Anda di halaman 1dari 15

IMPLEMENTASI QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH

TENTANG KEPARIWISATAAN TAHUN 2018-2025

Nanda Zunafriesma1, Irhamna Sahru Nova2, Hajar Ashwad3, Suknah4, Husni


Fachri5
1
Universitas Gajah Putih Takengon
2
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gajah Putih
Email : Nanda Zunafriesma@gmail.com

ABSTRAK
Destinasi pariwisata sangat penting dikembangankan di Kabupaten Aceh Tengah
dengan memanfaatkan sumber daya alam yang berpotensi menjadi salah satu
sumber perdapatan daerah (PAD) dan menumbuhkan perekonomian masyarakat
setempat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Strategi Perkembangan
Destinasi Wisata Alam, Budaya Dan Buatan Di Kabupaten Aceh Tengah. Hasil
penelitian ini Sosialisasi terhadap masyarakat dalam pemanfaatan Sumber Daya
Alam (SDA) dalam pembangunan wisata alam, budaya, dan buatan,
pendampingan terhadap pelaku wisata dalam mengembangan wisata seperti
pembentukan Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS), menciptakan dan
memanfaatkan daya jual produk kearifan lokal baik secara mandiri maupun secara
kelompok desa wisata.
Kata Kunci: Strategi Perkembangan, Destinasi, Pariwisata.

ABSTRACT

It is very important to develop tourism destinations in Central Aceh Regency by


utilizing natural resources that have the potential to become a source of regional
income (PAD) and grow the economy of the local community. This study aims to
analyze the Development Strategy of Natural, Cultural and Artificial Tourism
Destinations in Central Aceh District. The results of this study Socialization to the
community in the use of Natural Resources (SDA) in the development of natural,
cultural, and artificial tourism, assistance to tourism actors in developing tourism
such as the formation of Tourism Awareness Groups (POKDARWIS), creating
and utilizing the selling power of local wisdom products both in terms of
independently or as a tourist village group.
Keywords: Development Strategy, Destinations, Tourism.
I. Pendahuluan
Pertumbuhan dan perkembangan era globalisasi yang sangat cepat sangat
berpengaruh terhadap perkembangan suatu daerah dalam memajukan
daerahnya masing-masing yang didukung oleh teknologi informasi
pembaharuan. Kemajuan daerah tersebut dapat memanfaatkan suatu system
teknologi informasi dalam perkembangannya dalam memasarkan produk
local baik wisata, ekonomi dan sosial budaya daerah.
Perkembangan suatu daerah harus didukung dengan regulasi yang
mumpuni dalam pelaksanaannya terkhususnya perkembangan pariwisata
setiap daerah yang terkandung dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan pasal 6 yang berbunyi
“pelaksanaan rencana pembangunan kepariwisataan dengan memperhatikan
keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan
manusia untuk berwisata” yang diteruskan Qanun Kabupaten Aceh Tengah
Provinsi Aceh Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2018-2025 pasal 5 yang
berbunyi: kabupaten sebagai destinasi ekowisata syariah berbasis alam dan
budaya yang bersumber pada kekuatan setempat dan mampu mendorong
pembangunan kabupaten untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
secara utuh dan berkelanjutan. Konsistensasi produk regulasi ini bertujuan
untuk mensejahterakan masyarakat dalam program perkembangan pariwisata.
Destinasi pariwisata sangat penting dikembangankan di Kabupaten Aceh
Tengah dengan memanfaatkan sumber daya alam yang berpotensi menjadi
salah satu sumber perdapatan daerah (PAD) dan menumbuhkan
perekonomian masyarakat setempat. Pastisipasi Pemerintahan Daerah dan
masyarakat juga diperlukan untuk perkembangan wisata di Kabupaten Aceh
Tengah.
Kabupaten Aceh Tengah berada di kawasan Dataran Tinggi Gayo.
Kabupaten lain yang berada di kawasan ini adalah Kabupaten Bener Meriah
serta Kabupaten Gayo Lues. Tiga kota utamanya yaitu Takengon, Blang
Kejeren, dan Simpang Tiga Redelong. Jalan yang menghubungkan ketiga
kota ini melewati daerah dengan pemandangan yang sangat indah. Pada masa
lalu daerah Gayo merupakan kawasan yang terpencil sebelum pembangunan
jalan dilaksanakan di daerah ini.
Utara : Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Bireuen
Selatan : Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Barat, dan Kabupaten

