Anda di halaman 1dari 17

1

KATA PENGANTAR

Kami selaku penulis mengucapkan Puji dan syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas limpahan berkat-Nya makalah ini dapat diselesaikan
walaupun dalam bentuk yang sederhana.

Makalah yang berjudul “Kemampuan Guru dalam Pembelajaran” ini


merupakan tugas mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran. Makalah ini
merupakan media diskusi pembelajaran untuk memahami mata kuliah tersebut
secara mendalam, semoga makalah ini dapat berguna baik untuk kalangan
akademisi maupun pengetahuan bagi kalangan umum.

Penulis menyadari, bahwa tak ada manusia yang luput dari kesalahan,
kekurangan, kekhilafan dan kelemahan. Begitu pula dalam penulisan karya tulis
ini. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami sangat mengharapkan
segala kritik dan saran yang sangat membangun demi kemanfaatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Amin.

Banjarmasin, 06 Oktober 2019

Tim Penulis
DAFTAR IS

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................1

C. Tujuan...........................................................................................................1

BAB II.....................................................................................................................2

PEMBAHASAN......................................................................................................2

A. Pengertian Kemampuan Guru.......................................................................2

B. Dimensi Kemampuan Mengajar Guru..........................................................3

1.    Kompetensi Pedagogik..............................................................................3

3. Kompetensi Profesional............................................................................6

4. Kompetensi Kepribadian...........................................................................8

5. Kompetensi Sosial.....................................................................................9

6. Kompetensi Spiritual.................................................................................9

BAB III..................................................................................................................11

PENUTUP..............................................................................................................11

A. Kesimpulan.................................................................................................11

B. Saran............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemampuan yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas


guru dalam mengajar. Kemampuan tersebut akan terwujud dalam bentuk
penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai
guru. Kemampuan dalam pembelajaran yang diperlukan dapat diperoleh baik
melalui pendidikan formal maupun pengalaman.

Kemampuan guru merupakan kecakapan seseorang guru dalam


melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Artinya
guru bukan saja harus pintar, tetapi juga harus pandai mentransfer ilmunya kepada
peserta didik.

Kompetensi profesional guru merupakan suatu keharusan dalam


mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang
pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan manusia
termasuk gaya belajar. Pada umumnya di sekolah-sekolah yang memiliki guru
dengan kompetensi profesional akan menerapkan “pembelajaran dengan
melakukan” untuk menggantikan cara mengajar di mana guru hanya berbicara dan
peserta didik hanya mendengarkan.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan kemampuan guru dalam pembelajaran?


2. Apa sajakah dimensi kemampuan mengajar guru ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian kemampuan guru dalam pembelajaran.


2. Untuk mengetahui dimensi kemampuan mengajar guru.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kemampuan Guru

Kemampuan seorang guru dalam bahasa pendidikan disebut juga


kompetensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kecakapan
seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif. Dalam hal ini,
kemampuan diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan yang
dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat
melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-
baiknya.

Sejalan dengan itu Finch & Crunkilton, sebagaimana dikutip oleh Mulyasa
mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan,
sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Sofo
mengemukakan “A competency is composed of skill, knowledge, and attitude, but
in particular the consistent applications of those skill, knowledge, and attitude to
the standard of performance required in employment”. Dengan kata lain
kompetensi tidak hanya mengandung pengetahuan, keterampilan dan sikap,
namun yang penting adalah penerapan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang diperlukan tersebut dalam pekerjaan. Robbins menyebut kompetensi sebagai
ability, yaitu kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas
dalam suatu pekerjaan.

Jadi kompetensi adalah karakteristik dasar seseorang yang berkaitan


dengan kinerja berkriteria efektif dan atau unggul dalam suatu pekerjaan dan
situasi tertentu. Mustaqim menjelaskan kompetensi adalah seperangkat tindakan
intelijen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat
untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan
tertentu.

Menurut Syah, kompetensi adalah kemampuan, kecakapan, keadaan


berwenang, atau memenuhi syarat menurut ketentuan hukum. Selanjutnya masih
menurut Syah, dikemukakan bahwa kompetensi guru adalah kemampuan seorang
guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan
layak. Jadi kompetensi profesional guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan
kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya. Guru yang kompeten
dan profesional adalah guru piawai dalam melaksanakan profesinya. Berdasarkan
uraian di atas, kompetensi guru dapat didefinisikan sebagai penguasaan terhadap
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru.

B. Dimensi Kemampuan Mengajar Guru

1.      Kompetensi Pedagogik

Dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen 


dikemukakan kompetensi pedagogik adalah “kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik”. 

