I. PENDAHULUAN
India dan Sri Lanka. Terong menjadi salah satu bahan pangan yang mudah di
dapat dan murah harganya serta menjadi salah satu sumber makanan yang sangat
dikenal oleh semua lapisan masyarakat. Selain rasanya enak, terung juga bisa
terbilang sangat muda. Terong sendiri termasuk jenis tanaman tahunan. Tanaman
ini dapat tumbuh hingga 40-50 cm, ukuran panjang daunnya mencapai 10-20 cm
dan lebar 5-10 cm. Batang pada terong biasanya berduri dan bunganya berwarna
putih hingga keunguan. Terong ditanam dengan cara disemai dan setelah daun
tumbuh sebanyak 4 helai kemudian ditanam. Pemanenan terong dimulai pada 70-
termasuk ke dalam famili Solanaceae. Buah terong disenangi setiap orang baik
sebagai lalapan segar maupun diolah menjadi berbagai jenis masakan. Terong
juga merupakan sayuran yang memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi dengan
kandungan yang berbeda-beda. Karbohidrat (5,50 g), serat (0,80 g), abu (0,60 g),
kalsium (30,00 mg), fosfor (37,00 mg), zat besi (0,60 mg), natrium (4,00 mg),
kalium (223,00 mg), vitamin A (130,00 SI), vitamin B1 (10,0 mg), vitamin B2
(0,50 mg), vitamin C (5,00 mg), niacin (0,60 mg) dan air (92,70 g). Dengan
kandungan gizi yang cukup tinngi tersebut, tentunya terong memiliki banyak
manfaat bagi kesehatan diantaranya dapat mengurangi kadar gula darah, dapat
2
sebagai nutrisi bagi otak, membantu menurutkan berat badan serta dapat menjaga
kesehatan kulit.
berbagai provinsi di Indonesia pada tahun 2108 mencapai 551.552 per ton. Jumlah
produksi tanaman terong paling banyak berada di provinsi Jawa Barat, yaitu
sebesar 92.591 per ton. Sedangkan untuk data produksi terendah berada di
provonsi DKI Jakarta, yaitu 0 per ton. Jumlah produksi tanaman sayuran terong
khususnya di Riau berjumlah 14.155 per ton. Salah satu usaha yang dilakukan
hasil tinggi. Tujuan utama pemuliaan tanaman adalah menyediakan varietas yang
terong sebagai sampel utamanya. Hal ini dikarenakan pemanenan yang dapat
dilakukan setelah 70-80 hari atau sekitar 2-3 bulan setelah benih disemai. Cara
perawatan terong sendiri pun terbilang cukup mudah dan harga pasarannya juga
cukup menjanjikan. Hal pertama yang dilakukan dalam perawatan terong adalah
dengan memberikan pupuk urea pada bedengan sebelum ditanami oleh semaian
perkembangan tanaman. Kadar Nitrogen (N) di dalam pupuk urea dapat membuat
daun tanaman lebih hijau, rimbun dan segar. Untuk penyiraman tanaman
dilakukan secara rutin, yaitu pagi dan sore hari. Pemberian pupuk kedua yaitu
pertumbuhan akar dan tunas dan membantu pembungaan dan pembuahan. Selain
itu tanaman terong juga kaya akan gizi dan manfaat bagi kesehatan.
pupuk kandang dan pupuk NPK. Untuk pupuk urea kami mendapatkannya dari
asisten dosen dan untuk pupuk NPK kami membelinya di toko pertanian dengan
yaitu kotoran ayam, MBio, gula merah, dedak, sekam padi dan air secukupnya.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah campurkan terlebih dahulu pupuk
organik MBio dengan gula merah dan air, lalu diamkan selama kurang lebih 12
jam. Larutan gula merah ini berfungsi sebagai pengaktif pupuk MBio.
