Anda di halaman 1dari 19

HAKIKAT PARAGRAF EKSPOSISI

SYAHNIN AYU DEWI


NPM 184110288 / 1E AGROTEKNOLOGI
syaninad@gmail.com

A. PENDAHULUAN
Paragraf merupakan satuan bahasa bagian dari wacana yang terdiri
dari beberapa kalimat yang saling berkaitan atau berhubungan satu sama lain
dan membentuk satu kesatuan ide pokok. Menurut Sumarta dalam Bahasa
Indonesia Umum (2015:71), “Pargraf merupakan bagian dari karangan
(tulisan) atau bagian dari tuturan (lisan).” Sebuah paragraf dikatakan memiliki
kesatuan jika paragraf tersebut mengandung satu gagasan utama dan kalimat
yang berada di paragraf mengarah pada satu pokok pembahasan atau tidak
menyimpang dari pokok pembicaraan. Gagasan utama padaparagraf berfungsi
sebagai pengendali informasi yang diungkapkan melalui sejumlah kalimat.
Paragraf ditandai dengan kalimat pertama yang menjorok ke dalam dengan
kata lain batas-batas tersebut ditandai dengan indensi.
Suatu gagasan dapat diungkapkan dengan berbagai gaya tergantung
pada tujuan komunikasinya. Komunikasi yang bertujuan memberikan
informasi secara objektif tanpa bermaksud untuk memengaruhi atau mengajak
disebut dengan eksposisi. Alawiyah & Alawiyah (dalam Kuncoro 2009:72)
menjelaskan sebagai berikut,
Eksposisi adalah tulisan yang memiliki tujuan utama untuk
mengklarifikasi, menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah
persoalan dimana penulis memberikan informasi kepada pembaca
dengan strategi pengembangan paragraf seperti pemberian contoh,
proses, sebab akibat, klasifiksasi, definisi, analisis, komperasi dan
kontras. Selain itu, eksposisi disebut juga dengan pemaparan, yakni
salah satu bentuk paragraf yang berusaha menerangkan, menguraikan
atau menganalisis satu pokok pikiran yang dapat memperluas
pengetahuan dan pandangan seseorang.
Untuk memperjelas suatu uraian, eksposisi dapat dilengkapi dengan
grafik, gambar, atau satistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi
ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Masalah
secara terperinci dapat memberikan interpretasi terhadap fakta yang
dikemukakan. Oleh karena itu, informasi yang akurat dan lengkap sangat
penting di dalam tulisan eksposisi. Suladi (2014:66) menjelaskan, paragraf
eksposisi bertujuan untuk menginformasikan sesuatu sehingga dapat
memperluas pengetahuan pembaca dimana paragraf tersebut bersifat nonfiksi
atau ilmiah dan sumber penulisan diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian
atau pengalaman.

