Anda di halaman 1dari 15

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DANAU BANDAR KHAYANGAN

LEMBAH SARI KOTA PEKANBARU


(STUDI KASUS DI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA
PEKANBARU TAHUN 2016)

Oleh:
HERMANSYAH

hermansyah221193@yahoo.com

Pembimbing : Prof. Dr. H. Sujianto, M.Si


Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau, Pekanbaru
Kampus Bina Widya JL. H.R. Soebrantas Km.12,5 Simp.Baru Pekanbaru 28239
Telp/Fax. 0761-63277

ABSTRACK

The aim of this study was to see how the shape of Developing Attraction Lake
Bandar Khayangan Lembah Sari Pekanbaru City. Development Attractions Object
Bandar Khayangan Lembah Sari Lake aims to increase the potential of existing
attractions and Increase PAD Pekanbaru.
This study used a qualitative research method with descriptive data analysis.
This concept of using the teory of development tourism theory. In collecting data, the
researcher used interview, observation, and documentation. By using key informants
as a source of information and triangulation techniques as a sourch in view of data
validitation.
The result indicate tat the Developing Attraction Lake Bandar Khayangan
Lembah Sari Pekanbaru City must be optimized to the maximum. The Potential that
exist in Bandar Khayangan Lembah Sari Lake very diverse and if. Developed would
be the leading tourist sector as Sumatera.
Additionally RIPPDA Pekanbaru City policy should be made as soon as
possible, because the RIPPDA a guiderline for the city of Pekanbaru in developing
tourism. Especially Bandar Khayangan Lembah Sari Lake who becamethe leading
tourism destinations Pekanbaru.

Keywords : Development, attractions, PAD, Tourism Development Master Plan

JOM FISIP VOL 3 No. 2 Oktober 2016 Page 1


A. Pendahuluan masyarakat masing-masing daerah
Pariwisata yaitu sebagai suatu tersebut, tidak terkecuali dengan
perubahan tempat tinggal sementara pembangunan sektor kepariwisataan.
seseorang di luar tempat tinggalnya Jika ditinjau dari aspek sosial
karena suatu alasan dan bukan untuk ekonomi dapat meningkatkan
melakukan kegiatan yang pendapatan masyarakat, perluasan
menghasilkan upah. Dengan demikian kesempatan kerja, meningkatkan
dapat di katakan bahwa wisata pendapatan pemerintah, peningkatan
merupakan sesuatu yang di lakukan penerimaan devisa meningkatkan
oleh seseorang atau lebih dengan Kewirausahaan Nasional dan turut
tujuan antara lain untuk mendapatkan mendorong pembangunan di daerah.
kenikmatan dan memenuhi hasrat Undang-Undang Republik
ingin mengetahui sesuatu. Setiap Indonesia Nomor: 10 Tahun 2009
manusia pada dasarnya membutuhkan tentang kepariwisataan digariskan
barang dan/atau jasa untuk memenuhi bahwa pembangunan pariwisata perlu
kebutuhannya. Kebutuhan manusia ditingkatkan untuk memperluas
salah satunya adalah kawasan objek kesempatan kerja dan kesempatan
wisata. berusaha, meningkatkan penerimaan
Sesuai dengan Garis-Garis devisa serta memperkenalkan alam
Besar Haluan Negara (GBHN), kebudayaan bangsa Indonesia.
kepariwisataan Indonesia di arahkan Sektor pariwisata Indonesia
sebagai sektor andalan. Dengan di dari segi kebudayaan,
tetapkannya target tersebut, maka memperkenalkan kebudayaan
pembangunan kepariwisataan Indonesia kepada wisata asing. Jadi
Indonesia di harapkan akan mampu faktor pariwisata memiliki konstribusi
untuk di jalankan secara optimal yang cukup besar didalam
melalui otonomi daerah, baik di pembangunan nasional, untuk itu
tingkat I maupun tingkat II. Sebagai segala potensi yang ada di tanah air
pedoman pembangunan perlu dimanfaatkan dengan sebaik-
kepariwisataan tersebut di tetapkan baiknya. Sehubungan dengan hal
Undang Undang (UU) No.9 Tahun tersebut diperlukan suatu konsep atau
1990. Rumusan Perencanaan Pengembangan
Pelaksanaan otonomi daerah di kepariwisataan secara Nasional
Indonesia yang didasarkan pada (RIPPNA), Regional/Propinsi (RIPP-
Undang-Undang (UU) Nomor 23 Propinsi), dan lokal kota serta
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Kabupaten (RIPPKota/Kabupaten).
Daerah merupakan landasan bagi Pariwisata merupakan bagian integral
Pemerintah Daerah dalam dari perencanaan pembangunan
menjalankan roda Pemerintahan di wilayah regional dan nasional, karena
daerahnya. Otonomi daerah pariwisata mencakup dan terkait
menciptakan ruang gerak yang lebih dengan sektor lain seperti: kondisi
bebas dalam membuat kebijakan dan politik, telekomunikasi, perdagangan,
peraturan daerah yang melibatkan dan industri serta sektor lainya.
pihak-pihak terkait yang sesuai dengan Objek Wisata Alam di Kota
pemahaman dan kebutuhan Pekanbaru memang masih sedikit,