Selanjutnya, campurkan pula kotoran ayam, sekam padi yang telah digiling, serta
melakukan proses ini di atas ubin yang kering. Limbah pertanian yang bisa
dimanfaatkan untuk bahan pembuatan pupuk tidak hanya sekam padi, namun
jeraminya pun bisa diubah menjadi pupuk. Kemudian, siramkan larutan MBio dan
gula merah yang kita simpan sebelumnya ke atas permukaan campuran kotoran
ayam dan bahan lainnya. Setelah itu, tutup adonan tersebut dengan menggunakan
plastik, terpal, atau karung goni. Proses pengomposan tersebut akan berlangsung
selama 5 hari saja. Lalu, Aduk-aduk kembali semua bahan hingga tercampur
dengan rata setiap 5 jam sekali. Setelah 5 hari, pupuk kompos dari kotoran ayam
siap digunakan.
terong.
tetapi baru dikenal di dunia Barat tidak lebih awal dari sekitar tahun 1500.
Buahnya mempunyai berbagai warna, terutama ungu, hijau, dan putih. Catatan
tertulis yang pertama tentang terung di jumpai dalam Qí mín yào shù, sebuah
2006)
Fakta lainnya adalah banyaknya nama bahasa Arab dan Afrika Utara untuk
terong serta kurangnya nama Yunani dan Romawi menunjukkan bahwa tanaman
ini dibawa oleh bangsa Arab pada awal Abad Pertengahan masuk ke dunia Barat
melewati kawasan Laut Tengah. Diduga tanaman terung berasal dari daerah Asia,
tepatnya India dan Myanmar. Menurut penelitian, sejak ratusan tahun lalu, terung
hanyalah tumbuhan liar. Namun setelah diketahui rasa dan khasiatnya, maka
tanaman terung, salah satunya adalah terung engkol (Solanum macrocarpon L.).
Sehingga dapat kita simpulkan bahwa terung merupakan tanaman asli daerah
tropis (Budiman,2013).
Afrika Barat, Amerika Selatan, dan daerah tropis lainnya. Terong ungu disebarkan
sendiri, budidaya tanaman terung terpusat di pulau Jawa dan Sumatera. Beda
daerah maka beda pula penamaan terung, misalnya Jawa Barat: terong, Madura:
vitamin C, K, B6, tiamin, niasin, magnesium, fosfor, tembaga, serat, asam folat,
kalium, dan mangan. Selain itu, terong sedikit sekali mengandung kolesterol atau
lemak jenuh (Rukmana, 1994). Kandungan gizi pada terong dapat di lihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Kandungan Gizi Buah Terung Ungu per 100 gram
Terung memiliki kandungan gizi, antara lain kadar kalori yang rendah,
lemak, sodium, dan merupakan buah non pati yang dapat diolah sebagai sayuran.
Terung juga memiliki kadar air tinggi yang baik untuk menyeimbangkan diet
yang kaya akan protein dan pati. Jenis sayur ini tinggi akan kandungan serat dan
kandungan gizi lain berupa potassium, magnesium, asam folat, vitamin B6, dan
dimana kadar vitamin A dari dodol standar 15,7mg/100 gr, sedangkan kadar
vitamin A dari dodol terung ungu adalah 21,45mg/100 gr. Rukmanasari (2010)
meneliti mengenai ekstrak kulit terung ungu (Solanum melongena L.) bahwa
ekstrak kulit tersebut memiliki efek menurunkan kadar gula darah pada tikus
lignin, senyawa pektin, getah, dan gula polisakarida yang merupakan ikatan
polimer yang tidak dapat dicerna oleh enzim pada tubuh manusia dengan mudah
(Slavin, 2005). Terung juga memiliki kandungan antioksidan yang kuat yaitu
asam askorbat dan fenolat. Kulit terung mengandung fitonutrisi yang berperan
melindungi lipid pada membran sel pusat. Fitonutrisi yang terkandung dalam
terung berupa senyawa antosianin, fenolat, dan flavonoid (Hanson et al., 2006).
membantu mencegah kanker dan kolesterol tinggi, kadar serat pangan terung
dapat mencegah gejala sembelit, wasir, dan radang usus besar, serta rendah kalori.
antioksidan dari ekstrak buah terung ungu (Solanum melongena L.) menunjukkan
perdu yang dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 60-90 cm. Daun tanaman ini
lebar dan berbentuk telinga. Bunganya berwarna ungu dan merupakan bunga yang
1993).