Didalam paragraf eksposisi dikenal beberapa jenis pembagian antara


lain, definisi dan analisis. Definisi merupakan jenis eksposisi yang sering
digunakan karena mendasari penjelasan yang disajikan dalam suatu karangan.
Dapat atau tidaknya pembaca memahami penjelasan yang disajikan
bergantung pada dapat atau tidaknya penulis mengemukakan definisi yang
memadai. Sedangkan analisis merupakan wacana eksposisi yang menjelaskan
suatu masalah dengan mengemukakan uraian keseluruhan masalah menjadi
bagian sehinggap pembaca dapat memahami bagian-bagian tersebut.
Berdasarkan dari beberapa pernyataan yang telah di kemukakan ada
beberapa yang hal perlu dibahas. Secara umum, masalah yang akan dibahas
dalam pembahasan hakikat paragraf eksposisi terkait dengan, pengertian
paragraf ekposisi, karakerisktik paragraf eksposisi dan teknik pengembangan
paragraf eksposisi. Adapun rumusan masalah yang akan di kemukakan adalah
sebagai berikut. Pertama, apakah definisi dari paragraf eksposisi? Kedua, apa
saja karakteristik paragraf eksposisi? Ketiga, apa saja langkah-langkah dalam
pembuatan paragraf eksposisi? Keempat, bagaimanakah teknik pengembangan
paragraf eksposisi?
Selanjutnya, pada bagian ini penulis juga perlu mengemukakan
tentang tujuan penulisan dalam makalah ini. Adanya tujuan penulisan ini
untuk memberikan gambaran umum terkait tentang apa yang akan dibahas di
dalam bagian pembahasan tentang hakikat kalimat eksposisi. Secara konsep
tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. Pertama,
mendeskripsikan tentang paragraf eksposisi. Kedua, mendeskripsikan
karakteristik paragraf eksposisi. Ketiga, mendeskripsikan langkah-langkah
pembuatan paragraf eksposisi. Keempat, menjelaskan teknik pengembangan
paragraf eksposisi.
Dengan demikian berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penulisan
yang telah dikemukakan, dapat dibuat manfaat penulisan dalam pembahasan
ini. Manfaat yang diharapkan dalam penulisan artikel ini terkait hakikat
paragraf eksposisi. Secara rinci, manfaat penulisan artikel ini dapat dibedakan
baik secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis hasil pembahasan
ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca terkait
dengan pengertian paragraf eksposisi, karakteristik paragraf eksposisi,
langkah-langkah pembuatan paragraf eksposisi dan teknik pengembangan
paragraf eksposisi. Selain itu, secara praktis penulis berharap pembahasan ini
dapat diterapkan dalam pembuatan suatu karangan atau wacana agar menjadi
suatu paragraf yang baik.
B. PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan dikemukakan terkait tentang hakikat paragraf
eksposisi. Secara rinci bagian-bagian yang akan dibahas di dalam
pembahasan ini adalah pengertian paragraf eksposisi, karakteristik
paragraf eksposisi, dan teknik pengembangan paragraf eksposisi. Tujuan
mendeskripsikan bagian-bagian ini adalah memberikan gambaran umum
tentang beberapa konsep yang dimaksud. Untuk lebih jelas mengenai
konsep-konsep yang dimaksud berikut penjelasan rincinya.

1. Pengertian Paragraf Eksposisi


Eksposisi merupakan salah satu bentuk paragraf yang
menerangkan, menguraikan atau menganalisis satu pokok pikiran yang
bertujuan untuk memperluas pengetahuan dan pandangan pembaca
secara lengkap dan akurat. Menurut Marahimin (1994: 208), eksposisi
adalah menyingkap suatu buah pikiran atau ide, perasaan atau
pendapat penulis agar diketahui orang lain. Kurnia (2015:72-73)
menjelaskan sebagai berikut.
Teks ekposisi adalah salah satu jenis teks tanggapan yang
bertujuan untuk memberikan pendapat seperti tesis,
argumentasi, dan pengegasan ulang pendapat dimana teks
tersebut memberikan manfaat kepada pembaca untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, mengumpulkan,
memberikan informasi berdasarkan pendapat sendiri serta
menamabah wawasan yang sifatnya tidak memaksa.

Menurut Zainurrahman (dalam Alber 2014:117), “Eksposisi


adalah tulisan yang memberikan informasi mengenai mengapa dan
bagaimana, menjelaskan sebuah proses, atau menjelaskan sebuah
konsep. Dengan tulisan eksposisi, penulis memberitahukan kepada kita
bagaimana dan mengapa sesuatu terjadi.” Sementara itu, Atmazaki
(2014:112) mengatakan bahwa “Eksposisi berarti menjelaskan sesuatu,
membuka sesuatu atau memberitahukan sesuatu sehingga pembaca
atau pendengar mengerti dan memahami sesuatu. tujuan eksposisi
sekedar memberitahukan, tidak mengajak, dan tidak mempengaruhi.”
Senada dengan pendapat para ahli, Semi (dalam Alber 2014:112) juga
memberikan penjelasan bahwa “Eksposisi adalah tulisan yang
bertujuan memberikan informasi dan menjawab pertanyaan apa,
mengapa, kapan dan bagaimana.”