Nagan Raya
Barat : Kabupaten Pidie dan Kabupaten Nagan Raya
Timur : Kabupaten Aceh Timur
Potensi perkembangan wisata sangat memungkinkan berkembang
dikarenakan letak geografis berada pada lintas perjalanan antar daerah di
Provinsi Aceh. Potensi-potensi ini harus dijadikan program kekhususan bagi
pemerintahan daerah Kabupaten Aceh Tengah. Pariwisata sebagai salah satu
aset daerah menjadi perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten Aceh
Tengah. Tempat wisata merupakan tempat yang dapat dikunjungi oleh
khalayak ramai untuk berbagai tujuan, misalnya untuk tujuan penyegaran
(refreshing), menambah pengetahuan serta wawasan, dan banyak hal lain
yang dibutuhkan. Berikut daftar sarana wisata yang berada yang Kabupaten
Aceh Tengah:
Tabel 1.
Sarana Wisata

No Kecama Kampung Wisata


tan

1. 1.Bur Gayo / Atu Tingok 1. Kampung Bale Hakim

2.Bur Gayo Highland 2. Kampung Dedalu


3.Dermaga Ujung Baro (Lukup 3. Kampung Dedalu
Penalam)
Lut 4.Loyang Koro 4. Kampung Toweren Toa
Tawar

5.Pante Lung Toweren 5. Kampung Toweren Toa

6.Umah Pitu Ruang Linge 6. Kampung Toweren Toa

2. 1.Agro Wisata (Kebun Nenas 1. Kampung Pegasing


Pengasing)
2.Air Terjun Mangaya 2. Kampung Mengaya

3.Gayo Water Park 3. Kampung Pegasing

Pegasing 4.Lapangan Pacuan Kuda 4. Kampung Blang Bebangka


Tradisional
5.Lukup Badak 5. Kampung Lukup Badak

6.Taman Wisata Luku Badak 6. Kampung Lukub Badak

7.Ujung Senang 7. Kampung Lukub Badak

3. 1.Agro Wisata Ujung Paking 1. Kampung Kelitu

2.Atu Berukum / Atu Canang 2. Kampung Serule

3.Dermaga Toweren Toa 3. Kampung Toweren

4.Kampung Wisata Kelitu 4. Kampung Kelitu


Bintang 5.Makam Muyang Gerpa 5.

6.Makam Muyang Sangeda 6.

