PENDAHULUAN
yang esensial dan mutlak untuk dikuasai oleh peserta didik, terutama critical
thinking dan problem solving yang cocok dengan kompetensi ilmu sosial terutama
sejarah. Dengan dorongan yang besar untuk mempersiapan tantangan yang akan
https://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/17/05/29/oqps7w384-
1
puspendik-ubah-model-pembelajaran-di-kelas Nizam berpendapat di abad ke 21
model pembelajarannya bukan lagi episodik, dilain hal pendidik tidak lagi
memiliki tanggung jawab untuk membuata anak terkesan atas pertanyaan dan
semestinya penilaian menjadi motor isntrumen untuk meraih tujuan diabad 21.
tinggi (HOTS) adalah kemampuan kualitas berpikir yang secara konsepsi berbasis
namun bisa melakukan analize, evaluate, and create terhadap permasalahan yang
tantangan soal-soal HOTS yang menarik untuk dipecahkan, potensi peserta didik
2
berorde tinggi didalam pembeljaran seperti mengasih nutrisi tanaman supaya bibit
yang direspon secara adaptif oleh manusia dalam hampir setiap konteks, respon
oleh beberapa ahli pendidikan. Dapat diartikan antara tujuan pembelajaran yang
tujuan dan penilaian tersebut? Dalam konteks tesis ini akan diberikan standar
proses dari pembelajaran sampai penilaian yang menjadi basisnya, standar proses
tahun 2017 lalu menyusun silabus pembelajaran untuk dikembangkan oleh guru
ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum. (Kemdikbud. 2016 : 3). Untuk materi
kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS), dalam konteks ini adalah materi
3
sejarah yang disiapkan dalam pembelajaran di sekolah menengah atas (SMA) dan
tingkat tinggi dan learning trajectory penting untuh disyarahkan dalam penjelasan
https://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/18/05/02/p836kk409-
mendikbud-pendidikan-indonesia-butuh-penguatan-standar-hots Mendikbud
holder di dunia pendidikan. Faktanya hari ini, pejabat kementrian pendidikan dan
https://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/18/12/27/pkebep335-
kemendikbud-akui-banyak-guru-salah-persepsi-terkait-hots menyatakan
diberbagai wilayah pendidik masih salah paham akan HOTS. Seringkali HOTS
dipahami sebagai sesuatu hal yang melekat dengan kesulitan, namun yang
pencapaian tujuan dan proses dalam kegiatan pembelajaran (dalam hal ini
sejarah). Hasil belajar sejarah dari pencapaian tujuan dalam proses pembelajaran
4
adalah output yang akan dinilai, untuk itu penilaian ditasbihkan sebagai perangkat
menengah atas (SMA). Hasil belajar diperoleh dari penilaian yang berbasis pada
dalam pembelajaran sejarah? (dalam hal ini adalah kompetensi dasar 3.8
mengarah pada berpikir tingkat tinggi (HOTS). Sebagai jalan berpikir yang telah
tahapan berurut dari pengetahuan (C1), pemahaman (C2) dan aplikasi (C3),
analisis (C4), evaluasi (C5), dan membuat (C6). Dalam sudut mencapai tahapan
5
proses pembelajaran) untuk dapat membentuk hyphothetical learning trajecory
penilaian yang mapan pula dalam prosesnya. Instrumen yang memenuhi kategori
tersebut adalah instrumen yang berdasarkan pada higher order thinking skills
(HOTS) yang dicetuskan oleh Anderson dan Krathwohl (2001). Higher order
thinking skill (HOTS) adalah revisi pengembangan dari taksonomi Bloom (1956).
pada dua dimensi yakni lower order thinking skill (LOTS) dan higher order
thinking skill (HOTS). LOTS dengan pengetahuan (C1), pemahaman (C2) dan
aplikasi (C3). Higher order thinking skill (HOTS) dengan analisis (C4), evaluasi
(HOTS) dan basis learning trajectory. Hal yang paling mendasar adalah kenyataan
Kurikulum 2013 alokasi waktu dan materi dalam mata pelajaran sejarah dibagi
untuk sampai ke tahap berpikir yang mapan pada kompetensi dasar tersebut tentu
6
membutuhkan strategi yang efektif dan efisien untuk memenuhi target
Target tersebut harus dipenuhi dengan basis pembelajaran yang tepat dan
berikut.
ini tentu bukanlah perkara mudah. Permasalahan lain yang muncul dilapangan
tes tertulis saja. Sebelumnya kita berbicara tentang output hasil belajar lewat
trajectory tes tertulis hanya bagian kecil dari pola tersebut. Bagian sesungguhnya
dari learning trajectory adalah pada proses mencapai tahap kemampuan berpikir
tentu melalui tingkat berpikir kognitif yang mengarah pada tujuan akhir berpikir
7
mapan (tingkat tinggi). Untuk ini penilaian berdasarkan high order thinking skill
yang ditulis oleh Widana (2017) seputar penilaian Hots. Persamaan dengan
Physics Study yang ditulis oleh Kusuma, Rosidin, Abdurahman dan Suyatna
Fisika. Persamaan penelitian ini bagi penelitian yang diajukan peneliti adalah
Sejarah) dan pada basis learning trajectory yang menjadi objek pembeda
penelitian penulis.
