Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN AKHIR PERKULIAHAN

PEMAHAMAN PESERTA DIDIK DAN PEMBELAJARAN

SMA NEGERI 3 JEMBER

DOSEN PEMBIMBING

Dr. Retna Ngesti Sedyati, M.P.

PENYUSUN:

Siti Nafisah

230211105741

UNIVERSITAS JEMBER
PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) PRAJABATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BIDANG STUDI EKONOMI
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah Swt. atas ridho-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan
Laporan yang berjudul " Laporan Akhir Perkuliahan Pemahaman Peserta Didik Dan
Pembelajaran”
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester Ganjil mata kuliah Pemahaman peserta
didik PPG Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2022/2023, karya ini tidak akan selesai tanpa bantuan orang-
orang di sekeliling yang mendukung dan membantu. Terima kasih saya sampaikan kepada:

1. Ibu Dr. Dwi Retna, M.P. selaku dosen pengampu mata kuliah pemahaman peserta didik

2. Bapak Muhammad Zulianto, M.Pd selaku dosen Pembimbing Lapangan di SMAN 3 Jember

3. Guru Pamong mata pelajaran ekonomi di SMAN 3 Jember

4. Rekan-rekan PPL di SMAN 3 Jember

Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapat berkah dari Allah Swt. dan akhirnya saya
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, karena keterbatasan ilmu yang saya miliki.
Untuk itu saya dengan kerendahan hati mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari
semua pihak demi membangun laporan penelitian ini.

Jember, 28 Januari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................................... 1
BAB II. KAJIAN TEORI ............................................................................................................... 4
A. Analisi Permasalahan berdasarkan Kajian Teori ................................................................. 4
1. Motivasi Belajar ............................................................................................................... 4
2. Gaya Belajar ........................................................................................................................ 6
3. Macam-macam Gaya Belajar .............................................................................................. 7
4. Strategi Belajar Menurut Gaya Belajar ................................................................................... 8
BAB III. HASIL PRODUK .......................................................................................................... 10
A. Modul Ajar ......................................................................................................................... 10
BAB IV. PENUTUP ..................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 11
B. Saran .................................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 12
LAMPIRAN .................................................................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Motivasi belajar merupakan dorongan dari proses belajar dengan kata lain tujuan
dari belajar adalah mendapat hasil yang baik. Banyak siswa yang mengalami masalah
dalam belajar akibatnya hasil belajar yang dicapai rendah. Untuk mengatasi hal tersebut
perlu ditelusuri faktor yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya motivasi belajar dan
tingkat kemampuan awal siswa. Salah satu mata pelajaran yang perlu mendapat perhatian
lebih dalam peningkatan mutunya adalah ekonomi. Banyak siswa yang merasa kurang
mampu dalam mempelajari ekonomi karena dianggap sulit, menakutkan bahkan ada
sebagian dari mereka yang tidak suka sehingga ekonomi dianggap sebagai hal yang sulit
oleh mereka. Hal ini menyebabkan siswa malas dan tidak banyak melakukan aktivitas
dalam belajar ekonomi. Kurangnya motivasi dalam belajar akan sangat mempengaruhi
keberhasilan belajar siswa.
Tujuan belajar yang dicapai siswa dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
internal dan eksternal ( Nana Sudjana, 2006: 22 ). Penyebab utama kesulitan belajar
(learning disabilities) adalah faktor internal, diantaranya minat, bakat, motivasi, tingkat
intelegensi, sedangkan penyebab utama problema belajar (learning problems) adalah faktor
eksternal antara lain berupa strategi pembelajaran yang tidak tepat, pengelolaan kegiatan
belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak, maupun faktor lingkungan yang
sangat berpengaruh pada prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Dalam pengajaran
ekonomi diharapkan siswa benar-benar aktif. Dengan belajar aktif diharapkan memiliki
dampak positif pada siswa tentang apa yang dipelajari akan lebih lama bertahan dalam
benak siswa. Walaupun siswa termasuk dalam kategori mempunyai kemampuan yang
pandai, namun apabila aktivitas dalam belajarnya rendah maka prestasi belajar ekonomi
siswa tersebut tidak akan sebagus siswa yang lebih dalam belajarnya (Noviana, 2005:5).
Berkaitan dengan masalah-masalah di atas, permasalahan yang peneliti temukan dalam
pembelajaran ekonomi di SMAN 3 Jember , setelah mengadakan observasi pendahuluan
antara lain:
1. Siswa menganggap ekonomi merupakan pelajaran yang sulit dan menakutkan.

1
2. Rendahnya motivasi siswa dalam pembelajaran ekonomi, seperti menjawab
pertanyaan dari guru, mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat,
mempresentasikan hasil perkerjaan, dan mengerjakan pekerjaan rumah.
3. Motivasi yang ditunjukkan siswa pada waktu pembelajaran ekonomi yang tidak
pada tempatnya yaitu siswa lebih suka ribut, berbicara dengan temannya daripada
mendengarkan guru, bahkan ada siswa yang tidur pada waktu guru menerangkan
sehingga kondisi pembelajaran di kelas kurang kondusif.
4. Kurangnya semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran ekonomi, seperti
siswa lebih suka bolos atau ke toilet pada saat pelajaran ekonomi
Faktor lain yang menjadi permasalahan dalam proses pembelajaran
ekonomi di kelas X-8 SMAN 3 Jember adalah proses pembelajaran yang
cenderung satu arah dan kurang bervariasi, kurangnya bimbingan dalam
mengerjakan latihan, penyampaian materi ajar terlalu banyak dan waktu kurang,
materi yang bersifat abstrak dan kompleks. kurangnya sarana dan prasarana yang
mendukung proses pembelajaran yang berpengaruh siswa malas belajar. Salah
satu faktor dari dalam diri siswa yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam
proses belajar mengajar adalah motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi
merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar.
Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non
intelektual. Seorang siswa yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa
gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya. Dalam pembelajaran
ekonomi motivasi belajar siswa masih tergolong rendah. Hal tersebut bisa dilihat
dari keinginan siswa dalam belajar masih kurang, kegiatan belajar kurang menarik
karena siswa cenderung pasif.
dan jarang mengajukan pertanyaan. Perhatian dan kemandirian siswa masih
rendah karena siswa hanya bergantung pada apa yang diberikan oleh guru. Proses
belajar mengajar ekonomi yang baik adalah guru harus mampu menerapkan
suasana yang dapat membuat murid antusias terhadap persoalan yang ada sehingga
mereka mampu mencoba memecahkan persoalannya (Mulyono, 2003: 13). Proses
pembelajaran membutuhkan metode yang tepat. Kesalahan menggunakan metode,

2
dapat menghambat tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan. Dampak yang
lain adalah rendahnya minat siswa dalam pembelajaran ekonomi, sehingga hasil
belajar juga menurun. Untuk mengantisipasi masalah tersebut berkelanjutan maka
perlu dicarikan formula pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa pada pelajaran ekonomi.
Suatu konsep akan mudah dipahami dan diingat oleh siswa bila konsep
tersebut disajikan melalui prosedur – prosedur dan langkah – langkah yang tepat,
jelas dan menarik. Dengan meningkatnya motivasi belajar siswa maka kerja sama
belajar siswapun akan bertambah sehingga proses pemahaman tentang materi pada
siswapun akan bertambah pula. Hal ini dapat diterapkan salah satunya dengan
menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan menyesuaikan dengan gaya
belajar siswa dimana siswa di kelas X-8 memiliki gaya belajar yang bervariasi
mulai dari gaya belajar auditory, visual, dan kinestetik. Kemampuan motivasi
belajar ekonomi ini dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning berbasis scaffolding yaitu pemberian bantuan dalam
proses pembelajaran, sehingga dalam belajar ekonomi tidak hanya mendengarkan
guru di depan kelas saja, tetapi juga melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran.