7.Pante Gemasih 7. Kampung Kelitu

8.Pate Ketibung 8. Kampung Kelitu

9.Pante Menye 9. Kampung Genuren

10. Pante 1001 Ayangan 10. Kampung Gegarang

4. 1.Atu Belah 1. Kampung Penarun

2.Kuburen Raje - Raje Linge 2. Kampung Buntul Linge

3.Loyang Datu 3. Kampung Robel

Linge 4.Ujung Gempulo 4. Kampung Buntel Linge

5.Ulung-Ulung 5. Kampung Robel

6.Totor Simpil Penarun 6. Kampung Owaq

5. 1.Atu Tamon Resort 1. Kampung Mepar

2.Batur Teluk Mepar 2. Kampung Mendale

Kebaya 3.Cerug Mendale / Goa Gong 3. Kampung Mendale


kan Nabi Sulaiman

4.Loyang Peteri Pukes 4. Kampung Mendale


5.Pesangrahan Singah Mata 5. Kampung Bukit Sama

6. 1.Lut Kocak Gegarang 1. Kampung Jagong

Jagong 2.Lut Kocak jagong 2. Kampung Jagong


Jeget

3.Umah Pitu Ruang Kemili 3. Kampung Jagong

7. Ketol 1.Makam Muyang Blang Bike 1.

8. Atu 1.Sungai Merah Muyang 1. Kampung Merah Muyang


Lintang

9. Bies 1.Tugu Safrudin Prawiranegara 1. Kampung Bius

10. Silih 1.Wih Porak Bius 1. Kampung Wih Porak


Nara

11. Bebesen 1.Pantan Terong 1. Kampung Bahgie

Sumber: pkk.acehtengahkab.go.id,
Diakses: 16 Oktober 2022
Pertumbuhan ekonomi dapat terlihat pada banyaknya wisatawan yang
datang dalam menikmati wisata. Namun dalam perkembangan suatu daerah
wisata tidak dapat dipungkiri bahwa mempunyai hambatan yang merupakan
tantangan yang sangat penting bagi pelaku wisata. Hal ini sejalan dengan
kondisi keamanan dan stabilitas politik suatu daerah (Rahmawati, 2018).
Kontribusi sektor pariwisata yang terdiri dari akumulasi lapangan usaha
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (Rizkova 2016).

Objek pariwisata di Kabupaten Aceh Tengah sangat beragam mulai dari


Wisata Alam, Budaya Dan Buatan. Sesuai dengan tabel 1 diatas adalah wisata
yang telah terlihat eksentensinya dan menjadi primadona destinasi wisata di
Kabupaten Aceh Tengah. Semakin banyak wisata dan pelaku usaha wisata
dalam konsistensi dalam mengembangan wisatanya berdampak positif terhadap
perekonomian masyarakat setempat. Namun tidak semua pariwisata tersebut
menjadi berkembang bahkan banyak juga belum diketahui para wisatawan. Hal
ini menjadikan sebuah pertanyaan bagi Pemerintah Daerah atas dasar
menjadikan Kabupaten Aceh Tengah Menjadi Kota Wisata.

Dalam perkembangan wisata di daerah tidak terlepas pada Sumber daya


Manusia dan Sumber Daya Alam, Berikut hambatan dan tantangan dalam
Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata Kabupaten Aceh Tengah,
pengembangan pariwisata Indonesia menurut Kementerian Pariwisata (Prodjo
2016), yaitu: 1) kurangnya infrastruktur terutama di bidang transportasi; 2)
situasi politik yang mempengaruhi iklim investasi; 3) masalah kebersihan
lingkungan; 4) bencana alam/force majeur; dan 5) SDM pelaku pendukung
pariwisata yang masih rendah.

Penelitian ini ingin mengetahui strategi perkembangan destinasi wisata


alam, budaya dan buatan di Kabupaten Aceh Tengah. Konsistensi Pemerintah
Daerah dan partisipasi sangat diharapakan untuk terfokusnya program
pemerintah dalam perkembangan pariwisata.
II. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini yuridis empiris yang sumber data dalam penelitian ini
adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung
dilapangan, sedangkan data sekunder bersumber dari bahan hukum primer,
bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Lokasi Penelitian di
Kabupaten Aceh Tengah. Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara
wawancara secara langsung dengan pihak terkait yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti, dan studi dokumen untuk mengumpulkan data
sekunder. Sedangkan cara menganalisis data dilakukan dengan cara data yang
diperoleh baik primer maupun sekunder dianalisis secara kualitatif kemudian
disajikan secara deskriptif yaitu dengan menjelaskan, menguraikan dan
menggambarkan sesuai dengan permasalahan yang erat kaitannya dengan
penelitian ini.

III. Hasil Penelitian Dan Pembahasan


Perkembangan obyek wisata di Kabupaten Aceh Tengah mulai
berkembang baik sarana dan prasarana dibeberapa wilayah wisata. Wilayah
yang menjadi wisata memiliki ciri khas sendiri seperti Sejarah, Legenda,
Hamparan Danau Lut Tawar, Pengunungan, air terjun dan segala bentuk
permainan dilokasi wisata. Potensi ini menjadi tantangan tersendiri bagi
pelaku wisata dalam pertumbuhan usaha dan peningkatan perekonomi.

