Disusun oleh
Suci Ramadhayani
1414421275
2021
Pencemaran lingkungan hidup
Pencemaran lingkungan hidup harus menjadi perhatian yang serius di era saat ini.
Meningkatnya kegiatan industri seperti pertambangan telah banyak mengganggu ekosistem
lingkungan hidup dengan kegiatan penebangan pohon dan kebisingan alat-alat pertambangan
yang digunakan.
Inti dari permasalahan lingkungan hidup adalah hubungan makhluk hidup, khususnya
manusia dengan lingkungan hidupnya. Ilmu tentang hubungan timbal balik makhluk hidup
dengan lingkungan hidupnya di sebut ekologi.
Lingkungan hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dengan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupannya dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lainnya.
Dari definisi diatas tersirat bahwa makhluk hidup khususnya merupakan pihak yang
selalu memanfaatkan lingkungan hidupnya, baik dalam hal respirasi, pemenuhan kebutuhan
pangan, papan dan lain-lain. Dan, manusia sebagai makhluk yang paling unggul di dalam
ekosistemnya, memiliki daya dalam mengkreasi dan mengkonsumsi berbagai sumber-sumber
daya alam bagi kebutuhan hidupnya.
Di alam terdapat berbagai sumber daya alam. yang merupakan komponen lingkungan
yang sifatnya berbeda-beda, dimana dapat digolongkan atas :
Berbagai sumber daya alam yang mempunyai sifat dan perilaku yang beragam
tersebut saling berinteraksi dalam bentuk yang berbeda-beda pula. Sesuai dengan
kepentingannya maka sumber daya alam dapat dibagi atas Fisiokimia seperti air, udara,
tanah, dan sebagainya. Biologi, seperti fauna, flora, habitat, dan sebagainya, dansosial
ekonomi seperti pendapatan, kesehatan, adat-istiadat, agama, dan lain-lain.
Interaksi dari elemen lingkungan yaitu antara yang tergolong hayati dan non-hayati
akan menentukan kelangsungan siklus ekosistem, yang didalamnya didapati proses
pergerakan energi dan hara (material) dalam suatu sistem yang menandai adanya habitat,
proses adaptasi dan evolusi. Dalam memanipulasi lingkungan hidupnya, maka manusia harus
mampu mengenali sifat lingkungan hidup yang ditentukan oleh macam-macam faktor.
Berkaitan dengan pernyataan ini, sifat lingkungan hidup dikategorikan atas dasar :
Kerusakan hutan di sekitar kota untuk membuka jalan bagi tambang juga telah
menghancurkan penahan alami melawan banjir, menimbulkan air bah setinggi pinggang saat
musim hujan.Dan meski 200 juta ton batu bara digali dan dikirim dari Kalimantan Timur
setiap tahun, ibukota masih sering mengalami listrik padam selama berjam-jam karena
pembangkit listrik yang sudah tua terus bermasalah.
Seorang petani bernama Komari telah tinggal di pinggir kota Samarinda sejak 1985
dan hidup dari menanam padi dan beternak ikan. Namun tambang-tambang batu bara telah
meracuni air yang digunakan untuk sawah dan kolamnya, ujarnya."Padi ini tumbuh di atas air
beracun,” ujar pria berusia 70 tahun itu, yang tinggal di rumah kayu sederhana berkamar satu
bersama istrinya.“Kami masih memakannya tapi sepertinya buruk untuk kami,” ujarnya,
menambahkan bahwa air itu membuat kulitnya gatal.Bersama 18 petani lainnya, Komari
telah mengajukan tuntutan hukum melawan pejabat-pejabat pemerintah, menyalahkan
mereka karena mencemari sumber-sumber air dan mengizinkan pertambangan yang
marak.Mereka tidak mencari kompensasi, hanya meminta pemerintah mewajibkan sebuah
perusahaan batu bara dekat rumah-rumah mereka untuk membersihkan pencemaran air dan
menyediakan layanan kesehatan.
