Anda di halaman 1dari 3

Artikel Usaha Pelestarian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup

UPAYA MENGATASI KELANGKAAN SUMBER DAYA ALAM PASIR


DAN MASALAH LINGKUNGAN
Oleh
Haris Nur Afif
(Universitas Islam Jember)

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sumberdaya alam mempunyai peranan cukup penting bagi kehidupan manusia. Sumberdaya alam bagi
berbagai komunitas di Indonesia bukan hanya memiliki nilai ekonomi tetapi juga makna sosial, budaya dan
politik. Dalam memanfaatkan sumber daya alam, manusia perlu berdasar pada prinsip ekoefisiensi. Artinya
tidak merusak ekosistem, pengambilan secara efisien dalam memikirkan kelanjutan SDM. Prioritas utama
pengelolaan adalah upaya pelestarian lingkungan, supaya dapat mendukung kehidupan makhluk hidup. Bila
sumber daya alam rusak atau musnah kehidupan bisa terganggu.
Perkembangan pesat pembangunan infrastruktur di berbagai belahan dunia telah meningkatkan pula
kebutuhan bahan baku alam. Pasir dan kerikil merupakan komoditas utama yang digunakan untuk
pengembangan jalan, jembatan, bendungan, bandara, bangunan gedung. Sedangkan pasir laut adalah salah
satu komponen utama dalam mereklamasi laut. Peningkatan kebutuhan secara besar-besaran ini telah
menimbulkan kekhawatiran akan kelangkaan sumber daya alam dan permasalahan lingkungan.
Industri pertambangan merupakan salahsatu industri yang diandalkan pemerintah Indonesia untuk
mendatangkan devisa. Selain mendatangkan devisa industri pertambangan juga menyedot lapangan kerja dan
bagi Kabupaten dan Kota merupakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Selain mendatangkan devisa
dan menyedot lapangan kerja juga rawan terhadap pengrusakan lingkungan. Banyak kegiatan penambangan
yang mengundang sorotan masyarakat sekitarnya karena selain merusak lingkungan juga membahayakan jiwa
penambang.
Untuk mencegah kerusakan lingkungan, kita dapat melakukan upaya baik secara administratif, teknologis,
maupun edukatif. Secara administratif diperlukan aturan dan hukum yang mengikat. Secara teknologis
diperlukan langkah-langkah penanganan yang tepat. Sedangkan secara edukatif diperlukan pendidikan kepada
masyarakat.
1.2 Permasalahan
a. Apa saja dampak pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan?
b. Bagaimana upaya pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan?
2. Pembahasan
2.1 Kelangkaan Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah unsur lingkungan yang terdiri atas sumber daya alam hayati, dan sumber daya
alam non-hayati dan sumberdaya buatan merupakan salah satu aset yang dapat di manfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia. Pengertian lain dari sumber daya alam adalah semua kekayaan bumi, baik biotik
maupun abiotik, yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia. Pemanfaatan sumber daya alam ini
juga dapat berdampak terhadap lingkungan, baik dampak positif dan dampak negatif, antara lain:
meningkatkan ekonomi, dan sekaligus menimbulkan kelangkaan.
Seperti yang diberitakan oleh Kompas pada 14 Januari 2019 menyebutkan dalam sebuah laporan PBB
tahun 2014, Pascal Peduzzi, Direktur Database Informasi Sumber Daya Global PBB, mengatakan bahwa pasir
dan kerikil telah melampaui bahan bakar fosil dan biomassa untuk menjadi bahan yang paling banyak
diekstraksi di dunia, dan "sekarang diekstraksi pada tingkat yang jauh lebih besar daripada tingkat
pembaharuannya". Masalahnya akan memburuk pada tahun ini dan seterusnya karena permintaan terus
berkembang, terutama di Asia, karena sumber daya yang semakin terbatas. Negara-negara di Asia, seperti
Indonesia dan Vietnam, telah melarang atau membatasi ekspor selama beberapa tahun terakhir, sementara
India telah mulai membatasi lisensi yang dikeluarkannya untuk mengekspor pasir. Di Kamboja, ekstraksi pasir
di provinsi Koh Kong telah menyebabkan dampak lingkungan jangka panjang di wilayah sungai. Di Cina,
ekstraksi pasir telah menyebabkan penurunan dramatis permukaan air Danau Poyang, danau air tawar terbesar
di negara itu. Di India, ketika terjadi kekurangan pasir yang parah, pasir diambil dari sungai musiman (ketika
kemarau sungai itu kering). Padahal pasir yang mengandung kandungan lumpur yang tinggi memiliki
kelembaban yang tinggi pula dan bisa mengurangi kekuatan beton. Secara umum, di negara-negara yang giat
mengekstraksi pasir bangunan dari sungai-sungai yang tidak mampu merehabilitasi atau melakukan
pembaharuan kembali akan mengalami masalah kelangkaan.
Berita diatas menunjukkan bahwa kelangkaan sudah mulai terjadi di berbagai wilayah, hal ini perlu
