PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor pariwisata adalah salah satu sektor yang potensial untuk dikembangkan
sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Upaya memperbesar pendapatan asli
daerah, maka diadakan program pengembangan dan pemanfaatan sumber daya dan
mempunyai tujuan memperkenalkan wisata alam yang ada didaerah guna menarik
dan politik.1 Hal tersebut sejalan dengan adanya aturan tertulis yang menyatakan
wisata di Indonesia serta memupuk rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan
antar bangsa.2
baik permintaan konsumsi, produksi barang dan jasa, investasi, serta menurunnya
1
Spillane, 1994 :14.
2
Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
1
jumlah pengangguran. Selama berwisata, wisatawan akan berbelanja, sehingga secara
langsung dapat menimbulkan permintaan pasar barang dan jasa. Selain berbelanja
sehingga warga sekitar yang mengenal pariwisata tersebut dapat menjadi Tour Guide
bagi wisatawan domestic maupun internasional yang dating berkunjung. Secara tidak
langsung dapat dikatakan bahwa adanya sector pariwisata dalam suatu daerah pasti
akan menurunkan tingkat pengangguran. Selain itu pula dalam usaha memenuhi
perhotelan dan akomodasi lain, industri kerajinan dan industri produk konsumen,
ekonomi masyarakat lokal dikelompokan menjadi delapan kelompok besar, yaitu (1)
(3) dampak terhadap kesempatan kerja, (4) dampak terhadap harga-harga, (5) dampak
dan control, (7) dampak terhadap pembangunan pada umumnya dan (8) dampak
wisatawan yang datang, karena itu harus ditunjang dengan peningkatan infrastruktur
yang ada di Daerah Tujuan Wisata (DTW) sehingga industri pariwisata akan
3
Spillane, 1994 : 20
4
Cohen, Erik. (1984). The Sociology of Tourism Approaches, Issues and Findings, Annals of Tourism
Research 30.
2
berkembang dengan baik. Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki
pantai, kepulauan, maupun gunung yang terbentang dari sabang sampai merauke.
Tempat wisata tersebut dibangun dan dikelola oleh pemerintah daerah sesuai dengan
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), selain untuk
menciptakan persaingan yang sehat antar daerah dan mendorong timbulnya inovasi.
Dengan adanya keleluasaan daerah untuk mengatur segala aspek kehidupan yang ada
pemerintah daerah sebagai pengelola daerah sangat dituntut untuk memiliki daya
potensi daerah yang tersedia, serta memunculkan potensi baru bagi daerah. Telah
5
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pemerintah Daerah
3
diketahui bersama bahwa Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki
berbagai macam potensi pariwisata, baik wisata alam maupun wisata budaya karena
keberadaan Indonesia sebagai Negara tropis menghasilkan keindahan alam dan satwa.
Kalimantan Selatan dan juga merupakan ibu kota dari provinsi Kalimantan Selatan ini
memiliki potensi pariwisata yang tidak kalah dengan daerah lain. Berikut adalah tabel
1. Pulau Kembang
5. Pulau Bakut
Obyek wisata yang disebutkan diatas adalah objek wisata yang ada di Kota
Banjarmasin. Pulau Kembang merupakan salah satu obyek wisata alam yang ada di
Kota Banjarmasin. Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Kembang merupakan salah
4
Nomor 780/Kpts/Um/12/1976. TWA Pulau Kembang memiliki luas 60 hektar dan
terletak di sungai Barito, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Pulau dengan
ciri ekosistem mangrove ini merupakan salah satu obyek wisata yang menarik, karena
memiliki karakteristik yang unik yaitu terletak di tengah-tengah sungai Barito dengan
panorama alam yang indah serta potret budaya sehari-hari masyarakat pesisir seperti
kegiatan nelayan tradisional, pasar terapung, rumah lanting dan lain-lain. Berdasarkan
hal tersebut, TWA Pulau Kembang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi
daerah alternatif tujuan wisata. Pada Gambar 1 dibawah ini adalah gambar tulisan
kembang merupakan sebuah pulau yang masih asri, sangat cocok bila dijadikan objek
wisata alam mengingat temoatnya yang masih sangat alami, bahwkan untuk mencapai
pulau ini wisatawan harus menggunakan perahu klotok. Pulau ini ditumbuhi tumbuh-
tumbuhan khas Kalimantan, dan saat ini dihuni oleh kawanan monyet yang termasuk
jenis kera berekor panjang alias monyet. Dan di tengah-tengah pulau juga ada rajanya
5
dengan tubuh yang lebih besar. Di pulau yang daerah administrasinya termasuk ke
Kabupaten Barito Kuala, Kalsel ini terdapat tempat untuk pemujaan bagi etnis
Tionghoa, dimana ada berupa tempat pemujaan disertai replika monyet putih/
Dilihat dari sisi keasrian dan kealamiannya, jelas bahwa pulau ini bias di
Kelebihan lainnya yang dimiliki oleh Pulau Kembang adalah banyaknya monyet ekor
panjang yang menjadi penghuni di pulau ini. Pemerintah Kota Banjarmasin, yang
6
pengembangan dan menangani masalah-masalah yang ada dalam pengembangannya.