Jatam dan Indonesian Corruption Watch baru-baru ini melaporkan sebuah kasus pada
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menuduh perusahaan Indonesia, Graha Benua Etam,
pada 2009 menyuap mantan kepala Dinas Pertambangan dan Energi Samarinda untuk
mendapatkan izin.Kedua lembaga ini menyebut sedikitnya Rp 4 miliar diberikan sebagai
sogokan, dan sejumlah uang itu mengalir pada mantan walikota untuk kampanye politik.
Perusahaan tersebut tidak dapat dimintai komentar.
Sogokan dibayar tidak hanya untuk mendapatkan izin pertambangan, ujar Merah.
Ia mengatakan uang suap juga membantu perusahaan menambang di daerah yang dilarang
dan menghindari kewajiban-kewajiban seperti konsultasi masyarakat dan melakukan analisa
mengenai dampak lingkungan.
Gambaran yang suram dari Samarinda ini sangat jauh dari masa kejayaan kota ini
dulu, sebuah hutan rindang dengan orangutan serta burung-burung eksotis, banyak
diantaranya hanya bisa ditemukan di Kalimantan.Kisah ini umum terjadi di pulau ketiga
terbesar di dunia tersebut, yang suatu kali hampir tertutupi oleh pohon, namun sekarang telah
kehilangan setengah hutannya, menurut lembaga perlindungan alam liar WWF.Seperti di
Amazon, hutan hujan Kalimantan berlaku seperti busa, menyerap karbon yang diakibatkan
perubahan iklim dari atmosfer.
Penggunaan lahan tanpa diimbangi dengan upaya konservasi dan perbaikan kondisi
lahan akan menyebabkan degradasi lahan. Lahan di daerah hulu dengan lereng curam yang
hanya sesuai untuk hutan, apabila mengalami alih fungsi menjadi lahan pertanian tanaman
semusim akan rentan terhadap bencana erosi dan atau tanah longsor. Perubahan penggunaan
lahan miring dari vegetasi permanen (hutan) menjadi lahan pertanian intensif menyebabkan
tanah menjadi lebih mudah terdegradasi oleh erosi tanah. Praktek penebangan dan perusakan
hutan (deforesterisasi) merupakan penyebab utama terjadinya erosi di kawasan daerah aliran
sungai (DAS).
Penurunan produktivitas usaha tani secara langsung akan diikuti oleh penurunan
pendapatan petani dan kesejahteraan petani. Disamping menyebabkan ketidak-berlanjutan
usaha tani di wilayah hulu, kegiatan usaha tani tersebut juga menyebabkan kerusakan sumber
daya lahan dan lingkungan di wilayah hilir, yang akan menyebabkan ketidak-berlanjutan
beberapa kegiatan usaha ekonomi produktif di wilayah hilir akibat terjadinya pengendapan
sedimen, kerusakan sarana irigasi, bahaya banjir dimusim penghujan dan kekeringan
dimusim kemarau.
Pencemaran Agrokimia
Tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan di lingkungan pertanian dapat
disebabkan karena penggunaan agrokimia (pupuk dan pestisida) yang tidak proporsional.
Dampak negatif dari penggunaan agrokimia antara lain berupa pencemaran air, tanah, dan
hasil pertanian, gangguan kesehatan petani, menurunnya keanekaragaman hayati, ketidak
berdayaan petani dalam pengadaan bibit, pupuk kimia dan dalam menentukan komoditas
yang akan ditanam.
Penggunaan pestisida yang berlebih dalam kurun yang panjang, akan berdampak pada
kehidupan dan keberadaan musuh alami hama dan penyakit, dan juga berdampak pada
kehidupan biota tanah. Hal ini menyebabkan terjadinya ledakan hama penyakit dan degradasi
biota tanah.
Penggunaan pupuk kimia yang berkonsentrasi tinggi dan dengan dosis yang tinggi
dalam kurun waktu yang panjang menyebabkan terjadinya kemerosotan kesuburan tanah
karena terjadi ketimpangan hara atau kekurangan hara lain, dan semakin merosotnya
kandungan bahan organik tanah.Akibat dari ditinggalkannya penggunaan pupuk organik
berdampak pada penyusutan kandungan bahan organik tanah. Sistem pertanian bisa menjadi
sustainable (berkelanjutan) jika kandungan bahan organik tanah lebih dari 2%. Bahan organik
tanah disamping memberikan unsur hara tanaman yang lengkap juga akan memperbaiki
struktur tanah, sehingga tanah akan semakin remah. Namun jika penambahan bahan organik
tidak diberikan dalam jangka panjang kesuburan fisiknya akan semakin menurun.