JOM FISIP VOL 3 No. 2 Oktober 2016 Page 2


namun demikian hal ini bisa disiasati sebelumnya danau ini berasal dari
dengan adanya wisata buatan dan juga bendungan. Dinas Pariwisata Kota
kolam pancing yang dibuat oleh Pekanbaru sebagai Dinas yang
masyarakat sehingga menjadi daya mengelola Danau Buatan, namun
tarik tersendiri bagi masyarakat untuk sekarang ini sudah berpindah ke
berwisata. Untuk itu kedepan pengelolaan PD. Pembangunan Kota
diharapkan pemerintah Kota Pekanbaru. Sebagian daerah wisata
Pekanbaru harus mengembangkan Danau Buatan berada di bawah
Objek Wisata Danau Bandar pengelolaan Dinas Pariwisata Kota
Kayangan Lembah Sari dan Objek Pekanbaru, yang di beri nama Danau
Wisata lainnya sebagai tujuan wisata. Bandar Khayangan Lembah Sari.
Pengembangan kawasan Pengunjung Danau Bandar
pariwisata dengan menarik minat Khayangan terlihat tidak ramai di
investor dan memberikan kemudahan karenakan terlalu jauh dari pusat Kota
bagi investor melalui peraturan– Pekanbaru, selain itu dalam hal
peraturan yang di keluarkan oleh penunjang lainnya, seperti arena
pemerintah setempat. Di harapkan bermain, transportasi terus saja
dengan demikian kepariwisataan di menjadi kendala hingga saat sekarang
Kota Pekanbaru dapat berkembang ini. Saat ini banyak investor tertarik
dengan baik. Sebagai Ibukota dari ingin menanamkan modal ke Danau
Provinsi Riau, Kota Pekanbaru cukup Bandar khayangan Lembah Sari. Jika
ramai di kunjungi oleh orang–orang sarana mendukung seperti infrastruktur
yang melakukan kegiatan bisnis dan di benahi. Danau Bandar Khyangan
lain sebagainya. Para pendatang yang Lembah Sari akan ramai di kunjungi
singgah ke Kota Pekanbaru adalah wisatawan setiap harinya, maka di
pada umumnya melakukan transit yang perlukan suatu program yang
kemudian melanjutkan perjalanan berkesinambungan dan kerjasama
kekota lainnya baik itu daerah–daerah yang baik antar sektor terkait seperti
yang ada di Proinsi Riau maupun ke Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata ke
daerah kota tetangga dari Provinsi Dinas lain yang berhubungan dalam
Riau. Sehingga dengan hal tersebut di membangun kawasan pariwisata.
atas, salah satu objek wisata yang ada B. Konsep Teori
di Kota Pekanbaru dan sangat 1. Konsep Manajemen
berpotensi untuk di kembangkan yaitu Dalam bahasa Inggris
danau Bandar Khayangan Lembah manajemen berasal dari kata kerja “to
Sari. manage” yang da lam Bahasa
Danau Bandar Khayangan Indonesia dapat berarti mengurus,
Lembah Sari ini memiliki panorama membimbing dan mengawas. Jika di
yang indah, sejuk, nyaman dan bukit– telusuri kebelakang, menurut informasi
bukit yang di tumbuhi pepohonan, yang di peroleh berasal dari bahasa
memungkinkan di kembangkan italia, dari kata Manegio, yang artinya
sebagai tempat atraksi wisata tirta pelaksanaan, pengurusan sesuatu atau
seperti, memancing, bersepeda air, dan penanggulangan. Dengan demikian
lain–lain. Danau Khayangan ini adalah kata benda “manajemen” dapat pula
bagian dari Danau Buatan karna

JOM FISIP VOL 3 No. 2 Oktober 2016 Page 3


berarti: “pengelolaan dan perlakuan melalui koordinasi dan dan kerjasama
secara terampil”. dari usaha manusia.
Terry (2006:4) mendefiniskan 2. Pengembangan pariwisata
manajemen sebagai proses yang khas Pengembangan objek wisata
yang terdiri dari tindakan-tindakan: dapat di artikan usaha atau cara untuk
perencanaan, pengorganisasian, membuat jadi lebih baik segala sesuatu
penggerakan, dan pengawasan yang yang dapat di lihat dan di nikmati oleh
dilakukan untuk menentukan serta manusia sehingga semakin
mencapai sasaran-sasaran yang telah menimbulkan perasaan senang dengan
ditetapkan melalui pemanfaatan demikian akan menarik wisatawan
sumber daya manusia serta sumber untuk berkunjung.
daya lainnya. Menurut Suwantoro (1997:54)
Manullang (2005:3) mengenai pola kebijakan
manajemen mengandung tiga pengembangan obyek wisata yang
pengertian yaitu: manajemen sebagai meliputi:
proses, manajemen sebagai kolektifitas a. Prioritas pengembangan obyek
orang-orang yang melakukan aktivitas b. Pengembangan pusat-pusat
manajemen, manajemen sebagai suatu penyebaran kegiatan wisatawan
seni dan sebagai suatu ilmu. Menurut c. Memungkinkan kegiatan
pengertian yang pertama, yakni penunjang pengembangan obyek
manajemen sebagai suatu proses, wisata
berbeda-beda dengan definisi yang Dalam pengembangan obyek
diberikan oleh para ahli. Dalam pariwisata ini, perlu di perhatikan
Encyclopedia of Social Science tentang prasarana pariwisata, sarana
dikatakan bahwa manajemen adalah wisata, infrastruktur pariwisata dan
suatu proses yang mana pelaksanaan masyarakat sekitar obyek wisata
suatu tujuan tertentu diselenggarakan tersebut.
dan diawasi. Menurut Spillane (1994:15)
Brantas (2009:4) Manajemen suatu obyek wisata atau destination,
adalah suatu proses pembimbingan, harus meliputi lima unsure yang
pengarahan, suatu kelompok orang penting agar wisatawan dapat merasa
kearah tujuan organisasional atau puas dalam menikmati perjalanannya,
maksud-maksud yang nyata. maka obyek wisata harus meliputi:
Suhardi (2008:7) 1. Attractions
mendefiniskan manajemen sebagai Merupakan pusat dari industri
proses pembimbingan, pengarahan pariwisata. Menurut pengertiannya
serta pemberian fasilitas kerja kepada attractions mampu menarik
orang-orang yang diorganisasir dalam wisatawan yang ingin
kelompok-kelompok jurnal ntuk mengunjunginya. Motivasi
mencapai tujuan yang telah ditentukan. wisatawan untuk mengunjungi
Manajemen suatu adalah suatu proses suatu tempat tujuan adalah untuk
yang mana manajer sebagai mencipta, memenuhi atau memuaskan
mengarahkan, memelihara, dan beberapa kebutuhan atau
melaksanakan tujuan organisasi permintaan. Biasanya mereka
tertarik pada suatu lokasi karena

