Anda di halaman 1dari 104

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini berbagai macam jenis buah-buahan dapat dengan mudah di beli di
berbagai supermarket dan toko-toko buah di seluruh kota di Indonesia. Namun hal
tersebut memiliki dampak positif dan negatif bagi para pembeli dan konsumen,, dari
dampak positifnya adalah konsumen tidak harus lagi menunggu musim buah tiba
serta tidak harus pergi jauh untuk berbelanja buah ke para petani buah, dari dampak
negatifnya adalah buah yang sudah di petik dan di jual kembali di toko dan
supermarket tidak memiliki kesegaran yang sama pada saat di petik langsung dari
pohonnya, akibatnya para penjual buah menjaga kesegaran buah dengan memberi
pengawet dan berbagai macam cara agar buah tetap terlihat segar yang kemudian
dapat memberi dampak buruk bagi kesehatan tubuh manusia.
Di Indonesia, konsumsi terhadap buah-buahan segar sangat kurang maksimal,
harga buah yang cukup tinggi menjadi faktor dari alasan masyarakat untuk tidak
menkonsumsi buah setiap hari, ketersedian lahan dan perkebunan buah-buahan di
Indonesia masih terbilang cukup minim, pengolahan dan pendistribusian lahan agro
yang masih belum memadai adalah salah satu alasan perkebunan buah-buahan masih
tidak bisa terlaksana dengan baik, sehingga beberapa perkebunan buah hanya di
kelola oleh masyarakat biasa secara individu dengan lahan dan produksi yang
terbatas.
Menurut Edhi Sandra (2011), berbagai buah-buahan sudah ada sejak ribuan
tahun di Indonesia, namun tidak maksimal pada kegiatan produksi serta
pendistribusiannya. Hal ini disebabkan oleh adanya kepentingan untuk memproduksi
tanaman komoditas sehari-hari (seperti: padi, jagung, ubi/ketela, tembakau, kelapa
sawit, sagu, dan lain-lain).

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 1


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Dilihat dari data statistik dan buah-buahan Kalimantan Tengah Tahun 2016,
diantara komoditas buah-buahan tahunan, lima komoditas yang merupakan
komoditas unggulan, dilihat dari jumlah produksinya adalah pisang,
nangka/cempedak, rambutan, jeruk, dan nenas. Jumlah produksi dari kelima
komoditas tersebut sudah mencapai 74,85 persen dari total produksi komoditas buah-
buahan tahunan. Masing-masing komoditas yaitu pisang produksinya mencapai
417.942 kuintal (38,18%), nangka/cempedak 130.049 kuintal(11,88%), rambutan
113.113 kuintal (10,33%), jeruk siam/keprok 83.686 kuintal (7,64%) dan nenas
74.659 (6,82%). Sedangkan buah-buah lainnya (durian, mangga, pepaya, dan lain-
lain) total produksinya adalah 25,15 persen dari total produksi komoditas buah-
buahan tahunan.1

Gambar 1.1 Persentase Produksi Buah-buahan Tahun 2016 (Sumber : BPS Kalimantan
Tengah, 2017)

Seperti terlihat pada grafik di bawah ini, terdapat perkembangan komoditas-


komoditas tanaman buah-buahan tahunan, diurutkan dari jumlah produksi terkecil
hingga jumlah produksi terbesar pada tahun 2015 dan 2016. Secara umum terjadi
peningkatan jumlah produksi komoditas tanaman buah-buahan tahunan dibanding

1
Munwwarah, 2017, “Statistik Sayuran dan Buah-Buahan Provinsi Kalimantan Tengah”, Badan Pusat
Statistik Provinsi Kalimantan Tengah, Palangka Raya, Hal 12
2 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten
Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
tahun sebelumnya. Namun untuk komoditas unggulan di Kalimantan Tengah, jumlah
produksi nangka/cempedak dan rambutan justru mengalami penurunan yaitu masing-
masing turun 26.623 kuintal (17%) dan 32.303 kuintal (22%). Sedangkan produksi
sukun tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 6.970 kuintal (89 %), dan
pisang naik produksinya sebesar 146.311 kuintal ( 54 %) dibandingkan tahun 2015.
Kenaikan cukup 28.899 kuintal (53%).2

Gambar 1.2 Produksi Tanaman Buah-buahan Tahunan 2015-2016 (Kuintal)


(Sumber : BPS Kalimantan Tengah, 2017)

2
ibid
Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 3
Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
4 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten
Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan salah satu kabupaten tertua di
Provinsi Kalimantan Tengah. Total luas wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur
adalah 16.796 km2 atau 10,94 persen dari total luas Provinsi Kalimantan Tengah.
Secara astronomis, wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur terletak antara 112o
7’ 29” Bujur Timur sampai dengan 113o 14’ 22” Bujur Timur dan antara 1o 11’
50” Lintang Selatan sampai dengan 3o 18’ 51” Lintang Selatan. Adapun secara
geografis, wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur berbatasan langsung dengan
Kabupaten Katingan di sebelah utara dan sebelah timur Kabupaten Seruyan di
sebelah barat dan laut Jawa di sebelah selatan.
Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan wilayah tropis dengan rata-
rata temperatur udara berkisar antara 26OC sampai dengan 28OC. Letaknya yang
berada dekat dengan Lintang 0O membuat wilayah kabupaten ini memiliki cuaca
yang cenderung panas dengan rata-rata lama penyinaran matahari setiap harinya
sebesar 55,25%.3
Wilayah kabupaten Kotawaringin Timur dengan kondisi alam pedesaan
yang masih sangat alami dan memiliki lahan yang cukup subur. Upaya
pengembangan agrowisata pedesaan yang memanfaatkan potensi pertanian, dan
melibatkan masyarakat pedesaan, dapat berfungsi sebagai pemberdayaan
masyarakat berbasis pariwisata. Permberdayaan masyarakat yang dimaksudkan
adalah agrowisata yang dapat mengikutsertakan peran dan aspirasi masyarakat
pedesaan selaras dengan pendayagunaan potensi sumber daya alam dan sumber
daya manusia yang dimilikinya.

3
Selvia Sari, 2017, “Kabupaten Kotawaringin Timur dalam Angka 2017”, Badan Pusat Statistik
Kabupaten Kotawaringin Timur, Sampit, Hal 9
Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 5
Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Gambar 1.3 Persentase Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten
Kotawaringin Timur, 2016 (Sumber : BPS Kotawaringin Timur, 2017)

6 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Tabel 1.2 Produksi Buah-buahan menurut kecamatan dan jenis buah di
Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2015

Kecamatan Nanas Pisang Jeruk Durian Rambutan Cempedak


Subdistrict Pineapple Banana Orange Durian Rambutan Champedak

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. M. H. Selatan 6,3 11,1 1,8 21,0 3,0 2,8

2. Teluk Sampit 1,3 88,7 5,2 0,0 21,2 4,6

3. Pulau Hanaut 15,6 1 204,6 14,8 265,0 200,3 1,3

4. M. B. Ketapang 48,0 136,0 20,0 3,8 30 4,0

5. Seranau 79,6 860,2 30,1 5,5 53,7 29,6

6. M. H. Utara 0,4 15,5 80,0 2,0 2,1 1,3

7. Kota Besi 5,4 76,5 804,5 3,5 52,2 13,2

8. Telawang 2,0 4,1 0,2 0,8 2,4 4,0

9. Baamang 2 560,0 26,0 13,8 2,0 11,0 11,0

10. Cempaga 6,4 17,0 6,4 176,2 16,0 149,1

11. Cempaga Hulu 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

12. Parenggean 0,7 5,0 0,5 3,9 3,7 7,0

13. Tualan Hulu 0,9 15,2 0,6 5,0 55,4 11

14. Mentaya Hulu 0,0 96,8 15,0 21,5 8,0 0,0

15. Bukit Santuai 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

16. Antang Kalang 0,0 36,2 0,0 35,0 30,5 2,0

17. Telaga Antang 0,5 2,2 2,0 2,5 3,0 3,5

Kotawaringin Timur 2015 2 727,1 2 595,1 949,9 547,7 492,5 244,4

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Kotawaringin Timur melalui Survei


pertanian hortikultura Source: Agriculture Departement of Kotawaringin
Timur Regency through Agriculture survey for horticulture

Dari hasil tabel di atas yaitu hasil produksi buah-buahan dalam kurun
waktu satu tahun di dalam tahun 2015, buah-buahan dengan hasil panen terbesar
didapatkan dari kecamatan Baamang dengan produksi nanas sebanyak 2560
Kuintal dalam satu tahun, disusul buah buah pisang pada kecamatan Pulau Hanaut
sebanyak 1204,6 Kuintal.

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 7


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
1.2 Identifikasi Masalah
Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris
Agrotourism. Agro berarti pertanian dan tourism pariwisata/kepariwisataan.
Agrowisata adalah berwisata ke daerah pertanian. Pertanian dalam arti luas
mencakup pertanian rakyat, perkebunan, peternakan, dan perikanan (Alikodra
dalam Siladana, 2009).
Menurut Lobo dalam Antara (2009), agrotourism berhubungan dengan
tindakan pengunjung di sebuah pekerjaan usaha tani atau beberapa pertanian,
hortikultura atau pengoperasian agribisnis untuk maksud memberikan kesenangan
atau kegembiraan atau kenikmatan, pendidikan, atau keterlibatan aktif kepada
para pengunjung dalam aktivitas usaha tani. Sedangkan menurut De-Anjen (2006)
dalam siladana (2009), Agrotourism didefinisikan sebagai perpaduan antara
pariwisata dan pertanian dimana pengunjung dapat mengunjungi kebun,
peternakan atau kilang anggur untuk membeli produk, menikmati pertunjukan,
mengambil bagian aktivitas, makan suatu makanan atau melewatkan malam
bersama di suatu areal perkebunan atau taman.
Agrowisata didefinisikan sebagai sebuah bentuk kegiatan pariwisata yang
memanfaatkan usaha agro atau agribisnis sebagai objek wisata dengan tujuan
untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di
bidang pertanian. Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang
memanfaatkan usaha pertanian sebagai objek wisata, yang bertujuan untuk
memperluas pengetahuan dan pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha dalam
bidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya
lokal dalam memanfaatkan lahan, diharapkan mampu meningkatkan pendapatan
petani, dapat melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya dan
teknologi lokal atau indigenous knowledge yang umumnya telah sesuai dengan
kondisi lingkungan alaminya (http://www.database.deptan.go.id, dalam jurnal :
Potensi Dan Pengembangan Taman Wisata Mekarsari Sebagai Agro Wisata
Unggulan Di Jawa Barat, Rahmat Ari Wibowo, 2009).
Pola pengelolaan agrowisata perlu dilakukan dengan mengikutsertakan
masyarakat setempat dalam berbagai kegiatan yang menunjang usaha agrowisata.
Dengan keikutsertaan masyarakat didalam pengembangan agrowisata, diharapkan

8 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
mampu menumbuh kembangkan interaksi positif dalam bentuk rasa ikut memiliki
untuk menjaga eksistensi sebuah agrowisata. Peran serta masyarakat dapat
dilakukan melalui4 :
a. Masyarakat desa yang memiliki lahan di dalam kawasan yang dibangun
agar tetap dapat mengolah lahannya, sehingga menunjang peningkatan
hasil produk pertanian yang menjadi daya tarik agrowisata dan di sisi lain
akan mendorong rasa memiliki serta bertanggungjawab di dalam
pengelolaan kawasan secara keseluruhan.
b. Melibatkan masyarakat desa setempat di dalam kegiatan perusahaan secara
langsung sebagai tenaga kerja, baik dalam bidang pertanian maupun untuk
pelayanan jasa bagi wisatawan, pemandu dan lain - lain. Maka dari itu,
pengelola perlu melakukan langkah dan upaya untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja khusus yang berasal dari
masyarakat.
c. Menyediakan fasilitas dan tempat penjualan hasil pertanian, kerajinan
tangan dan cindera mata bagi masyarakat desa disekitar kawasan wisata,
sehingga dapat memperkenalkan ciri khas budaya setempat sekaligus
untuk meningkatkan penghasilan. Disamping itu,dapat diikutsertakan
didalam menampilkan atraksi kesenian dan kebudayaan setempat untuk
disajikan kepada wisatawan. Pada hakekatnya pengembangan agrowisata
mempunyai tujuan ganda termasuk promosi produk pertanian Indonesia,
meningkatkan volume penjualan, membantu meningkatkan perolehan
devisa, membantu meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat
sekitar, disamping untuk meningkatkan jenis dan variasi produk pariwisata
Indonesia.

Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016,


Keanekaragaman hayati dan sumber daya alam perlu dijaga dan dikelola dalam
suatu sistem perlindungan dan pengelolaan yang terpadu dan terintegrasi.

4
Jurnal : Potensi dan Pengembangan Taman MekarsariSebagai Agro dalam Wisata Unggulan di
Jawa Barat, Rahmat Ari Wibowo, 2009 hal 4
Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 9
Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Perlindungan dan pengelolaan harus dapat memberikan manfaat ekonomi, sosial,
dan budaya yang dilakukan berdasarkan prinsip kehati-hatian.
Ada beberapa cara yang di lakukan agar pembangunan kepariwisataan
tetap terjaga yaitu dapat terwujud pada perancangan arsitektur, antara lain : Yeang
(2006), menyatakan :
“Ecological design, is bioclimatic design, design with the climate of
locality, and low energy design”.
Yeang menekankan pada : integrasi kondisi ekologi setempat, kondisi
tapak, konsep desain yang tanggap pada lingkungan dan iklim setempat.
Menurut The International Ecotourism Society, wisata ekologi adalah :
Responsible travel to natural areas that conserves the environment and improves
the well-being of local people. Yang artinya : Perjalanan yang bertanggung jawab
ke area alami yang melestarikan lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat setempat.
Jadi, agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (eco-
tourism), yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari
alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan
atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan
(Deptan, 2005)
Untuk menciptakan sebuah kawasan Agrowisata maka diperlukannya
sebuah konsep yang bertemakan Arsitektur Ekologi agar kawasan Agrowisata
tersebut tetap menjaga kondisi lingkungannya dan diharapkan dalam
perancangannya juga memperhatikan alam disekitar dengan pendekatan ekologi
arsitektur. Manfaat Pariwisata bagi lingkungan antara lain juga sebagai berikut :
1. Pembangunan dan pengembangan pariwisata bila diarahkan dan
direncanakan secara baik, akan dapat membantu dalam memelihara
lingkungan.
2. Pariwisata pada umumnya berusaha untuk memperkenalkan hal-hal yang
asli dan unik, segala sesuatu yang rapih, bersih dan menyenangkan
wisatawan. Oleh karena hal-hal tersebut yang diinginkan wisatawan.
Maka dari beberapa manfaat pariwisata bagi lingkungan tersebut
pendekatan arsitektural yang digunakan adalah Ekologi yang secara umum adalah

10 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
suatu ilmu tentang interaksi makhluk hidup dengan lingkungan. Ekosistem adalah
suatu sistem yang terjadi pada suatu hubungan (interaksi) dengan saling
ketergantungan pada komponen-komponen di dalamnya, baik itu makhluk hidup
ataupun tidak hidup. Pada tiap-tiap komponen ekosistem mempunyai makna yang
khusus bagi komponen yang lain dengan sangat terorganisir dan juga berlangsung
dengan secara dinamis untuk terbentuknya suatu keseimbangan lingkungan.
Pengertian ekologi menurut definisi para ahli adalah sebagai berikut :
1. Pengertian Ekologi Menurut Miller (1975), Menurut Miller tentang
pengertian ekologi yang menggemukakan bahwa ekologi adalah suatu
ilmu mengenai hubungan timbal balik diantara organisme serta sesamanya
dan juga dengan lingkungannya.
2. Pengertian Ekologi Menurut Otto Soemarwoto, pengertian ekologi adalah
suatu ilmu mengenai hubungan timbal balik diantara makhluk hidup
dengan lingkungan sekitarnya.
3. Pengertian Ekologi Menurut Eugene P. Odum, ekologi adalah suatu kajian
terstruktur serta fungsi alam, tentang suatu struktur dan juga interaksi
diantara sesama organisme dengan lingkungannya.

1.3 Rumusan Masalah


“Bagaimana kriteria dan variabel pusat kawasan agrowisata dengan
pengelolaan yang terintegrasi dengan prinsip arsitektur ekologi di Kabupaten
Kotawaringin Timur?”

1.4 Ruang Lingkup Pembahasan


1.4.1 Pembahasan mengenai pengertian, karakteristik, jenis, persyaratan, dan
contoh dari wisata agrowisata
1.4.2 Pembahasan mengenai teori-teori yang menudukung agrowisata dalam
prinsip arsitektur ekologi.
1.4.3 Pembahasan studi banding dengan objek sejenis.