Pencemaran Industri
Semakin meningkatnya kebutuhan akan bahan bangunan terutama batu bata dan
genteng, akan menyebabkan kebutuhan tanah galian juga semakin banyak (galian C). Tanah
untuk pembuatan batu bata dan genteng lebih cocok pada tanah tanah yang subur yang
produktif. Dengan dipicu dari rendahnya tingkat keuntungan berusaha tani dan besarnya
resiko kegagalan, menyebabkan lahan-lahan pertanian banyak digunakan untuk pembuatan
batu bata, genteng dan tembikar. Penggalian tanah sawah untuk galian C disamping akan
merusak tata air pengairan (irigasi dan drainase) juga akan terjadi kehilangan lapisan tanah
bagian atas (top soil) yang relatif lebih subur, dan meninggalkan lapisan tanah bawahan (sub
soil) yang kurang subur, sehingga lahan sawah akan menjadi tidak produktif.
Pembahasan artikel 1
Berdasarkan prinsip ke 4 yang berbunyi Pada semua kategori Sumber Daya (SD),
bila pengadaannya sudah cukup tinggi, pengaruh unit kenaikannya menurun dengan
penambahan SD itu sampai pada suatu tingkat maksimum.Telahterjadipeningkatnya
kegiatan industri seperti pertambangan yang telah mengganggu ekosistem lingkungan
hidup dengan kegiatan penebangan pohon dan kebisingan alat-alat pertambangan yang
digunakan.Hal tersebut menyebabkan ketidak seimbangan antara makhluk hidup
khususnya merupakan pihak yang selalu memanfaatkan lingkungan hidupnya, baik dalam
hal respirasi, pemenuhan kebutuhan pangan, papan dan lain-lain. Dan, manusia sebagai
makhluk yang paling unggul di dalam ekosistemnya, memiliki daya dalam mengkreasi
dan mengkonsumsi berbagai sumber-sumber daya alam bagi kebutuhan hidupnya.Tetapi
manusia juga harus ingat bahwa sumber daya yang di ambil harus mengembalikan ke
alam karena konversi energi yang diambil harus yang sebanding dengan adanya materi
dan energi yang dikembalikan kelingkungan. Karena Ketersediaan Sumber Daya Alam
mempunyai batas optimal sehingga pada keadaan maksimal atau minimal
ketersediaannya tersebut akan berakibat kurangnya daya guna system `biologi.
Pembahasanartikel 2
Pada era sekarang ini, semakin banyak pertambahan penduduk semakin banyak
pula kebutuhan yang harus tercukupi. Kebutuhan tersebut diantaranya adalah tempat
tinggal. Untuk mendapatkan tempat tinggal haruslah mempunyai suatu lahan untuk
bermukim. Untuk mendapatkan tempat tinggal guna mengadakan pembangunan
dibutuhkan suatu lahan. Lahan yang semakin sempit ini tentunya tidak cukup untuk
menampung banyaknya penduduk. Maka penebangan pohon untuk pembangunan
semakin marak dilakukan di masa sekarang ini. Selain itu, dengan adanya pertumbuhan
penduduk yang semakin pesat mengakibatkan semakin banyak pula kebutuhan yang harus
dipenuhi terutama kebutuhan primer yaitu papan, pangan, dan sandang. Sementara,
banyaknya penebangan pohon untuk pembangunan ini terjadi secara liar. Kebanyakan
manusia, yang menebang pohon tidak memperhatikan prinsip prinsip lingkungan hidup.
Mereka hanya menebang pohon saja dengan sesukanya tanpa memikirkan resiko yang
akan terjadi di masa mendatang.