JOM FISIP VOL 3 No. 2 Oktober 2016 Page 4


ciri-ciri khas tertentu. Ciri-ciri khas proses yang terjadi secara terus
yang menarik wisatawan adalah: menerus, untuk mempertahankan
a) Keindahan alam kelangsungan hidupnya terhadap
b) Iklim dan cuaca ancaman yang ada unntuk dapat
c) Kebudayaan berkembang dalam mencapai tujuan
d) Sejarah individu dalam organisasi dan tujuan
e) Ethniccity sifat kesukuan organisasi secara kesesluruhan.
f) Accessibility-kemampuan atau Menurut Robert (2000:168)
kemudahan berjalan atau ke dikembangkan secara tepat, pariwisata
tempat tertentu dapa menaikan taraf hidup mereka
2. Facility yang menjadi tuan rumah melalui
Fasilitas cenderung berorientasi keuntungan secara ekonomi yang di
pada attractions di suatu lokasi bawa ke kawasan tersebut. Sebagai
karena fasilitas harus dekat dengan tambahan dengan mengembangkan
pasarnya. Fasilitas cenderung infrastruktur dan menyediakan fasilitas
mendukung bukan mendorong rekreasi, wisatawan dan penduduk
pertumbuhan dan cenderung setempat saling di untungkan. Idealnya
berkembang pada saat yang sama pariwisata hendaknya memperhatikan
atau sesudah attractions tingkatan budaya , sejarah dan
berkembang. Suatu attractions juga ekonomi dari daerah tujuan wisata.
dapat merupakan fasilitas. Jumlah Pada saat yang sama ada biaya yang di
dan jenis fasilitas tergantung butuhkan bagi pengembangan
kebutuhan wisatawan. Seperti pariwisata di tangani secara benar,
fasilitas harus cocok dengan pengembangan pariwisata dapat
kualitas dan harga penginapan, memaksimalkan keuntungan dan
makanan, dan minuman yang juga meminimalkan permasalahan.
cocok dengan kemampuan
membayar dari wisatawan yang Langkah-langkah dalam Proses
mengunjungi tempat tersebut. Pembangunan
3. Infrastructure Dalam proses Pembangunan
Attractions dan fasilitas tidak dapat ada beberapa hal untuk di
tercapai dengan mudah kalau belum kembangkan, Tujuan, Prinsip, dan
ada infrastruktur dasar. Standar di kembangkan dan rencana
Infrastruktur termasuk semua induk yang menyelurh di persiapkan.
konstruksi di bawah dan di atas Untuk masing-masing kawasan yang
tanah dan suatu wilayah atau sedang di pertimbangkan
daerah. pembangunannya, akibat terhadap
Pengembangan pariwisata tidak lingkungan di perkirakan bersama-
lepas dari perkembangan politik, sama dengan estimasi seluruh biaya
ekonomi, sosial dan pembangunan pembangunannya, akibaat terhadap
sektor lainnya. Maka di dalam lingkungan di perkirakan bersama-
pengembangan pariwisata di butuhkan sama dengan estimasi seluruh biaya
perencanaan terlebih dahulu. Dari pembangunan. Dari ini taksiran awal
pemikiran di atas dapat di simpulkan kelayakan ekonomi dapat di buaat.
bahwa pengembangan adalah suatu Jika rencana Jangka panjang d siapkan

JOM FISIP VOL 3 No. 2 Oktober 2016 Page 5


bersama-sama dengan analisa ekonomi dan frekuensi pelayanan, pelayanan di
dan keuangan yang lebih rinci. kota oleh hubungan transportasi
Rencana pemasaran dan administrasi langsung, rencana masa depan untuk
di siapkan untuk mendukung proyek pelayanan, juga akan di bicarakan.
yang di pilih. Kemudian seluruh studi Menurut Marpaung (2002:54)
kelayakan keuangan dan akibat Dalam rangka rangka usaha
terhadap perekonomian dapat di pengembangan objek wisata, aspek-
tentukan. aspek yang perlu di perhatikan
a. Analisa Pasar adalah sebagai berikut:
Kegunaan analisa pasar adalah 1. Tidak merugikan kebudayaan
memberikan estimasi jangka panjang masyarakat serta
arus wisatawan ke kawasan tujuan pengembangannya.
wisata. Hal ini dilakukan dengna 2. Pengamanan benda-benda
mengamati tempat berasalnya peninggalan bersejarah serta flora
wisatawan dan kemudian di dan fauna yang di lindungi di
bandingkan dengan kawasan-kawasan dalam margasatwa terhadap
yang sedang bersaing saat itu dan juga bahaya kepunahan.
potensi permintaan wisatawan. 3. Meningkatkan sarana dan
b. Inventaris Daya Tarik Wisatawan prasarana pariwisata, seperti
Apa yang kita miliki ssehingga bias transportasi peningkatan daya tarik
menarik wisatawan datang kemari? objek wisata dan pengembangan
“sesuatu yang biasa” oleh orang-orang sumber daya manusia di bidang
lokal akan merupakan daya tarik bagi pariwisata.
orang dari luar. Satu cara untuk 4. Mendapatkan kebijakan-kebijakan
mendekati subyek ini adalah yang menciptakan iklim dan
membedakan antara daya tarik kondisi yang sehat guna
membedakan antara daya tarik inti dan memperlancar kegiatan
daya tarik pendukung. Daya taik inti kepariwisata’an.
membentuk tema bagi kawasan itu. Menurut Spillane (1994:15) suatu
Daya tarik pendukung adalah daya obyek wisata atau destination, harus
tarik yang di bangun di sekeliling tema meliputi lima unsur yang penting agar
inti. wisatawan dapat merasa puas dalam
c. Inventaris Fasilitas untuk Wisatawan menikmati perjalanannya, maka obyek
Sebuah inventaris yang harus wisata harus meliputi:
disiapkan bagi pendataan fasilitas 1) Attractions
wisatawan dan harus meliputi Merupakan pusat dari industri
informasi tentang akomodasi, tempat pariwisata. Menurut
penjualan makanan dan minuman, dan pengertiannya attractions mampu
toko-toko eceran untuk para menarik wisatawan yang ingin
wisatawan. mengunjunginya. Motivasi
d. Moda Transportasi wisatawan untuk mengunjungi
Transportasi ke, dari, dan dalam suatu tempat tujuan adalah untuk
tempat tujuan wisata itu sendiri di memenuhi atau memuaskan
bicarakan pada bagian buku ini. Untuk beberapa kebutuhan atau
kendaraan-kendaraan kemersial, biaya permintaan. Biasanya mereka

