Dosen Pengampu :
Bigi Undadraja STP, M.Si
Oleh
Trishella Beliana Petrisia
19210016
Sebagai negara agraris, Indonesia kaya akan ragam jenis buah. Keanekaragaman
jenis ini tampak dari rasanya yang manis, asam, sepat, maupun pahit, dari
bentuknya yang bulat maupun lonjong, dari yang ukurannya yang kecil maupun
besar, dari tekstur kulit luarnya yang mulus, berlekuk, maupun berduri, bahkan
dari warnanya yang hijau, kuning, jingga, maupun merah. Walaupun Indonesia
kaya akan jenis buah, namun banyak penduduknya yang tidak peduli akan
secara sadar telah dijadikan salah satu pilar pembangunan dalam bentuk
agroindustri, baik pada orde baru, reformasi dan saat ini. Pertanian akan mampu
menjadi penyelamat bila dilihat sebagai sebuah sistem yang terkait dengan
industri dan jasa. Jika pertanian hanya berhenti sebagai aktivitas budidaya (on
Buah nenas (Ananas comosus L. Merr.) merupakan salah satu tanaman buah yang
sudah lama dikenal luas oleh masyarakat. Tanaman ini cukup mudah untuk
dibudidayakan, dan iklim Indonesia pun ternyata sangat cocok. Tanaman nenas
11
utama adalah Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa barat, Jawa
Buah nenas dikonsumsi oleh semua kalangan ekonomi disebabkan karena rasanya
enak dan memiliki kandungan kalori yang tinggi dan kandungan gizi yang baik
dan harganya terjangkau oleh semua lapisan masyarakat sehingga dapat dinikmati
Nenas merupakan komoditi yang terbukti memiliki peluang pasar yang cukup
baik di dalam maupun di luar negeri. Saat ini pemasaran buah nenas tidak hanya
dalam bentuk segar tetapi juga dalam bentuk pangan olahan, misalnya nenas segar
tetapi juga dalam bentuk pangan olahan, misalnya nenas kalengan, nata de pina,
Salah satu daerah penghasil nenas terbesar di Indonesia adalah Provinsi Sumatera
Utara, tepatnya di daerah Kabupaten Tapanuli Utara. Terdapat tiga daerah yang
Sipahutar dan ciri khasnya sudah melekat bahwa Kecamatan Sipahutar adalah
penghasil nenas. Nenas dari Sipahutar ini rasanya sangat manis dengan tekstur
buah yang sangat lembut dan kandungan air yang cuckup banyak, hal tersebut
menjadi kelebihan yang dimiliki nenas asal Sipahutar. Namun yang membuat
miris adalah jika harga nenas di kota-kota besar lumayan mahal yaitu Rp.5.000-
2
sangatlah murah yaitu berkisar Rp.1.000-Rp.5.000/ buah (petani), yang dimana
harga tersebut tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan petani selama masa
budidaya.
tradisional. Oleh karena itu dibutuhkan alternatif lain yang dimana petani dapat
para pengusaha atau investor yang melihat bahwa tinggi nya permintaan pasar
akan buah nenas sangat besar, dilandaskan dari permasalahan tersebut para
bangun pabrik pengkalengan nenas di Silangit yang bernama PT. Alami Agro
Industri. Pabrik ini menghasilkan buah nenas setengah jadi (nenas kaleng) dan
olahan nenas (jus nenas dan selai nenas), yang kemudian dipasarkan ke pasar
pada tahun 2010 pabrik tersebut berhenti berproduksi. Di sebabkan sesuatu hal
Dari tabel 1 dapat kita lihat bahwa dari seluruh jenis tanaman buah-buahan yang
ada di Kabupaten Tapanuli Utara, nenas merupakan jenis tanaman dengan luas
tanaman yang paling tinggi yaitu sebesar 1.947,08 Ha. Dengan produksi sebesar
34.857,17 ton dan rata-rata produksi sebesar 179.02 kw/ha. Dari data diatas dapat
Tapanuli Utara.
