TEKS ANEKDOT
A. INFORMASI UMUM
2 Kompetensi awal
Materi Teks berita
Deskripsi Sebelum mempelajari teks berita siswa harus bisa memahami
keterampilan membaca dan siswa harus bisa memiliki pengertian teks
berita, ciri-ciri teks berita struktur teks berita, dan cara penyajian berita
3 Profil Pelajar Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, bernalar kritis, Gotong royong,
Pancasila
4 Sarana Laptop,
Prasarana (Sumber Buku guru, internet
Pembelajaran)
5 Fase F (Kelas XI)
6 Target Peserta Didik Peserta didik reguler/tipikal:
Peserta didik dengan kesulitan belajar:
Peserta didik dengan pencapaian tinggi:
B. KOMPONEN INTI
1 Tujuan Pembelajaran
Menyimak 2.3 Mengevaluasi gagasan dan pesan pada teks
monolog berupa lawakan tunggal
2.4 Memahami dan menganalisis gagasan dalam
teks anekdot dengan kritis dan reflektif
10 menit
Kegiatan Penutup
Peserta didik dapat menanyakan hal-hal yang belum dipahami kepada guru
Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama proses
pembelajaran
Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru
Guru menyampaikan tugas untuk pertemuan selanjutnya dan salam penutup
Pertemuan 2 / Pembelajaran 2 ( Daring/ Luring 70 menit )
Kegiatan awal 10 menit
⮚ Peserta didik dan guru berdoa bersama untuk memulai pembelajaran
⮚ Guru menyapa dan memberi semangat kepada peserta didik dan melanjutkan presensi
kehadiran
⮚ Peserta didik dan Guru membahas tentang kesepakatan yang diterapkan dalam
pembelajaran
10 menit
Kegiatan Penutup
⮚ Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menyampaikan
pendapat.
⮚ Peserta didik dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
⮚ Guru mengingatkan tentang materi dan penugasan untuk pertemuan berikutnya, yaitu
penyelesaian pembuatan vlog
⮚ Guru menutup pembelajaran.
Pertemuan 5 / Pembelajaran 5 ( Daring/ Luring 180 menit )
Kegiatan awal 10 menit
Guru memberi salam dan menyapa murid
Murid dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
Guru memeriksa kehadiran murid sebagai sikap disiplin
Guru menyiapkan fisik dan psikis murid dalam mengawali kegiatan pembelajaran
dengan
Kegiatan inti 50 menit
Guru menanyakan kepada setiap kelompok mengenai tugas vlognya
Peserta didik membuat vlog sesuai dengan kerangka yang telah mereka buat
Setelah membuat video mereka mengedit serta mengmpulkan tugasnya via link
drive yang telah dibagikan oleh guru
Kegiatan Penutup 10 menit
⮚ Peserta didik bertanya atau menyampaikan pendapat.
⮚ Peserta didik dan guru menyimpulkan pembelajaran.
⮚ Guru menutup pembelajaran.
6. Penilaian
Kehadiran Sikap & Pengetahuan
Hadir 3 A Sangat Baik 3
Sakit 2 B Baik 2
Izin 1 C Cukup 1
Tanpa 0 D Kurang 0
Keterangan
Materi teks berita
PERTEMUAN 1
TEKS BERITA
Teks berita adalah suatu laporan yang berisi suatu berita atau peristiwa yang memiliki nilai jurnalistik
dan nilai berita. Teks berita dipublikasikan kepada pembaca melalui berbagai media, mulai dari media cetak,
seperti koran dan majalah, media elektronik, seperti radio dan televisi, serta internet. Teks berita tidak selalu
disampaikan dalam wujud teks. Teks berita bisa juga disajikan melalui media audiovisual. Salah satu contoh
teks berita berupa media audiovisual adalah program- program berita di televisi dan internet.
A. Menemukan Informasi Aktual dan Akurat dalam Teks Berita
Secara sederhana, berita dapat diartikan sebagai laporan mengenai peristiwa yang telah terjadi.
Adapun teks berita adalah teks yang melaporkan kejadian, peristiwa, atau informasi mengenai sesuatu yang
telah atau sedang terjadi. Informasi dapat disampaikan melalui berbagai media, baik secara lisan maupun
tulisan. Penyampaian berita secara lisan sering kita dengar dan lihat di televisi. Sementara itu, berita yang
disampaikan secara tulisan banyak dijumpai di media cetak atau online.
