Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

BUDIDAYA JAMUR TIRAM DI DESA JATI MULYA,

KEC. WONOSARI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Kelulusan

Mata Kuliah Mikologi

Disusun oleh:
SUCI RAMADHAYANI
1414421275

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

TAHUN 2021

i
Lampiran 2. Lembar Pengesahan

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

Nama Mahasiswa : Suci Ramadhayani


NIM : 1414421275
Program Studi : Biologi
Tempat Praktek : Desa Jati Mulya, Kec. Wonosari
Tanggal Praktek : 16 Oktober 2021
Judul Laporan : Budidaya Jamur Tiram di Desa Jati Mulya, Kec. Wonosari

Disetujui untuk diajukan sebagai laporan praktek kerja lapang.

Gorontalo, 23 Oktober

2021

Menyetujui,

Pembimbing Lapangan
Dosen Pembimbing Lapangan

Herinda Mardin, S.Si., M.Pd Suparno Citro Mesdi

Mengetahui,
Ketua Program Studi Biologi,
FMIPA Universitas Negeri
Gorontalo

(Dr. Yuliana Retnowati, S.Si., M.Si)


NIP.19770717 200604 2 001
i
Lampiran 3. Lembar Penilaian

LEMBAR PENILAIAN PRAKTEK KERJA LAPANG

Nama Mahasiswa : Suci Ramadhayani


NIM : 1414421275
Program Studi : Biologi
Tempat Praktek : Desa Jati Mulya, Kec. Wonosari
Tanggal Praktek : 16 Oktober 2021
Judul Laporan : Budidaya Jamur Tiram di Desa Jati Mulya, Kec. Wonosari
Tanggal Laporan : 23 Oktober 2021

Nilai Dosen Pembimbing :

Nilai Pembimbing Lapangan :

Nilai Akhir :

Gorontalo, 23 Oktober

2021 Menyetujui,

Pembimbing Lapangan
Dosen Pembimbing Lapangan

Suparno Citro Mesdi


Herinda Mardin, S.Si., M.Pd

Mengetahui,
Ketua Program Studi Biologi,
FMIPA Universitas Negeri
Gorontalo

Lampiran 4. Catatan/Logbook PKL

ii
Nama Mahasiswa : Suci Ramadhayani

Nim : 1414421275

CATATAN/LOGBOOK PKL
Tanggal Kegiatan/Skema/Pengukuran/Data/Dokume Td.
ntasi/Analisa Pembimbing
Lapangan
16
Oktober
2021

iii
iv
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
NEGERI GORONTALO

TAHUN 2021

v
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Laporan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) dengan judul “Budidaya Jamur Tiram Di Desa Jati Mulya Kec. Wonosari”.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikologi.
Dalam menyusun tugas ini, saya banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada para
pihak yang terlibat.
Saya menyadari bahwa dalam menyusun tugas ini masih jauh dari kata sempurna, Untuk itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya tugas
ini. Saya berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya.

Medan, 23 Oktober 2021

Suci Ramadhayani

vi
DAFTAR IS
I

LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................................i

LEMBAR PENILAIAN PRAKTEK KERJA LAPANG.........................................................ii

CATATAN/LOGBOOK PKL....................................................................................................iii

KATA PENGANTAR.................................................................................................................vi

DAFTAR ISI...............................................................................................................................vii

I. PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1

1.2 Maksud...............................................................................................................................2

1.3 Tujuan.................................................................................................................................2

1.4 Tujuan Umum.....................................................................................................................2

1.5 Tujuan Khusus....................................................................................................................2

1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan.........................................................................................3

II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN/INSTANSI/UD........................................................3

2.1 Sejarah Instansi Tempat PKL.............................................................................................3

2.2 Kegiatan Instansi Tempat PKL...........................................................................................3