Tabel 2. Luas Tanaman, Produksi, dan Rata-Rata Produksi Nenas Menurut
Kecamatan Di Kabupaten Tapanuli Utara 2016. Pahae Jae
Kecamatan Luas tanaman Produksi Rata-rata produksi
(Ha) (Ton) (Kw/Ha)
pada tahun 2015 adalah sebesar 1.927,80 Ha, dan Kecamatan Sipahutar sebagai
daerah dengan jumlah luas tanaman paling tinggi yaitu 1.870,98 Ha yang bisa
Kabupaten Tapanuli Utara. Total produksi nenas utuk Kabupaten Tapanuli Utara
adalah sebesar 34,477,57 ton pada tahun 2015. Kecamatan Sipahutar merupakan
daerah dengan total produksi paling tiggi yaitu sebesar 33.496,10 ton. Rata-rata
produksi nenas di Kecamatan Sipahutar adalah sebesar 179,35 kw/ha. Dari data
sisanya tercecer.
Peluang bisnis buah nenas sangat prospektif untuk dikembangkan, karena sampai
saat ini permintaan masyarakat akan buah nenas tetap tinggi. Gizi yang
terkandung dalam buahnya pun cukup banyak. Dengan adanya pengolahan nenas
Sesuai dengan visi dan arah pembagunan daerah di dalam RPJPD Kabupaten
tersebut dapat kita tafsirkan bahwa arah pengembangan pertanian saat ini yang
perekonomian masyarakat.
nomor 09 tahun 2016 dan peraturan Bupati Tapanuli Utara nomor 64 tahun 2016,
Kabupaten Tapanuli Utara, terdapat kendala yaitu sampai saat ini belum ada
dibuat oleh Provinsi untuk diterapkan pada tingkat Kabupaten, Kecamatan dan
desa melalui Dinas Perindustrian. Bersamaan dengan itu Dinas Perindustrian juga
kekuatan yang cukup untuk membuat suatu kebijakan berbasis pada masalah yang
Kecamatan Sipahutar.
2. Apa alternatif strategi dalam pengembangan agroindustri nenas di
Kecamatan Sipahutar.
di Kecamatan Sipahutar.
Kecamatan Sipahutar.
1. Bagi petani, hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi tentang
3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
agroindustri.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Strategi
Strategi adalah suatu cara atau rencana berupa konsep yang sengaja dibuat untuk
sasaran kinerja. Dalam konsep manajemen cara terbaik untuk mencapai tujuan,
sasaran dan kinerja adalah dengan strategi memberdayakan sumber daya secara
2009).
2.1.2 Pengembangan
dalam kehidupan, Kata konsep artinya ide, rancangan atau pengertian yang
10
10
diabstrakan dari peristiwa kongkrit (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002 : 589)
2.1.3 Agroindustri
pengolahan sumber bahan baku yang bersumber dari tanaman ataupun hewan.
kemampuan yang baik jika kedua sektor tersebut diatas memiliki keterkaitan yang
Karena sektor pertanian menghasilkan bahan mentah yang pada gilirannya harus
diolah oleh industri menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dan sebaliknya
yang mengolah bahan baku menjadi komoditi yang secara ekonomi menambah
Industri pengolahan hasil pertanian memiliki daya saing yang kuat, karena
tenaga kerja yang banyak dan murah, serta berdaya tahan lama) dan kompetitif
(segmen pasar dan diferensiasi produk). Pengolahan hasil menjadi salah satu
Salah satu sifat khas dari hasil pertanian adalah rawan terhadap kerusakan
2. Teknologi
Teknologi untuk agroindustri hingga saat ini boleh dikatakan sudah cukup
teknologi agroindustri.
3. Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam
dominan yang tengah dihadapi selain faktor modal adalah kesulitan dalam
memasarkan produkmya.