6
kembang di Kota Banjarmasin ini. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh
Wisata Alam Pulau Kembang menyatakan bahwa promosi perlu dilakukan dengan
prasarana perlu dilakukan oleh instansi terkait, dan pengoptimalan TWA melalui
biaya sewa perahu klotok dari Banjarmasin menuju Pulau Kembang cukup murah,
Lingkungan pulau kembang yang masih sangat hijau, tetapi pada saat wisatawan
sampai di dermaga Pulau Kembang puluhan monyet ekor panjang penghuni Pulau
Tidak hanya itu, ketika memasuki Ketika pertama kali melangkahkan kaki memasuki
gerbang Pulau Kembang, wisatawan akan melihat fasilitas wahana bermain untuk
anak yang sudah tidak terawat. Kondisinya yang sangat memprihatinkan sedikit
mengganggu pemandangan .8
6
Kabar Banjarmasin Online (http://kabarbanjarmasin.com/posting/pulau-kembang-akan-
dikembangkan.html)
7
Jannah, Antung. 2007. Pengelolaan Taman Wisata Alam Pulau Kembang, Banjarmasin, Kalimantan
Selatan.
8
Artikel Binus University (http://hotel-management.binus.ac.id/2015/12/18/pulau-kembang-yang-
tidak-sewangi-namanya/)
7
Berdasarkan artikel dan penelitan diatas, peneliti dapat mengatakan bahwa
Kemungkinan yang ada dari hasil masalah diatas adalah kurangnya strategi
pengembangan yang dilakukan oleh pengelola. Hal inilah yang mendasari peneliti
ingin meneliti kembali bagaimana strategi pengelola ( dalam hal ini adalah
Pemerintah Kota dan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga ) Kota
Pulau Kembang. Selain itu peneliti juga dapat melihat sejauh mana perkembangan
Kembang agar menarik minat wisatawan domestic maupun wisatawan asing untuk
B. Rumusan Masalah
8
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
pemerintahan.
2. Manfaat Praktis
Banjarmasin .
Banjarmasin.
9
E. Definisi Konsep dan Operasional
1. Definisi Konsep
a. Pengertian Strategi
Menurut Quinn mengartikan strategi adalah suatu bentuk atau rencana yang
dalam suatu organisasi menjadi suatu kesatuan yang utuh. Strategi diformulasikan
dengan baik akan membantu penyusunan dan pengalokasian sumber daya yang
dimiliki perusahaan atau pun organisasi menjadi suatu bentuk yang unik dan dapat
di capai baik dari segi organisasi pemerintahan baik instansi atau lembaga, ataupun
organisasi non pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pentingnya
terhadap reaksi-reaksi orang dan pihak yang dipengaruhi dalam kegiatan tersebut.
9
Yonas Armando Untoro. 2011. Skala Volume Penjualan Jasa Pada Bengkel Sepeda Motor Ahass
Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Ditinjau Dari Strategi Bisnis Dan Faktor Kunci Sukses. Di
akses ( http://e-journal.uajy.ac.id/1574/3/2EM16271.pdf ) pada 30 Agustus 2015 pukul 09.24 Wib
10
Dalam hal yang demikian diperlukan suatu strategi yang dapat membantu
b. Pengembangan Pariwisata
c. Pulau Kembang
Pulau Kembang adalah sebuah delta yang terletak di tengah sungai Barito
Kuala, provinsi Kalimantan Selatan. Pulau Kembang terletak di sebelah barat Kota
merupakan habitat bagi kera ekor panjang (monyet) dan beberapa jenis burung.