3
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Analisi Permasalahan berdasarkan Kajian Teori
1. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Manusia dalam kehidupannya dipengaruhi oleh motivasi yang erat kaitannya dengan
harapan dan kemauan belajar, motivasi itu tumbuh dalam diri seseorang agar dapat mencapai
tujuan belajar. Dalam belajar, motivasi itu tumbuh dalam diri seseorang dan dapat
dirangsang dari luar. sedangkan motivasi adalah alasan atau dorongan (KBBI : 2016).
Slameto (dalam Djamarah, 2015: 13) merumuskan bahwa belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya (Slameto, 2013: 2). Utami dalam Suparijono mendefinisikan bahwa
belajar sebagai kegiatan psiko-fisik-sosio untuk menuju perkembangan pribadi selanjutnya,
belajar merupakan perubahan tingkah laku akibat pengalaman dan lingkungan (JPTK,
Volume 22, Nomor 4, Oktober 2015).
Motivasi menurut Wlodkowsky (Sugihartono dkk, 2013) merupakan suatu kondisi yang
menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan memberi arahan serta ketahanan pada
tingkah laku tersebut. Amir Daim (dalam Habsari, 2005: 74) menyatakan bahwa motivasi
merupakan kekuatan atau tenaga yang dapat memberikan dorongan pada kegiatan yang
dikehendaki dengan asas dan tujuan yang hendak dimaksud. Sedangkan Wahgo Sumijo
(dalam Habsari 2005: 74) menyatakan bahwa motivasi adalah dorongan kerja yang timbul
pada diri seseorang untuk berprestasi dalam mencapai tujuan. Jhon W. Santrock (dalam
Badaruddin, 2015: 14) menjelaskan bahwa motivasi adalah sebuah proses yang memberi
semangat, arah dan kegigihan perilaku. Mc. Donald menyampaikan bahwa motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi mengandung tiga elemen
penting yaitu motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada setiap diri individu
manusia, ditandai dengan munculnya rasa/”feeling”, dan dirangsang karena adanya tujuan.

4
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi
tertentu sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu.
Berdasarkan pengertian diatas dapat dipahami bahwa belajar tidak terjadi begitu
saja, melainkan butuh suatu proses yang melibatkan lingkungan, dimana seseorang
mendapatkan pengalaman dan motivasi yang pada ahirnya adalah untuk mencapai
perubahan ke arah positif.
b. Jenis-jenis Motivasi
Menurut (Sudirman: 89) jenis-jenis motivasi terdiri dari dua sudut pandang, yaitu
motivasi yang berasal dalam diri seseorang biasa disebut dengan motivasi intrinsik dan
motivasi yang berasal dari luar yaitu ekstrinsik.
1) Motivasi Intrinsik, Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang berasal dari dalam diri
seseorang dimana individu memiliki dorongan untuk melakukan sesuatu tanpa adanya
pengaruh dari luar.
2) Motivasi Ekstrinsik, adalah kebalikan dari motivasi intrinsik dimana motif-motif yang
aktif merupakan motivasi yang dipengaruhi oleh adanya rangsangan dari luar.
Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh (Oemar Malik: 112), dimana
motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber
dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang disebabkan oleh adanya faktir dari luar situasi belajar. Dari pengertian
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi yang ada pada diri seseorang untuk
melakukan sesuatu terdiri dari dua jenis yaitu motivasi yang hadir sendiri dalam diri
seseorang yang tidak dipengaruhi dari luar dan motivasi yang munculnya karena adanya
pengaruh dari luar diri seseorang. ‘
c. Indikator Motivasi Belajar
Menurut (Nana Sudjana: 61) dalam bukunya Penilaian Hasil Belajar menjelaskan
Indikator motivasi belajar siswa sebagai berikut.
1) Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran
2) Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya
3) Tanggung Jawab dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya.
4) Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru
5) Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan.

5
2. Gaya Belajar
a. Pengertian Gaya Belajar
Gaya belajar merupakan salah satu yang dimiliki oleh setiap individu dalam
menyerap, mengatur, dan mengolah informasi yang diterima. Gaya belajar yang sesuai
adalah kunci keberhasilan siswa dalam belajar. Penggunaan gaya belajar yang dibatasi
hanya dalam satu gaya, terutama yang bersifat verbal atau auditorial, tentunya dapat
menyebabkan banyak perbedaan dalam menyerap informasi. Oleh karena itu, dalam
kegiatan belajar, siswa harus dibantu dan diarahkan untuk mengenali gaya belajar yang
sesuai dengan dirinya sendiri agar hasilnya bisa maksimal.
Gaya belajar terdiri dari kata gaya dan belajar. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia, gaya adalah tingkah laku, gerak gerik dan sikap. Sedangkan belajar adalah
berusaha memperoleh kepandaian atau menuntut ilmu. Menurut slameto, belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Definisi dari gaya belajar adalah
karakteristik kognitif, efektif, dan perilaku psikososial yang berfungsi sebagai
insikator yang relative stabil tentang bagaimana peserta didik mempersepsikan,
berinteraksi dengan, dan menanggapi lingkungan belajar.
Grasha dan Riechman (1996) menganggap bahwa gaya belajar sebagai interaksi
sosial dan mereka mendefinisikannya sebagai peran yang berbeda bagi siswa dalam
interaksi dengan teman sekelas, guru dan lingkungan belajar. Mereka menyarankan
bahwa gaya belajar dapat diidentifikasi melalui dimensi sosial dan emosional seperti
sikap terhadap pembelajaran, guru, teman sekelas hingga lingkungan belajar. Menurut
(Hamzah :180) dalam bukunya yang berjudul “Orientasi Baru dalam Psikologi
Pembelajaran”, Gaya Belajar adalah kemampuan seseorang untuk memahami dan
menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya ada yang sedang da nada pula yang
lambat.
Dari beberapa devinisi gaya belajar di atas dapat disimpulkan bahwa gaya belajar
adalah cara yang digunakan seseorang dalam proses belajar meliputi cara seseorang
menyerap, mengatur dan mengelola informasi yang didapatkan sehingga pelajaran
dapat dipahami dan berjalan efektif.

6
3. Macam-macam Gaya Belajar
Gaya belajar setiap siswa memiliki karakteristik masing-masing dan telah dijelaskan
oleh De Porter dan Hermacki; “bahwa terdapat 3 modalitas (tipe) dalam gaya belajar yaitu
visual, auditori, dan kinestetik. Pelajar visul belajar melalui apa yang mereka lihat. Auditori
belajar dengan cara mendengar dan kinestetik belajar lewat gerak dan menyentuh.
Penjelasannya sebagai berikut:
a) Gaya belajar Visual
Gaya belajar visual adalah suatu kecenderungan memproses informasi melalui mata atau
panca indra penglihatan. Beberapa ciri dari orang visual adalah rapi dan teratur, berbicara
dengan cepat, perencanaan dan pengaturan jangka panjang yang baik, teliti terhadap detai,
mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun prestasi, mengingat apa yang
dilihat daripada yang didengar, biasanya tidak terganggu oleh keributan, pembaca cepat dan
tekun, lebih suka membaca daripada dibacakan.
Dorongan pelajar visual membuat banyak symbol dan gambar dalam catatan mereka.
Dalam matematika dan ilmu pengetahuan, tabel dan grafik akan memperdalam pemahaman
mereka. Peta pikiran dapat menjadi alat yang bagus bagi para pelajar visual dalam mata
pelajaran apa pun. Karena para pelajar visual belajar terbaik saat mereka mulai dengan
“gambaran keseluruhan”, melakukan tinjauan umum mengenai bahan pelajaran akan sangat
membantu. Membaca bahan secara sekilas, misalnya, memberikan gambaran umum
mengenai bahan bacaan sebelum mereka terjun ke dalam perinciannya.
b. Gaya Belajar Auditory
Gaya belajar audio adalah suatu kecenderungan memproses informasi melalui telinga
atau indra pendengaran. Beberapa ciri dari orang audio adalah berbicara kepada diri sendiri
saat bekerja, mudah terganggu oleh keributan, senang membaca dengan keras, senang
mendengarkan, kesulitan menulis namun hebat dalam berbicara,
Para pelajar dengan gaya belajar auditory mungkin lebih suka merekam daripada
mencatat, karena mereka suka mendengarkan informasi secara berulang-ulang. Mereka
mengulang sendiri dengan keras apa yang guru katakan, mereka suka menyimak dan
mendengarkan penjelasan dari guru. Ada juga pelajar auditory yang suka belajar sambil
mendengarkan musik.
c. Gaya Belajar Kinestetik