Agroindustri yang menggunakan bahan baku hasil pertanian tentu saja sangat
terkait dengan efisiensi pada sektor pertanian, jika sektor pertanian tidak
berjalan secara efisien, maka tentunya juga agroindustri tidak akan berjalan
efisien, faktor penting lainya adalah pengembangan infrastruktur dan industri
penunjangnya.
kegiatan atau aktivitas. Oleh karena itu kelembagaan harus dikaji secara benar
6. Modal
8. Peraturan Pemerintahan
9. Potensi Pasar
2.1.4 Nenas
berurat sejajar dan pada tepinya tumbuh duri yang menghadap ke atas (ke arah
ujung daun). Duri pada beberapa varietas nenas mulai lenyap, tetapi pada ujung
daunnya sering masih dapat dilihat. Tanaman nenas berbunga pada ujung batang
dan hanya sekali berbunga yang arah tegaknya ke atas. Nenas merupakan tanaman
tangkai bunga sering tumbuh tunas pula (Sunarjono, dalam purmono 2008).
Tunas batang disebut sucker, sedangkan tunas tangkai buah disebut slips.
Sebenarnya bunga nenas bersifat majemuk terdiri dari lebih 200 kuntum bunga
yang tidak bertangkai, duduk tegak lurus pada tangkai buah utama yang kemudian
mengembang menjadi buah majemuk yang enak dimakan. Buah seperti ini disebut
sinkarpik atau coenocarpium. Daun kelopak dari setiap kuntum bunga, yang
dikenal sebagai mata, masih jelas meninggalkan bekas pada buah tersebut.
mahkota (petalum), enam benang sari, dan sebuah putik dengan stigma yang
bercabang tiga. Di atas buah tumbuh daun-daun pendek yang tersusun seperti
dikenal dan jenis nenas komersial, yaitu cayene dan queen. Berikut ini deskripsi
Nenas yang satu ini banyak ditanam dalam skala besar. Oleh perusahaan
cocok dikalengkan. Selain itu, daunya tidak melukai orang karena memang
tidak berduri. Mata pada kulit buah juga cenderung datar dan tidak kasar.
Akarnya amat dangkal dan kurang melebar. Rasanya manis agak asam. Nenas
Subang yang terkenal itu merupakan jenis cayane. Selain Subang, nenas ini
b. Nenas Queen
Bila nenas cayene lebih cocok dikalengkan, nenas queen cocok disuguhkan
sebagai buah segar alias buah meja. Rasa nenas queen memang manis, segar,
Sayang, ukuranya kalah besar dari nenas cayane. Selain itu, durinya kasar dan
Panen dilakukan saat buah sudah tua, tidak perlu hingga buah masak benar. Buah
yang terlalu masak gampang rusak di penyimpanan. Ciri buah tua ialah „matanya‟
lebih bulat, datar dan besar, serta tidak terlalu tajam lagi. Selain itu, mahkotanya
sudah lebih mebuka dengan dasar buah yang berubah kekuningan. Buah dipanen
dengan disertakan sebagian tangkai batangnya. Ini penting agar buah tidak cepat
pada upaya peningkatan produksi komoditas saja, tetapi terkait juga dengan isu-
isu strategis dalam pembangunan yang lebih luas lagi. Pengembangan hortikultura
(Rangkuti, 2009).
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan untuk
- Kelemahan (Weakness)
serta keahlian. Jika orang berbicara tentang kelemahan yang terdapat di dalam
tubuh satu satuan bisnis, yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan
dalam hal keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi
keterbatasan dan kekurangan kemampuan tersebut bisa dilihat pada sarana dan
prasana yang dimiliki atau yang tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang
produk yang tidak atau kurang diminta oleh para pengguna atau tingkat
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar perusahaan yang tidak
- Peluang (Opportunites)
perusahaan lain. Peluang dan terobosan atau keunggulan bersaing tertentu dan
- Ancaman (Threats)
2. Tahap analisis
Tahap pengampulan data ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan
pengumpulan data, tetapi juga suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra analisis.
Data dibedakan menjadi dua yaitu data eksternal dan data internal yang diperoleh
dari dalam dan luar perusahaan, model yang dapat digunakan dalam tahap ini
yaitu :
3. Matriks posisi
Hasil analisis pada tabel matriks faktor strategi internal dan faktor eksternal
1. Jika peluang lebih besar daripada ancaman maka nilai y > 0 dan sebaliknya
2. Jika kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka nilai x > 0 dan
x < 0.
Gambar 1. Matriks Posisi Analisis SWOT
Kuadran I
yang agresif.