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 11


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
1.5 Tujuan dan Sasaran
1.5.1 Tujuan
Menghasilkan Kriteria dan Variabel pusat kawasan agrowisata yang
dapat mewadahi kegiatan wisata dengan prinsip arsitektur ekologi di
Kabupaten Kotawaringin Timur

1.5.2 Sasaran
1. Mengidentifikasi pengertian, karakteristik, jenis, persyaratan, dan
contoh dari Agrowisata Petik Buah.
2. Mengkaji teori Arsitektur ekologi.
3. Melakukan studi banding dengan objek sejenis.
4. Merumuskan variabel dan kriteria kawasan agrowisata petik buah
dengan menggunakan konsep arsitektur ekologi di Kabupaten
Kotawaringin Timur.

1.6 Metodologi
Proses metodologi akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1.6.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data-data yang berkaitan dengan Agrowisata Petik Buah
di Kabupaten Kotawaringin Timur Kota Sampit akan dilakukan
dengan mengumpulkan data berupa :
1. Data Sekunder
Sumber data sekunder didapatkan dari penelitian yang diperoleh
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan
dicatat oleh pihak lain). Data sekunder diperoleh antara lain dengan
cara:
 Data Kawasan
Mempelajari data kawasan untuk menemukan kondisi
lingkungan sekitar.
 Studi Pustaka
Mempelajari catatan atau teori yang telah ada melalui media
buku maupun web tentang materi yang berkaitan dengan teori

12 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
mengenai ekologi, penelitian kondisi ekologi di sekitar
wilayah Sampit Kecamatan Baamang untuk kebutuhan
agrowisata petik buah.

2. Data Primer
Data primer diperoleh langsung dari sumber asli di sekitar
lingkungan (tidak melalui media perantara). Berupa wawancara
secara individual atau kelompok, atau hasil observasi terhadap
suatu lingkungan. Data Primer antara lain diperoleh dengan cara:
1. Survei
Metode survei dilakukan dengan cara:
 Observasi Lapangan
Observasi yang dilakukan dengan terjun langsung ke
lapangan dan memperhatikan kondisi lingkungan sekitar
dengan seksama.

3. Studi Banding
Melakukan studi banding dengan membandingkan objek yang
memiliki keterkaitan fungsi dan konsep yang sama dengan
Agrowisata Petik Buah.

1.6.2 Analisis
Analisis dilakukan melalui data preseden yang berkaitan dengan
objek sejenis, kemudian data sekunder dan primer yang telah
didapatkan sebelumnya untuk mendapatkan variabel dan kriteria
desain.

1.6.3 Sintesa
Sintesa dalam penelitian ini berisi rangkuman berbagai pengertian
atau pendapat dari sumber rujukan serta analisis sehingga menjadi
suatu tulisan baru yang mengandung kesatuan yang selaras

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 13


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan Latar Belakang tentang isu dan fenomena Agrowisata di
Kalimantan Tengah dan Kotawaringin Timur serta potensi yang ada di
Kabupaten Kotawaringin Timur, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan dan Sasaran, Ruang Lingkup Permasalahan, Metodologi Penulisan
dan Sistematika Penulisan dan Kerangka Berpikir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Berisikan definisi serta data-data pustaka dan teori mengenai agrowisata petik
buah serta teori-teori yang berkaitan dengan agrowisata petik buah guna
kebutuhan penelitian dan juga data kawasan Kabupaten Kotawaringin Timur.

BAB III STUDI BANDING


Berisi hasil studi banding dengan objek terkait dan hasil dari observasi lokasi
agrowisata petik buah.

BAB IV ANALISIS PRESEDEN


Berisikan Analisis Preseden, Variabel dan Kriteria Desain, Program
Perancangan dan Skematik Desain.

BAB V KESIMPULAN
Berisikan Konsep Desain, Detail Desain dan Hasil Desain.

DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar pusataka yang digunakan sebagai sumber literatur selama proses
penelitian dan kajian objek.

14 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
1.8 Kerangka Berpikir

“Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten Kotawaringin Timur dengan


Pendekatan Arsitektur Ekologi”

Latar Belakang
 Fenomena & Isu
 Fakta
 Opini

Identifikasi Masalah

Tujuan & Sasaran


Menghasilkan konsep serta ide dalam Pengembangan Pembangunan Agrowisata Petik
Buah Nanas Di Kecamatan Baamang Kabupaten Kotawaringin Timur

Pengumpulan Data
F
E
E
Studi Pustaka Studi Banding
D
B
Studi Preseden Analisa Agrowisata
A
C
K
Sintesa

Konsep dan Ide Perancangan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kecamatan


Baamang Kabupaten Kotawaringin Timur

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 15


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Judul
2.1.1 Kawasan
Kawasan artinya daerah yang memiliki ciri khas tertentu atau
berdasarkan pengelompokan fungsional kegiatan tertentu, seperti
kawasan industri, kawasan perdagangan, dan kawasan rekreasi. (Dari
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian wisata adalah
bepergian secara bersama-sama dengan tujuan untuk bersenang-senang,
menambah pengetahuan, dan lain-lain. Selain itu juga dapat diartikan
sebagai bertamasya atau piknik.

2.1.2 Agrowisata
Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris
Agrotourism. Agro berarti pertanian dan tourism
pariwisata/kepariwisataan. Agrowisata adalah berwisata ke daerah
pertanian. Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat,
perkebunan, peternakan, dan perikanan (Alikodra dalam Siladana,
2009).

2.1.3 Petik
Arti kata petik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
petik artinya adalah mengambil dengan mematahkan tangkainya, baik
itu bunga, buah, daun dan sebagainya yang memiliki tangkai.

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 16


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
2.1.4 Buah
Arti kata buah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
buah adalah bagian tumbuhan yang berasal dari bunga atau putik
(biasanya berbiji).

2.1.5 Nanas
Arti kata Nanas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI)Tanaman tropis dan subtropis, buahnya berbentuk bulat
panjang, kira-kira sebesar kepala orang, kulit buahnya bersusun sisik
berbiji mata banyak, daunnya panjang, berserat, dan berduri pada kedua
belah sisinya.

2.1.6 Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan.
Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan
membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro
yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap,
hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan
desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses
perancangan tersebut. (Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas)

2.1.7 Ekologi
Sebagai ilmu interaksi antara segala jenis makhluk hidup dan
lingkungannya. Berasal dari bahasa Yunani oikos rumah tangga atau
cara bertempat tinggal, dan logos bersifat ilmu atau ilmiah. Sehingga
ekologi dapat di definisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. (Ernst
Haeckel,1869)

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 17


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
2.2 Pengertian Pariwisata dan Kepariwisataan
Pengertian tentang pariwisata dan wisatawan timbul di Perancis pada
akhir abad ke-17. Tahun 1972 Maurice Menerbitkan buku petunjuk “ The True
Quide For Foreigners Travelling in France to Appriciate its Beealities, Learn the
language and take exercise “. Dalam buku ini disebutkan ada dua perjalanan yaitu
perjalanan besar dan kecil ( Grand Tour dan Perit Tour ).
Pertengahan abad ke-19 jumlah orang yang berwisata masih terbatas
karena butuh waktu lama dan biaya besar, keamanan kurang terjamin, dan
sarananya masih sederhana. Tetapi sesudah Revolusi Industri keadaan itu berubah,
tidak hanya golongan elit saja yang bisa berpariwisata tapi kelas menengah juga.
Hal ini ditunjang juga oleh adanya kereta api. Pada abad ke-20 terutama setelah
perang dunia II kemajuan teknik produksi dan teknik penerbangan menimbulkan
peledakan pariwisata. Perkembangan terkahir dalam pariwisata adalah munculnya
perjalanan paket ( Package tour ).
Bila dilihat dari segi etimologinya, kata pariwisata berasal dari bahasa
Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata, yaitu pari berarti berkeliling, berputar
putar, berkali-kali, dari dan ke. Dan kata wisata berarti berpergian, perjalanan,
yang dalam hal ini bersinonim dengan kata travel. Dengan demikian pengertian
pariwisata yaitu perjalanan berkeliling ataupun perjalanan yang dilakukan berkali
kali, berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain ataupun suatu perjalanan
yang sempurna. Pada tanggal 12-14 Juni 1985, kata pariwisata lebih dikenal
dengan istilah tourisme. Kemudian diselenggarakan Munas (Musyawarah
Nasional) di Teretes (Jatim), yang di dalam musyawarah itu dihasilkan sebuah
istilah baru yakni tourisme diganti dengan kata pariwisata. Kata pariwisata ini
diusulkan oleh Bapak Prof. Prijono yang saat itu menjabat sebagai Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dan atas himbauan Bapak Presiden Indonesia Ir.
Soekarno. Dan selanjutnya pada tahun 1960 istilah Dewan Tourisme Indonesia
diganti menjadi Dewan Pariwisata Nasional.
Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan yang terdiri
atas tujuh belas bab dan tujuh puluh pasal yang mengandung ketentuan meliputi
delapan hal, yaitu :

18 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
1) Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik
wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
2) Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
3) Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
pemerintah dan pemerintah daerah.
4) Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan
pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul
sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara
wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha.
5) Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya,
dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan
wisatawan.
6) Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata
adalah kawasan geografis yang berada dalamsatu atau lebih wilayah
administratif yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum,
fasilitas bpariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan
melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
7) Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan atau jasa
bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.
8) Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang
melakukan kegiatan usaha pariwisata.
E. Guyer-Freuler dalam pendit (1999: 38) menjelaskan pengertian
pariwisata merupakan fenomena kebutuhan akan kesehatan dan pergantian
suasana, penilaian yang sadar dan menumbuhkan (cinta) terhadap keindahan alam
dan khususnya bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat
manusia sebagai hasil daripada perkembangan perniagaan, industri, perdagangan,
serta penyempurnaan dari alat-alat pengangkutan.

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 19


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Selain itu, para ahli juga banyak memberikan penjelasan dan pengertian
mengenai pariwisata, diantaranya adalah sebagai berikut :
Hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari
seseorang atau menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan
kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan
ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain
seperti sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar
(Suwantoro dalam Kurniawan, 2015).
Spillane dalam Wahid (2015), Pariwisata adalah perlajanan dari satu
tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun
kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan
dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu.
Dalam World Tourism Organization (WTO) (Pitana dalam Wahid, 2015),
pariwisata adalah kegiatan seseorang yang bepergian atau tinggal di suatu tempat
di luar lingkungannya yang biasa dalam waktu tidak lebih dari satu tahun secara
terus menerus, untuk kesenangan, bisnis ataupun tujuan lainnya.
Menurut Yoeti dalam Anindita (2015), Pariwisata adalah suatu aktivitas
manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian
diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri atau diluar negeri, meliputi
pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan
yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia
memperoleh pekerjaan tetap.
Menurut Konferensi PBB dalam Spillane (1987 : 20) tentang perjalanan dan
pariwisata Internasional di Roma pada tahun 1963 turis atau wisatawan adalah
mereka yang melakukan perjalanan lebih dari 24 jam dengan tujuan :
1) Leisure (recreation, holiday, health, study, religion and sport)
2) Bussiness, family, mission, meeting
Menurut The International Union of Official Travel Organization (IUOTO)
dalam Suwantoro (2004 : 32), wisatawan adalah seseorang atau sekelompok orang
yang melakukan suatu perjalanan wisata dengan waktu tinggalnya sekurang
kurangnya 24 jam di daerah atau negara lain, jika waktu wisata kurang dari 24 jam
maka dapat disebut dengan Pelancong. Selanjutnya, seseorang dapat dikatakan

20 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
melakukan perjalanan wisata apabila perjalanan tersebut bersifat sementara,
sukarela dan tidak untuk bekerja.

2.3 Pengertian Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata


Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsur penting dalam
dunia kepariwisataan. Dimana objek dan daya tarik wisata dapat menyukseskan
program pemerintah dalam melestarikan adat dan budaya bangsa sebagai asset
yang dapat dijual kepada wisatawan.
Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup dan
sebagainya yang memiliki daya tarik dan nilai jual untuk dikunjungi ataupun
dinikmati oleh wisatawan. Dalam arti luas, apa saja yang mempunyai daya tarik
wisata atau menarik wisatawan dapat disebut sebagai objek dan daya tarik wisata.
Produk pariwisata meliputi keseluruhan pelayanan yang diperoleh, dirasakan,
dimiliki dan dinikmati oleh wisatawan sejak ia meninggalkan rumah, tempat
tinggal sampai ke daerah wisata yang dipilihnya hingga kembali ke tempat
asalnya. Adapun yang dimaksud dengan produk industri wisata adalah
keseluruhan pelayanan yang diperoleh oleh wisatawan.
Menurut UU No. 9 Tahun 1990 Bab III Pasal IV tentang kepariwisataan
menjelaskan perbedaan antara objek dan daya tarik wisata adalah :
1. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud
keadaan alam serta flora dan fauna, seperti : pemandangan alam, panorama
indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis serta binatang-binatang
langka.
2. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,
peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, pertanian (wisata
agro), wisata tirta (air), wisata petualangan, taman rekreasi, dan tempat
hiburan lainnya.
3. Sasaran wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri
dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah,
tempat-tempat ziarah, dan lain-lain.

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 21


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
4. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk
pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di
bidang tersebut. Dengan demikian pariwisata meliputi :
a. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.
b. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata, seperti : kawasan wisata,
taman rekreasi, kawasan peninggalan sejarah (candi, makam), museum,
waduk, pagelaran seni budaya, tata kehidupan masyarakat. Dan yang
bersifat alamiah, seperti : keindahan alam, gunung berapi, danau, pantai
dan sebagainya.
Menurut SK Menparpostel No. KM 98 PW. 102 MPPT – 87 yaitu :
“Objek wisata adalah suatu tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya
alam yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik yang
diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan”. Dalam kepariwisataan
faktor manfaat dan kepuasan wisatawan berkaitan dengan “Tourism Resourch dan
Tourist Service”. Objek dan atraksi wisata adalah segala sesuatu yang ada di
daerah tujuan wisata yang mempunyai daya tarik tersendiri yang mampu
mengajak wisatawan berkunjung. Hal-hal yang dapat menarik wisatawan untuk
berkunjung ke daerah tujuan wisata antara lain :
1. Natural Amenities, adalah benda-benda yang sudah tersedia dan sudah ada di
alam. Contoh; iklim, bentuk tanah, pemandangan alam, flora dan fauna, dan
lain-lain.
2. Man Made Supply, adalah hasil karya manusia seperti benda-benda
bersejarah, kebudayaan, dan religi.
3. Way of Life, adalah tata cara hidup tradisional, kebiasaan hidup, adatistiadat
seperti pembakaran mayat di Bali, upacara sekaten di Jogjakarta.
4. Culture, adalah kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat yang tinggal di
daerah objek wisata. Tourist Service adalah segala fasilitas yang digunakan
dan aktifitas yang dilakukan dimana pengadaannya disediakan oleh
perusahaan lain secara komersial. Untuk dapat menjadi suatu daerah tujuan
wisata yang baik maka kita harus mengembangkan tiga hal yaitu :
a. Something to see, adalah segala sesuatu yang menarik untuk dilihat.

22 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
b. Something to buy, adalah segala sesuatu yang menarik atau mempunyai
ciri khas tersendiri untuk dibeli.
c. Something to do, yaitu suatu aktivitas yang dapat dilakukan di tempat
tersebut.
Ketiga hal itu merupakan unsur-unsur yang kuat untuk suatu daerah tujuan
wisata sedangkan untuk pengembangan suatu daerah tujuan wisata ada beberapa
hal yang harus diperhatikan antara lain :
1. Harus mampu bersaing dengan objek wisata yang ada di daerah lain.
2. Memiliki sarana pendukung yang memiliki ciri khas tersendiri.
3. Harus tetap tidak berubah dan tidak berpindah-pindah kecuali di bidang
pembangunan dan pengembangan.

2.4 Jenis-Jenis Pariwisata


Spillane (1987 : 28), membedakan jenis-jenis pariwisata menjadi sebagai berikut :
a. Pariwisata untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat
tinggalnya untuk berlibur, untuk mencari udara segar yang baru, untuk
memenuhi kehendak ingin tahunya, untuk mengendorkan ketegangan
sarafnya, untuk melihat sesuatu yang baru, untuk menikmati keindahan alam,
atau bahkan untuk mendapatkan ketenangan dan kedamaian di daerah luar
kota.
b. Pariwisata untuk Rekreasi (Recreation Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang menghendaki
pemanfaatan hari-hari liburnya untuk beristirahat, untuk memulihkan kembali
kesegaran jasmani dan rohaninya, yang ingin menyegarkan keletihan dan
kelelahannya.
c. Pariwisata untuk Kebudayaan (Cultural Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan karena adanya keinginan untuk mempelajari
adat istiadat, kelembagaan, dan cara hidup rakyat daerah lain,selain itu untuk
mengunjungi monumen bersejarah, peninggalan peradaban masa lalu, pusat-
pusat kesenian, pusat-pusat keagamaan, atau untuk ikut serta dalam festival-
festival seni musik, teater, tarian rakyat, dan lain-lain.