2.3 Struktur Organisasi Instansi Tempat PKL..........................................................................4

2.4 Tujuan dan Fungsi Instansi yang Terkait dengan Bidang Kajian.......................................4

III. PROSES KERJA PERUSAHAAN INSTANSI..................................................................4

3.1 Penyiapan Penanaman........................................................................................................4

3.2 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Jamur Tiram....................................................5

3.3 Pembibitan..........................................................................................................................6

3.4 Panen dan Pasca Panen.......................................................................................................6

3.5 Peralatan, Pengolahan dan Perawatan................................................................................6

3.6 Pemasaran...........................................................................................................................7

IV. KEGIATAN INSTANSI TEMPAT PKL............................................................................8

4.1 Hasil Pengamatan, Spesifikasi, Kapasitas, Produktifitas...................................................8


vii
4.2 Permasalahan dan Tantangan yang Dihadapi.....................................................................8

4.3 Perhitungan dan Analisis Data...........................................................................................8

4.4 Pembahasan Data, Hasil Analisis dan Solusi yang Ditawarkan.........................................9

V. PENUTUP..............................................................................................................................10

5.1 Kesimpulan.......................................................................................................................10

5.2 Saran.................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................12

viii
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang

Jamur merupakan tumbuhan yang mudah dijumpai di alam bebas misalnya


di hutan atau pun kebun.  Jamur dapat tumbuh di mana–mana terutama pada
musim hujan.  Jamur yang ada di alam ini sangat bermacam–macam dan
masing–masing memiliki ciri yang berbeda.

Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian dalam


ganeshamicsoft.indojamur.com (2010), kandungan gizi jamur tiram terdiri atas
protein rata-rata sebanyak 3.5–4% dari berat basah.  Berarti dua kali lipat lebih
tinggi dibandingkan asparagus dan kubis.  Bila diukur berat kering kandungan
proteinnya 19-35%. Sedangkan beras hanya 7,3%, gandum 13,2%, kedelai
39,1% dan susu sapi 25,2%.

Jamur mempunyai nilai gizi tinggi terutama kandungan proteinnya 15-20


% dari berat keringnya.  Daya cernanya pun tinggi mencapai 34-89 %.  Sifat
nutrisi kelengkapan asam amino yang dimiliki oleh jamur lebih menentukan
mutu gizinya.  Jamur segar umumnya mengandung 85-89 % air.  Kandungan
lemak cukup rendah antara 1,08-9,4 % dari berat kering terdiri dari asam lemak
bebas mono ditriglieserida, sterol dan phoshpolipida.

Sedangkan karbohidrat terbesar dalam bentuk heksosan dan pentosan


polimer karbohidrat dapat berupa glikogen, khitin dan sebuah polimer N-asetil
glikosamin yang merupakan komponen struktural sel jamur.  Khitin merupakan
unsur utama serat jamur titam putih.

Jamur juga merupakan sumber vitamin antara lain thiamin, niacin, biotin dan
asam askorbat.  Vitamin A dan D jarang ditemukan pada jamur, namun dalam
jamur tiram putih terdapat ergosterol yang merupakan prekursor vitamin D.
Jamur umumnya kaya akan mineral terutama phosphor, mineral lain yang
dikandung, diantaranya kalsium dan zat besi.

1
1.2 Maksud
a. Untuk melengkapi sumber belajar atau pengetahuan mahasiswa khususnya
di bidang budidaya jamur.
b. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan yang telah didapatkan di bangku kuliah.
c. Dengan praktek kerja lapangan dapat melatih diri untuk menghadapi dunia
kerja.

1.3 Tujuan
a. Untuk memperoleh gambaran dunia kerja yang nantinya berguna bagi
mahasiswa yang bersangkutan apabila telah sarjana dan berada di tengah-tengah
masyarakat sehingga dapat menyesuaikan diri.
b. Untuk mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang telah di peroleh di
bangku kuliah dan sekaligus menanbah wawasan dan pengalaman.
c. Untuk mengetahui perbandingan antara teori ilmu yang di peroleh selama
perkuliahan dengan praktek di lapangan khususnya didalam bidang budidaya
jamur tiram.