Order Thinking Skill (HOTS) Pada Mata Pelajaran Matematika SMP Kelas VIII
Semester 1 oleh Agus Budiman dan Jailani (2014) persamaan artikel ini dengan
berfokus pada bidang studi matematika kelas VIII, sedangkan penelitian penulis
8
pada bidang studi sejarah yang berbasiskan learning trajectory. Artikel kempat
Sikap Disiplin oleh Pratiwi dan Fasha (2015) Persamaan dengan penelitian yang
dengan basis yang ditetapkan pada kompetensi yang dituju, bila artikel ini
basisnya kurikulum 2013 dan pada kompetensi sikap disiplin maka penelitian
penulisl berbasiskan learning trajectory dan pada kompetensi dasar (KD) bidang
peneliti menemukan aspek state of art dari penelitian ini aspek novelty (kebaruan)
tantangan perkembangan jaman terutama diabad kedua puluh satu. Dilansir dari
membuka hasil risetnya ke umum akan tingkat minat membaca bertema "World's
9
posisi peringkat kedua paling akhir atau pada nomor urut 60. Posisi tersebut hanya
menempati peringkat 53, atau Singapura menempati peringkat 36. Negeri Asia
yang naik jauh pada peringkat teratas adalah Korea Selatan yang menempati
peringkat 22, Jepang menempati peringkat 32, Cina menempati peringkat 39, dan
tahun 2015 masuk dalam taraf yang amat memprihatinkan dibidang sains,
matematika dan membaca, Indonesia masuk dalam urutan sepuluh terbawah dari
tujuh puluh negara di dunia. Lalu survei dari Trends In International Mathematics
and Science Study tahun 2011 mendudukan capaian Hots siswa Indonesia pada
peringkat tiga puluh delapan dari empat puluh lima negara. namun masih ada
pendidikan. Salah satu pendekatan yang peneliti anggap layak yakni konsepsi
10
menjadi capaian penilaian yang mampu mengarah pada pembelajaran abad ke 21
B. Identifikasi Masalah
Atas paparan latar belakang yang telah dibahas, masalah yang bisa
kompleks sehingga masuk pada era ketidakpastian. Hal tersebut berimbas pada
21 tersebut.
2. Kebutuhan akan penguatan standar HOTS oleh pemerintah namun fakta riil
11
4. Beragam aspek penilaian yang berkembang dilapangan yang berimbas pada
diperhatikan dan untuk itu pula aspek penilaian juga perlu diuji kelayakannya.
5. Capaian HOTS siswa yang masih rendah berdasarkan survey yang dilakukan
praktisi ilmu matematika dan sains, ditandai dengan kurangnya minat literasi
kebijakan pendidikan baik dari hulu maupun hilir yang kurang bijak
C. Pembatasan Masalah
disusun sebelumnya, peneliti memberi batasan masalah yang akan diriset antara
lain.
D. Rumusan Masalah
12
1. Bagaimana proses pengembangan instrumen penilaian higher order thinking
dan NKRI” ?
E. Tujuan Pengembangan
untuk:
validasi empiris dari validasi ahli instrumen, ahli materi pembelajaran sejarah, dan
validasi keterbacaan oleh guru. Kemudian memiliki standar kelayakan dari segi
pembeda dan distraktor yang terukur. Hasil analisis validasi empiris tersebut
menjadi data informatif mengenai hasil belajar siswa dari penilaian HOTS berbasis
13
learning trajectory yang dapat dijadikan tolak ukur menentukan kebijakan di ranah
G. Manfaat Pengembangan
sejarah di sekolah, terutama penilaian berpikir tingkat tinggi dengan basis alur
refrensif bagi stake holder terutama guru sejarah sekolah menengah atas untuk
mengembangkan penilaian.
learning trajectory ini bisa memberi manfaat empiris kepada peserta didik
H. Asumsi Pengembangan
14
2. Guru mampu menilai dengan baik dan mempermudah pekerjaannya lewat
15