Anda di halaman 1dari 5

PENGEMBANGAN WISATA BAHARI

DI KABUPATE POLMAN1
Asriandi
A. Latar Belakang
Pariwisata kian populer diera modern saat ini bukan tanpa alasan, industri
pariwisata kian berkembang pesat seiring meningkatnya kuantitas wisatawan asing
maupun wisatawan lokal yang menjadi sebuah aktivitas kekinian dalam masyarakat.
Sesektor pariwisata menjadi potensial untuk dikembangkan dalam menunjang
pembangunan jangka menengah maupun pembangunan jangka panjang, pengembangan
sektor pariwisata dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap sektor-sektor
ekonomi lainnya yang belum berkembang dalam memanfaatkan sumberdaya yang
tersedia di wilayah tersebut. Apabila potensi sektor pariwisata ini dapat dimanfaatkan
secara optimal, maka sektor ini dapat berperan penting dalam pembangunan ekonomi
secara menyeluruh, tidak terkecuali berbagai potensi kepariwisataan (alami, budaya,
lingkungan) yang beragam dan banyak dimiliki oleh kawasan pesisir.
Kabupaten Polman merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi besar
dalam pengembangan pariwisata pesisir. Tercatat sedikitnya ada 6 pulau-pulau kecil
yang potensil dikembangkan untuk wisata bahari, yakni Pulau Battoa, Pulau Tangnga,
Pulau Tosalama’, Pulau Pasir Putih (Gusung Torajae) dan Pulau Karamasang serta
Pulau Panampeang. Pulau-pulau kecil tersebut merupakan daerah yang kaya akan
organisme laut. Kekayaan dan keanekaragaman hayati inilah, menjadi potensi utama
untuk mengembangkan wisata bahari di kabupaten polman.
Menyadari bahwa pembangunan pulau-pulau kecil harus dapat menyeimbangkan
tuntutan efisiensi ekonomi dan efektifitas pemanfaatan sumberdaya sekaligus
mengakomodir tantangan spesifik kondisi alam wilayah ini, maka perlu dilakukan
Analisis Kesesuaian dan daya dukung Kawasan Wisata Bahari di Kabupaten Polewali
Mandar. Hal ini merupakan bagian dari upaya sistematis untuk menjabarkan lebih lanjut
visi dan paradigma Pemerintah Daerah Kabupaten Polewali Mandar (Polman) ke dalam
suatu bentuk model perencanaan yang operasional dan implementatif tentang
pembangunan wilayah pesisir dan lautnya
Dari latar belakang di atas, maka timbul rumusan masala sebagai berikut : (1)
bagaimana kondisi pesisir kepulauan Polman ?; (2) bagaimana strategi pengembangan
wisata Bahari di Kabupaten Polman ?; (3) apa yang mempengaruhi perkembangan
pariwisata di Kabupaten Polman ?.