1.4 Tujuan Umum


a. Agar mahasiswa memperoleh pengalaman yang berharga dengan
mengikuti kegiatan-kegiatan di lapangan di bidang budidaya jamur secara luas.
b. Meningkatkan pemahaman mengenai hubungan antara teori dan
aplikasinya, permasalahan yang dihadapi serta cara penanganannya secara
langsung apabila timbul masalah di lapangan.
c. Dengan melakukan kegiatan PKL di lapangan secara langsung maka dapat
menjadi bekal dalam bekerja baik berwirausaha maupun bekerja didalam suatu
perusahaan setelah lulus.

1.5 Tujuan Khusus

a. Mengetahui cara budidaya jamur, khususnya Jamur Tiram.

2
b. Dapat melakukan kegiatan budidaya Jamur Tiram secara langsung.
c. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mengenai budidaya Jamur
Tiram.

1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 2021 yang barada di


Desa Jati Mulya Kec. Wonosari.

II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN/INSTANSI/UD


II.1 Sejarah Instansi Tempat PKL

Budidaya jamur di instansi ini dimulai pada tahun 2019, dilatih pada 15
Desember 2018 selama dua hari. Pemilik budidaya jamur ini juga termasuk
binaan dari APH. Awalnya pemilik instansi hanya berbekal menonton video
dari youtube, yang kemudia setelah dicoba gagal, namun setelah mengikuti
pelatihan budidaya jamur yang dilakukan oleh pemilik instansi berhasil. Waktu
itu pemilik jamur ini dibawa pameran ke tauran dan mendapatkan baliho,
didalam program ini terdapat 45 orang.

II.2 Kegiatan Instansi Tempat PKL

Salah satu olahan jamur di instansi ini adalah jamur crispy, jamur crispy
ini sudah diuji coba, dan hasilnya bisa dimakan sampai 2 bulan, dalam jangka
waktu 2 bulan ini jamur masih kriyuk, wangi, tidak lembek. Campuran pada
jamur crispy ini adalah sponga nya yg berjumlah 15-20%, serbuk dan kapur.
Jika serbuk kayu 100 maka sponga nya sekitar 15-20%, air 60%, kemudian
disterilkan dengan waktu kurang lebih 4 jam dengan suhu 120ᵒ. Jika ditempat
perawatan suhunya harus 28ᵒ dan paling tinggi adalah 30ᵒ. Jika nanti suhu nya
naik sampai 32ᵒ maka jamur akan di semprot hingga turun menjadii 28ᵒ-30ᵒ.
Jika suhunya terlalu tinggi maka jamur akan kering, begitu juga sebaliknya, jika
suhu terlalu rendah jamur juga akan menjadi kering. Jamur ini distrerilkan
dengan alkohol.

3
II.3 Struktur Organisasi Instansi Tempat PKL

Produksi jamur ini bernama tunas berkah. Instansi ini belum mempunyai
struktur organisasi, tetapi pada bagian pemasaran instansi hanya memasarkan
pada pengecer yang berjumlah 5 orang. Dan ini dipasarkan hanya hari selasa,
sabtu dan kamis. Tempat pemasaran hany sekitar Wonosari.

II.4 Tujuan dan Fungsi Instansi yang Terkait dengan Bidang


Kajian
Tujuan instansi ini awalnya hanya inisiatif mereka saja yang ingin
membudidayakan jamur tiram ini, dilihat dari manfaat jamur tersebut. Awalnya
juga mereka hanya berpedoman belajar cara membudidayakan jamur tiram ini
dari youtube. Pemilik instansi ini mencoba namun ternyata gagal , namun
pemilik instansi ini mengikuti pelatihan dan setelah mengikuti pelatihan,
berhasil.