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 23


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
d. Pariwisata untuk Olahraga (Sports Tourism)
Jenis ini dapat dibagi dalam dua kategori :
1) Big Sports Event, pariwisata yang dilakukan karena adanya peristiwa-
peristiwa olahraga besar seperti Olympiade Games, World Cup, dan lain-
lain.
2) Sporting Tourism of the Practitioner, yaitu pariwisata olahraga bagi
mereka yang ingin berlatih dan mempraktekan sendiri, seperti pendakian
gunung, olahraga naik kuda, dan lain-lain.

e. Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang (Business Tourism)


Perjalanan usaha ini adalah bentuk professional travel atau perjalanan karena
ada kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang tidak memberikan kepada
pelakunya baik pilihan daerah tujuan maupun pilihan waktu perjalanan.
f. Pariwisata untuk Berkonvensi (Convention Tourism)
Konvensi sering dihadiri oleh ratusan dan bahkan ribuan peserta yang
biasanya tinggal beberapa hari di kota atau negara penyelenggara.

2.5 Produk Pariwisata


Pada umumnya yang dimaksud dengan produk adalah sesuatu yang
dihasilkan melalui proses produksi. Jadi produk wisata merupakan rangkaian dari
berbagai jasa yang terkait, yaitu jasa yang dihasilkan berbagai perusahaan
perusahaan, jasa masyarakat dan jasa alam.
a. Jasa yang disediakan perusahaan antara lain jasa angkutan, penginapan,
pelayanan makan minum, jasa tour, dan sebagainya.
b. Jasa yang disediakan masyarakat dan pemerintah antara lain berbagai
prasarana utilitas umum, kemudahan, keramahtamahan, adat-istiadat, seni
budaya, dan sebagainya.
c. Jasa yang disediakan alam antara lain pemandangan alam, pegunungan,
pantai, gua alam, taman laut, dan sebagainya (Suwantoro, 1997: 48)

24 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Pada dasarnya ada tiga golongan pokok produk wisata yaitu:
a. Objek wisata yang terdapat pada daerah-daerah tujuan wisata.
b. Fasilitas yang diperlukan di tempat tujuan tersebut, seperti akomodasi,
catering, hiburan, dan rekreasi.
c. Transportasi (Yoeti, 1996: 13)
Jadi pada hakikatnya defenisi produk wisata adalah keseluruhan bentuk
pelayanan yang dinikmati wisatawan semenjak ia meninggalkan tempat
kediamannya,selama di daerah tempat wisata, hingga ia kembali ke tempat semula
( Yoeti, 2006: 55). Ciri-ciri produk wisata adalah sebagai berikut:
a. Tidak dapat dipindahkan, karena dalam penjualannya tidak mungkin
pelayanan itu sendiri dibawa kepada konsumen, sebaliknya konsumen
(wisatawan) yang harus datang ke tempat produk dihasilkan.
b. Pada umumnya peranan perantara tidak dibutuhkan.
c. Hasil atau produk tidak dapat ditimbun.
d. Hasil atau produk tidak mempunyai standar atau ukuran objektif.
e. Permintaan terhadap hasil atau produk wisata tidak tetap.
f. Hasil atau produk wisata banyak tergantung dari tenaga manusia (Yoeti,
1996: 18).

2.6 Sarana Dan Prasarana Pariwisata


Sarana dan prasarana pariwisata yang lancar merupakan salah satu
indikator perkembangan pariwisata. Sarana/prasarana diartikan sebagai proses
tanpa hambatan dari pengadaan dan peningkatan hotel, restoran, tempat hiburan
dan sebagainya serta prasarana jalan dan tranportasi yang lancar dan terjangkau
oleh wisatawan.
a. Prasarana Pariwisata
Prasarana (infrastuctures) adalah semua fasilitas yang dapat
memungkinkan proses perekonomian berjalan dengan lancar sedemikian
rupa, sehingga dapat memudahkan manusia untuk dapat memenuhi
kebutuhannya. Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber
daya manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam
perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air,

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 25


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
telekomunikasi, pelayanan kesehatan , terminal/ pelabuhan, dan lain
sebagainya .(Suwantoro ,2004:21)
b. Sarana Pariwisata
Sarana kepariwisataan (tourism infrastructure) adalah semua fasilitas yang
memungkinkan agar prasarana kepariwisataan dapat hidup dan
berkembang serta dapat memberikan pelayanan pada wisatawan untuk
memenuhi kebutuhan mereka yang beraneka ragam . Sarana wisata
merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk
melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan
wisatanya.(Suwantoro ,2004:22)
Sarana pokok kepariwisataan, yang dimaksud dengan sarana pokok
kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat
tergantung kepada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan
wisata, termasuk ke dalam kelompok ini adalah: perusahaan-perusahaan
angkutan wisata, hotel dan jenis akomodasi lainnya, bar dan restoran, serta
rumah makan lainnya, sarana olahraga. (Lothar A.Kreck dalam Yoeti,
1996:197)

2.7 Tinjauan Agrowisata

Sutjipta (2001) mendefinisikan, agrowisata adalah sebuah sistem kegiatan


yang terpadu dan terkoordinasi untuk pengembangan pariwisata sekaligus
pertanian, dalam kaitannya dengan pelestarian lingkungan, peningkatan
kesajahteraan masyarakat petani.
Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (eco-tourism),
yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam
dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau
tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan (Deptan,
2005)
Antara ecotourism dan agritourism berpegang pada prinsif yang sama.
Prinsif prinsif tersebut, menurut Wood, 2000 (dalam Pitana, 2002) adalah sebagai
berikut:

26 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
a) Menekankan serendah-rendahnya dampak negatif terhadap alam dan
kebudayaan yang dapat merusak daerah tujuan wisata.
b) Memberikan pembelajaran kepada wisatawan mengenai pentingnya suatu
pelestarian.
c) Menekankan pentingnya bisnis yang bertanggung jawab yang bekerjasama
dengan unsur pemerintah dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
penduduk lokal dan memberikan manfaat pada usaha pelestarian.
d) Mengarahkan keuntungan ekonomi secara langsung untuk tujuan pelestarian,
menejemen sumberdaya alam dan kawasan yang dilindungi.
e) Memberi penekanan pada kebutuhan zone pariwisata regional dan penataan
serta pengelolaan tanam-tanaman untuk tujuan wisata di kawasan-kawasan
yang ditetapkan untuk tujuan wisata tersebut.
f) Memberikan penekanan pada kegunaan studi-studi berbasiskan lingkungan
dan sosial, dan program-program jangka panjang, untuk mengevaluasi dan
menekan serendah-rendahnya dampak pariwisata terhadap lingkungan.
g) Mendorong usaha peningkatan manfaat ekonomi untuk negara, pebisnis, dan
masyarakat lokal, terutama penduduk yang tinggal di wilayah sekitar kawasan
yang dilindungi.
h) Berusaha untuk meyakinkan bahwa perkembangan pariwisata tidak melampui
batas-batas sosial dan lingkungan yang dapat diterima seperti yang ditetapkan
para peneliti yang telah bekerjasama dengan penduduk lokal.
i) Mempercayakan pemanfaatan sumber energi, melindungi tumbuh-tumbuhan
dan binatang liar, dan menyesuaikannya dengan lingkungan alam dan budaya.
Pada era ini, manusia di bumi hidupnya dipenuhi dengan kejenuhan,
rutinitas dan segudang kesibukan. Untuk kedepan, prospek pengembangan
agrowisata diperkirakan sangat cerah. Pengembangan agrowisata dapat diarahkan
dalam bentuk ruangan tertutup (seperti museum), ruangan terbuka (taman atau
lansekap), atau kombinasi antara keduanya. Tampilan agrowisata ruangan tertutup
dapat berupa koleksi alat-alat pertanian yang khas dan bernilai sejarah atau naskah
dan visualisasi sejarah penggunaan lahan maupun proses pengolahan hasil
pertanian. Agrowisata ruangan terbuka dapat berupa penataan lahan yang khas
dan sesuai dengan kapabilitas dan tipologi lahan untuk mendukung suatu sistem

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 27


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
usaha tani yang efektif dan berkelanjutan. Komponen utama pengembangan
agrowisata ruangan terbuka dapat berupa flora dan fauna yang dibudidayakan
maupun liar, teknologi budi daya dan pasca panen komoditas pertanian yang khas
dan bernilai sejarah, atraksi budaya pertanian setempat, dan pemandangan alam
berlatar belakang pertanian dengan kenyamanan yang dapat dirasakan.
Agrowisata ruangan terbuka dapat dilakukan dalam dua versi/pola, yaitu alami
dan buatan (http://database.deptan.go.id dalam jurnal : Agrowisata Sebagai
Pariwisata Alternatif, I Gusti Bagus Rai Utama, 2005)
Selanjutnya agrowisata ruangan terbuka dapat dikembangkan dalam dua
versi/pola, yaitu alami dan buatan, yang dapat dirinci sebagai berikut:

a) Agrowisata Ruang Terbuka Alami


Objek agrowisata ruangan terbuka alami ini berada pada areal di mana kegiatan
tersebut dilakukan langsung oleh masyarakat petani setempat sesuai dengan
kehidupan keseharian mereka. Masyarakat melakukan kegiatannya sesuai dengan
apa yang biasa mereka lakukan tanpa ada pengaturan dari pihak lain. Untuk
memberikan tambahan kenikmatan kepada wisatawan, atraksi-atraksi spesifik
yang dilakukan oleh masyarakat dapat lebih ditonjolkan, namun tetap menjaga
nilai estetika alaminya. Sementara fasilitas pendukung untuk kenyamanan
wisatawan tetap disediakan sejauh tidak bertentangan dengan kultur dan estetika
asli yang ada, seperti sarana transportasi, tempat berteduh, sanitasi, dan keamanan
dari binatang buas. Contoh agrowisata terbuka alami adalah kawasan Suku Baduy
di Pandeglang dan Suku Naga di Tasikmalaya, Jawa Barat; Suku Tengger di Jawa
Timur; Bali dengan teknologi subaknya; dan Papua dengan berbagai pola atraksi
pengelolaan lahan untuk budi daya umbi-umbian.

b) Agrowisata Ruang Terbuka Buatan


Kawasan agrowisata ruang terbuka buatan ini dapat didesain pada
kawasankawasan yang spesifik, namun belum dikuasai atau disentuh oleh
masyarakat adat. Tata ruang peruntukan lahan diatur sesuai dengan daya
dukungnya dan komoditas pertanian yang dikembangkan memiliki nilai jual untuk
wisatawan. Demikian pula teknologi yang diterapkan diambil dari budaya

28 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
masyarakat lokal yang ada, diramu sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan
produk atraksi agrowisata yang menarik. Fasilitas pendukung untuk akomodasi
wisatawan dapat disediakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern, namun
tidak mengganggu keseimbangan ekosistem yang ada. Kegiatan wisata ini dapat
dikelola oleh suatu badan usaha, sedang pelaksana atraksi parsialnya tetap
dilakukan oleh petani lokal yang memiliki teknologi yang diterapkan.

2.7.1 Pengertian Agrowisata


Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris
Agrotourism. Agro berarti pertanian dan tourism
pariwisata/kepariwisataan. Agrowisata adalah berwisata ke daerah
pertanian. Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat,
perkebunan, peternakan, dan perikanan (Alikodra dalam Siladana,
2009).
Menurut Lobo dalam Antara (2009), agrotourism berhubungan
dengan tindakan pengunjung di sebuah pekerjaan usaha tani atau
beberapa pertanian, hortikultura atau pengoperasian agribisnis untuk
maksud memberikan kesenangan atau kegembiraan atau kenikmatan,
pendidikan, atau keterlibatan aktif kepada para pengunjung dalam
aktivitas usaha tani. Sedangkan menurut De-Anjen (2006) dalam
siladana (2009), Agrotourism didefinisikan sebagai perpaduan antara
pariwisata dan pertanian dimana pengunjung dapat mengunjungi kebun,
peternakan atau kilang anggur untuk membeli produk, menikmati
pertunjukan, mengambil bagian aktivitas, makan suatu makanan atau
melewatkan malam bersama di suatu areal perkebunan atau taman.
2.7.2 Sejarah Kelahiran dan Perkembangan Agrowisata
Agritourism bermula dari ecotourism. Ecotourism adalah
yang paling cepat bertumbuh diantara model pengembangan pariwisata
yang lainnya di seluruh dunia, dan memperoleh sambutan yang sangat
serius. Ecotourism dikembangkan di negara berkembang sebagai
sebuah model pengembangan yang potensial untuk memelihara sumber
daya alam dan mendukung proses perbaikan ekonomi masyarakat lokal.

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 29


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Ecotourism dapat menyediakan alternatif perbaikan ekonomi ke
aktivitas pengelolaan sumber daya, dan untuk memperoleh pendapatan
bagi masyarakat lokal ( U.S. Konggres OTA 1992 dalam : Agrowisata
Sebagai Pariwisata Alternatif, I Gusti Bagus Rai Utama, 2005).
Agritourism telah berhasil dikembangkan di Switzerland,
Selandia Baru, Australia, dan Austria. Sedangkan di USA baru tahap
permulaan, dan baru dikembangkan di California. Beberapa Keluarga
petani sedang merasakan bahwa mereka dapat menambah pendapatan
mereka dengan menawarkan pemondokan bermalam, menerima
manfaat dari kunjungan wisatawan, (Rilla 1999). Pengembangan
agritourism merupakan kombinasi antara pertanian dan dunia wisata
untuk liburan di desa. Atraksi dari agritourism adalah pengalaman
bertani dan menikmati produk kebun bersama dengan jasa yang
disediakan.
Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang
memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuannya
adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan
hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata
yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, kita bisa
meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya
lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous
knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan
alaminya.
Potensi objek wisata dapat dibedakan menjadi objek wisata
alami dan buatan manusia. Objek wisata alami dapat berupa kondisi
iklim (udara bersih dan sejuk, suhu dan sinar matahari yang nyaman,
kesunyian), pemandangan alam (panorama pegunungan yang indah, air
terjun, danau dan sungai yang khas), dan sumber air kesehatan (air
mineral, air panas). Objek wisata buatan manusia dapat berupa falitas
atau prasarana, peninggalan sejarah dan budidaya, pola hidup
masyarakat dan tamantaman untuk rekreasi atau olah raga.

30 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Objek agrowisata yang telah berkembang dan tercatat dalam
basis data Direktorat Jenderal Pariwisata 1994/1995 terdapat delapan
propinsi yaitu Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah dan
DIY, Jawa Timur, NTB, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat.
Objek agrowisata umumnya masih berupa hamparan suatu areal usaha
pertanian dari perusahaan-perusahaan besar yang dikelola secara
modern/ala Barat dengan orientasi objek keindahan alam dan belum
menonjolkan atraksi keunikan/spesifikasi dari aktivitas lokal
masyarakat.

2.7.3 Tujuan Kawasan Pariwisata Agrowisata


Pariwisata menurut Undang-undang kepariwisataan No. 9 tahun
1990 adalah bahwa penyelenggaraan kepariwisataan adalah
memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan
mutu obyek dan daya tarik wisata; memupuk rasa cinta tanah air dan
meningkatkan persahabatan antar bangsa; memperluas dan
memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja; meningkatkan
pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat; mendayagunakan produksi nasional.5
Pariwisata diarahkan sebagai sektor andalan dan unggulan di
luar migas diharapkan memberikan kontribusi yang besar peranannya
sebagai (1) penghasil devisa negara, (2) mendorong pertumbuhan
ekonomi nasional/daerah, (3) pemberdayaan ekonomi masyarakat, (4)
memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, (5)
meningkatkan pemasaran produk nasional, (6) meningkatkan
kesejahteraan, (7) memelihara kepribadian bangsa, (8) melestarikan
fungsi dan mutu lingkungan hidup.

5
Undang-undang Kepariwisataan No. 9 tahun 1990
Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 31
Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
2.7.4 Pengembangan Kawasan Agrowisata
Pengembangan Kawasan agrowisata ini menuntut pengelolaan
ruang (tata ruang) yang lebih menyeluruh baik yang meliputi
pengaturan, evaluasi, penertiban maupun peninjauan kembali
pemanfaatan ruang sebagai kawasan agrowisata, baik dari sisi ekologi,
ekonomi maupun sosial budaya. Penataan kawasan agrowisata ini
sangat mungkin beririsan dengan pemanfaatan kawasan lain seperti
kawasan pemukiman atau kawasan industri. Prioritas perlu dilakukan
dengan mempertimbangkan kepentingan jangka panjang. Oleh karena
itu dalam pengembangannya diperlukan pendekatan kawasan yang
bukan hanya meliputi sisi ekologi, tetapi juga sosial budaya dan
ekonomi. Sehingga dalam jangka panjang, bukan hanya pelestarian
daya dukung lingkungan saja yang tercapai, tetapi juga pertumbuhan
ekonomi yang stabil serta budaya yang lestari.
Pengembangan agrowisata sebagai salah satu sektor
pembangunan secara umum menjadi sangat relevan, sesuai dengan
potensi daerah masing-masing.
Pengembangan agrowisata berbasis kawasan akan mampu
mendorong berbagai sektor lain baik ekonomi, sosial maupun budaya.
Dan perencanaan pengembangan kawasan agrowisata harus dilihat
dalam bingkai hubungan faktor pemintaaan (demand) dan faktor
penawaran (supply factor). Demand Faktor adalah profil dan situasi
pasar wisata baik internasional maupun domestik, kecenderungan pasar
dan sebagainya. Sedangkan supply faktor merupakan produk dan
layanan wisata yang dikembangkan baik berupa kegiatan, fasilitas
maupun aset wisata.

2.7.5 Prinsip - Prinsip Pengembangan Kawasan Agrowisata


Perencanaan pengembangan kawasan agrowisata harus memenuhi
prinsip - prinsip tertentu yaitu:
a. Pengembangan kawasan agrowisata harus mempertimbangkan
penataan dan pengelolaan wilayah dan tata ruang yang

32 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
berkelanjutan baik dari sisi ekonomi, ekologi maupun sosial
budaya setempat.
 Mempertimbangkan RTRWN yang lebih luas sebagai dasar
pengembangan kawasan.
 Mendorong apresiasi yang lebih baik bagi masyarakat luas
tentang pentingnya pelestarian sumber daya alam yang penting
dan karakter sosial budaya.
 Menghargai dan melestarikan keunikan budaya, lokasi dan
bangunan - bangunan bersejarah maupun tradisional.
 Pengembangan fasilitas dan layanan wisata yang mampu
memberikan kenyamanan pengunjung sekaligus memberikan
benefit bagi masyarakat setempat.
 Memberikan nilai tambah bagi produk-produk lokal dan
meningkatkan pendapatan sektor agro.
 Merangsang tumbuhnya investasi bagi kawasan agrowisata
sehingga menghidupkan ekonomi lokal.
 Merangsang tumbuhnya lapangan kerja baru bagi penduduk
lokal.
 Menghidupkan gairah kegiatan ekonomi kawasan agrowisata
dan sekitarnya.
 Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya lokal.
b. Pengembangan kawasan agrowisata harus mampu melindungi
sumber daya dan kekayaan alam, nilai-nilai budaya dan sejarah
setempat. Pengembangan kawasan agrowisata ini tidak hanya
memenuhi kebutuhan pasar semata, tetapi harus dalam koridor
melindungi dan melestarikan aset-aset yang menjadi komoditas
utama pengembangan kawasan. Penggalian terhadap nilai-nilai,
lokasi, kegiatan, atraksi wisata yang unik ditujukan untuk
mendorong pertumbuhan kawasan agrowisata secara
berkelanjutan.
c. Diperlukan studi dan kajian yang mendalam, berulang (repetitive)
dan melibatkan pihak-pihak yang relevan baik dari unsur

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 33


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
masyarakat, swasta maupun pemerintah. Dengan demikian
diharapkan perencanaan & pengembangan kawasan semakin baik
dari waktu ke waktu serta terdokumentasi dengan baik.

2.7.6 Dasar Filosofis Pengembangan Agrowisata


Motivasi agritourism adalah untuk menghasilkan pendapatan
tambahan bagi petani. Bagaimanapun, agritourism juga merupakan
kesempatan untuk mendidik orang banyak/masyarakat tentang pertanian
dan ekosistem. Peran penting didalam agritourism adalah petani,
pengunjung/wisatawan, dan pemerintah atau institusi. Peran mereka
bersama dengan interaksi mereka adalah penting untuk menuju sukses
dalam pengembangan agritourism.
Keuntungan dari pengembangan agritourism bagi petani lokal
dapat dirinci sebagai berikut (Lobo dkk, 1999):
1. Agriturism dapat memunculkan peluang bagi petani lokal untuk
meningkatkan pendapatan dan meningkatkan taraf hidup serta
kelangsungan operasi mereka;
2. Menjadi sarana yang baik untuk mendidik orang
banyak/masyarakat tentang pentingnya pertanian dan
kontribusinya untuk perekoniman secara luas dan meningkatkan
mutu hidup;
3. Mengurangi arus urbanisasi ke perkotaan karena masyarakat telah
mampu mendapatkan pendapatan yang layak dari usahanya di desa
(agritourism);
4. Agritourism dapat menjadi media promosi untuk produk lokal, dan
membantu perkembangan regional dalam memasarkan usaha dan
menciptakan nilai tambah dan “direct-marking” merangsang
kegiatan ekonomi dan memberikan manfaat kepada masyarakat di
daerah dimana agrotourism dikembangkan.
Sedangkan Manfaat Agritourism bagi pengunjung (Rilla, 1999) adalah
sebagai berikut:

34 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
a) Menjalin hubungan kekeluargaan dengan petani atau masyarakat
lokal.
b) Meningkatkan kesehatan dan kesegaran tubuh
c) Beristirahat dan menghilangkan kejenuhan
d) Mendapatkan petualangan yang mengagumkan
e) Mendapatkan makanan yang benar-benar alami (organic food)
f) Mendapatkan suasana yang benar-benar berbeda
g) Biaya yang murah karena agrowisata relatif lebih murah dari wisata
yang lainnya.
Pengembangan agrowisata diharapkan sesuai dengan
kapabilitas, tipologi, dan fungsi ekologi lahan sehingga akan
berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya lahan dan
pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. Kegiatan ini secara
tidak langsung akan meningkatkan persepsi positif petani serta
masyarakat sekitarnya akan arti pentingnya pelestarian sumber daya
lahan pertanian. Pengembangan agrowisata pada gilirannya akan
menciptakan lapangan pekerjaan, karena usaha ini dapat menyerap
tenaga kerja dari masyarakat pedesaan, sehingga dapat menahan atau
mengurangi arus urbanisasi yang semakin meningkat saat ini. Manfaat
yang dapat dipeoleh dari agrowisata adalah melestarikan sumber daya
alam, melestarikan teknologi lokal, dan meningkatkan pendapatan
petani/masyarakat sekitar lokasi wisata (http://database.deptan.go.id
dalam : Agrowisata Sebagai Pariwisata Alternatif, I Gusti Bagus Rai
Utama, 2005 )
Selanjutnya Sutjipta (2001) menganggap, agrowisata dapat
berkembang dengan baik jika terjadi Tri mitra dan tri karya
pembangunan agrowisata yang meliputi, pemerintah sebagai pembuat
aturan, rakyat/petani sebagai subyek, dan dunia usaha pariwisata
sebagai penggerak perekonomian rakyat
Menurut Afandhi (2005), Pembangunan dan Pengembangan
agrowisata bagi dunia usaha dapat dilakukan oleh ketiga pelaku
ekonomi yaitu Badan Usaha Milik Negara/ Daerah, Perusahaan

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 35


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Nasional, Koperasi, dan Usaha Perorangan. Ketiga Pelaku ekonomi
tersebut harus berdasarkan pola manajemen perusahaan penuh dengan
modal yang rasional, sehingga ratio costbenefit dan return on
invenstment dapat diukur setiap tahun, sedangkan cara atau sistem
pengelolaannya dapat dilakukan secara sendiri atau kerjasama (join
venture), bagi hasil (sharing), dan lain-lain dengan prinsip saling
menguntungkan.
Adapun tenaga kerja sebagai salah satu kunci keberhasilan
pembangunan obyek agrowisata adalah kemampuan pengelola yang
terdiri dari tenaga pembina, pelaksana, dan pemandu wisata. Untuk itu
penyediaan tenaga managerial dan pemandu agrowisata yang
progfesional sesuai dengan bidangnya mutlak diperlukan.
Pola pengelolaan agrowisata yang dikembangkan atau dibangun
perlu dilakukan dengan mengikutsertakan masyarakat setempat dalam
berbagai kegiatan yang menunjang usaha agrowisata. Dengan
keikutsertaan masyarakat di dalam pengembangan agrowisata
diharapkan dapat ditumbuhkembangkan interaksi positif dalam bentuk
rasa ikut memiliki untuk menjaga eksistensi obyek. Peran serta
masyarakat dapat dilakukan melalui :
1. Masyarakat desa yang memiliki lahan di dalam kawasan yang
dibangun agar tetap dapat mengolah lahannya sehingga menunjang
peningkatan hasil produk pertanian yang menjadi daya tarik
agrowisata dan di sisi lain akan mendorong rasa memiliki dan
tanggungjawab di dalam pengelolaan kawasan secara keseluruhan.
2. Melibatkan masyarakat desa setempat di dalam kegiatan
perusahaan secara langsung sebagai tenaga kerja, baik untuk
pertanian maupun untuk pelayanan wisata, pemandu dan lain-lain.
Untuk itu pihak pengelola perlu melakukan langkah-langkah dan
upaya utnuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga
kerja khusus yang berasal dari masyarakat.
3. Menyediakan fasilitas dan tempat penjualan hasil pertanian,
kerajinan dan cendera mata bagi masyarakat desa di sekitar

36 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
kawasan, sehingga dapat memperkenalkan khas setempat sekaligus
untuk meningkatkan penghasilan.Disamping itu, dapat pula
diikutsertakan di dalam penampilan atraksi seni dan budaya
setempat untuk disajikan kepada wisatawan.
Pada hakekatnya pengembangan agrowisata mempunyai tujuan
ganda termasuk promosi produk pertanian Indonesia, meningkatkan
volume penjualan, membantu meningkatkan perolehan devisa,
membantu meningkatkan pendapatan petani nelayan dan masyarakat
sekitar, disamping untuk meningkatkan jenis dan variasi produk
pariwisata Indonesia.
Obyek agrowisata harus mencerminkan pola pertanian Indonesia
baik tradisional ataupun modern guna memberikan daya tarik tersendiri
bagi pengunjung. Wisatawan. Di lokasi atau di sekitar lokasi dapat
diadakan berbagai jenis atraksi/ kegiatan pariwisata sesuai dengan
potensi sumber daya pertanian dan kebudayaan setempat. Sampai saat
ini, berbagai obyek agrowisata yang potensial relatif belum banyak
menarik pengunjung, antara lain karena terbatasnya sarana dan
prasarana yang tersedia serta kurangnya promosi dan pemasaran kepada
masyarakat luas baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk itu perlu
ditempuh suatu koordinasi promosi antara pengelola dengan berbagai
pihak yang berkecimpung dalam bidang promosi dan pemasaran obyek-
obyek agrowisata, baik instansi pemerintah maupun biro-biro
perjalanan wisata. Hal ini mengingat agrowisata merupakan kegiatan
yang tidak berdiri sendiri karena mempunyai lingkup yang luas dan
keterkaitan dengan tugas serta wewenang berbagai instansi terkait
seperti Departemen Pertanian, Departemen/Kementerian Kebudayaan
dan Pariwisata, dan instansi terkait lainnya, kalangan usaha serta
masyarakat pada umumnya.
Di dalam melakukan pemasarannya perlu dilakukan pendekatan
dengan berbagai pihak yang terkait secara terkoordinasi, mulai dari
tingkat perencanaan, pengembangan, pengelolaan, pemasaran sampai
dengan pengawasan dan pengendalian. Ditingkat perumusan

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 37


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
kebijaksanaan dan pengendalian perlu ditingkatkan peranan panitia
kerja agro pusat dan daerah sehingga pelaksanaannya sejalan dengan
kebijaksanaan pengembangan sector pertanian dan pariwisata, baik dari
aspek lokasi, kawasan kegiatan, maupun penyediaan sarana dan
prasarana

2.7.7 Sisi Positif dan Negatif dari Kawasan Agrowisata


Keuntungan ini termasuk perluasan kesempatan berusaha bagi
masyarakat lokal (diversification of local community), kesempatan
investasi kesadaran akan konservasi lingkungan. Lebih lanjut sisi positif
dari pengembangan agrowisata dapat dijabarkan sebagai berikut
(Deptan, 2005):

1. Melestarikan Sumber Daya Alam


Agrowisata pada prinsipnya merupakan kegiatan industri yang
mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung ditempat wisata
yang diselenggarakan. Aset yang penting untuk menarik kunjungan
wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan
alam. Oleh sebab itu, faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting
yang harus disediakan, terutama pada wilayah-wilayah yang
dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan. Menyadari pentingnya
nilai kualitas lingkungan tersebut, masyarakat/petani setempat perlu
diajak untuk selalu menjaga keaslian, kenyamanan, dan kelestarian
lingkungannya. Karena agrowisata termasuk ke dalam wisata ekologi
(ecotourism), yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak
atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati
keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya
serta sebagai sarana pendidikan. Oleh karena itu, pengelolaannya harus
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Pengaturan dasar alaminya, yang meliputi kultur atau sejarah yang
menarik, keunikan sumber daya biofisik alaminya, konservasi
sumber daya alam ataupun kultur budaya masyarakat.

38 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
b. Nilai pendidikan, yaitu interpretasi yang baik untuk program
pendidikan dari areal, termasuk lingkungan alaminya dan upaya
konservasinya.
c. Partisipasi masyarakat dan pemanfaatannya. Masyarakat
hendaknya melindungi/menjaga fasilitas atraksi yang digemari
wisatawan, serta dapat berpartisipasi sebagai pemandu serta
penyedia akomodasi dan makanan.
d. Dorongan meningkatkan upaya konservasi. Wisata ekologi
biasanya tanggap dan berperan aktif dalam upaya melindungi area,
seperti mengidentifikasi burung dan satwa liar, memperbaiki
lingkungan, serta memberikan penghargaan/falitas kepada pihak
yang membantu melingdungi lingkungan.

2. Mengkonversi Teknologi Lokal


Keunikan teknologi lokal yang merupakan hasil seleksi alam
merupakan aset atraksi agrowisata yang patut dibanggakan. Bahkan
teknologi lokal ini dapat dikemas dan ditawarkan untuk dijual kepada
pihak lain. Dengan demikian, teknologi lokal yang merupakan
indigenous knowleadge itu dapat dilestarikan. Teknologi lokal seperti
Talun Kebun atau Pekarangan yang telah berkembang di masyarakat
Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan salah satu contoh yang bisa
ditawarkan untuk agrowisata. Teknologi lokal ini telah terbukti cukup
mampu mengendalikan kesuburan tanah melalui pendauran hara secara
vertikal. Selain dapat mengefisienkan pemanfaatan hara, teknologi ini
juga dapat memanfaatkan energi matahari dan bahan organik in situ
dengan baik sesuai dengan tingkat kebutuhan. Dengan demikian,
melalui agrowisata kita dapat memahami teknologi lokal kita sendiri,
sehingga ketergantungan pada teknologi asing dapat dikurangi.

3. Meningkatkan Pendapatan Petani dan Masyarakat Sekitar


Selain memberikan nilai kenyamanan, keindahan ataupun
pengetahuan, atraksi wisata juga dapat mendatangkan pendapatan bagi

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 39


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
petani serta masyarakat di sekitarnya. Wisatawan yang berkunjung akan
menjadi konsumen produk pertanian yang dihasilkan, sehingga
pemasaran hasil menjadi lebih efisien. Selain itu, dengan adanya
kesadaran petani akan arti petingnya kelestarian sumber daya, maka
kelanggengan produksi menjadi lebih terjaga yang pada gilirannya akan
meningkatkan pendapatan petani. Bagi masyarakat sekitar, dengan
banyaknya
kunjungan wisatawan, mereka dapat memperoleh kesempatan berusaha
dengan menyediakan jasa dan menjual produk yang dihasilkan untuk
memenuhi kebutuhan wisatawan.