Tinggi pohon terung 40-150 cm, memiliki daun berukuran panjang 10-20
cm dan lebar 5-10 cm, bunga berwarna putih hingga ungu memiliki lima mahkota
bunga. Berbagai varietas terung tersebar luas di dunia, perbedaannya terletak pada
bentuk, ukuran, dan warna tergantung dari varietas terungnya, terung memiliki
sedikit perbedaan konsistensi dan rasa. Secara umum terung memiliki rasa pahit
dan daging buahnya menyerupai spons. Varietas awal terung memiliki rasa pahit,
tetapi terung yang telah mengalami proses penyilangan memiliki perbaikan rasa.
sejati tunggal dan berdaging tebal, lunak dan tidak akan pecah meskipun buah
telah masak. Daging buahnya tebal, lunak dan berair, daging buah ini merupakan
bagian yang enak dimakan. Biji-biji terdapat bebas di dalam selubung lunak yang
terlindung oleh daging buah. Pangkal buah menempel pada kelopak bunga yang
lonjong, oval atau bulat. Letak buah terung tergantung dari tangkai buah. Dalam
satu tangkai umumnya terdapat satu buah terung, tetapi ada juga yang memiliki
10
lebih dari satu buah. Biji terung terdapat dalam jumlah banyak yang tersebar di
dalam daging buah. Daun kelopak melekat pada dasar buah, berwarna hijau atau
keunguan.
Bunga terung ungu sering disebut sebagai bunga banci, karena memiliki
dua kelamin. Dalam satu bunga terdapat alat kelamin jantan (benang sari) dan alat
kelamin betina (putik). Bunga terung bentuknya mirip bintang, berwarna biru atau
namun kondisi tanah yang subur dan gembur dengan sistem drainase dan tingkat
keasamaan yang baik merupakan syarat yang ideal bagi pertumbuhan terung.
Untuk pertumbuhan optimum, pH tanah harus berkisar antara 5,5 - 6,7, namun
tanaman terung masih toleran terhadap pH tanah yang lebih rendah yaitu 5,0. Pada
tanah dengan pH yang lebih rendah dari 5,0 akan menghambat pertumbuhan tanaman
kondisi tanam yang hangat dan kering dalam waktu yang lama untuk keberhasilan
tanaman dan pencapaian masa berbunga pada terung. Lingkungan tumbuh yang
umur panen menjadi lebih pendek (Samadi, 2001). Tanaman terung dapat tumbuh
dataran rendah dan bertopografi datar mempunyai umur panen yang lebih pendek
tanam polybag adalah yang pertama dilakukan adalah penyiapan media tanam.
Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah dan pupuk kandang atau
kompos, dengan perbandingan 1:2, atau 1:3, tergantung tingkat kesuburan dan
Tanaman terong ungu perlu disiram setiap hari sampai tanaman tumbuh
tanaman yang sakit atau mati paling lambat 1-2 minggu setelah tanam.
pemberian pupuk susulan. Pupuk susulan pertama setelah tanaman berumur 15 hst
dengan cara semprot larutan pupuk cair Bioboost/EM4 (10 ml/1 liter air) pada
batang tanaman. Pupuk susulan kedua dan ketiga setelah tanaman berumur 30 hst
dan 45 hst. Cara memupuk dan dosis pupuk sama seperti pemupukan susulan
pupuk Urea, SP-36 dan KCl dengan dosis masing-masing sebanyak 400 kg/ha,
secara mekanis (dicabut dan dibakar) atau disemprot dengan fungisida dan
bulan. Pertanaman yang baik dapat menghasilkan 200 kg buah terung per 100 m².
Panen dilakukan menggunakan pisau dengan frekuensi waktunya sekali atau dua
12
kali seminggu. Buah terong ungu yang layak dikonsumsi adalah buah yang padat
Tumpang sari adalah penanaman lebih dari satu tanaman pada waktu yang
bersamaan atau selama periode tanam pada suatu tempat yang sama. Beberapa
keuntungan dari metode tumpang sari antara lain pemanfaatan lahan kosong di
sela-sela tanaman pokok, penggunaan cahaya, air serta unsur hara yang lebih
efektif, mengurangi resiko gagal panen dan menean pertumbuhan gulma (Herlina,
2011).