Kawasan pulau Kembang juga merupakan salah satu obyek wisata yang
berada di dalam kawasan hutan di Kabupaten Barito Kuala. Pulau Kembang memiliki
khas pulau tersendiri yang banyak diminati oleh para wisatawan, yaitu pulau yang
banyak populasi monyet nya. Penegelolaan Pulau Kembang juga diatur dalam Perda
11
2. Definisi Operasional
cara mengukur suatu indikator. Untuk melihat indiikasi suatu indiikator tersebut
adalah :
1. Memilih Materi yang Unik dan Spesifik yang Tidak Dimiliki Daerah Lain.
2. Memberikan Pembinaan
a. Sosialisasi
b. Promosi
Kesenian.
7. Pengembangan Aksesibilitas
8. Pengembangan Prasarana
12
b. Faktor pendukung dan penghambat
1. Faktor pendukung
d. keterlibatan pemerintah
2. Faktor Penghambat
F. Metode Penelitian
fakta atau gejala-gejala secara ilmiah yang diteliti kebenarannya. Berikut adalah cara-
1. Jenis Penelitian
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
13
untuk umum atau generalisasi.10 Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang
sebagian juga terdapat dalam penelitian deskriptif dan penelitian histori. Data
dan fakta dalam penelitian dapat di peroleh sesuai dengan fakta di lapangan atau
dihasilkan peneliti langsung dari lokasi penelitian. Penelitian ini akan dilakukan
sesuai dengan fakta dan informasi yang akurat dari tempat penelitian. Sehingga
semua data yang telah dikumpulkan peneliti akurat, terpercaya dan benar adanya.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tujuan yang akan menjadi tujuan peneliti dalam
sebuah penelitian. Dimana tempat tujuan tersebut peneliti akan mendapat data-data
yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini yang akan menjadi tujuan peneliti adalah pada
Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Banjarmasin yang terletak
3. Sumber Data
kajian dalam melakukan penelitian. Data tersebut harus digali dari sumber-sumber
10
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D – Edisi 3. Bandung: Alfabeta.
11
Strauss, A. dan Corbin, J. (2009). Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
14
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh hasil yang baik.
Tujuan peneliti menggunakan sumber data yakni ingin memperoleh data-data yang
akurat sesuai dengan fakta-fakta yang ada di lapangan dan mencari tahu
potensi wisata di Kota Banjarmasin. Mengingat kawasan wisata yang ada di pulau
Kembang tidak kalah menariknya dengan kawasan wisata yang ada di Bali, Lombok
ataupun di daerah lainnya. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah :
a. Data Primer
pada sumber yang tepat untuk mendapatkan data dari lokasi penelitian dan nara
sumber yang dapat dipercaya tanpa adanya perantara secara lengkap dari nara sumber
yang mempunyai andil besar dan dianggap mampu dalam memberikan informasi
secara lengkap dan terpercaya karena peneliti berhadapan langsung dengan sumber
yang tepat.
mencari informasi dan bahan yang diperlukan dalam penelitian. Karena peneliti
berhadapan langsung kepada subjek penelitian yang telah ditentukan. Sumber data ini
dapat dijadikan sebagai bukti bahwa data dari penelitian ini langsung diperoleh dari
instansi atau lembaga yang menjadi objek penelitian. Data primer merupakan data
12
Hermawan Warsito. Pengantar Metode Penelitian. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Tahun
1995
15
yang diperoleh secara langsung oleh peneliti baik melalui narasumber ataupun
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh pihak lain, jadi dalam hal
ini peneliti tidak langsung memperoleh data dari sumbernya, peneliti hanya sebagai
pemakai data. Diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi atau sudah diolah oleh
instansi, kantor atau lembaga lain yang sesuai dengan bidangnya. Dimana data
dari Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata, Koran-koran lokal, maupun
dari internet atau televise dan perundang-undangan yang berhubungan dan berkaitan
data yang sudah ada dan sudah di olah baik berupa buku, jurnal, Koran, ataupun
dokumen – dokumen yang diperoleh dari tempat penelitian. Sumber data ini juga
dapat membantu peneliti untuk mendapatkan apa yang dicari selama proses penelitian
berjalan.