4. Atraksi wisata pertanian


Juga dapat menarik pihak lain untuk belajar atau magang dalam
pelaksanaan kegiatan budi daya ataupun atraksi-atraksi lainnya,
sehingga dapat menambah pendapatan petani, sekaligus sebagai wahana
alih teknologi kepada pihak lain. Hal seperti ini telah dilakukan oleh
petani di Desa Cinagara, Sukabumi dengan "Karya Nyata Training
Centre". Pada kegiatan magang ini, seluruh petani dilibatkan secara
langsung, baik petani ikan, padi sawah, hortikultura, peternakan,
maupun perkebunan (http://database.deptan.go.id dalam : Agrowisata
Sebagai Pariwisata Alternatif, I Gusti Bagus Rai Utama, 2005)
Jika Agrowisata dikembangkan dengan benar, harapan petani
untuk dapat meningkat kesejahteraannya bisa terwujud, apa saja
harapan petani tersebut Mosher (dalam Sutjipta, 2001) merinci sebagai
berikut:
1. Pemasaran Hasil Pertanian: diharapkan dengan perkembangnya
pariwisata hasil pertanian dapat terserap pada sektor ini.
2. Teknologi yang dinamis: dengan berkembangnya pariwisata
berkembang pula teknologi pertanian yang ada karena tuntutan
dunia pariwisata.
3. Tersedianya sarana produksi

40 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
4. Perangsang produksi pertanian, dengan berkembangnya pariwisata
harga produk pertanian diharapkan dapat dihargai cukup layak
sehingga gairah petani untuk bekerja semakin meningkat.
5. Pengangkutan, Insfrastruktur yang dibangun untuk pariwisata juga
dapat dimanfaatkan oleh sektor pertanian.
Sebaliknya, kerugian yang ditimbulkan, antara lain penurunan
kualitas lingkungan, terjadinya kesenjangan ekonomi serta perubahan
sosial budaya yang negatif. Dalam kaitannya dengan pengembangan
agrowisata sebagai kerangka pengembangan masyarakat petani pada
kehidupan yang lebih baik, maka diperlukan gerakan serentak (Sutjipta,
2001) yang berupa:
1. Menjaga kelestarian lingkungan: Pengembangan Pariwisata harus
memperhatikan kelestarian lingkungan karena jika lingkungan
rusak mustahil pariwisata bisa terus berkembang.
2. Pemanfaatan sumberdaya daya alam secara bijaksana:
Sumberdaya alam yang ada bukan untuk dinikmati oleh generasi
sekarang saja tetapi untuk anak cucu kita juga, dari sinilah
diharapkan kita tidak melakukan exploitasi alam dengan semena-
mena.
3. Keseimbangan antara konsumsi dan produksi: Berproduksi sesuai
dengan permintaan pasar, bukan melakukan penawaran secara
berlebihan sehingga tercipta kondisi over suplay, jika kondisi ini
terjadi maka segala sesuai akan bernilai rendah.
4. Peningkatan Sumber daya manusia: Jika sumberdaya manusia
tidak cakap, maka ada potensi dalam waktu panjang SDM yang
ada akan tergusur oleh SDM global yang lebih potensi dan
kompeten, disinilah diperlukan pengembangan SDM secara terus
menerus.
5. Pemberantasan kemiskinan: Program-program yang ditawarkan
oleh pemerintah sebaiknya tidak hanya memberikan kemudahan
bagi kapitalis tetapi juga sebaiknya memperhatikan masyarakat
petani yang sebagian besar tergolong miskin bahkan melarat.

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 41


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Untuk menilai dampak potensial kegiatan pariwisata, Gree dan
Hunter, 1993 (dalam Aryanto, 2003) meneliti tentang dampak negatif
pada lingkungan budaya yang dibagi dalam 6 komponen lingkungan
yang akan rusak/berubah, yaitu : (1) nilai dan kepercayaan, (2) moral,
(3) perilaku, (4) seni dan kerajinan, (5) hukum dan ketertiban, dan (6)
sejarah. Hartanto (1997), menambahkan daftar dampak negatif lainnya
yang akan terjadi pada Lingkungan Binaan dan Lingkungan Alam, yaitu
pada: (1) flora dan fauna, (2) polusi, (3) erosi, (4) sumber daya alam,
(5) pemandangan.

2.8 Arsitektur Ekologi


2.8.1 Pengertian Arsitektur Ekologi

Ekologi berasal dari bahasa Yunani ‘oikos’ dan ‘logos’. Oikos


berarti rumah tangga atau cara bertempat tinggal, dan logos berarti ilmu
atau bersifat ilmiah. Ekologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan
di sekitarnya6. Arsitektur berkelanjutan yang ekologi dapat dikenali
dengan cara sebagai berikut:
1. Tidak menghabiskan bahan lebih cepat daripada tumbuhnya kembali
bahan tersebut oleh alam.
2. Menggunakan energi terbarukan secara optimal.
3. Menghasilkan sampah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber
bahan baru.
Arsitektur ekologi merncerminkan adanya perhatian terhadap
lingkungan alam dan sumber alam yang terbatas. Secara umum, arsitektur
ekologi dapat diartikan sebagai penciptaan lingkungan yang lebih sedikit
mengkonsumsi dan lebih banyak menghasilkan kekayaan alam. Arsitektur
tidak dapat mengelak dari tindakan perusakan lingkungan. Namun
demikian, arsitektur ekologi dapat digambarkan sebagai arsitektur yang
hendak merusak lingkungan sesedikit mungkin. Untuk mencapai kondisi
tersebut, desain diolah dengan cara memperhatikan aspek iklim, rantai

6
Frick,H. (2007). Dasar-dasar Arsitektur Ekologi: Yogyakarta: Karnisius.Halaman 1
42 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten
Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
bahan, dan masa pakai material bangunan. Prinsip utama arsitektur ekologi
adalah menghasilkan keselarasan antara manusia dengan lingkungan
alamnya.

Gambar 2.1. Pola Pikir Desain Arsitektur Ekologi (Sumber : Frick, H. (2007).
Dasar-dasar Arsitektur Ekologi )
Arsitektur ekologi menekankan pada konsep ekosistem, yaitu
komponen lingkungan hidup harus dilihat secara terpadu sebagai
komponen yang berkaitan dan saling bergantung antara satu dengan yang
lainnya dalam suatu sistem. Cara ini dikenal dengan pendekatan ekosistem
atau pendekatan holistik. Dalam ekosistem terjadi peredaran, yaitu suatu
kondisi peralihan dari keadaan satu ke keadaan lainnya secara berulang-
ulang yang seakan-akan berbentuk suatu lingkaran. Namun demikian,
peredaran tersebut bersifat linier atau dengan kata lain tidak dapat diputar
secara terbalik. Ekosistem terdiri dari makhluk hidup (komunitas biotik)
dan lingkungan abiotik. Kedua unsur tersebut masing-masing memiliki
pengaruh antara satu dengan lainnya untuk memelihara kehidupan
sehingga terjadi suatu keseimbangan, keselarasan, dan keserasian alam di
bumi.

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 43


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Gambar 2.2 . Penerapan Arsitektur Ekologi dalam Peredaran Bahan
Bangunan (Sumber : Frick, H. (2007). Dasar-dasar Arsitektur Ekologi.
Yogyakarta: Kanisius.)

Dasar ekologi terdiri dari komunitas (biosonos) dan kawasan alam


(biotop). Komunitas dan kawasan alam memiliki hubungan timbal balik
dan membentuk suatu sistem yang menciptakan suatu kestabilan atau
keseimbangan tertentu. Ekosistem pada umumnya terdiri dari 4 komponen
dasar, yaitu :
1. Lingkungan abiotik
2. Organisme produsen
3. Organisme konsumen
4. Organisme perombak
Lingkungan abiotik terdiri atas tanah, iklim, dan air. Tanah
merupakan media yang mengandung unsur-unsur hara, memiliki kapasitas
untuk menahan air, dan mengandung sifat kimia seperti nilai pH. Iklim
mengandung energi, suhu, kelembaban, angin, dan kandungan
gas/partikel. Sedangkan air memiliki kandungankandungan mineral yang
dibutuhkan oleh makhluk hidup.
Organisme produsen pada umumya memiliki klorofil yang berguna
membentuk bahan-bahan organik dengan menggunakan energi surya
melalui proses fotosintesis. Organisme produsen adalah tumbuh-tumbuhan
hijau atau bakteri-bakteri.
44 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten
Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Organisme konsumen adalah organisme yang memiliki
ketergantungan hidup kepada organisme produsen atau organisme
konsumen yang lain. Organisme konsumen tidak mampu membentuk
bahan-bahan organik dengan menggunakan energi surya dan bahan
anorganik lainnya.
Organisme perombak merupakan mikro-organisme yang terdiri
atas bakteria dan jamur. Organisme perombak memakan bangkai
tumbuhan dan binatang, serta urin/fesesnya. Organisme perombak bersifat
membusukkan dan menguraikan organisme yang telah mati, atau dengan
kata lain berperan sebagai dekomposer.

2.8.2 Unsur-Unsur Pokok Arsitektur Ekologi


Udara (angin), air, tanah (bumi), dan api (energi) dianggap sebagai
unsur awal hubungan tumbal balik antara bangunan gedung dan
lingkungan. Arsitektur ekologi memperhatikan siklus yang terjadi di alam
dengan udara, air, tanah, dan energi sebagai unsur utama yang perlu untuk
diperhatikan.
Udara merupakan campuran berbagai gas (nitrogen, oksigen,
hidrogen, dll.) yang tidak berwarna dan tidak berbau yang dihirup oleh
manusia ketika bernapas.Udara memiliki hubungan yang erat dengan
kehidupan manusia. Jika kualitas udara tercemar, maka akan mengganggu
sistem pernapasan dan kualitas hidup manusia.
Air merupakan elemen yang mendukung keberlangsungan hidup
manusia. Air digunakan untuk menunjang kegiatan dan aktivitas sehari-
hari yang dilakukan oleh manusia, seperti minum, mandi, mencuci, dll.
Namun demikian air juga menjadi penting bagi keberlangsungan hidup
organisme lain yang berada di alam seperti tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Tanah (bumi) merupakan asal dari seluruh sumber bahan baku
yang menunjang keberlangsungan hidup dari seluruh makhluk hidup.
Energi merupakan elemen yang melambangkan kekuatan yang
diperlukan manusia dalam melaksankan aktivitasnya. Setiap kegiatan yang
dilakukan oleh manusia membutuhkan energi, seperti halnya manusia
membutuhkan energi untuk memproduksi makanan dan peralatan.
Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 45
Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
2.8.3 Asas Pembangunan Arsitektur Ekologi
Asas-asas pembangunan berkelanjutan yang ekologi dapat dibagi
dua, yaitu asas yang menciptakan keadaan yang ekologi berkelanjutan, dan
asas yang menjawab tantangan oleh keadaan yang ekologi tidak
berkelanjutan. Empat asas pembangunan yang ekologi disusun sebagai
berikut :

Tabel 2.1. Asas dan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan yang Ekologi


Menggunakan bahan baku alam tidak lebih cepat
Asas 1
daripada alam mampu membentuk penggantinya

Meminimalkan Penggunaan Bahan Baku.

1. Mengutamakan penggunaan bahan terbarukan dan


Prinsip- bahan yang dapat digunakan kembali.
Prinsip Meningkatkan efisiensi – membuat lebih banyak
dengan bahan, energi, dan sebagainya lebih
sedikit.

Menciptakan sistem yang menggunakan sebanyak


Asas 2
mungkin energi terbarukan

Menggunakan energi surya.


2.
Prinsip- Menggunakan energi dalam tahap banyak yang
Prinsip kecil dan bukan dalam tahap besar yang sedikit.

Meminimalkan pemborosan

Mengizinkan hasil sambilan (potongan, sampah,


dsb.) saja yang dapat dimakan atau yang
Asas 3
merupakan bahan mentah untuk produksi bahan
3. lain.

Prinsip- Meniadakan pecemaran.


Prinsip
Menggunakan bahan organik yang dapat

46 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
dikomposkan. Menggunakan kembali, mengolah
kembali bahan-bahan yang digunakan.

Meningkatkan penyesuaian fungsional dan


Asas 4
keanekaragaman biologis.

Memperhatikan peredaran, rantai bahan, dan

4. prinsip pencegahan. Menyediakan bahan dengan


Prinsip- rantai bahan yang pendek dan bahan yang
Prinsip mengalami perubahan transformasi yang
sederhana. Melestarikan dan meningkatkan
keanekaragaman biologis.

Sumber : Frick, H. (2007). Dasar-dasar Arsitektur Ekologi. Yogyakarta: Kanisius.


Halaman 125

2.8.4 Cakupan dan Sifat Arsitektur Ekologi

Arsitektur ekologi bersifat holistis (berkeseluruhan). Arsitektur


ekologi mengandung bagian-bagian dari arsitektur biologis (arsitektur
kemanusiaan yang memperhatikan kesehatan penghuni), arsitektur
alternatif, arsitektur matahari (berkaitan dengan pemanfaatan dan
pengolahan energi surya), arsitektur bionic (teknik sipil dan konstruksi
yang memperhatikan pembangunan alam), serta pembangunan
berkelanjutan. Sifat arsitektur ekologi yang holistis (berkeseluruhan)
secara garis besar dapat dilihat pada gambar berikut :

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 47


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Arsitektur Biologis

Arsitektur Surya Arsitektur Alternatif

B
Arsitektur
B
Bionic Struktur
Ekologi B
Bahan & Konstruksi
Alamiah Berkelanjutan

B
B 2.3 . Konsep Arsitektur Ekologi yang Holistis Sumber : Frick,B H.
Gambar
(2007). Dasar-dasar Arsitektur Ekologi. Yogyakarta: Kanisius.

Arsitektur ekologi tidak menentukan apa yang akan seharusnya


terjadi dalam arsitektur karena tidak ada sifat khas yang mengikat
sebagai standar atau ukuran baku, melainkan arsitektur ekologi
menghasilkan keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya.
Arsitektur ekologi juga mengandung dimensi lain seperti waktu,
lingkungan alam, sosial-budaya, ruang, serta teknik bangunan. Hal ini
menunjukkan bahwa arsitektur ekologi bersifat lebih kompleks, padat,
dan vital dibandingkan dengan arsitektur pada umumnya. Berdasarkan
uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa arsitektur ekologi
memiliki sifat-sifat :
1. Holistis : berhubungan dengan sistem keseluruhan, sebagai suatu
kesatuan yang lebih penting daripada sekedar kumpulan bagian.
2. Memanfaatkan pengalaman manusia (tradisi dalam pembangunan),
dan pengalaman lingkungan alam terhadap manusia.
3. Pembangunan sebagai proses dan bukan sebagai kenyataan tertentu
yang statis.
4. Kerja sama antara manusia dengan alam sekitarnya demi
keselamatan kedua belah pihak.

48 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
2.8.5 Pedoman Desain Arsitektur Ekologi

Patokan yang dapat digunakan dalam membangun bangunan


atau gedung yang ekologi adalah sebagai berikut7:
1. Menciptakan kawasan penghijauan di antara kawasan
pembangunan sebagai paru-paru hijau
2. Memilih tapak bangunan yang sebebas mungkin dari
gangguan/radiasi geobiologis dan meminimalkan medan
elektromagnetik buatan
3. Mempertimbangkan rantai bahan dan menggunakan bahan
bangunan alamiah
4. Menggunakan ventilasi alam untuk menyejukkan udara dalam
bangunan
5. Menghindari kelembapan tanah naik ke dalam konstruksi bangunan
dan memajukan sistem bangunan kering
6. Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang yang
mampu mengalirkan uap air
7. Menjamin kesinambungan pada struktur sebagai hubungan antara
masa pakai bahan bangunan dan struktur bangunan
8. Mempertimbangkan bentuk/proporsi ruang berdasarkan aturan
harmonikal
9. Menjamin bahwa bangunan yang direncanakan tidak menimbulkan
masalah lingkungan dan membutuhkan energi sesedikit mungkin
(mengutamakan energi terbarukan)
10. Menciptakan bangunan bebas hambatan sehingga gedung dapat
dimanfaatkan oleh semua penghuni (termasuk anak-anak, orang
tua, maupun orang cacat tubuh).