Kuadran II
perusahaan.
Kuadran IV
dikembangkan.
yaitu:
peluang sebesar-besarnya.
nenas sebagai bahan baku utamanya dengan penggunaan teknologi tertentu untuk
Nenas merupakan komoditi yang dapat dimakan lansung dalam bentuk segar,
namun karena harga jual nenas yang tidak pernah stabil atau menjadi rendah nilai
jualnya dipasaran, sehingga penjualan buah nenas tidak sebanding dengan biaya
Di daerah penelitian industri pengolahan nenas pernah ada, dan semua bahan baku
diperoleh dari petani nenas di sekitar lingkungan industri, yang tersedia dalam
jumlah yang banyak, akan tetapi industri tersebut hanya bertahan sebentar saja
Usaha pengolahan nenas bertujuan untuk meningkatkan daya tahan dan daya
simpan yang lama sehingga meningkatkan nilai jual dari hasil olahan nenas.
Berbagai hasil olahan nenas antara lain dodol nenas, keripik nenas, sirup nenas,
Industri pengolahan nenas juga akan membuka lapangan pekerjaan baru bagi
angkatan kerja yang hidup di sekitar area lokasi pengolahan nenas untuk
hidupnya.
Setelah dilakukan analisis faktor SWOT dalam usaha tersebut, maka kita dapat
menentukan strategi pengembangan apa yang cocok dan bisa diterapkan untuk
AGROINDUSTRI NENAS
Keterangan : Ada
: hubungan
Kecamatan Sipahutar
Onan Runggu I, Sipahutar III, Siabal-Abal I, Siabal-Abal II, Aek Nauli I, Aek
Nauli II, Aek Nauli III, Sabungan Nihuta V, Siabal-Abal III, Sipahutar II,
Sipahutar I, Onan Runggu III, Onan Runggu II, Onan Runggu IV, Sabungan
Nihuta I, Sabungan Nihuta II, Sabungan Nihuta III, Sabungan Nihuta IV, Tapian
Nauli I, Tapian Nauli II, Tapian Nauli III, Siabal-Abal IV, Aeknauli IV, Siabal-
Abal VI, Siabal-Abal V. Jarak kantor camat ke kantor Bupati Kabupaten Tapanuli
berikut :
Jumlah curah hujan di Kecamatan Sipahutar pada tahun 2017 yaitu sebesar 1167
mm/tahun dengan rata-rata sebesar 97,25 mm/tahun, jumlah hari hujan sebesar
42
42
Universitas Sumatera Utara
Tabel 11. Banyaknya Curah Hujan Dan Hari Hujan di Kecamatan
Sipahutar Per Bulan, 2017
Bulan Hari Hujan Curah Hujan
Januari 9 16
Februari 11 29
Maret 17 134
April 21 350
Mei 15 194
Juni 6 71
Juli 7 46
Agustus 5 34
September 3 47
Oktober 16 38
November 25 127
Desember 23 81
Jumlah 158 1167
Rata-Rata 13,17 97,25
Sumber : Badan Pusat Statistik (Kecamatan Sipahutar dalam angka 2017)
Penduduk Kecamatan Sipahutar pada tahun 2016 berjumlah 25,976 jiwa dengan
perempuan sebesar 12.965 jiwa. Pada tabel berikut dapat dilihat jumlah penduduk
sekolah menengah atas negeri dan 2 unit sekolah menengah kejuruan swasta.
Responden dalam penelitian terbagi atas 4 komponen yang terdiri dari petani
nenas, SKPD, konsumen dan tengkulak. Jumlah responden yang diambil untuk
petani nenas adalah sebesar 24 orang, SKPD 2 orang, konsumen 5 orang dan
tengkulak 1 orang.
Dari hasil wawancara dengan petani nenas maka didapat karakteristik sebagai
berikut :
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa rata-rata umur petani nenas adalah
masih tergolong usia produktif (25-65) tahun yaitu masih potensial dalam
Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal dari tingkat sekolah dasar
(SD) sampai sarjana. Rata-rata pendidikan petani adalah 12 tahun yaitu setingkat
paling rendah adalah sekolah menengah atas dan yang paling tinggi adalah
sekolah menengah atas. Pemilik usahatani nenas sudah cukup lama dalam
Dari hasil wawancara dengan Konsumen Produk Olahan nenas maka didapat
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa rata-rata umur konsumen adalah 62
tahun. Dengan rentang umur 58-66. Pendidikan yang dimaksut adalah pendidikan
formal dari tinggkat sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah atas (SMA).
atas (SMA), dengan tingkat pendidikan yang paling rendah adalah SMA.
Dari hasil wawancara dengan SKPD di dinas peindustrian dan pertanian maka
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa SKPD yang menjadi responden
pendidikan nya paling tinggi adalah S2 dan yang paling rendah adalah S1.
Responden dalam penelitian ini adalah tengkulak nenas, yang pernah menyuplai
bahan baku nenas ke pabrik pengolahan nenas di Kota Bandung, yang berusia 29
47
Universitas Sumatera Utara
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Dukungan Pemerintah
pengembangan, tanpa ada campur tangan dari pemerintah akan sulit untuk
pihak SKPD yaitu Dinas Perindustrian didapat hasil beberapa hal yang dapat di
48
48
b. Ketersediaan lembaga pelatihan
BLK dirasa masih kurang cukup untuk meningkatkan kemampuan para pelaku
usaha industri, oleh karena itu dukungan pemerintah untuk menyediakan lebih
banyak lagi lembaga pelatihan sangat diharapakan. Pelatihan yang instens yang
industri nenas di tempat penelitian, yang kebanyakan skala usaha nya adalah
home industry.
terampil yang terbatas ini sebenarnya dapat diatasi dengan cara memanfaatkan
sumber daya manusia lokal di tempat penelitian, yang kemudian dapat dilakukan
dalam jumlah yang besar, karena fokus daripada pengembangan agroindustri ini
adalah agroindustri dalam skala kecil mikro dan menengah (home industry).
49
5.1.2 Deskripsi Faktor Eksternal
a. Lembaga Keuangan
modal bagi para pelaku agroindustri nenas yang kekurangan modal untuk
Bank, koperasi dan lembaga peminjaman lainya nya. Dengan adanya lembaga
karena seperti kita ketahui masalah permodalan selalu menjadi masalah klasik
modal yang terbatas, dan juga modal sangat dibutuhkan untuk meningkatkan skala
usaha industri yang akan di kembangkan. Apalagi di tempat penelitian skala usaha
agroindustri nenas masih dalam skala mikro-menengah, yang pastinya modal yang
dimiliki para pelaku usaha pasti terbatas untuk melakukan pengembangan usaha
nya.
b. Permintaan Pasar
Permintaan produk olahan nenas yang cukup tinggi dipasaran merupakan peluang
yang kalau diantisipasi dan diapresiasi secara tepat akan menjadi peluang dalam
Seperti dapat di lihat belakangan ini dengan semakin banyaknya produk olahan
berbahan baku nenas yang tersedia dipasaran yaitu keripik nenas, dodol nenas,
selai nenas, nenas kalengan yang beredar di daerah penelitian dan masih banyak
lagi, hal ini dipicu karena tinggi nya permintan konsumen akan produk olahan
c. Selera masyarakat
trend yang ada di masyarakat mengharuskan pelaku agroindustri harus jeli melihat
peluang dan lebih inovatif dan kreatif dalam membuat produk nya. Produk yang
mempunyai bentuk, rasa, kemasan dan ciri khas tertentu akan menarik masyarakat
untuk membeli produk yang kita buat. Selera masyarakat erat kaitannya dengan
kriteria-kriteria yang diiginkan oleh masyarakat dari produk nenas, hal ini menjadi
dikembangkan dalam perencanaan ini dapat berupa dodol nenas, nenas kalengan,
selai nenas, jus nenas di karenakan skala usaha usaha agroindustri yang terdapat
dan Subang. Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku terkait dengan perencanaan
dari cukup dan tersedia sepanjang waktu sehingga tidak perlu mendatangkan
bahan baku dari luar daerah. Jumlah bahan baku yang tersedia sebesar 34.857
ton/tahun dan jumlah yang dibutuhkan jika dilihat dari industri sebelum nya
e. Produksi nenas
Kecamatan Sipahutar dan sudah dikenal dengan kualitas nya yang baik. Pada
Sipahutar cenderung selalu meningkat hal ini dikarenakan hampir semua petani di
Kecamatan Sipahutar memiliki lahan nenas baik dalam skala kecil maupun besar,
dan panen buah nenas dapat dilakukan empat kali dalam satu bulan, dalam hal ini
produksi nenas adalah faktor diluar kendali daripada Dinas Perindustrian, dan
Pertanian.
Nenas asal Kecamatan Sipahutar terkenal dengan rasa nya yang manis, ukuran
buah nya yang besar, air nya yang banyak, aroma yang harum dan tahan lama.
Dengan kualitas yang demikian nenas asal Sipahutar sangat cocok untuk dijadikan
sebagai bahan baku untuk agroindustri nenas, untuk dijadikan berbagai produk
olahan seperti nenas kaleng, nata de coco, dodol nenas, keripik nenas dan lain-
lain. Kualiatas bahan baku yang baik ini merupakan peluang yang sangat bagus
nenas asal Sipahutar pernah dikirim sampai ke Jawa Barat untuk dijadikan sebagai
bahan baku agroindustri nenas dan juga pernah dipakai oleh pabrik pengalengan
olahan.
pertanian nenas sudah lama di usahakan dan telah menjadi sumber mata
sertakan bertani nenas di ladang. Begitu juga dengan keturunan mereka sejak kecil
sudah di ajak keladang membantu bertani nenas, misalnya saja untuk memanen
buah nenas yang sudah matang. Pengalaman ber-usahatani responden nenas antara
rentang 3 - >25 tahun, pengalaman budidaya nenas dapat menjadi salah satu
Sipahutar, karena dengan pengalaman budidaya yang tinggi maka kebutuhan akan
h. Kesesuaian lahan
Kesesuaian lahan merupakan tingkat kecocokan suatu bidang lahan untuk suatu
sangat cocok untuk ditanami berbagai jenis tanaman pertanian, salah satu
Sipahutar sudah dikenal oleh khalayak ramai bahkan sudah di kirim ke berbagai
petani sangat diuntungkan dalam hal ini, karena dapat menghemat biaya produksi.
Di Kabupaten Tapanuli Utara sendiri terdapat tiga daerah penghasil nenas terbesar
Tapanuli Utara, hal ini disebabkan Karena letak Kecamatan Sipahutar yang dekat
Alih fungsi lahan merupakan pergantian suatu fungsi lahan menjadi fungsi lain.
Tetapi alih fungsi lahan tidak dapat dianggap sebagai hal sepele karena pada saat
ini di Kecamatan Sipahutar petani nenas sedang mengalami kendala, yang dimana
tanaman nenas terserang penyakit yang dimulai pada daun nenas yang mengalami
kekuningan yang berlanjut pada matinya tanaman nenas, hingga sampai saat ini
belum ditemukan penyebabnya dan solusi untuk mengatasinya. Jika hal ini terus
berlanjut maka tidak menutup kemungkinan petani nenas akan melakukan alih
j. Lingkup Pemasaran
maka semakin dikenal produk yang kita buat. Pada kegiatan ini dukungan
secara rutin. Jumlah ketersedian tenaga kerja profesional yang sedikit ini dapat
Pengalaman agroindustri nenas yang dimaksut adalah untuk melihat berapa lama
pengalaman sampel atau pelaku usaha dalam bidang agroindustri nenas. faktor
Skoring adalah proses identifikasi antara faktor internal dan faktor eksternal
(kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Skor
sebagai kekuatan atau kelemahan dan faktor internal sebagai peluang dan
ancaman.