Pada semua kategori Sumber Daya (SD), bila pengadaannya sudah cukup tinggi,
pengaruh unit kenaikannya menurun dengan penambahan SD itu sampai pada suatu
tingkat maksimum.
Dalam peristiwa ini banyaknya pengadaan lahan terbuka untuk kepentingan
pembangunan dan semakin banyaknya pengadaan energi untuk memenuhi kebutuhan
manusia mengakibatkan produksi ekosistem untuk dapat mencukupinya mulai menurun.
Hal ini disebabkan karena apabila semakin banyak energi yang dibutuhkan semakin
sedikit jumlah energi yang diterima oleh setiap individu karena ekosistem sudah
mencapai tingkatan yang maksimum. Ketika sudah melampaui batas yang maksimum,
maka akan terjadi kejenuhan karena tidak akan ada timbal balik antar organisme.
Sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan. Keberadaan Sumber Daya Alam haruslah
seimbang. Karena menurut prinsip lingkungan hidup yang ke 4, pada saat dalam keadaan
maksimal maupun minimal akan mengurangi daya kegunaan sistem biologi.
Jadi, menjaga ekosistem agar tetap seimbang sesuai dengan prinsip prinsip
lingkungan hidup perlu ditanamkan sejak dini terutama kepada anak anak. Dengan
memperhatikan prinsip lingkungan hidup ini, diharapkan ekosistem tetap berada dalam
keadaan seimbang. Sehingga proses kehidupan dapat berjalan dengan lancar.
Pembahasan artikel ke 3
Pada artikel ini tertera bahwa terdapat ekspolitasi bahan tambang di Kalimantan
Selatan yang dilakukan secara masif. Hal tersebut mengakibatkan kerusakan hutan dan
pencemaran lingkungan. Pada akhirnya penduduklah yang merasakan akibatnya. Mereka
mengalami gangguan kesehatan, penurunan pendapatan, bahkan mengalami krisis energi.
Hal tersebut tentu sangat ironis mengingat banyaknya hasil tambang yang dihasilkan di
kalimantan.
Prinsip ketiga ilmu lingkungan menyatakan bahwa konversi energi sistem biologi
berlangsung pada waktu yang sebanding dengan materi dan energi. Berkaitan dengan
prinsip tersebut, eksploitasi tambang secara besar-besaran tentu akan merugikan generasi
selanjutnya. Hal tersebut dikarenakan pembentukan bahan tambang memerlukan waktu
yang sangat lama, ribuan bahkan mungkin jutaan tahun. Waktu yang diperlukan untuk
pembentukan bahan tambang tersebut tentu tidak sebanding dengan ekspoitasi yang
dilakukan. Sehingga akan menimbulkan ketidakseimbangan di alam.
Jika tidak dilakukan inovasi dan optimalisasi penggunaan alternatif energi selain
bahan tambang, bisa jadi generasi selanjutnya akan mengalami krisis energi. Ditambah
lagi masalah pencemaran lingkungan yang diakibatkan ekspoitasi bahan tambang besar-
besaran.
Pembahasan Artikel 4
Dengan dipicu dari rendahnya tingkat keuntungan berusaha tani dan besarnya
resiko kegagalan, menyebabkan lahan-lahan pertanian banyak digunakan untuk
pembuatan batu bata, genteng dan tembikar..” Hal ini sesuai dengan prinsip 3 lingkungan
yang merupakan hubungan ketersediaan SDA dengan waktu pembentukan komponen zat
hara tanah. Jika lahan tanah yang subur untuk ditumbuhi padi–padian namun terus
menerus digali tanpa memperhatikan waktu pembentukan zat hara maka yang akan terjadi
tanah akan alih fungsi. Dari tanah yang berzat hara tinggi menjadi tanah yang kaku dan
tidak subur. Akibatnya lahan pertanian akan semakin menipis dan kuantitas padipun
menurun. Sebaiknya lahan tanah yang hampir saja mengalami degradasi fungsi
dimaksimalkan dalam hal perbaikannya sehingga tanah–tanah tersebut menjadi kembali
produktif lagi sehingga kita tidak kehilangan sumber daya penghidupan manusia.