Dalam pola tanam tumpang sari terdapat prinsip yang harus diperhatikan,
yaitu: tanaman yang ditanam secara tumpang sari sebaiknya mempunya umur atau
faktor lingkungan seperti air, kelembapan cahaya dan unsur hara tanaman, yang
pengelolaan waktu yang tepat dan pengelolaan pemupukan (Islam et al. 2002).
bersaing mendapatkan radiasi matahari, air, unsur hara, CO2, O2, dan ruang
cahaya matahari yang diterima tanaman sela akan semakin rendah karena adanya
sehingga menghambat laju pengangkutan air dan unsur hara dari dalam tanah.
dapat digunakan pada metode tumpang sari terong ini. Hal tersebut disebabkan
oleh usia panen tanaman kangung darat yang cukup pendek yakni 27 hari.
dapat tumbuh dengan baik di bawah naungan sehingga dapat dijadikan sebagai
tanaman sela. Selain itu kangkung darat merupakan tanaman semusim yang
memerlukan sinar matahari dan air yang cukup. Menanam kangkung di dataran
tumbuhan kering (humus) maupun limbah dari kotoran ternak yang diurai
(dirombak) oleh mikroba hingga dapat menyediakan unsur hara yang dibutuhkan
penting artinya sebagai penyangga sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sehingga
Susunan kimia pupuk kandang berbeda-beda tergantung dari jenis ternak, umur
ternak, macam pakan, jumlah amparan, cara penanganan dan penyimpanan pupuk
yang berpengaruh positif terhadap sifat fisik dan kimiawi tanah, mendorong
kehidupan mikroba tanah yang mengubah berbagai faktor dalam tanah sehingga
anion-anion utama untuk pertumbuhan tanaman seperti nitrat, fosfat, sulfat, borat,
tanaman dan memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah (Lestari, 2015).
berdasarkan bentuk dan strukturnya dibagi menjadi dua golongan yaitu pupuk
Pupuk organik mengandung asam humat dan asam folat serta zat pengatur
produksi jumlah daun yang berbeda pula dan frekuensi yang tepat akan
dikarenakan adanya bahan organik yang mampu memperbaiki sifat fisika, kimia,
dan biologi tanah. Perbaikan terhadap sifat fisik yaitu menggemburkan tanah,
merevitalisasi daya olah tanah (Kelik, 2010). Pupuk organik padat merupakan
salah satu perlakuan yang akan diberikan pada tanaman terong dan tumpang sari
tanaman kangkung darat. Pupuk organik yang digunakan adalah pupuk kompos.
Kompos merupakan pupuk yang berasal dari sisa-sisa bahan organik yang
dapat memperbaiki sifat fisik dan struktur tanah, meningkatkan daya menahan air,
kimia tanah dan biologi tanah. Sumber bahan pupuk kompos antara lain berasal
dari limbah organik seperti sisa-sisa tanaman (jerami, batang, dahan), sampah
rumah tangga, kotoran ternak (sapi, kambing, ayam, itik), arang sekam, abu dapur
dan lain-lain. Pupuk organik dalam bentuk yang telah dikomposkan ataupun segar
15
berperan penting dalam perbaikan sifat kimia, fisika dan biologi tanah serta
struktur tanah menjadi lebih remah dan gembur, memperbaiki sifat kimiawi tanah,
sehingga unsur hara yang tersedia dalam tanah lebih mudah diserap oleh tanaman,
memperbaiki tata air dan udara dalam tanah, sehingga akan dapat menjaga suhu
dalam tanah menjadi lebih stabil, mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara,
sehingga mudah larut oleh air dan memperbaiki kehidupan jasad renik yang hidup
dalam tanah. Untuk memperoleh kualitas kompos yang baik perlu diperhatikan
pada proses pengomposan dan kematangan kompos, dengan kompos yang matang
maka frekuensi kompos akan meracuni tanaman akan rendah dan unsur hara pada
kompos akan lebih tinggi dibanding dengan kompos yang belum matang
(Rukmana, 2007).