7
Frick, H (2005) Dasar-Dasar Arsitektur Ekologi. Yogyakarta: Karnisius. Halaman 4.
Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 49
Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Pola perencanaan dan perancangan arsitektur ekologi selalu
memanfaatkan atau meniru peredaran alam seperti kriteria berikut :
1. Intensitas energi yang dikandung maupun digunakan saat
membangun seminimal mungkin
2. Kulit bangunan (dinding dan atap) berfungsi sebagaimana
mestinya, yaitu dapat melindungi dari sinar panas matahari, angin,
dan hujan
3. Arah bangunan sesuai dengan orientasi Timur-Barat dan Utara-
Selatan untuk menerima cahaya tanpa kesilauan
4. Dinding dapat melindungi dari panas matahari

50 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
BAB III
STUDI BANDING LITERATUR

3.1 Ojek Studi Banding


3.1.1 Agrowisata Taman Mekarsari
Taman Wisata Mekarsari merupakan salah satu
pusat pelestarian keanekaragaman hayati buah-buahan
tropika terbesar di dunia, khususnya jenis buah-buahan
unggul yang dikumpulkan dari seluruh daerah di
Indonesia, sekaligus merupakan tempat penelitian
budidaya (agronomi), pemuliaan (breeding) dan
perbanyakan bibit unggul untuk kemudian disebarluaskan
kepada petani dan masyarakat umum. Taman buah
mekarsari di usulkan oleh Almarhum Ibu Tien Soeharto
sebagai pusat studi dan pengembangan buah-buahan di
Indonesia. Taman buah mekarsari terletak antara Cileungsi
dengan Bogor. Diresmikan oleh Bapak Soeharto pada
tanggal 14 Oktober 1995, pemiliknya adalah Yayasan
Purna Bhakti Pertiwi. (http://wisatapedi.com/objek-wisata-
tamanbuah-mekarsari-cileungsi-bogor-alamat-harga-tiket-
masuk/ (30 juni 2018 di akses pukul 19.47)).
Keadaan pada tapak memiliki kandungan litosol
sehingga kesuburan tanah sesuai untuk perkebunan.
Taman ini memiliki luas 264 Ha, memuat ribuan pohon
yang terdiri atas 460 varietas buah dari 137 jenis tanaman.
Tanaman langka yang ada di daerah ini diantaranya manga
kasturo, kedondong karimunjawa, burahol dan kopi
anjing.
Taman buah mekarsari merupakan pusat pengembangan
tanaman tropis di Indonesia. Secara detail, tujuan utama
dari pengadaan taman buah mekarsari adalah :

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 51


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
1) Untuk mengembangkan taman hortikultura termasuk
didalamnya buah-buahan, sayur-sayuran dan tanaman
hias.
2) Penyediaan alternative objek wisata baru bagi wisata
baru bagi wisatawan nusantara dan wisatawan
mancanegara.
3) Sebagai taman rekreasi hortikiltura yang akan menjadi
pusat pendidikan hortikultura khususnya buah dan
sayuran didataran rendah.
4) Untuk menyediakan lapangan kerja baru di daerah
Cileungsi.
5) Untuk memaksimalkan manfaat dari potensi lahan
dalam upaya menjaga keharmonisan lingkungan.
Taman seluas 264 Ha ini dilengkapi dengan sarana
wisata untuk wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Wisata di tengah taman buah didukung oleh berbagai
wahana yang mendekatkan pengunjung kepada alam,
diantaranya :
1) Kebun buah seluas 88 Ha terdiri atas 5 blok
2) Area lansekap seluas 20 Ha.
3) Green House sebanyak 12 unit yang menempati area
seluas 2 Ha.
4) Taman buah dan sawa seluas 10 Ha
5) Pesat pembibitan buah dan bunga seluas 5 Ha.
6) Danau buatan seluas 20 Ha.
7) Fasilitas bangunan dan jalan seluas 20 Ha.
8) Daerah pengembangan seluas 99 Ha.
Kebun buah sebanyak 5 blok didesain berdasarkan
pola daun lamtoroagung. Dipilihnya pola daun
lamtoroagung ini karena jenis pohon ini memiliki banyak
manfaat diantaranya adalah sebagai makanan ternak,

52 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
penyubur tanah, tanaman pelindung, menjaga lingkungan
hidup dan memenihi banyak kebutuhan fisik dan spiritual.

Gambar 3.1 Peta wilayah Agrowisata Mekarsari


(sumber: http://mekarsari.com/)

a. Fasilitas di Agrowisata Mekarsari


 Wisata Petik Buah
Fasilitas Utama yang disediakan di
Agrowisata Mekarsari adalah Taman buah itu sendiri
dimana terdapat buah-buah seperti Mangga, Nanas,
Nangka, Apel, Jambu, Buah Naga, Melon.

Gambar 3.2 Aktivitas Memetik Buah


(sumber: http://mekarsari.com/)

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 53


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Gambar 3.3 Tempat Penanaman Bibit Awal Buah
(sumber: http://mekarsari.com/)

 Penginapan
Terdapat penginapan hotel di sekitar taman
buah Mekarsari, serta terdapat juga Rumah Pohon
yang memiliki Kamar bernuansa pohon yang terbuat
dari kayu dengan beton besar sebagai penyangga yang
menyerupai batang pohon. Sesuai dengan konsep
edukasi sambil rekreasi yang diusung pihak pengelola
Mekarsari.

Gambar 3.4 Tempat Penginapan


(sumber: http://mekarsari.com/)

54 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Gambar 3.5 Tempat Penginapan
(sumber: http://mekarsari.com/)

 Pondok Bambu
Pondok bambu merupakan tempat beristirahat
sementara yang di sediakan oleh pihak wisata
Mekarsari, dengan ukuran 3x2 dengan material
bambu dan atap daun yang disusun linier mengikuti
jalan sirkulasi.

Gambar 3.6 Pondok Bambu


(sumber: http://mekarsari.com/)

 Parkir
Taman Agrowisata Mekarsari Menyediakan
lahan Parkir yang terpisah bagi pengguna kendaraan
bermotor dan Mobil agar memudahkan sirkulasi di
dalam kawasan, dengan luasan lahan parkir Mobil
sebesar 1,6 Ha dan lahan parker Motor sebesar 1 ha.

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 55


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Gambar 3.7 Parkir Mobil
(sumber: http://mekarsari.com/)

Gambar 3.8 Parkir Motor


(sumber: http://mekarsari.com/)

 Wahana Bermain Air


Terdapat wahana permainan air di mana
terdapat beberapa fasilitas di antaranya : Mini Aqua
Boat, Giant Buble, Banana Boat, Floating Donat, dan
Water Bike

Gambar 3.9 Wahana Permainan Air


(sumber: http://mekarsari.com/)

56 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Gambar 3.10 Perahu Wisata Air
(sumber: http://mekarsari.com/)

 Taman Bermain
Fasilitas bermain dengan atraksi-atraksi sebgai
berikut :
1. Atraksi Sepeda: Sepeda Tandem, ATV, dan Sepeda
Tuk-tuk
2. Outbond: Halang rintang, panjat tebing, dayung
rakit berkelompok, dan Flying fox
3. Area Bermain: Fancy Train, Mini GoKart,
Aeroplane, dan Mono Rail
4. Olahraga: Bersepeda, Senam, dan Jalan Sehat

Gambar 3.11 Taman Bermain


(sumber: http://mekarsari.com/)

 Bangunan
Terdapat bangunan utama yang menjadi daya
tarik wisata di dalam wisata Mekarsari yaitu
bangunan dengan air terjun dari atas bangunan dengan
8 lantai dari lantai dasar ke lantai atas bangunan.

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 57


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Gambar 3.12 Bangunan Air Terjun
(sumber: http://mekarsari.com/)

b. Material di Agrowisata Mekarsari


Material yang digunakan di Agrowisata Mekarsari
sangat bervariasi mulai dari material alam, lokal, dan
modern, dimana setiap material untuk bangunan di
sesuaikan dengan fungsi bangunannya, bangunan publik
dengan material modern seperti beton dan keramik untuk
struktur dan perkerasannya, bangunan wisata alam, lebih
banyak menggunakan material bambu untuk struktur
perkerasannya.

58 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
c. Lansekap di Agrowisata Mekarsari
Wisatawan Agrowisata Mekarsari dapat menikmati
beberapa pemandangan di sekitar kawasan agrowisata
yaitu yang di kelilingi perkebunan buah-buahan, dan
perairan.

Gambar 3.13 Lansekap Agrowisata Mekarsari


(sumber: http://mekarsari.com/)

Gambar 3.14 Kolam Buatan


(sumber: http://mekarsari.com/)

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 59


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
3.1.2 Kusuma Agrowisata Batu Malang
Kusuma Agrowisata adalah hotel sekaligus wisata
agro yang berada hanya 2,5 km arah barat daya dari pusat
Kota Batu, tepatnya di Jalan Abdul Gani Atas, Desa Sisir.
Kusuma Agrowisata merupakan salah satu pelopor Wisata
Agro di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1991 dan satu-
satunya wisata agro yang berfasilitas hotel. Dari Kota
Malang berjarak sekitar 20 km atau tak lebih dari 50 menit
berkendara. Letaknya pada ketinggian 1.500 meter dari
permukaan laut sehingga berudara sejuk khas dataran
tinggi.
Kegiatan agrowisata yang sangat populer di
Kusuma Agrowisata adalah merasakan memetik buah
langsung di perkebunan. Mulai dari layanan wisata petik
apel, jeruk, jambu merah, buah naga, strawberry, dan
sayur hidroponik yang bebas pestisida. Kusuma
Agrowisata memiliki berbagai macam paket wisata yang
masing-masing memiliki fasilitas dan harga berbeda-beda.
Paket-paket itu mulai dari hanya memetik dua jenis buah
sampai dengan paket memetik semua buah yang ada di
Kusuma Agro. Paket wisata itu sudah termasuk tiket untuk
masuk ke kebun, memetik apel, jeruk, atau strawberry, dan
aneka makanan serta minuman.8

8
http://ngalam.id/read/2639/kusuma-agrowisata-batu/ di akses tanggal 30 juni 2018 pukul
21.43
60 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten
Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Selain memetik buah, pengunjung juga dapat
menikmati kegiatan wisata agro lainnya berupa
pembelajaran edukasi. Kegiatan ini sangat cocok untuk
memberikan edukasi bagi kalangan pelajar.
Kegiatan selanjutnya, Kusuma Agrowisata juga
menyediakan sarana wisata outbound. Kegiatan outbound
itu dibagi untuk kalangan dewasa dan anak-anak. Hal itu
didapatkan pada petualangan bride wood, flying fox, ring
wall dan kargo net.
Pengelola juga menyuguhkan wisata adventure
yaitu Komodo Adventure yang mulai beroperasi sejak Juli
2013. Obyek ini berupa permainan menantang dengan
mengendarai mobil komodo dengan lintasan seperti hutan.
Pihak pengelola juga membangun industri minuman
yang berbasis buah-buahan yang dihasilkan dari kebun
sendiri. Kusuma Agro Industri dibangun pada tahun 2000
sebagai home industry dengan bahan utama buah apel.
Pada awalnya memproduksi Sari Apel, Jenang Apel,
Wingko Apel, Selai Apel dan Brem Apel. Sejak tahun
2002, mulai menggunakan peralatan semi modern dengan
menggunakan boiler. Produk apel ini sudah menjangkau
daerah Jawa dan Bali. Pada awal 2006, bidang industri
dipisah menjadi satu divisi yang berdiri sendiri, yaitu
divisi Agro Industri.9

9
ibid
Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 61
Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
a. Fasilitas Kusuma Agrowisata
 Hotel
Terdapat fasilitas di dalam hotel di antaranya
yaitu : 151 Kamar, Suite dan Vila, Restaurant, Coffee
Shop dan Bar, Kolam Renang, Pusat Kebugaran
(Gym), Lapangan Tenis, Lapangan Sepak Bola,
Ruangan Rapat, Lapangan Parkir, Laundry, Taman
Bermain Anak-anak

Gambar 3.15 Hotel


(sumber: http://www.kusuma-agrowisata.com/)

Gambar 3.16 Receptionist


(sumber: http://www.kusuma-agrowisata.com/)

62 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Gambar 3.17 Kamar Hotel
(sumber: http://www.kusuma-agrowisata.com/)

 Wisata Petik Buah


Terdapat bermacam-macam buah yang
terdapat di perkebunan kusuma agrowisata mulai dari
apel, jeruk, strawberry, melon, buah naga, namun
perkebunan di dominasi oleh buah apel dan
strawberry, kontur wilayah perkebunan yaitu lereng
dan tanah datar.

Gambar 3.18 Taman Buah


(sumber: http://www.kusuma-agrowisata.com/)

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 63


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Gambar 3.19 Perkebunan Apel
(sumber: http://www.kusuma-agrowisata.com/)

 Restaurant
Restaurant kusuma agrowisata terdapat di
dalam hotel itu sendiri yang mudah di jangkau oleh
wisatawan dengan kuliner khas Jawa Timur dan
daerah lain, juga kuliner mancanegara, ruang
restaurant terbuka agar wisatawan dapat menikmati
view dari dalam restoran.

Gambar 3.20 Restaurant Hotel


(sumber: http://www.kusuma-agrowisata.com/)

64 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
 Kolam Renang
Kolam renang terdapat juga di area outdoor
hotel untuk wisatawan yang ingin mandi atau sekedar
melepas lelah dari aktivitas wisata.

Gambar 3.21 Kolam Renang Hotel


(sumber: http://www.kusuma-agrowisata.com/)

 Parkir
Parkir yang terdapat di area halaman hotel di
pisah antara kendaraan bermobil dan bermotor agar
sirkulasi di dalam kawasan tidak terganggu.

Gambar 3.22 Halaman Depan


(sumber: http://www.kusuma-agrowisata.com/)

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 65


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Gambar 3.23 Parkir Mobil dan Motor
(sumber: http://www.kusuma-agrowisata.com/)

 Wisata Air
Terdapat kolam renang umum yang dapat di
gunakan bagi anak-anak, remaja dan dewasa, di
dalamnya terdapat juga fasilitas wahana bermain air.

Gambar 3.24 Wahana Air


(sumber: http://www.kusuma-agrowisata.com/)

66 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
b. Material di Kawasan Kusuma Agrowisata
Material utama yang di gunakan untuk bangunan
Kusuma Agrowisata adalan beton dan kayu, adapun
material untuk bangunan penunjang lainnya adalah
material lokal seperti kayu, batu bata dan bambu agar
bangunan dapat menyesuaikan dengan kondisi alam
sekitarnya.

Gambar 3.25 Material Batu bata pada bangunan


(sumber: http://www.kusuma-agrowisata.com/)

Gambar 3.26 Material beton dan Kayu pada Hotel


(sumber: http://www.kusuma-agrowisata.com/)

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 67


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
c. Lansekap di Kawasan Kusuma Agrowisata
Lereng gunung dan perkebunan buah serta
perbukitan menjadi daya tarik wisata di kawasan Kusuma
Agrowisata serta view ke arah kota Malang dari kawasan
Kusuma Agrowisata menjadi daya tarik utama bagi
wisatawan untuk berkunjung ke Kusuma Agrowisata, serta
fasilitas pendukung lainnya yang menjadi faktor penting
yaitu wisata bermain Indoor dan Outdoor.

Gambar 3.27 Lansekap Hotel


(sumber: http://www.kusuma-agrowisata.com/)

Gambar 3.28 View dari arah hotel ke Kota Malang


(sumber: http://www.kusuma-agrowisata.com/)

68 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
3.2 Kesimpulan Studi Banding
Tabel 3.1 Kesimpulan Studi Banding
Ket : ATM ( Agrowisata Taman Mekar Sari), KA (Kusuma
Agrowisata)

Variabel Tanggapan
Aspek
ATM KA ATM KA

Keadaan pada tapak Kusuma Agrowisata


memiliki kandungan adalah hotel
litosol sehingga sekaligus wisata
kesuburan tanah agro yang berada
sesuai untuk hanya 2,5 km arah
perkebunan. Taman barat daya dari pusat
ini memiliki luas 264 Kota Batu, tepatnya

Lingkunga Ha, memuat ribuan di Jalan Abdul Gani


- - pohon yang terdiri Atas, Desa Sisir.
n
atas 460 varietas Letaknya pada
buah dari 137 jenis ketinggian 1.500
tanaman. Kontur meter dari
Tanah Relatif Rata. permukaan laut
sehingga berudara
sejuk khas dataran
tinggi.

Fasilitas Utama yang Terdapat bermacam-


disediakan di macam buah yang
Agrowisata terdapat di
Wisata Wisata Mekarsari adalah perkebunan kusuma
Fasilitas
Petik Buah Petik Buah Taman buah itu agrowisata mulai
sendiri dimana dari apel, jeruk,
terdapat buah-buah strawberry, melon,
seperti Mangga, buah naga, namun

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 69


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Nanas, Nangka, perkebunan di
Apel, Jambu, Buah dominasi oleh buah
Naga, Melon. apel dan strawberry.

Rumah Pohon yang Terdapat fasilitas di


memiliki Kamar dalam hotel di
bernuansa pohon antaranya yaitu : 151
yang terbuat dari Kamar, Suite dan
kayu dengan beton Vila, Restaurant,
besar sebagai Coffee Shop dan
penyangga yang Bar, Kolam Renang,

Penginapan Hotel menyerupai batang Pusat Kebugaran


pohon. (Gym), Lapangan
Tenis, Lapangan
Sepak Bola,
Ruangan Rapat,
Lapangan Parkir,
Laundry, Taman
Bermain Anak-anak

Pondok bambu Restaurant kusuma


merupakan tempat agrowisata terdapat
beristirahat di dalam hotel itu
sementara yang di sendiri yang mudah
sediakan oleh pihak di jangkau oleh
wisata Mekarsari, wisatawan dengan
Pondok
Restaurant dengan ukuran 3x2 kuliner khas Jawa
bambu
dengan material Timur dan daerah
bambu dan atap daun lain, juga kuliner
yang disusun linier mancanegara, ruang
mengikuti jalan restaurant terbuka
sirkulasi. agar wisatawan
dapat menikmati

70 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
view dari dalam
restoran.

Taman Agrowisata Parkir yang terdapat


Mekarsari di area halaman
Menyediakan lahan hotel di pisah antara
Parkir yang terpisah kendaraan bermobil
bagi pengguna dan bermotor agar
kendaraan bermotor sirkulasi di dalam
dan Mobil agar kawasan tidak
Parkir Parkir memudahkan terganggu.
sirkulasi di dalam
kawasan, dengan
luasan lahan parkir
Mobil sebesar 1,6
Ha dan lahan parker
Motor sebesar 1 ha.