JOM FISIP VOL 3 No. 2 Oktober 2016 Page 6


tertarik pada suatu lokasi karena dikarenakan Danau Bandar Khayangan
cirri-ciri khas tertentu. Ciri-ciri Lembah Sari merupakan objek
khas yang menarik wisatawan penelitian.
adalah: Dinas Pariwisata Kota Pekanbaru
a) Keindahan alam merupakan lembaga yang bertugas
b) Iklim dan cuaca melaksanakan pengelolaan Danau
c) Kebudayaan Bandar Khayangan Lembah Sari.
d) Sejarah Dengan alasan ini lokasi tersebut
e) Ethnicity- sifat kesukuan dijadikan lokasi penelitian
2) Facility Pengembangan kawasan pariwisata.
Fasilitas cenderung berorientasi b) Informan Penelitian
pada attractions di suatu lokasi Informan penelitian adalah
karena fasilitas harus dekat seseorang atau sekelompok orang yang
dengan pasarnya. Fasilitas memiliki pengetahuan, memahami,
cenderung mendukung bukan atau pelaku yang terlibat langsung
mendorong pertumbuhan dan dengan permasalahan penelitian.
cenderung berkembang pada saat Untuk mencari jawaban atas
yang sama atau sesudah permasalahan dalam penelitian ini
attractions berkembang. Suatu penulis menggunakan informan /
attractions juga dapat merupakan responden yang bertindak sebagai
fasilitas. Jumlah dan jenis fasilitas sumber data dan informan terpilih
tergantung kebutuhan wisatawan. serta yang bersangkutan dengan
Seperti fasilitas harus cocok penelitian ini dengan metode
dengan kualitas dan harga snowball sampling.
penginapan, makanan, dan c) Jenis Data
minuman yang juga cocok dengan Untuk memperoleh data dan
kemampuan membayar dari informasi yang baik, penulis
wisatawan yang mengunjungi menggunakan sumber data dengan
tempat tersebut. pembagian tertentu. Sumber data
3) Infrastructure dalam penelitian ini didapatkan
Attractions dan fasilitas tidak melalui dua buah sumber data, yaitu:
dapat tercapai dengan mudah a. Data Primer
kalau belum ada infrastruktur Data primer, yaitu data yang diperoleh
dasar. Infrastruktur termasuk di lokasi penelitian yang
semua konstruksi di bawah dan di berhubungan langsung dengan
atas tanah suatu wilayah atau permasalahan penelitian.
daerah. 1. Data mengenai Pengembangan
Pengembangan pariwisata tidak lepas Objek Wisata Danau Bandar
dari perkembangan politik, ekonomi, Khayangan Lembah Sari Kota
C. Metode Penelitian Pekanbaru.
a) Lokasi Penelitian 2. Informasi tentang pelaksanaan
Berdasarkan judul yang Pengembangan Objek Wisata Danau
diangkat maka lokasi penelitian berada Bandar Khayangan Lembah Sari
di Danau Bandar Khayangan Lembah Kota Pekanbaru.
Sari. Dipilihnya lokasi penelitian ini b. Data Skunder

JOM FISIP VOL 3 No. 2 Oktober 2016 Page 7


Data sekunder yaitu data pendukung 2. Dokumentasi
yang telah diolah pihak lain, dalam Dokumentasi adalah
rangka memperjelas data primer dan pengumpulan data melalui
permasalahan penelitian tersebut. dokumen-dokumen dengan
1) Data monografi/gambaran daerah menggunakan tekhnologi, kamera,
Kota Pekanbaru. dll. Hal ini berkaitan dengan
2) Data monografi Danau Bandar Pengembangan Objek wisata
Khayangan Lembah Sari Kota khususnya dalam Pengembangan
Pekanbaru sebagai lokasi penelitian. Objek Wisata Danau Bandar
3) Struktur organisasi instansi terkait. Khayangan Lembah Sari yang
d)Teknik Pengumpulan Data mana ini akan berguna untuk
Untuk memperoleh data mencari data sekunder untuk
yang dipercayai dan dapat mendukung data primer.
dipertanggung jawabkan sehingga e) Teknik Analisis Data
dapat memberikan gambaran Teknik analisis yang penulis
permasalahan secara menyeluruh, gunakan adalah metode deskriptif
maka dalam hal ini penulis kualitatif yang memaparkan peristiwa
menggunakan alat pengumpulan data yang terjadi. Deskriptif adalah
berupa: penganalisaan data dengan cara
1. Studi lapangan mendeskripsikan atau menggambarkan
a. Observasi data yang telah terkumpul
Sugiyono (2005) observasi sebagaimana adanya.
merupakan proses kompleks, yang Untuk lebih meningkatkan
tersusun dari berbagai proses tingkat kepercayaan dan devaliditas
biologis dan psikologis, diantaranya terhadap data penelitian ini, penulis
adalah proses-proses pengamatan melakukan teknik triangulasi. Teknik
dan ingatan. Observasi yang triangulasi adalah teknik pemeriksaan
dilakukan penulis adalah metode keabsahan data yang memanfaatkan
pengumpulan data dengan cara sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk
pengamatan langsung pada Dinas keperluan pengecekan atau sebagai
Budaya dan Pariwisata Kota pembanding terhadap data itu. Penulis
Pekanbaru, dan pada lokasi Danau mengambil teknik triangulasi dengan
Bandar Khayangan Lembah Sari di sumber, yang berarti membandingkan
Kelurahan Lembah Sari, dan mengecek balik derajat
Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota kepercayaan suatu informasi yang
Pekanbaru. diperoleh melalui waktu dan alat yang
b. Wawancara berbeda.
Wawancara dilakukan oleh penulis Triangulasi secara umum
adalah wawancara non struktur. merupakan kegiatan check, re-
Karena pertanyaan yang diajukan check, dan crosscheck antara
adalah pertanyaan-pertanyaan lepas, materi/data dengan observasi
sehingga dapat berkembang sesuai penelitian dilapangan, yang
dengan kebutuhan yang diinginkan selanjutnya hasil observasi ini
oleh peneliti. dilakukan crosscheck melalui
persepsi peneliti.

JOM FISIP VOL 3 No. 2 Oktober 2016 Page 8


D. Hasil dan Pembahasan menyambut Hari Jadi Kota
A. Indikator Pengembangan Objek Pekanbaru, banyak atraksi, jajanan
Pariwisata Danau Bandar khas Melayu, bahkan adanya pacu
Khayangan Lembah Sari jalur yang diselenggarakan oleh
Potensi objek wisata alam pemerintah kota Pekanbaru dalam
Danau Bandar Khayangan Lembah menyambut Hari Jadi Kota yang jatuh
Sari di Kota Pekanbaru sangat besar, setiap tanggal 23 Juni. Dengan
dimana dengan Pengembangan Objek adanya hal ini akan menarik minat
Pariwisata Danau Bandar Khayangan wisatawan untuk berkunjung ke Danau
Lembah Sari apabila dikelola dengan Buatan ini”.
maksimal akan mendatangkan (Hasil wawancara dengan Desman,
wisatawan untuk berkunjung ke lokasi Bidang Pembinaan dan Pengembangan
objek tersebut dan tentunya akan Industri Dinas Budaya Dan Pariwisata
meningkatkan PAD di Kota Kota Pekanbaru pada tanggal 26 Mei
Pekanbaru. Dalam pasal 8 Undang 2016).
Undang (UU) No. 10 Tahun 2009 di 1. Attractions
sebutkan bahwa “pengembangan Attractions/atraksi merupakan motivasi
pariwisata di lakukan berdasarkan dan prioritas utama wisatawan untuk
rencana induk pengembangan mengunjungi sebuah objek wisata,
kepariwisataan Nasional, rencana atraksi utama dalam Objek Wisata
induk pembangunan kepariwisataan Danau Bandar Khayangan seperti:
Provinsi, dan rencana induk a. Keindahan Alam
pengembangan Pariwisataan Keindahan alam kawasan
Kabupaten/Kota”. pariwisata Danau Bandar Khayangan
Danau Bandar Khayangan Lembah Sari (DBKLS) terlihat dari
Lembah Sari (DBKLS) yang keindahan danau dan banyaknya
dikelilingi oleh perbukitan yang pohon-pohon yang rindang yang
menciptakan suasana yang nyaman membuat menjadi nyaman. Potensi
memungkinkan datangnya wisatawan sumber daya alam yang ada di
yang berkunjung ke Danau DBKLS. DBKLS yang bnayak dikarenakan
Apabila dikelola dengan maksimal disekitar DBKLS terdapat bukit-bukit
akan menjadikan objek wisata yang mana apabila dikembangkan
unggulan se-Sumatera. Danau DBKLS dan dieksplore lebih dalam lagi akan
juga di dukung dengan adanya Festival menciptkan kawasan wisata unggulan
Danau Bandar Khayangan Lembah yang ada di Kota Pekanabaru.
Sari yang diselenggarakan ketika Hari Kawasan DBKLS merupakan
Jadi Kota Pekanbaru. Dalam Festival satu bentuk perpaduan antara
itu diadakan atraksi seperti pacu jalur, aktivitas hiburan dengan dukungan
festival lagu melayu, jajanan khas peralatan modern dan keramahan
melayu, dan berbagai perlombaan di lingkungan. Alam yang memang di
Danau Bandar Khayangan Lembah jaga oleh Unit Pekerja Terpadu Di
Sari tersebut. lapangan(UPTD), panorama alam
“Festival Danau Buatan perbukitan dan hewan-hewan yang
merupakan salah satu kebanggaan ada di kawasan menjadi daya tarik
Pariwisata di Kota Pekanbaru pengunjung yang ingin menikmati