7
Gaya belajar kinestetik adalah suatu kecenderungan memproses informasi melalui
tangan dan kaki atau indra peraba. Mereka belajar dengan cara bergerak, bekerja dan
menyentuh. Beberapa ciri dari orang kinestetik adalah berbicara dengan perlahan,
menanggapi perhatian fisik, menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka, berdiri
dekat ketika berbicara dengan orang, menghafal dengan cara berjalan dan melihat banyak
menggunakan isyarat tubuh, tidak dapat duduk diam dalam waktu yang lama.
Para pelajar kinestetik suka belajar melalui gerakan dan paling baik menghafal
informasi dengan mengasosiasikan gerakan dengan setiap fakta. Banyak pelajar kinestetik
menjauhkan diri dari bangku, mereka lebih suka duduk di lantai dan menyebarkan pekerjaan
disekeliling mereka.
4. Strategi Belajar Menurut Gaya Belajar
1) Strategi untuk mempermudah proses belajar visual, sebagai berikut:
a) Gunakan materi visual, seperti gambar-gambar, diagram dan peta.
b) Gunakan warna untuk mengingat hal hal-hal penting.
c) Baca buku-buku berilustrasi.
d) Gunakan multimedia, contohnya computer dan video.
e) Cobalah mengilustrasikan ide-ide dalam gambar.
2) Strategi untuk mempermudah proses belajar auditori, sebagai berikut:
a) Berpartisipasi dalam diskusi, baik didalam kelas maupun di dalam keluarga
b) Membaca materi pelajaran dengan keras.
c) Menggunakan musik dalam belajar.
d) Mendiskusikan ide secara verbal.
e) Merekam materi pelajaran ke dalam kaset dan mendengarkannya sebelum tidur.
3) Strategi untuk mempermudah proses belajar kinestetik, sebagai berikut:
a) Jangan paksakan diri untuk belajar sampai berjam-jam
b) Belajar sambil mengeksplorasi lingkungan, misalnya untuk mempelajari konsep baru
membaca di tempat yang rindang.
c) Mengunyah permen karet pada saat belajar bila perlu dan memungkinkan.
d) Gunakan warna terang untuk mengingat hal-hal penting dalam bacaan.
e) Belajar sambil mendengarkan musik.

8
Berdasarkan kajian teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan
motivasi belajar di kelas X-8 SMAN 3 Jember. Diperlukan strategi dengan menggunakan
pembelajaran berdiferensiasi dimana guru dapat memberikan LKPD yang berbeda yang
disesuaikan dengan gaya belajar siswa, dimana siswa dengan gaya belajar visual dapat
diberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan media infografis atau gambar yang
disesuaikan dengan topik bahasan mata pelajaran. Sedangkan siswa dengan gaya belajar
auditory diberikan LKPD dengan media video pembelajaran agar mereka mampu
mengkonstruksi pembelajaran mereka sendiri Bersama dengan kelompoknya. Sedangkan
siswa dengan gaya belajar Kinestetik diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi
kemampuannya dengan memberikan LKPD yang berupa hasil karya berupa mind map
atau Infografis. Masing-masing kelompok kemudian mempresentasikan hasil diskusinya
di depan kelas kemudian rekan lainnya memberikan tanggapan. Setelah pembelajaran
selesai guru dan siswa memberikan refleksi tentang pembelajaran hari ini untuk kemudian
diberikan rencana tindak lanjut berikutnya.

9
BAB III
HASIL PRODUK
A. Modul Ajar
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di SMAN 3 Jember yaitu rendahnya motivasi
belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi dapat diatasi dengan strategi membuat
rencana pembelajaran yang pada pembelajaran abad 21 ini dikenal dengan modul ajar.
Modul ajar yang dibuat yiatu tentan materi Lembaga Jasa Keuangan dengan Sub Materi
Bank dan Produk perbankan.
No Nama Produk Hasil Produk
1. Modul ajar dapat diakses dengan cara scan
Barcode di samping.

1. Bahan ajar dapat diakses dengan cara scan


barcode di samping

2. LKPD dapat diakses dengan cara scan barcode


disamping

10
BAB. IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang membuat individu untuk melakukan
sesuatu, baik dorongan dari dalam diri individu maupun dari luar individu. Dengan
meningkatnya motivasi belajar siswa maka kerja sama belajar siswapun akan bertambah
sehingga proses pemahaman tentang materi pada siswapun akan bertambah pula. Hal ini
dapat diterapkan salah satunya dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan
menyesuaikan dengan gaya belajar siswa dimana siswa di kelas X-8 memiliki gaya belajar
yang bervariasi mulai dari gaya belajar auditory, visual, dan kinestetik. Kemampuan
motivasi belajar ekonomi ini dapat ditingkatkan dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning berbasis scaffolding yaitu pemberian bantuan
dalam proses pembelajaran.
B. Saran
a. Sebaiknya dalam pembelajaran guru perlu mengembangkan strategi yang lebih
beragam dan bervariasi agar dapat mendorong motivasi belajar siswa menjadi kebih
aktif.
b. Mengembangkan kemampuan dalam membuat media pembelajaran yang lebih
interaktif guna mendorong kreativitas belajar siswa.

11
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Badaruddin. (2015). Peningkatan Motivasi Belajar Peserta didik Melalui. Bimbingan
Konseling. Jakarta: Abe Kreatifindo. Alimudin dan Kustiah. (2012).
B. Uno, Hamzah. 2013. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
DePorter, Bobbi & Hernacki, Mike. 2006. Quantum Learning: Membiaasakan Belajar Nyaman
& Menyenangkan. Bandung: PT.Mizah Pustaka
Djamarah, Syaiful Bahri. (2015). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Grasha, A.F., Riechmann S., 1974. A Rational to Developing and Assessing the Construct
Validity of a Student Learning Style Scale Instrumen. Journal of Psychology.
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Hapsari, Sri.2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT.Remaja
Nuryati, Titik. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada Materi Bilangan Bulat
Melalui Penerapam Metode Kumon Kelas II SD Negeri Kebonharjo, Polanharjo Klaten
Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sugihartono, dkk. (2013). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

12
LAMPIRAN
1. MODUL AJAR
2. LKPD
3. BAHAN AJAR

13
14
MODUL AJAR

Nama Penyususn : Siti Nafisah


Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Jember
Mata Pelajaran : Ekonomi
Fase CP : Fase E
Konten/ Materi : Sistem Pembayaran
Kelas / Semester : X.8 / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2022/ 2023
Capaian
Alokasi Waktu :Pembelajaran
2 JP Fase E

Elemen: Pemahaman Pada akhir fase E, Peserta didik memahami Konsep sistem pembayaran dan
Konsep memahami konsep uang sebagai system pembayaran. Peserta didik memahami
berbagai bentuk alat pembayaran non tunai yang berlaku di Indonesia serta
memahami penggunaannya. Peserta didik memahami Konsep Bank dan Industri
Keuangan Non Bank dan memahami berbagai produk yang dihasilkan guna
mendukung tercapainya keterampilan literasi keuangan.
Elemen: Keterampilan 1. Mengamati.
Proses Peserta didik mengamati video pembelajaran tentang Sistem
Pembayara dan menganalisis manfaatnya bagi kehidupan
1. Mempertanyakan dan memprediksi.
2. Merencanakan dan melakukan penyelidikan
3. Memproses, menganalisis data dan informasi
4. Mengevaluasi dan refleksi
5. Mengomunikasikan hasil