III. PROSES KERJA PERUSAHAAN INSTANSI

III.1 Penyiapan Penanaman

Sebelum melakukan penanaman, hal-hal yang menunjang budidaya harus


sudah tersedia, diantaranya rumah kumbung, baglog/media, rak
untuk baglog, dan tentunya bibit jamur tiram. Untuk mengoptimalkan hasil
pada budidaya jamur tiram didataran rendah dapat dilakukan modifikasi
terhadap bahan media dan takaranya, yakni dengan menambahkan atau
mengurangi takaran tiap - tiap bahan dari standar umumnya.

Sebagai media jamur tiram, serbuk gergaji kayu berfungsi sebagai


penyedia nutrisi bagi jamur. Kayu yang digunakan sebaiknya kayu keras karena
serbuk kayu jenis tersebut potensial dalam meningkatkan hasil panen jamur
tiram. Hal ini dikarenakan kayu keras banyakl mengandung selulosa yang

4
dibutuhkan oleh jamur. Jenis kayu keras yang bisa digunakan sebagai media
tanam untuk jamur tiram antara lain sengon, kayu apung, dan kayu mahoni.

Sebelum digunakan sebagai media biasanya serbuk kayu harus dikompos


terlebih dahulu agar bisa terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana
sehingga mudah dicerna oleh jamur. Proses pengomposan serbuk kayu
dilakukan dengan cara menutupnya menggunakan plastik atau terpal selama 1-2
hari.

III.2 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Jamur Tiram


a. Faktor Tumbuh

Jamur tiam seperti halnya tanaman lain yang dibudidayakan, memerlukan


kondisi lingkungan yang sesuai agar dapat tumbuh optimal. Kondisi lingkungan
tersebut antara lain suhu, derajat kemasaman, kelembaban ruangan, cahaya serta
konsentrasi karbondioksida dan oksigen.

b. Kelembaban Udara (RH)

Pada saat inkubasi kelembaban yang dibutuhkan 60-80 %, sedang untuk


pembentukan tubuh buah 80-90 %. Lebih jauh Cahyana menambahkan bahwa
pengaturan suhu dan RH dalam ruangan dapat dilakukan dengan
menyemprotkan air bersih kedalam ruangan.

Namun, apabila suhu terlalu tinggi sedang RH terlalu rendah, maka


primordia (bakal jamur) akan kering dan mati.

c. Cahaya

Pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram sangat peka terhadap cahaya,


misal cahaya matahari secara langsung. Intensitas cahaya yang diperlukan pada
saat pertumbuhan sekitar 10 %.

Cahaya merupakan faktor yang sangat penting untuk pertumbuhan


miselium, proses pembentukan dan pertumbuhan tubuh buah jamur.

5
Cahaya yang sangat kuat dapat menghambat pertumbuhan bahkan dapat
menghentikan pertumbuhan. Efek cahaya juga dapat merusak vitamin yang
dibentuk oleh jamur. Pada fase pertumbuhan generatif, cahaya diperlukan untuk
merangsang pembentukan calon tubuh buah, pembentukan tudung dan
perkembangannya. Kekurangan cahaya akan menyebabkan pertumbuhan
tangkai lebih panjang daripada ukuran normalnya dan pertumbuhan tudung
kurang berkembang sehingga ukurannya lebih kecil dari normalnya.

d. CO2 dan O2

Miselium dari beberapa jenis Pleurotos tumbuh lebih cepat dengan


peningkatan konsentrasi karbon dioksida sampai 22 %. Namun pembentukan
tubuh buah akan terhambat pada konsentrasi karbondioksida yang tinggi.
Oksigen dibutuhkan untuk proses pembentukan dan pertumbuhan tubuh buah
jamur. Jika kekurangan 02 atau terlalu banyak kadar karbondioksida di udara
maka tangkai tubuh buah jamur akan tumbuh memanjang dan tudungnya
menjadi kurang berkembang.