teksturnya. Bahan organik merupakan bahan yang berasal dari mahluk hidup baik
itu berasal dari tumbuhan maupun dari hewan. Adapun prinsip dari proses
pengomposan adalah menurunkan C/N bahan organik hingga sama atau hampir
sama dengan nisbah C/N tanah (<20), dengan demikian nitrogen dapat dilepas dan
ini yaitu merubah bahan organik yang menjadi limbah menjadi produk yang
dengan aman tanpa menimbulkan efek negatif baik pada tanah maupun pada
16
(menggunakan oksigen) atau anaerobik (tidak ada oksigen) (Harada, 1995). Pada
oksigen akan menghasilkan CO2, NH3, H2O dan panas, sedangkan pada proses
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah benih terong, benih
kangngkung, pupuk urea, pupuk kompos dan air. .Alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah cangkul, garu, gerobak, alat pemotong rumput, , gembor,
1. Persiapan Lahan
cangkul dan garu untuk pekerjaan yang lebih efisien. Tanah yang telah
18
3. Persemaian
sudah berisi media sebanyak 2-3 biji lalu di tutuo debgan tanah yang
sore hari.
4. Penanaman
langsung dengan tanah. Dalah setiap satu lubang terdiri atas satu
tanaman terong.
5. Pemupukan
besar. Waktu pemberian pupuk pada sore hari agar pupuk tidak cepat
menguap.
6. Pemeliharaan
terong yang tumbuhnya tidak normal atau mati pada umur 2 MST.
penyiraman 2 hari sekali, yaitu pagi dan sore hari. Pengendalian gulma
dilakukan pada sore hari agar lebih banyak yang diserap oleh tanaman.
7. Pemanenan
minggu setelah tanam. Ciri fisik tanaman yang siap panen memiliki
A. Tanaman Terong
sampai ujung daun tertinggi pada setiap tanaman sampel. Data yang
3. Jumlah Daun
4. Jumlah Buah
sampai ujung daun tertinggi pada setiap tanaman sampel. Data yang
3. Jumlah Daun
A. Tanaman Terong
1. Hama
untuk ulat tanah apat dikendalikan dengan cara manual yaitu dengan
melakukan sanitasi lahan dengan baik atau bisa juga dengan cara
anjuran.
2. Penyakit
B. Tanaman Kangkung
1. Hama
nabati berupa daun sirih daun nimba dan gadung atau penyemrotan
2. Penyakit
40 polybag. Satu polybag berisi 1-3 benih terong. Jadi dapat diperkirakan bahwa
benih terong yang tumbuh sebanyak 47 buah dan yang akan ditanami dibedengan
sebanyak 40 buah. Dari hasil tersebut dapat diperoleh persentase tumbuh tanaman
47
= x 100%
120
= 39,17%
230 benih dari 250 benih. Dari hasil terbut dapat diperoleh persentase tumbuh
230
= x 100%
250
= 92%
kangkung darat sebesar 92%. Rendahnya hasil yang diperoleh dari pembibitan
terong disebabkan oleh syarat tumbuh tanaman tidak sesuai dengan tempat
25
tropis dengan cuaca panas sedangkan yang terjadi di lapangan adalah cuaca sering
tanaman terong tidak cocok untuk ditanam pada saat musim penghujan. Lain
halnya dengan tanaman kangkung, tanaman ini sangat cocok ditanam pada saat
Pengukuran tinggi tanaman ini dilakukan dengan mengukur tanaman dari pangkal
sampai ke daun tertinggi pada tanaman terong dan kangkung. Pengukuran tinggi
Data pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 rata-rata tinggi tanaman pada terong dan
pertambahan ukuran. Hal ini berkaitan dengan unsur hara, nurisi, air dan cahaya
yang diserap tanaman. Ketika tanaman menyerap unsur hara secara optimal, maka
akan membantu pertumbuhan tanaman. Unsur hara yang paling berkaitan dengan
tinggi tanaman diantaranya adalah unsur hara Nitrogen. Dimana nitrogen mampu
tanaman akan dapat meragsang tinggi tanaman. Pendapat ini diperkuat oleh Sahari
yaitu menambah tinggi tanaman. Kardin (2013) menyatakan bahwa unsur nitrogen
berperan penting dalam pertumbuhan vegetatif tanaman, selain itu nitrogen ini
dibutuhkan pada setiap pembentukan tunas atau perkembangan batang dan daun
dan kerdil. Eko (2013) menjelaskan bahwa, unsur hara Nitrogen pada pupuk dapat
auksin, giberelin, dan sitokinin. Syafii (2005), mengatakan bahwa giberelin akan
terbentuk juga akan meningkat, selanjutnya pertumbuhan akar, batang dan daun
juga akan meningkat dengan demikian tinggi tanaman akan semakin bertambah.