Tujuan Pembelajaran

Memahami pengertian sistem pembayaran dan jenis-jenis sistem pembayaran di Indonesia. Memahami prinsip
sistem pembayaran dan sistem pembayaran tunai dan non tunai
Indikator Keberhasilan Tujuan Pembelajaran
1. Mendeskripsikan pengertian sistem pembayaran
2. Mengidentifikasi komponen, prinsip, dan perkembangan sistem pembayaran di Indonesia
3. Menganalisis sistem pembayaran tunai dan non tunai

Tujuan Akhir Kegiatan Pembelajaran

15
• Peserta didik dapat menjelaskan pengertian sistem pembayaran dengan menelaah artikel, video
pembelajaran, dan membuat mind map/ infografis secara gotong-royong
• peserta didik dapat mengidentifikasi peran bank sentral dalam sistem pembayaran pembayaran dengan
menelaah artikel, video dan m dan membuat mind map/ infografis secara gotong-royong
• peserta didik dapat menganalisis sistem pembayaran tunai dan non tunai dengan menelaah artikel, video
pembelajaran, dan dan membuat mind map/ infografis secara gotong-royong

Dimensi Profil Pelajar Pancasila


Gotong royong melalui kegiatan diskusi kelompok untuk memahami berbagai macam permasalahandan
menemukan solusi untuk memecahkan masalah yang muncul.
Pertemuan Ke-5 Sistem Pembayaran
1. Pengertian sistem Pembayaran
2. Komponen, prinsip, dan Lembaga yang terkait sistem pembayaran Kompetensi
3. Sistem pembayaran tunai dan non tunai Awal
(Pengetahuan/Keterampilan Prasyarat)

Pemahamana Bermakna
Literasi keuangan merupakan salah satu topik yang cukup sering menjadi perbincangan saat ini. Terutama
bagi generasi muda, pengetahuan mengenai literasi keuangan dianggap menjadi hal yang cukup
bermanfaat untuk dipelajari sedari dini. Pasalnya, hal tersebut dinilai membantu tidak hanya untuk
meningkatkan kemampuan dalam menabung dan berinvestasi saja, tetapi juga memberikan manfaat
bagaimana caranya mengelola dan menggunakan uang secara bijak.

Pertanyaan Pemantik
1. Perhatikan video tentang produk bank pada PPT.
2.

Model dan Metode Pembelajaran


Model Pembelajaran : Problem Based Learning

Metode Pembelajaraan : Ceramah interaktif, diskusi dan tanya jawab.

Sumber Belajar
1. Bahan Ajar tentang Sistem Pembayaran
2. Video tentang sistem pembayaran untuk siswa dengan Gaya belajar Auditory

16
3. Video untuk siswa dengan gaya belajar Visual

4. Untuk siswa dengan gaya belajar Kinestetik membuat infografis berdasarkan artikel berikut :

5. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Asesmen (Penilaian)
Bentuk penilaian : Individu dan Kelompok

Jenis Asesmen Deskripsi


Assessment as Learning
1. Observasi: Guru melakukan pendampingan
dan penilaian sikap peserta didik saat
melakukan kerja kelompok (Penilaian Profil
Pelajar Pancasila : Gotong royong )
Assessment for learning
1. Penilaian Lembar Kerja Kelompok (LKPD)
2. Penilaian Presentasi Kelompok

17
Assessment of learning Penilaian sumatif berupa Postest

Pengayaan dan Remidial

a. Soal Pengayaan

Bagi peserta didik yang telah memenuhi Kriteria Ketercapaian Tujuan Pemebelajaran (KKTP),
maka guru bisa memberikan tambahan pembelajaran misalnya sebagai berikut :
Peserta didik dipersilahkan melakukan wawancara singkat terhadap keluarga di rumah tentang
pembayaran tunai dan non tunai yang pernah dilakukan ?

b. Soal Remidial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi Kriteria Ketercapaian Tujuan Pemebelajaran (KKTP), maka guru
bisa memberikan tambahan pembelajaran misalnya sebagai berikut :
Peserta didik dipersilahkan mencari bahan ajar dalam bentuk buku, artiekl ataupun video di Youtube
mengenai materi relevan yang diajarkan kemudian membuat rangkuman atas video tersebut.

Rencana Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan ke-1 Keterampilan


Kegiatan Pendahuluan (10 Menit) abad 21 (4C)
• Guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa
• Guru memeriksa kehadiran peserta didik
• Guru membuat kesepakatan kelas dengan siswa yaitu: selama kegiatan pembelajaran
siswa dapat menggunakan Hp hanya untuk belajar, apabila siswa menggunakannya
untuk keperluan selain belajar, maka guru akan mengambil Hp tersebut hingga
pembelajaran selesai
• Guru memberikan apersepsi terkait hasil penugasan siswa pada pertemuan sebelumnya
untuk mempelajari materi mengenai: sistem pembayaran beserta contohnya yang
kaitannya dengan materi yangakan dipelajari.
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu “Memahami pengertian sistem
pembayaran dan jenis-jenis sistem pembayaran di Indonesia. Memahami prinsip sistem
pembayaran dan sistem pembayaran tunai dan non tunai.”
Guru mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta
didik mengenai bank dan produknya melalui video dan pertanyaan pemantik yang
dipaparkan pada PPT tentang sistem pembayaran
1) Perhatikan video tentang sistem pembayaran pada PPT.dimanakah sebaiknya kita
menyim
18
2) Lalu apa sih sebenarnya bank dan produk bank itu?
• Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok berdasarkan gaya belajar
(visual, auditory, dan kinestetik, dengan 4-6 orang siswa)
• Guru menyampaikan tata cara sistem penilaian dalam belajar yang meliputi:
a) penilaian presentasi kelompok, b) penilaian profil pelajar Pancasila (gotong royong),
c) penilaian LKPD, dan d) penilaian Posttest
• Guru menyampaikan pada peserta didik bahwa langkah pembelajaran yang dilakukan
menggunakan model PBL menurut Arends (2015) meliputi: 1) orientasi siswa pada
masalah; 2) mengorganisasi siswa untuk belajar; 3) membimbing penyelidikan individu
dan kelompok; 4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya; 5) menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah

Kegiatan Inti (50 Menit)
Sintaks PBL (Problem Based Learning)
Langkah 1: • Guru membagikan LKPD kepada peserta didik
Orientasi siswa • Guru menyampaikan cara pengerjaan LKPD dan meminta
pada masalah peserta didik mengerjakan LKPD
• Guru meninjau ulang tujuan pembelajaran yaitu, sehingga
peserta didik memahami langkah kegiatan memecahkan
masalah yang dipilihnya
• Peserta didik membaca dan memahami permasalahan yang
ada dalam suatu bacaan dan artikel di LKPD

19
Langkah 2: • Peserta didik mendefinisikan masalah dari suatu bacaan TPAC
Mengorganisasi tentang “Ssitem Pembayaran” K4C
siswa untuk • Guru memberikan arahan bahwa peserta didik yang telah (Collaborat
belajar dikelompokkan sesuai dengan gaya belajar (visual, auditory, ion)
dan kinestetik) akan melakukan proses belajar sesuai dengan
gaya belajarnya
• Peserta didik yang telah bergabung dengan kelompoknya
akan melakukan proses belajar yang berbeda. Pada
kelompok gaya belajar visual melalui telaah artikel,
kelompok gaya belajar auditory dengan melihat video
pembelajaran, serta kelompok gaya belajar kinestetik
membuat infografis (melalui diferensiasi proses sesuai
dengan gaya belajar peserta didik yangmeliputi: visual,
auditory dan kinestetik)
• Peserta didik dengan saling gotong royong
secaraberkelompok memecahkan permasalahan yang
berhubungan dengan bank dan produk bank (sesuai dengan
profil pelajar Pancasila: gotong royong)

Langkah 3: • Guru membimbing peserta didik mengumpulkan informasi 4C


Membimbing dari berbagai sumber, baik melalui bahan ajar yang telah (Collaborat
penyelidikan diberikan, melalui sumber dari internet, melalui proses ion and
individu dan pembelajaran yang dilakukan dan sebagainya yang relevan, Critical
kelompok sehingga mendapatkan penjelasan dan solusi dari masalah thinking)
yang dihadapi
• Peserta didik terlibat dalam proses penyelidikan/
pengumpulan data untuk mencari solusi dengan
menganalisis permasalahan yang terjadi, kemudian
menuliskannya pada LKPD yang telah disediakan

Langkah 4: • Peserta didik menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas 4C


Mengembangkan dengan memberikan gagasan pemecahan masalah tentang (Collaborati
dan menyajikan sistem pembayaran on and
hasil karya • Peserta didik menanggapi solusi pemecahan masalah yang Critical
dikemukakan oleh kelompok lain, serta mencatat kesimpulan thinking)
hasil diskusi dari kelompok lain.