1. Ciri-Ciri Teks Berita
Adapun ciri-ciri teks berita sebagai berikut:
a) Faktual/Nyata
Faktual artinya berita yang disampaikan benar-benar terjadi dan dapat dibuktikan
kebenarannya. Dalam teks berita, faktual bisa diartikan sebagai fakta terbaru yang
ditemukan dari suatu peristiwa lama atau peristiwa yang baru saja terjadi. Berita tidak
boleh dibuat-buat atau bersifat karangan yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya.
b) Aktual/Hangat
Aktual artinya berita yang disajikan baru saja terjadi, hangat, atau sedang banyak dibicarakan
masyarakat. Berita yang hangat akan disajikan oleh lebih dari satu media massa, baik situs
maupun nonsitus. Misalnya surat kabar. Oleh karena itu, cek silang sebaiknya dilakukan
pada informasi dari sumber nonsitus, seperti surat kabar.
c) Akurat/Tepat
Akurat artinya berita yang disampaikan mengandung data yang benar dan tepat. Fakta yang
disampaikan dalam berita harus dipastikan kebenarannya. Anda harus memastikan bahwa
alamat situs berita merupakan situs resmi atau sudah terverifikasi. Akan lebih baik jika
Anda melakukan cek silang dengan sumber berita yang lain. Hal ini sebaiknya juga
dilakukan pada sumber berita nonsitus. Kebiasaan melakukan cek silang akan
menumbuhkan kemampuan literasi digital agar mampu menjadi pemirsa informasi secara
berimbang.
d) Seimbang
Seimbang artinya berita yang disam- paikan tidak memihak salah satu pihak. Berita yang
memihak salah satu pihak dapat menimbulkan keresahan dalam masyarakat serta
berpotensi menimbulkan perpecahan.
e) Sistematis/Urut
Sistematis artinya struktur teks berita harus urut sehingga pembaca mudah memahaminya.
Sebuah berita harus disajikan secara sistematis atau urut agar jelas dan mudah dipahami.
Berita disampaikan sesuai urutan kronologi peristiwa atau kejadian tersebut terjadi.
f) Lengkap
Berita harus menyampaikan suatu peristiwa atau kejadian secara lengkap agar masyarakat
mendapatkan informasi yang lengkap pula. Sebuah berita harus mengandung 5W + 1H.
Unsur tersebut harus ada dalam berita agar tidak menimbulkan kerancuan dalam
masyarakat.
g) Menarik
Tentu berita yang disajikan harus bisa menarik pembaca agar mau membacanya, Berita harus
diambil dari peristiwa-peristiwa yang menarik dan diminati oleh masyarakat. Berita juga
harus bersifat menghibur, unik, memiliki unsur kedekatan, dan mengandung nilai
kemanusiaan..
2. Kriteria Peristiwa yang Dapat Dijadikan Berita
Hal yang perlu dipahami ialah tidak semua peristiwa bisa menjadi berita. Ada beberapa syarat atau
kriteria yang harus dipenuhi agar sebuah peristiwa layak diberitakan kepada pembaca atau pendengar.
Beberapa kriteria peristiwa yang bisa dibuat berita, yaitu aktual (baru saja terjadi), faktual (berdasarkan
fakta), penting, menarik, dan bermanfaat bagi masyarakat. Berikut penjelasan kriteria sebuah peristiwa yang
layak dijadikan berita:
a) Aktual dan Faktual
Aktual artinya masih hangat dan menjadi pembicaraan masyarakat. Dalam teks berita harus
mengandung unsur terkini, terbaru, terhangat, baru saja, atau sedang terjadi. Bisa juga
merupakan fakta terbaru yang ditemukan dari suatu peristiwa lama atau peristiwa yang
baru saja terjadi. Sementara itu, faktual berarti suatu kejadian yang bersifat nyata, benar-
benar terjadi, dan tidak terikat oleh waktu, baik kejadian itu terjadi saat ini maupun di
masa lalu.
b) Kedekatan (Proximity)
Peristiwa dalam berita harus memiliki kedekatan dengan pembaca. Maksudnya, peristiwa
yang terjadi harus dekat secara emosional dengan pembaca sehingga pembaca seakan-akan
bisa merasakan peristiwa yang sedang terjadi. Unsur ini memengaruhi aspek psikologis
seseorang. Suatu berita yang mengandung unsur kedekatan dapat memengaruhi seseorang,
baik secara pribadi maupun kelompok. Terlebih pada berita-berita yang berhubungan
dengan dirinya. Tidak hanya kedekatan secara psikologis, tetapi juga lokasi kejadian. Ada
dua jenis kedekatan yang akan memengaruhi minat pembaca, yakni kedekatan geografis
dan psikologis.