praktikum ini termasuk sangat lambat. Hal ini disebabkan oleh kadar pH tanah
yang tidak stabil walaupun sudah diberi perlakuan berupa pupuk NPK setiap 2
minggu sekali.
27
bahan organik dengan bantuan sinar sebagai sumber energi melalui proses yang
dinamakan fotosintesis. Daun merupakan salah satu bagian dari tanaman yang
untuk pengamatan jumlah bunga dilakukan pada saat bunga mekar sempurna.
Untuk data jumlah daun dan bunga dapat dilihat pada tabel berikut.
rata jumlah daun tanaman terong sebesar 17,3 helai. Sedangkan untuk rata-rata
jumlah daun kangung darat sebesar 57,7 helai. Setiap minggu jumlah daun pada
daun yang diperoleh sebanyak 55 helai. Sampel kedua memperoleh 55 helai dan
28
jumlah daun juga membutuhkan unsur hara makro N dan P untuk membantu
bersifat mudah bergerak (mobile) dan berubah bentuk menjadi gas dan unsur lain
ammonium (NH4+), nitrit (NO2), nitrat (NO3-), dan gas nitrogen (N2). Bentuk
Nitrogen yang dapat digunakan oleh tanaman adalah ion nitrat (NO 3-) dan ion
nukleat dan asam amino. Nitrogen yang terserap oleh tanaman berdampak pada
magnesium dan besi. pembentukan klorofil berbanding lurus dengan jumlah dan
luas daun karena klorofil sebagian besar berada pada daun. Sehingga semakin
banyak klorofil terbentuk maka jumlah dan luas daun akan bertambah pula.
pertumbuhan bagian bagian – bagian vegetatif seperti daun, batang dan akar
Daun yang tumbuh di setiap ruas batang tanaman, dimana semakin tinggi
tanaman maka jumlah daunnya pun semakin banyak. Daun yang lebih hijau
memiliki kandungan klorofil yang tinggi dan permukaan daun yang lebih luas
mengandung klorofil yang lebih banyak. Indeks luas daun adalah perbandingan
antara luas daun terhadap luas permukaan lahan yang menjadi tempat tumbuh
29
suatu tanaman, semakin banyak jumlah daunnya maka semakin besar indeks luas
pembungaan. Hal ini disebabkan oleh tidak terpenuhinya beberapa syarat tumbuh
tanaman terong seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya. Lain halnya dengan
Pada tanaman terong, hama yang muncul adalah kumbang daun, bekicot dan
ulat tanah. Untuk pengendalian hama kumbang daun dilakukan secara manual
yaittu, mengambil kumbang tersebut lalu dimusnahkan atau bisa juga dengan cara
berkualitas dan tahan terhadap hama serta melakukan sanitasi lahan dengan baik
atau bisa juga dengan cara kimiawi yaitu dengan menyemprotkan insektisida
Sedangkan pada tanaman kangkung darat, hama yang muncul adalah ulat
keket dan bekicot. Untuk pengendalian hama ulat keket dilakukan dengan cara
pergiliran tanaman dan menggunakan pestisida nabati berupa daun sirih daun
nimba dan gadung atau penyemrotan dengan GEO sesuai dengan dosis.
30
daun tanaman yang menyebabkan tanaman tersebut layu ataupun mati. Pada hasil
V. ANALISIS PENDAPATAN
5.1 Bahan-Bahan
Harga
No Harga Satuan
Nama Bahan Kuantitas Keseluruhan
. (Rp)
(Rp)
1. Benih Terong 2 bungkus 10.000 20.000
2. Mulsa 50 meter 1.750 87.000
3. Kapur dolomite 20 kg 1.200 24.000
4. Urea 2 kg 5.000 10.000
5. TSP 2 kg 7.500 15.000
6. KCL 2 kg 7.000 14.000
7. NPK 4 kg 13.000 52.000
8. POC 10 liter 10.000 100.000
Subtotal Rp 322.000,-
5.2 Persemaian
Harga
No Harga Satuan
Nama Bahan Kuantitas Keseluruhan
. (Rp)
(Rp)
Tenaga kerja dan
1. 15 HKW 9.000 135.000
pemeliharaan semaian
Pembuatan lubang
2. 6 HKW 9.000 54.000
tanam dan penanaman
Polybag ukuran 5 cm x
3. 250 buah 20 5.000
10 cm
Subtotal Rp 104.000,-
5.3 Pestisida
Harga
Harga
No. Nama Bahan Kuantitas Keseluruhan
Satuan (Rp)
(Rp)
1. Curacron 200 ml 300 60.000
2. Dithane M-45 500 gram 150 75.000
Subtotal Rp 135.000,-
5.4 Pemeliharaan
Keseluruhan
(Rp)
(Rp)
1. Ajir/lanjaran 200 buah 500 100.000
2. Tenaga pasang lanjaran 3 HKW 9.000 27.000
3. Tali rafia 3 gulung 10.000 30.000
4. Tenaga semprot 3 HKW 12.000 30.000
5. Tenaga pemupukan 5 HKW 9.000 45.000
6. Pemangkasan 5 HKW 9.000 45.000
Pembungkusan bakal
7. 3 HKW 9.000 27.000
buah
8. Plastik bening 1 bungkus 35.000 35.000
9. Pemangkasan Buah 3 HKW 9.000 27.000
Subtotal Rp 366.000,-
Harga
Harga Satuan
No. Nama Bahan Kuantitas Keseluruhan
(Rp)
(Rp)
1. Pemanenan 2 HKW 9.000 18.000
2. Cangkul 2 buah 50.000 100.000
3. Garu 2 buah 30.000 60.000
4. Pisau Cutter 3 buah 4.000 12.000
Subtotal Rp 190.000,-
Harga
Harga Satuan
No. Nama Bahan Kuantitas Keseluruhan
(Rp)
(Rp)
1. Pemanenan 241.8 kg 13.000 3.143.400
Subtotal Rp 3.143.400,-
5.7 Pendapatan
= 3.143.400 – 1.117.000
33
= 2.026.400
34
6.1 Kesimpulan
India dan Sri Lanka. terong memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan tubuh
vitamin C, K, B6, tiamin, niasin, magnesium, fosfor, tembaga, serat, asam folat,
kalium, dan mangan. Selain itu, terong sedikit sekali mengandung kolesterol atau
lemak jenuh. Teknologi dalam budidaya terong ungu dengan menggunakan media
Tumpang sari adalah penanaman lebih dari satu tanaman pada waktu yang
bersamaan atau selama periode tanam pada suatu tempat yang sama. Jenis
tumpang sari yang dipilih dalam pengamatan berupa kangkung darat. Dimana
untuk penyemaian dan pemeliharaan tanaman kangkung sangat mudah dan usia
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Desember 2015.
1-57444-551-0.
Press: ISBN 1-56022-901-2
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/6471/BAB
2019.
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/22786/BAB
2019.
Bulan/Tahun 2019
No. Kegiatan
Oktober November Desember
1. Persiapan Alat dan Bahan
37
2. Asistensi Praktikum
3. Pembentukan Kelompok Praktikum
4. Persemaian
5. Penanaman
6. Pengamatan
7. Pemeliharaan Tanaman
8. Panen
9. Presentasi
10. Laporan
11. Penilaian
38
Layout Kelompok 4
40
Lampiran 4. Dokumentasi
Riau