20
Langkah 5: • Peserta didik melakukan refleksi dan evaluasi (dalam bentuk 4C
Menganalisis dan komentar, menuliskan apa saja yang telah dipelajari, serta apa (Collaborati
mengevaluasi proses kesulitan yang dihadapi) dari hasil diskusi atau kegiatan on and
pemecahanmasalah pembelajaran yang telah dilakukan. Communica
tion)
Kegiatan Penutup (20 Menit)
• Guru memberikan penguatan atas materi yang telah dipelajari bersama
• Peserta didik menyimpulkan pembelajaran yang sudah dibahas
• Peserta didik mengerjakan posttest
• Guru menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya yaitu mengenai
alat pembayaran.
• Guru mengarahkan siswa untuk berdo’a sebelum selesai pembelajaran

21
Refleksi
Pertanyaan kunci dalam melakukan refleksi pembelajaran:
1. Apa yang membuatmu tertarik saat belajar tadi? Mengapa?
2. Apa hal penting yang kamu pelajari hari ini? Mengapa itu penting?
3. Apa yang ingin kamu pelajari lebih lanjut? Mengapa?
4. Apakah kesulitan yang kamu jumpai dalam proses belajar hari ini?
5. Bagaimana caramu mengatasi kesulitan tersebut?

Glosarium

Bank, badan usaha di bidang keuangan yang menarik dan mengeluarkan uang dalam masyarakat, terutama
memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang

Bunga, imbalan jasa untuk penggunaan uang atau modal yang dibayar pada waktu tertentu berdasarkan
ketentuan atau kesepakatan, umumnya dinyatakan sebagai persentase dari modal pokok

Demand, permintan akan sesuatu

Deposito, uang yang disimpan dalam rekening

Derivatif, turunan atau sesuatu yang dihasilkan dari pengembangan hal yang lain

Devisa, alat pembayaran luar negeri yang dapat ditukarkan dengan uang dalam negeri

Diskonto, potongan atau bunga yang harus dibayar oleh orang yang menjual wesel atau surat dagang yang
diuangkan sebelum waktunya

Etimologis, cabang ilmu bahasa yang menyelidiki asal-usul kata serta perubahan dalam bentuk dan makna

Finansial, mengenai (urusan) keuangan

Firma, hh perserikatan dagang yang didirikan untuk menjalankan usaha dagang bersama di bawah satu nama
yang setiap pesertanya turut bertanggung jawab: perserikatan dagang ada yang berbentuk, dan ada pula yang
berbentuk perseroan

Firms, perusahaan

Giro, simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau surat
perintah pembayaran lain atau dengan cara pemindahbukuan
22
Households, entitas rumah tangga

Inflasi, kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga
menyebabkan naiknya harga barang-barang: pemerintah berhasil mengendalikan

Uang giral, alat pembayar (penukar) dalam bentuk surat-surat berharga (seperti cek)

23
Daftar Pustaka

Alam dan Rudianto. 2013. Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Dinar, M., Hasan, M. 2018. Pengantar Ekonomi: Teori dan Aplikasi. Bekasi: Pustaka Taman Ilmu.

Geminastiti, Kinanti dan Nella Nurlita. 2013. Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X. Bandung: Yrama
Widya.

Ismawanto. 2009. Ekonomi Jilid 1 untuk SMAdan SMK Kelas X. Yogyakarta: CV. GEMA ILMU.

Kasmir. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali Pers. Marit, E.L,
dkk.2021. Pengantar Ilmu Ekonomi. Medan: Yayasan Kita Menulis. Pindyck S Robert
dan Daniel L. Rubinfeld. 2012. Mikroekonomi. Jakarta: Erlangga.

Pratiwi, Mega Alfiani, dkk. 2021. PR Buku Interaktif Ekonomi Untuk SMA/MA Peminatan Ilmu-Ilmu
Sosial Kelas X Semester 2. Yogyakarta: Intan Pariwara.

Rudianto, Alam. 2016. Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X Edisi Revisi. Jakarta : Erlangga

Sumber lain:

www.bi.go.id

www.lps.go.id

www.ojk.go.id

Lampiran 1: Bahan Ajar

Lampiran 2: Media Ajar

24
25
Lampiran 3: Lembar Refleksi Peserta Didik

LEMBAR REFLEKSI PESERTA DIDIK


Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Judul Materi :
No. Pertanyaan Respon Peserta Didik
1 Apa yang membuatmu tertarik saat belajar
tadi? Mengapa?
2 Apa hal penting yang kamu pelajari
hari ini? Mengapa itu penting?
3 Apa yang ingin kamu pelajari lebih lanjut?
Mengapa?
4 Apa yang membuat kamu penasaran?
Mengapa kamu penasaran dengan hal
tersebut?
5 Apakah dengan diskusi yang kamu
lakukan membantumu dalam belajar hari
ini? Mengapa demikian?
6 Apakah kamu puas dengan proses
belajarmu hari ini? Mengapa?
7 Apakah kesulitan yang kamu jumpai
dalam proses belajar tadi?
8 Bagaimana caramu mengatasi kesulitan
tersebut?

26
Lampiran 4: Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan Rubrik Penilaian LKPD

Lampiran 5: Individual Task (Posttest)

(Terlampir)

Lampiran 6: Rubrik Penilaian Presentasi

PENILAIAN PRESENTASI KELOMPOK

KELAS : X

RUBRIK PENILAIAN PRESENTASI :

27
Lampiran 7: Rubrik Penilaian Gotong Royong

Dimensi Elemen Subelemen Deskripsi Skor


Gotong Kolaborasi Kerjasama - Membangun tim dan mengelola kerjasama untuk
Royong mencapai tujuan bersama sesuai dengan target yang
sudah ditentukan (skor 3)
- Kurang dapat membangun tim dan mengelola
kerjasama untuk mencapai tujuan bersama sesuai
dengan target yang sudah ditentukan (skor 2)
- Tidak dapat membangun tim dan mengelola
kerjasama untuk mencapai tujuan bersama sesuai
dengan target yang sudah ditentukan (skor 1)

28
Komunikasi - Aktif menyimak untuk memahami dan menganalisis
untuk informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan
mencapai keprihatinan yang disampaikan oleh orang lain dan
tujuan bersama kelompok menggunakan berbagai simbol dan media
secara efektif, serta menggunakan berbagai strategi
komunikasi untuk menyelesaikan masalah guna
mencapai berbagai tujuan bersama (skor 3)
- Kurang dapat menyimak dan menggunakan strategi
komunikasi untuk mencapai tujuan bersama (skor 2)
- Tidak dapat menyimak dan menggunakan strategi
komunikasi untuk mencapai tujuan bersama (skor
1)
Saling - Menyelaraskan kapasitas kelompok agar para
ketergantungan anggota kelompok dapat saling membantu satu sama
positif lain memenuhi kebutuhan mereka baik secara
individual maupun kolektif (skor 3)
- Kurang dapat menyelaraskan kapasitas kelompok
dalam memenuhi kebutuhan baik secara individual
maupun kolektif (skor 2)
- Tidak dapat menyelaraskan kapasitas kelompok
dalam memenuhi kebutuhan baik secara individual
maupun kolektif (skor 1)
Koordinasi - Menyelaraskan dan menjaga tindakan diri dan
sosial anggota kelompok agar sesuai antara satu dengan
lainnya serta menerima konsekuensi tindakannya
dalam rangka mencapai tujuan bersama (skor 3)
- Kurang dapat menyelaraskan dan menjaga tindakan
diri dan anggota kelompok serta kurang menerima
konsekuensi tindakannya dalam rangka mencapai
tujuan bersama (skor 2)
- Tidak dapat menyelaraskan dan menjaga tindakan
diri dan anggota kelompok serta tidak menerima
konsekuensi tindakannya dalam rangka mencapai
tujuan bersama (skor 1)

Pedoman Penilaian Gotong Royong

Jumlah skor yang diperoleh x 100%


Nilai =
Jumlah skor maksimum

29
Kategori Penilaian
Nilai Kategori
86 ≤ x ≤ 100 Sangat Baik
76 ≤ x ≤ 85 Baik
60 ≤ x ≤ 75 Cukup
55 ≤ x ≤ 59 Kurang
≤ 54 Sangat kurang

30
LKPD 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Nama Anggota Kelompok:


1.