c) Penting
Informasi yang disampaikan harus penting bagi pembaca. Penting tidaknya sebuah berita
tidak ditentukan oleh besar kecilnya atau panjang pendeknya berita, tetapi ditentukan
sejauh mana masyarakat membutuhkan. Kebutuhan ini tidak hanya sekadar kebutuhan
informasi, namun menyangkut hajat orang banyak.
d) Kejadian Luar Biasa
Kejadian luar biasa atau kejadian yang jarang terjadi akan menarik apabila dijadikan berita.
Hal-hal yang biasa terjadi tidak terlalu menarik untuk dibaca. Ada dua kejadian yang
biasanya dijadikan berita, yaitu peristiwa tidak terduga dan peristiwa yang tidak pernah
ada sebelumnya. Peristiwa yang tidak terduga dan menyangkut hidup orang banyak,
contohnya kejadian bencana alam, seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, dan
banjir. Sesuatu juga dapat dianggap luar biasa karena tidak pernah atau jarang ada
sebelumnya. Hal ini biasanya peristiwa-peristiwa yang muncul atau terjadi pada
umumnya, seperti kambing berkaki tiga atau seorang yang melahirkan lima anak kembar
sekaligus.
e) Tokoh
Tokoh yang populer dapat menarik minat pembaca untuk mengetahui informasi mengenai
tokoh tersebut. Seorang tokoh tersebut dianggap penting bagi seorang pembaca maka rasa
ingin tahu akan tokoh tersebut besar pula. Daya tarik seorang tokoh (public figure)
merupakan satu di antara unsur yang diandalkan sebuah berita.
f) Ekspresi Emosional (Human Interest)
Segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia selalu menarik untuk diikuti. Dalam
sebuah teks berita, tidak ada satu pun yang lepas dari unsur human interest karena
melibatkan perasaan manusia sebagai sumber berita. Setiap kali kita membaca berita, ada
unsur kemanusiaan di dalamnya yang membuat perasaan seseorang tersentuh.
a) Judul Berita
Judul berita (headline) merupakan identitas berita. Judul berita berguna untuk membantu
pembaca agar segera mengetahui peristiwa yang akan diberitakan dan menonjolkan satu
berita dengan dukungan teknik grafika. Adanya judul dalam sebuah teks berita memiliki
peran sangat penting karena dapat digunakan untuk memikat pembaca agar tertarik
membaca isi dari teks berita. Hal ini karena judul merupakan salah satu bagian dari teks
berita yang dilihat pertama kali oleh pembaca.
b) Teras Berita/Pembuka (Lead)
Teras berita atau pembuka (lead) merupakan kalimat pembuka di paragraf pertama yang
memuat fakta atau informasi terpenting dari keseluruhan berita yang disampaikan. Lead
merupakan sari pati sebuah berita yang melukiskan perkembangan berita. Teras berita
mempunyai lingkup pembahasan yang lebih besar. Hal ini berarti ada banyak sekali
informasi yang bisa disampaikan pada bagian ini. Teras berita biasanya memuat
rangkuman tentang informasi penting dalam berita, misalnya menyajikan empat unsur dari
adiksimba, yakni apa, di mana, kapan, dan siapa. Selain judul berita, teras berita juga bisa
jadi penentu pembaca hendak melanjutkan atau tidak aktivitas membaca beritanya. Oleh
karena itu, Anda dapat melanjutkan dengan membuat teras berita dengan menarik setelah
berhasil membuat judul yang menarik.
c) Perangkai (Bridge)
Perangkai atau bridge merupakan bagian yang menjembatani antara teras berita atau pembuka
berita dan tubuh berita. Beberapa jenis berita tidak memiliki bagian ini. Ada beberapa
berita yang menyertakan bagian ini pada bagian isi atau tubuh berita.