Depdiknas menyebut kompetensi ini dengan “kompetensi pengelolaan


pembelajaran”. Kompetensi ini  dapat dilihat dari kemampuan merencanakan
program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan interaksi atau
mengelola proses belajar mengajar, dan kemampuan melakukan penilaian.

a.       Kompetensi Menyusun Rencana Pembelajaran


Depdiknas mengemukakan kompetensi penyusunan rencana
pembelajaran meliputi:

 mampu mendeskripsikan tujuan,


 mampu memilih materi,
 mampu mengorganisir materi,
 mampu menentukan metode/strategi pembelajaran,
 mampu menentukan sumber belajar/media/alat peraga pembelajaran,
 mampu menyusun perangkat penilaian,
 mampu menentukan teknik penilaian, dan
 mampu mengalokasikan waktu.

b.      Kompetensi Melaksanakan Proses Belajar Mengajar

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar menyangkut pengelolaan


pembelajaran, dalam menyampaikan materi pelajaran harus dilakukan secara
terencana dan sistematis, sehingga tujuan pengajaran dapat dikuasai oleh
siswa secara efektif dan efisien. Kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki
guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar terlihat dalam
mengidentifikasi karakteristik dan kemampuan awal siswa, kemudian
mendiagnosis, menilai dan merespon setiap perubahan perilaku siswa.

c.       Kompetensi Melaksanakan Penilaian Proses Belajar Mengajar

Penilaian proses belajar mengajar dilaksanakan untuk mengetahui


keberhasilan perencanaan kegiatan belajar mengajar yang telah disusun dan
dilaksanakan. Penilaian diartikan sebagai proses yang menentukan betapa
baik organisasi program atau kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai
maksud-maksud yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pemaparan diatas, Secara rinci, kemampuan pedagogik


meliputi:

 Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial,


kultural, emosional, dan intelektual.
 Menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik.
 Mengembangkan kurikulum yang terkait mata pelajaran yang diampu.
 Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik
 Memanfaatkan TIK untuk kepentingan pembelajaran.
 Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.
 Berkomunikasi efektif, empatik, dan santun ke peserta didik.
 Menyelenggarakan penilaian evaluasi proses dan hasil belajar.

Menurut Peraturan Pemerintah tentang guru, bahwasanya kompetensi


pedagogik guru merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran
peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi:

a.       Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan

Guru memiliki latar belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki


keahlian secara akademik dan intelektual. Merujuk pada sistem pengelolaan
pembelajaran yang berbasis subjek (mata pelajaran), guru seharusnya
memiliki kesesuaian antara latar belakang keilmuan dengan subjek yang
dibina. Selain itu, guru memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam
penyelenggaraan pembelajaran di kelas. Secara otentik kedua hal tersebut
dapat dibuktikan dengan ijazah akademik dan ijazah keahlian mengajar (akta
mengajar) dari lembaga pendidikan yang diakreditasi pemerintah.
b.      Pemahaman terhadap peserta didik

Guru memiliki pemahaman akan psikologi perkembangan anak,


sehingga mengetahui dengan benar pendekatan yang tepat yang dilakukan
pada anak didiknya. Guru dapat membimbing anak melewati masa-masa sulit
dalam usia yang dialami anak. Selain itu, Guru memiliki pengetahuan dan
pemahaman terhadap latar belakang pribadi anak, sehingga dapat
mengidentifikasi problem-problem yang dihadapi anak serta menentukan
solusi dan pendekatan yang tepat.

c.       Pengembangan kurikulum/silabus

Guru memiliki kemampuan mengembangkan kurikulum pendidikan


nasional yang disesuaikan dengan kondisi spesifik lingkungan sekolah.

d.      Perancangan pembelajaran

Guru memiliki merencanakan sistem pembelajaran yang


memamfaatkan sumber daya yang ada. Semua aktivitas pembelajaran dari
awal sampai akhir telah dapat direncanakan secara strategis, termasuk
antisipasi masalah yang kemungkinan dapat timbul dari skenario yang
direncanakan.

e.       Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

Guru menciptakan situasi belajar bagi anak yang kreatif, aktif dan
menyenangkan. Memberikan ruang yang luas bagi anak untuk dapat
mengeksplor potensi dan kemampuannya sehingga dapat dilatih dan
dikembangkan.

f.       Pemanfaatan teknologi pembelajaran.