1
Artikel merupakan tugas MKU WSBM kelas Agribisnis C, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.
B. Tinjauan Pustaka
B.1 Pariwisata
Pariwisata kini menjadi perhatian untuk senantiasa dikelola dengan baik dan
lebih tertata karena perananya dalam pembangunan sebagai salah satu sektor pengendali
ekonomi. Indonesia sendiri sebagai negara dengan kondisi ekologi strategis, sangat
memungkinkan untuk pemberdayaan sumber daya alam. Dimana Pariwisata merupakan
suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, dari suatu tempat dengan
maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah ditempat lain yang dikunjungi,
tetaapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan
rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam, (Rizkiyani &
Suprihardjo, 2013). Pariwisata merupakan industri dengan pertumbuhan tercepat
didunia (WTO, 2000).
B.2 Wisata Bahari
Wisata adalah suatu kegiatan yang bersifat bersenang-senang (leisure) yang
ditandai dengan mengeluarkan uang, atau melakukan kegiatan yang sifatnya konsumtif
(Heriawan, 2004). Devenisi lain menyatakan bahwa wisata merupakan proses bepergian
yang bersifat sementara yang dilakukan seseorang untuk menuju tempat lain, diluar
tempat tinggalnya dengan motif kepentingan ekonomi, agama, kesehatan dan
kepentingan lainnya. (Gamal 2004). Sedangkan wisata bahari sendiri adalah sebuah
objek wisata yang berfokus pada wilayah pesisir dan keanekaragaman biota laut. Wisata
bahari semakin populer seiring dengan meningkatnya jumlah wisatan lokal maupun
wisatawan Asing dari tahun ke tahun. sebagai salah satu objek tujuan para wisatawan,
maka perlu adanya pengembangan dalam bidang tersebut.
C. Pembahasan
C.1 Potensi Bahari Kabupaten Polman
Kabupaten Polman merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi besar
dalam pengembangan pariwisata pesisir. Tercatat sedikitnya ada 6 pulau-pulau kecil
yang potensil dikembangkan untuk wisata bahari, yakni Pulau Battoa, Pulau Tangnga,
Pulau Tosalama’, Pulau Pasir Putih (Gusung Torajae) dan Pulau Karamasang serta
Pulau Panampeang. Pulau-pulau kecil tersebut merupakan daerah yang kaya akan
organisme laut. Kekayaan dan keanekaragaman hayati inilah, menjadi potensi utama
untuk mengembangkan wisata bahari di kabupaten polman. Kawasan pesisir dan pulau-
pulau kecil Kabupaten Polman kaya akan potensi wisata bahari, termasuk untuk
kegiatan rekreasi pantai. Beberapa diantaranya lokasi tersebut sudah banyak yang
dikunjungi oleh masyarakat, baik dari Kabupaten Polman sendiri maupun dari luar,
bahkan sudah ada wisatawan dari mancanegara
pesisir pantai Kabupaten Polman, khususnya tempat-tempat yang menjadi lokasi
kajian terdapat tiga lokasi yang sesuai untuk kegiatan penyelaman dan snorkling, yakni
di sebelah selatan Pulau Pasir Putih, di daerah tubir terumbu karang Pantai Palippis dan
Pantai Labuang. Sementara lokasi lainnya, seperti: sebelah utara Pulau Pasir Putih, di
sekitar Pulau Panampeang, di sekitar Pulau Battoa dan sekitar Pulau Salama hanya
masuk kategori sesuai bersyarat. Dari ketiga lokasi snorkling dan penyelaman yang
sesuai tersebut, yang memiliki nilai kesesuaian tertinggi adalah di daerah tubir terumbu
karang Pantai Labuang, Pantai Palippis, dan Pulau Pasir Putih. Untuk snorkling dan
menyelam di Pantai Labuang lebih unggul dan jumlah populasi ikan karang yang lebih
banyak dan lebih beragam, dibandingkan dengan Pantai Palippis dan di sebelah selatan
Pulau Pasir Putih memiliki jumlah populasi ikan karang yang lebih rendah
dibandingkan di Pantai Labuang. Menariknya, di Pantai Labuang terdapat Penyu Sisik.
Keberadaan Penyu Sisik di ekosistem terumbu karang memberikan bobot tersendiri,
karena kehadiran Penyu Sisik tersebut yang merupakan salah satu biota laut yang
dilindungi dapat dijadikan obyek atraksi fotografi bawah laut oleh para penyelam.
Dengan kondisi lingkungan yang strategis untuk objek wisata bahari sudah
banyak di eksploitasi dan semakin memikat perhatian wisatawan. Hal ini dapat dilihat
dari kunjungan wisatawan asing yang terus meningkat dari tahun ke tahun, selain
potensi wisata bahari, juga terdapat pabrik pengolahan coklat dan kebudayaan khas