4. Subyek Penelitian
Subyek Penelitian adalah seseorang atau lebih yang dipilih dengan sengaja sehingga
berhubungan dengan sasaran peneliti. Subyek penelitian ini berkaitan dengan sumber-
sumber informasi didapatkan oleh peneliti saat dilakukannya penelitian yang berupa
16
orang-orang dan bisa memberikan data informasi secara lengkap mengenai
Subyek penelitian adalah sesuatu baik orang, benda ataupun lembaga ( organisasi)
yang sifat keadaannya akan diteliti. Dalam penelitian ini subyek penelitiannya adalah
Daerah yang bertugas dalam pengembangan kawasan wisata dan pihak masyarakat
Subyek penelitian yang digunakan peneliti dalam hal ini ditujukan pada
narasumber yang menguasai dan yang mengerti dengan sasaran penelitian. Dengan
demikian, subyek penelitian dapat memberikan informasi ataupun data yang dicari
oleh peneliti. Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah:
d. Pelaku UMKM
a. Wawancara
17
menggunakan daftar pertanyaan sebagai pedoman wawancara. Wawancara bertujuan
atau jelasnya menggunakan draf pertanyaan dengan pihak yang dapat memberikan
penjelasan yang berkaitan dengan peneliti yang akan diteliti. Maksud dari wawancara
yang dilakukan peneliti akan tetap dalam lingkup peneliti, dan tidak meluas pada
masalah-masalah lain.13
daerah dalam pengembangan kawasan wisata Pulau Kembang dan juga faktor
penghambat yang dihadapi. Karena melihat potensi Pariwisata yang ada di Kota
Banjarmasin tidak kalah menariknya dengan daerah wisata seperti Bali dan Lombok
b. Observasi
secara langsung dengan melihat, mendengar, yang kemudian dicatat secara subyektif
yang dirancang secara sistematis, tentang apa yang diamati, kapan dan dimana
13
Gulo. W. 2002. Metodologi Penelitian. Grasindo. Jakarta. Hlm -118
18
tempatnya. Data yang diperoleh dari observasi adalah data untuk mengetahui strategi
kondisi ril yang terjadi di daerah tempat penelitian yakni Pulau Kembang, Kota
ataupun budaya yang dimiliki. Observasi dilakukan langsung oleh peneliti di Pulau
c. Dokumentasi
bertujuan untuk menjadikan catatan atau bukti penelitian yang dilakukan baik
dokumen resmi, arsip, laporan yang didapatkan langsung dari dinas terkait. Peneliti
juga dapat menggunakan dokumentasi berupa foto, atau video selama kegiatan
berlangsung.
19
6. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
dengan model interaktif Miles dan Huberman, dimana dalam model ini terdapat tiga
1. Reduksi Data
2. Penyajian Data
dimengerti.
3. Penarikan Kesimpulan
Berikut adalah gambar dari penarikan kesimpulan yang akan dilakukan oleh
peneliti.
20
Gambar Komponen dalam Analisis Data (interactive model)
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data, merupakan data yang baru diperoleh dari hasil penelitian,
lapangan yang masih belum beraturan dan belum dipilah-pilah yang akan diolah di
b. Reduksi Data
21
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan transformasi, data kasar yang muncul dari catatan lapangan14 ( Miles
data ini akan memberikan gambaran yang lebih spesifik dan mempermudah peneliti
berlangsung. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang dilakukan ketika
data yang telah di kumpulan peneliti sedemikian rupa untuk menarik kesimpulan
sementara.
c. Penyajian Data
Huberman, 1999:17 ). Dalam penyajian data ini diarahkan agar data hasil dari reduksi
terorganisasikan dan dalam penyusunan pola mudah di pahami, penyajian data dapat
diuraikan melalui bagan, uraian maupun naratif dan hubungan antar kategori. Jadi
dalam penyajian data tidak semata-mata mendeskripsikan secara naratif akan tetapi
ini dapat disebut dengan pengorganisasian data yang peroleh dan disusun menurut
14
Miles dan Huberman, 1999:16
15
Miles dan Huberman, 1999:17
22
kategori data yang sesuai atau sejenis sesuai dengan permasalahan yang dihadapi
d. Penarikan Kesimpulan
penarikan kesimpulan ini diartikan sebagai upaya untuk memahami makna atau sebab
dilakukan dalam reduksi data, serta penyajiann data dan selanjutnya penarikan
kesimpulan.
Penarikan kesimpulan merupakan tahapan akhir yang digunakan oleh peneliti selama
teknik analisa data. Pada tahap ini semua hasil penelitian yang sudah diperoleh atau
kesimpulan merupakan hasil akhir dari semua serangkaian proses dalam penelitian.
Hasil penelitian dapat dijadikan dan disimpulkan dalam proses ini. Dalam proses
23