III.3 Pembibitan

Bibit jamur ini awalnya masih diberikan dari pemateri dan ternyata jadi,
kemudian pihak instansi ingin membuat jamur lagi dan minta dikirim lagi dari
pemateri dan kemudian jadi, tetapi jika dikirim-kirim terus dan pihak instansi
mencari hasil dan ternyata tidak punya hasil, maka akan habis ke bibit,
kemudian pihak instansi usaha dulu bikin bibit, yang terpenting di plot itu
masih ada jamur untuk bibit. Karena jika bibit sudah habis dan tidak ada jamur
jadi pihak instansi harus cari jamur dimana? Karena spora nya tidak ada.

III.4 Panen dan Pasca Panen


Panen jamur tiram dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan.
Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut seluruh rumpun jamur yang ada.
Jamur tiram dipanen saat pertumbuhan tubuh buah telah maksimal. Waktu
panen paling tepat adalah umur 4-5 hari terhitung sejak pembentukan calon
badan buah dan panjangnya telah maksimal dan bentuknya telah mencapai 50-
75 gram.

6
III.5 Peralatan, Pengolahan dan Perawatan

Kondisi yang diperlukan untuk pertumbuhantubuh buah pada jamur adalah


pada suhu 16-22 0C dengan kelembaban 80-90 %. Kondisi tersebut harus
dipertahankan agar pertumbuhan jamur tetap dalam kondisi yang baik. Salah
satu cara yang dilakukan untuk menjaga kestabilan suhu dan kelembaban
didalam kumbung adalah dengan penyiraman dengan menggunakan air bersih.
Air yang disemprotkan berupa kabut agar media tidak terlalu basah. Frekuensi
penyiraman disesuaikan dengan cuaca pada musim kemarau penyiraman
dilakukan 2-3 kali dalam sehari, sedangkan pada musim penghujan penyiraman
dilakukan 1-2 kali sehari,atau jika frekwensi hujan sangat tinggi maka
tidak perlu dilakukan penyiraman karena terlalu lembab dapat menyebabkan
jamur menjadi busuk.

Sirkulasi udara juga perlu diperhatikan saat masih berbentuk miselium


jamur tidak memerlukan oksigen dalam jumlah besar. Namun pasokan oksigen
sangat besar dibutuhkan pada saat pertumbuhan tubuh buah. Penyiraman dengan
air bersih berguna untuk mengatur suhu dan kelembaban agar tetap terjaga.

Selain penyiraman dan pengaturan sirkulasi udara, aspek pemeliharaan


yang perlu diperhatikan dalam budidaya jamur tiram adalah pengendalian
gulma, hama penyakit. Jika tidak dikendalikan dengan baik, semua gangguan
tersebut akan berakibat pada menurunya produktivitas jamur tiram bahkan
menggagalkan panen.

III.6 Pemasaran

Pemasaran diperusahaan ini juga belum mendapatkan izin, kemudian


masalah jaringan juga pemilik perusahaan belum tau dan belum bisa mencari,
pemilik jamur ini juga berkata jika budidaya jamur ini hanya untuk sampingan
saja, pemilik budidaya ini termasuk binaan dari APH. Waktu itu dibawa
pameran ke tauran dan mendapatkan baliho, didalam program ini terdapat 45
orang. Harga jual 1 kg 30rb, tetapi jika dijual per ecer hanya 25rb.

7
Jika pasaran kuat, bumbung ini bisa mencapai 25kg sehari. Pagi petik, sore
petik. Jika pagi tidak dipetik maka jamur akan dipetik sore, jika dibatangnya
sudah coklat itu tidak bis dipetik, batasnya hanya 2 hari. Namun, jika masih
putih, masih tebal, dan masih belum runcing itu bisa sampai 3 hari, maka petik
maka jangan sampai runcing daunnya.