Gambar I
Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah
Sumber:Internet
Diakses: 16 Oktober 2022
Danau laut tawar adalah destinasi utama Kabupaten Aceh Tengah. Danau
Laut Tawar ini terbentang sangat luas, yakni sebesar 5.472 hektar, dengan
panjang 17 km serta lebar 3,219 km yang memiliki batas wilayah Kecamatan
yaitu: Kecamatan Kebayakan, kecamatan Lut Tawar dan kecamatan Bintang.
Fasilitas dari Danau Laut Tawar memang sangat lengkap. Terdapat area
parker, toilet, mushalla, sekoci, perahu karet, sampan, speed boat, restoran,
serta penginapan terhampar di sekitarnya danau. Sudah
terbayang healing dengan berenang di tepian danau, berspeed boat ria
bersama teman-teman dan keluarga, dan tidak lupa mengabadikan kenangan
di Dermaga Pante Menye.
Destinasi wisata danau laut tawar yang sangat luas memungkinkan para
wisatawan menikmati panorama yang sangat menakjubkan. Dalam
melestarikan habitat mahkluk hidup di dalam danau laut tawar dengan Qanun
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 8 Tahun 2004 Tentang
Perlindungan,Pemeliharaan, Dan Rehabilitasi Kawasan Sumber Air.
Perkembangan jumlah penduduk yang dibarengi dengan kebutuhan
masyarakat tidak tertutup kemungkinan kelestarian yang asri ini dirusak
oknum yang tidak bertanggung jawab, seperti yang saya dapati dari media
lokal: Disadari atau tidak, tekanan penduduk terhadap kebutuhan lahan,
lapangan kerja dan permukiman, secara perlahan telah mengubah
karakteristik ekosistem danau maupun daerah tangkapan air di sekitarnya. Hal
ini dapat dicermati dari makin menurunnya debit air, berkurangnya biota
danau, terjadinya sedimentasi dan menurunnya kualitas air. Perkembangan
danau ini pemerintah harus tegas terhadap oknum-oknum yang tidak
bertanggungjawab untuk kelestarian danau laut tawar.

Sarana dan Prasarana Kegiatan Pariwisata

Penunjang keberhasilan dalam pembangunan wisata adalah pembangunan


sarana dan prasana bagi wisatawan. Peningkatan saran dan prasarana
wisatawan akan meningkatkan kunjungan wisatawan sebagai pendukung
wisata baik menggunakan tranportasi pribadi maupun moda tranportasi
umum. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Aceh Tengah dikarenakan akan berdampak pada segala sektor
khususnya sektor ekonomi. Sektor ekonomi yang dimakasud seperti akan ada
tempat makan, penginapan, toko souvenir khas daerah dan lain sebagainya.

Sektor utama yang harus diperhatikan adalah adanya penyedia akomodasi,


sembako dan informasi komunikasi untuk memudahkan wisatawan bertempat
tinggal tanpa mengurangi kebutuhan masyarakat asli setempat. Penyedia
kebutuhan penunjang kegiatan pariwisata akan menarik Usaha Kecil
Menengah (UMKM) sebagai penyedia kebutuhan baik pokok maupun jasa.