Terdapat wahana Terdapat kolam


permainan air di renang umum yang
mana terdapat dapat di gunakan

Wahana beberapa fasilitas di bagi anak-anak,


Kolam
Bermain antaranya : Mini remaja dan dewasa,
Renang
Air Aqua Boat, Giant di dalamnya terdapat
Buble, Banana Boat, juga fasilitas wahana
Floating Donat, dan bermain air.
Water Bike

Taman ber main Terdapat kolam


dengan wahana renang umum yang
Taman Wisata Air outbond dan wahana dapat di gunakan
Bermain
adventure seperti bagi anak-anak,
bermain ATV, remaja dan dewasa,

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 71


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
senam, bersepeda di dalamnya terdapat
juga fasilitas wahana
bermain air.

Bangunan Penunjang
di dalam kawasan
yang menjadi
bangunan utama

Bangunan yaitu adalah,


bangunan dengan 8
lantai dengan air
terjun dari lantai
atas.

material alam, lokal, Material utama yang


dan modern, dimana di gunakan untuk
setiap material untuk bangunan Kusuma
bangunan di Agrowisata adalan
sesuaikan dengan beton dan kayu,
Material Material fungsi bangunannya, adapun material
Material lokal dan Lokal dan bangunan publik untuk bangunan
Modern Modern dengan material penunjang lainnya
modern seperti beton adalah material lokal
dan keramik untuk seperti kayu, batu
struktur dan bata dan bambu
perkerasannya,

Wisatawan Lereng gunung dan


Agrowisata perkebunan buah

Lansekap Mekarsari dapat serta perbukitan


Lansekap Lansekap
Kawasan menikmati beberapa menjadi daya tarik
pemandangan di wisata di kawasan
sekitar kawasan Kusuma Agrowisata

72 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
agrowisata yaitu
yang di kelilingi
perkebunan buah-
buahan, dan
perairan.

Sumber : Hasil Analisa Pribadi

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 73


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
BAB IV
ANALISIS PRESEDEN

Sebagai acuan dari analisis preseden di pilih untuk studi kasus yang
pertama diambil dari sebuah Objek Wisata Agrowisata Salak Pondoh, di Turi,
Sleman, Yogyakarta. Dan untuk studi kasus yang kedua yaitu Desa Wisata
Srowolan .Serta yang ke tiga Taman Bunga Nusantara di Bogor. Dari tiga buah
studi kasus ini akan diperbandingkan dengan indikator-indikator yang akan
diterapkan pada Agrowisata Petik Buah di Kabupaten Kotawaringin Timur yang
akan dirancang.
4.1 Agrowisata Turi
4.1.1 Analisis Kondisi Umum
Agro Wisata Salak Pondoh yang terietak di Kecamatan Turi
merupakan kawasan wisata yang berada di area pertanian tepatnya yaitu
di dusun Gadung, Bangunkerto, Turi, Sleman, Yogyakarta. Kawasan
wisata ini beroperasi sejak tahun 1994 dengan luas 27 hektar. Untuk
mencapainya pengunjung menempuh perjalanan sepanjang 25 km dari
pusat kota Jogja ke arah utara.

4.1.2 Aksesibilitas
a. Sirkulasi Kendaraan
Perkerasan yang digunakan untuk kendaraan menggunkan
aspal pada jalan utama masuk dengan pemandangan kebun salak di
bahu jalan dengan jarak ±2 meter dari jalan karena di setiap pinggir
jalan terdapat sungai yang memisahkan jalan dan kebun salak.
Terdapat gerbang agrowisata saat memasuki objek wisata ini, jalan
masuk kawasan agrowisata ini mempunyai lebar ±3,5 meter karena
merupakan jalan pedesaan yang berkelok dan sedikit menanjak
karena mengikuti bentuk tanah di lereng pegunungan.

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 74


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Gambar 4.1 Aksesibilitas Menuju Kawasan
(sumber: http://www.agrowisata-turi.com/)

b. Sirkulasi Pejalan kaki


Di sepanjang jalan untuk kendaraan tidak disediakan akses
untuk pejalan kaki. Sirkulasi untuk pejalan kaki hanya di sediakan di
dalam taman wisata. Lebar sirkulasi yang di buat untuk pejalan kaki
+1-1,5 meter dengan perkerasan batu kali dan beton yang
mengarahkan alur sirkulasi agar wisatawan tidak menginjak atau
merusak ground cover (rumput) dan vegetasi lainnya yang ada di
sekelilingnya. Terdapat beberapa anak tangga untuk mencapai
tempat yang berbeda ketinggian ±1,5 meter. Di dalam site terdapat
beberapa kali sehingga disediakan jembatan kecil dari beton untuk
menyebrang, Terdapat jembatan yang terbuat dari kayu dan beton
untuk menghubungkan gazebo-gazebo yang disediakan untuk
memancing di kolam pemancingan.
Perkerasan batu dalam Agrowisata Turi di pergunakan untuk
sirkulasi pejalan kaki dengan lebar 1-2 meter dengan bentuk pola
yang berbeda di setiap tempat yang mempunyai fungsi berbeda,
sebagai petunjuk bahwa tempat yang dilalui mempunyai fungsi yang
berbeda. Perkerasan yang digunakan menggunakan batu kali dan
beton untuk pedestrian. Beton digunakan untuk pedestrian yang
intensitas kegiatannya cukup tinggi dibanding yang menggunakan
batu kali. Beton digunakan pada pedestrian umum seperti sirkulasi
sekitar taman bermain dan penghubung kolam dengan tempat lain
sedangakan batu kali digunakan untuk pedestrian yang lebih khusus

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 75


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
seperti pedestrian tempat pembudidayaan tanaman salak dan di
taman obat.

Gambar 4.2 Sirkulasi Pejalan Kaki


(sumber: http://www.agrowisata-turi.com/)

Gambar 4.3 Sirkulasi Penghubung


(sumber: http://www.agrowisata-turi.com/)

4.1.3 Atraksi Wisata


Lansekap objek wisata ini tetap mempertahankan suasana
pedesaan dengan mengunakan vegetasi-vegetasi tanaman buah dan
obat-obatan sebagai pembentuk ruang dan taman sekaligus sebagai
atraksi wisata yang disuguhkan. Air yang melimpah dimanfaatkan
untuk kolam pemancingan dan taman air. Bentuk topografinya
berkontur tetapi relatif landai teriihat dari pedestrian yang berliku dan
naik turun.
Agrowisata Turi merupakan kompleks perkebunan salak
pondoh, yang dipadu dengan atraksi wisata buatan lain, yaitu:
a. tempat bermain anak-anak,
b. pemancingan
Memanfaatkan air yang melimpah dengan mebuat kolam ikan
sebagai area pemancingan dan kolam untuk main perahu.
76 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten
Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Gambar 4.4 Kolam Pemancingan
(sumber: http://www.agrowisata-turi.com/)

c. kolam renang.

Gambar 4.5 Kolam Renang


(sumber: http://www.agrowisata-turi.com/)
d. Taman buah/ kebun salak
Sebagai upaya untuk melestarikan tanaman peninggalan Belanda
dan menjadi symbol daerah.

Gambar 4.6 Kebun Salak


(sumber: http://www.agrowisata-turi.com/)

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 77


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
e. Taman obat-obatan

Gambar 4.7 Taman Obat-obatan


(sumber: http://www.agrowisata-turi.com/)

f. Taman Air

Gambar 4.8 Taman Air


(sumber: http://www.agrowisata-turi.com/)

4.1.4 FasilitasWisata
Bangunan sebagai fasilitas penunjang teriihat tanpa dinding agar
dapat menikmati suasana pedesaan dan orientasi bangunan untuk
melihat view gunung merapi.
Di agrowisata salak pondoh ini warga tidak menyediakan
homestay karena merupakan wisata desa bukan desa wisata yang
dilengkapi tempat menginapbagiwisatawannya.
Fasilitas lain adalah disediakan taman bermain untuk tempat
beristirahat, tempat duduk untuk istirahat di beberapa tempat jalur
pedestrian, kopersai agrowisata sebagai tempat penjualan salak pondoh
yang dibangun dengan menggunakan material kayu dan dikelilingi
vegetasi sebagai peneduh dalam membangun fasilitas mengunakan
teknik lokal dan modern. Beberapa fasilitas bangunan menggunakan
teknik bangunan panggung tapi untuk fasilitas MCK menggunakan

78 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
material beton sehingga teriihat modern karena lebih mengutamakan
kemanan bagiwisatawan.
Di kawasan wisata Agrowisata Salak Pondoh belum
dikembngakan usaha konservasi energi. Konservasi yang dilakukan
adalah tetap memepertaan suasana pedesaan.
Untuk menikmati agrowisata ini akan dipandu oleh pemandu
wisata yang merupakan penduduk setempat. Di agrowisata ini
wisatawan dapat menikmati buah salak sambil bersantai dikebun.

4.2 Desa Wisata Srowolan


Desa wisata Srowolan ini merupakan gabungan dari empat padukuhan
yaitu pedukuhan Srowolan, padukuhan Karanggeneng.pedukuhan Gatep dan
Pedukuhan Gandok Kadilobo yang berada di Desa Purwobinangun Kecamatan
Pakem Kabupaten Sleman. Luas Wilayahnya 30 ha. Jarak tempuh dari ibukota
Propinsi adalah 20km yang dapat dicapai dalam waktu 30 menit.
4.2.1 Aksesibilitas
a. Sirkulasi Kendaraan
Jalan menuju desa sudah beraspal, jalan yang sudah beraspal
sepanjang 3550 meter dengan lebar ±3,5 meter, dan jalan conblok
untuk jalan penghubung di dalam desa dengan panjang 600 meter
dengan lebar ±2,5 meter dan jalan yang masih tanah sepanjang 1100
meter.
Di setiap bahu jalan menuju desa diletakan pot besar untuk
beberapa vegetasi (bunga bugenvil dan pohon beringin), yang
letaknya sangat dekat dengan jalan.
Akses masuk ke desa tidak teriihat ada gerbang tapi hanya
papan petunjuk sebagai desa wisata. Tidak disediakan parkir bus
secara khusus, tetapi untuk kendaraan bermotor lain disediakan.

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 79


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Gambar 4.9 Jalan Komplek
(sumber: http://www.wisata-jogja.com/)

b. Sirkulasi Pejalan Kaki


Sirkulasi untuk pejalan kaki melalui jalan desa yang masih
tanah dan sudah berconblok dan di taman dan restoran disediakan
jembatan kecil untuk sirkulasi pengunjung menyebrang kolam ikan
yang terbuat dari bambu. Perbedaan ketinggian kontur diatasi dengan
jalan yang menanjak, ramp dan tangga.

Gambar 4.10 Sirkulasi Pejalan Kaki


(sumber: http://www.wisata-jogja.com/)

4.2.2 Fasilitas wisata


Tersedia homestay yang disediakan oleh penduduk setempat
yang siap huni sejumlah 50 buah dengan jumlah kamar 159 kamar dan
dapat menampung 318 orang wisatawan. Homestay lebih diutamakan
rumah yang masih bangunan tradisional.
Wisata buatan sekaligus sebagai fasilitas penunjang wisata yang
di sediakan di desa wisata perjuangan ini adalah kolam pemancingan
80 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten
Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
sekaligus warung makan special air tawar, kolam renang kecil serta
flyingfox dan terdapat embung (waduk buatan) yang di dekatnya
terdapat tempat untuk camping serta tempat untuk pertunjukan seni..
Semua fasilitas dibangun menggunakan material lokal yaitu
kayu dan bambu dan menggunakan teknik yang masih tradisional.
Teknik dan material modern juga digunakan untuk membangun
embung, yaitu menggunakan beton bertulang. Pembuatan embung juga
merupkan usaha konservasi air.

4.2.3 Atraksi wisata


a. Kesenian trasdisional: seni tari, seni suara, dan seni karawitan
b. Bangunan kuno: pasar perjuangan, gudang penyimpan garam,
rumah kuno (bekas kecamatan Pakem/ pusat pemerintahan Pakem),
rumah tinggal Sayuti Melik (penulis naskah proklamasi).
c. Tradisi pertanian: angler, tedun dan wiwit
d. Tradisi daur hidup: selapanan, sunatan, mantonan, mitoni, dan
ruwatan
e. Upacara adat keagamaan: membuang sukerto, nyadran, bersih desa,
merti dusun dan midang
f. Kerajinan: tunggak bamboo, tempe dan slondok
g. Makanan tradisional: opor bebek, sayur lompong dan salak pondoh.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan di desa wisata perjuangan ini
adalah:
a. Menyaksikan hiburan cokekan dan seni tradisional lainnya
b. Belajar karawitan
c. Belajar bertanam padi
d. Memancing
e. Out bond

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 81


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Gambar 4.11 Aktivitas Outbond
(sumber: http://www.wisata-jogja.com/)

4.3 Taman Bunga Nusantara Di Bogor


4.3.1 Kondisi Umum
Taman Bunga Nusantara terietak di di Desa Kawungluwuk,
Kecamatan Sukaresmi dekat dengan Gunung Gede Pangrango dan
Kebun Teh Bogor. Mempunyai luas 35 hektar yang dibagi menjadi
beberapa fungsi yaitu 23 hektar untuk taman bunga, 7 hektar untuk
taman bermain anak, 2 hektar untuk taman pembibitan, dan 3 hektar
untuk fasilitas restoran. Di taman ini dapat dijumpai berbagai tipe
bunga dan tanaman lokal maupun dari luar negeri, terutama budidaya
bunga anggrek. Di taman ini terdapat 10 buah taman bunga yang
dibangun secara khusus yang teriihat asri dan tradisional. Taman -taman
tersebut di desain dengan lansekap taman beberapa daerah dan ada
beberapa yang di bentuk seperti burung raksasa, jam raksasa, dan taman
labirin sebagi area permainan.

4.3.2 Aksesibilitas
a. Sirkulasi Kendaraan
Aksesibilitas ke obyek wisata ini melalui jalan yang beraspal
denga lebar ±3 meter dan melalui pedesaan daerah puncak.
Aksesibilitas untuk kendaraan roda empat dan roda dua disediakan
lahan parkir yang cukup luas dengan. Lahan parkir dapat mencakup
40 mobil.

82 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Gambar 4.12 Aksesibilitas Menuju Kawasan
(sumber: http://www.wisata-bandung.com/)
b. Sirkulasi Pejalan Kaki
Akses di dalam obyek wisata taman dapat menggunakan
mobil yang disediakan untuk berkeliling atau juga dapat dengan
berjalan kaki. Sirkulasinya menggunakan alur yang linear. Sirkulasi
di dalam objek wisata menggunakan conblok untuk pejalan kaki dan
mobil wisata, dan menggunakan beton yang dicetak segi empat di
bebarapa taman serta menggunakan kayu untuk jembatan dalam
kolam. Perkersan yang menggunakan beton dan kayu hanya dapat
dlalui oleh pejalan kaki. Jalan yang dilalui kendaraan dan pejalan
kaki mempunyai lebar 2,5 meter, setiap desain taman dibatasi oleh
sirkulasi mobil wisata.

Gambar 4.13 Jalur Pejalan Kaki


(sumber: http://www.wisata-bandung.com/)

4.3.3 Fasilitas Wisata


Tempat istirahat yang disediakan tidak selalu berbentuk
bangunan tetapi memanfaatkan vegetasi sebagai peneduh (pergola
dengan tempat duduk duduk). Hamparan rumput dengan view sungai
sebagai tempat istirahat. Beberapa bangunan sebagai fasilitas untuk
Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 83
Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
istirahat adalah tempat market kecil untuk membeli minum dan tempat
duduk dengan payung peneduh dari panas dengan view ke semua arah
hanya teriihat hamparan taman yang bunga. Fasilitas mushola diletakan
di ujung dekat pintu masuk dan disekitarnya diletakan pohon-pohon
besar dan teduh untuk memberikan suasana tenang. Pemanfaatan
cahaya alami di dalam mushola kurang diperhatikan.
Terdapat bukaan kaca ±70% dari dinding restoran untuk
memanfaatkan view ke bawah yaitu taman karena restoran dibangun
tiga tingkat ke atas.
Atraksi wisata yang berada pada Taman Bunga Nusantara
adalah tata lansekap taman serta tanaman yang berasal dari berbagai
daerah untuk digunakan pembentuk taman dan taman bermain. Iklim
yang sejuk membuat banyak tanaman dapat tumbuh baik. Mengolah
lansekap yang menarik dengan adanya bentuk permainan di tengah
perjalanan wisata, adanya bentuk lansekap taman air, bentuk taman
bunga dari berbagai daerah menjadi daya tarik wisatawan untuk melihat
satu persatu serta adanya tempat pembudidayaan bunga anggrek.
Beberapa perdu baik yang berbunga atau tidak digunakan sebagai
aksentuasi dengan membentuk tanaman seperti hewan, gambar bunga
dan jam raksasa. Bentuk muka tanah tidak dimanfaatkan sebagai daya
tarik wisatawan untuk melakukan wisata jalan, karena pedestrian yang
bersifat mendaki akan memberikan kesan yang kuat dan yang menurun
akan memberikan kesan kembali ke alam yang masih primitiv.
Kesulitan yang terjadi di taman ini adalah tanaman yang terlalu banyak
jenis jadi lebih sulit untuk perawatannya.
Bangunan-bangunan fasilitas menggunakan arsitektur modern,
material yang digunakan menggunakan beton. Untuk tetap melestarikan
lingkungan sekitar dalam pembangunan tetap menggunakan atap miring
seperti ata-atap rumah penduduk sekitar. Warna yang digunakan untuk
bangunan fasilitas menggunakan warna-warna netra dan warna alam
seperti putih dan merah marun sebagai ketrikatan dengan alam sekitar.