JOM FISIP VOL 3 No. 2 Oktober 2016 Page 9


pemandangan alam yang ada. Sejak tahun 2010, Pekanbaru
Sesuai dengan Undang-Undang telah menjadi kota ketiga
Nomor 5 tahun 1990 tentang berpenduduk terbanyak di Pulau
“Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera, setelah Medan dan
Hayati dan Ekosistemnya”. Palembang. Laju pertumbuhan
“Terdapat alam yang indah ekonomi Pekanbaru yang cukup
pada Danau Bandar Khayangan pesat, menjadi pendorong laju
Lembah Sari, seperti danau yang pertumbuhan penduduknya.
luas, pepohonan yang rimbun, Etnis Minangkabau merupakan
menjadi daya tarik pengunjung masyarakat terbesar dengan jumlah
yang ingin menikmati keindahan sekitar 37,96% dari total penduduk
alam”. kota. Mereka umumnya bekerja
(Hasil wawancara dengan M. sebagai profesional dan pedagang.
Yusuf, K.A UPTD Danau Wisata Selain itu, etnis yang juga memiliki
Bandar Khayangan Lembah Sari proporsi cukup besar adalah
Kota Pekanbaru pada tanggal 26 Melayu, Jawa, Batak, dan
Mei 2016 ). Tionghoa. Perpindahan ibu kota
b. Iklim dan cuaca Provinsi Riau dari Tanjungpinang
Kota Pekanbaru pada ke Pekanbaru pada tahun 1959,
umumnya beriklim tropis dengan memiliki andil besar menempatkan
suhu udara maksimum berkisar Suku Melayu mendominasi struktur
antara 34,1ºC-35,6ºC dan suhu birokrasi pemerintahan kota.
minimum antara 20,2ºC-23,0ºC Namun sejak tahun 2002 hegemoni
Curah hujan antara 38,6- mereka berkurang seiring dengan
435,0mm/tahun dengan keadaan berdirinya Provinsi Kepulauan
musim berkisar : Musim hujan jatuh Riau, hasil pemekaran Provinsi
pada bulan Januari s/d April dan Riau.
September s/d Desember. Musim Masyarakat Tionghoa Pekanbaru
Kemarau jatuh pada bulan Mei s/d pada umumnya merupakan
Agustus. Kelembapan maksimum pengusaha, pedagang dan pelaku
antara 96%-100%. Kelembapan ekonomi. Selain berasal dari
minimum antara 46%-62% Pekanbaru sendiri, masyarakat
(www.pekanbaru.go.id). Tionghoa yang bermukim di
Dapat di simpulkan pada bulan Pekanbaru banyak yang berasal dari
Mei-Agustus adalah waktu yang wilayah pesisir Provinsi Riau,
baik untuk berwisata kekota seperti dari Selatpanjang, Bengkalis
pekanbaru khususnya Danau dan Bagan Siapi-api. Selain itu,
Bandar Khayangan Lembah Sari, masyarakat Tionghoa dari Medan
karna ketika musim hujan di dan Padang juga banyak ditemui di
beberapa titik akses jalan menuju Pekanbaru, terutama setelah era
Objek Wisata Danau Bandar milenium dikarenakan
khayangan lembah Sari mengalami perekonomian Pekanbaru yang
volume air yang berlebihan/banjir. bertumbuh sangat pesat hingga
sekarang.
c. Kebudayaan

JOM FISIP VOL 3 No. 2 Oktober 2016 Page 10


Masyarakat Jawa awalnya pertanian dan perkebunan yang
banyak didatangkan sebagai petani merupakan mata pencarian dari
pada masa pendudukan tentara penduduk Kota Pekanbaru saat itu,
Jepang, sebagian mereka juga karena keadaan geografis desa
sekaligus sebagai pekerja romusha lembah sari yang merupakan area
dalam proyek pembangunan rel lembah dan yang sangat potensial
kereta api. Sampai tahun 1950 sebagai areal pertanian khususnya
kelompok etnik ini telah menjadi produksi beras. Pada saat itu sektor
pemilik lahan yang signifikan di pertanian dan perkebunan dirasakan
Kota Pekanbaru. Namun sangat menguntungkan, di sebabkan
perkembangan kota yang mengubah pada masa itu perekonomian
fungsi lahan menjadi kawasan relative stabil dan industri kapitalis
perkantoran dan bisnis, mendorong belum banyak menjamah berbagai
kelompok masyarakat ini mencari sektor perekonomian di wilayah
lahan pengganti di luar kota, namun Pekanbaru khususnya.
banyak juga yang beralih okupansi. Secara teknis asal persawahan
Berkembangnya industri yang sangat luas di kelola oleh
terutama yang berkaitan dengan petani dengan cara konvensional,
minyak bumi, membuka banyak belum terorganisasi dan terstruktur
peluang pekerjaan, hal ini juga dengan baik, pengairan dari setiap
menjadi pendorong berdatangannya sawah di lakukan melalui satu
masyarakat Batak. Pasca PRRI sumber air saja sehingga sawah
eksistensi kelompok ini makin yang berada jauh dari pusat
menguat setelah beberapa tokoh konsenrasi pengairan sulit
masyarakatnya memiliki jabatan mendapatkan air yang
penting di pemerintahan, terutama mengakibatkan berkurangnya hasil
pada masa Kaharuddin Nasution produksi dari sawah tersebut.
menjadi "Penguasa Perang Riau Sistem pengairan tanpa di dukung
Daratan"(Sumber: dengan teknologi yang tepat secara
https://id.wikipedia.org/wiki/KotaP lolgis akan menurunan hasil
ekanbaru). pertanian.
d. Sejarah Kondisi tersebut di respon oleh
Danau Bandar khayangan Pemerintah Kota Pekanbaru dengan
sebelumnya di kenal dengan nama mengadakan penyuluhan di
Danau limbungan yang pada samping untuk mendukung program
awalnya hanyalah sebuah pemerintah menuju swasembada
bendungan air untuk tujuan beras pada masa orde baru. Untuk
pengairan, berhubung letaknya di merealisasikan program pemerintah
kelilingi perbukitan dengan tersebut, pada awal tahun 1985
panorama alam yang indah, danau Pemerintah Kota Pekanbaru menilai
buatan ini di kembangkan menjadi perlu membuat suatu bendungan
objek wisata air bagi penduduk kota irigasi di kawasan desa Lembah
pekanbaru dan sekitarnya. Awal Sari dalam upaya meningkatkan
mula terbentuknya danau bandar kualitas sera jumlah produksi beras,
khayangan ini adalah adanya area