IV. KEGIATAN INSTANSI TEMPAT PKL


IV.1 Hasil Pengamatan, Spesifikasi, Kapasitas, Produktifitas

Pengamatan dibagi menjadi dua yaitu karakter pertumbuhan yang


meliputi lama penyebaran miselium pada substrat, saat muncul badan buah (Pin
Head) pertama, diameter tudung buah. Sedangkan karakter produksi meliputi,
frekuensi panen , rata-rata bobot segar badan buah, interval periode panen.
Variabel pertumbuhan dan produksi merupakan indikasi kemampuan tanaman
dalam tumbuh dan berkembang baik secara vegetatif maupun generatif.
Variabel pertumbuhan jamur tiram putih, yaitu meliputi lama penyebaran
miselium, saat munculnya badan buah (pin head), rata-rata diameter tudung
buah. Sedangkan untuk variabel produksi jamur tiram putih, yaitu meliputi
frekuaensi panen, bobot segar total badan buah, dan interval panen.

IV.2 Permasalahan dan Tantangan yang Dihadapi

Permasalahan yang terjadi pada instansi jamur ini adalah pada saat
pembibitan. Dalam pembibitan juga terjadi kendala, karena seharusnya
pembibitan menggunakan autoklaf, sedangkan pihak instansi hanya
menggunakan panci presto. Karena jika menggunakan panci presto tidak tahu
berapa suhu yang akan diberikan.

IV.3 Perhitungan dan Analisis Data

Tabel 1. Pengaruh Perlakuan Terhadap Karakter Pertumbuhan dan


Produksi Jamur Tiram

Perlakuan Lama Saat Rata- Frekuens Rata- Interva


Penyebara Muncu Rata i Panen Rata l
n l Badan Diamete (Kali) Bobo Period

8
Miselium Buah r t e
Pada (Pin Tudung Segar Panen
Substrat Head) Buah Bada (hari)
(HSI) Pertam (Cm) n
a (HSI) Buah
(g)
M1: J=800g, 40,74 c 72,54 c 6,81 7,33 42,88 3,55
SGk=0g cd
M2: J=700g, 38,11 b 63,06 a 6,90 7,67 49,78 4,80
SGk=100g de
M3: J=600g, 40,33 c 81,07 d 5,22 4,67 34,44 3,27
SGk=200g ab
M4: J=500g, 41,44 c 84,47 d 6,11 3,33 31,89 3,41
SGk=30041, a
g
M5: J=400g, 41,94 c 71,48 6,48 7,00 52,25 5,96
SGk=400g bc ef
M6: J=300g, 35,78 c 70,62 6,45 8,67 40,03 3,19
Sgk=500g bc bc
M7: 200g, 41,97 c 65,81 6,36 10,00 48,28 3,37
SGk=600g ab de
M8: J=100g, 35,19 c 65,63 6,57 9,33 58,71 3,34
SGk=700g ab f
M9: J=0g, 34,5 c 65,77 6,68 8,00 59,18 3,17
SGk=800g ab f
Keterangan : HSI : Hari Setelah Inokulasi. Angka-angka didampingi
huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada
uji BNT 5%. tn: tidak nyata pada uji BNT 5%. J: Jerami Padi; SGK: Serbuk
Gergaji Kayu, n = 3.

IV.4 Pembahasan Data, Hasil Analisis dan Solusi yang Ditawarkan

Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan M9; M8; M6 tidak berbeda


nyata dan menunjukkan penyebaran miselium paling cepat dengan lama
penyebaran miselium 34,5 HSI; 35,19 HSI; 35,78 HSI. Sedangkan pada
perlakuan M1; M3; M4; M5; M7 tidak berbeda nyata dan menunjukkan