84 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Fasilitas yang disediakan adalah tempat istirahat, restoran,
market kecil, toilet, mushola, gardu pandang, ruang untuk pengelola,
ruang pembudidayaan tanaman, dan halte mobil wisata.
Di obyek wisata ini juga disediakan tempat khusus untuk
berkumpul, dapat menggelar tikar sendiri dan dapat mengadakan
beberapa acara seperti perlombaan dan permainan. Atraksi wisata yang
ditawarkan adalah berbagi macam bunga dan tanaman dari berbagai
Negara dan lansekap taman dari berbagai daerah serta. Taman wisata
ini juga bertujuan untuk memberikan pendidikan tentang vegeia&i dan
beberapa fauna serta lansekap taman.

Gambar 4.14 Lansekap Taman


(sumber: http://www.wisata-bandung.com/)

4.3.4 Atraksi Wisata


Kontur di objek wisata Taman Bunga Nusantara relative datar.
Perbedaan kontur tidak terlalu dimanfaatkan untu daya tarik wisata.
Air dimanfaatkan untuk membuat beberapa kolam, yaitu kolam
air yang mengalir, kolam dengan air macur, taman air, dan keberadaan
sungai diperlihatkan.
Semua vegetasi yang dapat tumbuh di iklim tropis ada di Taman
Bunga Nusantara dengan diolah menjadi berbagai lansekap taman yang
berbeda-beda sesuai dengan tanaman asalnya.

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 85


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Tabel 4.1 Variabel dan Kriteria Analisis Preseden

86 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 87
Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
88 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten
Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 89
Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
90 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten
Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 91
Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
92 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten
Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 93
Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
4.4 Agrowisata Pucak Teaching Farm (PTF)

Gambar 4.15 Pucak Teaching Farm


(Sumber : http://static.panoramio.com, diakses tanggal 1 Juli 2018)

Agrowisata Pucak Teaching Farm (PTF) terletak di ibukota


Kecamatan Tompobulu tepatnya di Jln. Taman Safari Dusun Pucak, desa
Pucak, kecamatan Tompobulu, kabupaten maros, Provinsi Sulawesi
Selatan. Merupakan suatu usaha yang bergerak di bidang agrowisata.
Sesuai dengan misinya “sebagai tempat pendidikan” usaha ini terus
mengembangkan potensi yang ada di daerah ini. Agrowisata PTF baru
dibuka untuk umum sekitar tahun 2001. Lokasi ini dibangun di masa
pemerintahan Soeharto, dan pada tahun 1998 ketika Soeharto tidak
menjabat president lagi pembangunannya pun berhenti. dan pada tahun
2006 pembangunannya kembali dilanjutkan sedikit demi sedikit dan
diubah namanya menjadi Kawasan Agrowisata Pertanian.
(http://www.ksdasulsel.org/ (1 Juni 2018)).

4.4.1 Tinjauan Agrowisata


Agrowisata PTF ini menawarkan pertanian terpadu
sebagai objek wisatanya. Kegiatan yang dilakukan adalah
melakukan kegiatan empat sub sektor pertanian, yaitu tanaman
pangan dan hortikultura, perkebunan, peternakan, dan
perikanan. Agrowisata ini memiliki luasan 4 Ha. Namun, pada
proses pengembangannya potensi tersebut belum dikelola secara

94 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
optimal, yang dapat terlihat dari belum maksimalnya penataan
maupun pemanfaatan potensi objek wisata yang ada.
Perencanaan agrowisata yang dilakukan diharapkan tidak
mengabaikan manfaat yang akan diperoleh baik oleh
pengunjung, pengelola maupun masyarakat sekitar.

4.4.2 Tinjauan Arsitektur


Pucak Teaching Farm menyediakan beberapa fasilitas
seperti kolam renang, Villa, wisma, Aula pertemuan, Taman
burung, aneka satwa langkah dan lain-lain. Tempat ini sangat
multi fungsional. bisa digunakan sebagai tempat penelitian,
tempat pertemuan organisasi dan lain-lain. Prinsip-prinsip
desain dari PTF ini yaitu :
1. Keteraturan
Pada pucak teaching farm memiliki prinsip keteraturan dari
taman yang berbentuk informal ,alamiah dan modern.
2. Kesatuan
Pada pucak teching farm memiliki pinsip kesatuan yang
dapat dilihat dari hubungan harmonis dari bebrbagi elemen
atau unsur yang ada di dalamnya.
3. Keseimbangan
Memiliki keseimbangan asimetris dimana elemen taman
sebelah kiri sumbu tidak sama persis dengan sebelah kanan,
tapi bobot visualnya tetap sama. Keseimbanagn asimetris
memiliki kesan informal dimana menimbulkan rasa ingin
tau tetapi juga berkesan santai. Memiliki bobot visual yang
tinggi dengan warna hijau nyang mnimbulkan kesan dingin
dan alami
4. Penekanan dan aksentuasi
Penekanan ditimbulkan oleh dominannya salah satu unsur.
Penekanan juga dapat menjadi titik perhatian (point of

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 95


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
interest) yaitu dengan adanya lokasi telaga semayang,taman
buaya, dan taman burung.
5. Proporsi
Proporsi dapat dilihat dari perpaduan antara pertanian,
perkebunan, peternakan, dan perikanan.
6. Skala
Penggunaan skala pada lokasi ini adalah skala manusia
yang dapat dilihat dri perbandingan ukuran elemen
bangunan atau ruang dengan dimensi tubuh manusia. Selain
itu juga terdapat skala generik yang dapat dilihat dari
perbandingan ukuran elemen bangunan atau ruang terhadap
elemen lain yang berhubungan di sekitarnya.

4.5 Nirwana Agrowisata Terpadu Cisarua (Agrowisata Gunung Mas)

Gambar 4.16 Nirwana Agrowisata Cisarua


(Sumber : www.google.com, diakses tanggal 1 Juli 2018)

Agrowisata Cisarua adalah villa yang terdapat dipuncak pegunungan


dengan pemandangan pegunungan keliling 270 derajat, sehingga anda akan
merasakan seperti beada diatas awan.

4.5.1 Tinjauan Agrowisata


Agrowisata Cisarua menawarkan sebuah konsep penginapan
dengan daya tarik lokasi yang asri, sejuk dan masih cukup baik kondisi
lingkungannya. Salah satu hal yang diandalkan dan dapat dinikmati
bahkan dapat disebut sebagai daya tarik utama pada agrowisata cisarua
96 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten
Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
ini adalah lokasinya yang berada di ketinggian dengan pemandangan
gunung sehingga dapat membantu para pengunjung untuk rileks sejenak
dan melupakan kesibukan anda sehari-hari.

Gambar 4.17 Nirwana Agrowisata Cisarua


(Sumber : liburananak.com, diakses tanggal 1 Juli 2018)

Yang menjadi primadona wisata di Agrowisata Gunung Mas


adalah menunggang kuda mengelilingi kebun teh dan olahraga tea walk
dengan ditemani pemandu. Selain kedua kegiatan seru tadi, kita juga
bisa melakukan kunjungan ke pabrik teh (dengan pemandu), bermalam
di penginapan dan berenang di kolam renang Tirta Mas.
http://www.liburananak.com/ (1 Juni 2018)

4.5.2 Tinjauan Arsitektur


Kawasan Agrowisata Cisarua merupakan sebuah kompleks
penginpan berupa villa yang dilengkapi dengan fasilitas yang terbilang
cukup modern. Villanya secara garis besar menggunkan arsitektur
modern tropis dengan banyak bukaan guna mengekspos atau
memaksimalkan view yang didapatkan oleh semua bangunan sebagai
daya tarik utama daerah tersebut. Adapun fasilitas yang disediakan
pada Agrowisata Nirwana Cisarua antara lain : Bungalow 1,2 & 3,
Kantor Pengelola Wisata Agro, Aula Cynchona, Lapangan
Tenis,Wisma Affandi, Kamar VIP , Kamar Standard, Tea Café, Mesjid,
Lapangan Volley, Kantor Induk, Pondokan (Cottage), Tea Resto Tirta

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 97


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Mas, Lapangan Bola, Kolam Renang, Flying Fox, Camping Ground,
Kolam Rekreasi.

4.6 Sabah Agriculture Park

Gambar 4.18 Sabah Agriculture Park


(Sumber : www.google.com, diakses tanggal 1 Juli 2018)

Sabah Agriculture Park (Taman Pertanian Sabah) terletak di situs 200


hektar dan dikembangkan dan dikelola oleh Departemen Pertanian. Ini adalah
taman yang menawarkan pengunjung baik kegiatan rekreasi dan pendidikan.
Taman wisata sabah menawarkan sebuah taman yang dibuat dengan
latar belakang lanskep yang alami sehingga sangat cocok untuk melakukan
aktifitas yang bersifat alami. Taman sabah ini tidak hanya diorentasikan
sebagai kawasan rekreasi semata tetapi juga diorentasikan terhadap ilmu
pengetahuan. Sehingga menjadikan tempat ini sebagai salah satu daerah
tujuan wisata yang sangat pantas karena memadukan rekreasi dan ilmu
pengetahuan. (http://www.sabahtravelguide.com/ (di akses 1 Juli 2018)).

4.6.1 Tinjauan Agrowisata


Secara umum Sabah Agriculture Park ini menawarkan sebuah
pusat pengembangan pertanian Malaysia yang kemudian diolah menjadi
sebuah daerah tujuan wisata dengan menonjolkan keanekaragaman hayati
dari Malaysia.

98 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
4.6.2 Tinjauan Arsitektur
Kita dapat menikmati sebuah karya lansekep yang sangat habit
memadukan perjalanan dengan jalan kecil sambil menikmati
keanekaragaman hayati dari Malaysia seperti koleksi bunga dan tanaman
lainnya, serta burung yang akan memuaskan mata anda. Adapun fasilitas
yang disediakan antara lain; Native Orchid Centre, Living Crop Museum,
Bee Centre, Germplasm Collection, Ornamental Garden, Hoya Garden,
Evolution Garden, Agro-Forestry, Lake Sapong, Lake Rundum, Animal
Park, Jungle Tracking.

Tabel 4.2 Analisis Kesimpulan Preseden


Keterangan : - ( Tidak Terdapat pada desain)
Preseden

Nirwana Rekomendasi
Elemen Agrowisata Sabah
Agrowisata Rancangan
Pucak Teaching Agriculture
Terpadu
Farm (PTF) Park
Cisarua

Terdiri dari Kompleks Kawasan Pengelompoka


wisata kebun kawasan villa yang n yang sesuai
binatang, wisata yang memadukan untuk
pertanian, wisata menawarkan antara kawasan
permandian, dan agrowisata rekreasi dan agrowisata
Tata
wisata kuliner kebun teh ilmu Kabupaten
Guna
yang luasannya 4 pengetahuan Kotawaringin
Lahan
Ha yang luasnya Timur
(Land
200 Ha menggunakan
Use) Merupakan pola tata guna
lahan yang
menyebar,
yang sesuai
fungsi lahan

Tata Lahan Lahan Bentuk dan


Massa bermassa bermassa massa
Bangunan - banyak banyak bangunan
(Building dengan dengan mengikuti pola
and menggunaka menggunaka lahan yang

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 99


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Massing) n konsep n konsep tidak terlalu
arsitektur arsitektur berkontur
moderen lanseka dengan
menggunakan
konsep
arsitektur
lansekap

Sirkulasi

Akses kesana Sirkulasi dan Sirkulasi dan Perencanaan


menggunakan parkir tertata parkir tertata gerbang
jalan arteri dan dengan baik dengan bai maksimal dua
tidak untuk
Sirkulasi menyediakan area entrance dan
dan parkir) exit
Parkir kendaraan.
(Sirculatio Semua akses
n and di dalam
Parking) kawasan harus
saling
terkoneksi

Kolam renang, Kebun teh, Pulau, taman Kawasan


Ruang kebun binatang, area hias, taman agrowisata
Terbuka kebun pertanian pemancingan hewan, kebun diupayakan
(Open ikan, kolam buah. lebih
Space) air panas mendominasi
ruang terbuka

Hanya tersedia di Tersedia jalur Tersedia jalur Akan dibuat


sekitar kolam pejalan kaki pejalan kaki jalur pejalan
Jalur renang kaki yang
Pejalan nyaman dan
Kaki efisien
(Pedestria terhadap
n Ways) penggunanya
dan
menghubungka

100 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
n setiap area

Kawasan ini Kawasan ini Kawasan ini Kawasan


dilengkapi dengan dilengkapi dilengkapi agrowisata
kantin, gazebo, dengan tea dengan akan di dukung
dan kolam renang café, Boating jetty, oleh area
lapangan pusat bermain
Aktifitas volley, tea informasi, khusus anak-
Pendukun resto, toilet anak, dan area
g (Activity berenang, bersantai
Support) camping keluarga
ground,
lapangan
tennis

Memiliki Memiliki Memiliki Membuat


sculpture nama sculpture sculpture penanda di
Sistem kawasan kawasa kawasan setiap area
Penanda penting tempat
(Signage berkumpulnya
System) wisatawan
sebagai
penanda

Sumber : Hasil Analisa Pribad

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 101


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan tinjauan pustaka, studi banding dan analisis


preseden yang telah dibahas diatas dapat disimpulkan bahwa variabel dan kriteria
desain Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten Kotawaringin Timur
dengan pendekatan Arsitektur Ekologi adalah sebagai berikut :

5.1 Variabel dan Kriteria Kawasan Agrowisata Petik Buah


Tabel 5.1 Variabel dan Kriteria Kawasan Agrowisata Petik Buah

Variabel Kriteria

Perkebunan Buah Nanas,


Perkebunan tambahan, Kebun Buah
Jeruk, Kebun Buah Rambutan,

Pabrik Buah,

Taman Edukasi Buah,

Fasilitas Utama Toko Buah,


Gudang Penyemaian Bibit,
Gudang Hasil Panen Buah,
Wisata Alam (Adventure),
Wisata Air,
Resort,
Penginapan,

Area Parkir,
Gate Penerima Tamu,

Foodcourt
Restoran
Fasilitas Penunjang
Toko Souvenir,
Klinik Kesehatan,
Taman Bermain anak,
Toilet Umum,

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 102


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
Direktur dan Wakil Direktur,

Manajer dan Wakil Manajer,

Sekretaris,

Divisi Operasional,

Divisi Administrasi dan Keuangan,

Kebutuhan Ruang Divisi Pemasaran dan Promosi,

Divisi Personalia,

Divisi Perencanaan

Divisi Keamanan

Divisi Kebersihan

Divisi Karyawan Kerja Harian

Industri Pariwisata :

- Pelaku langsung

- Pelaku tidak langsung

- Jasa wisata
Pelaku pariwisata
- Pemerintah

- Masyarakat lokal

- Lembaga swadaya

Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten 103


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
DAFTAR PUSTAKA

Frick, Heinz. 2006. Arsitektur Ekologi. Yogyakarta. Penerbit: Kanisius.

__________. 1998. Dasar-dasar Eko-Arsitektur. Yogyakarta. Penerbit: Kanisius.

__________. 1996. Arsitektur dan Lingkungan. Yogyakarta .Penerbit: Kanisius.

BPS. 2017. Provinsi Kalimantan Tengah Dalam Angka 2017. Palangka Raya:
BPS

____. 2017.Kabupaten Kotawaringin Timur dalam Angka 2017. Sampit : BPS

____. 2016.Statistik Sayuran dan Buah-buahan Kalimantan Tengah 2016.


Palangka Raya : BPS

Mekarsari. 2018. Mekarsari Taman Buah.


http://mekarsari.com/ di akses : 30 Juni 2018, 18.23 WIB

Agrowisata, Kusuma. 2017. Kusuma Agrowisata.


http://www.kusuma-agrowisata.com/ di akses : 30
Juni 2018, 18.46 WIB

Raiutama, I Gusti Bagus. 2013. Definisi Agrowisata Dari Berbagai Perspektif.


https://tourismbali.wordpress.com/2013/03/10/def
inisi-agrowisata-dari-berbagai-perspektif-2/ di
akses : 13 Juni 2018, 14.10 WIB

Sasrawan, Hedi. 2010. Pengertian Pariwisata Artikel Lengkap


https://hedisasrawan.blogspot.com/2016/11/pengertian-
pariwisata-artikel-lengkap.html di akses : 10 Juni 2018,
11.56 WIB

104 Kawasan Agrowisata Petik Buah Nanas di Kabupaten


Kotawaringin Timur dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi

Anda mungkin juga menyukai