2.
3.
4.
5.
6.

Petunjuk Pengerjaan:
1. Amati Infografis berikut
https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/sistem-
pembayaran/PublishingImages/default/EVOLUSI-SISTEM-PEMBAYARAN-[1.jpg

https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/sistem-pembayaran/default.aspx

2. Diskusikan Bersama kelompok anda


3. Jawablah pertanyaan di bawah ini berdasarkan infografis tersebut.
4. Presentasikan di depan kelas hasil diskusi Bersama kelompok anda

Jawablah pertanyaan berikut:


1. Jelaskan perkembangan / Evolusi Sistem Pembayaran di Indonesia berdasarkan infografis
tersebut!
2. Apa saja yang termasuk uang komoditas?
3. Jelaskan perkembangan uang kertas?

31
LKPD 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Nama Anggota Kelompok:


1.

2.
3.
4.
5.
6.

Petunjuk Pengerjaan:
1. Tonton Video dibawah ini berikut

https://www.youtube.com/watch?v=ABMfSJLl0WI

2. Diskusikan Bersama kelompok anda


3. Jawablah pertanyaan di bawah ini berdasarkan video tersebut.
4. Presentasikan di depan kelas hasil diskusi Bersama kelompok anda

Jawablah pertanyaan berikut:


1. Apa yang dimaksud alat pembayaran tunai dan non tunai ?
2. Jelaskan perbedaan alat pembayaran tunai dan non tunai
3. Sebutkan contoh alat Pembayaran Non tunai !
4. Transaksi non tunai apa saja yang pernah kalian lakukan ?

32
LKPD 3
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Nama Anggota Kelompok:


1.

2.
3.
4.
5.
6.

Petunjuk Pengerjaan:
1. Tonton Video dibawah ini berikut

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=Q-CNQQJJZyY&t=101s

2. Diskusikan Bersama kelompok anda


3. Jawablah pertanyaan di bawah ini berdasarkan Video tersebut.
4. Presentasikan di depan kelas hasil diskusi Bersama kelompok anda

Jawablah pertanyaan berikut:


1. Jelaskan fungsi dan peran bank sentral dalam sistem pembayaran?
2. Jelaskan perbebaan sistem BI-RTGS dan SKNBI
3. Apa saja peran Bank Indonesia dalam Transaksi lainya ?

33
BAHAN AJAR
EKONOMI UNTUK
depositphotos_414121442-stock-illustration-bank-building-icon-vector-illustration.jpg
SEKOLAH MENENGAH
ATAS (SMA) KELAS X

SISTEM PEMBAYARAN

Penyusun
SITI NAFISAH, S.Pd

Disetujui oleh
Dra. Ismiyati
depositphotos_414121442-stock-illustration-bank-building-icon-vector-illustration.jpg

TUJUAN PEMBELAJARAN

Memahami pengertian bank dan lembaga keuangan perbankan di Indonesia. Memahami fungsi
dan tujuan lembaga keuangan dan menganalisis jenis bank yang ada di Indonesia.

INDIKATOR KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN

4. Mengidentifikasi pengertian lembaga keuangan bank


5. Mengidentifikasi fungsi, tujuan, asas dan prinsip perbankan yang ada di Indonesia
6. Menganalisa jenis-jenis bank yang ada di Indonesia

TUJUAN AKHIR KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Peserta didik dapat memahami pengertian perbankan


2. Peserta didik dapat mengidentifikasi fungsi, tujuan, asas dan prinsip dari perbankan yang
ada di Indonesia
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi jenis-jenis bank yang ada di Indonesia
SISTEM PEMBAYARAN