Investasi Untuk Kegiatan Pariwisata

Salah satu faktor pendukung dalam pengembangan pariwisata ialah


dukungan pembiayaan. Sumber-pembiayaan pembangunan seperti, Sponsor,
Bantuan, Pemerintah dan lain-lain. Sumber utama ialah dari jumlah
wisatawan yang datang dalam suatu wilayah wisata tersebut yang
megharuskan adanya transaksi pembelian tiket masuk.
Kontribusi Pemerintah Daerah memiliki keterbatasan dalam membantu
sektor wisata dalam aspek pembiayaan dikarenakan adanya pembiayaan rutin
berbagai sektor prioritas dalam pembangunan daerah. Prioritas tersebut
tercantum pada Ranjangan pembiayaan Belanja Jangka Pendek dan
Rancangan Pembiayaan Jangka Panjang sesuai dengan Visi Misi kepala
daerah.
Pelaku wisata diharuskan berkompentensi dengan sub sektor lainnya
dalam mendapatkan anggaran daerah. Hal ini berbeda dengan dana yang
didapatkan secara langsung dilokasi wisata, yaitu retribusi tiket dan berbagai
alat bermain dilokasi wisata. Pembiayaan dapat dianggarkan melalui dana
desa apabila pariwisata tersebut dikelola oleh BUMDes/ Pokdarwis desa
setempat.

Lingkungan Kagiatan Pariwisata

Adanya wisata tentunya bukan hanya melihat dari aspek daya Tarik wisata
alam, namun harus diperpadukan dengan budaya asli daerah dan juga sebagai
pendukung wisata buatan yang mengisyaratkan kekhususan daerah seperti
pembangunan bangunan monumen pengenal daerah yang penuh arti dan
makna, pementasan kesenian daerah dan lain sebagainya dalam pelestarian
kearifan local yang dilakukan oleh masyarakat asli setempat. Pelestarian
budaya yang berbasis kearifan lokal dapat dilakukan dengan cara membangun
komunitas masyarakat yang sadar akan budaya (informal) dan melalui
kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah (formal) (Prayogi dan Danial
2016). Ada banyak peran yang dapat dilakukan oleh masyarakat sebagai
pelaku pariwisata budaya, baik itu secara langsung dengan menjadi pelaku
budaya (tari, drama, tradisi, dan lain lain) atau tidak langsung misalnya
sebagai penyedia sarana dan prasarana pendukung pariwisata (amenitas)
seperti penginapan, rumah makan, travel agent/guide, jasa toilet, dan lain-
lain.
Bencana Alam

Salah satu kunci keberhasilan dalam meminimalisir jatuhnya korban jiwa


dalam kejadian bencana alam adalah pengetahuan tentang tanggap bencana
itu sendiri. Masyarakat dapat dipersiapkan menjadi komunitas tangguh
bencana (Wicaksono dan Pangestuti 2019). Tanggap darurat bencana haru
diperhatikan dengan konsisten oleh steakholder-steakholder Pemerintah
Daerah Kabupaten Aceh Tengah untuk mengurangi kerusakan alam akibat
bencana alam, seperti memperketat regulasi dan sosialisasi terhadap
masyarakat akan dampak pembalakan liar mengingat letak georafis daerah
dikelilingi oleh gunung-gunung yang masih asri. Sebagai contoh berikut
adalah enam langkah mitigasi bencana tsunami, yaitu perlindungan kehidupan
masyarakat, infrastruktur, dan lingkungan pesisir; pemahaman dan peran serta
masyarakat pesisir dalam mitigasi bencana; kesiapsiagaan masyarakat
terhadap terjadinya bencana; koordinasi dan kapasitas kelembagaan mitigasi
bencana; produk hukum hukum untuk menjamin kepastian mitigasi bencana;
dan keberlanjutan kegiatan ekonomi setelah bencana (Jokowinarno 2011).

Sumber Daya Manusia (SDM)

Keberlangsungan kegiatan pariwisata tidak hanya tertuju pada sarana dan


prasarana sebagai pendung namun juga harus berfokus pada sumber daya
manusia yang memiliki kreadibilitas dalam pengembangan wisata, terutama
pada wisata budaya sebagai pewaris budaya itu sendiri. Perkembangan era
globalisasi menjadikan generasi penerus (muda) lebih memilih berkarya
dibidang lain yang dirasa dapat menjanjikan. Hal ini yang perlu diantisipasi
sehingga di masa yang akan datang masih dijumpai pelaku-pelaku budaya
sebab ada yang memilih penghidupan dengan jalan memajukan wisata budaya
di daerahnya.