Faktor eksternal
1. Lembaga keuangan 3.3 0 0 62 38
2. Permintaan pasar 2.9 6 12 53 29
3. Selera masyarakat 3.3 0 6 56 38
4. Ketersediaan bahan baku 3.5 0 6 32 62
5. Pengalaman agroindustri nenas 1.5 0 0 50 50
6. Produktifitas nenas 3.0 3 9 66 22
7. Kualitas bahan baku 3.5 0 0 47 53
8. Pengalaman budidaya nenas 3.1 9 9 38 44
9. Alih fungsi lahan 3.6 0 0 28 72
10. Kesesuaian lahan 3.7 0 0 28 72
11. Lingkup pemasaran 3.2 0 6 62 32
12. Ketersediaan tenaga kerja 1.5 44 56 0 0
profesional
Sumber : Data diolah dari lampiran 8
Berdasarkan pada tabel pada faktor strategis internal agroindustri nenas dukungan
pemerintah merupakan faktor yang memiliki nilai rata-rata skor paling tinggi yaitu
2,9. Sementara untuk faktor Ketersediaan lembaga pelatihan 1,7 dan Ketersediaan
dan bantuan pemasaran. Sesuai dengan visi dan misi pembangunan pertanian
dalam RPJP dan RPJM, pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara pada saat ini fokus
segala hal perijinan yang berkaitan dengan agroindustri dan memberikan bantuan
Untuk faktor 2, pihak Dinas Perindustrian selaku institusi yang menaungi proses
adanya lembaga pelatihan di Kabupaten Tapanuli Utara yaitu BLK (Balai Latihan
Kerja) akan sangat membantu untuk meningkatkan kemampuan dari SDM yang
masih rendah.
sangat sedikit industri yang ada disana, sehingga para penduduk hanya berfokus
pada sektor pertanian saja, begitu juga dengan tenaga kerja profesional atau ahli
yang sudah mempunyai pengalaman bekerja dalam agroindustri nenas, jumlah nya
masih sangat sedikit walaupun di Desa Silangit pernah berdiri agroindustri nenas
yang para pekerja yang digunakan rata-rata menggunakan penduduk sekitar, akan
tetapi setelah industri tersebut tutup kebanyakan dari para pekerja industri nenas
Pada faktor strategis eksternal, kesesuaian lahan merupakan faktor yang memiliki
rata-rata skor paling tinggi 3,7. Kesesuain lahan sangat berpengaruh terhadap
nenas, di Kabupaten Tapanuli Utara terdapat tiga daerah sentra produksi nenas,
dengan kualitas paling baik adalah nenas dari Kecamatan Sipahutar hal ini di
rata skor paling rendah yaitu 1,5. Rendahnya pengalaman responden berkerja
dalam agroindustri nenas disebabkan masih sangat rendahnya industri yang ada di
termasuk kelemahan ataupun kekuatan. Faktor internal yang memiliki skor rata-
rata 3-4 termasuk ke dalam kekuatan dan faktor yang memikiki skor rata-rata 1-2
termasuk dalam peluang dan faktor yang memiliki skor rata-rata 1-2 termasuk
dengan nilai banding 1, 2 dan 3. Setelah diperoleh nilai tiap faktor dari seluruh
masing-masing faktor strategis. Nilai ini mejadi bobot tiap faktor, pembobotan
Faktor dukungan pemerintah memiliki nilai bobot yang paling besar yaitu 0,40.
Faktor yang memiliki bobot paling kecil adalah ketersedian tenaga kerja terampil
sebesar 0,27. Hal ini merupakan kondisi dimana ketersedian tenaga kerja terampil
ialah Ketersedian tenaga kerja terampil yang masih kurang memadai (kurang
tersedia) di tempat penelitian, oleh karena itu diharapkan masalah ini dapat dicari
dengan maksimal. Hal ini dapat diatasi dengan cara memanfaatkan SDM lokal
yang tersedia dalam jumlah yang banyak agar diberikan pelatihan untuk
Ketersedian bahan baku merupakan faktor yang memiliki bobot yang paling besar
yakni 0,11. Hal penting yang dibutuhkan saat mengembangkan sebuah usaha
Kemudian faktor yang memiliki bobot paling kecil adalah alih fungsi lahan
dengan bobot 0,03. Responden mengangap bahwa alih fungsi lahan tidak
nenas, hal dikarenakan masih sangat minim alih fungsi lahan yang terjadi di
masyarakat nya bekerja sebagai petani, khususnya sebagai petani nenas, oleh
karena itu untuk melakukan alih fungsi lahan meraka akan berpikir dua kali, jika
petani melakukan alih fugsi lahan maka petani akan kehilangan mata pencaharian,
dengan membuat tabel matriks evaluasi faktor strategis internal dan faktor
strategis eksternal. Adapun langkah yang dilakukan dalam evaluasi faktor internal
dan eksternal adalah membuat pembobotan, skoring, dan mencari skor yang
melakukan perkalian bobot dan skor. Perkalian bobot dan skor faktor internal
21.