A. Pengertian Sistem Pembayaran


Sistem pembayaran adalah seperangkat ketentuan yang dipakai dalam menyelenggarakan
kegiatan ekonomi, khususnya transaksi keuangan yang melibatkan proses pemindahan
dana dari pembeli kepada penjual
Alat atau sarana yang dipakai untuk memindahkan dana bervariasi dan berkembang seiring
perkembangan teknologi. Salah satu tugas Bank Indonesia yaitu menjaga dan mengatur
kelancaran sistem pembayaran. Jadi, dalam hubungannya dengan kelancaran sistem
pembayaran, Bank Indonesialah yang memegang peranan penting, di samping peranan
lembaga keuangan yang lain. Kelancaran sistem pembayaran dalam perekonomian akan
mendukung pelaksanaan kebijakan moneter.
B. Komponen-Komponen Sistem Pembayaran
Agar sistem pembayaran dapat terealisasi dengan mudah, terdapat beberapa komponen
yang terdapat di dalamnya. Setiap instrumen sistem pembayaran saling berhubungan satu
sama
lain untuk membentuk sistem pembayaran.
Berikut beberapa komponen dalam sistem pembayaran.
a. Sistem transfer dana, terdapat dalam sistem pembayaran nontunai yang memungkinkan
adanya proses pemindahan dana dari bank ke bank lainnya ataupun bank yang sama.
b. Alat pembayaran, mendukung kelancaran sistem pembayaran, yang terdiri dari tunai
dan nontunai.
c. Saluran pembayaran, berbeda dengan saluran pembayaran yang dilakukan secara tunai,
saluran pembayaran nontunai di dalamnya mencakup teller input, mobile banking,
mesin ATM, internet banking, phone banking, sampai EDC atau electronic data
capturing.
d. Regulator, mereka adalah pihak yang mempunyai wewenang dalam mengatur
kebijakan dan juga ketentuan lain yang sifatnya lebih mengikat untuk semua komponen
yang terlibat di dalam payment system itu sendiri.
e. Penyelenggara, suatu lembaga yang bertanggung jawab dalam memastikan bahwa
semua kegiatan transaksi dapat diselesaikan hingga akhir.
f. Lembaga yang berwenang, suatu lembaga yang melakukan proses payment system,
yaitu Bl.
g. Instrumen, alat pembayaran yang dilakukan baik secara tunai maupun nontunai.
h. Seluruh bentuk sarana fisik yang bertugas dalam mendukung proses kegiatan
operasional payment system.
i. Pengguna, mereka adalah pihak yang disebut dengan konsumen atau orang yang
memanfaatkan payment system.
C. Prinsip-Prinsip Sistem Pembayaran
Suatu sistem pembayaran harus mampu memberikan tingkat kenyamanan dan keamanan
untuk
seluruh penggunanya, baik dalam bentuk tunai maupun nontunai. Sebagai lembaga yan
bertugas menjalankan payment system di Indonesia, Bank Indonesia sudah mengatur
empat prinsip system pembayaran, yaitu sebagai berikut.
a. Efisien
Prinsip ini lebih menekankan pada tingkat pelaksanaan payment system yang harus
bisa dilakukan secara lebih luas sehingga biaya yang akan ditanggung oleh masyarakat
sebagai pengguna akan lebih terjangkau.
b. Aman
Setiap risiko yang terdapat di dalam payment system harus bisa dikelola dan juga
dimitigasi lebih baik dengan adanya payment system, baik itu risiko kredit, fraud,
maupun likuiditas.
c. Perlindungan Konsumen
Sistem pembayaran harus bisa dijaga dengan baik dalam hal menjaga jumlah uang tunai
yang beredar ataupun kondisinya yang memang masih layak edar. Hal tersebut sering
disebut dengan clean money policy.
d. Kesetaraan Akses
Bank Indonesia tidak menginginkan adanya kegiatan praktik monopoli dalam kegiatan
system pembayaran, karena hal ini nantinya akan menghambat pengguna lain untuk
ikut serta.
D. Lembaga-Lembaga yang Terkait dengan Sistem Pembayaran
a. Lembaga Penyelenggara Sistem Pembayaran
Penyelenggara sistem pembayaran umumnya adalah bank sentral. Di Indonesia lembaga
penyelenggara sistem pembayaran adalah Bank Indonesia.
b. Lembaga yang Mengatur dan Mengawasi Sistem Pembayaran
Sesual dengan tugasnya yaitu mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
adalah tugas Bank Indonesia.
c. Lembaga yang Memberikan Jasa Pelayanan Pembayaran
Bank dan Industri keuangan nonbank berperan memberikan jasa pelayanan pembayaran
dalam sistem keuangan.
d. Lembaga Pendukung Sistem Pembayaran
Lembaga pendukung dapat menyelesaikan masalah yang terjadi antara pihak yang terlibat
dalam sistem pembayaran.
E. Perkembangan Sistem Pembayaran di Indonesia
Sistem pembayaran berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Dahulu system
pembayaran yang digunakan masih barter yaitu pertukaran barang dengan barang.
Selanjutnya, setelah mengenal benda sistem pembayaran menggunakan benda sebagai alat
tukar. Kemudian sistem tersebut berkembang ketika mulai mengenal satuan tertentu yang
memiliki nilai pembayaran yaitu uang. Dunia teknologi yang semakin berkembang
memicu sistem pembayaran juga berkembang sehingga muncullah sistem pembayaran
digital atau biasa disebut sistem pembayaran online. Sistem pembayaran digital, terkadang
disebut pembayaran elektronik atau online, adalah proses pembayaran melalui transfer nilai
dari satu akun pembayaran ke akun pembayaran lainnya menggunakan perangkat digital
seperti ponsel, POS (Point of Sales), dan saluran komunikasi digital seperti data nirkabel
seluler atau komputer. Masyarakat selalu menginginkan mekanisme pembayaran yang
cepat, aman, dan efisien. Untuk itu Bank Indonesia selaku bank sentral harus mampu
menciptakan inovasi-inovasi teknologi pembayaran baru yang dapat memenuhi tuntutan
masyarakat yang menginginkan sistem pembayaran yang cepat, aman, dan efisien. Bank
Indonesia selaku bank sentral yang memegang kendali dalam sistem pembayaran selalu
memastikan bahwa perkembangan sistem pembayaran sesuai pada ketentuan yang berlaku
demi kelancaran dan keamanan sistem pembayaran. Berkembangnya teknologi saat ini
memicu dunia perbankan terutama Bank Indonesia untuk menciptakan sistem pembayaran
yang sesuai dengan perkembangan infrastruktur teknologi sehingga perlu mengembangkan
sistem pembayaran yang mengarah pada upaya penguatan infrastruktur dan pengembangan
sistem dengan berdasar pada kemajuan informasi. Saat ini tidak hanya lembaga keuangan
perbankan saja yang terlibat di dalam sistem keuangan, bahkan lembaga industri nonbank
semakin nyata peranannya. Bank Indonesia sebagai penyelenggara kegiatan settlement
transaksi-transaksi melalui sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-
RTGS), Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), dan Bank Indonesia Scripless
Securities Settlement System (BI-SSSS) juga terus berupaya memperbaiki dan
memperbarui mekanisme sistem yang ada agar selalu efisien, aman, dan sejalan dengan
perkembangan teknologi serta kebutuhan masyarakat yang selalu berkembang.
Masyarakat kini dihadapkan pada berbagai macam pilihan instrumen pembayaran yang
semakin bervariasi. Terjadi pergeseran instrumen yang semula menggunakan paper-based
instrument seperti cek dan bilyet giro ke penggunaan card based dan electronic based
instrument terlihat dari semakin terbiasanya masyarakat bertransaksi dengan kartu kredit,
kartu ATM/debit, dan uang elektronik baik chip based maupun server based sebagai alat
pembayaran. Penguatan infrastruktur tersebut tecermin di mana Bank Indonesia sebagai
penyelenggara sistem pembayaran mulai mengoperasikan layanan settlement Payment-
versus-Payment (PvP) pada sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-
RTGS). Layanan penyelesaian settlement dari transaksi jual beli valuta asing khususnya
United States Dollar (USD) terhadap Indonesian Rupiah (IDR) dilakukan secara
bersamaan. Hal ini untuk menghindari terjadinya risiko kegagalan settlement pada saat
pertukaran nilai uang dilakukan.
Selain itu, dengan kecenderungan transaksi pembayaran ke depan yang semakin tidak
terbatas, tentu memunculkan kebutuhan likuiditas yang semakin tinggi bagi para pelaku
ekonomi, antara lain munculnya ragam derivasi produk keuangan global dan hilangnya
batasan wilayah ekonomi regional yang digagas melalui MEA maupun kerja sama regional
lainnya. Selain PvP, penguatan infrastruktur lainnya adalah penyatuan penyelenggaraan
fungsi settlement surat berharga BI-SSSS ke dalam penyelenggaraan fungsi sistem
pembayaran dan settlement di Bank Indonesia. Penyatuan tersebut dimaksudkan untuk
meningkatkan efisiensi penyelenggaraan kegiatan settlement dana dan surat berharga
berikut infrastruktur dan sumber daya manusia yang pada akhirnya dapat meningkatkan
kualitas layanan Bank Indonesia kepada stakeholders terkait. Tak ketinggalan di sisi ritel,
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) yang merupakan sistem kliring.
Penyempurnaan SKNBI dilakukan untuk meminimalkan risiko kredit pada kliring debit.
Penerapan prinsip no money no game pada proses penghitungan kliring debit yang baru,
menuntut bank untuk selalu menjaga kecukupan pendanaan awal agar dapat digunakan
untuk memenuhi kewajiban tagihan pembayaran dari bank lainnya. Hal ini mendorong
bank peserta kliring untuk melakukan pengelolaan likuiditasnya secara lebih baik dan
efisien. Masih di sisi pembayaran ritel, perkembangan industri pembayaran ritel diarahkan
kepada penciptaan interoperability antarsistem yang digunakan demi terciptanya keamanan
dan efisiensi sistem pembayaran. Standardisasi nasional instrumen kartu ATM/debit adalah
salah satunya Dilatarbelakangi oleh isu keamanan bertransaksi dalam menggunakan kartu
ATM/debit, penggunaan teknologi chip pada kartu ATM/debit diyakini dapat
meminimalkan timbulnya kejahatan fraud pada kartu ATM/debit. Selain itu,
interoperability antarsistem juga diciptaka pada penyelenggaraan uang elektronik. Bank
Indonesia telah menetapkan Lima Visi Sistem Pembayaran Indonesia 2025. Sebagai salah
satu quick win untuk mewujudkan visi SPI 2025 tersebut, Bank Indonesia telah melakukan
kebijakan operasional SKNBI yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri
dengan tetap memperhatikan perlindungan nasabah.
SISTEM PEMBAYARAN TUNAI
DAN NONTUNAI

