BAB I
PENDAHULUAN
area sumber air dapat dikembangkan menjadi suatu obyek wisata alam
maupun budaya. Namun, pemerintah Kabupaten Banjarnegara hanya
mengelola 2 (dua) obyek wisata, yaitu Taman Rekreasi Marga Satwa
Serulingmas dan Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng. Padahal masih
banyak obyek wisata potensial yang tidak kalah bagusnya dengan obyek
wisata yang lain, seperti Arung Jeram Sungai Serayu, Curug Pitu di
Kecamatan Sigaluh, Curug Sikopel di Kecamatan Pagentan, Waduk Mrica
di antara Kecamatan Bawang dan Wanadadi, Desa Wisata Gumelem dengan
daya tarik bangunan kuno dan batik yang khas.
Tabel 1.1
Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Objek Wisata
di Kabupaten Banjarnegara
Jenis Wisatawan
Asing
Domestik
(Orang)
(orang)
2013
6.116
56.176
62.292
2014
7.360
739.475
746.835
Tahun
Jumlah
Kawasan Dataran Tinggi Dieng jika melalui jalur Banjarnegara juga masih
sangat memprihatinkan, jalanan rusak, sepi, dan minim penerangan. Tak
heran jika wisatawan lebih nyaman berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng
melalui jalur Wonosobo.
Meskipun Kabupaten Banjarnegara terletak di daerah yang strategis,
karena berada di jalan Propinsi Jawa Tengah dan memiliki sejumlah potensi
wisata yang dapat diandalkan, namun sebagian besar obyek wisata belum
tergarap secara maksimal karena terbentur dengan masalah modal untuk
pembangunan. Buruknya pengelolaan wisata di Kabupaten Banjarnegara
dapat dilihat dari keadaan sarana dan prasarana obyek wisata yang masih
belum lengkap dan tidak terawat sehingga kurang menarik bagi wisatawan
maupun investor.
Selain peran pemerintah, peran masyarakat sekitar juga sangat
dibutuhkan untuk mengembangkan obyek wisata. Jika pemerintah
kabupaten dan masyarakat tidak mampu mengembangkan obyek wisata
yang potensial, sudah seharusnya Pemerintah Kabupaten untuk mencari dan
membujuk para investor supaya bersedia berinvestasi di sektor pariwisata di
Kabupaten Banjarnegara, mengingat potensi yang dimiliki Kabupaten
Banjarnegara di sektor pariwisata yang sangat menjanjikan.
Potensi kepariwisataan di daerah Banjarnegara belum memiliki daya
tarik yang cukup kuat bagi wisatawan maupun bagi para investor,
dikarenakan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara masih kurang
mempromosikan obyek wisata yang masih belum dikenal masyarakat. Hal
lainnya, yaitu:4
Fokus Nilai. Evaluasi berbeda dengan pemantauan,
dipusatkan pada penilaian menyangkut keperluan atau
nilai dari sesuatu kebijakan dan program.
10
b.
c.
d.
11
12
13
Commision, 1999)
Daya saing daerah dapat didefinisikan sebagai
kemampuan para anggota konstituen dari suatu daerah
untuk melakukan tindakan dalam memastikan bahwa
bisnis yang berbasis di daerah tersebut menjuual
tingkat nilai tambah yang tinggi dalam persaingan
internasional, dapat dipertahankan oleh aset dan
institusi di daerah tersebut, dan karenanya
menyumbang pada peningkatan PDB dan distribusi
kesejahteraan lebih luas dalam masyarakat,
menghasilkan standar hidup yang tinggi, serta
virtuous cycle dampak pembelajaran (Charles dan
Benneworth, 2000)
Daya saing perkotaan (urban Competiveness)
merupakan kemampuan suatu daerah perkotaan untuk
memproduksi dan memasarkan produk-produknya
yang serupa dengan produk dari daerah perkotaan
14
15
16
17
18
19
akan mudah memahami apa yang terjadi dan apa yang harus
dilakukan.
c. Conclution Drawing yang berarti bahwa dari awal pengumpulan
data peneliti harus mengerti apa arti dari hal-hal yang ditelitinya,
dengan cara pencatatan peraturan, pola-pola, pernyataan
konfigurasi yang mapan dan arahan sebab akibat sehingga
memudahkan dalam pengambilan kesimpulan.
Tiga komponen analisis data di atas membentuk interaksi dengan
proses pengumpulan yang berbentuk siklus8. Adapun siklus analisis
data sebagai berikut :
Siklus Analisis Data
Pengumpulan
data
Data
Data Display
Reduction
20
DAFTAR PUSTAKA
21