JOM FISIP VOL 3 No. 2 Oktober 2016 Page 11


karena hasil pertanian yang sudah perbukitan di desa lembah sari
ada dapat lebih di tingkatkan lagi. merupakan sumber air utama
Program irigasi yang di lakukan pengairan, di samping mata air
oleh Pemerintah Kota Pekanbaru lainnya yang juga berada di sekitar
berhasil dengan baik dan sangat lembah dan perbukitan.
efektif karena suplai air yang Setelah di adakan eksplorasi dan
berasal dari bendungan dapat penelitian lebih lanjut tentang
mengakomodasi seluruh wilayah keberadaan anak sungai tersebut
persawahan dengan baik. Suplai air maka di temukan mata air yang di
yang kontiniu dan dalam jumlah perkirakan tidak akan pernah
besar mengakibatkan debit air mongering yang berada pada hulu
bendungan irigasi terus menerus kedua anak sungai tersebut, dan di
melimpah dan melebihi kapasitas perkirakan mampu meningkatkan
bendungan, kelebihan kapasitas debit air hingga pada tingkat yang
bendungan berakibat fatal bagi maksimal, yaitu pada ketinggian 7
produktifitas pertanian karena tidak meter bila di ukur dari bendungan,
dapat menampung air yang untuk memenuhi tingkat maksimal
melimpah. tersebut maka pada tahun 1989
Masalah ini kembang menjadi pemerintah Kota Pekanbaru
suatu fenomena dan polemik baru, merenovasi dan merevitalisasi
yaitu sebuah genangan air yang bendungan sampai tingkat
menyerupai danau yang maksimal yang sudah di perkirakan.
menggenangi areal persawahan Waktu pengektifan bendungan di
masyarakat, tetapi ironisnya lanjutkan dengan pengembangan
genangan tersebut sangat berpotensi infrastruktur dan fasilitas
menjadi sebuah objek wisata pendukung kawasan objek wisata
andalan, fenomena dan polemik dan setelah diadakan fit and proper
tersebut menjadi sebuah pilihan tes oleh Pemerintah Kota
yang sangat berat bagi pemerintah Pekanbaru mengenai debit air
Kota Pekanbaru sehingga harus infrastruktur dan keadaan geografis
melibatkan pemerintah Provinsi Danau tersebut, maka pada tahun
Riau dalam pengambilan keputusan 1991 di putuskan bahwa Danau
karena mengingat pada masa tersebut di jadikan kawasan objek
tersebut Kota Pekanbaru belum wisata alam dan rekreasi, penetapan
memiliki objek wisata alam dan Danau Limbungan menjadi objek
rekreasi yang representatif. wisata di tetapkan dalam putusan
Untuk menanggulangi hal pemerintah dan di resmikan
tersebut pada tahun 1988 langsung oleh Gubernur Riau.
pemerintah Kota Pekanbaru atas e. Ethnicity- sifat kesukuan
intruksi Gubernur Riau melakukan Kelompok etnik atau etnis atau
penelitian untuk mengetahui suku bangsa adalah suatu golongan
seberapa besar kapasitas maksimal manusia yang anggota-anggotanya
sumber air yang mengairi mengidentifikasikan dirinya dengan
bendungan, dua anak sungai yang sesamanya, biasanya berdasarkan
berasal dari areal lembah dan garis keturunan yang dianggap

JOM FISIP VOL 3 No. 2 Oktober 2016 Page 12


sama. Identitas suku ditandai oleh berlangsung, fasilitas juga harus cocok
pengakuan dari orang lain akan ciri dengan kemampuan membayar wisata
khas kelompok tersebut seperti yang datang.
kesamaan budaya, bahasa, agama, 3. Infrastructure
perilaku, dan ciri-ciri biologis. Infrastruktur pada Objek
Tempat wisata dengan daerah Wisata sangat penting, selain
lokasinya memiliki akar budaya menentukan bangunan atau ciri khas
sebagai kota wisata tradisional, jadi Objek Wisata akan menentukan
ada atau tidaknya pembangunan ketahanan dari infrastruktur tersebut,
kawasan wisata baru tidak begitu untuk mengembangkan suatu Objek
banyak membawa pengaruh bagi Wisata di perlukan infrastruktur yang
alur wisatawan karena memang baik karna menyangkut keselamatan
sudah terbentuk image kota wisata pengunjung dan juga kenyamanan
sebelumnya. Kondisi seperti inilah pengunjung, infrastruktur yang
yang terjadi di Bali, Jogjakarta terdapat pada Danau Bandar
maupun Venesia Italia. Kota-kota Khayangan adalah bangunan yang ada
tua dengan akar budaya yang di bawah tanah dan di atas tanah,
terjaga serta kental akan nuansa seperti:
pelancongan yang khas karena a. Saluran pipa air di bawah tanah
memang unik dan tidak dapat b. Jalan aspal
ditemukan di tempat yang lain. c. Gedung tiket pintu masuk,
Contoh melihat wisata keindahan d. Mushola
pantai bali, keunikan pasar e. Gedung serbaguna
beringharjo dengan dokar atau f. Pelabuhan kecil
kereta kuda di Jogja, serta gondola g. Pentas seni
yang hilir mudik di sungai-sungai h. Infrastruktur Lainnya Meliputi
kota Venecia. Persediaan Air, Listrik, dan
Kondisi inilah yang tidak Telekomunikasi
dimiliki oleh Kota Pekanbaru yang Danau Bandar Khayangan Lembah
sejak semula sering diidentikkan Sari memiliki air dengan kualitas yang
dengan keberadaan kantor-kantor masih baik dan belum tercemar dengan
pengeboran minyak. Jadi secara limbah. Dikarenakan disekitar Danau
umum kawasan wisata danau Bandar Khayangan Lembah Sari tidak
buatan ini nantinya harus mampu ada pabrik maupun limbah yang di
menjadi magnet tersendiri guna buang ke dalam Danau Bandar
mengundang wisatawan, sebab tak Khayangan Lembah Sari.
akan mungkin bergantung pada B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
magnet kota, mengingat Pekanbaru Pengembangan Danau Bandar
bukan kota tujuan wisata. Khayangan Lembah Sari
2. Facility 1. Pengelolaan yang terbatas
Facility/fasilitas pada suatu Upaya yang di lakukan Dinas
objek wisata adalah faktor pendukung pariwisata pada Pengembangan
sesudah atraksi utama, dimana fasilitas DBKLS sudah mencapai tahap
yang ada harus mengikuti budged(penganggaran), namun tanpa
perkembangan pada masa objek itu anggaran yang memadai tidak bisa