IV. Kesimpulan
Strategi dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Aceh Tengah,
Sebagai Berikut:
1. Sosialisasi terhadap masyarakat dalam pemanfaatan Sumber Daya Alam
(SDA) dalam pembangunan wisata alam, budaya, dan buatan,
2. Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah melakukan pendampingan terhadap
pelaku wisata dalam mengembangan wisata seperti pembentukan
Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) disetiap desa wisata,
3. Menciptakan dan memanfaatkan daya jual produk kearifan lokal baik
secara mandiri maupun secara kelompok desa wisata.

DAFTAR PUSTAKA

A. Artikel Ilmiah/Jurnal
Buditiawan, K., & Harmono. (2020). Strategi Pengembangan Destinasi
Pariwisata Kabupaten Jember. Jurnal Kebijakan
Pembangunan, 15(1), 37–50.
https://doi.org/10.47441/jkp.v15i1.50
Pratiwi, D., & Fitri, A. (2021). Analisis Potensial Penjalaran Gelombang
Tsunami di Pesisir Barat Lampung, Indonesia. Jurnal Teknik
Sipil ITP, 8(1), 5. https://doi.org/10.21063/jts.2021.v801.05
Journal
Prayogi, R., & Danial, E. (2016). Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Pada Suku
Bonai Sebagai Civic Culture Di Kecamatan Bonai Darussalam
Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. HUMANIKA, 23(1), 61.
https://doi.org/10.14710/humanika.23.1.61-79 jurnal
Rizkova, Y., Topowijono, & M.Djayusman. (2016). Pengaruh Perkembangan
Subkategori Penyediaan Akomodasi Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Daerah di Indonesia. Junal Administrasi Bisnis
(JAB), 32, 135–140.Journal
Wicaksono, R. D., & Pangestuti, E. (2019). Analisis Mitigasi Bencana Dalam
Meminimalisir Risiko Bencana. Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB), 71(1), 8–17. Journal
B. Peraturan Perundang-Undangan
Qanun Kabupaten Aceh Tengah Provinsi Aceh Nomor 4 Tahun 2019 Tentang
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Aceh
Tengah Tahun 2018-2025
Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 8 Tahun 2004 Tentang
Perlindungan,Pemeliharaan, Dan Rehabilitasi Kawasan Sumber
Air.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang


Kepariwisataan
C. Internet
Pemerintah Aceh Website Pemerintahan Aceh. Profil Kabupaten Aceh
Tengah.Diakses tanggal 16 Oktober
2022.https://pkk.acehtengahkab.go.id/halaman/profil-kabupaten-
aceh-tengah#
Prodjo, W.A. 2016. Kembangkan Pariwisata, Ini Hambatan dan Tantangan
Kemenpar. Diakses tanggal 25 Oktober 2022.
https://travel.kompas.com/read/2016/10/27/084100327/kembang
kan.pariwisata.ini.hambatan.dan.tantangan.kemenpar.?page=all
Rachmawati, A.N. 2018. Kunjungan Wisatawan Mancanegara Asing ke Jatim
Meningkat Diakibatkan Banyaknya Objek Wisata Baru. Diakses
tanggal 16 OKtober 2022.
https://jatim.tribunnews.com/2018/08/05/kunjungan-wisatawan-
mancanegara-asing-ke-jatim-meningkat-diakibatkan-banyaknya-
objek-wisata-baru
Syukri, M. 2016. Danau Laut Tawar, Tower Air Raksasa Yang Kesepian.
Diakses tanggal 16 Oktober 2022.
https://lintasgayo.co/2016/12/08/danau-laut-tawar-tower-air-
raksasa-yang-kesepian/

Tania, F.2022. Pusaka Tanah Gayo : Danau Laut Tawar. Diakses 16 Oktober
2022:https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-lhokseumawe/bac
a-artikel/14642/Pusaka-Tanah-Gayo-Danau-Laut-Tawar.html

Anda mungkin juga menyukai