswa
meningkat menjadi 80, termasuk kategori tinggi. Hasil ini secara klasikal
menulis dengan media poster persuasif yang diperoleh dari internet, suasana
54
pembelajaran lebih menyenangkan, suasana kelas lebih kondusif, siswa lebih
cukup baik. Partisipasi dan kerjasama siswa dalam berdiskusi kelompok sudah
ada. Namun, belum semua siswa aktif bertanggung jawab baik kepada sesama
teman maupun kepada guru. Masih ada siswa yang pasif dan belum berani
berbicara. Ada yang terlihat malas dan kepalanya bersandar di meja belajar
Pada siklus II diperoleh nilai 80, tergolong kategori tinggi. Nilai keaktifan
siswa secara klasikal meningkat (dari 70 pada siklus I menjadi 80 pada siklus II).
Pada siklus II terjadi peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik dalam
menulis teks ceramah saat kegiatan diskusi. Kerja sama antar anggota dalam
peningkatan yang signifikan ke arah yang lebih baik yaitu dari kualifikasi cukup
55
Perbaikan nilai hasil observasi dari siklus I ke siklus II menunjukkan bahwa
model pembelajaran Problem Based Learning dengan media poster persuasif yang
siswa kelas XI TKJ 3 SMK Negeri 2 Kudus terhadap pelajaran menulis ke arah
persuasif dari internet, peneliti menggunakan data pembanding nilai tulisan siswa
2 Nilai Tertinggi 85 90 5
3 Nilai Terendah 60 70 10
Data hasil belajar sebelum dan sesudah penelitian pada tabel tersebut
TKJ 3. Jumlah siswa yang tuntas meningkat 8 orang, dari 24 orang menjadi 32
orang. Nilai rata-rata kelas meningkat 15,54% dari 66,6% sebelum penelitian
56
menjadi 82,14% setelah penelitian. Peningkatan nilai rata-rata kelas tersebut
yakni “Ketuntasan belajar secara klasikal tercapai jika motivasi belajar mencapai
ketuntasan belajar secara klasikal sudah tercapai karena 32 orang dari 36 orang
siswa kelas XI TKJ 3 telah mencapai KKM. Hanya 4 orang (11,1%) yang hingga
meningkatkan kompetensi menulis teks ceramah pada siswa kelas XI TKJ 3 SMK
berdasarkan pengalaman guru sebagai dasar untuk tindakan berikutnya. Guru juga
menulis teks ceramah. Selain itu, guru dapat meningkatkan kinerja sehingga
57
BAB V
A. Simpulan
Negeri 2 Kudus.
persuasif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI TKJ 3 SMK Negeri
2 Kudus. Hal tersebut dapat dilihat pada lembar angket motivasi belajar siswa
kelemahan yang terjadi selama pembelajaran menulis teks ceramah pada siswa
58
B. Saran
sebagai berikut.
Kudus.
59
DAFTAR PUSTAKA
Rajawali Press
Kencana.
Nasional.
Kebudayaan.
Kebudayaan.
Monika, M., & Adman, A. (2017). Peran Efikasi Diri dan Motivasi Belajar dalam
Priyanto, Dwi. (2013). Modul Pengayaan Bahasa Indonesia untuk SMA/MA kelas
60
Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Angkasa.
Warsono & Hariyanto. 2013. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung:
Rosda.
Winarni, M., Anjariah, S., & Romas, M. Z. (2016). Motivasi Belajar Ditinjau
Dari Dukungan Sosial Orangtua Pada Siswa SMA. Jurnal Psikologi, 2(1).
61