JOM FISIP VOL 3 No. 2 Oktober 2016 Page 13


memaksimalkan pengembangannya, pembangunan atau tak kurang dari
tidak ada adanya anggaran Rp. 48.203.000.000,00.
pengembangan DBKLS, membuat 3. Tanpa karcis/tiket masuk
kekurangan dan kerusakan Tanpa karcis/ticket masuk
bertambah pada Objek Wisata berarti belum di buat peraturan
DBKLS, Seperti sarana yang belum pemerintah tentang pemberlakuan
tercapai yaitu bus langsung menuju tiket/karcis pada objek wisata, dan
Objek Wisata. tidak ada jaminan sosial jika terjadi
“pada tahun 2017 akan di adakan kecelakaan pada pengunjung Objek
evaluasi kembali dan merencanakan Wisata, hal inilah yang terjadi pada
kembali penataan DBKLS yaitu Danau Bandar Khayangan Lembah
RTBL(Rencana Tata Bangunan Sari, Objek wisata yang masi di buka
Lingkungan) dana yang di turunkan hingga saat ini tanpa menggunakan
langsung oleh BUMN”. karcis, Hingga evaluasi perencanaan
(hasil wawancara dengan desman, ulang yang di adakan pada tahun 2017.
seksi sarana dan prasarana pariwisata Sedangkan untuk membuat tiket di
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata butuhkan proses evaluasi dan
kota Pekanbaru pada tanggal 26 Mei perencanaan oleh Dinas Kebudayaan
2016 ). dan Pariwisata dan di sahkan oleh
2. Biaya (Budged) Badan Legislatif dan Eksekutif
Anggaran berkaitan dengan Daerah Kota Pekanbaru, baru bisa
kecukupan modal atau investasi atas menggunakan tiket yang sah.
suatu program atau kebijakan untuk
menjamin terlaksananya kebijakan. “setelah perencanaan ulang atau
Adanya dukungan anggaran yang RTBL pada tahun 2017, dan
memadai pengeloaan dan pelaksanaan pembangunan tahun
pengembangan Danau Buatan 2018, maka baru bisa proses
Pekanbaru. pembuatan Karcis atau ticket
Pendanaan yang dibutuhkan massuk”. (hasil wawancara dengan
dalam perencanaan pengembangan Desman, Seksi Sarana dan Prasarana
Danau Buatan Kota Pekanbaru pada Pariwisata pada tanggal 26 Mei 2016).
saat pembentukan Master Plan.
Tahun pertama, pelaksanaan
pekerjaan secara keseluruah akan
menyerap dana sekitar 0.92% dari
keseluruhan rancangan anggaran
biaya, dan itu tak kurang dari Rp.
3.262.000.000,00. Pada tahun kedua,
sesuai pentahapan yang ada, akan
diserap dana pembangunan sekitar
28.15% dari total anggaran
pembangunan, atau kurang lebih
sebesar Rp. 71.175.000.000,00.
Sementara pada tahun ketiga, akan
diserap 19.06% dari total anggaran

JOM FISIP VOL 3 No. 2 Oktober 2016 Page 14


DAFTAR PUSTAKA Suwantoro, G. 1997. Anatomi
Pariwisata: Memahami
Brantas. 2009. Dasar-Dasar Pariwisata Sebagai Sistem
Manajemen. Bandung : Linkage. Jakarta. Gramedia
Alfabeta. Pustaka.
Darwis, Eni Yulinda, Lamun Bathara. Terry G,R. 2006. Dasar-Dasar
2009. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta. PT.Renika Cipta.
Manajemen. Universitas Riau. Widjaja Tunggal,A. 2002. Manajemen,
Koontz, Harold and O, Donel Cryil. Suatu pengantar. Jakarta. PT
1996. Manajemen. Jilid 1 RINEKA CIPTA.
(terjemahan) edisi kedelapan, Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu
Erlangga, Jakarta. Pariwisata. Bandung:
Manullang, 2005. Dasar-Dasar Angkasa.
Manajemen, Edisi Keenam. ___________. 1997. Perencanaan dan
Jakarta: Ghalia Indonesia. Pengembangan Pariwisata.
Mill, Robert Cristie, Alih Bahasa Jakarta: PT. Karya Unipress.
Sastro Tribudi. 2000. Tourism ___________. 2003. Tours and Travel
The International Business, edisi Marketing. Jakarta: PT.
bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Raja Grafindo Persada. Skripsi
Agung Ramadhani,P. Analisis
Robert, C.M . 2000. Tourism The Perencanaan Kawasan Pariwisata
International Business (Edisi Danau Buatan Kota Pekanbaru.
Bahasa Indonesia). Jakarta. PT. Pekanbaru. 2015
RajaGrafindo Persada. Marliani. Pengembangan Atraksi
Robbins P,S dan Coulter K,M. 2002. pada Objek Wisata Danau Bandar
Management. Prentice-Hall khayangan Lembah Sari di Kota
International. Pekanbaru. Pekanbaru. 2014
Spillane, James J. 1994. Pariwisata Dokumen
Indonesia: Siasat Ekonomi dan Undang-Undang 23 Tahun 2014
Rekayasa Kebudayaan. Tentang Pemerintahan Daerah.
Yogyakarta. Kanisius. Undang-Undang Republik Indonesia
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Nomor: 10 Tahun 2009 Tentang
Administrasi. Bandung: Kepariwisataan.
Alfabeta. Peraturan daerah Nomor 4 tahun 2004
Suhardi, R. 2008. Sistem Manajemen Tentang Rencana Induk
ISO. Jakarta. Balai Pustaka. Pengembangan Pariwisata Di Daerah
Sukarsa. 1999. Pengantar Pariwisata, Riau
Denpasar, Program Pariwisata Internet
Universitas Udayana. http://id.wikipedia.org/wiki/KotaPekan
Sule Ernietisnawati dan Saefullah baru
Kurniawan, 2008. Pengantar
Manajemen. Jakarta. Kencana
Media Group.

JOM FISIP VOL 3 No. 2 Oktober 2016 Page 15

Anda mungkin juga menyukai