9
miselium merambat relatif lebih lama, yaitu 40,74 HSI; 40,33 HSI; 41,44 HSI;
41,94 HSI; 41,97 HSI. Dari data analisis ragam (Tabel 1) menunjukkan bahwa
perlakuan M3 dan M4 tidak berbeda nyata dan menunjukkan lama saat muncul
badan buah (Pin head) pertama paling lambat, yaitu : 81,07 HSI; 84,47 HSI.
Perlakuan M2; M7; M8; M9 tidak berbeda nyata dan menunjukkan lama saat
muncul badan buah (Pin head) pertama paling cepat, yaitu 63,06 HSI; 65,81
HSI; 65,63 HSI; 65,77 HSI. Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan M5; M8;
M9 tidak berbeda nyata dan memiliki rata-rata bobot segar badan buah yang
paling tinggi, yaitu 52,25 g; 58,71 g dan 59,18 g. Perlakuan M8 menghasilkan
total bobot segar badan buah paling tinggi yaitu 548,00 g/ baglog selama masa
tanam. Sedangkan pada perlakuan M3 dan M4 tidak berbeda nyata dan
memiliki rata-rata bobot segar badan buah yang rendah disetiap panen sebesar
34,44 g dan 31,89 g dengan total bobot segar badan buah peling rendah yaitu
sebesar 160,74 g/ baglog selama masa tanam dan 135,93 g/ baglog selama masa
tanam. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian komposisi media
tanam yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap rata-rata
rata-rata diameter tudung buah jamur, frekuensi panen, dan interval periode
panen jamur tiram putih.

Variabel pertumbuhan dan produksi merupakan indikasi kemampuan


tanaman dalam tumbuh dan berkembang baik secara vegetatif maupun
generatif. Variabel pertumbuhan jamur tiram putih, yaitu meliputi lama
penyebaran miselium, saat munculnya badan buah (pin head), rata-rata diameter
tudung buah. Sedangkan untuk variabel produksi jamur tiram putih, yaitu
meliputi frekuensi panen, bobot segar total badan buah, dan interval panen.

V. PENUTUP
V.1Kesimpulan

Dari serangkaian kegiatan dan pembahasan diatas maka dapat diambil


kesimpulan sebagai berikut :

10
1. Produk jamur tunas berkah merupakan balai benih yang membudidayakan
berbagai jenis jamur. Salah satu olahan yang terdapat dalam instansi ini
adalah jamur crispy.
2. Budidaya Jamur Tiram di tunas berkas ini belum memenuhi syarat karena
belum mendapatkan perizinan pemasaran
3. Dalam budidaya jamur tiram dibutuhkan tempat yang bersih dan terhindar
dari hama penyakit sehingga dibutuhkan penanganan yang teliti agar
budidaya dapat berjalan dengan lancar.

V.2Saran

Dalam penyusunan laporan ini telah dipaparkan mengenai budidaya


jamur tiram di Desa Jati Mulya, Kec. Wonosari. Namun, saya menyadari bahwa
masih terdapat banyak kekurangan dalam laporan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) ini. Untuk itu saya menyarankan agar pembaca dapat mencari referensi
lain untuk menambah materi yang kurang dari laporan ini. Saya juga memohon
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sehingga dapat
dijadikan bahan evaluasi untuk kedepannya supaya lebih baik lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA
Cahyana, M., dan M. Bakrun. 1999. Pembibitan, Pembudidayaan,
Analisis usaha Jamur tiram: Penebar Swadaya. Jakarta

Gunawan, A.W. 2000. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta: Penebar


Swadaya

Hariadi, Nurul, dkk. 2013. Studi Pertumbuhan Dan Hasil Produksi Jamur
Tiram Putih (Pleorotus ostreatus) Pada Media Tumbuh Jerami
Padi Dan Serbuk Gergaji. Jurnal Produksi Tanaman. Vol 1(1):
Hal 47-53

Sukmadi, H., N. Hidayat, dan E. R. Lestari. 2012. Optimasi Produksi


Jamur Tiram Abu-abu (Pleurotus sajorcaju) Pada Campuran Serat
Garut dan Jerami Padi. Produksi Jamur Tiram Abu-abu. J. Tek.
Pert. Vol 4(1):1 - 12

12

Anda mungkin juga menyukai