Dalam menyelenggarakan pembelajaran, guru menggunakan
teknologi sebagai media. Menyediakan bahan belajar dan
mengadministrasikan dengan menggunakan teknologi informasi.
Membiasakan anak berinteraksi dengan menggunakan teknologi.

g.      Evaluasi hasil belajar

Guru memiliki kemampuan untuk mengevaluasi pembelajaran yang


dilakukan meliputi perencanaan, respon anak, hasil belajar anak, metode dan
pendekatan. Untuk dapat mengevaluasi, guru harus dapat merencanakan
penilaian yang tepat, melakukan pengukuran dengan benar, dan membuat
kesimpulan dan solusi secara akurat.

h.      Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi


yang dimilikinya

Guru memiliki kemampuan untuk membimbing anak, menciptakan


wadah bagi anak untuk mengenali potensinya dan melatih untuk
mengaktualisasikan potensi yang dimiliki. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk mengembangkan kemampuan ini adalah dengan
melaksanakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas, berbasis
pada perencanaan dan solusi atas masalah yang dihadapi anak dalam belajar.
Sehingga hasil belajar anak dapat meningkat dan target perencanaan guru
dapat tercapai. Pada prinsipnya, Kesemua aspek kompetensi pedagogik di
atas senantiasa dapat ditingkatkan melalui pengembangan kajian masalah dan
alternatif solusi.

3. Kompetensi Profesional

Kompetensi Profesional yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru dalam


perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Guru mempunyai tugas untuk
mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, untuk
itu guru dituntut mampu menyampaikan bahan pelajaran. Guru harus selalu meng-
update, dan menguasai materi pelajaran yang disajikan.

Kompetensi atau kemampuan kepribadian yaitu kemampuan yang harus


dimiliki guru berkenaan dengan aspek kompetensi professional adalah:

a.   Dalam menyampaikan pembelajaran, guru mempunyai peranan dan tugas


sebagai sumber materi yang tidak pernah kering dalam mengelola proses
pembelajaran. Kegiatan mengajarnya harus disambut oleh siswa sebagai suatu
seni pengelolaan proses pembelajaran yang diperoleh melalui latihan,
pengalaman, dan kemauan belajar yang tidak pernah putus.

b.   Dalam melaksakan proses pembelajaran, keaktifan siswa harus selalu


diciptakan dan berjalan terus dengan menggunakan metode dan strategi
mengajar yang tepat. Guru menciptakan suasana yang dapat mendorong siswa
untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta
dan konsep yang benar. Karena itu guru harus melakukan kegiatan
pembelajaran menggunakan multimedia, sehingga terjadi suasana belajar
sambil bekerja, belajar sambil mendengar, dan belajar sambil bermain, sesuai
konteks materinya.

c.   Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru harus memperhatikan prinsip-


prinsip didaktik metodik sebagai ilmu keguruan. Misalnya bagaimana
menerapkan prinsip apersepsi, perhatian, kerja kelompok, korelasi dan
prinsip-prinsip lainnya.

d.   Dalam hal evaluasi, secara teori dan praktik, guru harus dapat melaksanakan
sesuai dengan tujuan yang ingin diukurnya. Jenis tes yang digunakan untuk
mengukur hasil belajar harus benar dan tepat. Diharapkan pula guru dapat
menyusun butir secara benar, agar tes yang digunakan dapat memotivasi
siswa belajar.

Depdiknas mengemukakan kompetensi profesional meliputi


pengembangan profesi, pemahaman wawasan, dan penguasaan bahan kajian
akademik. Adapun, pengembangan profesi meliputi:

o mengikuti informasi perkembangan iptek yang mendukung profesi melalui


berbagai kegiatan ilmiah,
o mengalihbahasakan buku pelajaran/karya ilmiah,
o mengembangkan berbagai model pembelajaran,
o menulis makalah,
o menulis/menyusun diktat pelajaran,
o menulis buku pelajaran,
o menulis modul,
o menulis karya ilmiah,
o melakukan penelitian ilmiah (action research),
o menemukan teknologi tepat guna,
o membuat alat peraga/media,
o menciptakan karya seni,
o mengikuti pelatihan terakreditasi,
o mengikuti pendidikan kualifikasi, dan
o mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi professional


guru meliputi:

o Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang


mendukung pelajaran yang dimampu.
o Mengusai standar kompentensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang dimampu.
o Mengembangkan materi pembelajaran yang dimampu secara kreatif.
o Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif.
o Memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan mengembangakan diri.

4. Kompetensi Kepribadian

Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru dalam


menggeluti profesinya adalah meliputi fleksibilitas kognitif dan keterbukaan
psikologis. Fleksibilitas kognitif atau keluwesan ranah cipta merupakan
kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan memadai
dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel pada umumnya ditandai dengan adanya
keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Selain itu, ia memiliki resistensi atau daya
tahan terhadap ketertutupan ranah cipta yang prematur dalam pengamatan dan
pengenalan.

Dalam Undang-undang Guru dan Dosen dikemukakan kompetensi


kepribadian adalah “kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif,
dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik”. Surya menyebut kompetensi
kepribadian ini sebagai kompetensi personal, yaitu kemampuan pribadi seorang
guru yang diperlukan agar dapat menjadi guru yang baik. Kompetensi personal ini
mencakup kemampuan pribadi yang berkenaan dengan pemahaman diri,
penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri.

5. Kompetensi Sosial

Menurut Undang-undang Guru dan Dosen, kompetensi sosial adalah


“kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien
dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat
sekitar”.
Kompetensi sosial adalah kemampuan yang diperlukan oleh seseorang
agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam kompetensi sosial ini
termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab
sosial.

Untuk dapat melaksanakan peran sosial kemasyarakatan, guru harus


memiliki kompetensi

·         Aspek normatif kependidikan, yaitu untuk menjadi guru yang baik tidak cukup
digantungkan kepada bakat, kecerdasan, dan kecakapan saja, tetapi juga harus
beritikad baik sehingga hal ini bertautan dengan norma yang dijadikan landasan
dalam melaksanakan tugasnya.

6. Kompetensi Spiritual

Tugas guru bukan hanya membimbing siswa untuk dapat mengasosiasikan


setiap konsep dan proses pembelajaran yang diajarkan sehingga setiap konsep
dapat membentuk konektivitas yang menjadi pemahaman dan penalaran siswa.
Tetapi lebih dari itu guru bertugas untuk membimbing siswa agar dapat
mengasosiasikan antara konsep dan proses pembelajaran dengan nilai-nilai sikap
spiritual.

Kompetensi sikap spiritual diberikan dalam pembelajaran secara indirect


learning. Guru/ pendidik di sini serta merta menjadi ujung tombak untuk
mencapai kompetensi sikap spiritual pada diri setiap anak didik. Kemampuan
guru dalam menghubungkan setiap materi dan proses pembelajaran perlu dibina,
karena jika materi dan proses pembelajaran yang disajikan tidak dikaitkan dengan
nilai-nilai spiritual maka kompetensi sikap yang diinginkan sulit untuk dicapai.

Langkah yang harus diambil oleh setiap guru adalah mencantumkan


internalisasi nilai-nilai spiritual dalam pembelajaran. Meskipun pembentukan
sikap siswa dilaksanakan secara tidak langsung karena tidak ada materi pokok
yang diajarkan, tetapi tetap diperlukan internalisasi nilai-nilai sikap, terutama
dalam pemberian pendidikan berkarakter.

Guru memiliki posisi strategis karena dalam keseharian mereka memiliki


cukup banyak waktu untuk berinteraksi dengan siswa. Guru harus memanfaatkan
setiap momentum pembelajaran untuk menginternalisasikan nilai-nilai sikap
spiritual dan ke dalam benak sanubari siswa dan memberikan keteladanan yang
baik. Setiap siswa yang masih muda belia membutuhkan model-model warga
negara yang mampu menerapkan sikap spiritual yang luhur. Keberhasilan dalam
pembentukan sikap spiritual dalam diri siswa akan membantu mewujudkan cita-
cita kita bersama untuk mengangkat bangsa ini menjadi bangsa yang lebih maju
dan bermartabat di masa yang akan datang. Pada kompetensi spiritual, para guru
dituntut untuk mampu menjaga semangat bahwa mengajar adalah ibadah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Kemampuan guru dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai kompetensi,


yaitu kecakapan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi
keguruannya. Guru yang kompeten dan profesional adalah guru piawai
dalam melaksanakan profesinya. Berdasarkan uraian di atas, kompetensi
guru dapat didefinisikan sebagai penguasaan terhadap pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir
dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru.
2. Adapun dimensi-dimensi kompetensi guru terdiri atas: kompetensi
pedagogik; kompetensi profesional; kompetensi kepribadian; kompetensi
sosial; dan kompetensi spiritual.

B. Saran

Kepada para pendidik (guru), haruslah dapat mengetahui, memahami, dan


mengamalkan kompetensi-kompetensi apa saja yang dia perlukan dalam proses
pengajarannya. Agar dapat menciptakan peserta didik yang berkualitas, unggul,
serta mempunyai daya saing yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa, E. 2005.Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Dan


Implementas, Bandung: Remaja Posdakarya.

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT Rineka


Cipta

Sutikno, M. Sobry. 2007. Peran Guru Dala Membnagkitkan Motivasi Belajar


Siswa. Diakses dari http://bruderfic.or.id/h-129/peran-guru-dalam-
membangkitkan-motivasi-belajar-siswa.html pada 06 Oktober 2019.

Anda mungkin juga menyukai