❖ SISTEM PEMBAYARAN TUNAI DAN NONTUNAI


Sistem pembayaran dibagi menjadi dua jenis, yaitu sistem pembayaran tunai dan
nontunai. Perbedaan mendasar dari kedua jenis sistem pembayaran tersebut terletak pada
instrument yang digunakan. Pada sistem pembayaran tunai instrumen yang digunakan
berupa uang kartal, yaitu uang yang dalam bentuk fisiknya berupa uang kertas dan uang
logam, sedangkan pada sistem pembayaran nontunai instrument yang digunakan adalah
berupa alat pembayaran menggunakan kartu (APMK), cek, bilyet giro,nota debit, ataupun
uang elektronik.
1. Sistem Pembayaran Tunai
Sistem pembayaran tunai adalah sistem yang digunakan untuk melakukan pembayaran
dalam bentuk uang tunai. Biasanya jenis transaksi ini dalam bentuk transaksi kecil. Alat
pembayaran menggunakan uang tunai. Sistem pembayaran inilah yang paling banyak
diminati mayarakat, karena selain mudah dilakukan juga cepat dilaksanakan.
2. Sistem Pembayaran Nontunai
Sistem pembayaran nontunai merupakan sistem pembayaran yang dilakukan tanpa
menggunakan uang tunai. Pada sistem pembayaran nontunai, instrumen yang digunakan
berupa alat pembayaran menggunakan kartu (APMK), cek, bilyet giro, nota debit, maupun
uang elektronik (card based dan server based). Cakupan sistem pembayaran nontunai
dikelompokkan menjadi dua jenis transaksi yaitu transaksi nilai besar (wholesale) dan
transaksi ritel. Transaksi nilai besar memiliki karakteristik transaksi yang bersifat penting
dan segera (urgent), meliputi transaksi antarbank, transaksi di pasar keuangan, atau
transaksi dengan nilai ticket size = Rp1 miliar. Infrastruktur yang digunakan untuk
memproses aktivitas transaksi ini adalah Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-
RTGS) dan Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS). Adapun
transaksi ritel meliputi transaksi antarindividu dengan nilai ticket size < Rp1 miliar dengan
karakteristik bernilai kecil dan relatif tinggi frekuensinya.
Infrastruktur yang digunakan untuk memproses aktivitas transaksi ini adalah Sistem
Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Era teknologi sekarang ini sistem pembayaran
nontunai berkembang ke pembayaran berbasis online.
PERAN BANK INDONESIA
DALAM SISTEM PEMBAYARAN
Bank Indonesia berwenang menetapkan kebijakan dan mengatur, melaksanakan, serta
memberikan persetujuan, izin, dan pengawasan terkait penyelenggaraan sistem
pembayaran. Untuk itu Bank Indonesia menjalankan beberapa peran dalam sistem
pembayaran yaitu sebagai berikut. Peranan Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran
1. Peran Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran Nasional
a. Regulator. Sebagai regulator Bank Indonesia berperan membuat peraturan-peraturan
yang mendukung kelancaran sistem pembayaran.
b. Pemberian izin. Bank Indonesia berhak memberikan izin terhadap pihak-pihak yang
terlibat dalam sistem pembayaran.
c. Pengawas. Kegiatan pengawasan oleh Bank Indonesia dilakukan terhadap proses
pembayaran atau aktivitas para pelaku yang terlibat dalam sistem pembayaran.
d. Operator. Sebagai operator Bank Indonesia menyediakan sistem pembayaran nasional
yang disebut BI-RTGS dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia.
e. Fasilitator. Bank Indonesia memfasilitasi pengembangan dalam sistem pembayaran
oleh industri yang bergerak di sektor jasa keuangan.

Terkait dengan alat pembayaran tunai, Bank Indonesia berupaya untuk memenuhi
kebutuhan uang kartal di masyarakat, baik dalam nominal yang cukup, jenis pecahan yang
sesuai, tepat waktu, maupun kondisi yang layak edar.

2. Peranan Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran Tunai


Dalam sistem pembayaran tunai peranan Bank Indonesia yaitu sebagai berikut.
a. Mencetak Mata Uang Tunai
Bank Indonesia sebagai bank sentral di Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang
berwenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah. Pencetakan uang ini
termasuk menentukan desain, sistem pengaman pada mata uang (untuk mencegah uang
palsu), serta pecahan dan jumlah uang yang dicetak.
Sebelum melakukan pengeluaran uang rupiah, terlebih dahulu dilakukan perencanaan agar
uang yang dikeluarkan memiliki kualitas yang baik sehingga kepercayaa masyarakat tetap
terjaga.
b. Melakukan Distribusi Uang Tunai
Uang rupiah yang telah dikeluarkan tadi-kemudian didistribusikan atau diedarkan
diseluruh wilayah melalui kantor Bank Indonesia. Kebutuhan uang rupiah di setiap kantor
Bank Indonesia didasarkan pada jumlah persediaan, keperluan pembayaran, serta
penukaran dan penggantian uang selama jangka waktu tertentu. Kegiatan distribusi
dilakukan melalui sarana angkutan darat, laut, dan udara. Untuk menjamin keamanan jalur
distribusi senantiasa dilakukan baik melalui pengawalan yang memadai maupu dengan
peningkatan sarana sistem monitoring.
c. Melakukan Pencabutan Uang Tunai
Pencabutan uang dilakukan terhadap suatu pecahan dengan tahun emisi tertentu yang tidak
lagi berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Pencabutan uang dari peredaran
dimaksudkan untuk mencegah dan meminimalisasi peredaran uang palsu serta
menyederhanakan komposisi dan emisi pecahan. Uang rupiah yang dicabut tersebut dapat
ditarik dengan cara menukarkan ke Bank Indonesia atau pihak lain yang telah ditunjuk oleh
Bank Indonesia.
d. Menjaga Kestabilan Nilai Tukar Rupiah
Menjaga stabilitas nilai tukar rupiah adalah tujuan Bank Indonesia sebagaimana
diamanatkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Stabilitas
nilai tukar penting dalam rangka tercapainya stabilitas moneter dan dalam mendukung
kegiatan ekonomi. Bila nilai tukar rupiah terhadap uang asing turun drastis, akan terjadi
kesulitan dalam kegiatan perdagangan dengan negara lain dan dapat menyebabkan krisis
ekonomi.
3. Peranan Bank Indonesia sebagai Penyelenggara Sistem Pembayaran Nontunai
Transaksi pembayaran nontunai dengan nilai besar diselenggarakan Bank Indonesia
melalui sistem BI-RTGS (BI-Real Time Gross Settlement) dan sistem kliring. Sistem BI-
RTGS merupakan muara seluruh penyelesaian transaksi keuangan di Indonesia.
a. Sistem BI-RTGS (BI-Real Time Gross Settlement)
BI-RTGS adalah sistem transfer dana elektronik yang penyelesaian setiap transaksi- nya
dilakukan dalam waktu seketika. BI-RTGS berperan penting dalam pemrosesan aktivitas
transaksi pembayaran, khususnya untuk memproses transaksi pembayaran bernilai besar
yaitu transaksi Rp100 juta ke atas dan bersifat segera/urgent.
Peran Bank Indonesia dalam BI-RTGS yaitu sebagai berikut.
1) Bank Indonesia sebagai pembuat ketentuan (regulator) dan pengawas (overseer).
2) Bank Indonesia sebagai penyelenggara (operator) sistem BI-RTGS.

Dalam menjalankan peran sebagai penyelenggara (operator), Bank Indonesia memiliki


tanggung jawab antara lain sebagai berikut.

a. Menyelenggarakan BI-RTGS dengan menerapkan prinsip efisien, cepat, aman, dan


andal.
b. Memberikan penjelasan kepada peserta mengenai risiko finansial sehubungan
dengan keikutsertaannya dalam sistem BI-RTGS dan peserta harus mengelola
risiko tersebut.
c. Memastikan kepatuhan peserta terhadap ketentuan yang telah ditetapkan, termasuk
menerima laporan internal audit terkait penyelenggaraan BI-RTGS oleh peserta.
3) Bank Indonesia sebagai pengguna dalam sistem pembayaran ini.
b. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)
SKNBI (Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia) adalah sistem transfer dana elektronik
yang meliputi kliring debit dan kliring kredit yang penyelesaian setiap transaksinya
dilakukan secara nasional. Sejak dioperasikan oleh Bank Indonesia pada tahun, 2005,
SKNBI berperan penting dalam pemrosesan aktivitas transaksi pembayaran, khususnya
untuk memproses transaksi pembayaran yang termasuk Retail Value Payment System
(RVPS) atau transaksi bernilai kecil/retail yaitu transaksi di bawah Rp100 juta.

Anda mungkin juga menyukai