Pada tahap penentuan skoring, skoring diberikan kepada faktor eksternal untuk
menentukan mana faktor yang menunjukkan peluang dan ancaman. Setelah itu
dilakukan perhitungan hasil skor dengan melakukan perkalian bobot dan skor.
Perkalian bobot dan skor faktor strategi pengembangan agroindustri nenas
kelemahan) sebesar -0.01, ini artinya pengaruh kelemahan lebih besar terhadap
pelatihan dan ketersedian tenaga kerja terampil menjadi faktor yang lebih
pengalaman budidaya nenas, alih fungsi lahan, kesesuaian lahan dan lingkup
pengembangan ditunjukan oleh titik kordinat (x,y). Nilai x diperoleh dari selisih
-0,01 dan y > 0 yaitu 2,54. Posisi koordinat x dan y dapat dilihat pada diagram
1,5
0,5
WX S
(-) X (+)
x = -0,01
1,510,5
Kuadran IV Kuadran II
Strategi Defensif Strategi Diversifikasi
Y (-) T
Kecamatan Sipahutar berada pada kuadran III yang berarti posisi strategi
Around, dimana mempunyai peluang besar dan juga kelemahan yang besar, maka
lembaga pelatihan dan ketersedian tenaga kerja terampil. Adapun peluang yang
dimiliki adalah : ketersedian bahan baku, kesesuaian lahan, kualitas bahan baku,
merupakan kendala internal kelemahan dan peluang eksternal yang dominan yang
SWOT pada gambar 4, maka dapat ditentukan alternatif strategi yang disusun atas
berikut :
(S1,O1).
Strategi WO (Weakness-Opportunity)
(W2-O3,O4,O5,O6)
Strategi ST (Strengt-Threats)
manusia (S1,T2).
Strategi diatas diperlukan untuk meningkatkan kemampuan, kreatifitas dan juga
terampil.
Strategi WT (Weakness-Threats)
agroindustri nenas.
rangka mencapai tujuan guna mewujudkan Visi dan Misi Dinas Perindustrian
dilakukan didapatkan hasil bahwa terdapat empat buah strategi yang sama
terhadap tenaga kerja manusia. Hasil ini tidak kauh berbeda dengan rencana
Utara untuk alternatif strategi hasil penelitian yang tidak mencakup di dalam
6.1 Kesimpulan
baku, pengalaman budidaya nenas, alih fungsi lahan, kesesuain lahan, kondisi
professional.
daerah kuadran III. Hal ini berarti bahwa pengembangan agroindustri nenas
pada kondisi posisi mendukung strategi Turn Around. Strategi ini dipergunakan
6.2 Saran
besar untuk dikembangkan lebih jauh lagi, jika dilihat dari hasil penelitian
77
77
menunjukkan terdapat beberapa kekuatan-kelemahan dan peluang-ancaman
2. Kepada Pemerintah
produk olahan nenas supaya lebih cepat dikenal masyarakat dan mencari
78
3. Kepada Peneliti Selanjutnya
Badan Pusat Statistik. 2017. Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka 2017.BPS
Kabupaten Tapanuli Utara.
Karmadi. 2003. Analisa Efisiensi Dan Produktivitas Home Industri Lendre (Studi
Kasus Desa Padangan Kecamatan Padangan Kabupaaten Bojonegoro).
Universitas Muhammadiyah Malang, Malang
Rangkuti, F.2009. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Rangkuti, F.1997.Analisis SWOT : Tehnik Membedah Kasus Dan Bisnis. Jakarta:
Erlangga.