mandar menjadi potensi-potensi dalam pengembangan pariwisaata kabupaten polman
dengan menitik beratkan wisata bahari sebagai sebuah ikon wisata, mendampingi
Patu’du sebagai ikon kebudayaan masyarakat kabupaten Polman.
Secara umum, kondisi perairan yang cukup jernih, kecepatan arus yang tidak
terlalu kuat dan letak ekosistem terumbu karang yang tidak terlalu dalam menyebabkan
lokasi-lokasi pantai dan pulau yang disurvei di Teluk Mandar ini tidak ada yang masuk
ke dalam kategori yang tidak sesuai untuk wisata bahari
C.2 Strategi Pengembangan Wisata Bahari
Kabupaten Polman memiliki potensi yang cukup besar dalam upaya
pengembangan pembangunan, baik dari segi Ekonomi, sosial, budaya, maupun industri
dan wisata. Namun, dilain sisi kesejahteraan masyarakat lokal belum menunjukkan
peningkatan yang berarti. Pengembangan sumberdaya kiranya tidak hanya pada
eksploitasi fisik, tapi bagaimana kemudian ada pengembangan sumberdaya secara
optimal dan berkelanjutan.
Pemilihan suatu lokasi yang direncanakan untuk dijadikan sebagai tujuan wisata
bahari tidak terlepas dari keadaan lokasi serta ketersediaan data lingkungan yang
menggambarkan keadaan lokasi perencanaan yang sesungguhnya. Untuk kegiatan
wisata bahari, hal yang penting dilakukan adalah penilaian nilai estetika atau keindahan
lokasi yang sesuai untuk pengembangan wisata bahari. Pada umumnya untuk wisata
bahari di pesisir, panorama laut berupa keindahan bawah laut, keindahan alam, pasir
putih dan keunikan ekosistem menjadi acuan utama dalam pemilihan lokasi. Berkaitan
dengan hal tersebut, untuk mengembangkan wisata bahari di Kabupaten Polman maka
perlu dilakukan analisis kesesuaian lokasi untuk pengembangan wisata bahari. Analisis
kesesuaian yang dapat dilakukan untuk pengembangan wisata bahari adalah kesesuaian
lokasi untuk rekreasi pantai, pemancingan, snorkling dan penyelaman.
Untuk pantai yang kesesuaiannya sesuai bersyarat umumnya disebabkan karena
kriteria material dasar perairan yang rendah dan tipe pantai yang kurang menarik seperti
pada Pantai Mampie, Pantai Bonde, dan Pantai Baurung. Kriteria pantai yang tidak
lebar serta perairan pantai yang agak keruh (kecerahan rendah) dijumpai pada Pantai
Palippis dan Pantai Bonde. Hal inilah yang menyebabkan pantai-pantai tersebut tidak
memiliki kesesuaian untuk rekreasi pantai yang tinggi. Karena itu diperlukan strategi
untuk meningkatkan daya tarik dari pantai-pantai tersebut seperti: penyediaan properti
dan pembangunan yang lebih dari segi wahana agar terdapat daya tarik yang lebih dari
wisatawan asing maupun lokal.
Berbicara tentang pengembangan tentunya sorotan utama adalah pihak
pemerintah, bagaimana kemudian pemerintah merancang model wisata bahari yang
dapat lebih menarik perhatian wisatawan. Melihat kondisi strategis yang dimiliki
Kabupaten Polman, sangat disayangkan jika tidak dikelola dengan baik. Terlebih lagi
adanya daya tarik tersendiri dari wisata di wilayah tersebut, penambahann daya estetika
mungkin dibutuhkan untuk sektor wisata bahari, selain itu perawatan dibutuhkan dalam
untuk tempat-tempat wisata agar dapat diberdayakan dalam jangka panjang dan tidak
dirusak oleh pengunjung yang tidak bertanggung jawab.
D. Kesimpulan
Dalam artikel ini dibahas mengnai perkembangan pariwisata pesisir disalah satu
wilayah di indonesia yaitu, potensi wisata bahari yang dimiliki Kabupaten Polman
namun belum ada sentuhan lebih untuk upaya meningkatkan potensi-potensi tersebut
menjadi sebuah ladang pendapatan di Kabupaten Polman demi kesejahteraan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Rizkiyani. 2013. Pariwisata pesisir. Asian Journal of Environment, History and


Heritage: Institute of the Malay World and Civilization

WTO. 2000. Analisis Pulau-Pula kecil di Kabupaten Polewali mandar. POLMAN

Jhon Fiesgrald Wungow, Linda Lambey, Winston Pontoh. 2016. Pengaruh Tingkat
Pendidikan, Masa Kerja, Pelatihan Dan Jabatan Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan.
Gamal. 2004. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Polman. 2003. Buku
Statistik Kepariwisataan Kabupaten Polman

Heriawan. 2004. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar. Perdana. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai