Anda di halaman 1dari 15

COVER

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki Sumber Daya Alam yang sangat potensial dan prospektif
berupa lahan yang luas dan subur, berbagai jenis kekayaan tambang, sumber daya
laut, sumber daya kehutanan yang sangat luas dan lainnya di samping Sumber
Daya Manusia, terutama dalam jumlahnya. Meski pertumbuhan perekonomian
global terpuruk, pariwisata Indonesia tetap tumbuh bahkan melebihi angka
pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan industri pariwisata Indonesia tahun
2014 mencapai 9,39 persen diatas pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai
5,7 persen ( Dr. Ir. Suryanto, M.S.P, 2021).

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan panjang garis


pantai lebih dari 95.181 km, 13.446 pulau, luas laut sekitar 3.1 juta km2, 1128
suku bangsa, dan memiliki 746 bahasa dan dialek serta dengan segala ekspresi
budaya dan adat tradisinya merupakan laboratorium budaya terbesar di dunia.
Namun potensi yang besar tersebut belum dapat dioptimalkan dikarenkan adanya
permasalahan pokok kepariwisataan yaitu rendahnya daya saing.

Pembangunan wilayah pesisir dan laut bertujuan untuk meningkatkan


kesejahteraan masyarakat. Masyarakat pesisir sebagai pelaku dan tujuan
pembangunan wilayah pesisir dan lautan harus mendapakan manfaat terbesar dari
kegiatan pembangunan tersebut. Dalam pembangunan wilayah pesisir untuk
kegiatan pariwisata harus dilakukan dengan mengedepankan upaya diversifikasi
usaha dan memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat pesisir disamping usaha
perikanan. Pariwisata adalah salah satu dari industri gaya baru mempunyai
dimensidimensi dan persepsi-persepsi yang bervariasi mampu menyediakan
pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf
hidup dan dalam mengatifkan sektor produksi lain di daerah tujuan wisatawan
(Ruspianda, 2019).

1
Sumatera barat merupakan wilayah yang berada di bagian barat tengah pulau
Sumatera yang memiliki daratan rendah di pantai barat serta daratan yang tinggi
dengan Bukit Barisan yang membentang dari barat laut ke tenggara. Wilayah
Sumatera Barat sangat kaya akan potensi wisata, keindahan alam dan budaya.
Sumatera Barat juga menjadi salah satu dari 10 provinsi yang menjadi Daerah
Tujuan Wisata (DTW) di Indonesia (Khairatunnisa, 2013).

Selain itu kawasan wisata Pantai Padang yang berada di sisi barat pusat Kota
Padang dengan panjang sekitar satu kilometer yang membentang menghadap
langsung ke Samudra Hindia. Pantai Padang juga telah memiliki transportasi jalan
yang baik yaitu jalan utama dua jalurnya. Selain itu dilengkapi dengan sejumlah
objek seperti Tugu Charteof the Indian Ocean Rim Association for Regional Co –
operation (IORA-RC), lalu ada pula tugu perdamaian dan tempat berbelanja di
Lapau Panjang Cimpago (LPC) sepanjang 100 meter dari bibir pantai, tempat
parkir dan batu penghambat tsunami.

Adapun pembangunan yang sudah terjadi di kawasan Pantai Padang berupa


sarana dan prasarana seperti panggung pentas seni dan musik, mushola, taman,
area parkir, pembangunan pedestrian, batu-batu grid di pinggir pantai, tagline
Kota Padang yang dapat diliat dari Pantai Padang. Selain itu efek dari
pembangunan dan pengembangan pariwisata terciptanya Pendapatan Asli Daerah
(PAD) yang terus meningkat setiap tahunnya (Nurmailis & Suyuthie, 2021).

Di era globalisasi saat ini, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang
mempunyai peranan yang sangat strategis dalam menunjang pembangunan
perekonomian nasional. Sektor ini dicanangkan sebagai salah satu sumber
penghasil devisa yang cukup andal dan juga merupakan sektor yang mampu
menyerap tenaga kerja dan mendorong perkembangan investasi. Untuk
mengembangkan sektor ini pemerintah berusaha keras membuat rencana dan
berbagai kebijakan yang mendukung kearah kemajuan sektor ini. Salah satu
kebijakan tersebut adalah menggali, menginventarisir dan mengembangkan
obyek-obyek wisata yang ada sebagai daya tarik utama bagi wisatawan, baik
wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.

2
Oleh karena itu penulis berniat untuk melakukan penelitian yang mana
penelitian ini berfokuskan untuk melihat segi bangunan yang ada apakah sudah
digunakan sesuai dengan fungsinya dan apakah dibangun dengan standar keaman
yang sesuai. Penulis berniat mengangkat penelitian dengan judul “Studi Kasus
Lingkup Fasilitas di Pantai Padang”

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan


permasalahan penelitian ini adalah Bagaimana pembangunan pariwisata
berkelanjutan pada kawasan wisata Pantai Padang agar lebih baik lagi dan tatanan
fasilitas yang disediakan apakah sudah sesuai.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan kepenulisan ini ialah

1. Mengetahui bagaimana pengembangan sistim wisata di Pantai Padang


2. Mengetahui bagaimana Pengelolaan Fasilitas di Pantai Padang

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pantai Padang

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang menjadi sumber


devisa Negara. Pariwisata dapat diharapkan menjadi penentu dan katalisator untuk
mengembangkan pembangunan sektor lainnya secara bertahap. Dewasa ini,
banyak Negara berkembang menaruh perhatian khusus terhadap industri
pariwisata. Hal ini terlihat dari banyaknya program pengembangan kepariwisataan
dari slogan-slogan yang dibuat seperti Malaysia dengan slogannya “Malaysia
Truly Asia”. Industri pariwisata semakin kompetitif sehingga sangat penting
untuk merencanakan pariwisata yang dapat bersaing dengan negaranegara lainnya
(Putra & Sunarta, 2019).

Sumatera Barat merupakan salah satu daerah tujuan wisata Nasional.


Sejumlah objek wisata yang sudah dikenal di Manca Negara terutama keindahan
alamnya berupa pantai, pegunungan, dan lain-lain. Sehubungan dengan hal ini,
pariwisata juga dirancang sebagai sektor strategis dan diharapkan memiliki
kontribusi positif terhadap perekonomian daerah umumnya dan masyarakat di
sekitar objek wisata khususnya. Kota Padang sebagai ibukota provinsi merupakan
gerbang bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berwisata di
Sumatera Barat.

Pada RPJMD tahun 2014 – 2019 Kota Padang, sektor pariwisata dijadikan
sebagai salah satu andalan yang diharapkan mampu mengangkat perekonomian
kota umumnya dan masyarakat di sekitar objek wisata khususnya. Hal ini
disebabkan karena potensi pariwisata di Kota Padang cukup banyak. Pantai
Padang merupakan salah satu objek wisata andalan kota Padang. Keberadaan
objek wisata Pantai Padang diharapkan mampu menarik wisatawan untuk
berkunjung ke Pantai Padang dengan harapan berkontribusi positif terhadap
masyarakat Kota Padang.

Pengembangan kawasan Pantai Padang juga memerlukan peran


masyarakat. Dengan adanya peran masyararakat diharapkan pengembangan

4
kawasan pariwasata Pantai Padang dapat berjalan dengan baik dan tepat sasaran.
Untuk itu hal yang terpenting adalah upaya memberdayakan masyarakat setempat
dengan mengikutsertakan mereka dalam berbagai kegiatan pariwisata. Hal ini
berarti masyarakat setempat atau mereka yang bertempat tinggal di sekitar daerah
tujuan wisata mempunyai peran yang amat penting dalam menunjang keberhasilan
pengembangan kawasan pariwisata.

2.2 Kondisi Pariwisata Kota Padang

Sektor pariwisata yang ada di wilayah Kota Padang memiliki potensi yang
cukup besar berupa wisata alam, bahari, kuliner, wisata sejarah dan budaya.
Masalah kepariwisataan yang ada disebabkan oleh banyak faktor. Terutama belum
dikelolanya secara maksimal, baik wisata alam, wisata sejarah dan budaya
maupun wisata bahari.

Masalah sekarang pada objek-objek wisata yang ada belum memadainya


sarana dan prasana pendukungnya serta belum terkelola dengan baik. Sarana dan
parasarana tersebut menyangkut fasilitas mushalla, kamar mandi, WC, tempat
parkir dan fasilitas pendukung lainnya. Sektor Pariwisata tentang pengembangan
destinasi pariwisata dan peningkatan kuantitas kunjungan wisatawan, maka
kualitas dan kuantitas sarana prasarana pariwisata perlu dilengkapi. Melihat
Kondisi tersebut, Pemerintah Kota Padang secara bertahap telah mulai
membenahi dan membangun sarana dan prasarana penunjang parawisata yang
tersebar pada beberapa lokasi di Kota Padang, seperti kawasan sepanjang Pantai
Padang, Kawasan Pantai Air Manih, Kawasan Pelabuhan Muara dengan Jembatan
Siti Nurbaya (Larasati et al., 2020).

Sesuai dengan misi ke tiga Walikota Padang yaitu “menjadikan Kota Padang
Sebagai Daerah Tujuan Wisata yang nyaman dan berkesan”, Pemerintah Kota
Padang merevitalisasi objek wisata Kota Padang menjadi wisata keluarga dan
konvensi yang layak dan ramah, untuk itu pembangunan dunia kepariwisataan di
Kota Padang membuat rencana program seoptimal mungkin dengan tiga
pendekatan pokok yaitu pendekatan kebijakan multi sektoral, pendekatan
kemasyarakatan dan pendekatan keruangan.

5
Didalam RPJMD Kota Padang 2014-2019 misi ke tiga Walikota Padang
“menjadikan Kota Padang Sebagai Daerah Tujuan Wisata yang nyaman dan
berkesan” dengan program unggulan pada poin ke tiga merevitalisasi objek wisata
Kota Padang menjadi wisata keluarga dan konvensi yang layak dan ramah. Maka
dariitu Pemerintah Kota Padang melakukan pembangunan dunia kepariwisataan di
Kota Padang dengan membuat rencana program seoptimal mungkin dengan tiga
pendekatan pokok yaitu :

1) Pendekatan Kebijakan Multi Sektoral

2) Pendekatan Kemasyarakatan

3) Pendekatan Keruangan

Dari tiga pendekatan yang tertuang dalam RPJMD tersebut, temuan lapangan
dalam hal pendekatan pendekatan kebijakan multisektoral menunjukan bahwa
Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kota Padang telah menjalin koordinasi
dengan pihak dinas-dinas lain terkait dengan perumusan kebijakan pengembangan
wisata. Contoh kebijakan yang dirumuskan yaitu penertiban parkir dan kebersihan
objek wisata dan penataan objek wisata.

Selanjutnya, dalam pendekatan kemasyarakatan, temuan dilapangan


menunjukan bahwa pemerintah Kota Padang merangkul masyarakat kota Padang
umumnya dan masyarakat sekitar lokasi objek wisata khususnya dalam
pengembangan objek wisata. Kemudian, dari sisi pendekatan keruangan temuan
lapangan menunjukan bahwa Pemerintah Kota Padang melakukan koordinasi
dengan Pihak Kecamatan dan Kelurahan dalam menata objek wisata sehingga ada
kesesuaian program Pemerintah Kota Padang dengan Kecamatan dan Kelurahan
tempat objek wisata berada.

2.3 Potensi Wisata Pantai Padang

Kota Padang memiliki banyak potensi wisata seperti wisata alam (air
terjun, goa, hutan, pantai, pegunungan dan panorama alam), wisata budaya (benda
dan bangunan cagar budaya, seni tradisional), wisata bahari (kunjungan pulau-
pulau), wisata kuliner dan lain-lain. Semua wisata tersebut akan dikembangkan

6
oleh pemerintah kota Padang sehingga bisa menjadi destinasi wisata yang menarik
dan layak untuk dikunjungi.

Adapun itu diantara objek wisata yang ada di kota padang yang paling
diminati wisatawan adalah wisata bahari. Oleh karena itu dinas kebudayaan dan
pariwisata kota padang dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah) membuat program unggulan yaitu kawasan wisata terpadu kota
Padang. Bapak Damanik menjelaskan kembali bahwa target retribusi yang akan
dicapai dari kawasan wisata tersebut adalah Rp 2,5 Milyar. Ada 5 objek wisata
yang menjadi titik fokus pengembangan yang yang akan dilakukan oleh
Disparbud kota Padang yaitu pantai padang, siti nurbaya, heritage, kota tua dan
pantai air manis (yanti, 2019).