Suprano dan Yunus (dalam Bahri -:95), menyatakan bahwa


eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk
menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang
dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan
pembacanya. Sementara itu Syafi’ie (dalam Bahri -:95) juga
menerangkan bahwa, sasaran dari paragraf eksposisi adalah
menginformasikan sesuatu tanpa mempengaruhi pikiran, perasaan, dan
sikap pembacanya. Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis
sekedar memperjelas apa yang akan disampaikan. Tujuan tulisan
eksposisi adalah menyampaikan fakta-fakta secara teratur dan saling
bertautan. Hal itu untuk menjelaskan sesuatu ide, istilah, masalah
proses, atau sebab-akibat. Penulis eksposisi harus mampu
mengembangkan suatu objek secara rinci sehingga segala aspek atau
unsur yang dianggap perlu untuk dijelaskan benar-benar dipahami
maksudnya.
Paragraf eksposisi merupakan salah satu paragraf yang sangat
menarik untuk dibaca. Dimana paragraf tersebut menerangkan atau
memaparkan suatu objek yang diuraikan menjadi suatu pokok pikiran,
yang dapat memperluas pandangan pembaca. Hal itu diungkapkan
Keraf (dalam Tarigan 2015:23) bahwa eksposisi adalah salah satu
bentuk tulisan yang menerangkan suatu pokok pikiran yang dapat
memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca. Selain itu, Keraf
(dalam Tarigan 2015:24) juga menambahkan pendapatnya bahwa
“Paragraf eksposisi berupa tulisan yang memberikan pengertian dan
pengetahuan, menjawab pertanyaan tentang uraian-uraian ilmiah
populer tidak memihak dan memaksakan sikap penulis terhadap
pembaca.”
Dalam karangan eksposisi, masalah yang dikomunikasikan
terutama adalah pemberitahuan atau informasi. Hasil karangan
eksposisi yang berupa informasi dapat kita baca sehari-hari di dalam
media massa. Melalui media massa berita di-expose atau dipaparkan
dengan tujuan memperluas pandangan dan pengetahuan pembaca.
Pembaca tidak dipaksa untuk menerima pendapat penulis, tetapi setiap
pembaca sekadar diberi tahu bahwa ada orang yang berpendapat
demikian. Mengingat karangannya bersifat memaparkan sesuatu,
eksposisi juga dapat disebut karangan paparan (Suyanto, dkk
2017:121).
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan
bahwa paragraf eksposisi adalah paragraf yang menjelaskan suatu
persoalan tertentu dengan tujuan untuk memperluas wawasan pembaca
atau pendengar tanpa ada unsur pemaksaan.

2. Karakteristik Paragraf Eksposisi


Suatu paragraf tentunya mempunyai karakteristik yang berbeda
antara paragraf satu dengan yang lainnya. Memberikan pengetahuan,
informasi kepada pembacanya merupakan ciri dari paragraf eksposisi,
agar penulis dapat membuat teks eksposisi dengan baik sehingga
eksposisi yang dihasilkan dapat diterima pembacanya. Keraf (1981:5)
berpendapat bahwa, ciri eksposisi lebih senang menggunakan gaya
bahasa yang bersifat informatif. Informasi yang dapat bermanfaat bagi
pembacanya.
Karakteristik paragraf eksposisi menurut Semi (dalam Alber
2014:117) adalah sebagai berikut.
a. Bertujuan memberikan informasi, pengertian dan pengetahuan.
b. Bersifat menjawab pertanyaan apa, mengapa, kapan dan
bagaiamana.
c. Bahasa lugas dan baku.
d. Sistematis.
e. Disajikan dengan nada netral.