diperhatikan dengan serius karena kondisi yang berlarut-larut pada akhirnya berdampak pada kondisi
lingkungan hidup dan ekosistem.
Bagaimana dengan di Indonesia? Sentra sumber pasir di Lumajang Jawa Timur misalnya, pasir halus untuk
konstruksi dinding dan pasir cor untuk struktur beton secara tradisional di ambil dari sungai yang berasal dari
pegunungan. Begitu juga halnya dengan sungai-sungai lain yang mengalirkan lahar vulkanis di banyak lokasi
di Indonesia.
Lalu bagaimana dengan pasir laut yang melimpah di pesisir pulau-pulau? Pasir laut tidak layak untuk
konstruksi bangunan karena agregatnya terlalu halus dan memiliki kandungan garam. Pasir laut diekstraksi
hanya untuk mengurug laut (reklamasi) dalam rangka memperluas wilayah daratan atau membuat pulau-pulau
buatan (selain menggunakan tanah urug juga). Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika beberapa pulau di
dekat Jakarta dan di perairan Sumatera Utara telah lenyap karena ekstraksi ilegal.
Bagi Indonesia, yang memiliki banyak gunung dan sungai alami, masalah kelangkaan barangkali masih
jauh tetapi penambangan yang membabi-buta tetap saja menimbulkan dampak lingkungan. Kegiatan
penambangan yang sebagian besar dilakukan oleh rakyat inilah yang perlu diatur dengan regulasi agar
pengelolaannya optimum.
Kelangkaan yang berpotensi membayangi Indonesia adalah material utama yang lain, yaitu semen.
Eksplorasi salah satu bahan baku semen berupa kapur yang banyak terkandung di pegunungan Karst seringkali
menghadapi persoalan lingkungan yang bersinggungan dengan permukiman dan sumber daya air tanah yang
terkandung di pegunungan tersebut. Belum lagi sumber daya energi untuk pabrik semen yang masih
mengandalkan batubara, material fosil yang sarat polusi dan emisi karbon. Inilah yang selalu rawan dengan
persoalan lingkungan.
2.2 Masalah Lingkungan Penambangan Pasir
Berkaitan dengan pembahasan diatas bahwa dampak lingkungan yang timbul terutama ditemukan pada
kegiatan ekstraksi pasir laut di kawasan pesisir. Penghancuran mangrove dan intrusi air laut yang semakin
masuk ke daratan pada akhirnya mencemarkan kualitas air tanah. Juga terjadi penurunan populasi kepiting
yang mengganggu keseimbangan biota laut. Selain itu beberapa pulau di dekat Jakarta dan di perairan
Sumatera Utara telah lenyap karena ekstraksi ilegal.
Penambangan pasir tidak hanya memberikan keuntungan dan manfaat tetapi juga menimbulkan
permasalahan. Kegiatan penambangan pasir yang menggunakan alat berat yang berfungsi untuk mengeruk
material yang berada di dataran maupun di dinding tebing menimbulkan permasalahan ekologis dan sosial
bagi lingkungan sekitar. Dampak lingkungan dari kegiatan penambangan pasir di bedakan menjadi dampak
fisik dan dampak sosial ekonomi.
a. Dampak fisik, antara lain: menyebabkan erosi tanah, tanah longsor, berkurangnya ketersediaan air,
perubahan struktur tanah, penurunan kapasitas infiltrasi dan penyerapan air tanah, hilangnya bahan
organik tanah, polusi udara, dan jalan cepat rusak.
b. Dampak sosial ekonomi, antara lain: mengurangi angka pengangguran, adanya pemasukan bagi pemilik
tanah, adanya konflik dengan para penambang, dan ketakutan warga terhadap musibah longsor.
2.3 Upaya Pelestarian Sumber Daya Alam dan Lingkungan
1. Rehabilitasi Lahan
Suatu upaya pemanfaatan lahan pasca penambangan melalui perbaikan lingkungan fisik terutama pada
lahan yang telah dirusak. Upaya ini dilakukan untuk mengembalikan secara ekologis atau difungsikan
menurut rencana peruntukannya.
2. Konservasi lahan
Suatu upaya pemanfaatan lahan sesuai dengan fungsi aslinya. Upaya ini dilakukan untuk memfungsikan
lahan sesuai dengan kondisi alaminya.
3. Mencari alternatif sumber daya alam baru
Upaya untuk mengantisipasi apabila sumber daya alam telah habis, sehingga perlu adanya sumber daya
alam pengganti. Selain itu dengan memanfaatkan teknologi untuk menemukannya.
4. Pembuatan regulasi (aturan) hukum
Agar kegiatan pengelolaan sumber daya alam lebih terkontrol dan selain itu untuk mencegah upaya-upaya
eksploitasi lahan besar-besaran dan usaha-usaha yang illegal.

Daftar Pustaka
Yudhistira, dkk. 2017. Kajian Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Pasir. Jurnal Ilmu
Lingkungan.
Ricardo, dkk. 2018. Upaya Penanganan Penambangan Pasir dan Batu dari Sisi Kebijakan. Jurnal Inovasi
Teknologi.
https://www.kompasiana.com/roy.vansby/5a5b362dab12ae3b5a4bc2f2/sumber-daya-alam-non-fosil-
kelangkaan-dan-masalah-lingkungan

Anda mungkin juga menyukai