Salah satu objek wisata yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan
domestik dan mancanegara adalah pantai padang yang terletak di kecamatan
padang barat. Saat ini pantai padang sudah menjadi primadona bagi para
pengunjung karena penataan dan fasilitasnya sudah baik. Banyak perubahan yang
telah dilakukan oleh pemerintah kota Padang guna membuat pantai padang lebih
bersih, tertata rapi dan juga menarik. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah
seorang responden mengatakan bahwa pantai padang adalah salah satu objek
wisata yang dipilih karena aksesnya yang mudah dan dekat dengan pusat kota.

Selain itu di pantai padang saat ini telah banyak spot-spot yang menarik
untuk selfie dikarenakan pemerintah kota Padang telah memperbaiki dan
memperindah kawasan pantai Padang. Setelah pantai padang, destinasi wisata
berikutnya yang menjadi pilihan wisatawan adalah Pantai air manis. Keberadaan
batu malin kundang di Pantai air manis telah menjadi daya tarik tersendiri bagi
para wisatawan. Saat ini di pantai air manis sudah dilengkapi dengan berbagai
atraksi wisata seperti pertunjukan pemusik jalanan dan sejarah malin kundang
yang dikemas dalam bentuk randai – seni drama Minangkabau. Selain itu para
wisatawan dapat bermain ATV guna memacu adrenalin mereka, mengunjungi
pulau pisang dan berwisata air dengan donat boat atau banana boat.

7
Selain itu untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di kota
padang, dinas kebudayaan dan pariwisata kota padang bersama Pemkot Padang
terus berupaya untuk melakukan pengembangan dengan menggunakan konsep 3
A yaitu:

1. Accessibilitas bertujuan untuk memudahkan wisatawan berkunjung ke


objek wisata tanpa adanya hambatan meliputi jalan, komunikasi dan
utility.
2. Ammenitas mencakup keamanan pengunjung, pesona wisata dan
experient.
3. Atraksi wisata dengan menampilkan ciri khas wisata dan kebudayaan kota
padang melalui event-event seperti:
a. Festival selaju sampan dayung sampan tradisional tingkat sumatera
barat
b. Penampilan seni tradisional minangkabau secara rutin dan berkala
c. Pelaksanaan event-event kesenian dalam dan luar negeri
d. Pelaksanaan event-event budaya pada saat hari jadi kota padang
seperti pawai telong-telong.
e. Festival siti nurbaya, festival kuliner minangkabau dan lain-lain.

Program pengembangan lain yang telah dilakukan oleh dinas kebudayaan


dan pariwisata adalah sebagai berikut:

1. Program pengembangan destinasi pariwisata seperti penyusunan DED


pembangunan pantai purus, penyusunan rencana rehabilitasi batu malin
kundang, peningkatan kebersihan objek wisata pantai.
2. Program pengembangan kemitraan seperti pengamanan terpadu objek
wisata bekerjasama dengan para pemuka adat dan masyarakat sekitar
objek wisata,
3. Program pengembangan produk kepariwisataan daerah seperti pembinaan
dan pengembangan industry kreatif pariwisata kota padang, peningkatan
kapasitas sumberdaya pengelola kelompok sadar wisata, pemutakhiran
data-data kepariwisataan dan lain-lain.

8
4. Program pengembangan promosi pariwisata melalui
pelaksanaan kegiatan tour de singkarak setiap tahun, pemilihan
duta wisata kota padang dan festifal fashion show, web
(padangtourism.go.id), aplikasi android (padang dalam
genggaman), komunitas selfie dan komunitas pesona Indonesia.

Program pengembangan yang dilakukan oleh dinas kebudayaan dan


pariwisata kota padang telah mampu meningkatkan pengunjung yang datang dari
tahun ke tahun. Peningkatan jumlah wisatawan ini akan meningkatkan PAD kota
Padang serta akan membawa dampak juga pada peningkatan ekonomi masyarakat
kota Padang.

2.4 Pengaruh Kawasan Wisata Pantai PadangTerhadap Sosial Masyarakat

Perubahan Sosial Masyarakat ini terjadi karena sebagian besar masyarakat


memiliki sumber pengahasilan dari penunjang wisata, sehingga pola kehidupan
keluarga menyesuaikan dengan aktivitas wisata. Rata-rata masyarakat pulang saat
larut malam, sehingga kehidupan sosial keluarga bukan menjadi prioritas yang
utama. Masyarakat sekitar lebih banyak menghabiskan waktu dalam menunjang
pariwisata daripada waktu bersama keluargaa. Bentuk lain dari perubahan sosial
ini adalah Memaksakan layanan Parkir sebanyak mungkin. Sosial masyarakat juga
bercitra negatif karena adanya usaha pemaksaan parkir.

Perilaku/Moral, Pengaruh dalam hal moral dari kehadiran Pariwisata


Pantai. Pengaruh perubahan moral masyarakat berada dominan pada taraf yang
agak meresahkan dan meresahkan. Hal ini terjadi karena hal ini telah menjadi isu
hangat di Pantai Padang apalagi dengan adanya aktivitas pedagang nakal yang
menyediakan tenda cheper yang mendukung muda-muda untuk mengarah kepada
kemerosotan moral bagi beberapa pemuda. Untuk tingkat pengaruh oleh adanya
atraksi tenda cheper, perilaku terkait atraksi penunjang wisata berupa tenda dapat
meresahkan masyarakat sekitar (Candra, 2017).

Pengaruh tenda cheper terhadap kesesuaian dengan adat minangkabau 98


% adalah sudah tidak sesuai dengan adat minangkabau. Bahasa yang digunakan
oleh masyarakat setempat dan sekitar kawasanPantai Taplau Padang adalah

9
bahasa minang. Namun seiring berkembang zaman, dan akibatkontak dengan
wisatawan masyarakat sekitar juga mengalami akulturasi bahasa yang terjadipada
Masyarakat Kota Padang.

Keagamaan, pengaruh sosial Sentuhan aktivitas wisata dapat


menimbulkanpengaruh positif dan negatif terhadap kehidupan masyarakat
sehingga wajar muncul kekhawatiran dari berbagai kalangan mengenai
kemungkinan munculnya gejala-gejala sekularisme dalam kehidupan pariwisata.
Dari hasil tanya jawab dengan masyarakat yang menjawab tidak adapengaruh
menyatakan bahwa masyarakat sekitar pariwisata Pantai Taplau Padang yang
mayoritas beragama Islam tetap menjalankan aktivitas keagaaman secara rutin
seperti sedia kala tanpa adanya gangguan apapun.

2.5 Fasilitas di Tempat Wisata Pantai Padang

Pembangunan wilayah pesisir dan laut bertujuan untuk meningkatkan


kesejahteraan masyarakat. Masyarakat pesisir sebagai pelaku dan tujuan
pembangunan wilayah pesisir dan lautan harus mendapakan manfaat terbesar dari
kegiatan pembangunan tersebut. Dalam pembangunan wilayah pesisir untuk
kegiatan pariwisata harus dilakukan dengan mengedepankan upaya diversifikasi
usaha dan memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat pesisir disamping usaha
perikanan. Pariwisata adalah salah satu dari industri gaya baru mempunyai
dimensidimensi dan persepsi-persepsi yang bervariasi mampu menyediakan
pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf
hidup dan dalam mengatifkan sektor produksi lain di daerah tujuan wisatawan.

Adanya minat dan tempat pariwisata di suatu tempat mewajibkan para


pengelola menyiapkan tempat ataupun fasilitas yang memadai untuk para
pengunjungnya, seperti:

1. Toilet
2. Tempat Parkir Yang Aman
3. Mushala
4. Tempat duduk yang layak dan memadai
5. Restoran

10
Selain itu juga pengelola harus memperhatikan bangunan sekitar yang
dibangun di sekitar pantai yang mana dapat di akses oleh turis yang berkunjung
apakah bangunan tersebut aman dan tidak membahayakan atau tidak.

11
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metodologi

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi


kuantitatif. Prinsip dari metodologi ini adalah objektivis, yang berarti terdapat
norma dan aturan yang dapat diimplementasikan pada fenomena sosial. Oleh
karena itu, peneliti harus membuat jarak dengan objek yang diteliti. Seperti yang
dikemukakan oleh Kriyantono (2014) bahwa observer/peneliti adalah orang luar
yang netral yang memiliki kesempatan bergabung dalam objek penelitian dan ikut
berpartisipasi sambil melakukan pengamatan.

Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode survey, yaitu
meneliti populasi dengan cara menentukan sampel yang mewakili. Tujuannya
adalah untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap
mewakili populasi tertentu. (Kriyantono, 2014 ,h.59) Metode survey dilakukan
dengan menyebarkan kuesioner. Kuesioner yang digunakan ialah kuesioner
tertutup.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif survey dengan pendekatan


kuantitatif, karena penelitian ini mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat,
tata cara yang berlaku serta pandangan dalam masyarakat khususnya mengenai
pengaruh krebilitas opinion leader terhadap pemahaman masyaraat tentang Pekan
Imunisasi Nasional.. Deskriptif survey digunakan untuk mengukur gejala-gejala
yang muncul tanpa menyelidiki penyebab munculnya gejala tersebut. Penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang menggambarkan objek atau subjek yang
diteliti apa adanya.

Di samping itu metode kualitatif paling cocok digunakan untuk


mengembangkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh di lapangan.
Pendekatan kualitatif yaitu data yang terkumpul berbentuk kata-kata, gambar
bukan angka-angka. Kalaupun ada angka-angka, sifatnya hanya sebagai

12
penunjang. Data yang diperoleh meliputi transkrip, dokumen wawancara, catatan
lapangan, foto, dokumen pribadi, dan lain-lain.

3.3 Tempat dan Waktu

Adapun pelaksanaan penelitian ini akan diselenggarakan di Pantai Padang


selama 1 bulan dimulai dari bulan November sampai dengan Desember 2021.

3.4 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian merupakan salah satu bagian penting dalam
penelitian. Yang dimaksud dengan sumber data adalah di mana data diperoleh.3
Data dapat diartikan sebagai fakta atau informasi yang didengar, diamati, dirasa
dan dipikirkan peneliti dari sumber data di lokasi penelitian. Data dalam
penelitian ini dibagi kepada dua jenis, primer dan sekunder. Data primer adalah
data yang menjelaskan atau berkaitan langsung dengan objek penelitian, tentangan
peranan guru dalam mengendalikan siswa. Sedangkan data sekunder adalah yang
tidak berkaitan secara langsung dengan objek penelitian, akan tetapi membantu
menjelaskan objek penelitian.

13
DAFTAR PUSTAKA

Candra, Y. (2017). Kaki Lima Di Kawasan Objek Wisata Pantai Padang. 9(2), 1–
17.

Khairatunnisa. (2013). Dimensi Perubahan Sosial Pasca Pembangunan Pariwisata


Pantai Padang. Pengetahuan Dan Sikap Dalam Penelitian Kesehatan, 1–147.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/43137

Larasati, Zamzami, L., & Syahrizal. (2020). Persepsi Masyarakat Terhadap


Kawasan Wisata Pantai Padang, Sumatera Barat.

Nurmailis, N., & Suyuthie, H. (2021). Strategi Pengembangan Aktivitas Wisata


Di Objek Wisata Pantai Padang. Jurnal Kajian Pariwisata Dan Bisnis
Perhotelan, 1(3), 137–143. https://doi.org/10.24036/jkpbp.v1i3.22272

Perkembangan Kawasan Wisata Pantai Padang MUTIA MESANDA, Dr. Ir.


Suryanto, M.S.P. (2021).

Putra, P. K., & Sunarta, I. N. (2019). Identifikasi Komponen Daya Tarik Wisata
Dan Pengelolaan Pantai Labuan Sait, Desa Adat Pecatu, Kabupaten Badung.
Jurnal Destinasi Pariwisata, 6(2), 292.
https://doi.org/10.24843/jdepar.2018.v06.i02.p13

Ruspianda, R. (2019). Program Pengembangan Kawasan Pariwisata Pantai Purus


Kota Padang. Jurnal Planologi Dan Sipil (Jps), 1, 80–88.
http://ejournal.uniks.ac.id/index.php/JPS/article/view/100

yanti, novi. (2019). Analisis Pengembangan Sektor Pariwisata Di Kota Padang.


1(1), 30–39. https://doi.org/10.31227/osf.io/zp9hb

14

Anda mungkin juga menyukai