Sedangkan menurut Suladi (2014:72), karakteristik paragraf


eksposisi, antara lain.
a. Berusaha menjelaskan sesuatu.
b. Gaya tulisan bersifat informatif.
c. Fakta dipakai sebagai alat kontribusi.
d. Fakta dipakai sebagai alat untuk mengonkretkan informasi.

Suryanta (dalam Wibisono 2017:71) juga berpendapat bahwa,


karakteristik yang dimiliki oleh teks eksposisi dapat dikenali dari
bahasa yang digunakan diantaranya sebagai berikut.
a. Ditulis menggunakan bahasa yang formal atau baku.
b. Kalimatnya berstruktur lengkap dan jarang terdapat kalimat
minor atau elipsis.
c. Paragrafnya bersifat koheren dan kohesif.
d. Banyak menggunakan konjungsi antar klasu atau kalimat.
e. Diksi bersifat denotatif daripada konotatif.
f. Menggunakan kata ganti orang pertama, baik tunggal ataupun
majemuk.
Lain halnya dengan Priyatni (dalam Wibisono 2017:72), ia menilai
bahwa setiap jenis teks, termasuk eksposisi memiliki karakteristik
berupa, 1) struktur isi, 2) ciri kebahasaan, dan 3) tujuan sosial yang
berbeda.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
suatu wacana atau paragraf dapat disebut sebuah paragraf eksposisi
apabila paragraf tersebut bertujuan untuk memberikan informasi atau
pengetahuan tanpa adanya unsur pemaksaan, berdasarkan fakta,
bahasa yang digunakan formal dan baku serta bersifat sistematis.

3. Langkah-Langkah Pembuatan Paragraf Eksposisi


Seperti yang sudah di jelaskan diawal, paragraf eksposisi adalah
paragraf yang memaparkan sebuah fakta secara jelas dan akurat.
Luasnya wawasan dan pengetahuan penulis sangat bereperan penting
dalam penulisan suatu paragraf eksposisi. Koasih (dalam Wibisono
2017:73) berpendapat bahwa, seorang penulis harus menyiapkan
berbagai sumber bahan dan informasi untuk dapat mengembangkan
topik yang dipilihnya. Jika hal-hal tersebut tidak dilakukan, maka hasil
akhir yang diperoleh hanyalah sebuah tulisan dengan isi yang dangkal
dan tidak memberikan sesuatu yang baru bagi pembaca nantinya.
Oleh karena itu, penguasaan bahan dan informasi saja tidaklah
cukup bagi seorang penulis. Seorang penulis juga harus
memperhatikan langkah-langkah dalam menyusun sebuah paragraf
eksposisi diantaranya,
a. Menentukan gagasan utama atau topik
Gagasan utama merupakan gagasan yang menjadi
pengembangan suatu karangan. Dengan demikian fungsinya
sebagai pokok, patokan, atau dasar acuan suatu karangan.

b. Menentukan gagasan penjelas atau ide penjelas.


Gagasan penjelas merupakan gagasan yang berfungsi
menjelaskan suatu gagasan utama. Penjelasannya itu bisa
dalam bentuk uraian-uraian kecil, contohcontoh atau ilustrasi,
kutipan-kutipan dan sebagainya.

c. Menentukan pola pengembangan karangan eksposisi.


Pola pengembangan karangan adalah cara untuk
mengembangkan kalimat topik, pengembangan tersebut terlihat
dari kalimat-kalimat penjelas yang akan digunakan dalam
penulisan karangan eksposisi.
Kosasih (dalam Rilson, 2016:15-16)

Selain dari ketiga langkah tersebut, penulis juga harus


melakukan penyuntingan atau pengeditan. Koasih (dalam
Wibisono, 2017:75) juga menambahkan pendapatnya bahwa
penyuntingan atau pengeditan sangat diperlukan untuk menyusun
suatu paragraf yang baik. Dimana di dalam langkah ini, terdapat
tiga aspek utama, yaitu: (1) aspek isi, (2) sistematika, dan (3)
penggunaan bahasa.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa, untuk membuat suatu paragraf eksposisi yang baik dan
benar harus menentukan gagasan utama, kalimat penjelas dan
menentukan pola pengembangan paragraf serta penggunaan
bahasanya. Penulis juga harus memiliki pengetahuan dan wawasan
yang luas untuk mengembangkan suatu paragraf dan melakukan
penyuntingan agar paragraf tersebut memperoleh hasil yang baik.

4. Teknik Pengembangan Paragraf Eksposisi


Kalimat topik berupa inti gagasan harus dikembangkan dengan
kalimat penjelas. Untuk menyelaraskan kalimat-kalimat dalam
paragraf tersebut, cara yang dapat ditempuh adalah dengan kata-kata
transisi yang berupa konjungsi dan ungkapan penghubung antar
kalimat, mengulang kata-kata kunci, menggunakan kata ganti, dan
mendayagunakan keterpautan isi. Itu semua dapat disajikan dengan
baik jika penulis menguasai teknik-teknik pengembangan paragraf.
Tiap kalimat merupakan kesatuan kecil dalam karangan untuk
menyampaikan suatu maksud, sedangkan paragraf merupakan
kesatuan yang lebih besar, yang tersusun dari satu atau lebih kalimat
dan merupakan kesatuan utuh untuk menyampaikan suatu gagasan.
Kalimat-kalimat dalam paragraf untuk menerangkan, melukiskan,
menguraikan, atau mengulas suatu gagasan yang menjadi subjek
dalam paragraf, atau tema (jiwa) pembicaraannya. Sebuah paragraf
dikembangkan menurut sifatnya (Suladi, 2014:81).
Berikut beberapa teknik pengembangan paragraf eksposisi
menurut Alber (2014:118) diantaranya,
a. Teknik Identifikasi
b. Teknik Perbandingan
c. Teknik Klasifikasi
d. Teknik Definisi
e. Teknik Analisis (proses, sebab-akibat, analisis bagian, analisis
fungsional)

a. Teknik Identifikasi
Teknik pengembangan identifikasi pada paragraf eksposisi
digunakan untuk menyajikan suatu gambaran umum tentang
konsep yang dianggap belum dipahami oleh pembaca.
Pengembangan paragraf ini biasa digunakan oleh penulis yang
ingin memaparkan sesuatu berdasarkan yang dilihatnya.
Pemaparannya disajikan mengikuti kesan demi kesan yang
ditangkap oleh indera penglihatan penulis. Kesinambungan
antarbagian yang dipaparkan harus terjaga agar isi paragraf dapat
dipahami dan diikuti oleh pembaca (Suladi, 2015:83).
Contoh paragraf eksposisi dengan teknik identifikasi adalah
sebagai berikut.
50) Cengkeh, pohon yang tetap hijau, mempunyai nama latin
Sysygium aromatikum (Eugeniacarllophulinta). Cengkeh
merupakan tanaman asli di Kepulauan Maluku. Kuncup
bunganya yang belum terbuka merupakan rempah yang
penting. Di samping penggunaan terpenting sebagai rempah-
rempah, kuncup bunganya yang berbentuk paku, jika sudah
dikeringkan, dipakai sebagai campuran tembakau di Pulau
Jawa, lebihlebih sesudah tahun 1915 dengan pesatnya
perusahaan rokok kretek di Kudus. Di tempat-tempat lain,
kadang-kadang sesudah digiling, cengkeh digunakan untuk
mengharumkan kue. Cengkeh juga menghasilkan minyak uap
yang digunakan sebagai bahan obat-obatan dan minyak
wangi.

b. Teknik Perbandingan
Suladi (2014:88) menjelaskan,
“Perbandingan dan pengontrasan atau pertentangan merupakan
suatu cara yang digunakan penulis untuk menunjukkan
kesamaan atau perbedaan antara dua orang, objek, atau
gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu. Dalam
pengembangan paragraf ini, perbandingan digunakan untuk
membandingkan dua unsur atau lebih yang dianggap sudah
dikenal oleh pembaca, di satu pihak memiliki kesamaan,
sedangkan di pihak lain mempunyai perbedaan.”

Teknik perbandingan umumnya ditandai dengan kata-kata


seperti serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama
dengan, sejalan dengan, dan sementara itu. Sedangkan kata-kata
yang mengandung makna pertentangan, seperti akan tetapi,
berbeda dengan, bertentangan dengan, lain halnya dengan, dan
bertolak belakang dari.
Pada contoh berikut Suladi dalam bukunya (2014:69-70)
memaparkan udang vannamei dengan cara mempertentangkannya
dengan jenis udang yang lain, yaitu udang windu. Suladi ingin
memberi tahu pembaca bahwa ada jenis udang yang kualitasnya
lebih baik daripada udang windu yang telah dikenal masyarakat.
Perhatikan contoh berikut.
52) Di lapangan, saat ini para petambak justru tengah
membudidayakan benih udang vannamei. Meskipun harganya
lebih murah dari udang windu, udang vannamei punya
keunggulan. Udang ini tahan dari berbagai penyakit,
sedangkan udang windu sangat rentan dengan penyakit.

Dalam paragraf itu tampak dengan jelas kelebihan udang


vannamei yang ingin dipaparkan penulis. Dari segi harga, udang
vannamei lebih murah daripada udang windu. Dari segi ketahanan,
udang vannamei juga lebih tahan penyakit daripada udang windu.
Cara seperti itu sangat cocok untuk mempromosikan suatu produk
baru. Pembaca dapat membandingkan produk baru itu dengan
produk lain atau produk lama yang serupa.

c. Teknik Klasifikasi
Suladi (2015: 67) menyatakan bahwa, “Pengembangan dengan
klasifikasi, kalimat-kalimat penjelasnya merupakan bentuk
pengelompokan dari gagasan utamanya.” Contoh paragraf
eksposisi dengan teknik klasifikasi adalah sebagai berikut.
49) Pemerintah akan memberikan bantuan pembangunan rumah
atau bangunan kepada korban gempa. Bantuan pembangunan
rumah atau bangunan tersebut disesuaikan dengan tingkat
kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak ringan mendapat
bantuan sekitar 10 juta. Warga yang rumahnya rusak sedang
mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya
rusak berat mendapat bantuan sekitar 30 juta. Calon penerima
bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat dengan
pengawasan dari pihak LSM.

Pada contoh tersebut, pengklasifikasian terjadi pada kalimat


pengembang tak langsungnya. Pengklasifikasian itu menjadi
penjelas dari kalimat pengembang langsung. Jadi, kalimat (3)
warga yang rumahnya rusak ringan mendapat bantuan sekitar 10
juta; kalimat (4) warga yang rumahnya rusak sedang mendapat
bantuan sekitar 20 juta; dan kalimat (5) warga yang rumahnya
rusak berat mendapat bantuan sekitar 30 juta merupakan
pengelompokan dari kalimat pengembang langsung (kalimat 2),
yaitu bantuan pembangunan rumah atau bangunan tersebut
disesuaikan dengan tingkat kerusakannya.

d. Teknik Definisi
Teknik definisi merupakan persyaratan yang tepat mengenai
arti suatu kata atau konsep yang menunjukkan batasan-batasan
pengertian secara tepat dan jelas. Teknik definisi ini digunakan
jika penulis bermaksud menjelaskan suatu istilah yang
mengandung suatu konsep dengan tujuan agar pembaca
memperoleh arti yang jelas. Istilah dalam kalimat topik
dikembangkan dan dijelaskan dalam kalimat penjelas. Untuk
memberikan batasan yang menyeluruh tentang suatu istilah,
terkadang penulis menguraikannya secara panjang-lebar dalam
beberapa kalimat, bahkan beberapa paragraf. Dalam hal itu,
prinsip kesatuan dan kepaduan dalam paragraf harus tetap terjaga.
(Suladi, 2014: 85)
Di dalam paragraf eksposisi sering sekali menggunakan teknik
pengembangan deifinisi ini. Dimana gagasan utama dijelaskan
dengan kalimat pengembang yang berupa definisi lalu diberi
pengertian dan diuraikan bagian-bagian atau unsur-unsurnya
(Suladi, 2014:71).
Contoh paragraf eksposisi menggunakan teknik definisi adalah
sebagai berikut.
55) Terapi ozon adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara
memasukkan oksigen ,urni dan ozon berenergi tinggi ke
dalam tubuh melalui darah. Terapi ozon merupakan terapi
yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk
menyembuhkan penyakit yang kita derita maupun sebagai
pencegah penyakit.

e. Teknik Analisis
Suladi (2014:89) menyatakan bahwa,
Di dalam suatu paragraf yang menggunakan teknik analisis
sebab-akibat bisa terdapat satu sebab dengan banyak akibat
dan sebaliknya. Sebab berfungsi sebagai pikiran utama dan
akibat sebagai pikiran penjelas atau sebaliknya. Jika akibat
merupakan pikiran utama, untuk dapat memahaminya perlu
dikemukakan sejumlah penyebab sebagai perinciannya.

Sebab-akibat merupakan bagian dari pikiran utama yang


ditempatkan pada awal atau akhir paragraf. Pengembangan ini
dipakai dalam tulisan ilmiah atau keteknikan untuk berbagai
keperluan, antara lain,
1. Mengemukakan alasan yang masuk akal
2. Memberikan suatu proses
3. Menerangkan mengapa sesuatu terjadi demikian
4. Meramalkan runtunan peristiwa yang akan datang.
(Suladi 2014:89-90)

Contoh penggunaan teknik analisi sebab akibat adalah sebagai


berikut.
68) Banyak sekali kasus penebangan hutan liar yang terjadi dalam
10 tahun belakangan. Pemerintah sudah mengeluarkan
berbagai aturan untuk menghukum para penebang liar.
Namun, faktanya penebangan liar terus terjadi sehingga
merugikan banyak pihak. Akibat dari penebangan liar itu
tanah tidak mampu menyerap air dengan baik dan juga tanah
tidak ada lagi yang mengikat. Oleh karena itu, tiap datang
musim hutan selalu terjadi bencana banjir dan juga tanah
longsor.

Paragraf (68) tersebut diawali dengan sebab, yaitu perincian


tentang terjadinya peristiwa. Penulis memulainya dengan
memaparkan keadaan sesungguhnya yang terjadi disertai alasan
yang mendukung. Pada bagian akhir, penulis baru menyimpulkan
dalam bentuk kalimat topik. Simpulan itu merupakan akibat yang
ditimbulkan oleh uraian-uraian khusus sebelumnya.
Suladi (2015:71) juga menjelaskan bahwa, “Paragraf eksposisi
juga dapat dikembangkan dengan proses. Dalam menyampaikan
informasi, penulis memaparkan suatu kondisi yang diikuti dengan
kondisi yang lain.” Hal itu tampak pada contoh berikut ini.
54) Sampai hari ke-8, bantuan untuk para korban gempa
Yogyakarta belum merata. Hal ini terlihat di beberapa wilayah
Bantul dan Jetis. Misalnya di Desa Piyungan, sampai saat ini
warga desa itu hanya makan singkong. Mereka mengambilnya
dari beberapa kebun warga. Jika ada warga yang makan nasi,
itu adalah sisa-sisa beras yang mereka kumpulkan di balik
reruntuhan bangunan. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa
bantuan pemerintah kurang merata.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa, teknik pengembangan terdiri atas teknik identifikasi,
analisis, klasifikasi dan definisi. Dimana teknik pengembangan ini
sangat berpengaruh dalam pembuatan paragraf eksposisi.
C. SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
Berdasarkan konsep-konsep yang sudah di paparkan didalam
pembahasan, perlu dikemukakan kembali simpulan dari hasil pembahasan
tersebut. Simpulan sendiri merupakan bagian terpenting dalam
pembahasan. Secara umum, konsep yang akan disimpulkan terkait dengan
pengertian paragraf eksposisi, karakterisitik paragraf eksposisi, langkah-
langkah pembuatan paragraf eksposisi dan teknik pengembangan paragraf
eksposisi. Dengan demikian, simpulan pembahasan ini adalah sebagai
berikut.
a. Paragraf eksposisi merupakan salah satu jenis paragraf yang
bertujuan untuk memberikan pengetahuan atau wawasan kepada
pembaca secara jelas dan akurat tanpa adanya unsur pemaksaan.
b. Paragraf eksposisi memiliki karakteristik diantaranya, memberikan
informasi, wawasan atau pengetahuan secara jelas dan akurat,
berdasarkan fakta, serta menggunakan bahasa yang baku dan
formal.
c. Langkah-langkah dalam pembuatan paragraf eksposisi yaitu,
menentukan gagasan utama, menentukan gagasan penjelas dan
menentukan pola pengembangan paragraf.
d. Teknik pengembangan paragraf eksposisi meliputi, (1) teknik
identifikasi, (2) teknik klasifikasi, (3) teknik definisi dan (4) teknik
analisis.
2. Saran
Dari hasil pembahasan dan simpulan yang telah dikemukakan, perlu
dibuat saran dalam artikel ilmiah ini. Saran dinyatakan sebagai
rekomendasi penelaahan yang telah penulis lakukan. Oleh sebab itu, saran
yang akan di kemukakan oleh penulis kepada pembaca lainnya adalah
sebagai berikut.
a. Hendaknya untuk penulis berikutnya membuat pembahasan
mengenai paragraf lainnya seperti, paragraf narasi, paragraf
argumentasi dan sebagainya. Hal ini bertujuan agar para penulis
dapat mengembangkan pola karangannya.
b. Hendaknya penulis berikutnya melakukan penelaahan terhadap
kesalahan yang sering muncul dalam pembuatan paragraf
eksposisi.
c. Hendaknya penulis selanjutnya menyusun paragraf eksposisi
dengan sebaik mungkin sesuai dengan langkah-langkah yang ada
agar informasi atau wawasan yang disampaikan mudah dipahami
oleh pembaca atau pendengar.
DAFTAR PUSTAKA

Alber. (2014). Bahasa Untuk Perguruan Tinggu. Smarat WR.

Bahri. (n.d.). Peningkatan Kemampuan Penulisan Teks Ekposisi dengan


Menggunakan Metode Cush Word, 10.

Kuncoro, M. (2009). Mahir menulis. (W. Hardani, Ed.) (1st ed.). Jakarta.

Kurnia. (2015). Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan


Kemampuan Menulis Teks Eksposisi Pada Siswa Kelas X IIS-4 SMA Negeri 8
MAKASAR. Edukasi Kultura, 9, 13.

Marahimin. (1994). MENULIS SECARA POPULER. Jakarta: PT.dunia pustaka jaya.

Suladi. (2014). Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia: Paragraf. JAKARTA.

Suryanto. (2017). Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. IN MEDIA.

TARIGAN. (2015). Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Eksposisi Melalui


Metode Diskusi dengan Media Koran Siswa Kelas X SMA Negeri Binjai Tahun
Pelajaran 2013/2014. Edukasi Kultura, 2, 21.

Wibisono. (2017). Keterkaitan Retrival Kata: BAB II Kajian Teoritik, 174.

Anda mungkin juga menyukai