d) Tubuh Berita (Body)
Tubuh berita (body) merupakan kalimat-kalimat atau paragraf-paragraf yang merupakan
kelanjutan dari teras berita atau pembuka berita. Di tubuh berita terdapat penjabaran yang
lebih terperinci dari gagasan yang terdapat pada bagian-bagian sebelumnya. Tubuh atau
badan dari teks berita ini merupakan inti dari sebuah teks berita. Pada bagian ini, reporter
atau penulis berita menuliskan tentang penjelasan atau informasi yang disampaikan secara
perinci pada bagian kepala berita. Pada bagian ini Anda dapat menjelaskan unsur 5W + 1H
dari sebuah teks berita yang meliputi mengapa (why) dan bagaimana (how). Tubuh berita
biasanya juga memuat latar belakang atau alasan suatu peristiwa secara menyeluruh.
e) Kaki Berita
Kaki berita (leg) merupakan bagian akhir atau kalimat penutup dari penulisan berita. Akhir
berita disebut juga ekor berita berisi kesimpulan dari peristiwa atau dari narasumber. Ekor
berita memiliki fungsi untuk memberikan informasi tambahan atau pendukung kepada
pembaca. Namun, bagian ini opsional, boleh ada ataupun tidak Jika ekor berita tidak
dicantumkan dalam sebuah teks berita, tidak akan memengaruhi isi atau pokok dari teks
berita.
PERANGKAI (BRIDGE)
Penanganan darurat pasca awan panas guguran Gunung Semeru masih berlangsung pada hari
keempat. Bencana letusan tidak hanya berdampak pada jatuhnya korban jiwa dan kerusakan, tetapi juga
warga yang mengungsi akibat rusaknya tempat tinggal akibat material vulkanik.
Data terkini Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran
Gunung Semeru pada hari ini, Selasa (7/12), pukul 12.00 WIB, jumlah warga mengungsi mengalami
peningkatan menjadi 3.697 jiwa. Warga yang mengungsi ini sebagian besar berada di wilayah Kabupaten
Lumajang, sedangkan di Kabupaten Malang hanya terdapat 24 jiwa.
Sebaran titik pengungsian di Kabupaten Lumajang berada di Kecamatan Pronojiwo dengan 9 titik
berjumlah 382 jiwa, Kecamatan Candipuro 6 titik 1.136 jiwa, Kecamatan Pasirian 4 titik 563 jiwa,
Kecamatan Lumajang 188 jiwa, Kecamatan Tempeh 290 jiwa, Kecamatan Sumberseko 67 jiwa dan
Kecamatan Sukodono 45 jiwa.
Data korban jiwa tercatat, warga luka-luka 56 jiwa, hilang 17 jiwa dan meninggal dunia 34 jiwa,
sedangkan jumlah populasi terdampak sebanyak 5.205 jiwa. Terkait dengan jumlah warga yang dinyatakan
hilang dan luka, posko masih melakukan pemutakhiran data dan validasi.
Selain dampak korban jiwa, erupsi mengakibatkan 2.970 unit rumah terdampak. Pihak pemerintah
daerah masih melakukan pemutakhiran jumlah rumah terdampak maupun tingkat kerusakan. Bangunan
terdampak lainnya berupa fasilitas pendidikan 38 unit dan jembatan terputus (Gladak Perak) 1 unit.
Hari keempat pasca erupsi, Presiden Joko Widodo meninjau lokasi terdampak yang berada di
Kabupaten Lumajang. Presiden tiba di Lapangan Desa Sumberwuluh, Kabupaten Lumajang, pukul 10.21
WIB. Presiden Jokowi bertemu para penyintas, melihat dapur umum dan meninjau pos Kesehatan serta
menyerahkan santunan kepada para ahli waris korban meninggal akibat erupsi.
Sementara itu, Gunung Semeru terpantau mengalami 2 kali gempa letusan dan durasi gempa 55-125
detik. Di samping itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menginformasikan terjadi
7 kali gempa guguran dengan durasi 50-120 detik. Terkait dengan rekomendasi PVMBG terhadap aktivitas
vulkanik Gunung Semeru sebagai berikut.
Pertama, masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru
dan jarak 5km arah bukaan kawah di sektor tenggara-selatan, serta mewaspadai awan panas guguran,
guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.
Selanjutnya, radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala
perubahan ancaman bahaya.
Kedua, mengimbau masyarakat agar menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material
awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi.
Ketiga, masyarakat perlu mewaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk
Kobokan.
Keempat, masyarakat perlu mewaspadai ancaman lahar di alur sungai atau lembah yang berhulu di
Gunung Semeru. Hal tersebut mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk.
(Sumber: bnpb.go.id)